Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 56

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 0 National Women’s Financial Inclusion Strategy

Persiapan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan


didukung oleh Asian Development Bank (ADB)
Edisi Pertama, Mei 2020
@2020 Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI)

Preparation of the National Women's Financial Inclusion Strategy


is supported by the Asian Development Bank (ADB)
First Edition, May 2020
@2020 National Council for Financial Inclusion (DNKI)

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 1 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Daftar Singkatan
List of Abbreviations

ADB Asian Development Bank


APEC Asia-Pacific Economic Cooperation
ASEAN Association of Southeast Asian Nations
BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Ministry of National Development Planning)
BKF Badan Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy Agency)
BDT Basis Data Terpadu (Unified Database)
BPS Badan Pusat Statistik (National Statistical Agency)
DNKI Dewan Nasional Keuangan Inklusif (National Council for Financial Inclusion)
FII Financial Inclusion Insights
IFC International Finance Cooperation
ILO International Labour Organization
Kemen PPPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Ministry of Women’s
Empowerment and Child Protection)
LFPR Labor Force Participation Rate
MSMEs Micro, Small and Medium Enterprises
OJK Otoritas Jasa Keuangan (Financial Services Authority)
Perpres Peraturan Presiden (Presidential Regulation)
PKH Program Keluarga Harapan (Family Hope Program)
Sakernas Survei Angkatan Kerja Nasional (National Labor Force Survey)
SDGs Sustainable Development Goals
SMEs Small and medium-sized enterprises
SNKI Strategi Nasional Keuangan Inklusif (National Strategy for Financial Inclusion)
SNKIP Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (National Women’s Financial Inclusion
Strategy)
SNLIK Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (Survey on Financial Literacy and Inclusion)
SNLKI Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (National Strategy of Indonesian Financial
Literacy)
TNP2K Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (National Team for the Acceleration of
Poverty Reduction)
TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UNDP United Nations Development Programme

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 2 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Daftar Isi
Table of Contents

Daftar Singkatan List of Abbreviation 2

I. Pengantar Introduction
1.1. Latar Belakang Background 5
1.2. Definisi Inklusi Keuangan Financial Inclusion Definition 7
1.3. Komitmen dan Kerangka Kebijakan Nasional National Commitments and Policy Framework 8
1.4. Komitmen dan Kerangka Kebijakan Internasional International Commitments and Policy Framework 10

II. Menghargai Keberagaman Recognizing the Diversity of


Perempuan Women
2.1. Perempuan Berpenghasilan Rendah Women with Low Incomes 13
2.2. Perempuan Pekerja Women Workers 15
2.3. Perempuan Pelaku Wirausaha Women Entrepreneurs 19
2.4. Perempuan Pengurus Rumah Tangga Women as Family Caregivers 21

III. Status Keuangan Inklusif The State of Women’s Financial


Perempuan Inclusion
3.1. Pencapaian Indeks Inklusi Keuangan Financial Inclusion Index Achievement 24
3.2. Tren Utama Keuangan Inklusif Key Financial Inclusion Trends 28
3.3. Kesenjangan Gender Saat Ini Existing Gender Disparities 31

IV. Kerangka Strategis Keuangan Strategic Framework for Women


Inklusif Perempuan Financial Inclusion
4.1. Visi Vision 34
4.2. Misi Mission 34
4.3. Pendekatan Approaches 35

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 3 National Women’s Financial Inclusion Strategy
4.4. Kelompok Sasaran Target Group 35
4.5 Pilar Pillars 35
4.6. Area Prioritas Priority Areas 37

V. Mekanisme Koordinasi dan Coordination and


Implementasi Implementation Mechanism
5.1. Jejaring Keuangan Inklusif Perempuan Women’s Financial Inclusion Network 43
5.2. Sekretariat Secretariat 45

VI. Target dan Rencana Aksi Target and Action Plan


6.1. Target Target 46
6.2. Rencana Aksi Action Plan 47

Referensi References 53

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 4 National Women’s Financial Inclusion Strategy
I Pengantar
Introduction

1.1. Latar Belakang 1.1. Background


Inklusi keuangan merupakan komponen penting dalam Financial inclusion is an important component in
proses inklusi sosial dan ekonomi yang memiliki misi khusus the process of social and economic inclusion. It
untuk mengatasi kendala yang menghalangi masyarakat has its specific mission to address the constraints
untuk berpartisipasi di dalam sektor keuangan formal. that exclude people from participating in the
Inklusi keuangan bertujuan untuk mempromosikan sistem formal financial sector. It aims promote a more
keuangan yang inklusif, efisien, dan stabil untuk mendorong inclusive, efficient, and stable financial system to
pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan boost economic growth, reduce poverty and
kesenjangan di antara masyarakat dan daerah untuk inequality among people and regions to support
mendukung kesejahteraan bersama. shared prosperity.

Pada bulan Juni 2012, Pemerintah meluncurkan Strategi In June 2012, the Government of Indonesia
Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang pertama. launched the first National Financial Inclusion
Peluncuran dilakukan oleh Bank Indonesia bekerjasama Strategy (SNKI). The launch was conducted by
dengan Sekretariat Wakil Presiden-Tim Nasional Bank Indonesia in collaboration with the
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Secretariat of the Vice-President of the National
Badan Kebijakan Fiskal-Kementerian Keuangan. Pada Team for the Acceleration of Poverty Reduction
tahun 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan and the Fiscal Policy Agency in the Ministry of
Survei Nasional tentang Literasi dan Inklusi Keuangan Finance. In 2013, the Financial Services Authority
(SNLIK) untuk pertama kalinya dan survei menemukan (OJK) conducted the first National Survey on
bahwa hanya 21 dari setiap 100 penduduk Indonesia Financial Literacy and Inclusion (SNLIK). The survey
yang melek finansial, yang ditunjukkan oleh indeks found that only 21 in every 100 residents were
literasi keuangan sebesar 21,84%. Dalam hal inklusi financial literate, as indicated by the financial
keuangan, hanya 59 dari 100 penduduk Indonesia yang literacy index of 21.84%. Similarly, in terms of
memiliki akses ke produk dan layanan keuangan, seperti financial inclusion, only 59 in every 100 residents
yang ditunjukkan oleh indeks inklusi keuangan sebesar had access to financial products and services, as
59,74%. shown by the financial inclusion index of 59.74%.

Berdasarkan hasil tersebut, OJK bersama-sama dengan Based on those results, the OJK, together with the
industri jasa keuangan menyusun Strategi Nasional financial services industry, drafted the National
Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) pada 19 November Strategy of Indonesian Financial Literacy (SNLKI)
2013, yang terdiri dari berbagai program strategis dan on 19 November 2013, which comprises a variety
inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan of strategic initiatives and programs that aim to
inklusi keuangan masyarakat. Pada tahun 2016, increase the public’s financial literacy and
Pemerintah Indonesia meluncurkan revisi Strategi inclusion. In 2016, the government launched a

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 5 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang tertuang dalam revised SNKI through Presidential Regulation
Peraturan Presiden (Perpres) 82/2016. (Perpres) number 82/2016.

Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia meluncurkan In 2019, the government launched the world’s
Strategi Keuangan Inklusif Pemuda yang pertama di dunia. first Youth Financial Inclusion Strategy. Following
Mengikuti tren ini, Pemerintah Indonesia juga akan menjadi this trend, the government will also pioneer the
pelopor Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan. National Women's Financial Inclusion Strategy.

Meskipun SNKI yang diluncurkan pada 2016 telah Although the SNKI, launched in 2016, included
memasukkan perempuan sebagai salah satu kelompok women as one of the target groups, this national
sasaran, namun strategi nasional itu belum mengembangkan strategy has yet to develop specific interventions
intervensi khusus untuk perempuan dengan mempertimbangkan for women by considering gender gaps and issues
kesenjangan gender dan isu-isu yang menimbulkan hambatan that give rise to systemic barriers for them to
sistemik bagi perempuan untuk mengakses dan mendapatkan access and benefit from financial products and
manfaat dari berbagai produk dan layanan keuangan. services. Gender gaps are particularly visible in
Kesenjangan gender terutama terlihat dalam partisipasi women and men’s workforce participation. In the
perempuan dan laki-laki dalam angkatan kerja. Selama dua last 20 years, the female labor force participation
puluh tahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) rate (LFPR) in Indonesia has been significantly
Perempuan di Indonesia jauh lebih rendah daripada laki-laki. lower than that of men. The trend is reversed for
Namun sebaliknya, lebih banyak perempuan terlibat dalam unpaid care work, as more women are involved in
pekerjaan pengasuhan yang tidak dibayar daripada laki-laki. family care work than men. Women’s limited
Kurangnya partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi participation in formal economic activities may
formal juga dapat dipengaruhi oleh akses yang tidak memadai also be affected by inadequate access to
atas produk dan layanan keuangan yang terjangkau dan affordable and convenient financial products and
nyaman serta akses terhadap literasi keuangan. Sebagaimana services as well as financial literacy. Data from the
terlihat dalam data yang dikumpulkan oleh Financial Inclusion National Council for Financial Inclusion (DNKI) and
Insights (FII) Indonesia dan OJK, laki-laki masih lebih unggul OJK, demonstrate that men continue to
daripada perempuan dalam hal inklusi keuangan dan literasi outnumber women in financial inclusion and
keuangan. financial literacy.

Dalam SNKI saat ini, perempuan dianggap sebagai kelompok In the current SNKI, women are considered a
yang homogen. Namun, pada kenyataannya inklusi homogeneous group. However, in reality, women’s
keuangan perempuan bersinggungan dengan banyak faktor financial inclusion intersects with many other
lain, seperti usia, pendidikan, latar belakang sosial budaya, factors, such as age, education, sociocultural
dan lokasi geografis. Perempuan di daerah pedesaan background, and geographic location. Women living
misalnya, mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap in rural areas, for instance, may not experience the
layanan keuangan dan produk seperti yang ada di kota. Lebih same level of access to financial services and
jauh lagi, strategi yang ada belum melibatkan Kementerian products as those in the cities. Furthermore, the
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen existing strategy does not yet involve the Ministry of
PPPA) dalam struktur kerjanya yang mungkin dapat Women’s Empowerment and Child Protection
membatasi pemahaman tentang kesenjangan gender (MoWECP) in its work structure which may limit the
tertentu dan isu-isu yang mempengaruhi akses perempuan understanding of specific gender gaps and issues
terhadap keuangan. affecting women’s access to finance.

Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan ini bertujuan This National Women’s Financial Inclusion Strategy
untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan memperkenalkan aims to fill the gap by introducing key priority areas
area prioritas utama dan rencana aksi untuk mempromosikan and action plans to promote access to finance by
akses terhadap keuangan bagi perempuan Indonesia yang Indonesian women, accommodating to their
mengakomodasi beragam kebutuhan, minat, dan latar diverse needs, interests, and backgrounds. It also

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 6 National Women’s Financial Inclusion Strategy
belakang mereka. Strategi Nasional Keuangan Inklusif strives for more involvement of the MoWECP and
Perempuan ini juga mengupayakan keterlibatan lebih banyak women’s groups and entrepreneurship networks
dari Kemen PPPA serta kelompok perempuan dan jaringan to provide a more comprehensive analysis of the
kewirausahaan untuk memberikan analisis yang lebih current challenges faced by women in accessing
komprehensif tentang tantangan yang dihadapi perempuan and benefitting from financial products and
saat ini dalam mengakses dan memanfaatkan produk dan services. Such analysis will assist in better
layanan keuangan untuk diintegrasikan ke dalam sistem integrating them into the formal financial system
keuangan formal melalui praktik terbaik internasional. through international best practices.

Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan akan The National Women's Financial Inclusion Strategy will
diperbaharui secara periodik dengan mempertimbangkan be updated periodically by taking into account the latest
perkembangan kondisi sosial-ekonomi (termasuk dampak socioeconomic developments (including the impact of
dari pandemi virus Corona [COVID-19], kebijakan dari the coronavirus disease [COVID-19] pandemic),
pemerintah, kemajuan teknologi, dan didukung dengan government policies, and technological advancements,
data serta analisis gender. closely supported by data and gender analysis.

1.2. Definisi Inklusi Keuangan 1.2. Financial Inclusion Definition


Inklusi keuangan secara umum dipahami sebagai individu Financial inclusion is broadly defined as the ability
dan bisnis yang memiliki akses terhadap produk dan of individuals and businesses to access to useful
layanan keuangan yang bermanfaat dan terjangkau yang and affordable financial products and services that
memenuhi kebutuhan mereka serta disalurkan dengan meet their needs and are delivered in a
cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Akses responsible and sustainable manner. Access to a
terhadap rekening transaksi dianggap sebagai langkah transaction account is considered the first step
pertama menuju inklusi keuangan yang lebih luas. Namun toward broader financial inclusion. However,
tidak hanya akses, tetapi penggunaan, kualitas produk usage and quality of financial products and
dan layanan keuangan juga sama pentingnya. Upaya services are equally important. It is important to
memasukkan berbagai aspek guna memastikan include various measures to ensure people have
masyarakat memiliki kemampuan agar benar-benar the capability to actually make use of the financial
dapat memanfaatkan produk dan layanan sesuai dengan products and services according to their needs, as
kebutuhan untuk meningkatkan taraf hidup dan well as consumer protection, to have a meaningful
kesejahteraan sosial mereka penting untuk dilakukan. impact on their lives and improve social welfare.

Berdasarkan Perpres 82/2016 tentang Strategi Nasional Financial inclusion, as stipulated in the Perpres
Keuangan Inklusif, keuangan inklusif didefinisikan sebagai 82/2016 on the National Financial Inclusion
kondisi ketika setiap anggota masyarakat mempunyai akses Strategy, is defined as a state where all members
terhadap berbagai layanan keuangan formal yang of society have access to quality formal financial
berkualitas tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya services that are timely, smooth, safe, and
terjangkau sesuai kebutuhan dan kemampuan dalam affordable, and in accordance with their needs
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. and abilities in order to improve public prosperity.

Inklusi keuangan sangat penting bagi perempuan karena Financial inclusion is particularly important for
perempuan merupakan hampir setengah dari populasi women because they make up almost half of the
Indonesia dan memainkan peran kunci dalam perekonomian population and play a key role in the Indonesian
Indonesia. Perempuan tidak hanya menjadi bagian integral economy. Women are not only an integral part of
dari angkatan kerja Indonesia, karena pada saat yang sama, Indonesia’s labor force, but as entrepreneurs,
mereka juga pelaku wirausaha, petani, dan manajer rumah farmers, and household managers, they are
tangga yang jelas merupakan pendorong utama pembangunan evidently the key drivers of Indonesia’s economic

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 7 National Women’s Financial Inclusion Strategy
ekonomi Indonesia. Memasukkan perempuan dalam kebijakan development. Including women in financial
dan program inklusi keuangan tidak hanya merupakan isu inclusion policy and programs is not only an issue of
hak asasi manusia yang mendasar, tetapi juga memiliki fundamental human rights, but is also economically
manfaat ekonomi karena akan mengangkat setengah dari beneficial as it would lift up the half of Indonesia’s
sumber daya manusia Indonesia yang saat ini masih belum human resources that remains vastly untapped
didayagunakan karena ketidaksetaraan gender dan ketidakadilan because of long-standing gender-based inequalities
yang dihadap perempuan selama bertahun-tahun. and injustices.

1.3. Komitmen dan Kerangka Kebijakan 1.3. National Commitments and


Nasional Policy Framework
Pemerintah telah memiliki kebijakan yang kuat terkait The government has made clear policy statements
keuangan inklusif perempuan dan pengarusutamaan regarding women’s financial inclusion and gender
gender. Komitmen ini tertuang dalam dokumen kebijakan mainstreaming. These commitments are documented
utama, antara lain: in key policy documents, including the following.

Peraturan Presiden No. 82/2016 tentang Strategi Nasional Presidential Regulation No. 82/2016 on National
Keuangan Inklusif Financial Inclusion Strategy
SNKI adalah strategi nasional yang mengandung visi, misi, The SNKI is a national strategy that contains a
tujuan, dan kebijakan keuangan inklusif dalam upaya vision, mission, goals, and inclusive financial
mendorong pertumbuhan, mempercepat upaya policies to boost growth, accelerate efforts to
pengentasan kemiskinan, mengatasi kesenjangan antar reduce poverty, and narrow gaps among people
masyarakat dan daerah, dalam rangka membawa and regions to bring prosperity to the Indonesian
kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Meskipun dipahami people. While it is understood that women are
bahwa perempuan adalah salah satu target utama dari among the main targets of financial inclusion in
inklusi keuangan di Indonesia, saat ini tidak ada strategi Indonesia, there is no specific strategy and/or
dan/atau inisiatif khusus untuk mengatasi kesenjangan dan initiatives to address the underlying gender gaps
masalah gender yang mendasar dalam akses dan and issues in the access to and use of available
penggunaan layanan dan produk keuangan yang tersedia. financial products and services. It is worth
Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa target dan indikator pointing out that the SNKI’s targets and indicators
SNKI saat ini juga belum memasukkan aspek gender. do not yet incorporate gender aspects.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020- National Medium-Term Development Plan, 2020–
2024 2024
RPJMN 2020-2024 secara khusus menyebutkan kesetaraan The National Medium-Term Development Plan,
gender sebagai salah satu dari enam aspek yang perlu 2020–2024 (RPJMN) in particular enlists gender
diarusutamakan ke dalam strategi pembangunan equality as one of the six aspects that need to be
Indonesia secara keseluruhan, bersama dengan tata mainstreamed into Indonesia’s overall development
pemerintahan yang baik, pembangunan berkelanjutan, strategy, along with good governance, sustainable
perubahan iklim, modal sosial-budaya dan transformasi development, climate change, sociocultural capital,
digital. RPJMN secara khusus menyoroti pentingnya and digital transformation. Notably, the RPJMN
memperkuat kebijakan dan peraturan yang responsif highlights the importance of strengthening gender-
gender, penyediaan dan pemanfaatan data terpilah responsive policies and regulations, the provision and
gender, serta kerja sama berbagai pemangku kepentingan use of sex-disaggregated data, and multistakeholder
untuk mendukung implementasi pengarusutamaan cooperation to support the implementation of gender
gender, sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat mainstreaming as part of strategies to accelerate the
terwujudnya kesetaraan gender di berbagai sektor achievement of gender equality in various

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 8 National Women’s Financial Inclusion Strategy
pembangunan. RPJMN juga menekankan perlunya development sectors. The document also emphasizes
memastikan perempuan berpartisipasi, mendapatkan the need to ensure women participate in and gain
akses dan kontrol atas sumber daya untuk memastikan access and control over resources to ensure they
manfaat yang sama dari pembangunan. benefit equally from development.

