Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR)

JurnalIlmiahBidangKeperawatandanKesehatan
Available on http://jurnal.unw.ac.id/ijnr

Hubungan peran Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMP Negeri 5
Ungaran

Umi Setyoningrum 1, Lia Novitasari 2


1,2
Universitas Ngudi Waluyo

Article Info Abstrack


Article History: Pre-marital sexual behavior in adolescents is increasing and has a negative
Accepted September 20th 2019 impact on the development and growth of adolescents. This was influenced by
several factors including the role of families that did not function optimally. If
Key words: in a family, the teenagers get less attention, then they will act recklessly because
The Role of Family, they feel there is no prohibition from parents. There is no form of advice,
Premarital Sexual Behavior in prohibition or punishment if a mistake is made, this proves the lack of attention
Adolescents of parents to adolescents. Low supervision ofadolescent activities will have an
impact on adolescents’ behavior. This study aims to determine the correlation
between family roles and premarital sexual behavior in junior high school
students. This research was cross sectional designand it was carried out by
measuring and observing variables at the same time. The number of samples as
many as 185 participants were taken by purposive proportional random
sampling technique. This study found that there is correlation between family
roles and premarital sexual behavior in adolescents with p value 0.029. parents
role are needed in adolescent relationship with peer and guide them to choose
good friends.

PENDAHULUAN persepsi dan sikap yang kurang tepat dalam


memandang perilaku seksual pranikah
Masa remaja merupakan tahap dimana
(Pawestri,2012).
seseorang mengalami periode penting dalam
hidupnya yakni transisi dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Kematangan seksual Melihat faktor budaya orang timur yang masih
pada usia remaja menyebabkan munculnya memegang teguh norma-norma yang
minat seksual dan keingintahuan yang tinggi kesusilaan sehingga perilaku seksual pranikah
tentang seksualitas. Rendahnya pengetahuan merupakan hal yang sangat bertentangan
tentang kesehatan reproduksi dan seksual dengan norma dan adat ketimuran sehingg ada
mengakibatkan munculnya penafsiran, beberapa hal yang perlu diungkap terkait

Corresponding author:
Umi setyoningrum
Universitas Ngudi waluyo
Indonesian Journal of Nursing Research
e-ISSN 2615-6407
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 104

dengan perilaku remaja tersebut Faktor ini mencakup sarana dan prasarana
(Pawestri,2013). atau fasilitas yang ada bagi masyarakat.
Fasilitas pada umumnya mendukung dan

Peran keluarga menggambarkan seperangkat memungkinkan terwujudnya perilaku

perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang sehat. Contohnya tersedianya media

berhubungan dengan individu dalam posisi informasi yang mudah diakses oleh

dan situasi tertentu. Peranan individu dalam remaja, fasilitas dari orang tua yang

keluarga didasari oleh harapan dan pola berlebih.

perilaku dari keluarga, kelompok dan c. Faktor Penguat (Reinforcing factor)

masyarakat. Keluarga yang harmonis selalu Faktor-faktor yang mendorong atau

berupaya dalam menjalankan fungsinya memperkuat terjadinya perilaku.

sehingga akan terjalin interaksi yang Contohnya membaca buku dan menonton

berkualitas antar anggota keluarga film porno, karena suka sama suka,

(zaidin,2009). kebutuhan biologis, merasa kurang taat


terhadap nilai-nilai agama.

