Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGEMBANGAN MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DESA WISATA

MELALUI PENDIDIKAN BERBASIS KOMUNITAS

Sujarwo, Tristanti, dan Fitta Ummaya Santi


Universitas Negeri Yogyakarta
Email: sujarwo@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengimplementasikan model pemberdayaan
perempuan desa wisata melalui pendidikan berbasis komunitas wirausaha jasa kuliner, 2)
mengetahui hasil pelaksanaan model pemberdayaan perempuan desa wisata melalui
pendidikan berbasis komunitas wirausaha jasa kuliner di Desa Wisata Bejiharjo
Karangmojo. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian dan
pengembangan atau Research & Development (R&D). Hasil penelitian adalah: 1)
Pendidikan Berbasis Komunitas Wirausaha kuliner ini dilaksanakan melalui beberapa
tahapan, yaitu: a). Sosialisasi kegiatan, b) Pelaksanaan kegiatan berupa Implementai model
pendidikan berbasis komunitas wirausaha jasa kuliner dan Focus Group Discussion (FGD),
dan c) Evaluasi. 2) Penerapan Model Pemberdayaan perempuan desa wisata melalui
pendidikan berbasis komunitas wirausaha jasa kuliner memberikan hasil sebagai berikut:
menambah motivasi peserta, cara memelihara pelanggan, cara mengelola usaha yang
produktif, dan keterampilan memasak.

Kata Kunci: Desa wisata, perberdayaan perempuan, kelompok usaha kuliner, pendidikan
berbasis komunitas

THE DEVELOPMENT OF TOURISM VILLAGE WOMEN’S EMPOWERMENT


MODELS THROUGH COMMUNITY-BASED EDUCATION

Abstract
This study aims to: 1) implement the model tourism village women's empowerment
through community-based education entrepreneur culinary services, 2) find out the results
of implementation of the empowerment model tourism village women through community-
based education entrepreneur culinary services at the Tourism Village Bejiharjo
Karangmojo. The research method used is a method of research and development or
Research & Development (R & D). The results of the research are: 1) Community-Based
Education Culinary Entrepreneurship is implemented through several stages, namely: a).
Socialization activities, b) Implementation of activities such as community-based education
model Implement entrepreneurial culinary services and Focus Group Discussion (FGD),
and c) Evaluation. 2) Application of Model Empowerment of rural women through
community-based education travel entrepreneurial culinary services provide results as
follows: increase the motivation of the participants, how to maintain customers, how to
manage a productive business, and cooking skills.

Keywords: tourist village, empowerment of women, culinary business groups, community-


based education

PENDAHULUAN aspek struktural, kultural dan proses-


Transformasi masyarakat menuju ke proses sosial. Perubahan masyarakat tidak
arah masyarakat madani perlu diawali akan terjadi tanpa adanya perubahan
pemahaman bahwa masyarakat sebagai struktural yang dipengaruhi oleh faktor
sistem sosial yang di dalamnya terdapat internal dan eksternal masyarakat itu

75
76

sendiri. Aspek struktural meliputi segala bahwa kebutuhan perempuan pedesaan


bentuk tatanan organisasi dan untuk meningkatkan partisipasinya di
kelembagaan masyarakat. Aspek cultural bidang pembangunan pariwisata cukup
yang menjadi faktor penyebab perubahan bervariasi berdasarkan karakteristik
masyarakat, antara lain adalah perubahan potensi desa dan masyarakatnya. Beberapa
aspirasi masyarakat yang dapat kebutuhan tersebut antara lain pendidikan
diakselerasi dengan perekayasaan dan pelatihan serta penyuluhan dan
perubahan struktural (Irmawita, 2013:95). bimbingan di bidang pengembangan
Perubahan masyarakat ke arah atraksi/daya tarik seperti pertunjukan
masyarakat madani (civil society) dapat kesenian daerah, penyediaan homestay,
dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
masyarakat dalam bentuk pendidikan usaha pariwisata seperti pembuatan
berwawasan kemasyarakatan, souvenir, usaha katering, penyediaan
pengembangan organisasi, peningkatan sarana telekomunikasi/wartel, kesehatan,
kesejahteraan keluarga dan serta pengembangan usaha jasa pariwisata
pengembangan ekonomi kerakyatan. lainnya. Peluang yang tersedia bagi
“Hubungan pendidikan dan masyarakat perempuan pedesaan wisata dalam
yang mencakup hubungan pendidikan meningkatkan partisipasinya di bidang
dengan perubahan sosial, tatanan pembangunan pariwisata cukup beragam
ekonomi, tatanan politik dan Negara. Oleh antara lain membuka jasa akomodasi
karena pendidikan itu terjadi di (penginapan) berupa homestay di desa-
masyarakat dengan sumber daya desa tujuan wisata, mengemas hasil
masyarakat dan untuk masyarakat maka pertanian menjadi paket oleh-oleh khas,
pendidikan dituntut untuk mampu membudidayakan tanaman hias untuk
memperhitungkan dan melakukan dijadikan oleh-oleh wisatawan,
antisipasi terhadap perkembangan sosial, menyajikan hasil pertanian sebagai produk
ekonomi dan politik dan kenegaraan makanan khas, membuka warung makan,
secara simultan. Di samping itu membuat cendera mata, membuka kios
pendidikan secara mikro harus cendera mata, menyediakan jasa
memperhitungkan individualitas dan pemanduan wisata, membentuk kelompok
perbedaan karakteristik peserta didik. seni pertunjukan yang melibatkan
Pemberdayaan masyarakat perempuan, membuka jasa katering, dan
khususnya perempuan adalah suatu proses lain-lain.
di mana masyarakat, khususnya Perempuan pedesaan menghadapi
perempuan yang kurang memiliki akses beberapa permasalahan dalam
kepada sumber daya pembangunan meningkatkan partisipasinya di bidang
didorong untuk makin mandiri dalam pembangunan pariwisata antara lain
mengembangkan perikehidupannya. berupa terbatasnya profesionalisme untuk
Selain dari itu perempuan dituntut mampu mengelola kegiatan usaha yang
dalam menemukan solusi yang tepat dan mendukung bidang pariwisata, Faktor
mengakses sumber daya yang diperlukan, produksi dan pemasaran produk masih
baik sumber daya eksternal maupun terbatas atau kurang lancar; latar belakang
sumber daya milik masyarakat itu sendiri. budaya dan persepsi sebagian masyarakat
Kegiatan pemberdayaan perempuan pedesaan yang masih bias gender;
ditentukan oleh masyarakat, dimana keterbatasan dana untuk menyediakan
lembaga pendukungnya hanya memiliki sarana dan prasarana objek wisata,
peran sebagai fasilitator. Kelompok kerjasama dan koordinasi antar
sasaran utama pendekatan pemberdayaan sektor/instansi yang kurang intensif
perempuan pedesaan adalah kelompok- sehingga pemberdayaan perempuan
kelompok marginal dalam masyarakat. pedesaan di bidang pariwisata ini masih
Astuti dkk (2008) menyatakan kurang optimal pelaksanaannya. Sebagian

