Sister City Cooperation Between Bandung City and Namur City: December 2021

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357118539

Sister City Cooperation Between Bandung City and Namur City

Article · December 2021

CITATIONS
0

1 author:

Rahmaniah Idhar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Korean Wave as an Instrument of South Korean Public Diplomacy (Korean Wave Sebagai Instrumen Diplomasi Publik Korea Selatan) View project

All content following this page was uploaded by Rahmaniah Idhar on 17 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sister City Cooperation Between Bandung City and Namur City
(Kerjasama Kota Kembar Antara Kota Bandung dan Kota Namur)
Rahmaniah1
1
Department of international Relation, Class of H,
Muhammadiyah University of Yogyakarta, Indonesia

Abstract
In the era of globalization, non-state actors such as Inter-Governmental Organizations
(INGOs), Non-Governmental Organizations (NGOs), Multinational Corporations (MNCs),
individuals, and the media have a position that is no less important than the state as an actor in
international relations. Even the current government order under the State (Provincial
Government and Regency/City Government) can also participate in the international relations
arena through cooperation with the Provincial Government and the city government can
cooperate with foreign governments through sister city cooperation. Bandung is one of the cities
that is quite active in doing sister city work. One of them is the sister city program collaboration
between the city of Bandung and the city of Namur. Bandung and Namur City have collaborated
starting with the signing of a Letter of Intent (LoI) from both parties in 2016 and continued with
the signing of a Memorandum of Understanding (MoU) between the two cities for cooperation in
various fields in 2017. There are several reasons why the government the city of Bandung
cooperates with the municipal government of belgium which of course cannot be separated from
the interests of the city of Bandung.
Keywords: Bandung, Namur, Sister City, Paradiplomacy

