Professional Documents
Culture Documents
5562 15606 1 PB
5562 15606 1 PB
562
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 564
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
memiliki motif untuk mendapatkan perilaku narsistik pada remaja awal di kota
perhatian, pujian dan pengaguman dari Samarinda, H0: Tidak ada hubungan antara
orang lain (Yulistara, 2014). Chaplin (2011) intensitas mengunggah konten ke media
Intensitas terbentuk dari aktivitas atau sosial Instagram dengan perilaku narsistik
kegiatan yang memberikan kepuasaan pada remaja awal di kota Samarinda.
atau kesenangan kepada individu yang
melakukannya, sehingga individu tersebut METODE PENELITIAN
cenderung untuk mengulangi aktivitas Desain Penelitian
yang dilakukannya. Kepuasan yang di Jenis penelitian yang digunakan dalam
dapat oleh khalayak (para remaja). penelitian ini adalah dengan menggunakan
Ketika menggunakan internet adalah
metode kuantitatif dengan jenis penelitian
pemenuhan kepuasan pengetahua, korelasi antara variable intensitas dengan
kegunaan kesenangan intensitas perilaku narsistik.
peggunaan internet sangat berpengaruh
dengan kesenangan dan rasa ingin Subjek Penelitian
mengetahui sesuatu. Menurut Aulia (2015) Pengambilan subjek menggunakan Teknik
para remaja awal adalah remaja yang Purposive sampling. Subjek yang terlibat
dapat di katakan anak milenial pada zaman dalam penelitian ini adalah remaja yang
sekarang yang mereka dapat dengan berusia remaja awal yaitu dalam rentang
mudah untuk bergaul dan berinteraksi usia dari 12 – 15 tahun (Hurlock, 2011) di
dengan siapa saja, dengan adanya kota Samarinda yang berjumlah 70 sampel
perkemangan teknologi yang sudah
subjek.
sangat berkembang pesat hamper semua
remaja memiliki smartphone dan dapat Metode Pengumpulan Data
dengan mudah mereka dapatkan. Metode pengumpulan data yang
Berdasarkan uraian latar belakang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
diatas, maka diperoleh rumusan masalah psikologi. Selain sebagai alat ukur, skala
dalam penelitian ini adalah apakah psikologi memiliki karakteristik khusus
terdapat hubungan antara intensitas yang membedakannya dari berbagai
mengunggah konten ke media sosial bentuk instrument pengumpulan data
Instagram dengan perilaku narsistik pada yang lain seperti angket, daftar isian,
remaja awal di kota Samarinda?. inventori, dan lain-lainnya (Azwar, 2013).
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan penelitian ini adalah untuk Teknik Analisis Data
mengetahui hubungan antara intensitas Analisis data yang dilakukan untuk
mengunggah konten ke media sosial pengolahan data penelitian adalah dengan
Instagram dengan perilaku narsistik pada menggunakan analisis korelasi product
remaja awal di kota Samarinda. moment. Keseluruhan teknik analisis data
Berdasarkan uraian teroritis yang menggunakan SPSS (Statistical Package for
telah dikemukakan diatas, maka hipotesis Social Sciences) versi 25.0 for window.
awal dari penelitian ini yaitu, H1: Ada
hubungan antara intensitas mengunggah
konten ke media sosial Instagram dengan
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 565
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Asumsi: Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 8, didapatkan linearity F hitung < F tabel = 0.762 < 1.76 dan
hasil bahwa analisis uji asumsi linearitas p = 0.780 > 0.05. Hal ini menunjukkan
antara variabel perilaku narsistik terhadap bahwa hubungan kedua variabel tersebut
ntensitas mempunyai nilai devistion from adalah linear.
