Professional Documents
Culture Documents
Garuda 971319
Garuda 971319
Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
Kabib Sholeh
Universitas PGRI Palembang: Jl. Jend. A. Yani, lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
habibsholeh978@gmail.com
Abstract
The kingdom of Sriwijaya was known as the greatest protector and follower of Buddhism
in the archipelago of his time. The diversity of society, race and religion make Sriwijaya
truly able to maintain peace, diversity and tolerance among religious people.. The purpose
of this study is to analyze the diversity of society in the kingdom of Sriwijaya in various
aspects of life, tolerance among religious communities between Buddhism, Islam and
Hinduism, and the factors emergence of life tolerance in the kingdom of Srivijaya. The
method used is historical method. The steps in historical methods include heuristics (data
collection / source), verification (selection or source criticism), interpretation (historical
interpretation) and the last is historiography (historical writing). This research explains the
diversity of society in the Sriwijaya kingdom from indigenous peoples, Arabs, Indians and
Chinese, and the foreign community is in the kingdom of Sriwijaya due to economic factors
and they enter by trade. The diversity of the people in the kingdom of Sriwijaya is highly
protected by the king of Sriwijaya kingdom so there is no emphasis, murder, threats from
the king of Sriwijaya kingdom unless they do the rebellion will be burned. The king of the
kingdom of Sriwijaya felt happy and respected the diversity of his people. The king of the
kingdom of Sriwijaya is open to strangers, loving peace based on the unreliability of
leadership in accordance with his Buddhist teachings. Such conditions have an impact on
the policy of the king of Sriwijaya kingdom in addressing a difference in running beliefs and
religions such as Buddhism, Islam, Hinduism and local beliefs. Sriwijaya highly upholds
religious tolerance as depicted on the Hindu temple site Bumiayu temple, the arrival and
settlement of Muslim traders in the kingdom of Sriwijaya, so that the kingdom of Sriwijaya
sent a letter to the Umayyads to request the sending of a mubaleq as king's adviser. All these
evidences depict the king of the kingdom of Sriwijaya very tolerant of other religions.
Abstrak. Ker ajaan Sr iwijaya pada masa keemasannya banyak dikunjungi par a
pedagang asing (Arab, Cina India) yang datang ke Sriwijaya untuk berdagang dan
kepentingan lainnya, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh pada keberagaman
masyarakat sekaligus memunculkan kehidupan toleran di bumi Sriwijaya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis keberagaman masyarakat di Sriwijaya dalam berbagai aspek
kehidupan, toleransi antar umat beragama seperti Budha, Islam dan Hindu, dan faktor-faktor
munculnya kehidupan toleransi di Sriwijaya. Metode yang digunakan adalah metode historis
atau metode sejarah. Adapun langkah-langkah dalam metode sejarah diantaranya adalah
heuristik (pengumpulan data/sumber), verifikasi (penyeleksian atau kegiatan kritik sumber),
interpretasi (penafsiran sejarah) dan yang terakhir historiografi (penulisan sejarah).
Penelitian ini menjelaskan kondisi keberagaman masyarakat Sriwijaya mulai dari
masyarakat pribumi, orang-orang Arab, India dan Cina, masyarakat asing tersebut ada di
Sriwijaya karena faktor ekonomi dengan cara berdagang mereka masuk. Keberagaman
masyarakat di Sriwijaya sangat dilindungi oleh raja Sriwijaya, tidak ada penekanan,
Naskah diterima 10/04/2018; Revisi diterima 28/04/20178 Disetujui 30/04/2018
1
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
2
Kabib Sholeh.. Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
yang berupa arca Ganeśa (abad ke-9 dikirimkannya mubaleq dari dinasti
Masehi) dan arca Siwa (Siregar 2010, 34). Umaiyah sebagai salah satu penasehat raja
Ini membuktikan bahwa di kota Śriwijaya di Sriwijaya (Azra 1995, 41-42). Berita dari
terdapat juga kelompok masyarakat yang Arab tersebut semakin menguatkan
memeluk agama Hindu yang hidup di perkembangan dan kondisi di pusat kerajaan
antara kelompok masyarakat yang beragama Sriwijaya tidak hanya agama Budha saja,
Buddha. tetapi hidup berdampingan dengan damai,
Sebuah arca yang menarik untuk menjunjung tinggi toleransi dengan agama
dicermati adalah arca Bodhisattwa lain seperti Islam, Hindu dengan Budha.
