Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 16
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERSETUJUAN SITEPLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa meningkatnya perkembangan kawasan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Bondowoso memerlukan pengaturan dan pengendalian agar terwujud lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang layak, nyaman, aman, tertib dan produktif; b. bahwa pengaturan dan pengendalian perumahan dan kawasan permukiman dipandang efektif melalui pemberianizin pembangunan — perumahan dan persetujuan siteplan dengan mengacu pada arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan rencana rincinya, serta ketentuan perencanaan permukiman dan perancangan tapak sesuai ketentuan perundangan; c, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Izin Pembangunan Perumahan dan Persetujuan Siteplan; Mengingat ; 1, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentan Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960, Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 3.Undang-Undang... — PARA KOORDINAST ___ 1 Kepala 10. ll. 12, Kepala Kepala BAPPEDA, a a ic Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 _ tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 _ tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis—_Izin Mendirikan Bangunan Gedung; Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dengan Hunian Berimbang; 13.Peraturan. = PARAF ROORDINAS Menetapkan : Kepala | _BAPPEDA Kepala BMCK | Kepala KP2T | Kepala POL PP —en [ee |e [A Bi 13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Beri Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 14,Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 4 Tahun 1997 tentang Izin Bangunan Dalam Kabupaten Daerah ‘Vingkat I Bondowoso (Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Tahun 1998 Seri B Nomor 2/B); 15.Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011-2031 (Lembaran Dacrah Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 Nomor Seri Vi 16.Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 36 Tahun 2013 tentang Izin Prinsip (Berita Daerah Tahun 2013 Nomor 36); 17.Peraturan Bupati Bondowoso Nomor 38 Tahun 2013 tentang Izin Mendirikan Bangunan (Berita Daerah Tahun. 2013 Nomor 38); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG 1ZIN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERSETUJUAN SITEPLAN. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: Bupati adalah Bupati Bondowoso. Kabupaten adalah Kabupaten Bondowoso. Daerah adalah Kabupaten Bondowoso. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bondowoso. 5. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnya disingkat KP2T adalah Kantor Pelayanan Perizinan ‘Terpadu Kabupaten Bondowoso 6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah _ yang sclanjutnya disingkat Bappeda adalah ~— Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bondowoso. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 8. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah penjabaran dari RTRW Kabupaten ke dalam rencana yang lebih rinci sebagai arahan pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan strategis. 9.Rencana... ~__PARAF KOORDINAS| Kepala BAPPED) t __PARAF KOORDING 9. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatu. kawasan untuk — mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana umum dan panduan rancangan, rencana investigasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman _pengendalian pelaksanaan. 