1.2 Jenis Instrumen E&S Spesifik - Formated

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 48

Environmental and

Indonesia Network Learning


Centers for Environmental
Social Impact and Social Sustainability
(NLCs-ESS)
Assessment (ESIA)
Basic Training

26–29
OCTOBER
2021

Instrumen Penilaian Lingkungan


dan Sosial Yang Spesifik

PROF. RUDY P. TAMBUNAN

MIRANDA

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Indonesia Network Learning
Centers for Environmental
and Social Sustainability
(NLCs-ESS)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


 Salah satu instrumen penilaian lingkungan  Disusun oleh peminjam/Borrower (Kementerian
yang diperlukan oleh Multilateral Development Lembaga) yang dapat dibantu oleh konsultan
Bank (MDB) sebagai bahan pertimbangan lingkungan dan sosial.
proyek hibah/pinjaman;
 Saat berkonsultasi dengan Bank, mengacu tipe
 Untuk mengidentifikasi dan menilai potensi dan lokasi proyek, borrower mengidentifikasi
metode dan instrumen kajian yang sesuai,
risiko dan dampak LH dan Sosial proyek yang
mencakup pelingkupan, analisis lingkungan dan
diusulkan, mengevaluasi alternatif, dan
sosial, survei dan studi, untuk mengidentifikasi
merancang muatan mitigasi, pengelolaan, dan dan menilai potensi risiko dan dampak
pemantauan yang tepat. lingkungan dan sosial usulan proyek tsb.

 Sesuai dengan potensi risko dan dampak proyek


tersebut untuk didukung oleh instrument yang
spesifik.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Achieving Sustainable Development through implementation of
Environmental and Social Safeguards
Objectives and Principles:
 Environmental and Social Safeguards aim to avoid adverse impacts
to the environment and the people as result from project activities by
properly managing the environmental and social risks related to the
projects
 Application of mitigation hierarchy: avoidance of adverse impacts, and
minimize, mitigate, and/or compensate for the unavoidable impacts.
 Comprehensive and systematic environmental and social risks and
impacts assessment: transparent, nondiscrimination, public
participation, accountability, and grievance redress mechanism
 The requirement for E&S Safeguards implementation applies for all
investment projects of World Bank and ADB.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Indonesia Network Learning
Centers for Environmental
and Social Sustainability
(NLCs-ESS)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


 Proyek yang diidentifikasi memiliki potensi
risiko dan dampak merugikan yang signifikan;

 Pra Studi Kelayakan proyek yang memuat


deskripsi jenis dan komponen proyek yang
jelas dan diskripsi wilayah yang jelas; Persyaratan pelaksanaan Safeguards E&S
berlaku untuk semua proyek investasi WB dan
 Pertimbangan dan persiapan ESIA akan sangat ADB.
tergantung pada deskripsi proyek yang
diusulkan, lokasi proyek, penggunaan
teknologi, desain proyek, alternatif, area
pengaruh proyek, fasilitas terkait, dan dampak
kumulatif.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
C-1. Project
Identification

C-2. Project
C-8. Project
Design
Evaluation
and Preparation

Project
Cycle
C-7. Project C-3. Legal
Completion Agreements

C- 4-6. Project
Monitoring and
Supervision

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


ESS 1: Assessment and Management of Environmental and
Social Risks and Impact
ESS 2: Labor and Working Conditions
ESS 3: Resource Efficiency and Pollution Prevention and
Management
ESS 4: Community Health and Safety
ESS 5: Land Acquisition, Restrictions on Land Use and
Involuntary Resettlement
ESS 6: Biodiversity Conservation and Sustainable
Management of Living Natural Resources
ESS 7: Indigenous Peoples/ Sub-Saharan African Historically
Underserved Traditional Local Communities.
ESS 8: Cultural Heritage
ESS 9: Financial Intermediaries
ESS10: Stakeholders Engagement and Information
Disclosure.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Indonesia Network Learning
Centers for Environmental
and Social Sustainability
(NLCs-ESS)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Perkembangan Instrumen Kajian Lingkungan
Hidup

