Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL AGROTEKNOS Nopember 2014

Vol. 4 No. 3. Hal 167-173


ISSN: 2087-7706

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI, KAKAO,


DAN JAMBU METE DI KECAMATAN MORAMO UTARA
KABUPATEN KONAWE SELATAN

Evaluation of Land Fitness for Crop of Coffee, Cocoa, and Cashew


in District North Moramo, South Konawe
M. TUFAILA1) , ALIYAMAN, SAHTA GINTING DAN SYAMSU ALAM *)
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT
This study aimed to determine the level of land suitability for cultivation of coffee,
cocoa and cashew on the Experimental Farm of Halu Oleo University in the District of North
Moramo, South Konawe. The method used in this research was the method of soil survey
aimed to obtain data on soil characteristics. Land suitability evaluation was done by using
the method of matching between the land characteristics and the eligibility criteria to grow
crops that will be developed. Results on actual land suitability for coffee crop was quite
suitable (S2) with a land area of 149.6 ha, marginally suitable (S3) with total area of 101.06
ha and not suitable (N) with 3.01 ha land area; whereas for cocoa and cashew plants was
marginally suitable (S3) with total area of 246.21 ha and not suitable (N) with 7.46 ha land
area. Potentially, coffee plants were quite suitable (S2) with a land area of 213.65 ha,
marginally suitable (S3) with a land area of 37.01 ha and not suitable (N) with 3.01 ha land
area; cocoa plants were marginally suitable (S3) with a land area of 250.76 ha and not
suitable (N) with 3.01 ha land area while cashew plants were quite suitable (S2) with a land
area of 246.21 ha, marginally suitable (S3) with 4.45 ha land area and not suitable (N) with
3.01 ha land area. Factors limiting plant growth were rainfall, air temperature, air humidity,
soil depth, slope and erosion. Management action carried out for the limiting factors erosion
and slope was by land conservation, for the limiting factor of rainfall was by irrigation
system settings and no management actions coul be done for the limiting factors of air
temperature, humidity and soil depth because the limiting factors are permanent.
Keyw or ds: Cashew , cocoa , coffee, soil char acter istics, land suitability

Tanaman kopi, kakao dan jambu mete


1PENDAHULUAN mer upakan komoditas per kebunan yang
memiliki andil cukup penting ter hadap
Kecamatan Mor amo Utar a mer upakan
per tumbuhan per ekonomian bangsa
salah satu wilayah di Kabupaten Konawe
Indonesia, khususnya sebagai sumber
Selatan yang mer upakan pemekar an dari
pendapatan dan devisa negar a. Menur ut
Kecamatan Mor amo. Kecamatan Mor amo
Setiaw an et al. (2011) komoditas kopi
Utar a sebagai w ilayah pemekar an masih
mer upakan salah satu sub sektor per tanian
memiliki potensi sumber daya lahan yang
yang mempunyai andil cukup penting sebagai
per lu dioptimalkan penggunaannya, ter masuk
penghasil devisa ketiga setelah kayu dan
di dalamnya Kebun Per cobaan Universitas
kar et. Selain kopi, komoditas per kebunan yang
Halu Oleo (UHO) yang ber potensi untuk
memiliki peranan cukup penting ter hadap
pengembangan kaw asan per tanian khususnya
per ekonomian nasional adalah kakao (Tufaila,
pengembangan komoditas per kebunan seper ti
2013; Safuan et al., 2013; Syaf et al., 2011).
kopi, kakao dan jambu mete.
Menur ut Dir ektor at Jender al Per kebunan
(2010) Produksi kakao Indonesia pada tahun
2010 mengalami peningkatan dari 809.583
*) Alamat korespondensi: ton pada tahun 2009 menjadi 844.626 ton.
Email : alamhaluoleo@gmail.com
168 TUFAILA ET AL. J. AGROTEKNOS