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 10, Nomor 1, Maret 2017


77

besar perempuan desa tidak memiliki daya yang ada guna meningkatkan
keterampilan yang berarti untuk mencari keterampilan-keterampilan usaha ekonomi
nafkah. Bagi mereka yang memiliki produktif. Desa Bejiharjo Kecamatan
keterampilan, ternyata juga merasa bahwa Karangmojo merupakan salah satu desa
keterampilan yang telah dimiliki masih wisata yang memiliki potensi wisata “Gua
belum cukup untuk dapat digunakan Pindul” dan potensi wisata sumber daya
sebagai modal berusaha. alam yang mulai dikenal oleh wisatawan
Kaitannya dengan hubungan sosial, lokal dan internasional, sehingga
Sujarwo dan Lutfi Wibawa (2013:8) dalam perempuan dapat diberdayakan sesuai
penelitiannya menemukan bahwa dengan potensi daerah yang dimiliki,
masyarakat Desa Bejiharjo, Kecamatan Selain itu upaya optimalisasi kelompok
Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul belajar dan organisasi ekonomi di desa
pada umumnya menganut paham tersebut perlu diberdayakan untuk
patrilineal yang menyebabkan laki-laki mendukung peningkatan pendapatan
memiliki dominasi yang sangat kuat. masyarakat, khususnya perempuan ibu
Perempuan adalah masyarakat “kelas dua” rumah tangga.
yang seringkali tidak dapat memperoleh Di samping beberapa permasalahan
hak-haknya sebagaimana mestinya. tersebut, dalam penelitiannya, Sujarwo dan
Kondisi perempuan ibu rumah tangga di Lutfi Wibawa (2013:9) juga menemukan
daerah ini, lebih banyak mengurus rumah, potensi yang dimiliki desa wisata Bejiharjo
tanah pekarangan, sawah dan anak-anak di Kecamatan Karangmojo. Banyak potensi
rumah, kalaupun ada sebagian perempuan yang dapat dimanfaatkan untuk
ibu rumah tangga yang bekerja sifatnya memberdayakan perempuan terutama ibu-
hanya membantu suaminya mengurus ibu rumah tangga yang tidak bekerja di
lahannya sendiri atau ikut gotong royong Bejiharjo, antara lain; optimalisasi
membantu pengerjaan lahan tetangga. pemanfaatan sumber daya alam (lahan dan
Lebih lanjut dalam penelitiannya wisata), sumber daya manusia (membantu
Sujarwo dan Lutfi Wibawa (2013:9) dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan
menemukan bahwa sistem nilai dan norma keterampilan kewirausahaan, memperluas
yang dianut oleh masyarakat desa akses dan jejaring sosial), karakter budaya
Bejiharjo Kecamatan Karangmojo, masih (nilai rasa kebersamaan dan kegotongan
sangat kental dengan tradisi atau adat yang kuat, wisata budaya, wisata religi dan
istiadat yang berlaku di desa ini. Upacara- adat), organisisasi ekonomi, organisasi
upacara adat, seperti; rasulan, “resik desa”, kemasyarakatan, jejaring sosial dan modal
upacara kematian (tiga hari, tujuh hari, sosial yang sangat potensial untuk
empat puluh hari, seratus hari, seribu hari dikembangkan.
dan sebagainya). Peran isteri dalam Dari berbagai analisis permasalahan
keluarga mengasuh anak-anak, menjaga tersebut, model yang dikembangkan yaitu
rumah dan harta yang dimiliki, membantu model pemberdayaan masyarakat melalui
pekerjaan suami. Sehingga yang pendidikan berbasis komunitas kuliner.
bertanggung jawab penuh mencarai nafkah Pengumpulan data awal mengenai kondisi
adalah suami. dan potensi masyarakat sasaran, membuat
Masyarakat di daerah ini khususnya program, memberikan pelatihan dan
ibu-ibu rumah tangga memiliki pendampingan program. Hasil dari
keterampilan yang masih rendah, penelitian tahun pertama adalah
khususnya yang berkaitan dengan tersusunnya panduan program pelatihan
pengolahan sumber daya alam yang ada. pengembangan jasa kuliner. Panduan
Keterampilan-keterampilan yang dimiliki tersebut telah diujicobakan melalui
belum dimiliki dengan baik, sehingga perlu beberapa tahapan uji coba ahli bahan ajar,
dilakukan pelatihan keterampilan dan maupun uji coba kepada peserta didik
kecakapan terhadap pemanfaatan sumber dengan hasil dalam kategori sangat baik,