Perilaku dari segi biologis, perilaku adalah


semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

yang diamati langsung maupun yang tidak perilaku itu berawal dari pengalaman

dapat diamati oleh pihak luar. Menurut seseorang didukung oleh faktor-faktor lain

Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan baik secara fisik maupun non fisik, dari

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi pengalaman dan lingkungan itu akhirnya

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari diyakini, dipersepsikan sehingga menimbulkan

luar) (Banum,2013). motivasi, niat untuk berindak dan terwujudlah


niat yang berupa perilaku.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku menurut


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Setiadi, (2008) yaitu :
Seks Pranikah Pada Remaja menurut
a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor) Mellyanika (2014) dan Soetjiningsih (2007),
Faktor ini meliputi pengetahuan dan sikap yaitu :
masyarakat tentang hal-hal yang terkait a. Pengetahuan
dengan kesehatan, sistem nilai yang Kurangnya pengetahuan tentang
dianut, tingkat pendidikan, sosial ekonomi kesehatan reproduksi pada remaja yang
serta tradisi dan kepercayaan masyarakat. sudah mulai berkembang kematangan
b. Faktor Pemungkin (Enabling factor) seksualnya secara lengkap kurang
mendapat pengarahan dari orang tua

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 105

mengenai kesehatan reproduksi khususnya menahan diri akan mempunyai


tentang akibat-akibat perilaku seks kecenderungan melanggar larangan
pranikah maka mereka sulit tersebut.
mengendalikan rangsangan-rangsangan e. Orang tua
dan banyak kesempatan seksual Ketidaktahuan orang tua maupun sikap
pornografi melalui media massa yang yang masih menabukan pembicaraan seks
membuat mereka melakukan perilaku dengan anak bahkan cenderung membuat
seksual secara bebas tanpa mengetahui jarak dengan anak. Akibatnya
resiko-resiko yang dapat terjadi seperti pengetahuan remaja tentang seksualitas
kehamilan yang tidak diinginkan. sangat kurang. Padahal peran orang tua
b. Kematangan Fisik dan fungsi keluarga sangatlah penting,
Remaja mendapatkan motivasinya dari terutama pemberian dan sosialisasi
meningkatnya energi seksual atau libido, pengetahuan tentang seksualitas.
energi seksual ini berkaitan erat dengan f. Pergaulan bebas
kematangan fisik. Gejala ini banyak terjadi di kota-kota
c. Media informasi besar, banyak kebebasan pergaulan antar
Adanya penyebaran media informasi dan jenis kelamin pada remaja, semakin tinggi
rangsangan seksual melalui media massa tingkat pemantauan orang tua terhadap
yaitu dengan adanya teknologi yang anak remajanya, semakin rendah
canggih seperti, internet, majalah, televisi, kemungkinan perilaku menyimpang
video. Remaja cenderung ingin tahu dan menimpa remaja. Sehingga akan
ingin mencoba-coba serta ingin meniru menimbulkan dampak Perilaku Seks
apa yang dilihat dan didengarnya, Panikah.
khususnya karena remaja pada umumnya g. Pendidikan
belum mengetahui masalah seksual secara Pendidikan yang rendah berisiko untuk
lengkap dari orang tuanya. melakukan seks pranikah dibandikan
d. Norma agama tingkat pendidikan yang tinggi dan
Sementara itu perkawinan ditunda, norma- berprestasi.
norma agama tetap berlaku dimana orang h. Sosial ekonomi
tidak boleh melaksanakan hubungan Perekonomian keluarga yang rendah akan
seksual sebelum menikah. Pada berdampak pada perilaku seks pranikah
masyarakat modern bahkan larangan pada remaja untuk memenuhi segala
tersebut berkembang lebih lanjut pada kebutuhan yang tidak remaja dapatkan
tingkat yang lain seperti berciuman dan dari keluarga mungkin bisa remja
masturbasi untuk remaja yang tidak dapat dapatkan dari pasangannya.