Uji Hipotesis
Tabel 9. Hasil Uji Kendall’s Tau-b
Variabel R P Keterangan
Intensitas (X)
0.898 0.235 0.000
Perilaku Narsistik (Y)
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 566
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
konten ke media sosial instagram, maka sosial instagram membuat para remaja
semakin rendah perilaku narsistik pada semakin berpotensi terpapar berbagai
remaja tersebut. Hasil tersebut sejalan informasi yang dipandang mampu
dengan penelitian sebelumnya yang megubah perilaku atau bahkan keyakinan
menyatakan bahwa frekuensi penggunaan remaja terhadap suatu nilai (Ho, Shin, &
internet yang dijabarkan melalui Lwin, 2017). Melalui karakteristik remaja
penggunaan media sosial menjadi salah yang lebil dan cenderung masih mencari
satu agen yang dapat menyebarkan nilai komitmen akan suatu nilai yang baik
materialism (Ahluwalia & Sanan, 2015). maupun buruk dalam kehidupannya, para
Hasil analisa data diatas juga sesuai dengan remaja akan sangat rentan menerima
hasil penelitian yang dilakukan oleh nilainilai yang justru negatif dari media
Sorokowski (2015) yang menyatakan sosial instagram (Nurhayati, 2015).
bahwa individu yang memiliki narasisme Kepopularitasan instagram di antara kaum
tinggi akan cenderung memposting foto remaja dapat mengalahkan facebook.
selfie-nya di media sosial dibandingkan Survei yang telah dilakukan oleh
dengan individu yang memiliki narasisme lembaga riset Piper Jaffray terhadap
rendah. Dan diperkuat lagi dengan hasil responden remaja Amerika Serikat (AS)
penelitian yang dilakukan Buffardi & menunjukkan bahwa 33 persen para
Campbell (2010) yang menyatakan bahwa remaja yang berusia 13 hingga 19 tahun,
terdapat hubungan positif antara narsisme cenderung lebih banyak mengakses
dan pengguna media sosial. Artinya instagram, sedangkan yang mengakses
pengguna yang memiliki perilaku narsistik twitter sebesar 20 persen, sehingga
tinggi akan lebih sering mem-posting ditempatkan menjadi peringkat kedua
fotonya ke media sosial dibandingan (Widiartanto, 2015). Dari hasil wawancara
dengan pengguna yang memiliki perilaku salah satu mahasiswi yang masih aktif
narsistik yang rendah. Jadi salah satu berkuliah di kampus Universiat
penyebab perilaku mem-posting foto selfie Mulawarman semester V yang berinisial RR
ke media sosial yaitu karena adanya mengaku setiap kali berpergian ketempat
narsisme yang berperan pada diri yang menurutnya dia bagus, ia selalu
seseorang. melakukan foto selfie dan
Instagram merupakan aplikasi mengunggahnya ke media sosial
berbasis internet dan mobile yang mampu instagramnya. Ia mengaku sangat cukup
membuat penggunaanya untuk puas jika ia sudah mengunggah posting
mengambil foto maupun video secara selfie dirinya di tempat yang menurutnya
instan, membagiakan momen, serta bagus dan dilihat oleh teman-temannya
berbagi informasi salah satunya mengenai yang juga aktif di media sosial instagram.
informasi produk dengan sesame Menurut Simatupang (2015) menyatakan
pengguna (Agustina, 2016). Saat ini, bahwa posting selfie muncul sebagai
Indonesia menduduki Negara dengan bentuk kekaguman diri sendiri atas
pertumbuhan penggunaan media sosial perhatian orang lain yang diakibatkan dari
tertinggi ketiga di dunia (Sumber dari data: banyaknya like atau komentar positif yang
We Are Social, 2018). Hal tersebut semakin didapatkan oleh foto tersebut.