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata


78

sehingga panduan tersebut layak untuk coba produk.


disebarluaskan dan diimplementasikan Data yang dikumpulkan dalam
dalam pemberdayaan perempuan di desa penelitian pengembangan ini meliputi data
Bejiharjo. kondisi awal, penilaian ahli media,
Penelitian dalam tahap dua ini adalah penilaian peserta didik, serta uji coba
implementasi model pemberdayaan pemakaian terbatas. Teknik pengumpulan
perempuan desa wisata Bejiharjo melalui data yang dipergunakan adalah
pendidikan berbasis komunitas observasi/wawancara, dan angket.
berwirausaha pengelolaan jasa kuliner Instrumen yang dipergunakan dalam
berdasarkan panduan program pelatihan. pengumpulan data pada penelitian ini
Penggunaan panduan yang akan meliputi lembar observasi, dan lembar
memberikan banyak manfaat antara lain kuesioner. Lembar observasi untuk
memperjelas pesan yang disampaikan, mencatat informasi-informasi dari
mengatasi keterbatasan indera, ruang dan lapangan (tutor), serta mencatat peristiwa-
waktu, mengatasi sikap pasif dari peserta peristiwa penting yang terjadi pada saat uji
didik dan memberikan pengalaman yang coba terbatas. Kuesioner dipergunakan
menarik dan beragam. Selain itu juga untuk mengumpulkan data mengenai
dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan peserta
kebermaknaan buku panduan dalam sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.
kegiatan pembelajaran di komunitas Data dalam penelitian awal,
belajar. penilaian ahli materi dan ahli media, uji
coba terbatas, serta uji keefektifan
METODE kemudian dianalisis dan dideskripsikan.
Penelitian dilaksanakan di desa Pada tahun kedua ini teknik analisis data
wisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo yang digunakan dengan teknik deskriptif
Kabupaten Gunung kidul. Subjek analitis. Data dan informasi dikelompokan
penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga sesuai dengan indikator yang ditetapkan
usia produktif yang potensial untuk berdasarkan panduan yang telah disusun
dikembangkan. dan diperkuat dengan Focus Group
Metode penelitian yang Disccusion (FGD) untuk memperdalam
dipergunakan adalah metode penelitian hasil dan permasalahan yang dihadapi
dan pengembangan atau Research & peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan
Development (R&D). Metode penelitian wirausaha jasa kuliner selesai.
dan pengembangan merupakan metode
yang dipergunakan untuk menghasilkan HASIL
suatu produk dan menguji keefektifan Implementasi Model Pemberdayaan
produk tersebut sesuai dengan tujuan Perempuan Desa Wisata Melalui
pengembangan. Pengembangan model Pendidikan Berbasis Komunitas
pemberdayaan dilakukan dengan prosedur Wirausaha Jasa Kuliner
pengembangan model Borg and Gall yang Model pemberdayaan perempuan di
dimodifikasi. desa wisata Bejiharjo, Karangmojo
Prosedur penelitian dan dilakukan melalui pendidikan komunitas
pengembangan menurut Gall, Gall & Borg wirausaha jasa kuliner. Ketersediaan
(2003:772) pada dasarnya terdiri atas dua potensi lingkungan dan sumber daya alam
tujuan utama, yaitu: 1) mengembangkan menjadi motivasi bagi komunitas dalam
produk, dan 2) menguji keefektifan produk meningkatkan diri secara mandiri. Dengan
dalam mencapai tujuan. Prosedur atau potensi lokal yang beranekaragam dapat,
langkah kerja dalam penelitian ini jika komunitas dapat memanfaatkan dan
meliputi; 1) penelitian pendahuluan, 2) mengolahnya secara optimal, maka akan
membuat disain, 3) produksi panduan meningkatkan keberhasilan dalam
kegiatan dan pembelajaran, serta 4) uji pemberdayaan perempuan. Model

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 10, Nomor 1, Maret 2017


79

pemberdayaan perempuan ini diawali pengelolaan wirausaha kuliner, c)