10. Siteplan atau rencana tapak adalah hasil perencanaan pemetakan lahan berisi pengaturan ruang yang akan menampung aktivitas kegiatan yang direncanakan 11.Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang membentuk jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih _ bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 12. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan reni tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya 13. Pengendalian pemanfaatan runag adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan 14. Persetujuan Prinsip atau izin prinsip adalah izin yang diberikan oleh Kepala SKPD yang membidangi perizinan untuk memulai kegiatan penanaman modal di bidang, usaha tertentu yang memerlukan perizinan pemanfaatan ruang. 15.Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 16.Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman. 17. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang, terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana dan utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan dan kawasan perd 18. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang, dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. 19, Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya 20.Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. ana an. 21.Rumah... Tepanwcx | report | seal rOLeP | AAG UM 5 21.Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan. 22.Ruko adalah kumpulan bangunan yang umumnya bertingkat antara dua hingga lima lantai, di mana lantai- lantai bawahnya digunakan sebagai tempat usaha penjualan (toko) dan lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. 23. Rukan adalah sejenis ruko yang lantai-lantai bawahnya digunakan sebagai tempat usaha jasa perkantoran dan lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. 24.Kios adalah bangunan tempat usaha yang sederhana dengan luasan minimal. 25.Kios deret adalah bangunan yang terdiri dari lebih dari satu kios yang berjajar. 26.Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas kendaraan dan orang. 27. Ruang manfaat jalan yang selanjutnya disingkat rumaja adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan dan digunakan untuk badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. 28. Ruang milik jalan disebut juga Right of Way disingkat ROW yang selanjutnya disebut rumija adalah ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar manfaat jalan yang diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, penambahan jalur lalu lintas di masa datang serta kebutuhan ruengan untuk pengamanan jalan dan dibatasi oleh lebar, kedalaman dan tinggi tertentu. 29.Ruang pengawasan jalan yang selanjutnya disingkat ruwasja adalah ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu pandangan bebas pengemudi, konstruksi jalan, dan fungsi jalan. 30. Kavling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk rumah sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan dan lingkungan. 31. Lingkungan siap bangun yang selanjutnya disebut lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dengan batas-batas kavcling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang. 32.Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman dan nyaman. 33.Sarana... PARAF KOORDINASI Kepala BAPPEDA Kepata aMick | KepalakP2T | Kepala POLPP | KABAGHUKUM Z. % {te lale ~ Kepala BAPPEDA 33. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi. untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. 34. Utilitas umum acalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan linglungan hunian. 