1022 1996 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ISSN 2579-8588

Darussalam Nutrition Journal, Mei 2017, 1(1):8-15

STABILITAS KADAR IODIUM DALAM GARAM FORTIFIKASI KALIUM


IODIDA(KI) MENGGUNAKAN NaFeEDTA
(Iodine stability in fortified salt of potassium iodide (KI) using NaFeEDTA)

Sinta Mukti Permatasari1, Siti Helmiyati2, Slamet Iskandar3

ABSTRACT

One of nutritional problems that responsible to the growth quality and quantity of human body is IDD (Iodine
Deficiency Disorders). It needs more attention, because the effect of IDD is very large. One of them is related to
mental and intelligent development. Many intervention have done in Indonesia to handle IDD, such as iodine
fortification in salt. But iodine in salt is easy to evaporated. Therefore, we need an effective method to protect
iodine so that iodine in salt can be stable for a long time. The aim of this study was to find a simple fortification
method of iodine and ferrum. This Study have done experimentally in a laboratory for a month, by pre-post test
with control. Salt was fortified with potassium iodide 50 ppm and variation of NaFeEDTA (0%; 0,02%; 0,05%;
0,1%). Salt was stored in closed packages and analyzed with iodometri method every 7 days for a month,
repeated twice. Retention of KI was increased every exams. The increase of KI from the highest to the lowest
after 28 days are concentration 0%; 0,05%; 0,1%; and 0,02%, p value >0,05. No KI reductionduring storage.
Statistically, there was no effect variation of NaFeEDTA concentration to the stability of iodine in fortified salt
with potassium iodide in close storage condition.

Keywords: stability of KI, fortification, NaFeEDTA, closed storage.

ABSTRAK

Salah satu masalah gizi yang bertanggungjawab terhadap terhadap kualitas pertumbuhan dan kuantitas tubuh
manusia adalah GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). Masalah ini membutuhkan perhatian khusus,
karena efek GAKI sangat luas. Salah satunya terkait perkembangan mental dan kecerdasan. Banyak intervensi
yang dilakukan di Indonesia untuk mengatasi GAKI, misalnya fortifikasi iodium di garam. Akan tetapi iodium
sangat mudah menguap. Oleh karena itu, kita memerlukan metode efektif untuk melindungi iodium agar iodium
dalam garam dapat stabil untuk waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode fortifikasi
sederhana untuk iodium dan ferrum. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium selama 1 bulan,
dengan pre-post test with control. Garam difortifikasi dengan Kalium Iodida 50 ppm dan variasi NaFeEDTA
(0%; 0,02%; 0,05%; 0,1%). Garam disimpan dalam tempat tertutup dan dianalisa dengan metode iodometri
setiap 7 hari dalam 1 bulan, diulang dua kali. Retensi KI meningkat setiap pemeriksaan. Peningkatan KI dari
yang tertinggi sampai terendah selama 28 hari adalah pada konsentrasi 0%; 0,05%; 0,1%; and 0,02%, p value
>0,05. Tidak ada pengurangan kadar KI yang terjadi selama penyimpanan. Hasil uji statistik mengatakan bahwa
tidak ada pengaruh variasi penambahan NaFeEDTA terhadap kestabilan iodium dalam garam fortifikasi KI pada
penyimpanan tertutup.

Kata kunci: stabilitas KI, fortifikasi, NaFeEDTA, penyimpanan tertutup

*Korespondensi:
¹·Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor. Surel:
sinta.mukti.p@gmail.com
²·Program Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
³·Program Studi Ilmu Gizi, Poltekkes, Yogyakarta

8 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Permatasari et al. Stabilitas kadar iodium...