dengan uji coba produk awal yang keterampilan usaha kuliner (aneka
dilakukan kepada ahli materi (content masakan) dan pendampingan awal
expert) dan ahli bahan ajar. Dari hasil uji dalam berusaha.
coba tersebut maka diperoleh panduan 5) Strategi. Strategi merupakan prosedur
pelaksanaan model pemberdayaan panataan cara-cara penyampaian materi
perempuan desa wisata melalui pendidikan dan penggalian informasi dalam
berbasis komunitas. mencapai tujuan pelatihan. Strategi
Pelaksanaan model pemberdayaan yang diterapkan pada pendidikan
perempuan Desa wisata melalui berbasis komunitas ini adalah pelatihan.
pendidikan berbasis komunitas wirausaha Secara operasional startegi
jasa layanan kuliner melalui tiga tahapan, pembelajaran yang diterapkan dalam
yaitu: pelatihan ini meliputi: strategi problem
a. Perencanaan. Pada tahap perencanaan ini solving, pembelajaran berbasis pada
kegiatan yang dilakukan adalah: pengalaman, dan learning by doing.
1) Sosialisasi Program. Kegiatan Metode yang digunakan: ceramah,
sosialisasi program dilakukan di lokasi diskusi kelompok, demontrasi, praktek,
Wirawisata Gua Pidul Desa Bejiharjo, dan mentoring.
Gunungkidul dengan memperkenalkan Langkah-langkah kegiatan
program kegiatan dan meminta pendidikan berbasis komunitas
masukan teknis terkait dengan dilakukan dengan penerapan
pelaksanaan program. Sosialisasi pendekatan partisipatif. Pendekatan
dilakukan dengan melibatkan: calon partisipatif, yakni dengan
peserta, perangkat desa, pengelola memanfaatkan pengalaman-
wisata dan nara sumber (pelaku usaha pengalaman peserta pelatihan sebagai
dan pakar). sumber belajar untuk terlibat dalam
2) Pemilihan Peserta. Peserta yang akan kegiatan pelatihan. Metode
diberdayakan pada program ini adalah penyelenggaraan pelatihan
perempuan yang menjadi anggota menggunakan pola individual dan
warga masyarakat yang telah kelompok. Pelatihan dibagi dalam
berwirausaha jasa kuliner (makanan kelompk besar dengan jumlah 25 orang.
siap saji dan oleh-oleh) di wirawisata Sedangkan pada saat praktik, warga
gua pindul yang berjumlah 25 orang belajar dibagi dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 4 komunitas kuliner di yang terdiri dari 5 anggota kelompok.
Bejiharjo. Teknik yang digunakan meliputi:
3) Tujuan Program. Tujuan Program ini ceramah, tanya jawab, curah pendapat,
yaitu: a) agar perempuan memiliki diskusi, demonstrasi, simulasi, praktek,
pengetahuan dan keterampilan sikap dan penugasan.
dalam mengelola potensi yang dimiliki Kegiatan pelatihan ini terdiri dari 3
khususnya dalam berwirausaha jasa tahapan, yaitu: 1) Pendahuluan,
kuliner, b) meningkatkan partisipasi meliputi: bina suasana, motivasi, dan
perempuan desa wisata dalam persepsi. 2) Kegiatan inti: penyampaian
pengelolaan potensi lokal sebagai daya materi, pengenalan alat dan bahan,
dukung wisata untuk meningkatkan prosedur praktek, praktek, dan
pendapatan perempuan. mentoring (pendampingan). 3) Penutup,
4) Materi. Materi pelatihan dan yaitu mereview dan membuat
pendampingan dalam kegiatan kesimpulan dari hasil pelatihan.
pemberdayaan perempuan desa wisata 6) Media. Media yang dibutuhkan dalam
melalui pendidikan berbasis komunitas kegiatan pelatihan dan pendampingan
meliputi: a). Motivasi dan sikap mental ini meliputi: laptop, LCD, bahan dan
berwirausaha, b). Manajemen alat memasak. Bahan yang dipersiapkan

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata


80

dalam kegiatan praktek meliputi: daging berwirausaha, b) manajemen


ayam, sayuran, dan gandum. Sementara pengelolaan kuliner, c) praktek
alat pendukung jasa kuliner yang keterampilan usaha kuliner dan
lainnya meliputi: kotak, plastik, staples, pendampingan awal dalam berusaha.
alat tulis. Materi motivasi dan sikap mental
7) Bahan Ajar. Bahan ajar diperlukan berwirausaha disampaikan oleh Dr.
untuk memberikan panduan kepada Sujarwo, M. Pd dan Bapak Zulkarnaen.
peserta dalam mengikuti kegiatan Dalam penyampaiannya dijelaskan
pelatihan dan pelaksaan praktek bahwa sukses tidaknya suatu kelompok
lapangan. Bahan ajar dalam kegiatan wirausaha tergantung dari aktivitas dan
pelatihan wirausaha dalam bentuk kreativitas sumber daya manusianya,
anduan berwirausaha jasa kuliner yang yang paling utama yaitu kekuatan
disusun berdasarkan karakteristik dan motivasi harus dimiliki oleh calon
potensi lokal. wirausaha. Adapun kekuatan motivasi
8) Penilaian. Penilaian yang dimaksud terdiri dari; 1) kekuatan keyakinan yaitu
pada kegiatan ini dilakukan dalam kekuatan yang paling mendasar dalam
bentuk monitoring dan evaluasi diri manusia, 2) kekuatan organisatoris
kegiatan. Monitoring dilakukan selama yaitu bagaimana seseorang melakukan
kegiatan pelatihan (teori dan praktek) tugas dengan manajemen yang baik, 3)
sampai pada tahap pendampingan. kekuatan intelektual yaitu jika
seseorang memiliki intelektual tinggi
Pelaksanaan maka orang akan lebih termotivasi
Pelaksanaan pendidikan berbasis dalam melakukan tugas yang
komunitas ini dilaksanakan melalui dipercayakan kepadanya, 4) kekuatan
beberapa tahapan, yaitu: teknokrat yaitu kaitannya dengan
1) Sosialisasi kegiatan; Sosialisasi kegiatan teknologi dimana semakin kuat
merupakan langkah untuk menjaring penguasaan seseorang terhadap
peserta di komunitas Kuliner di Desa teknologi maka akan semakin
Wisata Bejiharjo agar dapat terlibat teramotivasi dalam melaksanakan tugas
secara penuh dalam implementasi itu, 5) kekuatan demokratik yaitu
program yang akan dilaksanakan. Selain kaitannya dengan sikap atau gaya
itu, sosialisasi juga dimaksudkan untuk seseorang dalam sebuah tim, 6)
mengadakan kesepakatan terkait kekuatan jiwa atau taqwa yaitu kekuatan
dengan waktu dan tempat dimana yang paling menentukan kelima
pelatihan akan diselenggarakan. Dalam kekuatan di atas dan kekuatan ini
melakukan sosialisasi ini peneliti semacam perintah untuk melakukan
bekerjasama dengan ketua Pokdarwis di tugas sebaik-baiknya, bahkan
Desa Bejiharjo untuk ikut andil digambarkan sebagai motivasi hidup.
menentukan waktu pelaksanaan. Sikap motivasi akan mempengaruhi
Berdasarkan kegiatan sosialisasi ini, sikap mental seseorang dalam
maka disepakati pelaksanaan kegiatan berwirausaha. Sikap mental
pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 dan berwirausaha dapat diawali dengan
pelaksanaan FGD pada hari Sabtu, 20 belajar melalui berbagai sumber belajar
Agustus 2016. yang ada di sekitar kita dengan
2) Pelaksanaan memanfaatkan potensi lokal. Tahap
Kegiatan Implementasi Model selanjutnya yaitu sering berlatih dengan
Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata pengalaman-pengalaman yang
telah dilaksanakan pada Sabtu, 23 Juli diperoleh dari belajar. Kemudian
2016. Kegiatan ini dilaksanakan di bertindak atau melakukan aksi sesuai
Wirawisata dengan materi pelatihan dengan rencana-rencan yang telah
yaitu: a) motivasi dan sikap mental didesain. Pada tahapan terakhir maka