Instruksi Presiden No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Presidential Instruction No. 9/2000 on Gender
Gender dalam Pembangunan Nasional Mainstreaming in National Development
Pada tahun 2000, Instruksi Presiden No. 9/2000 tentang In 2000, the government issued Presidential
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Instruction No. 9/2000 on Gender Mainstreaming
telah diterbitkan. Instruksi ini ditujukan kepada seluruh in National Development. This instruction calls on
pimpinan lembaga negara, dan pimpinan daerah untuk all heads of state institutions and regional heads
melaksanakan pengarusutamaan gender pada semua to implement gender mainstreaming in the
tahapan pembangunan, yaitu perencanaan, penyusunan, planning, formulation, implementation,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan monitoring, and evaluation of development
program pembangunan sesuai bidang tugas, fungsi dan policies and programs in accordance with their
kewenangan masing-masing. tasks, functions, and authorities.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67/2011 tentang Ministry of Home Affairs Regulation No. 67/2011
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. on the Amendment to the Ministry of Home
15/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Affairs Regulation No. 15/2008 on Guideline for
Gender di Daerah Implementation of Gender Mainstreaming at
Pada tahun 2008, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Sub-National Level
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15/2008 tentang In 2008, the Ministry of Home Affairs released a
Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Ministerial Regulation No. 15/2008 on Guideline for
Daerah. Pedoman ini mengatur mengenai perencanaan Implementation of Gender Mainstreaming at Sub-
pembangunan daerah yang responsif gender dan secara National Level. The guideline presents how to
khusus menyasar pemerintah daerah di tingkat Provinsi implement gender-responsive local development
dan Kabupaten/Kota. Pada tahun 2011, Peraturan Menteri planning, and specifically targets government
Dalam Negeri No. 67/2011 digulirkan oleh Kementerian agencies at the provincial, district, and city levels. In
Dalam Negeri sebagai perubahan atas peraturan 2011, the Ministry of Home Affairs issued Ministerial
sebelumnya. Peraturan tersebut memberikan panduan Regulation No. 67/2011 primarily to serve as an
yang lebih spesifik mengenai upaya pelembagaan amendment to the preceding regulation. It provides
pengarusutamaan gender di daerah serta mengatur more specific guidance on institutionalizing gender
perencanaan dan penganggaran responsif gender dengan mainstreaming efforts at the subnational level, and
menggunakan Gender Analysis Pathway (GAP) dan regulates gender-responsive planning and budgeting
Pernyataan Anggaran Gender/Gender Budget Statement through the Gender Analysis Pathway and Gender
(GBS). Budget Statement.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Ministry of Women’s Empowerment and Child
Perlindungan Anak No. 5/2014 mengenai Pedoman Protection Regulation No. 5/2014 on Guideline for
Penyelenggaraan Sistem Data Gender dan Anak Implementation of Gender and Child Data System
Menyadari pentingnya ketersediaan data sensitif gender Recognizing the importance of availability of gender-
dalam perencanaan pembangunan, Kementerian PPPA sensitive data in development planning, the
mengeluarkan Peraturan Menteri No. 5/2014 tentang MoWECP issued Ministerial Regulation No. 5/2014
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Data Gender dan Anak. on Guideline for Implementation of Gender and
Peraturan ini mendorong kementerian dan pemerintah Child Data System. The regulation urges ministries
daerah untuk mengumpulkan dan menggunakan data and local government to collect and use sex-
terpilah dan analisis berbasis gender dalam perencanaan, disaggregated data and gender-based analysis in the
implementasi dan evaluasi kegiatan pembangunan. planning, implementation, and evaluation of

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 9 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Ketersediaan data sensitif gender dan anak disebutkan development initiatives. The availability of sex-
sebagai prasyarat dalam memahami perbedaan gender disaggregated and child data is mentioned as a
antara perempuan dan laki-laki, serta anak perempuan dan prerequisite for understanding gender disparities
anak laki-laki. between women and men, and girls and boys.

Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan ini sejalan The National Women’s Financial Inclusion Strategy
dengan kebijakan nasional di atas disebabkan tujuan is in line with the above national policies as it
utamanya untuk mengintegrasikan gender ke dalam inklusi seeks ways to mainstream gender into financial
keuangan, sektor utama yang berkontribusi langsung pada inclusion, a key sector that contributes directly to
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, serta economic growth and development and strives to
memastikan perempuan memperoleh akses dan kontrol ensure women acquire access and control over,
agar perempuan mendapatkan manfaat dari produk dan and obtain benefits from, financial products and
layanan keuangan yang ada melalui berbagai intervensi dan services through gender-specific interventions and
rencana aksi spesifik gender. action plans.

1.4. Komitmen dan Kerangka Kebijakan 1.4. International Commitments


Internasional and Policy Framework
Indonesia merupakan bagian dari inisiatif internasional yang Indonesia is party to international initiatives
bertujuan untuk memperkuat inklusi keuangan serta aimed at strengthening financial inclusion and
pengarusutamaan gender. Strategi Nasional Keuangan gender mainstreaming. This National Women’s
Inklusif Perempuan ini memberikan kerangka kerja untuk Financial Inclusion Strategy provides a
pelaksanaan komitmen terkait inklusi keuangan maupun framework for the implementation of these
pengarusutamaan gender tersebut. commitments.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Financial inclusion, as a concept and an initiative, has
Inklusi Keuangan, sebagai konsep dan inisiatif, telah dipelopori been spearheaded by various key international
oleh berbagai organisasi internasional utama, termasuk organizations including the International Monetary
PBB, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Fund, the United Nations (UN), and the World Bank.
Inklusi keuangan dipandang sebagai pendukung Tujuan Financial inclusion is considered a key enabler in
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan secara langsung maupun achieving the Sustainable Development Goals
tak langsung berkontribusi untuk mencapai tujuan TPB yaitu (SDGs). It directly and indirectly contributes to the
(1) pengentasan kemiskinan, (2) mengakhiri kelaparan, (3) achievement of SDGs 1: no poverty; 2: zero hunger;
kehidupan sehat dan sejahtera, (5) kesetaraan gender, (6) air 3: good health and well-being; 5: gender equality; 6:
bersih dan sanitasi yang layak, (7) energi bersih dan terjangkau, clean water and sanitation; 7: affordable and clean
(8) pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, (9) industri, energy; 8: decent work and economic growth; 9:
inovasi dan infrastruktur, (10) berkurangnya kesenjangan, industry, innovation and infrastructure; 10: reduced
(16) perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, inequalities; 16: peace, justice and strong
(17) kemitraan untuk mencapai tujuan, diantaranya terkait institutions; and 17: partnerships for the goals,
dengan tujuan untuk mempromosikan mobilisasi sumber which promotes mobilization of financial resources
daya keuangan untuk negara-negara berkembang dalam for developing countries to improve economic
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. growth.

Kerangka Inklusi Keuangan ASEAN The ASEAN Financial Inclusion Framework


Kerangka Inklusi Keuangan ASEAN diadopsi pada tahun The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
2016, dengan tujuan untuk: (i) untuk mendukung strategi Financial Inclusion Framework was adopted in 2016,

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 10 National Women’s Financial Inclusion Strategy
inklusi keuangan nasional dan rencana implementasinya; with the objectives of (i) supporting national
(ii) meningkatkan pembangunan kapasitas Negara financial inclusion strategies and implementation
Anggota ASEAN (AMS) untuk meningkatkan ekosistem plans; (ii) elevating capacity building of ASEAN
inklusi keuangan; (iii) untuk mempromosikan inklusi Members to enhance the financial inclusion
keuangan yang inovatif melalui platform digital; dan (iv) ecosystem; (iii) promoting innovative financial
untuk meningkatkan kesadaran tentang inklusi keuangan inclusion via digital platforms; and (iv) increasing
dan perlindungan konsumen. Sebagai bagian dari upaya awareness on financial inclusion and consumer
menyeluruh untuk mengukur kemajuan keuangan inklusif protection. As part of its concerted efforts to
di Kawasan Asia Tenggara, ASEAN telah menetapkan dua measure the progress of financial inclusion in
target spesifik yang harus dicapai pada tahun 2025, yaitu Southeast Asia, ASEAN has set two targets to be
i) menurunkan tingkat eksklusi keuangan regional rata- achieved by 2025: (i) reduce the average regional
rata menjadi 30%, dan ii) peningkatan kesiapan financial exclusion level to 30% and (ii) enhance
infrastruktur keuangan inklusi hingga 85%. Per 2018, readiness of financial inclusion infrastructure to 85%.
tingkat eksklusi keuangan ASEAN dan kesiapan In 2018, ASEAN’s financial exclusion level was 36.7%
infrastruktur inklusi keuangan masing-masing ada pada and the readiness of its financial inclusion
36,7% dan 74%. infrastructure was 74%.

Komitmen Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik untuk Asia-Pacific Economic Cooperation Commitment to
Meningkatkan Inklusi Keuangan increasing Financial Inclusion
Pemerintah Indonesia adalah anggota dari Kerjasama Ekonomi The Government of Indonesia is a member of
Asia-Pasifik (APEC). APEC selama beberapa tahun telah Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). For
berkomitmen untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan dan several years, APEC has committed to increasing
literasi keuangan di negara-negara anggotanya. Pada tahun levels of financial inclusion and financial literacy in
2015, Menteri Keuangan dari negara-negara yang bergabung its member countries. In 2015, APEC finance
dalam APEC menyatakan: “perluasan inklusi dan literasi ministers stated: “a well-organized expansion of
keuangan yang terorganisasi dengan baik sangat penting untuk financial inclusion and literacy is crucial to poverty
pengentasan kemiskinan dan memberikan peluang ekonomi alleviation and greater economic opportunities
yang lebih besar dengan APEC”. Para Menteri Keuangan telah within APEC.” Finance ministers reiterated their
menegaskan kembali komitmen mereka untuk lebih meningkatkan commitment to further enhance financial
inklusi keuangan dalam membangun ekonomi inklusif. inclusion by building inclusive economies. While
Walaupun saat ini, APEC tidak memiliki kebijakan khusus APEC has no specific policies on women’s financial
tentang inklusi keuangan perempuan, organisasi tersebut telah inclusion, it has developed a biennial report since
mengembangkan laporan dua tahunan sejak 2015 berjudul The 2015 titled The APEC Women and the Economy
APEC Women and the Economy Dashboard yang mencantumkan Dashboard, which lists 95 indicators, including on
95 indikator diantaranya tentang akses perempuan ke modal, women’s access to capital, assets, and markets;
aset dan pasar, serta status pendidikan dan kesehatan education and health status; and participation in
perempuan dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan leadership and technology. Its indicators on
dan teknologi. Lebih jauh lagi, indikator-indikator spesifik women’s access to credit, formal savings, and
mengenai akses perempuan ke kredit, tabungan formal dan micro loans, and the existence of laws that may
pinjaman mikro, dan keberadaan hukum yang dapat discriminate on the basis of gender and marital
mendiskriminasi berdasarkan gender dan status perkawinan, status, provide useful snapshots of the current
dianggap berguna untuk memberikan potret keadaan inklusi state of women’s financial inclusion in APEC
keuangan perempuan saat ini di negara-negara anggota APEC. member countries.

Upaya G20 terkait Inklusi Keuangan The G20 Measures on Financial Inclusion
Menyadari peran penting inklusi keuangan dalam pembangunan Recognizing the key role of financial inclusion in
global, para pemimpin Kelompok Duapuluh (G20) global development, the of Group of Twenty (G20)
meluncurkan Rencana Aksi Inklusi Keuangan G20 (G20 leaders launched the G20 Financial Inclusion
Financial Inclusion Action Plan) pada Konferensi Tingkat Action Plan at the G20 Summit in 2010 in Seoul,

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 11 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Tinggi G20 pada tahun 2010 di Seoul, Korea Selatan. Versi Republic of Korea. The latest version of the Action
terbaru dari Rencana Aksi yang dirilis pada tahun 2017 secara Plan (2017) highlights the need to promote
khusus menyoroti pentingnya upaya untuk menciptakan conditions that enable financial services to reach
kondisi di mana layanan keuangan mampu menjangkau underserved and vulnerable groups and to
kelompok rentan dan kelompok yang tidak terlayani serta advance women’s economic empowerment.
untuk memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan. Subsequently, the G20 leaders also endorsed the
Selanjutnya, para pemimpin G20 juga sepakat untuk membentuk establishment of the Global Partnership for
Kemitraan Global untuk Inklusi Keuangan atau Global Partnership Financial Inclusion, which functions as the main
for Financial Inclusion (GPFI) untuk mengimplementasikan implementing mechanism of the action plan. The
Rencana Aksi tersebut. GPFI secara umum memiliki fungsi global partnership serves as a platform for
sebagai platform untuk pembelajaran, berbagi pengetahuan, learning, knowledge sharing, as well as policy
dan juga advokasi kebijakan dan koordinasi tentang inklusi advocacy and coordination on financial inclusion
keuangan di antara negara anggota G20, negara non-anggota among G20 members, non-G20 members and
G20 serta pemangku kepentingan terkait lainnya. other stakeholders.

United Nations Capital Development Fund: “Membuka United Nations Capital Development Fund:
Akses Keuangan Publik dan Swasta untuk Kelompok “Unlocking Public and Private Finance for the
Miskin” Poor”
Badan Internasional PBB di bidang Pendanaan, atau United The United Nations Capital Development Fund
Nations Capital Development Fund (UNCDF) menggunakan (UNCDF) uses the tagline to represent its initiative
tagline tersebut dalam upayanya membuka akses sumber that aims to unlock public and private resources,
daya publik dan swasta khususnya di tingkat domestik, untuk particularly at domestic level, to reduce poverty
mengurangi kemiskinan dan mendukung pembangunan and support local economic development.
ekonomi lokal. Inklusi Keuangan adalah salah satu program Financial inclusion is one of the UNCDF’s priority
prioritas UNCDF di mana berbagai inisiatif keuangan telah programs in which variety of financial initiatives
dirancang dan diimplementasikan untuk menjangkau rumah are designed and implemented to reach poor
tangga miskin dan usaha kecil. Dari 4 juta klien yang dilayani households and small businesses. Of the 4 million
oleh produk keuangan yang dikembangkan dengan dukungan clients served by financial products developed
UNCDF sampai 2018, 50,6 persen adalah perempuan. with UNCDF support by 2018, 50.6% were women.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 12 National Women’s Financial Inclusion Strategy
II Menghargai Keberagaman Perempuan
Recognizing the Diversity of Women

Kesetaraan gender tetap menjadi masalah kritis di Gender equality remains a critical issue in
Indonesia. Di banyak bidang pembangunan, perempuan Indonesia. In many areas of development, women
masih mengalami berbagai bentuk diskriminasi berbasis still experience various forms of gender-based
gender. Dalam bisnis dan ekonomi, partisipasi dan kontribusi discriminations. In business and economy, women’s
perempuan tetap diabaikan. Perempuan tetap didefinisikan participation and contribution remain disregarded.
oleh peran reproduksi mereka sebagai pengasuh (caregiver) Women remain defined by their reproductive
dan ibu karena norma sosial yang berlaku. Mengingat roles as caregivers and mothers due to prevailing
diskriminasi yang mengakar, diperlukan pendekatan multi- social norms. Given the deep-rooted discriminations,
cabang untuk mewujudkan kesetaraan gender. a multi-pronged approach is required.

2.1. Perempuan Berpenghasilan Rendah 2.1. Women with Low Incomes


Pada tahun 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 24,79 juta In 2019 the Central Statistics Agency (BPS) recorded
orang miskin di Indonesia, atau setara dengan 9,22% penduduk. 24.79 million of poor people in Indonesia, or equivalent
Berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) dan telah berganti istilah to 9.22% of the population. Based on the Unified
menjadi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola Database (BDT) and has been changed to Unified Social
oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Welfare Data (DTKS) managed by the National Team

GAMBAR 1: Jumlah Rumah Tangga dengan Status Kesejahteraan 40% Terendah di Indonesia
FIGURE 1: Number of Households with the lowest 40% Welfare Status in Indonesia

Rumah Tangga (Households)

Perempuan Kepala Keluarga


(households headed by women)

Sumber/Source: BDT TNP2K, 2020

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 13 National Women’s Financial Inclusion Strategy
(TNP2K) dan Kementerian Sosial, saat ini terdapat 21.969.925 for the Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K) and
rumah tangga dengan status kesejahteraan 40% terendah di the Ministry of Social Affairs, currently there are
Indonesia. Sekitar 19% atau 4.269.902 dari jumlah tersebut 21,969,925 households with the lowest 40% welfare
merupakan rumah tangga dengan kepala rumah tangga status in Indonesia. Around 19% of them or equivalent
perempuan. Dalam rumah tangga miskin, perempuan to 4,269,902 are households headed by female. In a
berfungsi sebagai penyelamat bagi ekonomi keluarga poor household, women serve as a lifesaver for the
karena berbagai peran yang mereka lakukan, yaitu sebagai family economy due to the various roles they carry out,
manajer keuangan keluarga, pengasuh yang tidak dibayar, i.e. as a family financial manager, unpaid caregiver,
pencari nafkah dan penerima transfer bantuan sosial, breadwinner and recipient of social assistance
terutama di masa-masa kritis dan krisis. transfers, especially in critical economic periods crises.

Undang-Undang No. 13/2011 tentang Penanganan Fakir Law No. 13/2011 on the Handling of the Poor and
Miskin mengamatkan pemerintah untuk memberikan Needy mandates the government to provide social
perlindungan sosial bagi warga miskin. Saat ini program protection for the poor. The social protection
perlindungan sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah programs implemented by the government include
adalah Program Keluarga Harapan (PKH), BPNT (Bantuan the Family Hope Program (PKH), Non-Cash Food
Pangan Non Tunai), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Assistance, Prosperous Family Card, Smart Indonesia
Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Card, and Healthy Indonesia Card. Among these
Diantara program ini, PKH merupakan program bantuan programs, PKH is the main family-based social
sosial utama berbasis keluarga dan saat ini menjadi assistance program and serves as the government’s
program prioritas pemerintah. priority program.

PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat PKH is a conditional cash transfer program for
(conditional cash transfer) kepada keluarga miskin dan poor and vulnerable families that requires PKH
rentan, yang mewajibkan Keluarga Penerima Manfaat beneficiary families (KPM) to pay close attention
(KPM) untuk memperhatikan kesehatan ibu hamil dan to the health of pregnant women and toddlers,
balita, memastikan pendidikan anak terlaksana dan and to ensure children’s education and services
memastikan pelayanan terhadap anggota keluarga for family members with disabilities and the
disabilitas dan lansia. Pembayaran bantuan dilakukan elderly are provided. The financial assistance is
secara non tunai melalui rekening anggota keluarga paid in non-cash through the accounts of female
perempuan. Mekanisme ini berkontribusi pada peningkatan family members. This mechanism has contributed
jumlah kepemilikan rekening bank perempuan secara to the significant increase in women’s bank
signifikan. account ownership.