35. Koefisien Dasar Eangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai desar bangunan gedung dengan luas lahan/tanah perpetakan/dacrah perencanaan yang dikuasai. 36. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai. BAB I] ‘TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Tujuan Pasal 2 Tujuan pemberian [zin Pembangunan Perumahan dan Persetujuan Siteplan adalah mewujudkan _tertib pembangunan perumahan dan kawasan permukiman demi menjamin penyediaan perumahan yang layak bagi kat dan peningkatan kualitas —_lingkungan permukiman. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 3 (1) zin Pembangunan Perumahan berlaku untuk kegiatan di bidang perumahan atau property mencakup kegiatan: a, pembangunan perumahan baru; b. pengembangan/perluasan perumahan yang sudah ada. (2) Persetujuan Siteplan berlaku untuk: a. bagian dari izin pembangunan perumahan; b. pemecahan kavling untuk kepentingan non komersial; cc. pembangunan ruko, rukan dan kios deret; d. pembangunan pergudangan /industri; dan © pembangunan — kawasan —_perkantoran/fasilitas umum/fasilitas sosial. Pasal 4... RAF KOORDINASL de - Pasal 4 Pengaturan izin pembangunan perumahan meliputi: a. b. c. d. e. () (2) ketentuan lokasi; ketentuan siteplan; ketentuan kualitas rumah; . ketentuan administrasi perizinan; dan ketentuan pengawasan dan pengendalian. BAB II KETENTUAN LOKASI PERUMAHAN Pasal 5 Lokasi pembangunan perumahan harus memenuhi persyaratan: a. sesuai dengan arahan RTRW Kabupaten atau rencana rincinya, yaitu —peruntukan —_pengembangan permukiman dan atau perumahan; b. tidak diperbolehkan pada lahan pertanian pangan berkelanjutan; c. tidak diperbolehkan pada kawasan sempadan sungai dan mata air; d. tidak diperbolehkan pada kawasan rawan bencana banjir dan longsor; dan e. tidak diperbolehkan pada kawasan cagar budaya. Kesesuaian lokasi dinyatakan dengan Surat Keterangan Kesesuaian Rencana Tata Ruang atau rekomendasi dari Bappeda. BAB IV KETENTUAN SITEPLAN Pasal 6 Ketentuan umum penyajian gambar siteplan sebagaimana Lampiran meliputi: a. bentuk tapak harus sesuai dengan gambar pada buku sertipikat atau hasil pengukuran teknis; b. skala gambar antara 1:1.000 sampai 1:200; digambar pada kertas ukuran A3 (doubel kwarto) yang memuat keterangan tentang: * nama objek Siteplan dan lokesi; * peta orientasi lokasi, arah mata angin dan skala; + gambar pembagian petak atau kaveling; * legenda atau keterangan gambar; + nama dan tanda tangan pemohon/penanggung jawab; * nama dan tanda tangan perencana/jurugambar; * nama... rar roononas 7) Kepala BAPPEDA t Kepala 8MCK | Kepala KP2T | Kepala POL PP mney Mm |e | & * nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang menyetujui yaitu dari unsur Kepala Desa/Kelurahan, Bappeda, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, serta KP2T; * nama dan tanda tangan Bupati atau pejabat yang ditunjuk mengesahkan. Pasal 7 (1) Ketentuan teknis dalam pembuatan siteplan sesuai jenis dominasi peruntukkannya meliputi a. siteplan perumahan; b. siteplan ruko/rukan/kios deret; c. siteplan industri/pergudangan; d. siteplan perkantoran /fasilitas umum/fasilitas sosial. (2) Persyaratan teknis Siteplan perumahan sebagai berikut: a. Luas minimal pembangunan perumahan adalah 10.000 m2 dengan jumlah rumah minimal 50 uni b. Pemanfaatan ruang dalam_~—tapak —wajib mengalokasikan: minimal 20 (dua puluh) persen untuk sarana RTH publik dalam bentuk taman lingkungan atau jalur hijau koridor jalan; + minimal 3 (tiga) persen untuk _fasilitas umum/sosial sekurang-kurangnya pos keamanan, tempat ibadah, lapangan olahraga, dan tempat penampungan/pengelolaan sampah; dan + minimal 17 (tujuh belas) persen untuk jalan, saluran