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Instrumen terkait lingkungan hidup yang bisa
diminta oleh lenders (WB/ADB/JICA dsb)
Level PROGRAM dengan tingkat cakupan nasional/regional yang
terdiri dari beberapa subproyek yang lebih kecil

Strategic Level PROYEK/SUBPROYEK dengan lokasi


Environmental
and Social spesifik
Greenfield:
Assessment
(SESA) ESIA/AMDAL, Level DOKUMEN ESIA, untuk risiko/dampak
ESMP/IEE/UKL-
KLHS/SEA
UPL,
signifikan menyusun tambahan instrumen:
ECOP/SPPL

Brownfield: ES HSE Plan, Traffic Mgmt Labor Management Plan (LMP),


Environmental Audit, ES Due Plan, Hazardous Waste GBV Plan, Land Acquisition
and Social Diligence (Uji Management Plan, Resettlement Action Plan
Management Tuntas) Pesticides Management (LARAP), Indigenous Peoples
Framework
Plan (PMP), Biodiversity Plan (IPP), Cultural Heritage
(ESMF),
Management Plan (BMP) Plan (CHP)
SEF/SEP

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Strategic 7. Penilaian Dampak Kumulatif (Cumulative
Environmental Assessment); SEA Impact Assessment)
2. Kajian Strategis Lingkungan dan Sosial 8. Kerangka Kerja Manajemen Lingkungan
(Strategic Environmental and Social dan Sosial (Environmental and Social
Assessment); SESA Management Framework)
3. Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial 9. Audit Lingkungan (Environmental Audit)
(Environmental Impact and Social Impact 10. Kajian Sosial (Social Assessment)
Assessment) /ESIA 11. Land Acquisition and Resettlement Action
4. Rencana Pengelolaan Lingkungan Plan (LARAP):
(Environmental Management Plan)
12. Biodiversity Management Plan.
5. Kajian Lingkungan Sektoral (Sectoral
13. Indigenous People Planning Framework
Environmental Assessment)
(IPPF)
6. Kajian Lingkungan Regional (Regional
Environmental Assessment

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Strategic Environmental Assessment/SEA - KLHS

• Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.

• Pemerintah dan pemerintah daerah wajib


membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


(NLCs-ESS)
Ranah KLHS
PERBEDAAN KLHS VS AMDAL

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Pemerintah dan pemerintah daerah wajib 1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung
melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau lingkungan hidup untuk pembangunan;
evaluasi:
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) lingkungan hidup;
beserta Rencana Rincinya, Rencana
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem;
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah 4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
(RPJM) nasional, provinsi, dan 5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
kabupaten/kota; terhadap perubahan iklim; dan
 Kebijakan, rencana, dan/atau program yang 6. Tingkat ketahanan dan potensi
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau keanekaragaman hayati.
risiko lingkungan hidup.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kriteria Potensi Dampak dan/atau Risiko Lingkungan
Hidup untuk Penapisan KLHS

a. Perubahan iklim e. Peningkatan alih fungsi kawasan


b. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau hutan dan/atau lahan;
kepunahan keanekaragaman hayati; f. Peningkatan jumlah penduduk
c. Peningkatan intensitas dan cakupan miskin atau terancamnya
wilayah bencana banjir, longsor, keberlanjutan penghidupan
kekeringan, dan/atau kebakaran sekelompok masyarakat; dan/atau
hutan dan lahan; g. Peningkatan risiko terhadap
d. Penurunan mutu dan kelimpahan kesehatan dan keselamatan
sumber daya alam; manusia.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Integrasi KLHS – KRP