Tar get produksi kakao ini sebenar nya jauh diper lukan beber apa per syar atan seper ti
dar i ideal, jika dibandingkan dengan luas adanya kesesuaian dalam pemilihan
lahan per kebunan kakao di Indonesia yang komoditas unggulan pada suatu w ilayah
sudah mencapai 1,5 juta ha. Dengan luas lahan pengembangannya, adanya potensi
sebesar itu sehar usnya Indonesia mampu sumber daya wilayah ber upa lahan,
menghasilkan kakao sebanyak 1 juta ton tiap agr oklimat, tenaga ker ja, sarana maupun
tahunnya (Liyanda et al., 2012). Disamping itu, pr asarana sosial ekonomi ser ta kondisi sosial
pengembangan komoditas jambu mete juga ekonomi dan budaya masyar akat.
ber langsung dengan cepat, pada tahun 2003, Ber dasar kan hal ter sebut, untuk dapat
luas ar eal jambu mete telah mencapai 581.641 memanfaatkan lahan secar a tepat dan
ha dengan produksi 112.509 ton (Dar as, ber kesinambungan ser ta untuk menghindari
2007). Meskipun luas areal ter us meningkat, r esiko penurunan pr oduktifitas lahan akibat
pr oduktivitas jambu mete Indonesia masih penggunaan yang tidak sesuai, maka
r endah (200-350 kg ha-1), jauh di baw ah India diper lukan pendekatan evaluasi kesesuaian
atau Vietnam yang masing-masing mencapai lahan terhadap Kebun Per cobaan Univer sitas
1.000 dan 800 kg ha-1 (Chau, 1998 dalam Halu Oleo di Kecamatan Mor amo Utar a
Dar as 2007). Kabupaten Konaw e Selatan agar dalam
Pemanfaatan lahan sebagai sumber daya pemanfaatannya lebih pr oduktif dan
alam, khususnya dalam pengembangan suatu ber kelanjutan.
komoditas per tanian per lu Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
memper timbangkan aspek-aspek kelestar ian kesesuaian lahan untuk pengembangan
lingkungan dan har us sesuai dengan tingkat tanaman kopi, kakao dan jambu mete di
kesesuaian dan potensi lahan tersebut Kebun Per cobaan Universitas Halu Oleo yang
(Cotching dan Kidd, 2010; Har djow igeno dan ber ada di Kecamatan Mor amo Utar a
Widiatmaka, 2007). Lahan sebagai sumber Kabupaten Konaw e Selatan.
daya alam yang ter diri atas tanah dan kondisi
lingkungannya, mempunyai keter batasan BAHAN DAN METODE
dalam pemanfaatannya, sehingga diper lukan
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
suatu per encanaan yang matang dalam
Per cobaan Univer sitas Halu Oleo yang ter letak
penggunaannya agar dapat dimanfaatkan
di Desa Lambuea Kecamatan Mor amo Utar a
secar a tepat dan ber kesinambungan (Ashr af
Kabupaten Konaw e Selatan Pr ovinsi Sulaw esi
dan Normohammadan, 2011; Lehmann dan
Tenggar a. Analisis tanah dilaksanakan di
Stahr , 2010). Menur ut Masganti et al. (2013),
Labor ator ium Agr oteknologi Fakultas
untuk menjaga lahan dar i degr adasi maka
Per tanian Univer sitas Halu Oleo. Bahan yang
salah satu str ategi yang har us dilakukan
digunakan dalam penelitian ini adalah peta
adalah menggunakan/ memanfaatkan lahan
ker ja lapang, ker tas label, lakban, tali r afiah,
sesuai dengan kemampuan dan
kantong plastik, dan data iklim wilayah
kesesuaiannya.
Mor amo, ser ta bahan-bahan kimia yang
Penentuan kesesuaian lahan dengan
diper lukan untuk analisis tanah di
per syar atan tumbuhnya tanaman sangat
labor atorium. Alat yang digunakan dalam
diper lukan ter utama dalam per encanaan
penelitian ini adalah GPS (Global Positioning
pengembangan komoditas per tanian (Boix
System), kompas, klinometer , bor tanah, pisau
dan Zinck, 2008; Tjokr okusumo, 2002)
lapang, pacul, sekop, tali ukur , jar um pentul,
khususnya bidang per kebunan seper ti kopi,
r oll meter , buku munsell soil-colour char ts,
kakao dan jambu mete. Hal ini penting kar ena
kar tu deskripsi bor dan pr ofil, ring sampel,
untuk mengetahui potensi pengembangan
kamer a digital dan alat tulis menulis ser ta
tanaman per kebunan sangat diper lukan
per alatan laboratorium.
pew ilayahan komoditas ber dasar kan kelas
Metode yang digunakan dalam penelitian
kekesuaian lahan sehingga tanaman ter sebut
ini adalah metode sur vei tanah untuk
mampu tumbuh selar as dengan iklim dan
mendapatkan data karakter istik tanah dan
kondisi lahan yang ada (Makabor ang et al.,
tingkat pengelolaannya. Pengamatan
2009).
kar akter istik tanah dilakukan melalui
Babalola et al. (2011) menyatakan bahw a
pemboran tanah dengan menggunakan
untuk pengembangan suatu komoditas
Vol. 4 No.3, 2014 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi, Kakao, dan Jambu Mete 169

