Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Keikutsertaan menjadi akseptor KB

ditinjau dari aspek sosial budaya dan


dukungan keluarga
By Nopita Yanti Sitorus

WORD COUNT 3444 TIME SUBMITTED 03-OCT-2020 01:42AM


PAPER ID 63709019
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435

Keikutsertaan menjadi akseptor KB ditinjau dari aspek sosial budaya


dan duhungan heluarga

Nopita Yanti Sitorus", R Maimunah

Program Studi D-III Kebidanan STIKes Flora. ”Email: nopistr27@gmaiI.com

Abstract

Socio-cultural and family aspects among female participation in family planning

Background: The tamil planning program is one way to suppress population growth. However, the
phenomenon in some communities regarding family planning is that there are values, culture and norms
that have not been able to accept birlh control programs and think that family planning is not in accordance
with the values believed so that the family also does not provide support.
Purpose: To analyze the socio-cultural relationship and family support with family planning participation.
Method: A quantitative study with a cross sectional approach. The research was conducted in the area of
public Health Centre (Puskesmas) Kota Datar, Tandem Hulu I Village. The study population was 1711
people and the sample was 324 responden taken by simple random sampling. Data analysis used univariate
analysis, bivariate analysis with chi-square test at the 95% confidence level ( = 0.05).
Results: The socio-culture and family support wee related to tamil planning participation in the working
area of the Public Health Centre (Puskesmas) Kota Datar, Tandem Hulu I Village, Hamparan Perak District, Deli
Serdang Regency, p <0.05.
Conclusion: The wife who do not get support socio-culture and get support from family tend to use
contraceptives and wifes who has support socio-cu8ure and do not get support from their husbands tend
not to use contraceptives.

Keywords: Socio-culture; Family suppoñ; Participation; Female; Family planning

Pendahuluan . Program KB merupakan salah satu cara untuk menekan pertumbuhan penduduk. Namun,
fenomena pada sebagian masyarakat tentang KB yaitu adanya nilai, budaya dan norma yang belum dapat
meneñma program pengaturan kelahiran dan menganggap KB tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini
sehingga keluarga juga tidak memberikan dukungan
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan sosial budaya dan dukungan keluarga dengan keikutsertaan KB.
Metode : Penelitian kuantJatif dengan pendekatan cross sec/iona/. PenelJian dilakukan di wilayah Kerja
Puskesmas Kota Datar yaitu di Desa Tandem Hulu I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang. Populasi penelitian sebanyak 1.711 orang dan sampel diperoleh sebanyak 324 responden.
Penarikan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Analisis data menggunakan analisis
univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% (p<0,05).
Hasil: Menunjukkan bahwa sosial budaya dan dukungan keluarga berhubungan dengan keikutsertaan KB
di Wilayah keqa Puskesmas Kota Datar Desa Tandem Hulu I Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang, p < 0,05.
Simpulan : Ibu yang tidak mendapat dukungan sosial budaya dan mendapatkan dukungan dari keluarga
cenderung menggunakan alat kontrasepsi, dan ibu yang mendapat dukungan sosial budaya dan
tidak mendapatkan dukungan suami cenderung tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Kata Kunci : Sosial budaya; Dukungan keluarga; Sosial-budaya; Keikutsertaan KB

PENDAHULUAN 258,70 jwa, sedangkan laju pertumbuhan


Jumlah penduduk di Indonesia terus penduduk mengalami penurunan dari tahun 2012
mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebanyak sebesar 1,41% dan lahun 2016 sebesar 1,26%
245,41 juta jiwa sedangkan tahun 2016 (BKKBN, 2017). Berdasarkan nasil Survei
sebanyak

429
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eikurs er raar\ r›\erqad i ak sepr or Kd diLHqau dari aspek sosial budaya da r› d ukur\gar› kelua rga