memperkuat bahwa semakin banyak Pearlaman (2013) juga mengatakan
orang yang menggunakan media sosialnya bahwa posting selfie merupakan gejala
untuk sebagai media berinteraksi. yang ditimbulkan oleh adanya media
Tingginya intensitas penggunaan media sosial. Hal ini berarti bahwa mengunggah
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 567
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
foto selfie merupakan suatu aktivitas yang (Yulistara, 2014). Seperti kasus yang
berguna untuk mempromosikan diri dialami oleh Miss Iraq, Sarah Idan yang
kepada khalayak ramai di dalam media mendapat ancaman pembunuhan dan
sosial. Selain itu mengunggah foto selfie akan diberhentikan menjadi Miss Irak
juga berguna untuk meningkatkan regulasi karena memposting foto dirinya bersama
diri atau disebut self regulation dengan Miss Israel, Adar Gandelsman yang
(Sorokowski, 2015). dianggap sebagai serangan terhadap
Dalam ilmu psikologi, kebiasaan atau masyarakat Palestina (Muhaimin, 2017).
kegemaran seseorang memposting foto Kasus lainnya yang terjadi dituliskan
selfie di media sosial disebut dengan oleh Pryanka (2016), yakni seorang pilot
intensitas posting selfie. Seseorang yang berusia 29 tahun berusaha memotret dan
gemar melakukan selfie biasanya dapat memposting foto selfienya saat
memposting atau mengunggah foto melakukan penerbangan di sekitar
selfienya sebanyak 4-6 kali dalam sebulan Bandara Colorado. Namun tindakan
(Borelli, 2016). Sedangkan menurut Judith tersebut membuat pesawatnya jatuh dan
(2011) mengatakan bahwa seseorang yang ia meninggal bersama dengan seluruh
gemar melakukan selfie biasanya dapat penumpang lainnya. Kasus ini terjadi
mengunggah foto sebanyak 1-2 kali/hari. karena pilot tersebut hanya fokus dalam
Seperti penelitian yang dilakukan oleh memotret dan memposting foto dirinya
Charoensukmongkol (2016) pada subjek sehingga melalaikan pekerjaan yang
mahasiswa di Bangkok, Thailand yang sedang dilakukannya. Lisnawati (2014)
menyebutkan bahwa ada hubungan positif juga menuliskan berita tentang tragedi
antara posting foto yang berkaitan posting selfie yang dialami oleh seorang
tentang hidupnya dengan kesepian. remaja yang berusia 18 tahun, dimana ia
Artinya individu yang gemar memposting kehilangan nyawanya hanya demi
foto selfie atau tentang dirinya di media mendapatkan sebuah foto terbaik yang
sosialnya mempunyai tingkat kesepian akan ditunjukkan kepada khalayak ramai.
yang lebih tinggi dibandikan individu yang Ketiga kasus tersebut terjadi karena para
tidak gemar memposting foto yang pelaku posting selfie terobsesi
berkaitan tentang dirinya di media menampilkan foto selfie terbaiknya untuk
sosialnya. Sedangkan menurut Houghton di posting di media sosial agar
(dalam Widiani, 2013) seseorang yang mendapatkan pujian dan komentar positif
gemar memposting fotofoto yang dari para netizen. Obsesi tersebut
berkaitan dengan dirinya di media sosial terbentuk dari perasaan individu yang
berisiko membahayakan dirinya sendiri. menganggap dirinya lebih baik dari orang
Hal ini disebabkan karena posting tersebut lain dan memiliki keinginan untuk
berpotensi memperburuk kodisi hubungan diperhatikan dan dikagumi oleh orang lain.
sosial dan membuat pengunggahnya tidak Obsesi tersebut disebabkan karena
disukai orang lain. adanya sifat narsisme yang dimiliki orang
Kegemaran memposting foto tersebut. Hal ini disebabkan karena
tentang dirinya hingga berlebihan juga narsisme cenderung ingin mendapatkan
dapat mengundang kejahatan sosial, perhatian dan kekaguman dari orang lain
membuat pekerjaan terbengkalai, sehingga ia menampilkannya melalui foto-
mengganggu orang lain, memengaruhi foto selfie yang diunggahnya di media
pikiran orang lain yang melihatnya dan sosial. Seperti yang dikatakan oleh
meningkatkan risiko perubahan gambar Freedland (2013) bahwa posting selfie
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 568
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 569
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
penentu karena pada periode ini individu menyebabkan kejahatan sosial seperti
meninggalkan tahap kehidupan anak-anak penculikan, penipuan, pemerasan dll.