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 10, Nomor 1, Maret 2017


81

akan diperoleh kesuksesan secara disampaikan oleh Bapak Yadi. Teknik


berkelanjutan. memasak tersebut diantaranya: cara
Materi selanjutnya disampaikan oleh mencuci sayuran, cara mengiris, cara
Bapak Zulkarnaen mengenai mencampur sayuran saat memasak, dan
manajemen pengelolaan kuliner. Bapak cara penyajian. Menurutnya, teknik ini
Zulkarnaen merupakan pemilik resto di penting sekali untuk diperhatikan,
kampong Baron yang telah berhasil karena akan mempengaruhi kualitas
membangun jasa kuliner. Beliau olahan atau masakan. Komunitas jasa
mengawali materi dengan memberikan kuliner yang sudah terbentuk di Desa
motivasi kepada peserta pelatihan Wisata Bejiharjo sudah memiliki
melalui berbagi pengalamannya pengalaman dalam mengolah makanan
membangun resto di Baron. lokal, akan tetapi pengalaman tersebut
Menurutnya, bisnis kuliner akan tidak akan bertambah dengan baik jika
berhasil apabila didukung dengan tidak dikembangkan melalui latihan
manajemen yang baik. Selain itu juga secara terus menerus. Dalam kegiatan
perlu kerjasama yang kompak antar ini komunitas jasa kuliner mendapatkan
semua anggota kelompok/komunitas materi baru untuk mengembangkan
kuliner. Setiap kelompok harus jasa.
memiliki tugas dan perannya masing- Kegiatan selanjutnya setelah adanya
masing. Sebagai contoh ketika implementasi model pemberdayaan
mendapatkan sebuah pesanan dalam adalah kegiatan FGD (Focus Group
jumlah besar, maka setiap anggota Discussion) yang dilaksanakan pada
hanya mengerjakan sesuai dengan hari Sabtu, 20 Agustus 2016. Dalam
tugasnya saja (tugas memasak, tugas kegiatan FGD ini masing-masing
menerima pesanan, tugas mengantar, kelompok komunitas kuliner ini
tugas mengepak dll.), sehingga tidak menyampaikan segala permasalahan
terjadi double job. Dengan demikian yang dihadapi selama menjalani usaha
saling kerja sama yang baik akan kuliner. Beberapa permasalahan
mendukung pengembangan kuliner. tersebut diantaranya: 1) Keterlambatan
Upaya yang perlu ditempuh untuk kedatangan pemesan bagi wisatawan di
meningkatkan layanan kuliner yaitu Goa Pindul, sehingga menyebabkan
meningkatkan mutu dan kualitas makanan yang sudah siap disajikan
layanan. Mutu dan kualitas layanan menjadi sudah tidak fresh dan sudah
itulah yang menjadi daya tarik orang dingin, 2) Perhitungan antara jumlah
untuk menggunakan jasa kuliner dari yang dipesan dengan kenyataannya
komunitas tersebut. Mutu dan kualitas tidak sama, sehingga menyebabkan
dapat meliputi: kualitas rasa, kualitas porsi yang disajikan seringkali kurang,
harga, teknik penyajian, dan kebersihan. 3) Cara pembayaran dari pemesan
Bahwa keberhasilan tersebut juga harus kepada pihak catering seringkali
didukung oleh sarana prasarana yang pembayarannya kurang jelas, sehingga
komplit. Komunitas juga harus sering terjadi kerugian, karena tidak ada
mengupayakan tempat khusus untuk kesepakatan pembayaran di awal, 4).
mengolah makanan, tidak bercampur Belum ada SOP tata cara penyajian
dengan dapur di rumah. makanan dalam jumlah yang banyak
Materi keterampilan usaha kuliner atau besar, 5). Masing-masing
dan pendampingan awal dalam komunitas kuliner ini belum memiliki
berusaha disampaikan oleh Bapak Yadi. kekhasan menu.
Komunitas ini diajak untuk Melalui kegiatan FGD ini, maka
mempraktekkan satu menu yaitu didiskusikan beberapa solusi untuk
membuat capcay dan ayam goreng ala meningkatkan pelayanan jasa kuliner ini
KFC. Beberapa teknik dalam memasak agar lebih baik lagi. Beberapa solusi