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 106

i. Peluang / kesempatan waktu menghibur untuk menyatukan perbedaan


Waktu luang yang tidak dimanfaatkan pendapat. Pendamai mengakui kesalahan
dengan kegiatan yang positif akan posisi dan mengakui kesalahannya dan
cenderung menimbulkan adanya mencari jalan penyelesaiannya. Perawat
pergaulan bebas. bersenang-senang, keluarga member kenyamanan kehangatan dan
berkumpul tanpa tujuan yang jelas. rasa aman. Koordinator keluarga
meningkatkan keakraban dan keterikatan antar
Peran adalah seperangkat perilaku
anggota keluarga.
interpersonal, sifat dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi
METODE
dana satuan tertentu. Setiap anggota keluaga
mempunyai peran masing-masing. Peran Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
keluarga adalah tingkah laku interpersonal korelasi (cross sectional) untuk menganalisis
yang menggambarkan sifat, kegiatan yang hubungan peran dan fungsi sosialisasi keluarga
berhubungan dengan individu dalam posisi dengan perilaku seks pranikah pada remaja.
dan situasi tertentu (Davis,2011). Populasi pada penelitian ini adalah siswa/siswi
SMP N 5 Ungaran kelas 7 dan kelas 8 dengan
jumlah responden 185. Tehnik sampling dalam
Keluarga khususnya orang tua sangat berperan
dalam pembentukan kepribadian yang baik penelitian ini adalah purposive proporsional

untuk remaja, peran dasar yang membentuk random sampling yaitu sampel diambil dari

posisi social sebagai suami-ayah, istri-ibu tiap strata, karena satu strata dengan yang
lainnya mempunyai sifat yang berbeda
antara lain peran formal dan non formal.

Peran formal keluarga terkait dengan perilaku Kriteria inklusi : siswa dan siswi yang
bersekolah di SMP N 5 ungaran, bersedia
yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga
membagi peran secara merata kepada anggota menjadi responden, berusia 11-14 tahun dan

keluarga, peran dasar antara lain sebagai belum menikah, responden tinggal bersama

penyedia, pengatur rumah tangga, perawat keluarga inti, siswi sudah menstruasi, siswa

anak sehat maupun sakit. sudah akhil baliq. Kriteria eksklusi : siswa dan
siswi yang sakit atau ijin tidak hadir saat
pengambilan data, siswa dan siswi dalam
Peran informal terbagi sebagai pengharmonis,
proses pengisisan data sakit dan tidak bias
pendamai, perawat keluarga dan koordinator
melanjutkan pengisian data.
keluarga. Pengahrmonis menengahi perbedaan
yang terdapat diantara anggota kelaurga dan

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 107

Penelitian dilakukan di SMP N 5 Ungaran dianalisis telah memenuhi nilai standar


kelas 7 dan kelas 8 pada bulan Juni – Juli validitas dan reliabilitas.
2018. Dalam pengumpulan data penelitian ini
menggunakan checklist lembar kuesioner Penelitian ini dilakukan pada tahap awal yaitu
untuk menilai perilaku seks pranikah, peran penjelasan tujuan penelitian pada responden,
keluarga dan fungsi sosialisasi keluarga. melakukan informed concent, pengisian
kuesioner oleh responden dengan waktu 20-30
Kuesioner untuk perilaku seks pranikah menit dengan didampingi oleh peneliti.
meliputi 12 pertanyaan dengan pilihan Peneliti memeriksa kuesioner yang sudah diisi
jawaban menggunakan skala likert pertanyaan oleh responden, untuk selanjutnya dilakukan
negative dengan selalu nilai 1, sering nilai 2, analisis.
jarang nilai 3 tidak pernah nilai 4 dan nilai
sebaliknya untuk pertanyaan positif. Hasil Penelitian ini menggunakan analisa data
ukur 0 berisiko jika skor mean >36, 1 jika skor univariat dan bivariat. Analisis univariat
mean <36. bertujuan untuk menjelaskan atau
mendiskripsikan karakteristik responden
Kuesioner peran keluarga dengan 20 (jenis kelamin, kelas, status punya pacar,
pertanyaan menggunakan sekala likert tidak urutan anak, umur pacaran), perilaku seks
pernah terjadi nilai 1, jarang terjadi nilai 2, pranikag, peran keluarga dan fungsi sosialisasi
sering terjadi nilai 3 untuk pertanyaan positif keluarga. Analisis bivariat dilakukan untuk
dan nilai sebaliknya untuk pertanyaan membuktikan hipotesa penelitian yaitu
negative. Hasil ukur peran baik dengan skor ( hubungan peran dan keluarga dengan perilaku
31-60), kurang (20-30). seks pranikah pada remaja. Nilai confidence
interval yang ditetapkan adalah 95% dengan