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah berbanding 57,98 persen). (Badan Pusat Statistik,
penduduk Indonesia pada 2020 diperkirakan 2015).
sebanyak 269,6 juta jiwa. Di mana iumIah Fenomena yang ada di masyarakat yang
penduduk laki-laki 135,34 juta jiwa, lebih banyak menyangkut adanya nilai dan norma di masyarakat
dibanding perempuan yang nanya 134,27 uta jiwa yang belum dapat menerima program pengaturan
(BPS, 2018). kelahiran dan menganggap hal tersebut tidak
Salah satu cara untuk menekan jumlah sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat
penduduk yaitu dengan cara meningkatkan (Noorkasiani, Heryati, & Ismail, 2016). Masyarakat
pelayanan Keluarga Berencana. Program Keluarga masih mempercayai bahwa banyak anak
Berencana berlujuan untuk menciptakan banyak rejeki, tiap anak membawa rejeki
kesejahteraan ekonomi, sprfual dan sosial budaya, sendiri-sendiri dan anak sebagai tempat
pendidikan agar dapat tercipta keseimbangan yang berganlung di hari tua. Sehingga sbgan dua
baik dengan kemampuan produksi nasional anak lebih baik masih sulit diterima oleh
(Manuaba, 2014). masyarakat ( Darmawati, & Rakhmah, 2017).
Menurut data dari BKKBN tahun 2005 bila Desa Tandem Hulu I Kabupaten Deli
angka keikulsertaan KB tetap sama sebesar Serdang merupakan salah satu daerah
60,1%, maka jumlah penduduk Indonesia tahun dengan kultur masyarakat yang masih
2015 diperkirakan mencapai 255,5 juta jiwa. Bila memegang erat nilai-nilai sosial budaya. Dalam
keikutsertaan ber KB turun D,5% per tahun, hal ini kultur yang utama di kalangan
maka jumlah penduduk Indonesia pada tahun masyarakat bahwa perempuan harus tunduk
2015 meningkat menjadi 264,4 juta jiwa sehingga kepada suami, rasa malu berhubungan dengan
jumlah penduduk Indonesia akan semakin orang Iain dalam hal memasang alat
padal, sebaliknya jika keikulsertaan KB kontrasepsi, masih ada anggapan banyak anak
dinaikkan 1% per tahun, diperkirakan jumlah banyak rezeki. Nilai dan norma sosial yang ada
penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar di masyarakat sedikit banyak akan
237,8 juta jiwa (BKKBN, 2017). mempengaruhi persepsi pasangan usia subur
Program KB di Indonesia termasuk yang terhadap program KB. Permasalahan utama
dianggap berhasil di tingkat intemasional. Hal ini yang dihadapi dalam pelaksanaan program KB
terlihat dari kontribusinya terhadap penurunan pada umumnya kultur masyarakat yang masih
pertumbuhan penduduk, sebagai akibat dari memegang erat faktor sosial dan budaya
penurunan angka kesuburan total (Tota/ Fertile:/ (Nurmaliah, 2011). Berdasarkan hasil studi yang
Rate, TFR). Menurut Survey Demografi Kesehatan dilakukan peneliti pada tanggal 2 Maret 2020 di
Indonesia (SDKI), TFR pada kurun waktu 1967- Wilayah Keqa Puskesmas Kota Datar jumlah
1970 menurun dari 5,6 menjadi hampir pasangan usia subur yaitu 1.888 orang
setengahnya dalam 30 tahun, yaitu 2,4 pada dimana akseptor KB aktif be9umlah 1.103 orang
tahun 2016. Demikian juga pencapaian (56,42%), sehingga masih ada 785 orang
cakupan pelayanan KB (Contraceptive (41,57%) yang tidak mengikuti program KB. Dari
Prevalence Rate, GPR) dengan berbagai metode hasil wawanrara dengan 12 orang ibu yang tidak
meningkat menjadi 60,1% pada tahun 2016 mengikuti KB, disebabkan oleh berbagai alasan
(Badan Pusat Statistik, 2016). diantaranya karena faktor sosial dan budaya
Data SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi seperti 4 ibu berpendapat bahwa semakin
Nasional) tahun 2015 menunjukkan persentase banyak anak maka semakin bertambah rejeki, 3
PUS (Pasangan Usia Subur) yang sedang ibu tidak diizinkan suami dan keluarga besar,
menggunakan alat/cara KB sebesar 59,96 persen, 2 ibu tidak sesuai dengan nilai keyakinan
pernah menggunakan tetapi sekarang tidak keluarga, 3 ibu takut terhadap efek camping
menggunakan sebesar 12,64 persen, dan PUS dari penggunaan kontrasepsi.
yang tidak menggunakan KB sebesar 27,38
persen. Berdasarkan tipe daerah, PUS di METODOLOGI PENELITIAN
perdesaan yang menggunakan alat/cara KB untuk Penelitian survei anal’itik dengan rancangan
menunda/mencegah kehamilan relatif lebih
penelitian cess secrona/. Lokasi penelitian di
tinggi dibandingkan dengan di perkotaan (61,92
wilayah keqa Puskesmas Kota Datar yaitu di
persen
Desa Tandem Hulu I Kecamatan Hamparan
Perak Kabupalen Deli Serdang. Penelitian
dilakukan sejak bulan Januari sampai dengan
I’royran Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con