Muatan dan
Proses KLHS
harus
terintegrasi
dengan KRP

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability Sumber: Dir. PDLKWS KLHK 2016
Strategic Environmental and Social Assessment
(SESA)
SESA adalah instrumen kajian untuk Semua negara yang berpartisipasi dalam
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan Mekanisme Kesiapan Forest Carbon
hidup dan sosial ke dalam proses Partnership Facility (FCPF)/Fasilitas
perumusan kebijakan terkait dengan Kemitraan Karbon Hutan diharuskan untuk
komitment perubahan iklim global/strategi melakukan Kajian Strategis Lingkungan
REDD+ yang lebih berkelanjutan. dan Sosial (SESA) untuk menilai potensi
dampak dari program dan kebijakan REDD+
Kajian untuk menilai pilihan yang nasional, merumuskan strategi alternatif
mempromosikan pengelolaan sumber daya dan mitigasi, dan meningkatkan proses
alam yang berkelanjutan dan memiliki pengambilan keputusan seputar desain
dampak positif pada masyarakat lokal yang kerangka kerja REDD+ nasional.
turut berperan di dalam perlindungan
lingkungan.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Strategic Environmental and Social Assessment
(SESA)

1. Penyusunan TOR sesuai dengan konteks 5. Konsultasi stakeholders tentang draft


kesepakatan RDD+ hasil analisis, kerangka hukum dan tata
2. Penetapan Tim Kajian dan Usulan Teknis kelola melalui wawancara dan diskusi
Penelitian kelompok terfokus;
3. Analisa konteks strategis REDD+ 6. Finalisasi laporan yang memuat
identifikasi dan penapisan masalah untuk karakteristik lingkungan, isu strategis
menentukan penyebab dan akar lingkungan dan sosial, implikasi
deforestasi; kebijakan dan rekomendasi lingkungan
4. Analisis karakteristik lingkungan dan hidup, sosial, hukum, kelembagaan dan
social - budaya dan diverifikasi melalui tata kelola;
serangkaian konsultasi publik di lokasi 7. Muatan laporan dan rekomendasi
kajian/ pengurangan emisi prioritas; dijabarkan lebih lanjut ke dalam
dokumen ESMF.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial (ESIA)

Instrumen untuk mengidentifikasi dan menilai


potensi dampak lingkungan dan sosial dari
proyek yang diusulkan, mengevaluasi
alternatif, dan merancang langkah-langkah
mitigasi, pengelolaan, dan pemantauan yang
sesuai.

Aplikasi:
o Instrumen EA berbasis proyek yang
digunakan untuk menilai dampak
lingkungan & sosial dari proyek yang
diusulkan.
o Diperlukan untuk semua proyek Kategori
A.
o Mayoritas (walau tidak semua) negara
membutuhkan EIA/ESIA

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Rencana Pengelolaan Lingkungan (EMP)

Aplikasi:
o Bagian integral dari proyek Kategori A
terlepas dari instrumen EA yang
digunakan
o Mungkin digunakan sebagai instrumen
EA untuk proyek Kategori B sebagai
pengganti AMDAL/ESIA penuh.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Lingkungan Sektoral
Instrumen untuk melihat masalah dan dampak
lingkungan dan sosial yang terkait dengan strategi,
kebijakan, rencana, atau program tertentu, atau dengan
serangkaian proyek untuk sektor tertentu (misalnya,
listrik, transportasi, atau pertanian); mengevaluasi dan
membandingkan dampak terhadap pilihan alternatif;
menilai aspek hukum dan kelembagaan yang relevan
dengan isu dan dampak; dan merekomendasikan
langkah-langkah luas untuk memperkuat pengelolaan
lingkungan dan sosial di sektor tersebut.