Penerima PKH meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan The number of PKH recipients has increased year
signifikan terjadi pada tahun 2016 dimana Keluarga after year. KPM increased by 70% in 2016
Penerima Manfaat (KPM) PKH naik sebesar 70% compared with 2015 to 5.98 million families, and
dibandingkan tahun 2015 menjadi 5,98 juta keluarga dan in 2018 the number rose further to 10 million
tahun 2018 KPM PKH naik menjadi 10 juta keluarga. families.

PKH bertujuan untuk: (i) meningkatkan taraf hidup PKH primarily aims to (i) improve the standard of
Keluarga Penerima Manfaat (KPM); (ii) mengurangi beban living of the KPM, (ii) reduce household expenses
pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga; (iii) and increase family income, (iii) create changes in
menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian KPM; behavior and self-reliance of the KPM, (iv) reduce
(iv) mengurangi kemiskinan dan kesenjangan; (v) mengenal- poverty and inequality, and (v) introduce the
kan manfaat produk dan jasa keuangan formal kepada benefits of formal financial products and services
KPM. to the KPM.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 14 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Untuk mencapai tujuan program, salah satu intervensi yang To achieve the program’s objectives, regular
dilakukan adalah melakukan pertemuan rutin yang meetings with the community are conducted
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dari KPM mainly to improve KPM’s knowledge on health and
untuk beberapa tema, yaitu (i) kesehatan dan gizi; (ii) nutrition, education, the economy, child
pendidikan; (iii) ekonomi; (iv) perlindungan anak; dan (v) protection, and social welfare. Financial
kesejahteraan sosial. Untuk tema ekonomi, materi yang management topics are included as part of the
disampaikan adalah pengetahuan mengenai pengelolaan theme on economy, including strategies to manage
keuangan, antara lain strategi mengelola sumber daya yang limited resources; savings and loan strategies;
terbatas, strategi menabung dan berhutang, memulai usaha starting a businesses; entrepreneurship; and micro,
sendiri, kewirausahaan, dan UMKM. small, and medium-sized enterprises (MSMEs).

Salah satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa program ini It is important to note, however, that the program
belum memperhatikan relasi antara perempuan dan laki- does not consider the relationship between
laki di tingkat keluarga dan belum memperhatikan norma women and men at the household level or social
sosial terkait pekerjaan mengurus rumah tangga (unpaid norms related to unpaid care work. The indicators
care work). Indikator-indikator yang digunakan terkait used in interventions on health, education, and
intervensi kesehatan, pendidikan dan kesejahteran sosial social welfare mostly relate to unpaid care work,
sebagian besar terkait dengan unpaid care work, misalnya: such as childcare, and care for the elderly and
pengasuhan anak, perawatan terhadap lansia dan people with disabilities. This has an impact on
penyandang disabilitas. Kondisi ini berdampak pada beban women’s domestic burden because the program
domestik perempuan karena belum adanya upaya cannot initiate efforts to redistribute unpaid care
redistribusi unpaid care work kepada seluruh anggota keluarga. work to all family members.

Pemerintah menargetkan agar pada akhirnya para KPM Finally, the government’s aim is to ensure that KPM
dalam kurun waktu tertentu ke depan bisa lulus dari will graduate from their status as recipient of the
statusnya sebagai penerima program bantuan. Para lulusan assistance program at some point in the future. The
ini mendapat sebutan KPM Mandiri Sejahtera. Di periode graduates are referred to as KPM Self-Reliant and
2020, pemerintah telah menargetkan jumlah KPM Mandiri Prosperous (KPM Mandiri Sejahtera). The
Sejahtera sebesar 1 juta keluarga. Strategi Nasional government targets achieving 1 million KPM Mandiri
Keuangan Inklusif Perempuan ini diharapkan dapat Sejahtera families in 2020. The National Women's
berkontribusi secara optimal untuk mencapai target Financial Inclusion Strategy is expected to contribute
tersebut. significantly to achieving this target.

2.2. Perempuan Pekerja 2.2. Women Workers


Strategi ini bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan This Strategy aims to eliminate gender gaps in the
kesenjangan gender di pasar kerja. Ada banyak kesenjangan labor market. There are many gender gaps that
gender yang terus menghalangi pekerja perempuan continue to prevent female workers from enjoying
menikmati kesempatan yang sama di pasar kerja. Kesenjangan equal opportunities in the labor market. These
dan tantangan ini terkait oleh norma-norma sosial, yang gaps and challenges are underpinned by social
memengaruhi jenis kesibukan, pekerjaan, dan sektor yang norms that influence the types of jobs,
tersedia bagi perempuan. occupations, and sectors available to women.

Berdasarkan BPS, jumlah penduduk Indonesia mencapai According to BPS, Indonesia's population reached
268,57 juta jiwa pada bulan Agustus 2019, terdiri atas 268.57 million in August 2019, consisting of 134.91
134,91 juta laki-laki (50,23 %) dan 133,66 juta perempuan million men (50.23%) and 133.66 million women
(49,77%). Dari jumlah ini, sebanyak 197,91 juta jiwa (49.77%) (Figure 2). There 197.91 million people in
the productive age group (15–64 years)—98.79

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 15 National Women’s Financial Inclusion Strategy
merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun), terdiri million men and 99.12 million women. There are
dari 98,79 juta laki-laki dan 99,120 juta perempuan. 133.56 million people in the labor force—82.12
Sebanyak 133,56 juta jiwa merupakan angkatan kerja, yang million men and 51.44 million women. Of these,
terdiri dari 82,12 juta laki-laki dan 51,44 juta perempuan. 77.77 million men work and 4.36 million men are
Dari angkatan kerja ini, laki-laki yang bekerja sebesar 77,77 unemployed, while 47.68 million women work and
juta jiwa dan mengganggur sebesar 4,36 juta jiwa, 2.69 million women are unemployed.1
sedangkan perempuan yang bekerja sebesar 47,68 juta jiwa
dan yang menganggur terbuka sebesar 2,69 juta jiwa. 1

GAMBAR 2: Jumlah Penduduk, Usia Produktif, Angkatan Kerja, Bekerja, Pengangguran Terbuka
Berdasarkan Gender, 2019
FIGURE 2: Total Population, Productive Age, Labor Force, Working and Open Unemployment by Gender, 2019

160,000,000
134,908,272
140,000,000 133,662,623

120,000,000
99,120,128
98,791,649
100,000,000
82,124,126
77,766,374
80,000,000

60,000,000
51,436,754 47,683,374

40,000,000

20,000,000
2,688,009 4,357,752
-
Penduduk (Population) Usia Produktif Angkatan Kerja (Labor Bekerja (Working) Pengangguran Terbuka
(Productive Age) Force) (Open Unemployment)

Perempuan (Women) Lak-laki (Men)

Sumber/Source: BPS, 2019

1 BPS mendefinisikan “bekerja” adalah kegiatan ekonomi yang 1 The BPS defines work as an economic activity carried out
dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu by someone with the intention of obtaining or helping to
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam obtain income or profit, done for at least 1 hour
(tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Dari definisi ini, (uninterrupted) in the past week. In this definition,
perempuan yang melakukan peran mengurus rumah tangga atau women who perform the roles of caring of family
disebut juga peran pengasuhan dan perawatan anggota keluarga members (family caregiver) are not included in the
(family caregiver) tidak termasuk pada kategori angkatan kerja. workforce category. The BPS uses seven job status
Selain itu, BPS menggunakan tujuh kategori status pekerjaan, yaitu: categories: (i) self-employed; (ii) doing business assisted
(i) berusaha sendiri; (ii) berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh by temporary, unpaid workers; (iii) doing business
tak dibayar; (iii) berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar; assisted by permanent, paid workers; (iv) workers and
(iv)buruh, karyawan, pegawai; (v) pekerja bebas di pertanian; (vi) employees; (v) casual workers in agriculture; (vi) casual
pekerja bebas di non pertanian; dan (vii) pekerja keluarga/tak workers in non-agriculture; and (vii) unpaid family
dibayar (yaitu seseorang yang bekerja membantu orang lain yang workers (i.e., someone who works to help others who do
berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang business but do not get wages or a salary, either in the
maupun barang). form of money and goods).

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 16 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS tahun BPS National Labor Force Survey (Sakernas) data for
2018 menjelaskan kondisi perempuan pekerja sebagaimana 2018 explain the conditions of women workers as
berikut ini: follows.

1) Perempuan 30% lebih rendah kemungkinannya untuk 1) Women are 30% less likely to work compared
bekerja dibandingkan laki-laki. Tingkat Partisipasi with men. The female labor force participation
Angkatan Kerja (TPAK) perempuan sebesar 55,4% lebih rate (LFPR) of 55.4% is significantly lower than
rendah secara signifikan dari TPAK laki-laki sebesar the male LFPR (83.0%). The LFPR is the
83,0%. TPAK adalah proporsi penduduk angkatan kerja proportion of the workforce population to the
terhadap penduduk usia kerja. TPAK perempuan di working age population. Women's LFPR is
daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan TPAK higher in rural areas (54.13%) than in urban
perempuan di daerah perkotaan, yaitu 54,13% areas (50.09%). Among ASEAN Members, the
dibandingkan 50,09%. Untuk negara-negara ASEAN, gender disparity in the LFPR was highest in the
peringkat teratas dalam hal kesenjangan gender adalah Philippines at 73.9% for males compared with
Filipina pada 73,9% untuk laki-laki dibandingkan dengan 46.2% for females in 2018, followed by
46,2% untuk perempuan pada tahun 2018, diikuti oleh Indonesia (83.0% vs. 55.4%), Myanmar (76.8%
Indonesia (83,0% vs 55,4%), Myanmar (76,8% vs 49,6%), vs. 49.6%), and Malaysia (79.5% vs. 53.7%)
dan Malaysia (79,5% vs 53,7%) (Gambar 3). (Figure 3).

GAMBAR 3: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan Gender (%) di ASEAN, 2018
FIGURE 3: Labor Force Participation Rates by Gender (%) in ASEAN, 2018

100.0
89.3
90.0
83.0 82.5 82.3
79.5
80.0 77.4 76.8 76.0 77.1
73.9
71.6
70.0 67.1
64.7
59.8 60.1
60.0 55.8 55.4 53.7
49.6
50.0 46.2

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
Brunei Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Viet Nam
Darussalam

Perempuan (Women) Laki-laki (Men)

Sumber/Source: ASEAN Secretariat, ASEANstats database

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 17 National Women’s Financial Inclusion Strategy
2) Perempuan terkonsentrasi di sektor informal. 61,80% 2) Women are concentrated in the informal
perempuan bekerja di sektor informal dan hanya economy. About 61.80% of women work in the
38,20% bekerja di sektor formal. Sebaliknya, 53,71% informal sector and only 38.20% work in the
pria bekerja di sektor informal dan 46,29% bekerja di formal sector (Figure 4). In contrast, 53.71% of
sektor formal. Perempuan terkonsentrasi pada jenis men work in the informal sector and 46.29% work
pekerjaan seperti pekerja rumah tangga atau pekerja in the formal sector. Women are concentrated in
rumahan. Tingginya tingkat perempuan yang bekerja di jobs such as domestic work. The high proportion
sektor informal sangat terkait erat dengan rendahnya of women working in the informal sector is closely
tingkat pendidikan mereka: 43,43% hanya lulusan related to their lower level of education: 43.43% of
Sekolah Dasar. Keberadaan perempuan di sektor women only have elementary school education.
informal meningkatkan kerentanan mereka terhadap The informal nature of their employment increases
kemiskinan karena kurangnya perlindungan sosial dan women’s vulnerability to poverty because of the
upah yang lebih rendah. lack of social protection and lower wages.

GAMBAR 4: Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Berdasarkan Gender dan Sektor
Pekerjaan (%), 2018
FIGURE 4: Percentage of Population Aged 15 years above who Worked by Gender and Work Sector (%), 2018

70.00
61.80
60.00
53.71

50.00 46.29

38.20
40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
Formal Informal

Perempuan Laki-laki

Sumber/Source: BPS RI – Sakernas, 2018

3) Rata-rata penghasilan perempuan 25% lebih rendah dari 3) On average, women earn 25% less than men.
laki-laki. Secara umum, perempuan yang bekerja di sektor In general, women who work in the formal
formal masih mengalami kesenjangan upah dibandingkan sector still experience wage gaps compared to
laki-laki dengan rasio upah sebesar 78,26%. Kesenjangan men, with a wage ratio of 78.26%. The wage
upah diukur dari nilai upah yang diterima oleh karyawan gap is measured by the value of wages
perempuan dan laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama. received by female and male employees for
Kesenjangan upah ini telah meningkatkan kerentanan the same type of work. This gap has increased
finansial bagi perempuan. Jika tidak ada kesenjangan upah, women’s financial vulnerability. If there were
perempuan memiliki kesempatan untuk memperoleh no wage gap, women would be able to obtain
tambahan sumber daya ekonomi. additional economic resources.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 18 National Women’s Financial Inclusion Strategy
4) Perempuan terkonsentrasi di tiga sektor. Sektor- 4) Women are concentrated in three sectors.
sektor yang banyak dimasuki oleh perempuan pekerja The three sectors that female workers most often
mencakup tiga sektor, yaitu (i) sektor pertanian, enter are agriculture, forestry, and fisheries
kehutanan dan perikanan sebesar 26,62%; (ii) sektor sector (26.62% of female workers); the wholesale
perdagangan besar dan eceran, reparasi dan and retail trade, and repair and maintenance of
perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 23,71%; cars and motorbikes (23.71%); and the
(iii) sektor industri pengolahan sebesar 16,45%. manufacturing sector (16.4%). The information
Sedangkan sektor yang terkait dengan informasi dan and communication sector accounts for only
komunikasi memiliki perempuan pekerja sebesar 0.62% of female workers. This disparity is
0,62%. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya correlated with the high number of women
perempuan yang bekerja di sektor informal. working in the informal sector.

5) Tingkat Pengangguran Terbuka perempuan (5,26% 5) The open unemployment rate of women (5.26%
dari jumlah angkatan kerja), lebih kecil dibanding of the total workforce) is lower than that of men
laki-laki (5,40%). BPS menggunakan konsep ILO untuk (5.40%). BPS uses the International Labour
mengkategorisasikan seseorang masuk sebagai Organization (ILO) concept to categorize
pengangguran terbuka, yaitu: (a) mereka yang tidak someone as openly unemployed. The openly
punya pekerjaan dan mencari pekerjaan; (b) mereka unemployed include (a) those who do not have a
yang tidak punya pekerjaan dan mempersiapkan job and are looking for work; (b) those who do
usaha; (c) mereka yang tidak punya pekerjaan dan not have a job and are preparing a business; (c)
tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin those who do not have a job and are not looking
mendapatkan pekerjaan; dan (d) mereka yang sudah for work because they feel it is impossible to get a
punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. job; and (d) those who already have a job, but
Perempuan yang melakukan peran pengasuhan dan have not yet started working. This percentage
perawatan di tingkat rumah tangga (mengurus rumah excludes female caregivers, who are not counted
tangga) tidak termasuk dalam kategori pengangguran as unemployed because they are not actively
terbuka. seeking employment.

6) Sebagian besar pekerja migran adalah perempuan. 6) Large majority of migrant workers are women.
Data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Data from the National Agency for the Protection
(BP2MI), di tahun 2018 terdapat 283.640 Pekerja of Indonesian Workers show that in 2018 there
Migran Indonesia (PMI) yang terdiri dari 70,15% were 283,640 Indonesian migrant workers of
perempuan (198.975 jiwa) dan 29,85% laki-laki (84.665 whom 70.15% were women (198,975 persons)
jiwa). Pelatihan bagi perempuan calon PMI sebelum and 29.85% were men (84.665 persons). Migrant
keberangkatan, termasuk training literasi keuangan workers’ predeparture training includes financial
dilakukan agar mereka untuk dapat mengelola literacy to enable them to manage their income
pendapatannya dengan baik. well.

2.3. Perempuan Pelaku Wirausaha 2.3. Women Entrepreneurs


Undang-Undang Nasional 20/2008 tentang UMKM mendefinisikan National Law 20/2008 on MSMEs defines MSMEs
usaha mikro, kecil dan menengah menurut berikut kriteria: according to the following criteria:

(i) Usaha Mikro: memiliki kekayaan bersih paling banyak (i) Micro enterprises: having maximum net
Rp 50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan assets of Rp50 million, not including the land
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan and buildings used by the business, or
paling banyak Rp 300 juta annual revenues of Rp300 million.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 19 National Women’s Financial Inclusion Strategy
(ii) Usaha Kecil: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 (ii) Small enterprises: having net assets of more
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500 juta than Rp50 million but less than Rp500 million,
rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat not including the land and buildings used by the
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari business, or annual revenues of more than
Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 miliar. Rp300 million but less than Rp2.5 billion.

(iii) Usaha Menengah: memiliki kekayaan bersih lebih (iii) Medium-sized enterprises: having net
dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10 assets of more than Rp500 million but less
milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat than Rp10.0 billion, not including the land
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih and buildings used by the business, or
dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 annual revenues of more than Rp2.5 billion
milyar. but less than Rp50.0 billion.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Based on data from the Ministry of Cooperatives
dan Menengah pada tahun 2018, ada 64,2 juta unit usaha and Small and Medium Enterprises in 2018, there
dan 99,99% merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah are 64.2 million business units, of which 99.99% are
(UMKM). Dari jumlah UMKM tersebut, 98,7% merupakan MSMEs. Micro enterprises make up 98.7% of the
Usaha Mikro, Usaha Kecil sebesar 1,2% dan Usaha total, 1.2% are small enterprises, and 0.09% are
Menengah sebesar 0,09%. Data belum disajikan secara medium-sized enterprises. Data has not been presented
terpilah (persentase yang dimiliki oleh perempuan as disaggregated data (the percentage owned by
dibandingkan laki-laki). Dalam publikasi BPS tahun 2019 women compared to men). In the 2019 BPS publication
tentang analisis lanjutan atas hasil Sensus Ekonomi 2016, regarding further analysis of the results of the 2016
disajikan data bahwa persentase perempuan pengusaha Economic Census, it is presented that the percentage
UMK nonpertanian sebesar 43,45%, sedangkan laki-laki of women entrepreneurs in non-agricultural MSEs
sebesar 56,55%. Sensus Ekonomi 2016 menggunakan is 43.45%, while men are 56.55%. The 2016 Economic
pengakuan responden sebagai dasar menentukan Census uses respondents' recognition as the basis for
kepemilikan usaha. determining business ownership.