430
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eikurs er raar\ r›\erqad i ak sepr or Kd diLHqau dari aspek sosial budaya da r› d ukur\gar› kelua rga
bulan Juli

I’royran Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con

431
2020, mendapatkan surat layak etik dengan nomor
masing — masing variable sebanyak 10 item
216.05/UI/2020 dari Fakultas Kedokteran
pertanyaan. Analisis Univariat untuk melihat
Uniyersitas Sumatera Utara. Populasinya semua
frekuensi dan distribusi. Analisis yang dilakukan
wanita dari pasangan Usia Subur yang
untuk mengelahui adanya hubungan antara
menggunakan alat kontrasepsi yang bertempat
variable independen dengan variable depended
tinggal di Des a Tandem Hulu I Kecamatan
dengan menggunakan Chi-8quare dengan tingkat
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang
kepercayaan 95% (p<0,05). Variabel social budaya
sebarr/ak 1.711 orang dan sampelnya
dengan alat ukur menggunakan kuesioner
sebanyak
sebanyak 10 pertanyaan, hasil ukumya
324 responden yang diambil secara acak
mendukung dan tidak mendukung dengan skala
sederhana (simple random sampling).
ukur ordinal. Variabel dukungan keluarga
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
menggunakan alat ukur kuesioner sebanyak 10
yang terdiri dari data karakteristik pasangan
pertanyaan, hasil ukumya mendukung dan tidak
usia subur berupa umur, pendidikan,
mendukung dengan skala ukur ordinal
pekeqaan, jumlah anak. Selain itu juga
terdapat kuesioner aspek social budaya dan
dukungan keluarga

HASIL
Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden N=324

0@MO#F@f n % M+SD

Usia Ibu (Tahun)(Rentang: 20-46) 324 30.53£7.494


Jumlah Anak Yang 324 2.2060.908
Dimiliki (Renting: 1-5)

Keikutsertaan KB Ikut 216 72.8


Tidak ikut 68 27.2

Jenis Kontrasepsi Pil 90 3B,1


Suntik 61 34,3
IUD/AKDR 47 19,9
Implant 18 7,6

Pendidikan Ibu SD 22 6,8


SMP 110 40,1
SMA 154 47,5
D3/S1 18 5,6

Pekerjaan Ibu Bekerja 104 32,1


Tidak Bekeqa 220 67.9

Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa responden berusia antara 20 tahun sampai 46 tahun dengan
mean sebesar 30.53 dan standar deviasi 7.494. Jumlah anak yang dimiliki responden dengan tentang 1 orang
sampai 5 orang dengan mean 2.20 dan standar deviasi 0.906. Responden yang ikutserla menggunakan
KB sebanyak 236 orang (72.8%) sedangkan yang tidak ikutserta menggunakan KB sebanyak 88 orang
(27.2%). Sebagian besar responden menggunakan KB jenis pil sebanyak 90 orang (38.1%), sebagian
kecil responden menggunakan KB jenis implant sebanyak 16 orang (5.6%).Berdasarkan pendidikan terakhir
ibu, bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 154 orang (47.5%), sebagian kecil
berpendidikan D3/S1
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eikurs er raar\ r›\erqad i ak sepr or Kd diLHqau dari aspek sosial budaya da r› d ukur\gar› kelua rga

sebanyak 18 orang (5.6%). Berdasarkan pekeqaan, bahwa sebagian besar responden tidak bekeqa sebanyak
220 orang (67,9%).

