Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda Di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Analogi Hukum, 1 (3) (2019), 294–299

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata


Usaha Negara Denpasar
Herry Jaya Hartana, I Made Suwitra dan Ida Ayu Putu Widiati

Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*hartana@gmail.com
How To Cite:
Hartana, H, J., Suwitra, I, M., Widiati, I, A, P.. (2019). Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar.
Jurnal Analogi Hukum. 1 (3). 294-299. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.1.3.1774.294-299

Abstract—The purpose of this study was to find out the legal provisions for resolving disputes over land
rights related administrative Court. The certificate is a strong proof of ownership regarding physical and
juridical data, contained in the measurement letter and the land book of rights. The certificate of land must be
registered, as stated in Law Number 5 of 1960 concerning Basic Agrarian Principles Article 19 paragraph 1, to
ensure legal certainty by the government to register land throughout the territory of the Republic of Indonesia.
As is the case in Sibang Kaja Village, the existence of certificates of multiple property rights caused a dispute
due to the absence of legal certainty. This case has entered and has received the decision of the State
Administrative Court. Lawsuits are not accepted by administrative Court because the claim is not to the
agency, but is still between individuals. Administrative Court is not authorized to try this case because it is still
in the civil sphere which should be tried in the General Court. The research method used is empirical
sociology, namely research that connects with the facts that exist in society in connection with the problems
encountered in the study. The dispute over multiple certificates that took place in Sibang Kaja village was due
to the lack of clarity on the certificate of sale & purchase and the family history, to obtain legal certainty over
this dispute, the case must proceed to the General Court.
Keywords: Dispute Settlement, Legitimate Purchase of Land, Overlapping certificate

Abstrak—Sertipikat ganda adalah suatu bukti kepemilikan tanah yang mempunyai lebih dari satu sertipikat.
Dalam suatu bidang tanah tidak boleh ada dua sertipikat. Jika terjadi hal tersebut terjadi sudah pasti salah satu
sertipikat tersebut salah, namun bisa juga dua-duanya salah karena ada juga pemilik lain yang menguasai tanah
tersebut dan setelah pembuktian orang tersebutlah pemilik sebenarnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ketentuan hukum penyelesaian sengketa hak milik atas tanah terkait sertipikat ganda di PTUN
Sertifikat merupakan surat tanda bukti kepemilikan yang kuat mengenai data fisik dan yuridis, termuat dalam
surat ukur dan buku tanah hak. Kepemilikan SHM atas tanah wajib di daftarkan, seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria pasal 19 ayat 1, untuk
menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik
Indonesia. Seperti kasus yang terjadi di Desa Sibang Kaja, terjadinya sertipikat hak milik ganda yang
menimbulkan sengketa karna tidak adanya kepastian hukum. Perkara ini telah masuk dan sudah mendapat
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. Gugatan Perkara tidak diterima PTUN karena gugatan bukan ke
instansi, melainkan masih antar individu.PTUN tidak berwenang mengadili perkara ini karena masih dalam
ruang lingkup perdata yang seharusnya diadili di Peradilan Umum. Metode Penelitian yang digunakanadalah
Empiris Sosiologis yaitu penelitian yang menghubungkan dengan fakta yang ada dalam masyarakat
sehubungan dengan permasalahan yang ditemui dalam penelitian. Sengketa sertipikat ganda yang terjadi di
desa sibang kaja disebabkan tidak ada kejelasan atas AJB dan riwayat silsilah keluarga, untuk mendapatkan
kepastian hukum atas sengketa ini, maka perkara harus dilanjutkan ke Peradilan Umum.
Kata Kunci: Sahnya Jual Beli Tanah, Sertipikat Ganda, Penyelesaian Sengketa.

1. Pendahuluan ayat (3) UUD 1945 yang menegaskan bahwa


semua sumber daya alam yang terkandung
Kewenangan pemerintah untuk mengatur didalamnya dimiliki oleh Negara untuk
pertanahan secara formal diatur dari pasal 33 dimanfaatkan bagi kemakmuran dan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