Aplikasi:
o Idealnya terjadi pada tahap awal dalam perencanaan
strategis
o Diterapkan pada kebijakan, rencana, dan program (vs. EIA
/ ESIA untuk proyek)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Lingkungan Regional
Instrumen yang meneliti masalah dan dampak lingkungan
dan sosial yang terkait dengan strategi, kebijakan, rencana,
atau program tertentu, atau dengan serangkaian proyek
untuk wilayah tertentu; mengevaluasi dan membandingkan
dampak terhadap pilihan alternatif; menilai aspek hukum &
kelembagaan yang relevan dengan masalah & dampak; dan
merekomendasikan langkah-langkah luas untuk memperkuat
pengelolaan lingkungan & sosial di wilayah tersebut

Aplikasi:
o Diterapkan pada strategi, kebijakan, rencana & program
regional
o Berikan perhatian khusus pada potensi dampak kumulatif dari
berbagai kegiatan di wilayah/area/ruang tertentu

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Dampak Kumulatif

Aplikasi:
o Diterapkan pada proyek dan program di
wilayah dan sektor tertentu
o Bisa berdiri sendiri atau bagian dari EIA /
ESIA

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Dampak Kumulatif
Dampak kumulatif proyek adalah dampak ESIA mempertimbangkan dampak kumulatif yang
tambahan bila ditambahkan ke dampak: diakui sebagai penting berdasarkan keprihatinan
• Perkembangan lain yang relevan di masa ilmiah dan/atau mencerminkan kekhawatiran
lalu, sekarang dan yang dapat diperkirakan pihak/WTP yang terkena dampak proyek
secara wajar;
• Kegiatan yang tidak direncanakan tetapi Contoh dampak kumulatif:
dapat diprediksi yang dimungkinkan oleh • Gabungan emisi udara dari pabrik dan emisi
proyek yang dapat terjadi kemudian atau di lain di daerah aliran udara - masing-masing
lokasi yang berbeda; pabrik memenuhi standar kualitas udara
ambien tetapi kombinasi pencemar melebihi
Dampak kumulatif dihasilkan dari aktivitas kecil
secara individual tetapi signifikan secara kolektif standar
yang terjadi di seluruh ruang dari waktu ke • Kombinasi pembuangan air limbah industri
waktu (efek gabungan jangka panjang) dan pengurangan aliran sungai karena
asupan air untuk irigasi dan pasokan air
manusia

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kerangka Kerja Manajemen Lingkungan dan Sosial

Aplikasi:
o Diaplikasikan pada saat lokasi dan rancangan
proyek secara detail tidak diperoleh dari
appraisal
o Pada saat proyek melibatkan berbagai
subproyek atau sub-loans yang kondisi
lingkungan dan/atau lokasi tidak diketahui
dari appraisal.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Audit Lingkungan

Aplikasi:
o Berlaku untuk fasilitas yang ada atau proyek
yang mengusulkan perluasan, peningkatan,
perubahan teknologi, perubahan di
operasional

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Sosial

“Proses menganalisis, memantau, dan


mengelola konsekuensi sosial yang
disengaja dan tidak diinginkan, baik positif
maupun negatif, dari intervensi yang
direncanakan (kebijakan, program,
rencana, proyek) dan proses perubahan
sosial apa pun yang dipicu oleh intervensi
tersebut”

Tujuan utama SA adalah mewujudkan


lingkungan manusia dan biofisik yang lebih
berkelanjutan dan berkeadilan

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kajian Sosial

 Merupakan alat bagi peminjam  Melihat sudut pandang semua pihak


(borrower) untuk memastikan bahwa untuk merancang proyek dan
masalah sosial dalam proyek mengusulkan mekanisme
ditangani sepenuhnya dengan tepat. pelaksanaan dan peningkatan
kapasitas.
 Membantu peminjam memahami
masalah dan risiko sosial pada  Membantu peminjam menetapkan
pemangku kepentingan, hasil sosial yang jelas untuk proyek
memungkinkan peserta untuk tersebut, dengan demikian
memutuskan kebutuhan dan prioritas merancang metode dan lembaga yang
mereka. sesuai, memantau dan mengevaluasi
hasil dari tujuan tersebut.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP)