metode gr id setiap 100 m. Pembor an ber ada di sekitar daer ah khatulistiw a dengan
dilakukan sedalam 120 cm atau sampai bahan dua musim yaitu musim hujan dan musim
induk untuk kedalaman tanah kurang dar i 120 kemar au. Musim hujan ter jadi akibat adanya
cm. Ber dasar kan hasil pengamatan pembor an angin muson bar at yang ber tiup dari
dilakukan pengelompokan sifat-sifat yang Samudera Hindia yang mengandung banyak
sama untuk menentukan satuan lahan, yang uap air sehingga cur ah hujan yang ter jadi
selanjutnya dijadikan sebagai lokasi cukup tinggi dan hampir mer ata setiap
pengamatan profil. Pembuatan pr ofil tanah bulannya. Musim kemar au ter jadi karena
dilakukan pada setiap satuan lahan pew akil adanya angin muson timur yang ber tiup dari
dengan kedalaman 150-200 cm atau sampai Dar atan Austr alia dan melewati pulau-pulau
lapisan bahan induk. Pengamatan pr ofil besar yang sifatnya ker ing dan kur ang
dilakukan berdasar kan kar tu deskr ipsi profil mengandung uap air sehingga cur ah hujan
tanah yang disusun oleh Tufaila dan Alam cenderung r endah. Curah hujan r ata-rata
(2013) untuk mendeskr ipsikan kar akteristik tahunan di w ilayah cakupan stasiun cur ah
mor fologi tanah, khususnya yang menjadi hujan Mor amo dar i tahun 2003 – 2012 yaitu
kr iter ia dalam penilaian kesesuaian lahan. 2.232,5 mm. Ber dasar kan hasil tabulasi suhu
Pengambilan contoh tanah dilakukan secar a dan kelembaban udar a stasiun Klimatologi
komposit untuk penilaian sifat kimia, fisika, Wolter Monginsidi, Kebun Per cobaan
dan kesubur an tanah. Universitas Halu Oleo Kecamatan Mor amo
Kar akteristik tanah yang diamati pada Utar a memiliki r ata-r ata kelembaban udar a
penelitian ini yaitu ler eng, dr ainase, tahunan sebesar 80,77% dan suhu r ata-r ata
kedalaman tanah, bahaya er osi, bahaya banjir , tahunan 26,8 0C. Ber dasar kan sistem
tekstur , C-or ganik, kapasitas tukar kation, Klasifikasi Oldeman (BB = CH r ata-rata >200
kejenuhan basa, pH, K2O, dan P2O5. Evaluasi mm Bulan -1; BK = CH rata-r ata < 100 mm
kesesuaian lahan dilakukan dengan Bulan -1), iklim di w ilayah cakupan stasiun
menggunakan metode pencocokan (matching) cur ah hujan Moramo ter golong tipe
antar a kar akteristik lahan dengan kr iter ia agr oklimat C, yaitu mempunyai 6 bulan basah
per syar atan tumbuh tanaman (Djaenuddin et (BB) yaitu Januari-Febr uar i-Mar et-Apr il,-Mei-
al., 2011; Balai Penelitian Tanah, 2003) yang Juni; dan 3 bulan kering (BK) yaitu bulan
diusahakan yaitu tanaman kopi, kakao dan Agustus-September -Oktober . Menur ut sistem
jambu mete. klasifikasi Schmidth-Fergusson (BB = CH >
100 mm Bulan -1; BK = CH < 60 mm Bulan -1),
HASIL DAN PEMBAHASAN bahw a di wilayah cakupan stasiun cur ah hujan
Mor amo ter golong tipe iklim A, yaitu terdapat
Keadaan Iklim Lokasi Penelitian. Daerah
9 bulan basah (BB) dan 1 bulan ker ing (BK).
penelitian dipengar uhi oleh iklim tr opis yang