Pendahuluan
Di era globalisasi, Nonstate actor seperti Inter-Governmental Organizations (INGOs),
Non-Governmental Organizations (NGO), Multinational Corporations (MNC), Individu dan
Media memiliki posisi yang tidak kalah penting dengan Negara sebagai State Actor. Bahkan
tatanan pemerintahan dibawah Negara (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota)
saat ini juga dapat ikut andil dalam kancah Hubungan Internasional melalui kerja sama dengan
Pemprov dan Pemkab/kot di luar negeri malalui kerjasama kota kembar (Sister City).
Paradiplomasi atau kerjasama luar negeri yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah,
baik provinsi atau Kabupate/Kota dalam rangka kepentingan mereka secara spesifik.
Paradiplomasi yang menggambarkan keterlibatan global pemerintah kota atau pemetinrah negara
bagian/provinsi dalam urusan hubungan internasional yang biasa diperankan oleh negara,
merupakan candio sine qua non dengan kebijakan tentang otonomi regional. (Mukti, 2020)
Pengembangan kerjasama dengan pihak asing didukung oleh UU No. 22 Tahun 1999
tentang otonomi daerah yang mewujudkan terciptanya kerja sama yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah di Indonesia dengan prefektur Pemerintah di luar negeri yang setingkat
kedudukannya dengan Pemerintah Daerah di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah negara-negara lain di dunia dalam
menghadapi tantangan global, dimana di era globalisasi mendorong terbukanya berbagai macam
akses untuk memajukan bidang-bidang potensial bagi kerjasama lintas batas negara.
Kerja sama kota kembar (sistercity) merupakan model kerja sama antara dua kota dari
dua negara yang bersifat internasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masing-masing kota. Program ini lebih dikenal dengan City to City Affiliation, yaitu kerjasama
internasional antar kota untuk menjalin silaturahmi, kerjasama investasi, pendidikan, budaya dan
lain sebagainya. Awalnya kerjasama dibangun antar warga, seiring berjalannya waktu hingga
saat ini telah terjadi pergeseran ide dasar sister city cooperation yang semula merupakan
hubungan antar warga dan dalam upaya membina saling pengertian dan hubungan persaudaraan
antar bangsa, kemudian menjadi kerjasama yang saling menguntungkan. kerja sama. hubungan
(mutually beneficial cooperation yang mencakup banyak dimensi: komersial, budaya,
pengembangan dan manajemen perkotaan dan lain-lain.
Bandung adalan salah satu kota yang cukup aktif dalam melakukan kerjamana sister city.
salah satunya adalah kerjasama program sister city .antara kota Bandung dengan kota Namur.
Kota Bandung dan Kota Namur melakukan kerjasama dimulai dengan ditandatanganinya Letter
of Intent (LoI) kedua pihak pada tahun 2016 dan dilanjutkan dengan penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) kedua kota untuk bekerjasama di berbagai bidang pada
tahun 2017.
Pembahasan
Sister city atau kota kembar adalah konsep penggabungan dua kota dengan lokasi dan
administrasi politik yang berbeda dengan tujuan untuk menjalin hubungan budaya dan kontak
sosial antar penduduk. Kota kembar umumnya memiliki demografi dan masalah yang serupa.
Pada dasarnya, tujuan utama kerjasama antar kota dari negara yang berbeda adalah untuk
menjembatani hubungan antara komunitas urban di satu negara dengan komunitas urban di
negara lain sebagai people to people diplomacy. Selain itu, kerjasama ini juga dapat dijadikan
sebagai terobosan dalam mencari pasar dan juga promosi untuk mengoptimalkan potensi yang
ada. Kerja sama sister city (kota kembar) di sini berarti hubungan kemitraan antara kota-kota
dalam satu negara dan kota-kota di negara lain.
Kerjasama sister city yang dilakukan oleh kota Bandung dengan kota Namur di beberapa
bidang seperti pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan perdagangan. Ada
beberapa alasan mengapa pemerintah kota bandung bekerjasama dengan pemerintah kota
Namur, Belgia yang tentunya tidak lepas dari kepentingan kota bandung.
Kota Bandung merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dapat dikatakan sebagai
“Smart City”. Menurut Barrionuevo dalam artiket yang berjudul Smart Cities: Definition,
Dimensions, Performances, and Initiatives. sebuah kota dapat dikatakan “pintar” jika
menggunakan sumber daya dan teknologinya secara cerdas dan dapat dikoordinasikan untuk
mengembangkan kota yang terintegrasi, layak huni, dan berkelanjutan. (Albino, 2015) Kota
Bandung mulai menerapkan smart city pada tahun 2015. Berbagai upaya juga dilakukan oleh
kota Bandung dalam mengimplementasikan konsep smart city, di antaranya menyediakan 320
aplikasi untuk pelaporan online dan layanan publik dalam bentuk dari aplikasi seluler dan web.
Aplikasi tersebut antara lain Panic Button yang telah terintegrasi dengan Command Center.
(Yourbandung, 2015) Namun demikian,beberapa ahli menilai bahwa kota Bandung belum
maksimal dalam menerapakan konsep smart city di kotanya. Untuk mengimplementasikan
kebijakan smart city, instansi tersebut mengalami kekurangan tenaga ahli di bidang iptek dan
keberadaan staf tersebut dinilai sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan smart
city di kota Bandung. Sebenarnya hal ini sudah diatasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
dengan memilih menambah jumlah anggota. Namun, pertimbangan tersebut belum sepenuhnya
membantu. Minimnya pemahaman staf tentang tugas dan fungsi smart city juga dinilai menjadi
kendala dalam mengimplementasikan program smart city. (Mursalim, 2017) Sementara dari sisi
infrastruktur, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah layanan internet
yang belum merata dan optimal. Permasalahan yang dihadapi kota Bandung dalam penerapan
konsep smart city juga menjadi salah satu faktor kerjasama sister city dengan kota Namur.
(Winatra, 2019)
Di kota Namur sendiri, penerapan konsep smart city dimulai pada Desember 2012 atas
dasar perkembangan teknologi di Belgia. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Pemerintah Kota
Namur juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh masyarakat di
kota tersebut. Beberapa fasilitas tersebut antara lain layanan properti berbasis online, fasilitas
bisnis, lahan tematik dan berbagai layanan lainnya. Sama halnya dengan kota Bandung, kota
Namur juga telah menemukan aplikasi yang dapat digunakan yaitu Namur Intelligente et Durable
(NID). (Wallonia.be, 2018) Kota Namur juga memberikan kemudahan bagi warganya untuk
mengakses internet di delapan titik, antara lain Astrid Park, Wallonia Square dan City Hall -
Mayor's Park, serta mengakses data publik yang mereka butuhkan. Dengan berbagai hal tersebut,
Kota Namur menempati posisi pertaman kategori smart city di provinsi Wallonia.
Selain kepentingan Kota Bandung dan Kota Namur mengenai smart city, alasan lain
kerjasama sister city di kedua kota tersebut terkait dengan keinginan Kota Bandung untuk
memajukan penerapan konsep halal di kotanya. Ini bukan tanpa alasan. Pada 2016, Global
Muslim Travel Index (GMTI) dijadikan acuan pertama Kementerian Pariwisata untuk
menstandardisasi industri pariwisata halal Indonesia. Dengan adanya GMTI, Kementerian
Pariwisata menilai sektor pariwisata halal di Indonesia perlu dikembangkan baik halal food
maupun product serta tempat ibadah untuk mempromosikan halal tourism di Indonesia. Awalnya
hanya beberapa daerah yang dijadikan sebagai destinasi halal prioritas (Pratiwi, 2016).
Kemudian, daerah yang diprioritaskan destinasi halal juga berkembang dengan terpilihnya Kota
Bandung sebagai salah satu destinasi halal prioritas di Indonesia. dengan menargetkan 5 juta
wisatawan untuk datang ke Kota Bandung (Simbolon, 2018). Di Kota Bandung sendiri, terkait
penerapan konsep halal terhadap industri pangan masih memiliki problematika dikarenakan
masih minimnya produk pangan bersertifikasi halal. Kota Bandung juga menargetkan halal tidak
hanya terfokus pada industri makanan tetapi juga pada produk lain seperti obat-obatan dan
kosmetik dan untuk mendukung hal tersebut diperlukan teknologi pendukung. Untuk itu, Kota
Bandung telah menjalin kerjasama industri halal dengan Kota Namur.
Kerjasama antara Kota Bandung dan Kota Namur untuk mengembangkan sektor halal
dapat dikatakan tepat karena beberapa alasan. Pertama, dari segi makanan, Kota Namur
merupakan salah satu daerah yang cukup serius menerapkan konsep halal dengan regulasi yang
ditetapkan untuk penerapan konsep halal, khususnya di industri pangan (Bagian Kerja Sama
Kota Bandung, 2019). Proses pembuatan pun juga diawasi dari tahap awal dengan dilakukannya
pengujian bahan baku hingga nantinya komposisi yang digunakan dapat terjamin kehalalannya.
Di Kota Namur sendiri pun, hanya terdapat beberapa perusahaan tersertifikasi halal yang
diperbolehkan memproduksi makanan halal. Selain itu dari segi teknologi, Kota Namur memiliki
alat pendeteksi bahan halal yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai produk seperti
makanan, obat-obatan dan kosmetik yaitu keturunan. Hal inilah yang ingin dipelajari Kota
Bandung dari Kota dari Namur. tentang bagaimana menerapkan halal di kota. (Winatra, 2019)