294
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

kesejahteraan rakyat bersama, sedangkan mempunyai tanah namun belum mempunyai


kewenangan pemerintah secara substansi sertipikat sebagai alat bukti kepemilikan
mengatur bidang pertanahan terutama dalam hal tersebut, karena tanah bersangkutan belum
untuk mengatur pemeliharaan tanah, didaftarakan. Di daerah pedesaan masih banyak
penggunaannya dan ketersediaan termasuk warga yang memiliki tanah dengan alat bukti
dalam menentukan perbuatan hukum antara berupa petuk Pajak atau Girik. Sebelum
seseorang mengenai hukum pertanahan semua diberlakukannya UUPAsurat pembayaran
secara tegas tercantum dalam UUPA pasal 2 terdahulu menggunakan surat pajak hasil bumi
ayat (2). yang disebut girik. Tetapi setelah berlakunya
UUPA, girik juga disebut surat keterangan
Sertipikat adalah bukti kepemilikan atas bukti pembayaran pajak bukan sebagai tanda
tanah yang disebut alat bukti sah dan kepemilikan hak atas tanah. Sebelum
autenticterhadap Kepastianhukum bagi diberlakukan UUPA secara formal girik bahwa
pemegang Sertipikat. (Rashyd, 1987) benargirik adalah bukti hak atas tanah, setelah
ketersediaan perangkat hukum yang tertulis lahirnya UUPA girik tidak berlaku.
lengkap dan jelas merupakan pemberian Berdasarkan persitiwa yang ada di masyarakat,
jaminan untuk kepastian hukum, dilaksanakan jaminan kepastian hukum tidak sepenuhnya
secara konsisten sesuai dengan isi milik pemegang sertipikat.
ketentuannya.
Tumpang tindih sertipikat terjadi di daerah
Sertipikat ganda adalah suatu bukti Sibang Kaja, yaitu dalam 1 bidang tanah
kepemilikan tanah yang mempunyai lebih dari terdapat 2 buah sertipikat yang sama
satu sertipikat. Dalam suatu bidang tanah tidak dikeluarkan oleh BPN Dps. Adanya tumpang
boleh ada dua sertipikat. Jika terjadi hal tersebut indih sertipikat menimbulkan sengketa perdata
terjadi sudah pasti salah satu sertipikat tersebut antar individu, pembuktian atas kepemilikan
salah, namun bisa juga dua-duanya salah karena yang jelas dapat dibuktikan di Peradilan Umum
ada juga pemilik lain yang menguasai tanah untuk mendapatkan kepastian hukum terhadap
tersebut dan setelah pembuktian orang ha katas tanah. Objek penelitian kasus ini
tersebutlah pemilik sebenarnya. Tidak mungkin adalah yang berkaitan dengan munculnya
ada dua sertipikat yang benar dalam satu bidang “sertipikat ganda” yang prosesnya diadili di
tanah. Sertipikat ganda mengakibatkan sengketa Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar. Dari
antara pemegang sertipikat dan saling mengakui peristiwa hukum yang terjadi tersebut menarik
bahwa apa yang mereka miliki itu memang untuk dipelajari dan diteliti lebih lanjut
benar adanya walaupun kemudian satu tentangadanya tumpang tindih sertipikat, yang
diantaranya, sertipikat itu ada yang palsu selama berjalannya pemeriksaan adanya ketidak
dimana objek yang tertera pada sertipikat jelasan dalam proses pembuatan sertipikat
tersebut bukan yang sebenarnya. karena data yang dimiliki para pihak belum
Sertipikat Hak Milik bisa dibatalkan akurat sehingga adanya ketidak pastian hukum
apabila data fisik dan Yuridis inkonsistensi. atas kepemilikan sertipikat hak milik.
Dalam pengertian pendaftaran hak atas tanah Beberapa penelitian terkait dengan
melalui konversi adalah merupakan penelitian sekarang ini telah dikaji sebelumnya,
penyesuaian hak lama yang tunduk pada hukum seperti (Panget, 2013) yang mengakaji tentang
adat atau hukum lainnya kepada hak baru “Penyelesaian Hak Atas Tanah Yang Memiliki
menurut UUPA. Pendaftaran hak atas tanah Sertifikat Hak Milik Ganda”. Penelitian ini
biasanya dilakukan secara sistematis atau betujuan untuk mengetahui faktor-faktor
sporadik melalui penegasan hak dan penyebab terjadinya sertifikat ganda terhadap
pengesahan data fisik dan data Yuridis sebagai sebidang tanah dan upaya penyelesaian hukum
bukti kepemilikan yang diperoleh berupa yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan
sertipikat yang kuat. Sehingga mengacu pada terhadap timbulnya sertifikat ganda atas
UUPA, dapat dijamin kepastian hukum bagi sebidang tanah. Hasil penelitian ini
subjek yang beritikat sesuai dengan justice as menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab
fairness. Seperti yang diungkapkan oleh Jhon terjadinya sertipikat ganda terhadap sebidang
Rawls: Hasil yang baik dan benar harus melalui tanah yaitu karena adanya peta pendaftaran
proses dan prosedur yang baik dan benar pula. belum terbentuk atau belum lengkap, faktor
Meskipun sudah secara tegas diatur dalam manusianya baik disebabkan karena human
UUPA dan PP No. 24 tahun 1997 bahwasannya error maupun adanya itikad tidak baik dari
untuk menjamin kepastian hukum pemilikan pemohon, adanya pemecahan atau pemekaran
tanah, tanah harus didaftarkan, namun masih wilayah, adanya administrasi yang tidak benar
banyak orang khususnya di daerah desa yang di kelurahan dan adanya perubahan tata ruang