Uji validitas dalam penelitian ini tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05).

menggunakan uji validitas content dengan


meminta pendapat ahli dan reabilitas dengan
mengunakan uji Alpha Cronbach untuk HASIL

menilai apakah alat ukur yang digunakan


sudah konsisten atau tidak. Hasil uji Alpa Hasil penelitian didapatkan data karakteristik

Cronbach yaitu perilaku seks pranikah 0.909, peserta penelitian yaitu jenis kelamin, kelas,

peran keluarga 0.934. Hal ini dapat status punya pacar, urutan anak, umur pacaran.

disimpulkan bahwa semua variable yang Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 185

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 108

responden. Data karakteristik peserta Tabel.2 Distribusi peran keluarga


penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. Peran Keluarga Jumlah (n) Persentase
(%)
Tabel.1 Distribusi Responden berdasarkan Baik 89 51.9
jenis kelamin, kelas, status punya pacar, urutan Kurang 96 48.1
anak, umur pacaran Total 185 100

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)


Laki-laki 79 42.7 Berdasarkan tabel. 2 dapat diketahui peran
Perempuan 106 57.3
Total 185 100 keluarga kurang sejumlah 96 (51.9%)
Kelas Tabel. 3 Distribusi perilaku seks pranikah
7 85 45.9
8 100 54.1 Perilaku Seks Jumlah (n) Persentase (%)
Total 185 100 Pranikah
Status Punya Tidak berisiko 69 37.3
Pacar Berisiko 116 62.7
Punya pacar 131 70.8 Total 185 100
Tidak punya pacar 54 29.2
Total 185 100
Anak Ke
Berdasarkan tabel. 3 dapat diketahui perilaku
1 77 41.6 seks pranikah berisiko proporsinya lebih besar
2 69 37.3
3 26 14.1 (62.7%) dibandingkan dengan perilaku seksual
4 8 4.3 tidak berisiko (37.7%). Perilaku seksual
5 3 1.6
6 2 1.1 remaja dalam penelitian ini merupakan hasil
Total 185 100
domain pengetahan, sikap dan tindakan yang
Umur Pacaran
Belum pernah 91 49.2 dikompositkan menjadi satu perilaku seksual
pacaran
remaja.
10 5 2.7
11 13 7.0
12 21 11.4
13 51 27.6 Tabel. 4 Hubungan peran keluarga dengan
14 4 2.2 perilaku seks pranikah
Total 185 100 Peran Keluarga Perilaku Seks Pranikah ᵡ2 p-value

Tidak berisiko Berisiko Total

n % n % n %
Pada table. 1 menunjukkan bahwa karakteristi Baik 26 14.1 63 34,1 89 48.1 4.792 0.029

Kurang 43 23.2 53 28.6 96 51.9


jenis kelamin sebagian besar perempuan
Total 116 62.7 69 37.3 185 100

sejumlah 106 (75,3%), kelas sebagian besar


kelas 8 sejumlah 100 (54,1%), status punya
Tabel. 4 menunjukkan ada hubungan antara
pacar yang punya pacar sejumlah 131 (70,8%),
peran keluarga dengan perilaku seks pranikah
urutan anak paling banyak urutan anak no 1
dengan signifikansi 0.029 < α 0.05.
sejumlah 77 (41,6%), umur pacaran paling
banyak pada usia 13 tahun sejumlah 51
(27,6%). PEMBAHASAN