Awalokiteśwara yang dibuat dari batu. Di Melihat bukti-bukti sejarah yang
bagian punggung arca terdapat prasasti yang diuraikan di atas, setidaknya membuktikan
singkat yaitu menginformasikan tentang kalau raja Sriwijaya sangat menjujung tinggi
seorang pendeta Hindu menghadiahkan toleransi dan menghormati sebuah
sebuah arca Bodhisattwa yang tentunya keberagaman masyarakat meskipun dalam
untuk masyarakat pemeluk agama Buddha perbedaan umat beragama. Sebuah
Mahayana (Utomo 2018, 22). Dari bukti pembelajaran yang sangat berharga bagi
tersebut dapat ditafsirkan ada keserasian generasi muda masa kini dan masa yang
hidup beragama diantara kelompok akan datang tentang kehidupan yang toleran
masyarakat pemeluk agama Buddha yang dalam keberagaman masyarakat pada masa
mayoritas, dan kelompok masyarakat yang lampau seperti masa Sriwijaya.
pemeluk agama Hindu yang tergolong Adapun tujuan penelitian ini adalah
minoritas. Pada candi Bumiayu juga untuk menganalisis keberagaman
terdapat peninggalan-peninggalan arca yang masyarakat di Sriwijaya dalam berbagai
bercorak Hindu sehingga bukti tersebut aspek kehidupan, untuk menganalisis
menambah kuatnya keberagaman di bumi toleransi antar umat beragama di Sriwijaya
Sriwijaya tentang toleransi beragama. antara Budha, Islam dan Hindu, dan faktor-
Agama Islam masuk di Palembang pada faktor munculnya kehidupan toleransi antar
abad ke-7 Masehi dengan dibawa oleh para umat beragama dalam berbagai bidang di
pedagang Muslim dari Arab langsung. Bukti Sriwijaya.
keberadaan Islam di pusat kerajaan
Sriwijaya diperoleh dari berita Arab yang 2. Metode Penelitian
menjelaskan raja Sriwijaya pernah mengirim Penelitian ini dilaksanakan di situs-situs
utusan kepada Khalifah Umar ibn ‘Abd. Al- peninggalan kerajaan Sriwijaya seperti candi
Aziz (717-720 Masehi) masa Dinasti Bumiayu di Kabupaten Pali dan situs-situs
Umayyah. Adapun isi surat tersebut kerajaan Sriwijaya Palembang sekitarnya.
menjelaskan tentang pemberian hadiah dari Penelitian ini menggunakan metode sejarah
Sriwijaya sebagai tanda persahabatan dan (historis). Metode sejarah adalah proses
sekaligus permohonan untuk meminta menguji dan menganalisis secara kritis
3
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
4
Kabib Sholeh.. Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
5
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
sungai lama. Kayu tersebut terbuat dari kayu ajaran Braham (ajaran monotheime
nibung atau kayu ulen (kayu besi) peninggalan nabi Ibrahim) (Sirzani 2011,24-
ditemukan di Air Suguhan dan situs 27).
Margomulyo (Wiyana 2014, 83). Diduga Sri Indrawarman atau Sri Maharaja
wilayah Air Sugihan tersebut dahulunya Indrawarmadewa merupakan seorang
sebagai tempat pelabuhan dagang kuno maharaja Sriwijaya. Dalam catatan Cina, ia
masa Sriwijaya. dikenal dengan sebutan Shih-li-t-’o-pa-mo
(Jayanegara 2009, 69). Petunjuk tentang
3.2. Kehidupan Toleransi Beragama di keberadaan raja ini hanya berasal dari surat
Kerajaan Sriwijaya yang dibuat atas titahnya yang
3.2.1. Agama Islam di Sriwijaya diperuntukkan kepada penguasa Arab pada
Hubungan pelayaran perdagangan masa itu Umar bin Abdul Aziz (717-719 M,
Sriwijaya dengan pedagang Muslim (Arab) seorang khalifah dari Bani Umayah).