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


295
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

oleh pemerintah kota. Dari kesemua faktor sebagai duduk perkara akan dapat diketahui
tersebut diatas disebabkan karena ketidak hakim dari alat-alat bukti yang diajukan oleh
cermatan dan Ketidak telitian Kantor para pihak yang bersengketa. Kalau pembuktian
Pertanahan dalam memeriksa dan meneliti data pihak Penggugat bagus gugatannya akan
fisik dan data yuridis baik secara langsung di dikabulkan, dimana suatu gugatan dikabulkan
lapangan maupun dalam hal penyelidikan adakalanya pengabulan seluruhnya atau
riwayat tanah dan penilaian kebenaran alat menolak sebagian lainnya. Isi putusan
bukti pemilikan atau penguasaan tanah melalui pengadilan yang mengabulkan gugatan pihak
pengecekan warkah yang ada di Kantor penggugat itu, berarti tidak membenarkan
Pertanahan. 2. Upaya penyelesaian hukum yang Keputusan Tata Usaha Negara yang
dilakukan oleh Kantor Pertanahan terhadap dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional
timbulnya sertipikat ganda dapat ditempuh (Tergugat) atau tidak membenarkan sikap tidak
dengan 2 cara, yaitu yang pertama kali berbuat apa-apa yang dilakukan oleh tergugat
ditempuh dengan menyelesaikan sengketa padahal itu sudah merupakan kewajibannya.
melalui Badan Pertanahan Nasional (non Maka dalam putusan gugatan dikabulkan
litigasi). Untuk menyelesaikan sengketa tersebut ditetapkan kewajiban yang harus
dilakukan musyawarah antara para pihak yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional
bersengketa dengan mediator Kantor (Tergugat) berupa pencabutan Keputusan Tata
Pertanahan. Dan cara terakhir yang harus Usaha Negara yang bersangkutan. 3). Akibat
ditempuh apabila musyawarah antara para Hukum dengan adanya Sertifikat Ganda Hak
pihak tidak tercapai, yaitu dengan Atas Tanah adalah menimbulkan
menyelesaikan sengketa melalui Peradilan dan Ketidakpastian hukum, Kerugian dan
juga hukum adat. Pembatalan atau pencabutan sertifikat.
(Nurjannah & Muin, 2016) juga mengkaji Berdasarkan pembahasan masalah dan
penelitian serupa tentang “Penyelesaian penelitian sebelumnya yang dikemukakan
Sengketa Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
(Studi Kasus Pada Pengadilan Tata Usaha permasalahan sebagai berikut:
Negara Makassar)”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat Bagaimana sahnya Akta Jual Beli tanah
menyebabkan timbulnya sertifikat ganda, terhadap hak atas tanah yang memiliki
bentuk penyelesaian terhadap sengketa serifikat sertipikat ganda di Desa Sibang Kaja?
ganda hak atas tanah di Pengadilan Tata Usaha Bagaimana proses penyelesaian sengketa
Negara Makassar, serta akibat hukum yang sertipikat ganda di Pengadilan Tata Usaha
ditimbulkan dengan adanya sertifikat ganda Negara Denpasar?
tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1).Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Penelitian ini disusun dengan tujuan yang
tejadinya Sertifikat Ganda adalah : Kesalahan dapat diklasifikasi atas tujuan yang bersifat
dari pemilik tanah itu sendiri yang tidak umum dan tujuan yang bersifat khusus, sebagai
memanfaatkan tanahnya dengan baik, atau pada berikut:
saat pengukuran pemohon dengan sengaja atau
tidak sengaja menunjukkan letak tanah dan Tujuan Umum
batas tanah yang salah, serta Adanya Untuk melaksanakan Tri Dharma
kesengajaan dari pemilik tanah untuk Perguruan Tinggi , khususnya penelitian pada
mendaftarkan kembali sertifikat yang bidang hukum yang menyangkut perkembangan
sebenarnya sudah ada. Selanjutnya dari Badan di masyarakat.
pertanahan Nasional karena tidak adanya basis
data yang baik, atau karena ketidak telitian Untuk melatih mahasiswa dalam
Pejabat Kantor Pertanahan dalam menerbitkan menyatakan pikiran ilmiah.
sertifikat tanah. Faktor pemerintah setempat,
kelurahan atau desa yang mempunya data tidak Untuk melengkapi persyaratan
valid dan Untuk wilayah bersangkutan belum memperoleh gelar Sarjana Hukum.
tersedia peta pendaftaran tanahnya. 2) Bentuk
Tujuan Khusus
penyelesaian sengketa sertifikat ganda di
Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar sama Untuk mengetahui bagaimana sahnya suatu
dengan proses penyelesaian gugatan lainnya. akta jual beli tanah terhadap sertipikat ganda.
Aspek yang mempengaruhi hakim menentukan
pilihan tindakan dalam penyelesaian suatu Untuk mengetahui bagaimana mekanisme
sengketa sertifikat ganda yaitu dari segi penyelesaian sengketa terhadap Sertipikat Hak
Pembuktiannya, karena fakta dan peristiwa Milik yang ganda.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