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 109

Hasil penelitian tahun 2013 dari analisis yang baik antara anak dengan orang tua dapat
hubungan antara pengetahuan responden menciptakan suasana saling memahami
dengan perilaku seks pranikah pada responden terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi
yang berpengetahuan rendah berisiko sebesar remaja ataupun permasalahan dalam lingkup
40 responden (41.2%) lebih tingi dari pada keluarga sendiri. Jalinan komunikasi yang
responden yang berpengetahuan tinggi efektif akan berpengaruh terhadap sikap
berisiko 29 responden (29.9%). Dari hasil uji maupun perilaku remaja sesuai dengan nilai
Chi Square menunjukkan p-value 0.624 > 0.05 yang ditanamkan orang tua (Hurlock,1998).
berarti tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan perilaku seks Hasil penelitian tahun 2012 terhadap 104
pranikah. Uji OR menunjukkan bahwa orang remaja anak jalanan di kota Surakarta
responden yang pengetahuan tinggi 1.379 kali didapatkan hasil yang signifikan peran
berperilaku seks pranikah dibandingkan keluarga yang kurang factor resiko 1.04 kali
dengan responden yang berpengetahuan lebih besar melakukan seksual pranikah
rendah. dibandingkan peran keluarga yang baik,
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Orang tua memegang peran yang sangat
penting dalam meningkatkan pengetahuan Hasil penelitian 2010, menyampaikan bahwa
anak remaja pada umumnya dan kesehatan peran orang tua adalah salah satu faktor yang
47
reproduksi pada khususnya. Karena semakin mempengaruhi sikap remaja. Interaksi antara
aktif peran orang tua meningkatkan remaja dengan orang tua akan membentuk
pengetahuan remaja mengenai kesehatan suatu persepsi pada remaja atau sikap tentang
reproduksi, makin sehat perilaku seksual seks pra nikah. Pengawasan dari orang tua
remaja. Pengetahuan remaja mengenai yang kurang akan membentuk sikap yang
kesehatan reproduksi dapat mencegah remaja kurang baik tentang seks pra nikah.
untuk tidak melakukan seksual pranikah dan Pengawasan orang tua merupakan faktor yang
hubungan seksual berisiko (Darmasih, 2009). penting yang mempengaruhi seks pranikah.
Remaja yang diperhatikan orang tua atau
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya orang tua berperan aktif dalam pengawasan
hubungan yang bermakna antara peran pada remaja akan membentuk sikap positif
keluarga dan perilaku seks pranikah pada tentang seks pranikah dan sebaliknya perhatian
remaja (p value : 0.029). Peran orang tua dan pengawan yang kurang dari orang tua
dalam mendidik anak amat menentukan akan membentuk persepsi yang kurang baik
pembentukan karakter dan perkembangan pada remaja tentang seks pranikah (Hall,
(11)
kepribadian anak. Hubungan komunikasi 2002).

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 110

tingkat pendidikan dan keberadaan norma


agama di keluarga dan masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
b. Melakukan praktik asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan peran
komunitas khususnya remaja yang
dan fungsi sosialisasi keluarga dengan perilaku
mempunyai masalah perilaku seksual
seks pranikah pada remaja di SMPN 5
remaja. Praktik pemberian asuhan
Ungaran diperoleh simpulan :
keperawatan pada remaja dan keluarga
1. Karakteristik remaja yang umur pertama merupakan salah satu kompetensi mata
berpacaran yaitu rata-rata13.50 tahun, jenis kuliah keperawatan keluarga dan
kelamin lebih banyak perempuan. keperawatan komunitas
2. Perilaku seksual
Banyak remaja melakukan perilaku seksual
berisiko 116 (62.7%) dibandingkan yang c. Program pembinaan masyarakat
tidak berisiko 69 (37.3%). mengembangkan pelaksanaan program
3. Hubungan peran keluarga dengan perilaku kegiatan bagi remaja tingkat puskesmas
seksual pranikah berupa pelayanan Kesehatan Peduli
Terdapat hubungan antara peran keluarga Remaja (PKPR) khususnya berbasis
dengan perilaku seks pranikah berisiko masyarakat. PKPR dapat dilaksanakan
pada remaja dengan nilai p value 0.029. melalui pemberdayaan peer educator dan
peer konselor remaja bisa dikembangkan
Saran mulai tingkat kelurahan dalam bentuk
1. Profesi/ Institusi pendidikan kesehatan tentang kesehatan
reproduksi dan seksual serta konseling
a. Melakukan kerjasama dengan pihak
remaja.
sekolah dalam praktik asuhan
keperawatan remaja dan keluarga,
2. Keluarga
meliputi intervensi pencegahan primer,
a. Keluarga dalam mengasuh remaja, sejak
sekunder dan tersier dengan cara
dini sudah memberikan nilai-nilai,
melakukan penyuluhan tentang kesehatan
norma dan pengasuhan yang sesuai
reproduksi dan seksualitas remaja,
denga tumbuh kembangnya serta
pelatihan peer educator dan peer konselor
memberikan pemahaman seksualitas
serta konseling bagi remaja dan keluarga
bagi remaja sedini mungkin.
dengan memperhatikan jenis kelamin,
b. Keluarga juga melakukan kontrol
terhadap pergaulan remaja dengan teman