Strategi ini menetapkan definisi usaha milik perempuan This strategy defines women-owned enterprises
dengan mengadopsi definisi International Finance by adopting the International Finance Corporation
Corporation (IFC) dan definisi yang telah dikembangkan (IFC) definition and a definition that is developed
oleh BPS yang telah disesuaikan dengan konteks Indonesia by BPS and adapted to the Indonesian context
dimana mayoritas UMKM bersifat informal. Strategi ini where the majority of MSMEs are informal. This
menetapkan sebuah usaha dicatat sebagai usaha milik strategy defines that a business is recorded as a
perempuan jika memenuhi salah satu kriteria sebagai women’s business if it meets one of the following
berikut: criteria:

(i) Pengakuan responden bahwa yang bertanggung jawab (i) Recognition of respondents that the person
terhadap jalannya usaha, atau yang menjalankan responsible for running the business, or who
usaha tersebut sehari-hari adalah seorang perempuan, runs the business on a daily basis is a woman, or
atau (ii) 51% or more of the business capital is owned by
(ii) 51% atau lebih modal usaha dimiliki oleh perempuan, women, both from personal capital and
baik dari modal pribadi maupun dari kredit, atau from credit, or
(iii) Dokumen legal (izin usaha/surat keterangan (iii) Legal documents (business permit/business
usaha/nomor induk berusaha) atas nama certificate/business registration number) are
perempuan, atau registered under a woman’s name, or
(iv) 20% atau lebih (saham/modal) dimiliki oleh (iv) 20% or more (of the shares/capital) is owned by
perempuan, dan memiliki ≥ 1 perempuan sebagai women, and has at least a woman as CEO/COO,
and at least 30% of the Board of Directors

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 20 National Women’s Financial Inclusion Strategy
CEO/ COO, dan ≥ 30% dari dewan direksi terdiri dari consists of women (if there is a Board of
perempuan (jika ada dewan direksi) Directors)

Bank Dunia (2016) memperkirakan 43% UKM formal di The World Bank (2016) estimates that 43% of formal
Indonesia adalah milik perempuan. Dalam sebuah survei MSMEs in Indonesia are owned by women. In a survey
terhadap UMKM milik perempuan, IFC (2016) menemukan of women-owned MSMEs, IFC (2016) found that, in
bahwa secara umum banyak yang bersifat informal karena general, many were informal because of complicated
prosedur birokrasi yang rumit dan kurangnya insentif untuk bureaucratic procedures and lack of incentives to
mendaftar. Hal ini menghambat UMKM milik perempuan register. This hampers women-owned MSMEs from
untuk tumbuh, mengakses pasar, berpartisipasi dalam growing, accessing markets, participating in value
rantai nilai dan menjadi penyedia pesanan pemerintah. chains, and becoming supplies of government orders.

Beberapa survei dan studi nasional tentang UMKM milik Few national surveys and studies on women-
perempuan telah dilakukan untuk memahami kendala yang owned MSMEs have been undertaken to
mereka hadapi atau pendekatan kebijakan yang dapat understand the constraints they face or policy
memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan approaches that could enable them to overcome
tersebut. Strategi ini akan melakukan studi kelayakan dan such challenges. The strategy will undertake
penelitian baru tentang respons kebijakan dan pasar, feasibility studies and new research on policy and
dilengkapi dengan peningkatan kapasitas dan program market responses, complemented by capacity
percepatan bisnis untuk memperkuat kapasitas usaha building and business acceleration programs to
perempuan untuk tumbuh dan berkontribusi terhadap strengthen women’s capacity to grow their
perekonomian. businesses and contribute to the economy.

2.4. Perempuan sebagai Pengurus 2.4. Women as Family


Rumah Tangga Caregivers
Pada 2018, sebuah laporan ILO “Care Work and Care Jobs for
A 2018 ILO report, Care Work and Care Jobs for
the Future of Decent Work” menunjukkan bahwa secara global,
the Future of Decent Work, showed that globally,
perempuan menghabiskan tiga perempat atau 76,2% dari total
women spent three-quarters (76.2%) of their total
jam mereka setiap hari melakukan pekerjaan mengurus rumah
hours each day doing unpaid care work. In Asia,
tangga atau pekerjaan perawatan yang tidak dibayar. Bahkan
the figure reaches 80% of total hours every day.
di Asia, angkanya mencapai 80% dari total jam setiap hari. Dan
When combined with paid work, women in Asia
jika dikombinasikan dengan pekerjaan berbayar, perempuan di
work the longest hours in the world. The survey in
Asia memiliki jam kerja paling panjang sedunia. Survei di 34
34 provinces in Indonesia with a sample of 2,041
provinsi di Indonesia dengan sampel 2.041 ibu rumah tangga
housewives revealed that the average length of
mengungkapkan bahwa waktu rata-rata yang dihabiskan
care work was 13.5 hours per day. This figure is
perempuan untuk pekerjaan mengurus rumah tangga adalah
greater than the average of 7.7 hours per day for
13,5 jam per hari. Angka ini lebih besar dari rata-rata
women in the Asia and Pacific region (Jurnal
perempuan di wilayah Asia Pasifik yang mencapai 7,7 jam per
Perempuan, 2018).
hari (Jurnal Perempuan, 2018).

Menurut BPS, jumlah perempuan yang melakukan peran According to BPS, 36.67% of women of productive
pengasuhan dan perawatan (mengurus rumah tangga) age (35.34 million women) are family caregivers
berjumlah 36,67% dari jumlah penduduk perempuan usia with full-time responsibility for the care of family
produktif (35,34 juta), dibandingkan dengan 3,99% laki-laki yang members. In contrast, 3.99% of men are full-time
mengurus rumah tangga. Kondisi ini terjadi karena kultur di caregivers (Figure 5). This is because of social
masyarakat yang masih menganggap laki-laki sebagai pencari norms that consider men as the “breadwinner”

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 21 National Women’s Financial Inclusion Strategy
nafkah utama (peran produktif) dan perempuan bertanggung (productive roles) and women as the mother and
jawab sebagai ‘ibu/istri’ (peran reproduktif/domestik). Ada housewife (reproductive and domestic roles).
ekspektasi sosial terhadap perempuan untuk berhenti bekerja Society expects women to stop working once they
begitu mereka mulai memiliki anak: hampir dua pertiga start having children. Almost two-third (65.33%)
(65,33%) perempuan yang saat ini di rumah merawat keluarga of women who are at home caring for their
mereka sebelumnya aktif bekerja tetapi keluar, hal ini families used to be actively working but dropped
menunjukkan tantangan dalam menggabungkan tanggung out, suggesting challenges in combining care
jawab mengurus rumah tangga dengan pekerjaan berbayar. responsibilities with paid work.

GAMBAR 5: Persentase Perempuan dan Laki-laki dengan Aktivitas Utama


Mengurus Rumah Tangga, 2018
FIGURE 5: Percentage Women and Men with Care Work as Main Activity (%), 2018

40.00 36.67
35.00

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00
3.99
5.00

0.00

Perempuan
◼ Perempuan Laki-laki(Men)
(Women) ◼ Laki-laki

Sumber: BPS (Source: BPS)

Kelompok ini dapat dibagi menjadi dua: yang tidak memiliki This group can be divided into two: unskilled
keahlian dan yang memiliki keahlian. Perempuan yang tidak and skilled. Unskilled caregivers tend to have a
memiliki keahlian cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lower level of education, which reduces their
lebih rendah, yang mengurangi pilihan pekerjaan mereka jika employment options if they choose to enter the
mereka memilih untuk memasuki pasar kerja. Selain labor market. In addition to lower skills, social
keterampilan yang lebih rendah, norma-norma sosial yang norms that place the responsibility for domestic
menempatkan tanggung jawab untuk kegiatan rumah tangga and care activities on women reduce the
dan perawatan pada perempuan mengurangi jumlah waktu amount of time available to undertake paid
yang tersedia untuk melakukan pekerjaan yang dibayar. work. Skilled caregivers refer to women with a
Perempuan yang dengan keahlian, biasanya memiliki tingkat higher level of education (secondary education
Pendidikan yang lebih tinggi (SMA atau lebih tinggi dari itu), and above) who opted to leave the labor market
tetapi memilih untuk keluar dari dunia kerja untuk mengurus to become full-time primary family caregivers.
rumah tangga penuh waktu. Data Sakernas dari BPS tahun BPS 2018 Sakernas data shows that 65.33%
2018, menunjukkan bahwa 65,33% perempuan yang saat ini women who categorized themselves as family
mengurus rumah tangga mengaku bahwa mereka pernah caregiver stated that they had previously
bekerja sebelumnya. Di perkotaan, angka ini meningkat worked., this figure is higher In urban areas
mencapai 68,20%, dibandingkan di pedesaan yang hanya 59,42%. (68.20%) than in rural areas (59.42%).

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 22 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Tingginya jumlah perempuan yang dulu pernah bekerja lalu The high number of women who have worked but
memutuskan untuk berhenti setelah menikah dan memiliki chose to resign after being married and have
anak terjadi karena faktor budaya (perempuan dianggap children occurs due to cultural factors (women are
bertanggungjawab dalam urusan pengasuhan anak) atau considered responsible for caring their children) or
karena tidak adanya sistem pendukung yang memadai, seperti because there is no adequate supporting system
dukungan dari keluarga atau penitipan anak yang terjangkau such as support from family or affordable and
dan berkualitas. Hal ini membuat perempuan yang bekerja quality child care. This leaves working women with
dan memiliki anak di bawah lima tahun (ibu bekerja) tidak children under five (working mothers) with no
punya pilihan, selain berhenti dari pekerjaan mereka. alternative, except resigning from their work.

Merawat keluarga dan rumah tangga memiliki nilai ekonomi Caring for families and households holds an
dan sosial yang penting: beberapa penelitian di negara lain important economic and social value: some research
menunjukkan bahwa pekerjaan perawatan yang tidak in other countries suggests that unpaid care work
dibayar dapat mencapai hingga 30% dari PDB nasional. could represent as high as 30% of national GDP.
Namun, karena tidak dibayar, perempuan yang mengurus However, since it is unpaid, female caregivers may
rumah tangga mungkin perlu mencari pekerjaan untuk need to seek employment to supplement the
menambah pendapatan rumah tangga, atau memilih untuk household income, or simply choose to pursue
mencari kegiatan dan karier di luar rumah. Kebijakan dan activities and a career outside of the home. Policies
strategi diperlukan untuk mendukung perempuan untuk and strategies are required to accompany these
memasuki kembali dunia kerja, dengan memberi mereka women to reenter the labor market, providing
keterampilan, sumber daya, dan peluang. Kajian terhadap them with skills, resources and opportunities. An
berbagai kebutuhan akan diperlukan untuk memberi assessment of the different levels of needs will be
masukan terhadap kebijakan dan strategi tersebut guna necessary to inform such policies and strategies in
memastikan keberlanjutan. order to ensure sustainability.

Kesimpulan Conclusion
Banyaknya kesenjangan gender yang dihadapi perempuan di The many gender gaps facing women in
pasar tenaga kerja Indonesia menunjukkan bahwa inklusi Indonesia’s labor market show that the financial
keuangan perempuan masih belum sepenuhnya tercapai, dan inclusion of women is still not fully achieved, and
bahwa pendekatan yang ambisius dan holistik diperlukan untuk that an ambitious and holistic approach is
memastikan bahwa semua perempuan dapat mengejar peluang required to ensure that all women can pursue
kerja, yang juga memungkinkan adanya kesimbangan yang baik employment opportunities that also allow good
antara kehidupan kerja/keluarga. Saat ini, kesenjangan work–family life balance. At present, the gaps
memperburuk kerentanan perempuan terhadap kemiskinan exacerbate women’s vulnerability to poverty and
dan meningkatkan beban kerja ganda mereka dari pekerja yang increase their double burden as paid and unpaid
dibayar dan tidak dibayar. Laporan McKinsey (2016) workers. A 2016 McKinsey report states that if the
menyatakan bahwa jika masalah kesenjangan gender dapat problems of gender disparity can be overcome,
diatasi, Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia akan the gross domestic product will increase by 9% in
meningkat sebesar 9% dan 12% di wilayah Asia-Pasifik. Indonesia and12% in Asia and the Pacific.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 23 National Women’s Financial Inclusion Strategy
III Status Keuangan Inklusif Perempuan
The State of Women’s Financial Inclusion

3.1. Pencapaian Indeks Inklusi 3.1. Financial Inclusion Index


Keuangan Achievement
Pencapaian inklusi keuangan Indonesia, termasuk inklusi The progress Indonesia has made in financial
keuangan perempuan, tercermin dalam berbagai inclusion, including women’s financial inclusion, is
sumber data. Global Findex dan Financial Inclusion reflected in various data sources. The Global Findex
Insights (FII) adalah sumber data internasional yang and Financial Inclusion Insights (FII) are international
sering digunakan sebagai referensi karena memberikan data sources that are often used as reference because
hasil survei dan perbandingan lintas negara. Sementara they provide cross-country surveys and comparisons.
itu, survei nasional seperti Survei Nasional Literasi dan Meanwhile, national surveys, such as the National
Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK telah digunakan untuk Survey of Financial Literacy and Inclusion (SNLIK) by
mengukur inklusi keuangan untuk tujuan yang lebih the Financial Services Authority (OJK), have been used
spesifik. to measure financial inclusion for specific purposes.

A. Global Findex A. Global Findex


Data Global Findex yang dirilis oleh Bank Dunia The Global Findex data released by the World Bank
menyediakan data komprehensif tentang bagaimana provide comprehensive information on how
orang-orang di seluruh dunia melakukan pembayaran, people around the globe have been making
tabungan, pinjaman, dan mengelola risiko keuangan payments, saving, borrowing, and managing their
mereka. Basis data ini dikompilasi melalui survei nasional financial risks. The database is compiled mainly
dengan total data sekitar 150.000 orang dewasa berusia from national surveys and includes data from
15 tahun ke atas di 140 negara, mencakup setidaknya 150,000 adults aged 15 and above in 140 countries,
1.000 orang dewasa di masing-masing negara, termasuk covering at least 1,000 adults each in country,
Indonesia. Laporan awal dirilis pada tahun 2011, diikuti including Indonesia. The initial report was released
edisi kedua dan ketiga masing-masing pada tahun 2014 in 2011, a second was issued in 2014, and third
dan 2017. edition was published in 2017.

Data terbaru pada tahun 2017 menunjukkan bahwa Data from 2017 show that Indonesia experienced
Indonesia mengalami peningkatan kepemilikan rekening the highest increase in bank account ownership in
bank tertinggi di kawasan Asia Timur dan Pasifik dari 35,9% the East Asia and Pacific region, from 35.9% in 2014
pada tahun 2014 menjadi 48,9% pada 2017. Meskipun to 48.9% in 2017 (Figure 6). Despite this progress,
demikian, Indonesia tetap menjadi salah satu negara however, Indonesia is home to the world’s fourth-
terbesar di dunia dari populasi 96 juta yang tidak memiliki largest unbanked population (96 million), after the
rekening bank setelah Tiongkok, India, dan Pakistan. People’s Republic of China, India, and Pakistan.

Laporan tersebut berpendapat bahwa pengalihan dari The report argues that shifting from cash to
pembayaran tunai ke pembayaran digital (misalnya gaji, digital payment (e.g., for salary, agricultural

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 24 National Women’s Financial Inclusion Strategy
penjualan hasil pertanian, pengiriman uang domestik, tagihan sales, domestic remittances, and utility bills)
listrik/air) berpotensi mengurangi jumlah populasi yang tidak could reduce the number of the unbanked
memiliki rekening bank. Di Indonesia, digitalisasi pembayaran adults. In Indonesia, digitizing private sector
gaji sektor swasta saja dapat mengurangi jumlah orang wage payments alone could reduce the number
dewasa yang belum memiliki rekening bank hingga hampir of unbanked adults by up to almost a third,
sepertiga yang berarti 25 juta lebih banyak orang akan giving 25 million more people access to a bank
memiliki akses ke rekening bank. account.

GAMBAR 6: Persentase Kepemilikan Rekening Bank di Indonesia (Global Findex)


FIGURE 6: Percentage of Bank Account Ownership in Indonesia (Global Findex)

51%

48.9%
46%
35.9%

19.6%

2017

2011 2014 2017 Perempuan (Women) Laki-laki (Men)

Sumber/Source: Global Findex

Jika dipilah berdasarkan gender, terlihat kesenjangan antara When broken down by gender, a gap emerges.
perempuan dan laki-laki. Menurut laporan tersebut, 56% According to the report, 56% of unbanked adults
orang dewasa di seluruh dunia yang tidak memiliki rekening worldwide are women. Globally, 72% of men have
bank adalah perempuan. Secara global 72% laki-laki memiliki bank account compared with only 65% of women.
rekening bank dibandingkan dengan 65% perempuan. Tren ini The trend is similar in developing countries, with
serupa di negara-negara berkembang dengan 67% laki-laki dan 67% of men but only 59% of women owning a
hanya 59% perempuan yang memiliki rekening bank. Tidak bank account. Unlike most other developing
seperti negara berkembang lainnya, di Indonesia, yang countries, in Indonesia, more women (51%) than
menarik adalah jumlah perempuan yang memiliki rekening men (46%) own an account, although bank
bank lebih banyak daripada laki-laki. Baik perempuan maupun account ownership is relatively equal. In Africa,
laki-laki juga relatif sama dalam kemungkinan memiliki the widespread use of mobile money may be
rekening bank yang aktif, yaitu perempuan sebanyak 51% dan playing a role in the narrowing gender gap. This
laki-laki sebanyak 46%. Capaian ini dikontribusikan oleh progress was spurred by the payment of the
pembayaran program bantuan sosial pemerintah dalam government's social assistance program in the
bentuk transfer tunai kepada rekening perempuan dari form of cash transfers into women's accounts
keluarga penerima manfaat. from beneficiary families.

B. Financial Inclusion Insights (FII) B. Financial Inclusion Insights (FII)


FII adalah data yang dibuat oleh Kantar dengan fokus pada FII, a data set provided Kantar, focuses on eight
delapan negara di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Sampai countries in Africa and Asia, including Indonesia. To
saat ini, empat survei telah dilakukan di Indonesia yaitu pada date, four surveys—in 2014, 2015, 2016, and
tahun 2014, 2015, 2016 dan 2018 yang dilakukan oleh Satuan 2018—have been conducted in Indonesia by the
Tugas Survei Sekretariat Dewan Nasional untuk Keuangan Survey Task Force of the Secretariat of the National
Inklusif (DNKI). Pelaksanaan survei dari akhir tahun 2018 sampai Council for Inclusive Finance (DNKI). The survey

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 25 National Women’s Financial Inclusion Strategy
awal 2019 berhasil mengumpulkan data dalam jumlah yang conducted from end of 2018 to early 2019 pooled
cukup banyak yakni dari 6,695 responden yang tersebar di 34 a large amount of data from 6,695 respondents
provinsi di Indonesia. across 34 provinces in Indonesia.