dan prasarana mitigasi bencana. c. Pembangunan perumahan dengan jumlah rumah lebih dari 250 unit wajib dilengkapi penyediaan lahan untuk pemakaman. d. Pola jalan dalam kawasan harus menerus atau kesinambungan dengan jalan di kawasan sekitarnya Rumija minimum 6 (enam) meter pada jalan dengan saluran tertutup, atau minimal 7 (tujuh) meter pada jalan dengan saluran terbuka; f, Memenuhi ketentuan sempadan jalan pada bagian kawasan yang berhadapan dengan jalan kolektor dan/atau jalan lokal; g. Memenuhi ketentuan sempadan saluran_ irigasi, sungai dan mata air; h. KDB maksimal 0,8 atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; i, KLB maksimal 2,5 atau 3 lantai atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; j. Sistem drainase menggunakan sumur/bak/kolam resapan yang digambarkan dengan arah aliran dan dimensisaluran—berdasarkan —_perhitungan kebutuhan drainase; Kepala POLPP. | KABAG YUKUM k.Saluran.. “PARAT ROORDIN: Kepala mck | Kepala KP2T 10 g. KDB maksimal 0,9 atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; h. KLB maksimal 3,0 atau 3 lantai atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; i, Menyediakan lokasi tempat ~—_ penampungan/ pengolahan sampah dan instalasi air limbah (IPAL); j. Sistem drainase menggunakan sumur/bak/kolam resapan yang digambarkan dengan arah aliran dan dimensi saluran berdasarkan perhitungan kebutuhan drainase. (5) Persyaratan teknis Siteplan _perkantoran/fasilitas umum/fasilitas sosial sebagai berikut: a. Pemanfaatan tapak wajib mengalokasikan: * minimal 20 (dua puluh) persen untuk sarana RTH publik dalam bentuk taman atau jalur hijau jalan; minimal 20 (dua puluh) persen untuk jalan akses, saluran dan fasilitas umum sekurang-kurangnya pos keamanan, dan areal parkir; dan * prasarana mitigasi bencana. b. Pola jalan dalam kawasan harus mempertimbangkan kemudahan akses dengan kawasan sekitarnya. Memenuhi ketentuan sempadan jalan pada bagian kawasan yang berhadapan dengan jalan kolektor dan/atau jalan lokal; d. Memenuhi ketentuan sempadan saluran_ irigasi, sungai dan mata air; ¢. KDB maksimal 0,8 atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; f, KLB maksimal 3,0 atau 3 lantai atau mengikuti ketentuan RDTR kawasan; g. Menyediakan lokasi tempat penampungan/pengolahan sampah; h. Sistem drainase menggunakan sumur/bak/kolam resapan yang digambarkan dengan arah aliran dan dimensi saluran berdasarken perhitungan kebutuhan drainase; BAB V KETENTUAN JENIS DAN KUALITAS RUMAH Pasal 8 Pembangunan perumahan harus memperhatikan ketentuan hunian berimbang, yaitu: a. Pengembang yang membangun rumah mewah dan menengah (rumah komersial) wajib membangun pula rumah sederhana (rumah umum) dengan proporsi 1:2 : 3; b.Kesanggupan... "AF KOOROINAS Kepala BAPPEDA Kepala amck | Kepala KP2T POL PP [ve tie | a Ri a. b. 1 Kesanggupan mewujudkan hunian berimbang dapat dalam satu hamparan maupun lain hamparan yang dijelaskan dalam proposal atau rencana usaha. Ketentuan hunian berimbang 1 : 2 : 3 tidak berlaku bagi pengembang yang hanya membangun rumah sederhana atau rumah umum saja. Dilarang menjual kaveling atau lingkungan siap bangun (isiba) tanpa paket rumah; Pasal 9 umah yang dibangun harus memenuhi ketentuan: Luas kaveling per unit rumah minimal 60 m2; Luas lantai atau type rumah disarankan minimal 36 m2; Bahan/material rumah harus sesuai standar SNI; Rumah harus memenuhi aspek kekuatan, keindahan, kenyamanan dan keterjangkauan. BAB VI KETENTUAN PERIZINAN PERUMAHAN Pasal 10 (1) Setiap usaha pembangunan perumahan harus memiliki: a. b. c. d. Izin lain sesuai kondisi yang dapat berupa: izin prinsip; iin