Kesimpulan
Kepentingan Kota Bandung dalam mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi
untuk penerapan smart city menjadi alasan pertama Kota Bandung bekerjasama sister coty
dengan Kota Namur. Kota Bandung memang dikenal sebagai salah satu kota yang nerapankan
smart city di Indonesia. Namun demikian, Kota Bandung masih memiliki kekurangan di
beberapa sektor dalam smart city-nya, seperti kurangnya sumber daya manusia yang memahami
konsep smart city dan kurangnya infrastruktur yang memadai. Namur City dipilih sebagai mitra
sister city Kota Bandung karena sarana dan prasarana yang memadai dan juga didukung oleh
keberadaan sumber daya manusia yang memahami teknologi terkait smart city. Kolaborasi ini
kemudian menjadi peluang untuk belajar bagaimana mengimplementasikan smart city khususnya
di bidang teknologi, yang nantinya bisa diimplementasikan di kota Bandung.
Alasan selanjutnya Kota Bandung bekerjasama dengan sister city dengan Kota Namur
adalah ketertarikan Kota Bandung dalam menerapkan konsep halal di kotanya. Hal ini
dikarenakan Kota Bandung dipilih sebagai salah satu daerah prioritas destinasi halal di Indonesia
oleh Kementerian Pariwisata. Kementerian Pariwisata juga mengacu pada GMTI tentang
standarisasi industri pariwisata halal di Indonesia dan memandang perlu untuk mengembangkan
produk halal dan makanan dan tempat ibadah untuk mempromosikan pariwisata halal di
Indonesia. Kota Bandung juga memiliki permasalahan di bidang teknologi karena keinginannya
untuk mengembangkan kehalalan tidak hanya pada produk makanan, tetapi juga pada beberapa
produk yaitu obat-obatan dan kosmetik. Kota Bandung juga menjalin kerjasama dengan Kota
Namur karena keseriusan Kota Bandung dalam menerapkan konsep halal dan menerapkan
teknologi yang mampu mendeteksi kehalalan bahan yang nantinya akan digunakan sebagai
produk makanan dan kosmetika.