Baik FII dan Global Findex menunjukkan hasil yang serupa Both FII and the Global Findex show similar results
pada kepemilikan rekening bank. Dalam rentang 2014 on bank account ownership. From 2014 to 2018,
hingga 2018, Indonesia menunjukkan kemajuan positif Indonesia demonstrated progress in bank account
kepemilikan rekening bank. Survei tahun 2018 di ownership. The 2018 survey in Indonesia found
Indonesia menemukan bahwa 55,7% orang dewasa that 55.7% of adults own an account and 70.3%
memiliki akun dan 70,3% telah menggunakan produk have used a product or service offered by a formal
atau layanan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan financial institution. Account ownership increased
formal. Kepemilikan akun meningkat dari 35,1% pada from 35.1% in 2016 to 55.7% in 2018 (Figure 7).
2016 menjadi 55,7% pada 2018. Produk dan layanan bank Bank products and services are used the most. In
adalah yang paling banyak digunakan. Selain bank, addition to banks, the public accesses financial
masyarakat mengakses layanan keuangan di pemberi services through multifinance lenders,
pinjaman multifinance, koperasi dan lembaga keuangan cooperatives, microfinance institutions,
mikro, pegadaian dan penyedia e-money seluler. pawnshops, and cellular e-money providers.

GAMBAR 7: Persentase Kepemilikan Rekening Bank di Indonesia (FII)


FIGURE 7: Percentage Bank Account Ownership in Indonesia, in Percentage (FII)

55.7% 55.6% 55.7%

37.5% 38.4%
34.7% 31.7%
35.1% 31.1%
34.2% 27.9%
31.3%

2014 2015 2016 2017

2014 2015 2016 2018 Perempuan (Women) Laki-laki (Men)

Sumber/Source: Financial Inclusion Index

Data terbaru dari FII pada tahun 2018 menunjukkan tak ada Recent data from FII in 2018 show no significant
selisih kesenjangan gender yang signifikan, dengan 55,7% gender gap, with 55.7% of men and 55.6% of
laki-laki dan 55,6% perempuan memiliki rekening bank. women were recorded as owning a bank account.
Faktanya, peningkatan kepemilikan rekening bank Women’s account ownership has increased at a
perempuan lebih cepat daripada laki-laki. Dari 2016 hingga faster rate than that of men, growing by 23.9%
2018, jumlah kepemilikan rekening bank untuk perempuan from 2016 to 2018, compared with only 17.3% for
tumbuh sebesar 23,9%, sementara laki-laki hanya 17,3%. men. The government’s non-cash assistance is a
Bantuan non-tunai pemerintah berkontribusi terhadap contributing factor to the narrowing of the gender
pengurangan kesenjangan gender dalam kepemilikan gap in bank account ownership as the program
rekening bank karena program bantuan tersebut requires the mother (or the woman in the
mengharuskan ibu (atau perempuan dalam rumah tangga) household) to be the primary recipient of the
sebagai penerima utama bantuan. Survei yang dirilis oleh transfer. A survey released by MicroSave
Miscrosave pada tahun 2019, mencatat bahwa 96% Consulting in 2019 noted that 96% of the food
penerima bantuan program Bantuan Pangan Non Tunai

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 26 National Women’s Financial Inclusion Strategy
adalah perempuan. Dari jumlah tersebut, 16% adalah assistance program beneficiaries are women. Of
perempuan kepala rumah tangga. these, 16% are households headed by women.

C. Otoritas Jasa Keuangan C. Financial Services Authority


OJK yang memiliki mandat untuk mengatur dan mengawasi OJK, which is mandated to regulate and supervise the
sektor jasa keuangan di Indonesia, melakukan survei untuk financial services sector in Indonesia, conducted a
mengukur literasi dan inklusi keuangan. Survei Nasional Literasi survey to measure financial literacy and inclusion.
dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK telah dilaksanakan pada 2013, OJK’s SNLIK has been carried out in 2013, 2016, and
2016 dan 2019. Survei OJK terbaru pada 2019 melibatkan total 2019. The latest OJK survey involved a total of 12,773
12.773 responden dari 34 provinsi dan 67 kota/kabupaten di respondents across 34 provinces and 67 cities and
Indonesia, sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya responden districts in Indonesia. The 2016 survey involved 9,680
adalah 9,680; 49,3% di antaranya adalah perempuan. Secara respondents, 49.3% of whom were women. The SNLIK
metodologi, SNLIK OJK menilai tingkat usage (penggunaan) OJK methodology assesses the level of usage of
layanan keuangan, sedangkan Global Findex menilai dari tingkat financial services, while the Global Findex assesses the
kepemilikan rekening bank. level of bank account ownership.

Secara umum literasi keuangan dipahami sebagai Financial literacy is generally understood as the
kepemilikan pengetahuan dan keterampilan untuk possession of knowledge and skills to make
membuat keputusan keuangan yang terinformasi. Di informed financial decisions. In Indonesia, the
Indonesia, indeks literasi keuangan meningkat sekitar 8,33% financial literacy index rose by 8.33 percentage
poin persentase antara tahun 2016 dan 2019 – dari 33,2% points to 38.0% between 2016 and 2019—from
ke 39,9% untuk laki-laki dan 25,5% ke 36,1% untuk 33.2% to 39.9% men and from 25.5% to 36.1% for
perempuan pada periode waktu yang sama. Meskipun jelas women in the same period. Although men have
bahwa laki-laki lebih melek finansial dibandingkan dengan consistently been more financially literate than
perempuan, literasi keuangan perempuan tumbuh pada women, women’s financial literacy grew at a
tingkat yang lebih cepat (10,6%) dibandingkan laki-laki faster rate (10.6%) compared with that of men
dengan kenaikan (6,7%) pada 2016-2019 (Gambar 8). (6.7%) during 2016–2019 (Figure 8).

GAMBAR 8: Indeks Literasi Keuangan di Indonesia (OJK)


FIGURE 8: Financial Literacy Index in Indonesia (OJK)

38.0%
29.7%
33.2% 36.1% 39.9%
21.8% 25.5%

2016 2019

2013 2016 2019 Perempuan (Women) Laki-laki (Men)

Sumber/Source: OJK

Akses ke informasi lebih banyak tersedia di daerah Access to information is more widely available in
perkotaan (dengan indeks literasi keuangan 33,2% pada urban areas (with a financial literacy index of
2016 dan 41,4% pada 2019) dibandingkan di perdesaan 33.2% in 2016 and 41.4% in 2019) than in rural
(23,9% pada 2016 dan 34,5% pada 2019). Pada tahun 2016, areas (23.9% in 2016 and 34.5% in 2019). In 2016,
provinsi Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jawa Timur memiliki Yogyakarta, DKI Jakarta, and East Java provinces
indeks literasi keuangan perempuan tertinggi, sedangkan had the highest women’s financial literacy index,

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 27 National Women’s Financial Inclusion Strategy
provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Utara while West Nusa Tenggara and North Kalimantan
memiliki indeks melek finansial terendah. provinces had the lowest.

Indeks inklusi keuangan juga menunjukkan tren yang sama. Pada The Financial inclusion index shows a similar
2013, indeks inklusi keuangan Indonesia adalah 59,7%. Angka trend. Indonesia’s financial inclusion index grew
tersebut tumbuh menjadi 67,8% pada 2016 dan 76,2% pada from 59.7% in 2013 to 67.8% in 2016 and 76.2% in
2019, dengan lonjakan rata-rata 8% dalam setiap 3 tahun. Jika 2019, increasing by about 8% every 3 years. Men
dipilah berdasarkan gender, laki-laki masih lebih tinggi dalam are still in slightly ahead of women in financial
menuju inklusi keuangan. Pada 2016, indeks inklusi keuangan laki- inclusion, with an index of 69.6% in 2016, rising to
laki adalah 69,6% dan naik menjadi 77,2% pada tahun 2019. 77.2% in 2019 compared with 66.2% in 2016 and
Sementara perempuan adalah 66,2% pada tahun 2016 dan 75.2% in 2019 for women. Moreover, financial
meningkat menjadi 75,2% pada tahun 2019. Indeks ini lebih tinggi inclusion is higher in urban than rural areas, at
di perkotaan daripada di pedesaan, yaitu 71,2% di perkotaan dan 71.2% (urban) versus 63.2% (rural) in 2016, and
63,2% di pedesaan pada 2016 dan 83,6% di perkotaan dan 68,5% 83.6% (urban) versus 68.5% (rural) in 2019. East
di pedesaan pada 2019. Jawa Timur merupakan provinsi yang Java was the most financially inclusive Indonesian
paling inklusif secara finansial untuk perempuan di Indonesia province for women in 2016 at 78.1%, followed by
pada 2016 dengan angka sebesar 78,1%, diikuti oleh Yogyakarta Yogyakarta (77.4%) and South Sumatera (76.1%).
(77,4%) dan Sumatera Selatan (76,1%). Sementara Papua Barat West Papua (33.1%) and North Maluku 54.3%
dan Maluku Utara memiliki indeks inklusi keuangan terendah provinces had the lowest financial inclusion for
untuk perempuan pada tahun 2016 dengan 33,1% dan 54,3%. women in the same year.

GAMBAR 9: Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia (OJK)


FIGURE 9: Financial Inclusion Index in Indonesia (OJK)

76.2% 77.2%
67.8% 75.2%
59.7%
69.6%
66.2%

2016 2019

2013 2016 2019 Perempuan (Women) Laki-laki (Men)

Sumber/Source: OJK

3.2. Tren Utama Keuangan Inklusif 3.2. Key Financial Inclusion Trends
Survei FII yang dilakukan pada tahun 2018 menyebutkan The FII survey conducted in 2018 noted the
tren inklusi keuangan di Indonesia sebagai berikut: following financial inclusion trends in Indonesia.

Kepemilikan Rekening Account Ownership


(i) Jumlah kepemilikan rekening bank meningkat (i) Account ownership increased by more than 20
lebih dari 20% jika dibandingkan dengan tahun percentage points compared with 2016. The
2016. Keberhasilan digitalisasi program-program successful digitization of government assistance

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 28 National Women’s Financial Inclusion Strategy
bantuan pemerintah ikut mendorong pertumbuhan programs drove growth in account ownership.
kepemilikan rekening bank. Diperkirakan 38 juta orang A significant portion of the approximately 38
dewasa menjadi pemilik rekening bank baru, sebagian million adults who became new account
besar dari mereka adalah penerima program-program owners are those who have received
bantuan pemerintah melalui transfer digital. government assistance via digital transfers.

(ii) Proporsi yang setara antara perempuan dan laki-laki (ii) Equal proportions of women and men are
sebagai pemilik rekening bank. Kesenjangan gender account owners. The gender gap closed
ditutup antara 2016 dan 2018 karena kepemilikan between 2016 and 2018 as account
rekening bank tumbuh sebesar 23,9% untuk ownership grew by 23.9% among women
perempuan, dibandingkan dengan 17,3% untuk laki- compared with 17.3% among men.
laki. Bantuan pemerintah yang diterima oleh Government assistance received digitally by
perempuan secara digital membantu untuk menutup women helped close the gender gap in
kesenjangan gender dalam kepemilikan rekening bank. account ownership

(iii) Kepemilikan rekening bank lebih umum di daerah (iii) Account ownership is more common in
perkotaan, tetapi tumbuh lebih cepat di daerah urban areas but is growing faster in rural
pedesaan. Antara 2016 dan 2018, kepemilikan areas. Between 2016 and 2018, account
rekening bank tumbuh hampir dua kali lipat di daerah ownership nearly doubled in rural areas,
pedesaan, sebesar 24,2%, dibandingkan dengan growing by 24.2%. In urban areas the growth
pertumbuhan 16,4% di daerah perkotaan. Program rate was 16.4%. Government assistance
bantuan pemerintah yang menyasar daerah perdesaan programs that targeted rural and urban
dan perkotaan secara merata berkontribusi pada areas equally contributed to the increase in
peningkatan kepemilikan rekening bank. account ownership.

(iv) Kepemilikan rekening bank tumbuh lebih cepat di (iv) Account ownership is growing faster among
antara orang miskin daripada orang dewasa the poor than among higher-income adults.
berpenghasilan tinggi, yakni hampir dua kali lipat di Account ownership nearly doubled among
antara orang dewasa dengan pendapatan di bawah adults with incomes below the poverty line.
garis kemiskinan. Program bantuan pemerintah Government assistance programs targeted
yang ditargetkan untuk orang miskin berkontribusi to the poor contributed to the increase in
pada peningkatan kepemilikan rekening bank. account ownership.

Pengguna Bank Bank User


(i) 57,5% orang dewasa telah menggunakan produk (i) About 57.5% of adults have used a bank
atau layanan bank, tetapi hanya 38,4% yang product or service, but only 38.4% have a bank
memiliki rekening bank. Kepemilikan rekening bank account. Bank account ownership increased by
meningkat sebesar 11,4% dibandingkan dengan 11.4 percentage points compared with 2016.
2016. Pertumbuhan inklusi keuangan akan dicapai Additional growth in financial inclusion will be
dengan mendorong kepemilikan rekening di antara achieved by encouraging account ownership
orang dewasa yang saat ini mengakses layanan among adults who currently access bank
bank menggunakan rekening orang lain. services or are using someone else’s account.

(ii) Kesadaran agen perbankan meningkat secara (ii) Indonesians enjoy widespread access to
dramatis setelah 2016, khususnya di daerah banking agents. Awareness of banking agents
pedesaan Indonesia yang menikmati akses luas ke increased dramatically after 2016, particularly
agen perbankan. Penduduk perdesaan lebih in rural areas. Rural residents’ greater
mengetahui lokasi agen perbankan daripada awareness of banking agent locations

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 29 National Women’s Financial Inclusion Strategy
penduduk perkotaan, mengimbangi kepadatan compared with urban residents compensates
cabang bank dan ATM yang lebih rendah di daerah for the lower density of bank branches and
pedesaan. ATMs in rural areas.

Ponsel Pintar (Smart Phone) Mobile Phones


(i) Pertumbuhan kepemilikan ponsel pintar (smart (i) Growth in smartphone ownership should drive
phone) mendorong pertumbuhan pembayaran growth in digital payments. Smartphones
digital. Smart phone menyediakan platform yang provide a rapidly growing platform for a digital
berkembang pesat untuk ekosistem digital dari ecosystem of software application-based
layanan konsumen berbasis aplikasi perangkat consumer services, such as those delivered via
lunak, seperti yang disediakan melalui “super “super apps,” which serve as a single portal for
apps”. Permintaan pembayaran non tunai dalam an array of virtual products and services.
ekosistem ini mendorong peningkatan kepemilikan Demand for cashless payments in this
rekening bank di antara orang dewasa yang masih ecosystem should drive an increase in account
terekslusi secara finansial. Di antara pemilik ponsel, ownership among financially excluded adults.
terdapat kesenjangan yang signifikan berdasarkan There are significant gender, locality, and
gender, lokasi, dan pendapatan. income gaps among mobile phone owners.

(ii) Ponsel paling banyak dimiliki pria usia muda di (ii) Phone ownership is highest among
perkotaan yang berpengasilan lebih tinggi. younger, male, urban, and higher-income
Perluasan kepemilikan ponsel ke lebih banyak adults. The expansion of phone ownership
perempuan, masyarakat di bawah garis kemiskinan to more women, adults living below the
dan masyarakat pedesaan akan membuka akses poverty line, and rural residents will open
layanan keuangan digital bagi kelompok greater access to digital financial services for
masyarakat ini. these groups.

(iii) Kemampuan pengguna telepon seluler (iii) Phone user capability is generally high, but
umumnya tinggi tetapi tidak untuk transaksi financial transactions are the exception. Only
keuangan. Hanya 25% penduduk dewasa yang 25% of adults reported having at least “a little”
mengaku bisa melakukan transaksi keuangan, ability to perform a financial transaction, such
seperti mobile banking dan membayar dengan as mobile banking or e-money payments.
aplikasi uang elektronik. Meski begitu, tingginya Nevertheless, the high prevalence of other
prevalensi kemampuan lainnya, seperti bertukar phone skills, such as messaging, suggests that
pesan, menyiratkan bahwa mayoritas penduduk the large majority of the population is ready to
siap mengadopsi layanan keuangan digital. adopt digital financial services.

Pengguna Uang Elektronik Server-based E-money


(i) Pengguna uang elektronik berbasis seluler (i) Mobile e-money users increased by more than
meningkat 4 kali dibanding 2016. Adopsi aplikasi four times compared with 2016. Adoption of
ponsel mendorong peningkatan jumlah pengguna smartphone applications is driving the increase
uang elektronik khususnya di Jakarta dan kota-kota in mobile e-money users, particularly in Jakarta
besar lainnya di Indonesia. and other urban areas across Indonesia.

(ii) Pengguna umumnya mengisi ulang (top up) akun (ii) Users top-up (cash in) their accounts mainly
melalui minimarket dan ATM. 85% dari through convenience stores and ATMs. About
pengguna uang elektronik berbasis seluler 85% of mobile e-money users have bank
memiliki akun bank, namun minimarket masih accounts, but convenience-store cash counters

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 30 National Women’s Financial Inclusion Strategy
menjadi tempat favorit mereka untuk isi ulang. are the most popular channel for topping up e-
Menjadikan uang elektronik berbasis seluler money. Ensuring cash can flow in and out of e-
sebagai pintu kepada beragam layanan sangat money from a multitude of service points is
penting untuk membangun kebermanfaatan crucial to fostering the network effects that
alat pembayaran tersebut, dan akhirnya dapat will expand the utility of e-money and make it
mengakselerasi inklusi keuangan. a bigger driver of financial inclusion.

(iii) Kesadaran merek uang elektronik seluler (iii) Awareness of mobile e-money brands has
meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2016. more than doubled since 2016. Awareness
Kesadaran dapat diharapkan meningkat pesat can be expected to increase rapidly ahead of
mendahului penggunaan uang elektronik seluler, the adoption of mobile e-money, especially
khususnya di kalangan pemilik ponsel pintar. among smartphone owners.

(iv) Pengguna uang elektronik berbasis seluler (iv) Mobile e-money users are concentrated in
terkonsentrasi di perkotaan dan di antara orang urban areas and among the youth. Mobile
muda. Penggunaan uang elektronik masih dalam fase e-money adoption is in an early phase.
awal. Penggunannya diharapkan menyebar dari kota Adoption can be expected to spread from
ke desa dan dari kelompok usia dewasa muda ke urban to rural residents and from younger to
dewasa yang lebih tua. Seperti kepemilikan akun older adults. As with account ownership
secara umum, tidak ada kesenjangan gender yang overall, there is no significant gender gap in
signifikan dalam adopsi uang elektronik ini. the adoption of mobile e-money.