pembangunan perumahan; IMB; + izin lokasi, * izin alih fungsi lahan pertanian, + izin lingkungan, dan * izin gangguan. (2) Izin-izin yang diperlukan dalam pembangunan perumahan dapat diajukan secara bersama-sama dalam satu paket atau diajukan terpisah secara bertahap. Pasal 11 (1) Persyaratan administrasi permohonan izin pembangunan perumahan dan persetujuan. siteplan terdiri dari: a. b. c. surat permohonan (mengisi blangko permohonan); foto kopi SIUP bidang property atau sejenisnya; foto kopi Akta Pendirian/Perubahan perusahaan (untuk badan usaha); d.foto... PARAF ROORONA Kepala BAPPEDA l. Kepala BMCK | Kepala KP2T | Kepala POLPP | KABAG HUKUM Mh | a jNTOHOON AVN “eT [esed “ueSueuamoy Loqyp Suns jeqvfod yoyo ueyuesip uetdang wep weyug UeUNBuq Ud ny] ‘stujar WA "ep uenfhrosiad ysepuowoyos uTA{EsyPIOd “U suenfinasiad rsepuowoyar ueysenpSuou stuxjay uN wleu ENIUDIEy UeBUOP tenses yepea pyrequadip Sues uyjdays up weyeumnd wuvouos eyiqude supidants: uvp weypumed pumouas uesreqied upypedureduour woyousd “] adeysiuorp new wep pyeqiedip yun uoyourad epedey wexyedurectour siuyoy wy wyeur ‘uesinferp Bue uejdays wep weqeumied puvoua: depeyiay uvyteqiod njied Suepuedip eyiqude “9 sueSuedey uvnvfuttiog [ISPH BABOY PING, urpep qenqip wéupsey dues ‘uvsuedy, uenvfiod uesup uvyynfuepp Sued sry am yoro UerE_ued uvp wenyeued “Pp sdeyguoltp ynqun voyoulod epeday uvyyTequiosyp deysu9} Sumy Suvd ueyBuepos ‘seysoq vunsoy epuRL UEyTENgIP TEP “wyepip edunfuejos deyHusy uvspeyeduyp Suek uvuoyourod - sueuoyourtad uvyemfsiod uedeySuajay depeysoy isensrumumpe ueesytieutod -q sueurzuiod uvpiquiow Sues Gays ereday, myepur nedng epedoy 11 esed weep pnsxeunp eUTUATsEGOS unjeiessiod ueysidurjou ueuep ueuoyoured uenfesued -e sngpiog reffeqas yeepe uvyeunsod ueunsuequiod uv ueuedejed UedeyeD UEP wmv wIEL, ZI lesed -ueurziiog Bueprqwow Sues Gays Predoy uesnyndoy uep nedng uemyesod uegusp amerp Bueé uvynferp Buex doyfiuajad urzt stuof rensos uesyequrenp wsuUTE] UeVeTeAS10d (Z) -uSuepun-Suepunsed uvsngesed rensos msperp Buvs umypumsed Suequieuad isvisose pep {sepuoutoyjas Ns “Ut tepoddeg uvspiqionp Suvé Sueny wre], euRoUY UPTENsosoy ULBULIO 0x JANS fupjdoys required > syedey sexo] vlad seques“f suvynferp Burs iseyoy eped your) Sues) qeureg wep uMBuBZOIOy TEINS sueynferp Suv iseyot eped yeu) Suejua) yen /esoq vedey Hep ueBuesaey wins “Y fyeuey ues yruraday nonq Yems Idoy O10) 8 seyesn quavf Sunssueuad qMaN Idoy o10) seyesn quavef SunsBueuod Ay doy oy) “9 (eqesn uepeq uou wnny wepeg yun) wNNY Tepe, TeBeqas ueyeseBued wep ueynquaquieg vty tdox oo] “P a | 4 | i | + | Wi Fwna Woveya | ad 104 rede | szaveredon Toe ojedan | vasa | eyed “Kepala | = 13, Pasal 13 Selain izin pembangunan perumahan, dilayani pula Persetujuan Siteplan secara tersendiri dengan ketentuan: a. untuk keperluan pembangunan perumahan keluarga yang berupa pemecahan kaveling karena proses hibah atau warisan atau bantuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, serta kepentingan lain yang bersifat non komersial; b. persyaratan persetujuan siteplan secara tersendiri merujuk pada pasal 11 dengan penyesuaian terhadap jenis pemohon perorangan. BAB VII JANGKA WAKTU PENERBITAN IZIN PERUMAHAN Pasal 14 Jangka waktu pengesahan Izin pembangunan perumahan dan persetujuan Siteplan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak pemohon melengkapi berkas yang dipersyaratkan. BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 15 (1) Dalam pembangunan dan pemanfaatan _ perumahan, pengembang atau pengelola wajib: a. menyelesaikan pembangunan — perumahan _secara keseluruhan dalam waktu yang telah ditentukan dalam