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja
Indonesian Journal of Nursing Research, Vol 2 No 2, November 2019/page 103-111 111

sebaya serta akses informasi seksual Hurlock EB. (1998). Developmental


Psychology : a life span approach (5th
remaja yang bisa diakses melalui media
ed), London : McGraw Hill Inc.
massa terutama internet baik dilakukan
Darmasih R. (2009). Faktor Yang
dirumah ataupun di warnet
Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja SMA Di Surakarta.
Program Studi Kesehatan Masyarakat
universitas Muhammadiyah Surakarta;
REFERENSI 2009.
Pawestri dan Setyowati D. (2012). Gambaran
Bachtiar A. Menikahlah Maka Engkau Akan
Perilaku Seksual Pranikah Pada
Bahagia. Yogyakarta ; Saujana; 2004.
Mahasiswa Pelaku Seks Pranikah Di
Universitas X Semarang. LPPM
Stanhope, Lancaster. (2004). Community
Unimus.
Health Nursing. (4th Ed). St Louis
Missouri;Mosby Co.
Zaidin Ali H. ( 2009). Pengantar
Keperawatan Keluarga. Arini F, editor.
Stone, C. Eigsti M. (2002) Community
Jakarta EGC.
Comprehensive Health Nursing : Family
Aggregate & Community. Philadelphia :
Banum Sari, O.F dan Setyorogo S. (2013)
Mosby.
Faktor-faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Seksual Pranikah
Hall, K.S., Moreau, C., & Trussell. J. (2012).
STIKES X Jakarta Timur Pada
Pattern and Correlates of Parental and
Mahasiswa Semester V. Jurnal Ilmu
Formal Sexual and Reproductive Health
Kesehatan (5).
Communication for Adolescent Women
in The United States : 2002-2008. The
Setiadi. (2008). Konsep Dan Proses
Journal of Adolescent Health. 10(4).
Keperawatan Keluarga. Edisi Pert.
410-413. 2012.
Graha Ilmu Yogyakarta.
Davis, F.K & Friel, F. (2011). Adolescent
Rumah DI, Negara T, Bandung KI, Novi D,
Sexual Activity: An Ecological, Risk-
Setyaningrum A, Fitria N, et al. (2012).
Factor Approach. Journal of Marriage
Gambaran fungsi keluarga pada warga
and The Family. 181-192.
binaan remaja di rumah tahanan negara
klas i bandung. :1–16.

Mellyanika D. (2014). Disfungsi keluarga


dalam perilaku hubungan seks pra nikah
remaja di kota samarinda kalimantan
timur. 2(1):22–34.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kemnag


Remaja dan Permasalahannya. PT
Rhineka Cipta Jakarta.

Notoatmojo S. (2007). Pendidikan dan


Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta
Jakarta.

Umi setyoningrum–hubungan peran keluarga dengan perilaku seks pra nikah pada remaja

You might also like