Tabel 2. Variabel Yang Bergaruh Terhadap Keikulsertaan Menjadi Akseptor KB (N=324)

Keikutsertaan KB
Variabel Jumlah t
Tidak Ikut
Ikutserta
n % % N %
Sosial Budaya
Mendukung 38 16,1 76 86,4 114 35,2
Tidak mendukung 198 83,9 12 13,6 210 64,8 D,000

Dukungan Keluarga
Mendukung 201 85,2 19 21,6 220 67,9
Tidak mendukung 31 14,8 69 76,4 104 32,1 D,000
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa dari yang tidak ikutseita. Responden yang menyatakan
114 responden yang mendukung sosial budaya sosial budaya tidak mendukung mayoritas ikutserta
yang ada selama ini mayorJas tidak ikutserta menggunakan KB, sedangkan yang tidak ikutserta.
menggunakan alat kontrasepsi KB sebanyak 76 Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Assalis
orang (86.4%), dari 210 responden yang (2015) di Wilayah Kerja Puskesmas Branti Natar
menyatakan sosial budaya tidak mendukung Lampung Selalan tahun 2015 mendapatkan hasil
mayoritas ikut seita menggunakan alat bahwa ada hubungan sosial budaya dengan
konlrasepsi KB sebanyak 198 orang (81.9%). pemilihan metode kontrasepsi.
Hasil uji statistik pada analisis bivariat Penelitian yang dilakukan oleh Setiowati (201B) di
menggunakan Cite-Square diperoleh p-value Puskesmas Wilayah Kecamatan Gimahi Selatan Kota
sebesar D,000 ‹ 0,05 artinya ada hubungan Cimahi didapatkan hasil terdapat hubungan yang
yang signifikan antara sosial budaya dengan signifikan antara faktor budaya terhadap
keikutsertaan KB. Dari 220 responden yang penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.
menyatakan keluarganya mendukung mayoritas Kelompok kasus sebagian besar responden
ikut sertaan menggunakan KB sebanyak 201 menyatakan bahwa faktor budaya tidak
orang (85.2%), dari 104 responden yang mendukung penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
menyatakan keluarganya tidak mendukung Rahim, sedangkan pada kelompok kontrol
mayoritas tidak ikutserta menggunakan KB sebagian besar responden menyatakan bahwa
sebanyak 69 orang (76.4%). Hasil uji statistik faktor budaya mendukung penggunaan Alat
pada analisis bivariat menggunakan Cite- Kontrasepsi Dalam Rahim. Berbeda dengan
Square diperoleh p-value sebesar D,000 ‹ 0,05 penelitian Wulandari (2015) di Puskesmas
artinya ada hubungan yang signifikan antara Merangsan kota Yogyakarta bahwa Dari semua
dukungan keluarga dengan keikutsertaan KB variabel penelJian sosial budaya (umur,
pendidikan, pekeqaan, agama, kepercayaan) tidak
PEMBAHASAN ada berhubungan yang signifikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan keikulsertaan KB IUD.
bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosial Sosial budaya adalah sistem gagasan, tindakan
budaya dengan keikutserlaan KB di Wilayah dan hasil karya manusia dalam kehidupan
kerja Puskesmas Kota Datar Desa Tandem masyarakat yang dilahirkan dari diri manusia
Hulu I Kecamatan Hamparan Perak melalui proses pembelajaran (Koenljaraningrat,
Kabupaten Deli Serdang, p=0,000 < 0,05. 2014). Sosial budaya adalah segala hal yang
Responden yang mendukung sosial budaya dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan
mayoritas ikutserta menggunakan alat budi nuraninya untuk dan atau dalam
kontrasepsi KB, sedangkan kehidupan bermasyarakat. Atau lebih
singkatnya manusia

43
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eikurs er raar\ r›\erqad i ak sepr or Kd diLHqau dari aspek sosial budaya da r› d ukur\gar› kelua rga
I’royrar» Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con