Tabel 1. Kar akter istik fisik dan mor fologi tanah Kebun Per cobaan UHO di Kecamatan Mor amo Utar a
Kabupaten Konaw e Selatan
Kar akter istik fisik dan mor fologi tanah
Unit Luas Per sen
Kedalaman Batuan Bahaya Ler eng
Lahan Tekstur Dr ainase Er osi (ha) (%)
Tanah Per mukaan banjir (%)
1 CL Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada F0 0-8 7,27 3
2 CL Baik Dalam Sangat rendah Tidak ada F0 0-8 38,51 15
3 L Sedang Sedang Sangat rendah Sedikit F0 0-8 37,01 15
4 CL Baik Dalam Rendah Tidak ada F0 8-15 16,69 7
5 SiL Baik Dalam Rendah Tidak ada F0 8-15 87,13 34
6 CL Sedang Dalam Sedang Tidak ada F0 15-30 5,85 2
7 SiL Sedang Dalam Sedang Tidak ada F0 15-30 53,75 21
8 CL Agak cepat Dalam Ber at Tidak ada F0 30-40 4,45 2
9 CL Agak cepat Dangkal Ber at Tidak ada F0 30-40 3,01 1
Keter angan : CL (lempung ber liat), L (lempung), SiL (lempung ber debu), Dalam ( kedalaman >75 cm),
Sedang (kedalaman 50-75 cm), Dangkal (kedalaman 25-50 cm), Tidak ada (<1%), sedikit ( 1-
3%), F0 (tidak ada genangan)
170 TUFAILA ET AL. J. AGROTEKNOS

Tabel 2. Kar akter istik kimia tanah Kebun Per cobaan UHO di Kecamatan Mor amo Utar a Kabupaten
Konaw e Selatan
Kar akter istik kimia tanah
Luas Per sen
Unit Lahan P2O5 K2 O KTK KB C-or ganik
pH H2 O (ha) (%)
(mg 100 g-1) (mg 100 g-1) (cmol kg-1) (%) (%)
1 5,8 35 36 18,84 42 3,08 7,27 3
2 5,6 38 20 33,02 27 2,85 38,51 15
3 5,5 39 22 33,68 29 2,10 37,01 15
4 5,5 13 24 37,89 12 2,60 16,69 7
5 5,6 37 16 27,84 59 1,77 87,13 34
6 5,3 33 21 32,80 20 2,82 5,85 2
7 5,9 31 33 36,42 34 1,62 53,75 21
8 5,6 37 17 36,57 33 2,09 4,45 2
9 5,8 41 25 27,84 29 2,54 3,01 1