surat IMB. b. melaporkan perkembangan pembangunan_ perumahan dan setiap perubahan tapak atau peruntukkan kepada KPaT. ¢. menyelesaikan kewajiban pembayaran PBB dan retribusi lainnya sesuai ketentuan. d. menyerahkan prasarana, sarana dan utilitas yang telah dibangun sesuai rencana kepada Pemerintah Kabupaten setelah seluruh rumah terjual (2) Pengawasan dan pengendalian pembangunan perumahan dilakukan oleh ‘Tim Pengendalian dan Pengawasan Perumahan dari beberapa SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Apabila Tim Pengendalian dan Pengawasan Perumahan belum dibentuk, pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) (4)Pengawasan... et ia [ = Kepala |_aPeEDn, [ok 14 (4) Pengawasan dan pengendalian pengembangan perumahan merupakan kegiatan pengamatan, pendataan, identifikasi permasalahan dan pemberian rekomendasi terkait aspek a. kesesuaian pembangunan fisik dengan rekomendasi tim teknis pada saat ijin diberikan; b. kualitas konstruksi dan kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas; c. kelengkapan dokumen, perijinan dan administrasi lainnya; dan d. kewajiban pajak dan retribusi. (5) Temuan hasil pengawasan ditindaklanjuti oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai bentuk pengendalian (6) Hasil pengawasan dan pengendalian perumahan dilaporkan kepada Bupati. BAB IX KETENTUAN SANKSI Pasal 16 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 10 akan dikenakan sanksi administrasi, (2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati melalui Satuan Polisi Pamong Praja atau pejabat lain yang diberi kewenangan dengan tahapan: a, teguran secara tertulis; b, penghentian pembangunan dan penutupan akses; dan c. pembongkaran (3) Teguran tertulis diberikan oleh sebanyak maksimum 3 kali dengan rentang waktu masing-masing 7 hari kerja, 9 hari kerja dan 3 hari kerja; (4) Penghentian operasional dan penutupan akses kawasan dilakukan apabila setelah diberikan teguran tertulis sebanyak 3 (liga) kali berturut-turut sebagaimana ayat (3) teguran tersebut tidak ditindaklanjuti. (5) Pembongkaran dilakukan apabila setelah 30 (tiga puluh) hari kerja setelah dilakukan penghentian pembangunan dan penutupan —akses, —_pengembang/pengelola_ tidak menindaklanjuti teguran. BAB X... PRAT ROORDINAS! a — a KepalaBMCK | Kepala KP2T | Kepala POLPP | sae HU ue ae L | [7 [| & | 4+ Law [7 _ winanitoveva | ds 104 eredox rzaxeredy | sowariedes | varadva eyeday aor om 8 YOWON 9102 NOHVW, OSOMOGNOE NALVANAVA HVAAVG WLI LVAVOIH fy ; 30¢ vavecw), ec [eaBue eped osomopuog tp ueysuepuruc, {. ov jeaduei eped osomopuog tp uexdeovic -osomopuog uorednqey yex9eq BIO wIETeP péuuvreduiotiad uvBuop ry edng uemmyeiog UesuepuNsuad uvsyequnomou —“ekumgersBueu Buesodepas tushy -ueyduepunip [e88ue) eped nyeiaq eur ur edng, used BT 1esed dALANGd NVALNALAT IX ava ueyermdsiod nmeyeqiadurau vduey uedepp edep uejdays ueyeseBued uep ueyeqniod ueynpouow epqede uep umspnfuerp redep dey) croz unyer redures Sunssuvjtoq Suepos uep uli uvspedepuow yeror Buek Suyoavy uByenfusd pus Jaiap som ‘ueyna ‘oyn ‘ueqeumsod uvunsuequiog ZL Tes NVHITWadld NVALNALEM xava ‘d st INSNH CIVS ND ee | 4 ”y 2 _ vosaave woh oveva | aatoderedey | izdxeredax | youve ejedon ma “ey ‘osomgano' = Bueuomony vogig Bue,ynedng “ISvMIawOON Vv epaddea ‘owe seu 8899 sieday, NvHYSBONIa sequieg nunpyeursueieg -qemer Bun6Bueuog NOHOWSe (enn wen) ferexs) (woynuniog s1v0r) NVONVESISY NVTd LIS (ueyewnsogrrede, eure) ‘osomoanoa NaLvanGy HVLNIEAIa NVIdG.LIS UVANVS LAOAVT NVTdSUIS NVorndasaad Nva NVHWIWNYGd NVNNONVEINGd NIZI ONVINGL SIOTNNHVL 8 YONON OSOMOCNOE MEN NWNALVad NVaId1

You might also like