296
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

2. Metode 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Metode penelitian adalahcara yang
dilakukan dan diterapkan oleh peneliti dalam Sahnya Akta Jual Beli Tanah Terhadap Hak
upaya untuk melengkapiinformasi dan data, Atas Tanah Yang Memiliki Sertipikat Ganda
serta melakukan penelusuran terhadap bahan
yang sudah didapatkan tersebut. Metode Akta jual beli erat kaitannya dengan
penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana perjanjian, sebelum adanya akta jual beli para
rancangan penelitian ini dilakukan, antara lain: pihak membuat perjanjian yang saling mengikat
prosedur dan cara-cara yang harus dilakukan, satu sama lain. Perjanjian mempunyai peran
waktu penelitian, sumber data, dan dengan cara penting dalam setiap adanya transaksi. Akta
apa saja data-data tersebut didapat lalu Jual Beli dapat disebut sah jika memenuhi
seterusnya dapat dimanfaatkan dan digunakan. syarat yang berlaku dalam KUHPer. Dalam
KUHper menyebutkan bahwa syarat sahnya
Tipe Penelitian dan Pendekatan Masalah perjanjian adalah sepakat yang mengikatkan
diri, yang berarti harus ada persetujuan dan
Penelitian ini merupakan penelitian hukum kesepatakan mengenai pokok perjanjian.
empiris, penelitian hukum empiris dilakukan Kecakapan para pihak, yang berarti kedua belah
karena adanya kesenjangan antara norma pihak harus cakap hukum sesuai. Adanya
dengan kenyataan di lapangan klausula tertentu, yaitu terkait objek dalam
Pendekatan masalah yang digunakan perjanjian. Klausula yang halal, yang berarti
dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris tidak melanggar aturan yang berlaku. Bentuk
sosiologi. Pendekatan empiris sosiologi akta, yang berarti bukti kepimilikan atas tanah
dilakukan dengan mempelajari Putusan yang akan diperjual belikan (Indroharto, 1994).
Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkaitan Fakta yang terjadi di lapangan banyak
dengan sengketa yang terdapat di lapangan notaris yang melanggar kode etik, diantaranya:
untuk di teliti dan wawancara kepada pihak adanya transaksi AJB yang hanya
Pengadilan Tata Usaha Negara untuk menggunakan kwitansi dari BPN atau sering di
memastikan kebenaran dalam perkara sertipikat sebut dengan kartu kuning. Kartu kuning
ganda yang terjadi di Desa Sibang Kaja. tersebut sering dijadikan dasar untuk membuat
Jenis dan sumber data AJB yang dimana notaris seharusnya tidak
boleh menjadikan dasar untuk pembuatan AJB.
Bahan yang diperlukan dan diperoleh Selain sertipika tidak ada yang bisa digunakan
dalam penelitian berupa Sumber Data Primer untuk dijadikan dasar pembuatan AJB, karena
dan Sumber Data Sekunder sertipikat merupakan alat bukti otentik yang
sah.
Sumber Data Primer
Sering juga terjadi transaksi jual beli
Yaitu bahan yang diperoleh secara dengan menggunakan system kepercayaan.
langsung dari sumber pertama baik dari Dimana pada saat itu sertipikat yang akan
informan maupun responden. ditransaksikan belum benar adanya, dalam
Sumber Data Sekunder artian sertipikat yang diperjual belikan masih
dalam proses pemecahan di BPN. Menurut
Yaitu bahan hukum yang diperoleh dari peraturan yang berlaku sertipikat harus ada
Pengadilan Tata Usaha Negara melalui Putusan apabila akan melaksanakan transaksi penjualan
Nomor 23/G/2015/PTUN.Dps. atau pembelian.
Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan fungsinya akta jual beli
merupakan alat bukti otentik terhadap
Pengumpulan data dilakukan dengan cara: kepemilikan yang sah terhadap adanya transaksi
suatu objek. Akta Jual Beli harus dibentuk
Mencari langsung sumber data (Putusan)
didepan pejabat umum yang berwenang. dalam
dengan pihak Pengadilan Tata Usaha Negara.
hal ini merupakan wewenang Notaris. Dengan
Yaitu pihak yang bertanggung jawab dan terkait
adanya saksi dan penandatanganan atas
langsung dalam pengumpulan data, Agar
persetujuan dua belah pihak maka akta jual beli
diperoleh gambaran mengenai sertipikat ganda.
sudah dapat dikatakan sah.
Studi kepustakaan untuk memperoleh data
Selain syarat-syarat yang telah ditentukan
sekunder yang berkaitan dengan objek
KUHPer, sahnya Akta Jual Beli juga
penelitian dan literatur-literatur yang juga
memerlukan kepastian hukum dari tanah yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
297
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