Karakteristik Fisik dan Morfologi menggunakan metode pencocokan


Tanah. Kar akteristik fisik dan morfologi (matching) antar a persyar atan tumbuh
tanah yang diamati pada setiap unit lahan tanaman yang diusahakan yang ada dalam
(UL) di w ilayah penelitian adalah tekstur, kr iter ia kelas kesesuaian lahan dengan
dr ainase, kedalaman tanah, batuan kar akter istik lahan pada masing-masing
per mukaan, ler eng, tingkat bahaya er osi, unit lahan yang ada di lokasi penelitian
dan tingkat bahaya banjir . Hasil (Djaenudin et al., 2011). Adapun tanaman
pengamatan karakter istik fisik dan yang dievaluasi dalam penelitian ini
mor fologi tanah secar a lengkap disajikan meliputi kopi r obusta, kakao dan jambu
pada Tabel 1. mete. Penilaian kesesuaian lahan dilakukan
Karakteristik Kimia Tanah. Sifat kimia melalui dua tahapan yaitu dinilai untuk
tanah yang diamati pada setiap unit lahan kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual)
(UL) di w ilayah penelitian adalah r eaksi dan setelah diadakan perbaikan (kesesuaian
tanah (pH), C-Or ganik, kapasitas tukar lahan potensial) (Ritung et al., 2007). Hasil
kation (KTK), kalium (K2O), fosfor (P2O5), evaluasi kesesuaian lahan aktual dan
dan kejenuhan basa (KB). Hasil pengamatan potensial Kebun Percobaan Univer sitas Halu
kar akter istik kimia tanah secar a lengkap Oleo di Kecamatan Moramo Utara secar a
disajikan pada Tabel 2. lengkap disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Evaluasi Kesesuaian Lahan. Evaluasi
kesesuaian lahan dilakukan dengan

Tabel 3. Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi, kakao dan jambu mete di Kebun Per cobaan UHO
Kecamatan Mor amo Utar a Kabupaten Konaw e Selatan

Unit Kesesuaian Lahan Aktual


Luas (ha) Persen (%)
Lahan Kopi Kakao Jambu mete
1 S2tc,wa S3wa S3wa 7,27 3
2 S2tc,wa S3wa S3wa 38,51 15
3 S3rc S3wa,rc S3wa,rc 37,01 15
4 S2tc,wa,nr,eh S3nr,wa S3wa 16,69 7
5 S2tc,wa,eh S3wa S3wa 87,13 34
6 S3eh S3nr,wa,eh S3wa,eh 5,85 2
7 S3eh S3eh,wa S3wa,eh 53,75 21
8 S3eh,oa N-eh N-eh 4,45 2
9 N-rc N-eh,rc N-rc,eh 3,01 1
Keter angan : S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai mar ginal), N (tidak sesuai), tc
(temper atur ), w a (keter sediaan air ), oa (keter sediaan oksigen), r c (media per akar an), eh
(bahaya er osi)
Vol. 4 No.3, 2014 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi, Kakao, dan Jambu Mete 171

Tabel 4. Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi, kakao dan jambu mete di Kebun Per cobaan
UHO Kecamatan Mor amo Utar a Kabupaten Konaw e Selatan

Unit Kesesuaian Lahan Potensial


Luas (ha) Persen (%)
Lahan Kopi Kakao Jambu mete
1 S2tc,wa S3wa S2wa 7,27 3
2 S2tc,wa S3wa S2wa 38,51 15
3 S3rc S3wa,rc S3rc 37,01 15
4 S2tc,wa S3wa S2wa 16,69 7
5 S2tc,wa S3wa S2wa 87,13 34
6 S2tc,wa,eh S3wa S2wa,eh 5,85 2
7 S2tc,wa,eh S3wa S2wa,eh 53,75 21
8 S2tc,wa,eh,oa S3eh,wa S3eh 4,45 2
9 N-rc N-rc N-rc 3,01 1
Keter angan : S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai mar ginal), N (tidak sesuai), tc
(temper atur ), w a (keter sediaan air ), oa (keter sediaan oksigen), r c (media per akar an), eh
(bahaya er osi)