Suatu kegiatan pencarian pola aksi • Langkah 1 Penapisan,


dalam pembebasan lahan, bangunan Identifikasi lokasi trase jalan dan
dan tanaman (Land Acquisition) serta rona lingkungan sekitarnya, melewati
pemindahan penduduk (Resettlement) atau berdekatan dengan permukiman;
dengan menggunakan pendekatan
partisipasi, sehingga mendapatkan • Langkah 2 Persiapan.
suatu kerangka kerja yang dibutuhkan Menelaah apakah rencana kegiatan
di dalam pelaksanaan kegiatan jalan akan memerlukan pengadaan
pembangunan tanah/ pembebasan tanah dari pihak-
pihak yang menguasai tanah;

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP)

Konsultasi penyampaian Selain data dan dokumen Kepada surveyor lokal yang
informasi dari pemrakarsa dibiayai oleh tim penyusun
pembangunan jalan (pusat atau
yang disusun di Ditjen
Bina Marga seperti DED untuk membantu
provinsi atau kabupaten/kota)
pelaksanaan survei di
kepada pemerintah daerah dan Dokumen
(prov,kab/kota) serta lapangan, tentang:
Lingkungan, diperlukan a) manfaat dan dampak sosial
instansi/kantor pertanahan,
camat, lurah/kepala desa juga pengumpulan data dari proyek pembangunan
mengenai rencana kerja sekunder di tingkat jalan; dan
pembangunan jalan yang akan b) data primer yang perlu
provinsi/ kabupaten/kota, dikumpulkan dari masing-
membutuhkan pengadaan tanah.
Berita Acara kesepakatan,
kecamatan dan masing KK yang terkena
dukungan teknis atas kelurahan/desa. proyek, antara lain persepsi
implementasi rencana kerja. Pendduduk Terkena Proyek
(PTP), bentuk ganti
rugi/kompensasi yang
diinginkan.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP)

• Penyampaian informasi a) Memperoleh gambaran rinci Diskusi dan konsultasi


kepada para tokoh mengenai kondisi sosial hasil analisis dengan
masyarakat/ ketua adat pada ekonomi (karakteristik
lokasi rencana pembangunan komunitas adat)
pemerintah daerah
jalan terutama mengenai warga/penduduk terkena
rencana kebutuhan proyek;
pengadaan lahan untuk b) Survai sosial ekonomi
pembangunan jalan. dengan metode sensus dan
perangkat survai
• Tujuan konsultasi untuk (kuesioner) serta buku
menjalin kerjasama sekaligus panduan.
untuk menyamakan persepsi c) Analisis data hasil survei
serta menampung sosial ekonomi yang
saran/tanggapan dari para disajikan dalam berbagai
tokoh masyarakat/ketua adat. table dengan informasi dan
rekapitulasi hasil survei

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP)

Penyusunan Laporan Konsultasi langsung Implementasi LARAP


Studi dan Dokumen (pleno) Instansi Terkait
Rekomendasi rencana dan Penduduk Terkena Pemantauan
tindak LARAP Proyek. implementasi LARAP
a. Pemantauan
Finalisasi Konsep Internal
LARAP dan Penetapan b. Pemantauan dan
Oleh Gubernur. Evaluasi Eksternal

Penyampaian Laporan
Pemantauan

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Biodiversity Management Plan (BMP)

Konten Indikatif BMP mengacu pada


muatan ESS 6 ( Konservasi
Keanekaragaman Hayati dan Manajemen
Sumber Daya Alam Hayati yang
Berkelanjutan).