sudah terjadi sejak lama. Nama Arab sering Disebutkan dalam surat bertarikh 718 M
diceritakan oleh orang-orang Cina sama tersebut bahwa surat itu dikirim dari seorang
dengan sebutan Ta-shih atau Ta-shih K’uo Maharaja yang memiliki ribuan gajah,
yang biasanya juga disebut Arab (Wolters memiliki rempah-rempah dan wewangian
2011, 227). Hubungan pelayaran dan serta kapur barus, dengan kotanya yang
perdagangan antara bangsa Arab dengan dilalui oleh dua sungai sekaligus untuk
Śrīwijaya dibarengi dengan hubungan mengairi lahan pertanian mereka dan
persahabatan dan perdagangan (Gadjahnata menghantarkan hadiah buat khalifah Umar
1984, 30). Pada sekitar tahun 628 Masehi, (Azra 1995, 28-29). Pengirim yang
ada sahabat nabi Muhammad SAW. yang dimaksud adalah raja Sriwijaya kepada
bernama Akasyah bin Muhsin al-Usdi dinasti Umayah masa pemerintahan Umar
masuk ke nusantara untuk menyampaikan bin Abdul Aziz.
dakwah dengan membawa surat dari nabi Sementara surat kedua yang
Muhammad SAW. kepada penguasa di terdokumentasikan dalam buku tulisan Ibnu
Nusantara (Husni 2006, 19). Utusan tersebut Abdul Rabbih (860-940 M) berjudul Al Iqd
menjelaskan untuk menyampaikan dakwah al Farid (Kalung Istimewa), yang isinya
Islam kepada penguasa awal kerajaan tentang permintaan dari raja Sriwijaya
Sriwijaya (Kan-to-li), dan mendapat kepada dinasti Umayah untuk mengirimkan
sambutan yang baik oleh penguasa tersebut. mubaleq ke Sriwijaya sebagai penasehat raja
Salah satu alasannya menurut penguasa Kan (Azra 1995, 28). Untuk di Sriwijaya sendiri
-to-li bahwa Islam adalah ajaran pada abad ke-7 Masehi sudah terdapat
monotheisme, yang memiliki kemiripan sebuah kelompok pedagang Muslim yang
dengan keyakinan yang dianut oleh tinggal di tepi-tepi sungai besar atau pantai
bangsawan Kan-to-li. Keyakinan dengan para pedagang lainnya seperti Cina
monotheisme di Kan-to-li, dikenal sebagai dan India (Purwanti 2004, 111). Untuk
6
Kabib Sholeh.. Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
wilayah selat Bangka sendiri secara setidaknya memberi makna dan penafsiran
arkeologis banyak ditemukan temuan- sendiri bagi perekembangan kehidupan
temuan artefak kapal dagang Arab dan sosial-budaya dan agama masyarakat pada
barangnya yang setelah dilakukan uji labor masa itu dan khususnya kerajaan Sriwijaya.
pada serpihan kayu kapal dan barang Kompleks percandian Bumiayu jelas dapat
lainnya diperkirakan masa abad ke-9 dipahami sebagai contoh kehidupan yang
Masehi. Ditegaskan juga oleh arkelog Retno kompleks pada masa itu, dimana kehidupan
Purwanti, Islam sudah masuk di wilayah masyarakat berdampingan dalam sebuah
bangka masa Sriwijaya (Purwanti, 2015:42). perbedaan keyakinan atau kepercayaan yang
Masuknya agama Islam di Sriwijaya tidak berjalan dengan damai dan penuh toleransi
lepas dari peranan para pedagang dari Arab pada masa itu.
yang membawanya. Faktor utama tumbuhnya kehidupan yang
menjujung tinggi toleransi dalam beragama
3.2.2. Agama Hindu di Sriwijaya tidak lain ialah seorang raja penguasa
Hubungan baik dengan penguasa Hindu Sriwijayalah yang menjadikan
tidak hanya dilakukan dengan penguasa masyarakatnya taat kepada ajaran-ajaran
Jawa saja tetapi hubangan tersebut yang dipeluknya, bukan untuk saling
berlangsung dengan penguasa-penguasa melecehkan, mengusir, membunuh atau hal-
wilayah takhlukan Sriwijaya lainnya. hal yang membuat agama lain menjadi tidak
Wilayah-wilayah vasal Sriwijaya terletak nyaman di bumi Sriwijaya. Raja Sriwijaya
pada pedalaman dan ada juga di tepian dapat dikatakan sebagai contoh penguasa
pantai atau sungai. Seperti wilayah vasal yang memiliki kebijakan untuk saling
Sriwijaya yang terletak pada pedalaman dan
kebetulan bercorak Hindu yaitu wilayah
situs candi Bumiayu yang terletak tidak jauh
dari sungai Lematang.