Kopi (Coffea caephora). Ber dasar kan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 3 dan Tabel
evaluasi kesesuaian tanaman kopi pada Kebun 4 diperoleh bahw a, secar a aktual tanaman
Per cobaan UHO di Kecamatan Moramo Utar a kakao sesuai mar ginal (S3) untuk
Kabupaten Konaw e Selatan sebagaimana dikembangkan pada unit lahan 1, 2, 3, 4, 5, 6
disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4 diper oleh dan 7 dengan luas lahan 246,21 ha atau 97%
bahw a, secar a aktual tanaman kopi cukup dar i total luas lahan dan faktor pembatas
sesuai (S2) untuk dikembangkan pada unit ber upa kelembaban udar a dan tidak sesuai
lahan 1, 2, 4 dan 5 dengan luas lahan 149,6 ha (N) pada unit lahan 8 dan 9 dengan luas lahan
atau 59% dari total luas lahan dengan faktor 7,46 ha atau 3% dari total luas lahan dengan
pembatas temper atur udar a dan kelembaban faktor pembatas ler eng yang cur am (30-40%)
udar a, sesuai mar ginal (S3) untuk dan kedalaman tanah yang dangkal. Secara
dikembangkan pada unit lahan 3, 6, 7 dan 8 potensial, kelas kesesuaian lahan tanaman
dengan luas lahan 101,06 ha atau 40% dari kakao tetap tidak mengalami peningkatan
total luas lahan dengan faktor pembatas yaitu kelas kesesuaian sesuai mar ginal (S3)
kedalaman tanah dangkal, ler eng agak cur am pada unit lahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 ser ta
sampai cur am, dan dr ainase tanah agak cepat, tidak sesuai (N) pada unit lahan 9 kar ena
ser ta tidak sesuai (N) pada unit lahan 9 faktor pembatas bersifat per manen sehingga
dengan luas lahan 3,01 ha atau 1% dar i total tidak dapat dilakukan upaya per baikan.
luas lahan dengan faktor pembatas kedalaman
tanah yang dangkal. Secar a potensial apabila Jambu mete (Anacardium occidentale
dilakukan upaya per baikan ber upa pener apan L.). Ber dasar kan hasil evaluasi kesesuaian
teknik konser vasi tanah dan air ser ta tanaman jambu mete pada Kebun Per cobaan
per baikan dr ainase, tanaman kopi cukup UHO di Kecamatan Mor amo Utar a Kabupaten
sesuai (S2) untuk dikembangkan pada unit Konaw e Selatan sebagaimana disajikan pada
lahan 1, 2, 4, 5, 6, 7 dan 8 dengan luas lahan Tabel 3 dan Tabel 4 diper oleh bahw a, secar a
213,65 ha atau 84% dar i total luas lahan, aktual tanaman jambu mete sesuai mar ginal
sesuai mar ginal (S3) untuk dikembangkan (S3) pada unit lahan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
pada unit lahan 3 dengan luas lahan 37,01 ha dengan luas lahan 246,21 ha atau 97% dari
atau 15% dar i total luas lahan dan tetap tidak total luas lahan dengan faktor pembatas
sesuai (N) pada unit lahan 9 dengan luas lahan ber upa keter sediaan air , ser ta tidak sesuai (N)
3,01 ha atau 1% dar i total luas lahan. pada unit lahan 8 dan 9 dengan luas lahan
7,46 ha atau 3% dari total luas lahan dengan
Kakao (Teobrema cacao L.). Ber dasar kan faktor pembatas ler eng yang cur am (30-40%)
hasil evaluasi kesesuaian tanaman kakao pada dan kedalaman tanah yang dangkal. Secara
Kebun Per cobaan UHO di Kecamatan Mor amo potensial apabila dilakukan upaya per baikan
Utar a Kabupaten Konaw e Selatan ber upa pengaturan sistem pengairan (irigasi)
172 TUFAILA ET AL. J. AGROTEKNOS