3.3. Kesenjangan Gender Saat Ini 3.3. Existing Gender Disparities


Pendapatan Per Kapita Per Capita Income
United Nations Development Programme (UNDP) The United Nations Development Programme
menggunakan indikator Pendapatan Nasional Bruto per kapita (UNDP) uses gross national income per capita as an
untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia secara indicator to measure the achievement of human
ekonomi, tetapi karena keterbatasan data, indikator tersebut development from an economic standpoint, but
diproksi menggunakan pengeluaran per kapita. Dari 2010 because of data limitations, per capita expenditure is
hingga 2017, ada kesenjangan yang signifikan dalam used as a proxy. During 2010–2017, there was a
pengeluaran per kapita antara laki-laki dan perempuan. Pada significant gap in per capita expenditure between
2017, rata-rata pengeluaran per kapita perempuan adalah Rp men and women. In 2017, women’s annual average
8,75 juta per tahun, jauh di bawah pengeluaran per kapita per capita expenditure (Rp8.75 million) was well
untuk laki-laki sebesar Rp 14,93 juta per tahun untuk periode below that for men (Rp14.93 million). Economic
yang sama. Ketimpangan ekonomi juga dapat dilihat dari rasio inequality can also be seen from the ratio of
pengeluaran per kapita perempuan dan laki-laki. Meskipun expenditure per capita of women and men.
rasio ini tidak menunjukkan varian yang signifikan pada Although this ratio did not show significant variance
periode 2010-2017, berkisar antara 0,55 hingga 0,60, pada during 2010–2017, ranging from 0.55 to 0.60; in
2017, rasio pengeluaran per kapita perempuan dibandingkan 2017, the ratio of women's per capita expenditure to
laki-laki adalah 0,59, menunjukkan bahwa pengeluaran men’s was 0.59, suggesting that women’s
perempuan hanya sekitar 60% dari pengeluaran laki-laki. expenditure was only about 60% that of men.

Perempuan di Bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Women in Science, Technology, Engineering, and
Matematika Mathematic
Partisipasi perempuan dalam bidang sains, teknologi, teknik Around the world, women remain underrepresented
dan matematika (STEM) di seluruh dunia masih kurang in science, technology, engineering, and mathematics

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 31 National Women’s Financial Inclusion Strategy
terwakili. Hanya 2 dari 10 perempuan menjadi profesional (STEM). According to 2018 data from United Nations
di bidang STEM, sementara 3 dari 10 perempuan adalah Educational, Scientific and Cultural Organization, only
peneliti STEM, berdasarkan data dari UNESCO pada tahun 20% of women become professionals in STEM areas
2018. Meskipun lebih banyak siswa perempuan mengambil and 30% are STEM researchers. Even though more
jurusan STEM di universitas, Statistik Indonesia (BPS) female university students take STEM majors,
mengungkapkan pada tahun 2017 bahwa hanya 30% Statistics Indonesia (BPS) revealed in 2017 that only
perempuan pada usia produktif yang bekerja di industri 30% of women of productive-age worked in STEM
STEM. Terbatasnya dukungan yang diberikan kepada industries. The limited support offered to women
perempuan yang bekerja di bidang STEM dapat berpengaruh working in STEM may affect retention in these fields,
terhadap daya tahan mereka di bidang ini, terutama karena mostly because of difficulties faced in maintaining a
menghadapi kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara balance between family responsibilities and
tanggung jawab keluarga dan kehidupan profesional. professional life.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Further, research by the International Labor
Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan bahwa Organization (ILO) forecasts that technological
kemajuan teknologi termasuk otomatisasi dan robot akan advances, including automation and robotics, will
secara signifikan mengubah pekerjaan dan perusahaan di significantly change jobs and enterprises in
Indonesia selama dua dekade mendatang. ILO memperkirakan Indonesia by 2040. The ILO estimates that 56% of
56% pekerjaan (lebih dari 60 juta pekerjaan) dapat hilang karena employment (more than 60 million jobs) could be
otomatisasi di Indonesia. Mengingat pekerja perempuan lost to automation in Indonesia. As female
umumnya bekerja dalam jenis pekerjaan yang tidak employment is heavily reliant on service sector
membutuhkan keterampilan sains, teknologi, teknik dan jobs requiring low STEM skills, women are 20%
matematika (STEM), perempuan 20% lebih berisiko kehilangan more likely to lose their jobs than men as a direct
pekerjaan dibandingkan pria akibat dari otomatisasi. consequence of automation.

Angka Harapan Hidup Life Expectancy


Pada tahun 2019, tren harapan hidup perempuan masih diatas In 2019, the trend of females living longer on
laki-laki yakni di usia 73,33 untuk perempuan dan 69,44 tahun average (73.33 years) than their male
untuk laki-laki. Harapan hidup perempuan tumbuh sekitar counterparts (69.44 years) was maintained.
0,36%; kira-kira tiga kali lebih cepat daripada laki-laki yang Female life expectancy grew by 0.36%, or about
tumbuh 0,10%. Penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan three times faster than the rate for males (0.10%).
derajat kesehatan antargender dimana persentase penduduk It is important to note there are essential gaps in
yang mengalami keluhan kesehatan pada perempuan lebih health service delivery and outcomes, with
besar dibandingkan laki-laki, namun persentase penduduk women experiencing on average more health
yang mengalami sakit parah lebih banyak ditemukan pada laki- complaints, and men suffering on average from
laki dibanding perempuan. more serious illnesses.

Kekerasan Berbasis Gender Gender-Based Violence


Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) The National Women's Life Experience survey of
yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2016, menunjukkan 1 2016 conducted by BPS showed that 1 in 3 women
dari 3 perempuan usia 15–64 tahun mengalami kekerasan (33.4%) between the ages of 15 and 64 years have
fisik dan/atau seksual oleh pasangan dan selain pasangan experienced physical and/or sexual violence by a
selama hidupnya (33.4%), dan sekitar 1 dari 10 perempuan spouse or nonspouse during their lifetime (Figure
usia 15–64 tahun mengalaminya dalam 12 bulan terakhir 10). When disaggregated further, 1 in 10 (9.4%) of
(9.4%). Penelitian ini juga mendokumentasikan berbagai the respondents indicated they had experienced
pengalaman kekerasan yang berbeda antara perempuan violence in the last 12 months. This research also
yang tinggal di lingkungan perkotaan dengan pedesaan yang documented different experiences of violence of

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 32 National Women’s Financial Inclusion Strategy
menempatkan perempuan perkotaan lebih rentan. Laporan women living in urban and rural settings, noting that
Global Gender Gap Forum Ekonomi Dunia (The World urban women were more vulnerable. The World
Economic Forum) pada tahun 2018 memandang bahwa Economic Forum’s 2018 Global Gender Gap report
kekerasan terhadap perempuan menjadi hambatan yang observed violence against women to be a significant
signifikan untuk memaksimalkan sumber daya manusia, hurdle for maximizing human capital, and equitable
pertumbuhan sosial-ekonomi yang adil dan berkelanjutan di and sustainable socioeconomic growth at the
tingkat negara. country level.

Gambar 10: Prevalensi Kekerasan yang Dialami oleh Perempuan Usia 15-64 Tahun (%), 2016
Figure 10: Prevalence of Violence Experienced by Women Aged 15-64 Years Old (%), 2016

33.40%

24.20%

18.10%

9.40%
7.70%
3.00%

Semasa Hidup (In a Lifetime) Dalam 12 Bulan Terakhir (In the last 12 Months)

Sumber/Source: BPS - Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (The National Women's Life Experience), 2016

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 33 National Women’s Financial Inclusion Strategy
IV Kerangka Strategis Keuangan Inklusif Perempuan
Strategic Framework for Women’s Financial Inclusion

4.1. Visi 4.1. Vision


Visi strategi ini adalah untuk memastikan bahwa semua The strategy’s vision is to ensure that all women in
perempuan di Indonesia memiliki pengetahuan, kapasitas, Indonesia have the knowledge, capacity, resources,
sumber daya, dan peluang untuk mencapai dan menikmati and opportunities to pursue and enjoy economic
pemberdayaan ekonomi. Visi ini didukung oleh komitmen empowerment. This vision is underpinned by a
untuk menyediakan layanan keuangan yang adil dan inklusif commitment to providing equitable and inclusive
serta program-program yang responsif terhadap keragaman financial services and programs that respond to the
kebutuhan perempuan, dan mempertimbangkan berbagai diversity of women’s needs, and take into account
hambatan gender, termasuk mengurus rumah tangga the multiple gendered barriers, including women’s
(pekerjaan perawatan tidak dibayar), kerentanan terhadap unpaid care work, vulnerability to poverty, and
kemiskinan, serta norma sosial yang diskriminatif. discriminatory social norms.

4.2. Misi 4.2. Mission


(i) Menyediakan program komprehensif yang responsif (i) To provide a comprehensive gender-responsive
gender bagi semua perempuan di Indonesia untuk program to all women in Indonesia to enable
mengakses semua layanan keuangan formal their access to all formal financial services

(ii) Membekali semua perempuan di Indonesia dengan (ii) To provide all women in Indonesia with the
keterampilan keuangan (termasuk digital) untuk financial (including digital) skills to make
membuat keputusan keuangan yang terinformasi, informed financial decisions, including
termasuk manajemen usaha dan perlindungan business management and consumer
konsumen protection

(iii) Membangun lembaga keuangan ramah perempuan (iii) To build women-friendly financial institutions
yang menyesuaikan layanan dan produk mereka untuk that tailor their services and products to the
kebutuhan spesifik perempuan yang beragam specific needs of the diversity of women

(iv) Untuk menumbuhkan lingkungan usaha yang ramah (iv) To foster a woman-friendly business
perempuan yang memfasilitasi kemampuan usaha environment that help women grow their
perempuan untuk tumbuh dan mengakses pasar, serta businesses, access markets, and contribute to
berkontribusi pada perekonomian the economy

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 34 National Women’s Financial Inclusion Strategy
4.3. Pendekatan 4.3. Approaches
(i) Seluruh pendekatan pemerintah untuk mengatasi (i) A whole-of-government approach to
tantangan yang dihadapi perempuan dalam inklusi addressing the challenges women face in
keuangan, perlindungan konsumen dan financial inclusion, consumer protection, and
menumbuhkan usaha growing their businesses

(ii) Pendekatan berbasis bukti dengan data terpilah (ii) An evidence-based approach that uses sex-
gender untuk menginformasikan kebijakan pemerintah disaggregated data to inform government
dan praktik sektor swasta policies and private sector practices

(iii) Pendekatan norma sosial yang memperhatikan adanya (iii) Social norm approaches that recognize the
ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki yang underlying unequal status of women and men
dapat menghambat perempuan menikmati dan meraih that prevents women from fully enjoying and
semua kesempatan sepenuhnya pursuing all opportunities

(iv) Pendekatan inovatif yang memanfaatkan pengetahuan (iv) Innovative approaches that harness new
dan teknologi baru untuk mengatasi hambatan knowledge and technology to tackle barriers
terhadap inklusi keuangan, pemberdayaan ekonomi, to financial inclusion, economic
dan perlindungan konsumen. empowerment, and consumer protection

4.4. Kelompok Sasaran 4.4. Target Group


Keuangan inklusif bagi perempuan menekankan penyediaan Inclusive finance for women emphasizes the provision
layanan keuangan berdasarkan kebutuhan yang berbeda of financial services based on the needs of different
dari tiap kelompok masyarakat perempuan meliputi groups of women, including women of different age
kelompok umur, kelompok tingkat pendidikan, keterampilan groups, education levels, skills and literacy, and
dan literasi, serta kelompok tingkat pendapatan dan income and welfare levels. Although inclusive finance
kesejahteraan. Meskipun keuangan inklusif mencakup covers all women in society, women's inclusive
semua segmen masyarakat perempuan, kegiatan keuangan financial activities are focused on groups of women
inklusif perempuan difokuskan pada kelompok perempuan whose needs have not been met by formal financial
yang belum terpenuhi oleh layanan keuangan formal dan services and who lack access to resources that can
belum memiliki akses kepada sumber daya yang dapat help them increase their economic independence.
meningkatkan kemandiriannya secara ekonomi, yaitu: These groups are as follows:

(i) Perempuan dalam kelompok pendapatan 40% terendah (i) Women in the lowest 40% income group
(ii) Perempuan pekerja, terutama pekerja migran (ii) Women workers, particularly migrant workers
(iii) Perempuan pemilik UMKM (iii) Women owner of MSMEs
(iv) Perempuan pengurus rumah tangga (iv) Women caregivers

4.5. Pilar 4.5. Pillars


1) Kemandirian Ekonomi Perempuan 1) Women's Economic Independence
Kemandirian ekonomi perempuan bertujuan untuk Women’s economic independence aims to
meningkatkan akses perempuan kepada dunia kerja improve women's access to the world of
dan usaha sesuai dengan minat, bakat, kondisi, dan work and business in accordance with their

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 35 National Women’s Financial Inclusion Strategy
pengalaman kerjanya dengan memanfaatkan interests, talents, conditions, and work
teknologi digital. experience by utilizing digital technology.

2) Kesetaraan Gender 2) Gender Equality


Gender adalah konsepsi sosial tentang perempuan dan Gender is a socially constructed conception of
laki-laki yang dikaitkan dengan tugas, fungsi dan peran women and men that is associated with the
dalam masyarakat dan dalam kehidupan publik dan duties, functions, and roles in society and in
pribadi. Kesetaraan gender merujuk kepada suatu public and private life. Gender equality refers
keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam to an equal situation between men and
pemenuhan hak dan kewajiban. Kesetaraan gender women in fulfilling their rights and
bukan menjadi isu perempuan tersendiri tetapi saling obligations. Gender equality is not a women’s
keterkaitan dan harus melibatkan laki-laki dan issue but should concern and fully engage
perempuan sepenuhnya. Kesetaraan antara men as well as women. Equality between
perempuan dan laki-laki dipandang sebagai hak asasi women and men is seen both as a human
manusia serta sebagai prasyarat dan indikator untuk rights issue and as a precondition for, and
pembangunan berkelanjutan. indicator of, sustainable development.

3) Penciptaan Ekosistem yang Ramah Perempuan 3) Creation of Women-Friendly Ecosystem


Saluran distribusi keuangan dan fasilitas perantara Financial distribution channels and
yang bertujuan menutup kesenjangan gender dalam intermediary facilities aim to close gender
akses terhadap rekening bank, pinjaman, dan produk gaps in access to bank accounts, loans, and
keuangan lainnya, serta meningkatkan akses other financial products to improve access to
perempuan ke berbagai layanan keuangan untuk financial services for women and thereby
mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. encourage inclusive economic growth.

Kenaikan Indeks Inklusi Keuangan Perempuan dari 75% menjadi 90%


Increased Women’s Financial Inclusion Index from 75% to 90%
4 Kelompok Sasaran Perempuan + 7 Area Prioritas | 4 Women Target Groups + 7 Priority Areas

Kemandirian Penciptaan
Kesetaraan
Ekonomi Ekosistem
Gender
Perempuan yang Ramah
Perempuan
Women's
Gender Creation of
Economic
Equality Women-friendly
Independence
Ecosystem

Kebijakan dan Regulasi yang Kondusif | Conducive Policies and Regulations

Infrastruktur Teknologi Informasi Keuangan yang Mendukung | Supporting Financial Information Technology Infrastructure

Organisasi dan Mekanisme Implementasi yang Efektif | Effective Organization and Implementation Mechanism

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 36 National Women’s Financial Inclusion Strategy
4.6. Area Prioritas 4.6. Priority Areas
Berdasarkan analisis situasi kelompok perempuan dan Based on situational analysis of women's groups
status inklusi keuangan perempuan, berikut ini adalah 7 and the status of women's financial inclusion, the
area prioritas telah diidentifikasi. following seven priority areas have been identified.

1) Edukasi dan Literasi Keuangan 1) Financial Education and Literacy


Perempuan memiliki peran sebagai manajer keuangan Women have a role as household financial
rumah tangga. Kondisi ini memberikan peluang untuk managers. This provides an opportunity to
percepatan literasi keuangan bagi kelompok-kelompok accelerate financial literacy for women's groups,
perempuan, dan untuk mengembangkan produk keuangan and to develop financial products based on the
berdasarkan kebutuhan kelompok-kelompok ini. Bagi needs of these groups. For women entrepreneurs
perempuan yang memiliki usaha mikro, literasi keuangan who own micro-businesses, financial literacy is
sangat penting untuk menumbuhkan usaha mereka, very important for growing their businesses. This
termasuk mengembangkan kebiasaan mencatat transaksi includes developing habits of recording business
usaha dan memisahkan antara keuangan rumah tangga dan transactions, and separating household and
usaha. business finances.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Evaluasi program-program pemerintah yang ada saat ini a. Evaluate existing government programs for
untuk perempuan disertai rekomendasi untuk perbaikan women and make recommendations for future
kurikulum mendatang, termasuk kurikulum tentang curriculum development, including on digital
literasi keuangan digital dan perlindungan konsumen. financial literacy and consumer protection.

b. Menyusun program teori dan praktik literasi keuangan b. Develop financial literacy learning-action
bagi perempuan UMKM untuk meningkatkan transaksi program for women in MSMEs to increase
nontunai. noncash transactions.

c. Menyusun program teori dan praktik literasi c. Develop a financial literacy learning-action
keuangan bagi penerima bantuan sosial, dengan program for social assistance recipients,
penguatan pada perencanaan keuangan dan highlighting financial planning and savings,
tabungan, dilakukan melalui optimalisasi fasilitator carried out by optimizing the Family Hope
Program Keluarga Harapan. Program facilitators.

d. Merancang dan menjalankan program usaha d. Desain dan melakukan program percontohan
percontohan percepatan dan bimbingan (mentoring) percepatan usaha dan bimbingan (mentoring)
untuk pertumbuhan tinggi usaha perempuan yang untuk bisnis milik perempuan dengan potensi
berpotensi berkembang dari skala usaha mikro ke kecil pertumbuhan dari skala mikro ke kecil dan
dan menengah. menengah.

e. Meluncurkan program pelatihan literasi keuangan digital e. Launch a digital financial literacy training program
untuk perempuan, berkoordinasi dengan mitra for women, in coordination with development
pembangunan (termasuk sektor swasta). partners (including the private sector).