Daftar Pustaka

Albino, V. (2015). Smart Cities : Definition, Dimensions, Performances, and Initiatives. Journal
of Urban Technolog, Vol 22, 6.
Bagian Kerja Sama Kota Bandung. (2019). Hubungan Diplomatik Pemerintah Kota (Bandung &
Belgia). Bandung: kerjasama.bandung.go.id/2019/06/12/hubungan-diplomatik-
pemerintahan-kota-bandung-belgia.
Mukti, T. A. (2020). Politik Paradiplomasi Dan Isu Kedaulatan Di Indonesia . In T. A. Mukti,
Politik Paradiplomasi Dan Isu Kedaulatan Di Indonesia (pp. 1-2). Yogyakarta: The
Phinisi Press.
Mursalim, S. W. (2017). Implementasi Kebijakan Smart City di Kota Bandung. Jurnal Ilmu
Administrasi Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, 136.
Pratiwi, F. (2016). GMTI Jadi Acuan Kriteria Wisata Halal. Jakarta:
https://www.republika.co.id/berita/koran/financial/16/04/20/o5xd0810-gmti-jadi-acuan-
kriteria-wisata-halal.
Simbolon, H. (2018). Kota Bandung Mantapkan Wisata Halal, Berapa Target Kunjungan
Wisatawan? Bandung: https://www.liputan6.com/regional/read/3584623/kota-bandung-
mantapkan-wisata-halal-berapa-target-kunjungan-wisatawan.
Wallonia.be. (2018). Namur, the smart and sustainable city, builds its nest (NID).
www.wallonia.be/en/news/namur-smart-and-sustainable-city-builds-its-nest-nid.
Winatra, D. R. (2019). 2017, PARADIPLOMASI : ALASAN KOTA BANDUNG
MELAKUKAN KERJASAMA SISTER CITY DENGAN KOTA NAMUR (BELGIA)
TAHUN. 52.
Yourbandung. (2015). Kota Bandung Menuju Smart City. Bandung:
https://yourbandung.com/kota-bandung-menuju-smart-city/.

View publication stats

You might also like