43
membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya
oleh Musdalifah (2013) di Wilayah Kerja
yang diperuntukkan dalam kehidupan
Puskesmas Lampa, Duampanua, Pinrang yang
bermasyarakat (Ranjabar, 2016).
menyimpulkan bahwa dukungan suami (keluarga)
Sebagai makhluk sosial manusia hidup tidak
berhubungan positif dengan pemilihan alat
terlepas dari budaya bahkan dapat dipengaruhi
kontrasepsi hormonal.
oleh budaya di mana ia hidup. Budaya
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk
menyangkut adal istiadat, tradisi, kebiasaan,
hubungan interpersonal yang melindungi
aturan-aturan dan pendapat-pendapat.
seseorang dari efek stres yang buruk (Kaplan &
Penggunaan alat kontrasepsi juga turut
Sadock, 2015). Dukungan sosial keluarga
dipengaruhi oleh faktor sosial budaya
mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang
masyarakat mengingat penggunanya hidup dalam
dipandang oleh anggota keluarga sebagai
lingkungan budaya masyarakat (A/itonang, 2015).
sesuatu yang dapat diakses atau diadakan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
untuk keluarga yang selalu siap memberikan
keikutserlaan ibu berhubungan dengan sosial
pertolongan dan bantuan jika diperlukan
budaya yang berkembang dalam masyarakat.
(Andarmoyo, 2015). Sistem dukungan keluarga ini
Masyarakat yang sudah tidak mempercayai mitos-
berupa membantu berorientasi tugas sering kali
mitos yang berkembang di masyarakat cenderung
diberikan oleh keluarga besar, teman, dan
menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan
tetangga. Bantuan dari keluarga besar juga
mereka yang masih mempercayai mitos.
dilakukan dalam bentuk bantuan langsung,
Kepercayaan yang masih dipercayai oleh
termasuk bantuan financial yang terus-menerus
sebagian masyarakat yaitu banyak anak banyak
dan interrn’itent, berbelanja, merawat anak,
rezeki, setiap anak memiliki rezeki masing-masing
perawatan fisik lansia, melakukan tugas rumah
sehingga jika anaknya banyak maka rezekinya
tangga, dan banluan praktis selama masa krisis
juga akan banyak. Selain itu ada juga
(Friedman, 2015).
masyarakat yang dalih agama bahwa Dukungan keluarga yang diterima responden
melakukan KB dilarang agama (haram)
dalam hal ini dukungan yang memberi
sehingga mereka tidak menggunakan alat
kontribusi pada keikulsertaan KB
kontrasepsi. Kebiasaan masyarakat yang lebih
berhubungan dengan kualitas dan kuatnya
mengha/gai anak laki-laki dibandingkan anak
hubungan serta persepsi memiliki orang Iain
perempuan sehingga ketika anaknya sudah
yang dapat dipercaya dan diandalkan untuk
ada 2-4 orang tetapi belum memiliki anak laki-
memberikan dukungan jika sewaktu-waktu
laki maka mereka berusaha untuk mendapatkan
diperlukan. Pendapat Iain mengemukakan
anak laki-laki, yang berarti istri tidak
bahwa ikatan keluarga yang kuat sangat
menggunakan alat kontrasepsi dan harus
membantu ketika keluarga menghadapi
hamil/melahirkan lagi dengan harapan pada
masalah, karena anggota keluarga sangat
kehamilan ini akan mendapatkan anak laki-laki.
membutuhkan dukungan dan bantuan dari
Sebagian responden juga beranggapan bahwa
anggota keluarga yang Iain (Puspitasari &
dengan anak yang sedikit maka tidak ada
Nurunniyah, 2016).
yang mengurusnya pada saat tua nanti. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
dukungan keluarga terulama suami berhubungan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
erat dengan keikutsertaan ibu dalam penggunaan
dukungan keluarga dengan keikutsertaan KB,
alat kontrasepsi KB. Ibu yang mendapatkan
p=0,000 < 0,05. Responden yang menyatakan
dukungan cenderung merasa yakin untuk
keluarganya mendukung mayoritas ikutserta
menggunakan alat kontrasepsi dan pada
menggunakan KB, sedangkan responden yang
umumnya ibu akan merasa nyaman menggunakan