Tujuan, berdasarkan temuan data dasar


keanekaragaman hayati dan rekomendasi
dari penilaian lingkungan dan sosial atau
dokumen-dokumen lainnya, disusun
Biodiversity Management Plan.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Biodiversity Management Plan (BMP)

1. kawasan lindung yang baru atau 4. intervensi manajemen spesies spesifik;


diperluas; pemantauan implementasi proyek atau
hasil keanekaragaman hayati;
2. pemulihan, peningkatan, atau perbaikan
manajemen habitat pada lokasi spesifik; 5. atau dukungan untuk peningkatan
keberlanjutan finansial pada tindakan
3. berbagi manfaat dalam masyarakat; konservasi
kegiatan pemulihan mata pencaharian
(untuk memitigasi dampak negatif sosio-
ekonomi akibat pembatasan akses ke
sumber daya alam yang baru
diberlakukan, sesuai dengan ESS5)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Biodiversity Management Plan (BMP)

 Larangan terkait perlindungan fauna dan flora


atau pembatasan khusus bagi kontraktor dan
pekerja proyek.

 Bisa mencakup pembersihan atau


pembakaran vegetasi alami; mengemudi di
luar jalan (off-road); berburu dan memancing;
penangkapan satwa liar dan pengumpulan
tanaman; pembelian daging semak (daging
satwa liar) atau produk satwa liar lainnya;
hewan peliharaan yang dilepas bebas (yang
dapat membahayakan atau berkonflik dengan
satwa liar); dan/atau kepemilikan senjata api.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability Habitat alami satwa liar terganggu
Sumber : World Bank
Biodiversity Management Plan (BMP)

 Pembatasan musiman atau pada jam-jam


tertentu untuk mitigasi dampak buruk
terhadap hewan dan tumbuhan selama
konstruksi atau operasi.

 Contoh: (1) membatasi peledakan atau


kegiatan lain yang bersuara keras hanya pada
jam-jam di mana satwa liar paling tidak aktif;
(2) pengaturan waktu konstruksi untuk
mencegah gangguan selama musim
membangun sarang untuk burung yang bagian
dari konservasi; (3) pengaturan waktu
pembilasan waduk agar tidak membahayakan
perkembangbiakan ikan; (4) pembatasan
operasi turbin angin selama masa puncak
migrasi burung.
Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Indigenous People Planning Framework/IPPF

Instrumen untuk merumuskan kebijakan


dan prosedur mitigasi dampak proyek
terhadap masyarakat adat dan untuk
menyiapkan dokumen kerangka kerja
Rencana Masyarakat Adat (IPP) yang tepat
untuk melindungi hak-hak mereka sesuai
dengan hukum nasional dan kebijakan
safeguards World Bank dan ADB.

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Indigenous People Planning Framework/IPPF

1. Menentukan suatu proses agar memastikan 3. Memberikan kontribusi penyelesaian


konsultasi yang bermakna mengutamakan sengketa dan pengakuan hak-hak adat.
prinsip Free Prior Informed Consent (FPIC)
untuk mendapatkan persetujuan tanpa
paksaan untuk kegiatan yang
mempengaruhi Masyarakat Adat sekitar atau
dalam wilayah kajian;

2. Menetapkan langkah-langkah mitigasi risiko


untuk menghindari dampak yang berpotensi
merugikan masyarakat dan memastikan
bahwa mereka memiliki peluang untuk
menerima pembagian manfaat program
secara adil. Jika dinilai tidak layak, maka
ditetapkan langkah-langkah untuk
meminimalkan, mengurangi atau
mengkompensasi dampak tersebut;
Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Indigenous People Planning Framework/IPPF