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata


82

tersebut antara lain: 1) Dalam menerima terjadi perubahan yang meliputi:


pemesanan, komunitas harus mencatat bertambahnya motivasi dari komunitas
secara jelas mengenai: waktu dalam berwirausaha, bertambahnya
pemesanan, waktu digunakan, jumlah pengetahuan dan pemahaman mengenai
pemesana, dan harga; 2) Pembayaran manajemen layanan kuliner berbasis
harus dilakukan oleh pemesan, kurang komunitas, bertambahnya pengetahuan
lebih 50 % dari harga keseluruhan; 3) cara pengolahan dan penyajian makanan
Komunitas perlu membuat SOP yang menarik.
mengenai layanan kuliner, yang Melalui kegiatan ini, menambah
meliputi: tata cara pemesanan, motivasi peserta dalam melakukan \usaha
pembayaran, pengolahan, penyajian, jasa kuliner berbasis kelompok-kelompok.
dan pengepakan; 4) Masing-masing Peserta berusaha lebih memahami cara
komunitas kuliner membuat paket menu memelihara pelanggan, cara mengelola
dan harga, serta memiliki menu yang usaha yang lebih produktif, memiliki
khas dari masing-masing kelompok keterampilan dalam memberikan layanan
yang berbeda dengan kelompok lainnya. pada pelanggan dan memiliki keterampilan
3) Evaluasi dalam mengembangkan usahanya. Salah
Evaluasi dari kegiatan ini melalui satu pengetahuan pengalaman yang
evaluasi pengamatan (observasi) saat diperoleh adalah menyusun standar
pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan operasional paket-paket menu dan variasi
hasil pengamatan, ada perubahan harganya. Masing-masing komunitas telah
pengetahuan dan perilaku terhadap memiliki SOP dan paket menu masing-
peserta di komunitas Kuliner, Bejiharjo, masing.
Karangmojo. Kendala yang dialami Secara umum bahwa dengan
oleh komunitas ini adalah: 1) minimnya adanya pelatihan ini kelompok sasaran
peralatan penyajian, 2) penghasilan semakin berdaya dalam mengembangkan
yang tidak menentu, karena tidak setiap diri dalam wirausaha kuliner. Baik dalam
hari ada pesanan. Untuk meningkatkan upaya memanfaatkan sumber daya alam
layanan di komunitas kuliner tersebut, untuk diolah, ataupun dalam manajemen
upaya yang ditempuh dengan usaha kuliner di Bejiharjo. Namun
melakukan layanan prima, yaitu kelompok ini masih terkendala dengan
meningkatkan kepuasan pengunjung kurangnya peralatan kuliner yang lengkap
atau pemesan dengan cara dalam upaya meningkatkan pelayanan
meningkatkan cita rasa, kebersihan, dan dalam hal menyajikan menu.
kekhasan menu. Selain itu dengan
mencoba melengkapi peralatan PEMBAHASAN
penyajian dengan membuat SOP Pelaksanaan Model Pemberdayaan
penyajian. Perempuan Desa Wisata melalui
Pendidikan Berbasis Komunitas
Hasil Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Wirausaha Jasa Layanan Kuliner
Komunitas dalam Pemberdayaan Model pemberdayaan perempuan
Perempuan di Desa Wisata berbasis komunitas yang
Berdasarkan hasil implementasi diimplementasikan telah memberikan
model yang ada data dilapangan pemahaman, pengetahuan, dan
menunjukkan bahwa model ini keterampilan bagi komunitas kuliner di
memberikan dampak positif terhadap Bejiharjo. Pelaksanaan Pendidikan
kelompok sasaran. Komunitas kuliner di Berbasis Komunitas ini dilaksanakan
Desa Bejiharjo mampu memanfaatkan melalui beberapa tahapan, yaitu a)
panduan dalam meningkatkan Sosialisasi kegiatan, b) Pelaksanaan
pengetahuan, keterampilan dan kepedulian kegiatan berupa Implementasi model
berwirausaha jasa kuliner. Selain itu juga pendidikan berbasis komunitas dan Focus