menyatakan keluafganya tidak mendukung
alat kontrasepsi tersebut. Sementara ibu yang
mayoritas tidak ikutserta menggunakan KB.
tidak mendapatkan dukungan dari keluarga
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(suami) cenderung tidak menggunakan alat
Puspitasari & Nurunniyah (2016) di Desa
kontrasepsi dengan berbagai alasan seperti
Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta
permintaan suami agar istri tidak menggunakan
mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
alat kontrasepsi karena masih menginginkan
positif antara dukungan keluarga dengan
memiliki anak lagi, takut efek samping alat
keikutsertaan KB pada Pasangan Usia Subur
kontrasepsi yang digunakan, tidak memberikan
(PUS). Demikian juga penelitian yang dilakukan
I’royran Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eiku£serLaar\ r›\erqad i akseptor Kd diLHqau dari aspek sosial hudaya da r› d ukur\gar›
keluarga
uang untuk membayar alat kontrasepsi yang
Program D-IV Bidan Pendidik Universitas
akan digunakan ibu sehingga ibu tetap
Sumatera Utara.
menggunakan alat kontrasepsi tersebut.
Ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga
Assalis, H. (2015). Hubungan sosial budaya
(suami) maka akan bersama-sama untuk mencari
dengan pemilihan metode kontrasepsi.
informasi dan berlanya pada tenaga kesehatan
Jurnal Kesehatan, VI(2), 142—147.
alat kontrasepsi yang cocok untuk ibu, keluarga
(suami) menganjurkan pada istri untuk
Badan Pusat Statistik. (2D15). Profil Kesehatan Ibu
menggunakan alat kontrasepsi yang c0cok atau
dan Anak. Jakarta: BPS.
paling kecil efek sampingnya. Suami juga
menyediakan uang dan bersedia mengantar istri
Badan Pusat Statistik. (2016). Indikator
untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan seperti
Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: BPS.
klinik bidan, puskesmas, dan fasilitas kesehatan
lainnya yang menyediakan alat kontrasepsi. Selain
BKKBN. (2016). Keluarga Berencana dan
itu, suami memberikan dukungan emotional
Kesehatan Repfoduksi (Getakan 2). Jakarta:
seperti menguatkan ibu dengan menghargai pilihan
ibu, memberi pujian yang membuat ibu merasa Badan Kependudukan dan Keluarga
lebih nyaman dalam menggunakan alat Berencana Nasional (BKKBN).
kontrasepsi.
BKKBN. (2017). Keluarga Beencana dan
SIMPULAN Kontrasepsi. Jakarta: Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Aspek sosial budaya dan dukungan keluarga
berhubungan erat dengan keikutsertaan KB
BKKBN. (2018). Panduan Promosi dan Konseling
p=0,000 < D,05. di Wilayah keqa Puskesmas
Kesehatan Reproduksi dalamP/ogram
Kota Datar Desa Tandem Hulu I Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga. Jakarta: Badan
SARAN Kependudukan dan Keluarga Berencana
Kepada manajemen pelayanan Puskesmas Nasional (BKKBN).
Kota Datar untuk melakukan monitor dan
evaluasi terhadap pencapaian keikutsertaan KB BKKBN. (2019). Laporan Badan Kependudukan
terutama di Desa Tandem Hulu I sehingga dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-
dapat ditingkatkan keikutsertaan PUS dalam 2019. Jakarta: Badan Kependudukan dan
pemakaian alat kontrasepsi KB. Para bid an Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
juga supaya dilibatkan untuk memberikan
penyuluhan tentang alat kontrasepsi KB BPS. (2018). Proyeksi Jumlah Penduduk 2020
kepada PUS yang belum menggunakan alat Menurut Provinsi (SUPAS 2015). Jakarta:
kontrasepsi agar memilih dan menggunakan Badan Pusat Statistik (BPS).
alat kontrasepsi KB yang cocok untuk dirinya
sehingga dapat menekan angka Darma ati, D., & Rakhmah, A. N. (2017)
pertumbuhan penduduk dan meningkatkan Keikutsertaan menjadi akseptor keluarga
kesejahteraan keluarga. berencana oada pasangan usia subur
ditinjau dan aspek S0sial dan budaya. idea
DAFTAR PUSTAKA Nurs//tg Journal, 8(1), 58-62