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 37 National Women’s Financial Inclusion Strategy
2) Dukungan untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2) Support for Women’s Micro, Small, and
(UMKM) Perempuan Medium-Sized Enterprises (MSMEs)
Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi perempuan Providing an enabling environment for women-
UMKM untuk berkembang memerlukan pendekatan owned MSMEs to thrive requires a comprehensive
komprehensif yang mengakui berbagai hambatan yang approach that recognizes the different bottlenecks
dihadapi usaha perempuan dalam menumbuhkan usaha women’s businesses face in their growth, especially
mereka, terutama kelulusan usaha mikro ke UKM. graduating from a microenterprise to an SME. This
Tindakan kebijakan yang terkoordinasi di seluruh includes coordinated policy actions across
kementerian/lembaga, perubahan praktik bisnis oleh government ministries and agencies, changes in
sektor swasta (khususnya lembaga keuangan), dan business practices by the private sector (especially
pengakuan bahwa usaha perempuan mungkin financial institutions), and recognition that women’s
memerlukan lebih banyak produk dan layanan yang businesses may require more targeted products and
ditargetkan untuk mengatasi tantangan dalam mengakses services to overcome challenges in accessing finance
keuangan atau pasar. Berbagai pendekatan harus or markets. Various approaches must be applied,
diterapkan, termasuk kebijakan yang sensitif gender serta including gender-sensitive policy and regulatory
dukungan regulasi, bantuan teknis untuk mengembangkan support, technical assistance for developing
usaha perempuan dan pengembangan kapasitas untuk women's businesses, and capacity building for banks
bank, penyedia layanan dan otoritas regulasi. and service providers and regulatory authorities.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Menyusun definisi nasional tentang usaha yang a. Develop a national definition on women-
dimiliki/dipimpin perempuan. owned/led business

b. Mengembangkan pengumpulan data terpilah gender b. Expand sex-disaggregated data collection of


untuk usaha perempuan antara lain melalui women’s businesses, including through
pengumpulan dan pelaporan wajib oleh lembaga mandatory collection and reporting by
keuangan. financial institutions

c. Melakukan analisis gender terhadap peraturan dan proses c. Undertake gender assessment of existing
administrasi usaha yang ada saat ini untuk mengidentifikasi business administration regulations and
bagian-bagian yang mungkin dapat mendiskriminasi processes to identify areas that may directly
perempuan baik secara langsung maupun tidak langsung or indirectly discriminate against women
(termasuk dalam hal pendaftaran usaha). (including in business registration)

d. Mendukung program akselerasi bisnis untuk UKM d. Support business acceleration programs for
perempuan, dan peluang pelatihan lainnya yang women-owned and/or led SMEs, and other
sedang berjalan untuk mendukung usaha ongoing training opportunities to help women’s
perempuan agar lulus/naik kelas dari mikro ke businesses graduate from microenterprise to
UKM. SME status.

e. Meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memberi- e. Strengthen institutional capacity to deliver


kan kebijakan perdagangan yang responsif gender gender-responsive trade policy through
melalui program pengembangan kapasitas. capacity-building programs.

f. Memberi dukungan terhadap usaha perempuan ke f. Support access to markets for women’s
akses pasar melalui (i) studi kelayakan mengenai businesses through feasibility studies on (i)
pengadaan barang dan jasa yang responsif gender di gender-responsive procurement in the public
sektor publik dan swasta; (ii) peluncuran label usaha and private sectors, (ii) launching a women’s

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 38 National Women’s Financial Inclusion Strategy
perempuan untuk meningkatkan kesadaran dan business label to promote awareness and
visibilitas produk dan layanan usaha yang dijalankan visibility of products and services by women’s
oleh perempuan; (iii) Studi kelayakan mengenai pasar businesses, and (iii) potential markets for
yang potensial bagi usaha mikro milik perempuan women's microenterprises.

g. Mendukung peluang untuk mempromosikan usaha g. Support opportunities to help women-


yang dipimpin perempuan untuk mengakses investasi owned/led businesses access private
swasta, seperti melalui jaringan mentor, angel investments, such as through mentorship
investor, dll. networks and business angels.

3) Layanan Keuangan Digital untuk Perempuan 3) Digital Financial Services for Women
Layanan keuangan digital menawarkan peluang untuk Digital financial services provide opportunities for
mempercepat inklusi keuangan bagi perempuan dengan accelerating women’s financial inclusion by
memberi beragam solusi terhadap aneka kendala yang providing solutions to their constraints in
dihadapi perempuan dalam mengakses layanan keuangan, accessing financial services, including time savings
seperti penghematan waktu dan biaya perjalanan jika and travel costs compared to financial services in
dibandingkan dengan layanan keuangan di kantor bank. bank offices. Digital financial services allow
Melalui layanan keuangan digital, perempuan dapat women to access the financial services of banks
mengakses layanan keuangan bank dan fintech dari rumah and fintech from the safety and comfort of their
mereka dengan aman dan nyaman dan menghindari homes, avoiding the risk of violence and crime on
potensi kekerasan/kejahatan dalam perjalanan ke bank. trips to the bank.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Melakukan penelitian terhadap kelompok-kelompok a. Conduct research targeted to women’s groups


perempuan untuk memahami situasi sosial-ekonomi, to understand the socioeconomic situation of
perilaku keuangan, pengalaman pengguna, dan women, financial behaviors, user experiences,
kebutuhan unik perempuan. Penelitian seperti ini and unique needs. This type of research can
dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki be used to refine product design, marketing
desain produk, strategi pemasaran, insentif bagi klien strategies, client and agent incentives, and the
dan agen, serta penawaran manfaat layanan keuangan overall value proposition for women’s use of
digital secara menyeluruh bagi perempuan. digital financial services.

b. Melakukan ujicoba untuk meningkatkan akses b. Implement pilots to increase women’s access
perempuan dan penggunaan layanan keuangan digital. and usage of digital financial services.

c. Menggagas berbagai tantangan fintech bagi perempuan c. Establish fintech challenges for women
pengusaha, termasuk menjalin kemitraan dengan entrepreneurs, including partnerships with
berbagai institut teknologi untuk menyediakan beasiswa technology institutes to provide scholarships for
bagi perempuan muda agar memasuki industri teknologi. more young women to enter technology industries.

4) Memperluas Akses ke Asuransi dan Dana Pensiun 4) Expanding Access to Insurance and Pension Fund
Memperluas akses ke asuransi dapat menjadi penyangga Expanding access to insurance can provide women
penting dari kemiskinan bagi perempuan. Namun, with a vital buffer from poverty. However,
penggunaan asuransi di Indonesia masih rendah, termasuk insurance use remains low in Indonesia, including
di kalangan perempuan. Perempuan sangat rentan tanpa among women. Women are particularly
asuransi karena banyak usaha mereka bersifat informal vulnerable without insurance because many of

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 39 National Women’s Financial Inclusion Strategy
(dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan their businesses are informal and therefore
dukungan formal); risikonya diperburuk oleh fakta bahwa ineligible for formal support. The risks are
Indonesia rentan terhadap bencana alam, yang dapat exacerbated by Indonesia’s vulnerability to natural
dengan cepat menghancurkan usaha mereka. Selain disasters, which can quickly destroy businesses. In
asuransi untuk mata pencaharian dan usaha mereka, addition to insurance for their livelihoods and
perempuan juga membutuhkan bentuk-bentuk asuransi businesses, women require other forms of
lain di masa ketika mereka tidak dipekerjakan (seperti insurance in periods when they are not employed
selama kehamilan) atau jika mereka kehilangan pekerjaan. (such as during pregnancy) or if they lose their
Asuransi inklusif untuk perempuan dapat digunakan untuk jobs. Inclusive insurance for women could address
kebutuhan usaha, kesehatan, dan pekerjaan mereka; sektor their business, health, and employment needs.
asuransi dapat memainkan peran utama dalam The insurance sector can play a major role in
meningkatkan perlindungan keuangan bagi perempuan — increasing financial protection for women—
termasuk mereka yang dari tingkat berpenghasilan rendah including those on low-incomes—through
— melalui pendekatan yang menargetkan kebutuhan approaches that target their specific needs.
spesifik mereka. Perusahaan asuransi dapat merancang Insurance companies can design coverage for their
cakupan untuk penyakit, kehamilan, dan aset mereka, illness, pregnancy, and assets, while protecting
sambil melindungi tabungan mereka untuk mengatasi their savings to cope with financial challenges.
tantangan keuangan. Para pemangku kepentingan industri Insurance industry stakeholders have an
asuransi memiliki peran penting dalam membawa fokus important role in bringing a women-oriented
yang berorientasi perempuan pada asuransi inklusif. focus to inclusive insurance.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Kompilasi praktik terbaik pengarusutamaan gender a. Compile and share best practices on
dalam asuransi inklusif dan diseminasi informasi kepada mainstreaming gender in inclusive insurance
pemangku kepentingan, termasuk penyedia layanan with key stakeholders, including potential
yang potensial. service providers.

b. Analisis kebutuhan berbagai kelompok perempuan b. Conduct a needs assessment of different


termasuk dalam hal risiko, kemampuan membayar, dan groups of women, including on risks,
kerelaan untuk membayar. affordability, and willingness to pay.

c. Desain produk-produk asuransi dengan harga premi c. Design insurance products with affordable
yang terjangkau untuk perempuan, terutama asuransi premiums for women, especially life insurance,
jiwa, asuransi aset, dan asuransi "gangguan usaha". asset insurance, and business interruption
Premi asuransi ini dapat digabungkan sebagai satu paket insurance. The insurance premium can be
dengan kredit untuk perempuan. combined as a package with women's credit.

d. Melakukan program peningkatan kesadaran, konsultasi d. Conduct awareness-raising programs,


dan diskusi kelompok fokus dengan perempuan untuk consultations, and focus group discussions
memastikan produk disesuaikan dengan kebutuhan with women to ensure products are tailored
perempuan. to their needs.

e. Melakukan kajian tentang potensi pembentukan Dana e. Undertake assessment on the opportunity to
Pensiun Perempuan establish Pension Fund for Women

5) Perlindungan Konsumen 5) Consumer Protection

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 40 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Perlindungan konsumen adalah layanan penting yang harus Consumer protection is an important service that
disediakan oleh penyedia layanan keuangan dan pemerintah. must be provided by financial service providers
Ada beberapa indikasi bahwa perempuan menghadapi and the government. There is some indication that
kerentanan yang lebih besar dalam sistem keuangan. Faktor women face greater vulnerability of abuse in the
sosial-budaya yang terkait dengan dinamika kekuatan antara financial system. Sociocultural factors related to
perempuan dan laki-laki dalam masyarakat dapat the power dynamics between women and men in
berkontribusi terhadap kerentanan ini. Selain itu, tingkat society can contribute to their vulnerability.
literasi, pendidikan dan keselamatan yang lebih rendah Moreover, safety issues and lower levels of
dapat menjadi hambatan bagi kemampuan perempuan untuk literacy and education can present barriers to
mengakses mekanisme ganti rugi atas pengaduan konsumen. women’s ability to access mechanisms of redressal
Mekanisme pengaduan keluhan yang sensitif gender yang for consumer complaints. Gender-sensitive complaint
secara khusus mempertimbangkan kesadaran dan hambatan mechanisms that specifically address awareness and
akses yang dihadapi perempuan dapat memperkuat access barriers for women can strengthen financial
perlindungan konsumen keuangan untuk klien perempuan. consumer protection for female clients.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Identifikasi kebutuhan perlindungan konsumen yang a. Identify the differential consumer protection
berbeda untuk perempuan dan laki-laki needs of women and men.

b. Meningkatkan kesadaran staff penyedia layanan b. Increase awareness of financial service


keuangan dan pemerintah tentang penanganan providers and government staff about
pengaduan konsumen serta mekanisme penanganan women-friendly consumer complaints
pengaduan yang ramah perempuan. handling and grievance redressal mechanisms.

c. Meningkatkan pemantauan terhadap fintech illegal. c. Increase monitoring against illegal fintech.

d. Mengintegrasikan perspektif gender dalam materi d. Integrate a gender perspective in the financial
perlindungan konsumen yang ada pada program literasi literacy program’s consumer protection
keuangan. materials.

6) Dukungan Komprehensif dan Pemberdayaan bagi 6) Comprehensive and Empowering Support for
Perempuan Pengurus Rumah Tangga (Caregiver) Women Caregivers
Tanggung jawab pekerjaan perawatan yang tidak dibayar Responsibility for unpaid care work falls
secara tidak proporsional jatuh pada perempuan dalam rumah disproportionately on women in the household.
tangga. Waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mengurus The time and energy needed for care work—
rumah tangga/perawatan - memasak, mencuci, cooking; washing; cleaning the house; and caring
membersihkan rumah, merawat anak-anak, orang tua dan for children, the elderly, and other family
anggota keluarga lainnya - membatasi peluang bagi members—limits the opportunities for women to
perempuan untuk mendapatkan penghasilan, mengembangkan earn income, and develop themselves personally
diri secara pribadi dan profesional. Di bawah SDG 5.4, ada and professionally. SDG 5.4 brings renewed
perhatian baru terhadap hubungan antara pekerjaan attention to the links between unpaid care work
perawatan yang tidak dibayar dan pemberdayaan ekonomi and women’s economic empowerment. Through
perempuan. Melalui pendekatan tiga "R" recognize, reduce a three “Rs” approach—recognize, reduce, and
and redistribute - mengenali, mengurangi dan mendistribusikan redistribute—unpaid care work can become less
- pekerjaan perawatan yang tidak dibayar dapat mengurangi of a burden for women, and activities can be
"beban" bagi perempuan, dan kegiatan yang didistribusikan distributed more equitably within the household
secara lebih adil dalam rumah tangga dan masyarakat. and the community.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 41 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Meningkatkan ketersediaan data tentang penggunaan waktu a. Improve data availability on women’s
melalui berbagai lokakarya untuk berbagi pengetahuan time use through knowledge-sharing
tentang data penggunaan waktu serta mendorong workshops on time use data, and
pengumpulan survei penggunaan waktu secara rutin. encourage regular time use surveys.

b. Studi kelayakan tentang model-model pengasuhan anak b. Undertake feasibility studies on childcare models,
– termasuk peraturan, jaminan kualitas, pelatihan including regulations, quality assurance, training
penyedia perawatan, biaya dan subsidi, dan insentif of care providers, costs and subsidies, and
untuk sektor swasta. incentives for the private sector.

c. Ujicoba bagi perempuan pengurus rumah tangga yang c. Conduct a pilot for female caregivers who
ingin kembali masuk ke dunia kerja. would like to re-enter the workforce.

d. Melakukan studi kelayakan tentang pusat layanan kerja d. Conduct a feasibility study on reemployment
kembali bagi perempuan service centers for women

7) Pengumpulan Data Terpilah Berdasarkan Gender 7) Sex-Disaggregated Data Collection


Data inklusi keuangan memainkan peran penting sebagai Financial inclusion data provide an important basis
dasar untuk mengukur pencapaian berbagai inisiatif yang for measuring the achievements of various
dilakukan. Data ini juga berfungsi sebagai dasar untuk initiatives undertaken. They also serve as the basis
perumusan kebijakan lebih lanjut. Ketersediaan data for further policy formulation. Availability of sex-
terpilah berdasarkan gender sangat penting untuk disaggregated data is crucial for monitoring the
memantau kemajuan keuangan inklusif perempuan, serta progress of women's financial inclusion and other
capaian lainnya yang relevan. Data terpilah gender terkait relevant achievements. Existing sex-disaggregated
dengan SNKI yang ada saat ini yakni indeks inklusi dan data collected for SNKI look at financial inclusion
indeks literasi keuangan. Namun, masih banyak lagi data and literacy index. However, much financial data is
keuangan yang belum dipilah berdasarkan gender, seperti not yet disaggregated by sex, such as data on credit
data terkait peringkat kredit, jumlah UMKM yang dimiliki rating and MSME ownership. It is therefore
laki-laki dan perempuan, dsb. Untuk itu, perlu adanya necessary to develop provisions for sex-
penyusunan ketentuan data terpilah berdasarkan gender di disaggregation of data on the finance sector. This
sektor keuangan. Hal ini membutuhkan komitmen dan would require the commitment and participation of
partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. various stakeholders.

Intervensi strategis untuk area prioritas ini yaitu: Strategic interventions for this priority area:

a. Mengkaji kebutuhan pengumpulan dan pelaporan data- a. Assessment on financial mandatory collection
data keuangan utama yang wajib terpilah gender; and reporting of sex-disaggregated data of
pelaporan publik oleh OJK serta kementerian dan key financial data; public reporting by OJK and
lembaga terkait. relevant ministries.

b. Penyusunan kebijakan dan panduan tentang penyediaan b. Drafting of policy and guidelines on provision
data terpilah gender untuk sektor keuangan. of sex-disaggregated data for financial sector

c. Peningkatan kapasitas penyediaan data terpilah berbasis c. Capacity development for the provision of
gender. sex-disaggregated data

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 42 National Women’s Financial Inclusion Strategy
V Mekanisme Koordinasi dan Implementasi
Coordination and Implementation Mechanism

5.1. Jejaring Keuangan Inklusif 5.1. Women’s Financial


Perempuan Inclusion Network
Untuk mengoordinasikan dan mendukung implementasi To coordinate and support the implementation of
SNKIP, Jejaring Keuangan Inklusif Perempuan (JKIP) akan SNKIP, a Women’s Financial Inclusion Network (JKIP) will
dibentuk. Jejaring ini terdiri dari kementerian pemerintah, be established. The Network will be comprised of
mitra pembangunan (termasuk organisasi non-pemerintah, government ministries, development partners (including
donor bilateral), koalisi bisnis perempuan, asosiasi non-governmental organisations, bilateral donors),
perempuan serta sektor swasta. Jejaring akan diketuai women’s business coalitions, women’s associations as
oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. well as the private sector. The Network will be chaired
Kementerian dan lembaga pemerintah berikut akan by the Coordinating Ministry of Economic Affairs. The
masuk dalam tim yang relevan dengan mandat following government ministries and agencies will be
spesifiknya: included in the teams relevant to their specific mandate:

a. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan a. Ministry of Women Empowerment and


Perlindungan Anak Child Protection
b. Otoritas Jasa Keuangan b. Financial Service Authority
c. Bank Indonesia c. Bank Indonesia
d. Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan d. Ministry of Cooperatives, Micro, Small and
Menengah Medium Enterprises
e. Kementerian Perdagangan e. Ministry of Trade
f. Kementerian Sosial f. Ministry of Social Affairs
g. Kementerian Ketenagakerjaan g. Ministry of Labor
h. Kementerian Pertanian h. Ministry of Agriculture
i. Kementerian Dalam Negeri i. Ministry of Home Affairs
j. Kementerian Kelautan dan Perikanan j. Ministry of Maritime Affairs and Fisheries
k. Kementerian Badan Usaha Milik Negara k. Ministry of State Owned Enterprises
l. HIMBARA l. HIMBARA

Kegiatan utama Jejaring mencakup Key activities of the Network will include

a. menyusun dan mengadopsi kerangka kerja Strategi a. developing and adopting a framework for the
Nasional Keuangan Inklusif Perempuan; National Women’s Financial Inclusion Strategy;

b. mengawal dan mengoordinasikan peluncuran b. overseeing and coordinating the launch of the
Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan; Strategy Women’s Financial Inclusion Strategy;

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 43 National Women’s Financial Inclusion Strategy
c. mengawal dan mengoordinasikan konsultasi publik c. overseeing and coordinating public
untuk menyusun rencana kerja tahunan consultation to develop annual workplan on
implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif the implementation of the National
Perempuan; Women’s Financial Inclusion Strategy;

d. melaksanakan rapat reguler untuk membahas d. holding regular meetings to discuss work
perkembangan pelaksanaan rencana kerja plan implementation progress, specifically
tahun, terutama terkait capaian, kendala dan related to achievements, constraints, and
solusinya; solutions;

e. mengelola dan mengoordinasikan studi kelayakan, e. overseeing and coordinating feasibility


FGD, dan pengumpulan data terpilah gender untuk studies, FGD, and sex-disaggregated data
bidang-bidang yang terkait dengan Strategi collection on areas related to the National
Nasional Keuangan Inklusif Perempuan; Women’s Financial Inclusion Strategy;

f. bekerjasama dengan lembaga pemerintah terkait f. working with relevant government


untuk menyusun definisi nasional tentang UKM agencies to develop the national
yang dimiliki/dipimpin perempuan; definition of women-owned/led SMEs;

g. menyiapkan laporan tahunan berisi perkembangan g. producing an annual report, published online,
terbaru tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif with progress updates on the National
Perempuan, termasuk analisis dan data terpilah Women’s Financial Inclusion Strategy,
gender, yang diterbitkan secara online pada 1 including analysis and sex-disaggregated data,
Maret setiap tahun; dan by 1 March of each year; and

h. menyiapkan laporan semi-tahunan untuk SNKI. h. producing semiannual reports for the SNKI.