menuju tahap kehidupan dewasa. Masa ini Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya
dianggap sebagai suatu krisis karena dalam mengumpulkan data disertai
remaja belum mempunyai pegangan, dengan wawancara dan observasi secara
sedangkan kepribadiannya sedang langsung agar informasi yang diperoleh
mengalami pembentukan sehingga rentan lebih akurat dan mendalam. Mengkaji lebih
mengalami gangguan (Soekanto, dalam banyak jurnal sejenis yang terkait dengan
Engkus 2017). intesitas, maupun perilaku narsistik
sehingga dapat menentukan konstruk
SIMPULAN konseptual dan operasional yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
DAFTAR PUSTAKA
bahwa terdapat hubungan yang sangat
signifikan antara intensitas mengunggah Agustina. (2016). Analisis penggunaan
konten ke media sosial instagram dengan media sosial instagram terhadap
perilaku narsistik pada remaja awal di kota sikap konsumerisme remaja di SMA
Samarinda. Hasil penelitian tersebut Negeri 3 Samarinda. E-journal Ilmu
menunjukkan bahwa semakin tinggi Komunikasi. 4 (3) 410-420.
intensitas mengunggah konten ke media A.B, Gumelar1, E.M., Yuniarno, W.,
sosial instagram, akan berpengaruh pula Anggraeni, I., SugiarTO5, A.A.,
perilaku narsistik pada remaja awal. Kristanto, & M.H., Purnomo. (2020).
Kombinasi fitur multispektum hilbert
SARAN dan cochleagram untuk identifikasi
emosi wicara. Jurnal Nasional Teknik
Berdasarkan hasil penelitian yang
Elektro dan Teknologi Informasi. 9 (2),
diperoleh, maka dikemukakan saran-saran
180-189.
yaitu, untuk para remaja dihimbau agar
Ahluwalia, A. K., & Sanan, P. (2015).
mampu mengendalikan dirinya untuk
Materialism among adolescents: A
membatasi, mengurangi dan menahan diri
consumer socialization perspective.
terhadap perilaku narsis dengan cara
International Journa. Commerce and
memanfaatkan waktu dengan sebaik
Management. (9) 88-96.
mungkin, misalnya dengan cara membaca
Apsari, F. (2012). Hubungan antara
buku atau memanfaatkan media sosial
kecenderungan narsisme dengan
dengan membaca artikel yang berbau
minat membeli kosmetik merek
akademik.
asing pada pria metroseksual. Jurnal.
Untuk para remaja diharapkan untuk
Talenta Psikologi, 1, (2), 183–202.
lebih tekun dalam mengerjakan tugas-
Azwar, S. (2013). Metode penelitian.
tugas dari sekolah agar dapat mencapai
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
keberhasilan dan cita-cita yang ingin diraih.
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh
Hal tersebut lebih baik dibandingkan
media sosial terhadap perubahan
dengan membuang-buang waktu hanya
sosial masyarakat di Indonesia.
untuk mengakses media sosial yang tidak
Jurnal. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 9,
ada habisnya. Dan membatasi diri untuk
(1), 140–157.
mengunggah foto atau video yang
Buffardi, L. E., & Campbell, W. K. (2010)
berkaitan dengan diri, karena dapat
Narcissism and social networking
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 570
(Resta Nurina Fauziah)
PSIKOBORNEO Volume 8 No 4 Desember 2020: 562-571
Intensitas Mengunggah Konten Media Sosial Instagram dengan Perilaku Narsistik pada Remaja Awal 571
(Resta Nurina Fauziah)