dan pener apan teknik konser vasi tanah dan dan tidak sesuai (N) pada unit lahan 9
air , tanaman jambu mete dapat dinaikkan dengan luas lahan 3,01 ha atau 1%.
kelasnya menjadi cukup sesuai (S2) pada unit 2. Tanaman kakao sesuai mar ginal (S3) untuk
lahan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dengan luas lahan dikembangkan pada unit lahan 1, 2, 3, 4, 5,
246,21 ha atau 97% dar i total luas lahan, 6, 7 dan 8 dengan luas lahan 250,66 ha
sesuai mar ginal (S3) pada unit lahan 8 dengan atau 99% dan tidak sesuai (N) untuk
luas lahan 4,45 ha atau 2 % dar i total lahan, dikembangkan pada unit lahan 9 dengan
ser ta tetap tidak sesuai (N) pada unit lahan 9 luas lahan 3,01 ha atau 1 %.
dengan luas lahan 3,01 ha atau 1% dar i total 3. Faktor penghambat per tumbuhan tanaman
luas lahan. yaitu cur ah hujan, temper atur udar a,
kelembaban udar a, kedalaman tanah dan
Tindakan Pengelolaan. Tindakan kemir ingan ler eng.
pengelolaan lahan di w ilayah penelitian 4. Tindakan pengelolaan yang dapat
ditujukan ter utama terhadap faktor -faktor dilakukan untuk mengatasi faktor
pembatas yang menjadi penghambat bagi penghambat per tumbuhan tanaman pada
per tumbuhan tanaman (Selassie et al., 2014). Kebun Per cobaan UHO di Kecamatan
Ber dasar kan hasil klasifikasi kesesuaian lahan, Mor amo Utar a Kabupaten Konaw e Selatan
yang menjadi faktor penghambat bagi meliputi pener apan teknik konser vasi
per tumbuhan tanaman yang ter dapat pada tanah dan air , pengatur an sistim
Kebun Per cobaan UHO di Kecamatan Mor amo pengair an (ir igasi) dan menanam tanaman
Utar a Kabupaten Konaw e Selatan meliputi yang per akar annya dangkal khusus pada
iklim yaitu temper atur , cur ah hujan dan tanah-tanah dengan solum dangkal.
kelembaban udar a ser ta kar akteristik tanah
ber upa ler eng, dr ainase, bahaya er osi dan DAFTAR PUSTAKA
kedalaman tanah.
Ashr af S, Nor mohammadan B. 2011. Qualitative
Iklim merupakan faktor pembatas yang evaluation of land suitability for w heat in
sangat sulit untuk diperbaiki kar ena bersifat Nor theast-Ir an using FAO methods. Indian
per manen (Widiatmaka et al., 2014) Jour nal of Science and Technology, 4(6):703-
sedangkan faktor pembatas kar akteristik 707.
tanah dapat diper baiki dengan tindakan
Babalola TS, Oso T, Fasina AS, Godonu K. 2011.
pengelolaan konser vasi tanah meliputi Land evaluation studies of tw o w etland soils in
pembuatan ter as, penanaman menur ut Niger ia. Inter national Resear ch Jour nal of
kontur , dan penanaman tanaman penutup Agr icultur al Science and Soil Science, 1(6):193-
tanah untuk mencegah laju er osi pada lahan- 204.
lahan yang kelas ler engnya agak mir ing,
Balai Penelitian Tanah. 2003. Petunjuk Teknis
miring sampai agak cur am, namun ini Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian.
membutuhkan biaya yang tinggi. Alter natif Balai Penelitian Tanah. Bogor .
lain yang dapat dilakukan adalah menanam
Boix LR, Zinck JA. 2008. Land-Use planning in the
tanaman yang per akar annya dangkal untuk
Chaco Plain (Bur r uyacu´, Ar gentina). Par t 1:
tanah-tanah bersolum dangkal seper ti
Evaluating land-use options to suppor t cr op
tanaman semusim dan sayur -sayur an. diver sification in an agr icultur al fr ontier ar ea
using physical land evaluation. Envir onmental
SIMPULAN Management, 42:1043-1063.
Ber dasar kan hasil penelitian yang telah Cotching WE, Kidd DB. 2010. Soil quality
dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai evaluation and the inter action w ith land use
ber ikut : and soil or der in Tasmania, Austr alia.
1. Tanaman kopi dan jambu mete cukup Agr icultur e, Ecosystems and Envir onment,
sesuai (S2) untuk dikembangkan pada unit 137:358-366.
lahan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 dengan luas Dar as U. 2007. Str ategi dan inovasi teknologi
lahan 213,65 ha atau 84%, sesuai mar ginal peningkatan pr oduktivitas jambu mete di Nusa
(S3) untuk dikembangkan pada unit lahan Tenggar a. Jur nal Litbang Per tanian, 26(1):25-
8 dengan luas lahan 37,01 ha atau 15% 34.
Vol. 4 No.3, 2014 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi, Kakao, dan Jambu Mete 173