Jejaring akan membahas topik-topik berikut dalam The Network will address the following topics in
Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan the National Women’s Financial Inclusion Strategy

a. Strategi akselerasi rencana aksi yang sedang a. The acceleration strategy of ongoing
berjalan; action plan;

b. peraturan tentang pelaporan wajib data b. a regulation on mandatory sex-


terpilah gender pada transaksi perbankan dan disaggregated data reporting on banking
data bisnis lainnya (misal jumlah karyawan, transactions and other business data (e.g.
sektor); number of employees, sectors);

c. target pengadaan barang dan jasa yang responsif c. gender-responsive procurement targets
gender dan label usaha perempuan untuk and a women’s business label to support
mendukung akses perempuan ke pasar; women’s access to markets;

d. dukungan komprehensif untuk ibu yang bekerja d. comprehensive support for working mothers
melalui analisis model dan ketersediaan pengasuhan through analysis of childcare availability
anak (sektor publik dan swasta); and models (both public and private sectors);

e. program literasi keuangan digital dengan e. digital financial literacy programs


sasaran perempuan; targeting women;

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 44 National Women’s Financial Inclusion Strategy
f. kemitraan sektor public-swasta untuk mendukung f. public–private partnerships to support
perempuan memasuki sektor fintech; dan women entering the fintech sector; and

g. topik baru lainnya yang oleh Jejaring dianggap g. other emerging topics the Network
penting untuk inklusi keuangan perempuan dan determines to be critical for women’s
dukungan UMKM. financial inclusion and SME support.

5.2. Sekretariat 5.2. Secretariat


Fungsi sekretariat akan dijalankan oleh Sekretariat The secretariat functions will be undertaken by
DNKI. DNKI Secretariat.

Sekretariat akan bekerjasama dengan akademisi, LSM The secretariat will work with academics, women’s
perempuan, jaringan usaha perempuan, dan mitra nongovernment organizations, women’s business
pembangunan dalam pelaksanaan studi kelayakan, data networks, and development partners in coordinating
terpilah gender, penelitian dan konsultasi mengenai topik- the conducting of feasibility studies, sex-disaggregation
topik di atas. Semua hasil kegiatan tersebut akan of data, and research and consultations on the above
disampaikan kepada Jejaring untuk dikonsultasikan dan topics. All studies will be provided to the Network for
mendapatkan masukan. their consultation and feedback.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 45 National Women’s Financial Inclusion Strategy
VI Target dan Rencana Aksi
Target and Action Plan

6.1. Target 6.1. Target


Akselerasi akses, penggunaan serta kualitas produk dan Acceleration of access, usage and quality of
layanan keuangan bagi kelompok perempuan untuk financial products and services for women groups
mencapai target 90% pada tahun 2024. to reach the 90% target by 2024.

Usulan Target Jumlah Pemilik Rekening Baru untuk Kelompok Perempuan


Proposed Target Number of New Account Owners for Women's Groups

*Dalam Juta (In Million)

Kelompok Sasaran Potensi Usulan Target (Proposed Target) Penanggung Jawab


(Target Group) (Potential) 2020 2021 2022 2023 2023 (Responsibility)

Perluasan Penerima Program 17.67 1 2 2 1 1 Kemeneg BUMN, PNM


Mekaar/UMi/IR
Expansion of Mekaar / UMi / IR MoSOEs, PNM
Programs
Perempuan Pelaku UMKM 27.33 0.5 1 1.5 1.5 1 Kemenkop UKM, Kemendag
Women MSMEs MoCSMEs, MoT
Gerakan Pemberdayaan dan 10.84 1 1.5 2 1 1 Kemendagri, Kemen PPPA
Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Family Empowerment and Welfare MoHA, MoWECP
Movement (PKK)
Perempuan Petani dan Nelayan 25.65 0.5 1 1 1 0.5 Kementan, KKP
Women Farmers and Fisherfolks MoA, MMAF
Perempuan Pekerja Migran 1.00 0.20 0.20 0.20 0.20 0.20 BP2MI
Women Migrant Workers BP2MI
Perempuan Pengurus Rumah Tangga 17.67 0.25 0.75 1 2 1 Kemen PPPA
Women Unpaid Caregivers
MoWECP
Perempuan KPM PKH 10.00 1 1.5 1.5 1 1 Kemensos
Women from PKH Beneficiary
Families MoSA

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 46 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Total (tanpa mempertimbangkan 4.29 7.79 9.04 7.54 5.54
overlap)
Total (without considering overlap)
Total untuk 5 tahun (2020-2024) 35
Total for 5 years (2020-2024)

Keterangan: Note:
Target akan dicapai melalui 2 strategi di 7 area prioritas Targets will be achieved through 2 strategies of
SNKIP: 1) percepatan dan perbaikan aksi yang sudah SNKIP’s 7 priority areas: 1) acceleration and
berjalan; 2) inisiatif baru. improvement of existing actions; 2) new initiatives

6.2. Rencana Aksi 6.2. Action Plans

Area Prioritas #1: Edukasi dan Literasi Keuangan (Priority Area #1: Financial Education and Literacy)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
1.1. Evaluasi program-program pemerintah yang ada ⚫ OJK, Kemensos, Kemen
saat ini untuk perempuan disertai rekomendasi PPPA
untuk perbaikan kurikulum mendatang,
termasuk kurikulum tentang literasi keuangan
digital dan perlindungan konsumen.
OJK, MoSA, MoWECP
Evaluation of existing government programs for
women with recommendations for future
curriculum development, including on digital
financial literacy and consumer protection.
1.2. Teori dan praktik literasi keuangan bagi ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ Kemensos
penerima bantuan sosial, dengan penguatan
pada perencanaan keuangan dan tabungan,
dilakukan melalui optimalisasi fasilitator
Program Keluarga Harapan.
MoSA
Financial literacy learning-action program for
social assistance recipients, highlighting
financial planning and savings, carried out by
optimizing the Family Hope Program
facilitators.
1.3. Program percepatan dan bimbingan (mentoring) ⚫ Kemenkop UKM
untuk pertumbuhan tinggi usaha perempuan
yang berpotensi berkembang dari skala usaha
mikro ke kecil dan menengah.
Business acceleration and mentorship programs
MoCSMEs,
for high-growth women’s businesses with
potential to scale from micro to small and
medium enterprise.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 47 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Area Prioritas #2: Dukungan untuk UMKM Perempuan (Priority Area #2: Support for Women MSMEs)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
2.1. Menyetujui definisi nasional tentang usaha yang ⚫ Kemenkop UKM, Kemen
dimiliki/dipimpin perempuan. PPPA, OJK
Adopt a national definition on women-owned/
MoCSMEs, MoWECP, OJK
led business
2.2. Mengembangkan pengumpulan data terpilah ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ Kemenkeu, OJK, BI
gender untuk usaha perempuan antara lain
melalui pengumpulan dan pelaporan wajib oleh
lembaga keuangan.
MoF, OJK, BI
Expand sex-disaggregated data collection of
women’s businesses, including through mandatory
collection and reporting by financial institutions
2.3. Melakukan analisis gender terhadap peraturan ⚫ Kemen PPPA, BKF
dan proses administrasi usaha yang ada saat ini
untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang
mungkin dapat mendiskriminasi perempuan
baik secara langsung maupun tidak langsung
(termasuk dalam hal pendaftaran usaha).
Undertake gender assessment of existing
MoWECP, BKF
business administration regulations and processes
to identify areas that may directly or indirectly
discriminate against women (including in
business registration).
2.4. Melakukan analisis terhadap pengasuhan anak ⚫ Kemen PPPA
bagi pengusaha untuk mendukung keseimbangan
antara kerja dan keluarga.
Undertake childcare assessment for entrepreneurs
MoWECP
to support work/family balance.
2.5. Melakukan a) studi kelayakan tentang pengadaan ⚫ Kemen PPPA, LKPP
yang responsif gender di sektor publik dan
swasta; dan b) studi kelayakan untuk meluncurkan
label bisnis perempuan
MoWECP
Undertake a a) feasibility study on gender-responsive
procurement in the public and private sectors;
and b) feasibility study on launching a women’s
business label
2.6. Melakukan program pengembangan kapasitas ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ Kemenkop UKM,
tentang gender dan perdagangan. Kemenperindag,
Undertake capacity development program on
MoCSMEs, MoI
gender and trade.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 48 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Area Prioritas #3: Layanan Keuangan Digital untuk Perempuan (Priority Area #3: Digital Financial Services for Women)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
3.1. Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi ⚫ DNKI, BKF
kebutuhan dan kesenjangan perempuan dalam
layanan keuangan digital
DNKI, BKF
Conduct research to identify women’s needs and
gaps in digital financial services
3.2. Melakukan ujicoba untuk meningkatkan akses ⚫ ⚫ DNKI
perempuan dan penggunaan layanan keuangan
digital
Pilot to increase women’s access and usage of
DNKI
digital financial services
3.3. Menggagas tantangan-tantangan fintech bagi ⚫ DNKI
perempuan pengusaha, termasuk menjalin
kemitraan dengan berbagai institut teknologi
untuk menyediakan beasiswa bagi perempuan
muda agar memasuki industri teknologi.
Establishing fintech challenges for women
DNKI
entrepreneurs, including partnerships with tech
institutes to provide scholarships for more
young women to enter tech industries.

Area Prioritas #4: Memperluas Akses ke Asuransi dan Dana Pensiun(Priority Area #4: Expanding access to
insurance and Pension Fund)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
4.1. Melakukan analisis kebutuhan berbagai kelompok ⚫ DNKI, Kemen PPPA
perempuan termasuk dalam hal risiko, kemampuan
membayar, dan kerelaan untuk membayar.
Undertake needs assessment of different women’s
DNKI, MoWECP
groups including risks, affordability, and
willingness to pay
4.2. a) Melakukan kajian atas produk-produk ⚫ DNKI, Kemen PPPA
asuransi yang tersedia saat ini untuk
perempuan berpenghasilan rendah dan b)
mengadakan forum pemangku kepentingan untuk
berbagi praktik terbaik tentang pengarusutamaan
gender dalam asuransi inklusif dengan pemangku
kepentingan utama, termasuk penyedia layanan
potensial.
a) Undertake overview of existing insurance
DNKI, MoWECP
products for low-income women and b) organize

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 49 National Women’s Financial Inclusion Strategy
stakeholder forum to share best practices on
mainstreaming gender in inclusive insurance
with key stakeholders, including potential
service providers.
4.3. Melakukan kampanye peningkatan kesadaran bagi ⚫ ⚫ OJK, Kemensos, Kemenkop
perempuan untuk mempromosikan manfaat UKM, KPPA, Penyedia
asuransi layanan
Undertake awareness-raising campaign for OJK, MoSA, MoCSMEs,
women to promote insurance benefits MoWECP, Service Providers
4.4. Melakukan kajian tentang potensi pembentukan DNKI, Kemen KPPPA
Dana Pensiun Perempuan
Undertake assessment on the opportunity to
DNKI, MoWECP
establish Pension Fund for Women

Area Prioritas #5: Perlindungan Konsumen (Priority Area #5: Consumer Protection)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
5.1. Penyediaan data terpilah gender, dan ⚫ OJK, Kemen PPPA
identifikasi kebutuhan perlindungan konsumen
yang berbeda untuk perempuan dan laki-laki.
Provision of sex-disaggregated data, and
OJK, MoWECP
identification of the differential consumer
protection needs for women and men.
5.2. Meningkatkan kesadaran staff penyedia layanan ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ OJK, Kemen PPPA, penyedia
keuangan dan pemerintah tentang penanganan layanan
pengaduan konsumen serta mekanisme
penanganan pengaduan yang ramah perempuan
Increase awareness of financial service
OJK, MoWECP, service
providers and government staff about women
providers
friendly consumer complaints handling and
grievance redressal mechanisms.
5.3. Mengintegrasikan perspektif gender dalam ⚫ OJK, Kemen PPPA
materi perlindungan konsumen yang ada pada
program literasi keuangan
OJK, MoWECP
Integrate gender perspective under consumer
protection materials of the financial literacy
program.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 50 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Area Prioritas #6: Dukungan Komprehensif dan Pemberdayaan bagi Perempuan Pengurus Rumah Tangga
(Caregiver) (Priority Area #6: Comprehensive and Empowering Support for Women Caregivers)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
6.1. Studi kelayakan mengenai model-model pengasuhan ⚫ ⚫ Kemen PPPA, Kemenaker
anak (misal termasuk peraturan, jaminan kualitas,
pelatihan bagi penyedia layanan perawatan, biaya
dan subsidi, serta insentif bagi sektor swasta yang
mengadopsi kebijakan ramah keluarga, yang
mencakup antara lain jam kerja yang fleksibel atau
paruh waktu dan penyediaan pengasuhan anak)
MoWECP, MoL
Feasibility studies on childcare models (e.g.
regulations, quality assurance, training of care
providers, costs and subsidies, and incentives for
the private sector to adopt family-friendly
policies, which should include flexible
hours/part-time and childcare provision)
6.2. Ketersediaan pelatihan dan akses bagi ⚫ ⚫ ⚫ Kemenaker
perempuan yang ingin kembali masuk ke dunia
kerja.
Provide training and access for women who
MoL
want to reenter the workforce.
6.3. Pelatihan kewirausahaan bagi ibu rumah tangga ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ Kemen PPPA, Organisasi
Perempuan

Undertake entrepreneurship training for women MoWECP, Women’s


caregivers Organizations

Area Prioritas #7: Pengumpulan Data Terpilah Gender (Priority Area #7: Sex-Disaggregated Data Collection)
No. Aksi (Actions) 2020 2021 2022 2023 2024 Kementerian/Lembaga
(Ministries/Agencies)
7.1. Mengkaji kebutuhan pengumpulan dan ⚫ ⚫ OJK, BI, Kemenkop UKM,
pelaporan data-data keuangan utama yang
wajib terpilah gender; pelaporan publik oleh
OJK serta kementerian dan lembaga terkait.
Assessment on financial mandatory collection
OJK, BI, MoWECP,
and reporting of sex-disaggregated data of key
financial data; public reporting by OJK and
relevant ministries.
7.2. Penyusunan kebijakan dan panduan tentang ⚫ ⚫ Kemenko Perekonomian,
penyediaan data terpilah gender untuk sektor Kemen PPPA
keuangan.

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 51 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Drafting of policy and guidelines on provision of
CMEA, MoWECP
sex-disaggregated data for financial sector
6.3. Peningkatan kapasitas penyediaan data terpilah ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ BPS, Kemen PPPA
gender.
BPS, MoWECP
Capacity development for the provision of sex-
disaggregated data

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 52 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Referensi
References

Alliance for Financial Inclusion (AFI) (2017), Integrating Gender and Women's Financial Inclusion into National
Strategies
Link: https://www.afi-global.org/sites/default/files/publications/2017-03/GuidelineNote-27%20FIS-
Gender%20and%20FIS.pdf

Asian Development Bank (ADB) (2014), Gender Tool Kit: MIcro, Small, and Medium-Sized Enterprise Finance and
Development
Link: https://www.adb.org/sites/default/files/institutional-document/34125/gender-tool-kit-mse-finance-
development.pdf

Badan Pusat Statistik (BPS) (2019), Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2019 (Labor Force Situation in
Indonesia August 2019)
Link: https://www.bps.go.id/publication/2019/11/29/96138ece33ccc220007acbdd/keadaan-angkatan-kerja-di-
indonesia-agustus-2019.html

Badan Pusat Statistik (BPS) (2019), Analisis Hasil SE2016 Lanjutan: Potensi Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Link: https://www.bps.go.id/publication/2019/03/05/66912048b475b142057f40be/analisis-hasil-se2016-lanjutan-
potensi-peningkatan-kinerja-usaha-mikro-kecil.html

International Finance Corporation (IFC) (2016), Women-owned SMEs in Indonesia: A Golden Opportunity for Local
Financial Institution
Link:
https://www.ifc.org/wps/wcm/connect/region__ext_content/ifc_external_corporate_site/east+asia+and+the+pacific/re
sources/women-owned+smes+in+indonesia-a+golden+opportunity+for+local+financial+institutions

International Labor Organization (ILO) (2018), Care Work and Care Jobs for the Future of Decent Work
Link: https://www.ilo.org/asia/media-centre/news/WCMS_633284/lang--en/index.htm

Jurnal Perempuan (2018), Ekonomi Perawatan dan Beban Kerja Ibu Rumah Tangga di Indonesia (Care Economy and
the Burden of Housewives' Work in Indonesia), Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2019), Profil Perempuan Indonesia 2019 (Profile of
Indonesian Women 2019)
Link: https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/b4bdc-profil-perempuan-indonesial-_2019.pdf

Microsave Consulting (2018), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Operations Assessment
Link: https://www.microsave.net/wp-
content/uploads/2018/10/Bantuan_Pangan_Non_Tunai_BPNT_Operations_Assessment.pdf

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 53 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Microsave Consulting (2019), BPNT Operations Assessment
Link: https://www.microsave.net/wp-content/uploads/2019/02/190201_BPNT-REPORT_Final__pdf.pdf

National Council for Inclusive Finance of the Republic of Indonesia, Kantar, Bill & Melinda Gates Foundation (2018),
Financial Inclusion Insights Indonesia 2018
Link: http://finclusion.org/uploads/file/fii-indonesia-2018-2019-final-report(1).pdf

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2016), Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
Link: https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/images/Document/buku%20statistik_2016.pdf

Oxford Policy Management (2017), Survey on Financial Inclusion and Access (SOFIA): Focus Note on Gender
Link: https://www.bappenas.go.id/files/5615/1668/2564/SOFIA_Focus_Note_Gender_Nov_2017.pdf
The ASEAN Secretariat (2019), ASEAN Integration Report
Link: https://asean.org/storage/2019/11/ASEAN-integration-report-2019.pdf

World Bank (2016), Women Entrepreneurs in Indonesia: A Path Way to Increasing Shared Prosperity
Link: http://documents.worldbank.org/curated/en/738881467782741648/Women-entrepreneurs-in-Indonesia-a-
pathway-to-increasing-shared-prosperity

Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 54 National Women’s Financial Inclusion Strategy
Strategi National Keuangan Inklusif Perempuan 55 National Women’s Financial Inclusion Strategy

You might also like