Mengenai keberagaman pada situs candi
Bumiayu yang sudah dikenal sebagai situs
peninggalan masa Sriwijaya yang bercorak
Hindu, terdapat pada salah satu candi yang
bercorak Budha dengan ditemukannya pada
struktur candi tersebut berupa stupa dalam
kondisi masih utuh. Stupa adalah sebuah
Gambar 2. foto arca dewa, makara, nandi,
benda atau bangunan suci pada agama reruntuhan bagian-bagian candi yang
Budha. Bentuknya merupakan sebuah berrelief yang ada pada candi Bumiayu
Kabupaten Pali Sumatera Selatan yang
bangunan kubah, beridiri di atas sebuah alas bercorak Hindu yang semasa pada
zaman Srwijaya yaitu abad ke-9 – 13
(lapik) dan sebuah tiang puncak di atasnya Masehi (Sumber koleksi foto: Kabib
Sholeh
(Nasir 1980, 31). Temuan stupa tersebut
7
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
8
Kabib Sholeh.. Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
9
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
10
Kabib Sholeh.. Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam
Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama)
membuat raja Sriwijaya ingin menunjukan yang letaknya tidak jauh dari Sungai
kepemimpinan yang adil dan bijaksana Lematang cabang anak sungai Musi, candi
tentunya dengan dilandasi kereligiusan tersebut berdasarkan bukti-bukti
seorang raja yang taat akan ajaran-ajaran peninggalannya bercorak Hindu sekitar abad
Budha selama ia memimpin di Sriwijaya. ke-9 – 13 Masehi, situs tersebut dahulunya
Para pedagang Arab, India dan Cina, diduga sebagai kekuasaan vasal Sriwijaya
menempati tempat-tempat yang sudah sekaligus penyanggah peradaban dari
disediakan oleh Sriwijaya, mereka tidak pedalaman Sriwijaya.
jarang membuat kelompok-kelompok
komunitas tersendiri di tepian sungai atau 4.2. Saran-Saran
pantai dengan kapal-kapal dagangnya, ada Bagi mahasiswa dan dosen yang ada di
juga yang sudah menetap semi permanen di lingkungan civitas perguruan tinggi
Sriwijaya. diharapkan untuk lebih giat lagi dalam
Keberagaman masyarakat dalam berbagai penelitian sejarah dan kebudayaan lokal
bidang terutama bidang keagamaan, yang ada di wilayah masing-masing sebagai
menjadikan Sriwijaya memiliki kebijakan upaya mengangkat sejarah dan budaya
yang penting untuk menyikapi perbedaan kelokalan untuk dijadikan sejarah dan
antara Budha, Islam dan Hindu. Pada agama budaya nasional sebagai identitas sebuah
Islam, raja Sriwijaya benar-benar bangsa.
menghormati dan menghargai bagi Bagi peneliti lanjutan, diharapkan
masyarakat terutama para pedagang Arab untuk lebih giat dan semangat lagi untuk
yang tinggal di Sriwijaya untuk menjalankan menulis dan meneliti tentang sejarah
ibadahnya sesuai ajaran Islam. Saling kerajaan Sriwijaya sehingga pada akhirnya
menghormati dan menjujung tinggi toleransi nanti akan menghasilkan penelitian-
terhadap Islam tidak hanya ditunjukan penelitian baru yang belum pernah diungkap
dalam negeri saja, raja Sriwijaya pernah sebelumnya.
mengirimkan dua kali surat kepada bani
Umayah pada masa kepemimpinan Umar
bin Abdul Aziz di Arab, isi surat tersebut Daftar Pustaka
diantaranya adalah Sriwijaya meminta Abdurrahman, Dudung. 1999, Metode
mubaleg sebagai penasehat kerajaan di bumi Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos
Sriwijaya. Wacana Ilmu.
Toleransi antar umat beragama tidak Azra, Azyumardi. 1995. Jaringan Ulama
hanya ditunjukkan kepada Islam saja, tetapi Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
terhadap Hindu yang tumbuh berkembang di Abad XVII dan XVIII. Bandung: Mizan
bumi Sriwijaya juga ikut membuktikan raja Bandung.
Sriwijaya memang benar-benar terbuka Coedes, George. 1989. Kedatuan Sriwijaya.
dengan agam lain. Situs candi Bumiayu Jakarta: PT. Reka Viva Karya.
11
Siddhayatra Vol. 23 (1) Mei 2018: 1-12
12