Andarmoyo, S. (2011). Keperawatan Keluarga Friedman, M. (2015). Buku Ajar Keperawatan


Konsep Teori, proses DanPraktik Keperawatan Keluarga Riset , Teori dan Praktik (Edisi ke-
(Getakan 2). Yogyakarta: Graha IImu. 7). Jakarta: Penerbf Buku Kedokteran
EGG.
Aritonang, J. (2015). Hubungan Budaya
Patriarki terhadap Keputusan WUS Menjadi Harlanto, H. (2017). Keluafga Berencana dan
Akseptor Keluarga Berencana di Lingkungan Kontrasepsi (Getakan 4). Jakarta: Pustaka
VI Simpang Selayang Medan Tuntungan Sinar Harapan.
Tahun 2010,.

434
HolisLik Jurr›al Ke sel›aLar›, Volume 14, No.3, ñe y L etc be r 2020: 4 2g—
435
K eiku£serLaar\ r›\erqad i akseptor Kd diLHqau dari aspek sosial hudaya da r› d ukur\gar›
I’royrar» Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con
keluarga

435
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A.
Sarafino, E. P. (2014). Health Psychology :
(1994) . Kaplan and S6dock's synopsis of
Biopsychosocial Interactions. USA: John Wiley
psychiatry. Behavioral sciences, clinical
& Sons.
psychiatry Williams & Wilkins Co
Seliadi, E. M. (2017). IImu Sosial dan
Koentjaraningral, K. (2014). Pengantar IImu
Budaya Dasar (Cetakan 3). Jakarta: Kencana
Antropologi (Cetakan 4). Jakarta: Rineka Cipta.
Prenanda Media Group.
Manuaba, I. G. B. (2014). IImu Kebidanan Penyakit
Seliowati, T. (2018). Faktor-faktor Yang
Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:
Berhubungan Dengan Penggunaan Alat
Penerbit Buku Kedokteran EGG. Kontrasepsi Dalam Rahim Pada Akseptor
KB Golongan Risiko Tinggi di Puskesmas
Manuaba, I. G. B. (2016). Memahami Wilayah Kecamatan Cimahi Selatan Kota
Kesehatan Reproduksi Wanita (Getakan Cimahi. Skripsi.
6). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGG.
Suratun, S., Tien, H., & Rusmiali, S. (2017).
Pelayanan Keluarga Verencana dan Pelayanan
Musdalifah, S M. & Rahma, R. (2014). Faktor
Kontrasepsi. Jakarla: Trans Info Media.
yang Bernubungan Dengan Pemilihan
Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Keqa
Wiknjosastro, H. (2015). IImu Kebidanan (Cetakan
Puskesmas Lampa Kecamalan Duampanua
6). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Kabupaten Pinrang 2013. Naskah llrniah.
Prawirohardjo.
Noorkasiani, M. K , Heryali, S. K , & Ismail, R. S.
Wulandari, S. (2015). Hubungan Faktor Sosial
K. (2016). Sosiologi keoeawatan. EGC
Budaya dengan Keikutsertaan KB IUD di
Puskesmas Merangsan kota Yogyakarta Tahun
Puspitasari, D., 8 NunJnniyah, S. (2016).
2013. Jumal Medika Respati, 10(1), 1907—
Dukungan Keluafga dalam Keikutsertaan KB
3867.
pada Pasangan Usia Subur di Desa Argomulyo
Sedayu Bantul Yogyakarta. Jurnal Ners Dan
Kebidanan Indonesia, 2(3), 91—98.

Ranjabar, J. (2016). Sistem Sosial Budaya


Indonesia: Suatu Pengantar (Edisi 3). Bogor:
Ghalia Indonesia.

I’royran Stud i D-III K ehidaft i› STI Kes Flora. *Er»aiI: i›opisfr2}@yrs aiI.con
Keikutsertaan menjadi akseptor KB ditinjau dari aspek sosial
budaya dan dukungan keluarga
ORIGINALITY REPORT

0%
SIMILARITY INDEX

PRIMARY SOURCES

EXCLUDE QUOTES OFF EXCLUDE MATCHES < 10%


EXCLUDE
OFF
BIBLIOGRAPHY

You might also like