1. Pelaksana program harus memastikan 4. Program harus menggunakan metode


bahwa implementasi program menghormati konsultasi yang sesuai dengan nilai-nilai
martabat, praktik adat, hak asasi manusia, sosial dan budaya penduduk asli dan
ekonomi dan budaya Penduduk Asli dan masyarakat adat yang terkena dampak,
Masyarakat Adat; termasuk bahasa yang digunakan dan
2. Program ini harus berusaha kondisi setempat; rancangan metode
mempertahankan dan melindungi akses peranserta kaum perempuan, pemuda, dan
Penduduk Asli dan Masyarakat Adat ke anak-anak masyarakat adat dan peluang
tanah dan sumber daya alam; memperoleh manfaat dari pengembangan
program;
3. Masyarakat Adat dan masyarakat lokal
berhak memberikan atau tidak memberikan 5. Program harus berupaya memberikan
FPIC terhadap pembangunan yang informasi terkait kepada Penduduk Asli dan
mempengaruhi sumber daya mereka Masyarakat Adat yang terkena dampak
kegiatan dan potensi risiko terhadap
4. Program menetapkan kesetaraan gender mereka, dengan cara yang sesuai pola
dan kerangka kerja inklusif yang sosial-budaya.
memberikan kesempatan konsultasi pada
Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
tiap tahap sejak tahap persiapan hingga
Indigenous People Planning Framework/IPPF

1. Pelaksana program harus memastikan 4. Program harus menggunakan metode


bahwa implementasi program menghormati konsultasi yang sesuai dengan nilai-nilai
martabat, praktik adat, hak asasi manusia, sosial dan budaya penduduk asli dan
ekonomi dan budaya Penduduk Asli dan masyarakat adat yang terkena dampak,
Masyarakat Adat; termasuk bahasa yang digunakan dan
2. Program ini harus berusaha kondisi setempat; rancangan metode
mempertahankan dan melindungi akses peranserta kaum perempuan, pemuda, dan
Penduduk Asli dan Masyarakat Adat ke anak-anak masyarakat adat dan peluang
tanah dan sumber daya alam; memperoleh manfaat dari pengembangan
program;
3. Masyarakat Adat dan masyarakat lokal
berhak memberikan atau tidak memberikan 5. Program harus berupaya memberikan
FPIC terhadap pembangunan yang informasi terkait kepada Penduduk Asli dan
mempengaruhi sumber daya mereka Masyarakat Adat yang terkena dampak
kegiatan dan potensi risiko terhadap
4. Program menetapkan kesetaraan gender mereka, dengan cara yang sesuai pola
dan kerangka kerja inklusif yang sosial-budaya.
memberikan kesempatan konsultasi pada
Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
tiap tahap sejak tahap persiapan hingga
Initial Environmental Examination/IEE

 Setara dengan UKL-UPL untuk proyek dengan


resiko Category B/resiko sedang di ADB.
Category B. The proposed project’s potential
adverse environmental impacts are site -specific, few
if any of them are irreversible, and in most cases
mitigation measures can be designed more readily
than for category A projects. An initial environmental
examination (IEE), including an EMP, is required.

 IEE menggambarkan kondisi lingkungan


sebuah proyek, termasuk potensi dampaknya,
perumusan upaya mitigasinya, dan persiapan
persyaratan kelembagaan untuk pemantauan
lingkungan.

 Setara dengan ESMP di Bank Dunia (WB)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


ECOP untuk proyek berisiko rendah
 Setara dengan SPPL (Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan)

 Berupa standar atau prosedur (SOP) yang secara umum


dilakukan sebagai sebuah persyaratan untuk memitigasi
risiko dan dampak lingkungan kegiatan konstruksi

 Bertujuan untuk memitigasi dampak yang umum terjadi


terkait kegiatan konstruksi

 Mencakup praktik terbaik pengelolaan lingkungan agar


kegiatan konstruksi dijalankan dengan dampak yang minimal

 Dapat dilampirkan dalam dokumen perjanjian kontrak


kegiatan konstruksi sebagai spesifikiasi lingkungan
(environmental specification)

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Environmental and
Indonesia Network Learning
Centers for Environmental
Social Impact and Social Sustainability
(NLCs-ESS)
Assessment (ESIA)
Basic Training

26–29
OCTOBER
2021

Terima Kasih

Network Learning Centers for Environmental and Social Sustainability

You might also like