Djaenudin D, Mar w an, Subagio H, Hidayat A. 2011. Safuan L, Kandar i AM, Natsir M. 2013. Evaluasi
Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk kesesuaian lahan tanaman kakao ( Theobrema
Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang cacao L.) ber dasar kan analisis data iklim
Sumber daya Lahan Per tanian, Badan Litbang menggunakan aplikasi sistem infor masi
Per tanian. Bogor . geogr afis. Jur nal Agr oteknos, 3(2):80-85.
Hanafiah KA. 2010. Ilmu Tanah. PT. Raja Gr afindo Selassie YG, Ayalew G, Elias E, Getahun M. 2014.
Per sada. Jakar ta. Soil char acter ization and land suitability
evaluation to cer eal cr ops in Yigossa
Har djow igeno S, Widiatmaka. 2007. Kesesuaian
Water shed, Nor thw ester n Ethiopia. Jour nal of
Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan.
Agr icultur al Science, 6(5):199-206.
Gadjahmada Univer sity Pr ess. Yogyakar ta.
Setiaw an E, Pr ihar tini I, Nugr aha S. 2011. Evaluasi
Ritung S, Wahyunto, Agus F, Hidayat H. 2007.
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi dan
Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan
Kar et di Daer ah Alir an Sungai Jambangan
Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan
Kabupaten Kar anganyar . Univer sitas Neger i
Kabupaten Aceh Barat. Balai Penelitian Tanah
Sur akar ta. Sur akar ta.
dan Wor ld Agr ofor estr y Centr e (ICRAF). Bogor .
Syaf H, Ar ifin M, Sur iadikusumah A, Har r yanto R.
Lehmann A, Stahr K. 2010. The potential of soil
2011. Klasifikasi kesesuaian lahan kakao
functions and planner -or iented soil evaluation
menggunakan faktor pembatas maksimum di
to achieve sustainable land use. J Soils
Kabupaten Kolaka. Jur nal Agr oteknos,
Sediments, 10:1092-1102.
1(3):127-134.
Liyanda M, Kar im A, Abubakar Y. 2012. Analisis
Tufaila M, Alam S. 2013. Panduan Survey Tanah.
kr iter ia kesesuaian lahan ter hadap pr oduksi
Fakultas Per tanian. Univer sitas Halu Oleo.
kakao pada tiga klaster pengembangan di
Kendar i.
Kabupaten Pidie. Jur nal Agr ista, 16(2):62-79.
Tufaila, M., 2013. Potensi tanah ber bahan induk
Makabor ang M, Goenadi S, Hadi P. 2009.
ultr amafik untuk pengembangan kakao di
Optimalisasi penggunaan lahan ber dasar kan
Kabupaten Konaw e Utar a, Sulaw esi Tenggar a.
kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan
Pr osiding Simposium Nasional Ekonomi Kakao,
tanaman per kebunan (Studi Kasus : Kabupaten
Kendar i 11-12 Febr uar i 2013:153-160.
Sumba Timur Pr ovinsi Nusa Tenggar a Timur ).
Jur nal Agr itech, 29(4):188-197. Tjokr okusumo SW. 2002. Kelas kesesuaian lahan
sebagai dasar pengembangan per tanian r amah
Masganti J, Bar us, Hafif B. 2013. Zoning r ur al ar ea
lingkungan di daer ah alir an sungai. Jur nal
for the development of annual plants.
Teknologi Lingkungan, 3(2):36-143.
Inter national Jour nal on Advanced Science
Engineer ing Infor mation Technology, 3(1):33- Widiatmaka, Sutandi A, Isw andi A, Dar as U, Hikmat
37. M, Kr isnohadi A. 2014. Establishing land
suitability cr iter ia for cashew ( Anacardium
Ramli M, Syaifuddin, Baja S. 2009. Analisis sebar an
occidentale L.) in Indonesia. Applied and
spasial kar akter istik lahan di Kabupaten
Envir onmental Soil Science, 2014:1-14.
Pangkajene Sulaw esi Selatan. Jur nal Agr isistem,
5(2):102-112.
Rayes ML. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya
Lahan. Pener bit Andi. Yogyakar ta.

You might also like