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 10, Nomor 1, Maret 2017


83

Group Discussion (FGD), dan c) Evaluasi. mengembangkan masyarakat. Dengan


Kegiatan berjalan dengan baik dan tersedianya sumber daya alam yang
lancar, yang diikuti oleh seluruh peserta melimpah, mendorong masyarakat untuk
secara menyeluruh dan sesuai dengan berpikir kreatif memanfaaatkan sumber-
panduan yang telah tersusun. Peserta sumber yang ada. Seperti di Bejiharo yang
mengikuti secara aktif dalam kegiatan kaya akan sumber alam yang indah, yaitu
pelatihan pengelolaan wirausaha jasa Goa Pindul, Goa Tanding, dan lainnya
kuliner. Hal ini ditunjukkan dengan membuat masyarakat harus kreatif
sebagian besar peserta menyampaikan mengoptimalkan sumber yang ada
pengalamannya dalam mengelola usaha menjadi lahan pendapatan. Mulai dari
jasa kuliner selama ini dan menanyakan mengelola menjadi obyek wisata, hingga
beberapa permasalahan yang dialami. berwirausaha memenuhi kebutuhan
Peserta berusaha memperoleh akses, pengunjung. 3) Memperhatikan
perubahan sikap, pengetahuan, ketersediaan sumber daya manusia.
keterampilan usaha dan keterampilan cara Ketersediaan sumber daya manusia
mengelola usahayang dilembagakan mendorong tercapainya suatu usaha yang
untuk memperoleh legalitas secara maksimal. Manusia senatiasa memiliki
yuridis. Pemberdayaan perempuan di akal dan pikiran untuk terus menerus
bidang pariwisata lebih ditekankan pada: mengembangkan diri. 4) sarana dan
1) organizing and managing the process prasarana penunjang, dan 5) Kerjasama
yang menyangkut upaya perubahan sikap antar kelompok. Membangun suatu
setelah sekian lama terbentuk dominasi kerjasama dalam sebuah kelompok adalah
pria di banyak bidang pekerjaan; 2) penting. Suatu kelompok yang memiliki
inventory process yang berkaitan dengan satu visi dan misi yang sama akan mudah
upaya memberikan peluang kepada mencapai suatu keberhasilan,
perempuan untuk mengembangkan dibandingkan yang jalan sendiri-sendiri.
kemampuannya sehingga mereka dapat Maka dari itu, dalam berwirausaha ini
berpartisipasi di bidang pembangunan kerjasama antar kelompok agar senantiasa
masyarakat; dan 3) delivery process yang dibina.
meliputi upaya memberikan kesempatan Dengan adanya model ini,
kepada perempuan untuk berpartisipasi diharapkan masyarakat terutama kaum
dan berperan di bidang pembangunan perempuan mampu meningkatkan
pariwisata berkaitan dengan akomodasi, partisipasinya dalam pembelajaran diri
restoran, biro perjalanan, dan dan lingkungan. Masyarakat harus
pengembangan berbagai produk budaya diberikan kebebasan untuk berkreativitas
berupa seni dan tradisi sebagai daya tarik dan berkembang sesuai dengan kondisi
wisata. mayarakat tersebut. Hal ini seperti yang
Dalam penerapannya, perlu diungkapkan oleh Hardika (2013:114),
memperhatikan beberapa hal agar bahwa pemberian kebebasan kepada
mendapakan hasil yang maksimal. 1) masyarakat untuk beraktualisasi dalam
motivasi kelompok sasaran. Membangun belajar usaha (wirausaha) merupakan hal
motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pemberdayaan
penting dalam upaya mengubah sikap masyarakat.
mental kelompok sasaran agar terbentuk Namun demikian masih ada
pola pikir untuk maju dan berkeinginan sebagian kegiatan yang belum berjalan
untuk berubah. Motivasi menjadi dasar secara optimal, yaitu pendampingan.
seseorang untuk melakukan suatu Program pendampingan belum dilakukan
tindakan, terutama motivasi dalam secara optimal, hal ini dipengaruhi oleh;
bekerja. 2) memanfaatkan potensi sumber sangat terbatasnya waktu kegiatan,
daya alam. Potensi sumber daya alam terbatasnya kemampuan dan pengalaman
menjadi daya tarik tersendiri dalam peneliti dalam mengelola jasa layanan jasa

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata


84

kuliner. Belum optimalnya program dinyatakan bahwa hasil dari penerapan


pendampingan ini perlu diupayakan model perberdayaan perempuan melalui
adanya perencanaan yang matang dalam pendidikan berbasis komunitas wirausaha
melanjutkan program pendampingan yang jasa kuliner ini memberikan dampak;
lebih optimal. Dengan demikian akan memberikan motivasi dalam mengelola
terjadi perubahan dalam diri peserta usaha, dimilikinya pengetahuan dan
melalui berbagai macam kegiatan yang keterampilan dalam mengelola usaha lebih
mampu meningkatkan pengetauan, produktif dan memperluas akses sesuai
keterampilan dan kecakapan hidup dengan potensi yang dimiliki.
lainnya. Untuk menyesuaikan dengan situasi
Kondisi ini sejalan dengan pendapat dan kondisi yang dihadapi serta potensi diri
Hardika (2013:115), bahwa ada beberapa yang dimiliki peluang ini harus benar-
prinsip pembelajaran yang harus benar dapat diakses oleh semua lapisan
diperhatikan dalam melakukan masyarakat dengan segala karakteristik
pemberdayaan masyarakat termasuk dan atribut yang dimilikinya (Hardika,
perempuan adalah 1) perubahan 2013:117). Pendidikan adalah suatu
kehidupan harus disikapi sebagai proses keniscayaan untuk membantu
pembelajaran, 2) belajar merupakan perkembangan kesempurnaan manusia.
proses inkuiri aktif dengan prakarsa utama Oleh karena itu, bahan pembelajaran tidak
dari dalam diri peserta belajar, 3) belajar dapat ditetapkan begitu saja hanya dari
adalah upaya membantu kecakapan untuk sudut pandang ilmu pendidikan, tetapi juga
kebutuhan selama hidup, 4) peserta belajar harus memperhatikan bidang-bidang lain
memiliki keragaman belajar yang harus seperti ilmu sosial, psikologi, sosiologi,
digali dan dimanfaatkan, 5) sumber belajar sejarah, manajemen serta ilmu bantu
ada di setiap lingkungan yang harus pendidikan yang lain.
diidentifikasi untuk kemanfaatan peserta Pendidikan berbasis komunitas
belajar, dan 6) belajar lebih berdaya guna wirausaha jasa kuliner dimaksudkan untuk
bila dipandu dengan struktur proses yang memberikan penguatan dalam kegiatan
mengakar daripada struktur isi yang tidak wirausaha jasa kuliner sebagai upaya
relevan. meningkatkan taraf kehidupan
masyarakatnya. Pendidikan berbasis
Hasil Pelaksanaan Pendidikan Berbasis masyarakat adalah sebuah proses yang
Komunitas dalam Pemberdayaan didesain untuk memperkaya kehidupan
Perempuan di Desa Wisata individual dan kelompok dengan
Setiap kegiatan pelatihan dan mengikutsertakan orang-orang dalam
pendidikan memberikan dampak dan hasil wilayah geografi, atau berbagai mengenai
bagi pesertanya. Melalui kegiatan ini kepentingan umum, untuk
diperoleh informasi sebagai berikut; mengembangkan dengan sukarela tempat
menambah motivasi peserta dalam pembelajaran, tindakan, dan kesempatan
melakukan usaha jasa kuliner berbasis refleksi yang ditentukan oleh pribadi,
kelompok-kelompok. Peserta berusaha sosial, ekonomi dan kebutuhan politik
lebih memahami cara memelihara mereka.
pelanggan, cara mengelola usaha yang Dalam kegiatan ini diarahkan agar
lebih produktif, memiliki keterampilan peserta menjadi agen pemberdaya
dalam memberikan layanan pada masyarakat khususnya kaum perempuan di
pelanggan dan memiliki keterampilan dewasa wisata selanjutnya agar terjadi
dalam mengembangkan usahanya. Salah kesinambungan. Model pembelajaran
satu pengetahuan pengalaman yang masyarakat harus menempatkan agen
diperoleh adalah menyusun standar pembaharu sebagai fasilitator yang
operasional paket-paket menu dan variasi berfungsi sebagai 1) catalisator
harganya. Secara sederhana dapat (mempercepat proses terjadinya belajar);