diperjual belikan. Apabila sertipat tanah yang diadakan rapat besar yang bertempat di Jakarta,
membuktikan bahwa tanah tersebut benar Ancol. Rapat tersebut membahas tentang
dimiliki oleh pemilik lebih dari satu, Akta Jual adanya peraturan baru mengenai perubahan
Beli yang telah dibuat dengan mengikuti tentang pengesahan pembatalan sertipikat yang
aturan , maka Akta Jual Beli tersebut dapat semula kewenangan PTUN kini menjadi
dikatakan tidak sah karena masih diragukan kewenangan BPN. Jika BPN tidak mampu
keaslian dari salah satu sertipikat tersebut. menyelesaikan keabsahan data dan surat, untuk
selanjutnya penyelesaian akan dialihkan ke
Seperti kasus yang terjadi di Desa Sibang PTUN. Teori ini disebut dengan asas Contrarius
Kaja, akta jual beli tersebut dapat dinyatakan Actus, yang berarti siapa yang menerbitkan dia
tidak sah karena masih dalam tahap mencari yang membatalkan.
keabsahan sertipikat yang dimiliki antara
Penggugat dan Tergugat II Intervensi. 4. Simpulan
Dasar ketentuan terbitnya Akta Jual Beli
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di adalah perjanjian, dalam pasal 1320 KUHPER
Pengadilan Tata Usaha Negara perjanjian dapat dikatan sah apabila memenuhi
syarat: sepakat, cakap hukum, klausa yang halal
Penyelesaian sengketa pada umumnya dan adanya objek. Adapun syarat yang harus
dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dipenuhi dalam transaksi jual beli adalah:
atau Pengadilan Negeri, namun harus dilihat terang, tunai dan rill. Terang yang berarti
dari bagaimana kasus yang terjadi. Jika pembuatan AJB harus disaksikan dan
pembatalan dilakukan melalui Pengadilan Tata dilaksanakan didepan pejabat umum yang
Usaha Negara maka ada masa berlaku untuk berwenang. Tunai yang berarti harus dilunasi
pengajuan gugatan, yaitu 90 hari sejak dengan harga yang telah disepakati tanpa ada
diketahui diterbitkan Surat Hak Milik oleh tunggakan dan rill yang berartipenjualan atau
Badan Pertanahan Nasional. Pengajuan gugatan pembelian harus dilakukan dengan benar
dilakukan di PTUN jika perkara sertipikat adanya. Jika salah satu syarat diatas tidak dapat
ganda tersebut terjadi antara individu dengan terlaksana maka proses jual beli dapat dikatakan
instansi atau instansi dengan instansi. Setiap tidak sah. Dalam Akta Jual Beli yang dikatakan
orang atau instansi boleh melakukan gugatan sah apabila adanya kesepakatan antara kedua
jika Surat Hak Milik atas tanah tumpang tindih belah pihak. Jadi sah atau tidaknya akta jual
(overlapping). beli terhadap sertipikat ganda yang terjadi di
Namun jika perkara sertipikat ganda yang Desa Sibang Kaja menurut putusan Nomor: 23/
terjadi individu dengan individu maka G/2015/PTUN.Dps Hakim memutuskan masih
pengajuan gugatan seharusnya diajukan ke diperlukan pembuktian di peradilan umum,
Pengadilan Negeri karena sudah berkaitan karena perkara ini merupakan perkara antar
dengan kepemilikan, kewenangan tersebut perseorangan bukan berkaitan dengan instansi
beralih keperdata. pemerintahan jadi bukan kewenangan
Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memutus
Karena PTUNtidak berhak untuk perkara sah atau tidaknya akta jual beli dari
memutuskan atau mengadili perkara sertipikat penggugat dan kebenaran silsilah keluarga dari
ganda yang terjadi antar individu. Penyelesaian tergugat. Karena menurut Pengadilan Tata
sengketa sertipikat ganda dilakukan dengan Usaha Negara akta jual beli dan silsilah
cara mediasi. Mediasi dilakukan oleh pihak keluarga yang diajukan sebagai bukti masih
BPN yang bertempat di kantor BPN dan diragukan ke aslian dan ke absahannya.
ditangani oleh bidang sengketa. Apabila tidak
mendapatkan kesepakatan diantara kedua belah Penyelesaian sengketa sertipikat ganda
pihak yang bersengketa maka perkara tersebut oleh PTUN menurut perkara Nomor: 23/
dapat dilanjutkan ke Peradilan Umum atau ke G/2015/Dps harusnya diajukan gugatan ke
PTUN. Peradilan Umum bukan ke PTUN, karena
bukan kewenangan PTUN untuk
Setelah keluar putusan dari pengadilan
yang berwenang, maka salah satu sertipikat memutuskan perkara sertipikat ganda di
yang dianggap tidak sah batal demi hukum dan Desa Sibang Kaja. Jika perkara melibatkan
BPN berhak membumi hanguskan sertipikat lembaga instansi maka PTUN berwenang
tersebut (Zein, 1995). untuk memutus perkara tersebut dengan
meninjau bukti-bukti, saksi dan observasi
Dari wawancara yang dilakukan di PTUN, langsung ke objek perkara agar mendapat
hakim yang di wawancarai menyatakan bahwa kejelasan tentang duduknya perkara,
pada tanggal 6-7 Februari 2019 yang telah
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
298
Penyelesaian Sengketa Sertipikat Ganda di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar

sehingga adanya titik terang dari masing-


masing pihak yang dapat dijadikan acuan
oleh hakim untuk menimbang dan memutus
perkara tersebut. PTUN hanya berwenang
memutus perkara apabila sudah jelas
keperdataannya atau kepemilikan. Dengan
adanya peraturan baru dari pemerintah
bahwa BPN sudsh berhak memutus
langsung perkara keabsahan, apabila BPN
tidak bisa membantu maka perkara gugatan
dilanjutkan ke PTUN.
Daftar Pustaka
Indroharto. (1994). Usaha Memahami Undang-
Undang Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Nurjannah, T., & Muin, F. (2016). Penyelesaian
Sengketa Sertifikat Ganda Hak Atas
Tanah (Studi Kasus Pada Pengadilan
Tata Usaha Negara Makassar).
TOMALEBBI: Jurnal Pemikiran,
Penelitian Hukum, Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan, 3
(2). Retrieved from https://
ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/
view/2057/1021
Panget, A. E. (2013). Penyelesaian Hak Atas
Tanah Yang Memiliki Sertifikat Hak
Milik Ganda. Lex A dministratum, 1(3).
Retrieved from https://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
administratum/article/view/3194/2736
Rashyd, H. Al. (1987). Sekilas Tentang Jual
Beli Tanah Berikut Peraturan-
peraturannya. Jakarta: Grahalia
Indonesia.
Zein, R. (1995). Hak Pengelolaan Dalam
Sistem UUPA. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


299

You might also like