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN Volume 10, Nomor 1, Maret 2017


85

2) resources linker (penghubung berbagai pemberdayaan masyarakat khususnya


sumber belajar); 3) process helper untuk kaum perempuan yang bersifat
(pembantu proses belajar), dan 4) solution pragmatis dalam bentuk keterampilan dan
helper (pembantu pemecahan masalah kecakapan hidup lainnya dengan
belajar). menggandeng stakeholder atau dunia
usaha dan perbankan. 2) Bagi Pemuka
PENUTUP masyarakat, dapat memobilisasi potensi
Dari paparan hasil penelitian dan perempuan di desa wisata dan sumber
pembahasan dapat disimpulkan sebagai daya yang ada sebagai modal dasar dalam
berikut: 1) Pelaksanaan model pemberdayaan perempuan, khususnya ibu
pemberdayaan perempuan desa wisata rumah tangga yang tidak bekerja agar
melalui pendidikan berbasis komunitas lebih berdaya guna dalam menopang
wirausaha jasa layanan kuliner. Model kehidupan keluarga dan masyarakat. 3)
pemberdayaan perempuan berbasis Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat
komunitas yang diimplementasikan telah dilanjutkan dengan penelitian tindakan,
memberikan pemahaman, pengetahuan, agar dapat membantu memberdayakan
dan keterampilan bagi komunitas kuliner perempuan, khususnya ibu rumah tangga
di Bejiharjo. Pelaksanaan Pendidikan yang tidak bekerja.
Berbasis Komunitas ini dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, yaitu a) DAFTAR PUSTAKA
Sosialisasi kegiatan, b) Pelaksanaan Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R.
kegiatan berupa Implementasi model (2003). Educational Research: An
pendidikan berbasis komunitas dan Focus Introduction, seventh edition.
Group Discussion (FGD), dan c) Evaluasi. Boston: Pearson.
2) Hasil Implementasi model Hardika. (2013). Pergeseran Pola
pemberdayaan perempuan desa wisata Kehidupan Dan Kebutuhan Belajar
melalui pendidikan berbasis komunitas Masyarakat Model Prismatik.
wirausaha jasa kuliner. Penerapan model Proceding Seminar Nasional
pemberdayaan perempuan desa wisata Pengembangan Masyarakat
melalui pendidikan berbasis komunitas Berbasis Modal Sosial. Yogyakarta:
wirausaha jasa kuliner sebagai berikut; Jurusan PLS FIP UNY.
menambah motivasi peserta dalam Irmawita. (2013). Model Pemberdayaan
melakukan usaha jasa kuliner berbasis Masyarakat Desa Berbasis
kelompok-kelompok. Peserta berusaha Kebutuhan Belajar. Proceding
lebih memahami cara memelihara Seminar Nasional Pengembangan
pelanggan, cara mengelola usaha yang Masyarakat Berbasis Modal Sosial.
lebih produktif, memiliki keterampilan Yogyakarta: Jurusan PLS FIP UNY.
dalam memberikan layanan pada Sujarwo dan Lutfi Wibawa (2013).
pelanggan dan memiliki keterampilan Analisis Permasalahan Perempuan
dalam mengembangkan usahanya. Salah dan Potensi Lokal. Laporan
satu pengetahuan pengalaman yang Penelitian. Yogyakarta: Fakultas
diperoleh adalah menyusun standar Ilmu Pendidikan UNY (laporan
operasional prosedur (SOP) paket-paket penelitian tidak dipublikasikan).
menu dan variasi harganya.
Saran
Dari kesimpulan di atas dapat disarankan
sebagai berikut: 1) bagi Pemerintah
setempat. Dari pengembangan model
pemberdayaan perempuan ini, pemerintah
setempat dapat mengarahkan sebagian
kebijakannya pada program-program

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Desa Wisata

You might also like