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui pengaruh variasi NaFeEDTA
Salah satu masalah gizi yang terkait pada garam fortifikasi Kalium Iodida (KI)
dengan kualitas dan kuantitas hidup terhadap stabilitas kadar iodium pada
manusia adalah GAKI (Gangguan Akibat kondisi penyimpanan terbuka. Sejauh
Kekurangan Iodium). Gangguan akibat pengetahuan peneliti, penelitian tentang
kekurangan iodium (GAKI) adalah stabilitas kadar iodium dalam garam
gangguan tubuh yang disebabkan oleh fortifikasi kalium iodida (KI) dengan
kekurangan iodium sehingga tubuh tidak penambahan NaFeEDTA belum pernah
dapat menghasilkan hormon tiroid dilakukan sebelumnya.
(Rusiawati et al. 1993).
Salah satu cara penanggulangan METODE
kekurangan iodium adalah melalui
fortifikasi garam dapur dengan iodium Desain, tempat dan waktu
(Almatsier, 2013). Fortifikasi pangan Jenis penelitian ini merupakan
adalah penambahan satu atau lebih zat gizi penelitian eksperimental murni dengan
(nutrien) kepangan. Tujuan utama adalah design penelitian pre-post with control
untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari design. Variasi NaFeEDTA yang
zat gizi yang ditambahkan untuk ditambahkan yaitu 0%, 0,02%, 0,05%,
meningkatkan status gizi populasi 0,1%. Penelitian dilakukan dengan 1 unit
(Siagian, 2003). Fortifikan utama yang perlakuan, 4 unit percobaan, 5 kali
digunakan dalam fortifikasi iodium dalam pemeriksaan dan 2 kali ulangan
garam adalah kalium iodida (KI) dan pemeriksaan sehingga terdapat 40 satuan
kalium iodat (KIO3) (Howson et al. 1998). percobaan titrasi iodometri sampel.
Adanya zat-zat pengotor dalam garam Penelitian dilakukan di Laboratorium Gizi
seperti Fe, Pb, Ca, Mn, dan Sr akan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
mempercepat terjadinya pelepasan Mada Yogyakarta, yang berlangsung
I2.Iodium bebas akan mudah menguap ke selama 28 hari. Pertimbangan penelitian
udara (Day et al. 1999). Kemasan selama dilakukan selama satu bulan berkaitan
penyimpanan garam akan mempengaruhi dengan bioavailabilitas garam dapur.
kandungan iodium. Selain itu suhu dan
kelembaban udara juga berpotensi untuk Jumlah dan cara mendapatkan bahan
mengurangi kadar iodium di dalam garam. NaFeEDTA dibuat dengan metode
Penyimpanan garam di tempat terbuka dan yang dikemukakan oleh Layrisse et al.
tertutup rapat dalam kemasan juga akan (1977). Kompleks NaFeEDTA disiapkan
mempengaruhi kandungan iodium garam dengan mencampurkan mol per mol
dapur (Soetrisno, 1988). larutan Na2EDTA dan larutan pembawa
NaFeEDTA merupakan pengkelat besi ferri nitrat dan sejumlah tracer FeCl3.
yang berhasil digunakan sebagai fortifikan Na2CO3 kemudian ditambahkan ke dalam
makanan pada beberapa penelitian di larutan sampai mencapai pH 5. Komplek
negara berkembang (Mendoza et al. 2001). NaFeEDTA yang terbentuk diendapkan
NaFeEDTA memiliki bioavailabilitas besi menggunakan etanol, setelah itu
yang tinggi, khususnya pada makanan supernatan dibuang dan endapan
yang mengandung inhibitor besi. Sehingga dilarutkan dengan air. Komplek EDTA
NaFeEDTA sangat efektif sebagai diendapkan kembali dengan etanol dan
fortifikan dalam mengatasi masalah dicuci tiga kali dengan etanol9.
anemia defisiensi besi (Zhu, 2007). Bahan utama penelitian adalah garam
kasar (krosok) yang belum di fortifikasi

9 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Stabilitas kadar iodium menggunakan NaFeEDTA

iodium. Jumlah garam yang digunakan dengan menyemprotkan KI pada sampel


adalah 5 kg. Garam ini dibeli di salah satu garam. Pertama-tama KI sebanyak 250 mg
pasar tradisional di Yogyakarta. Sebelum dilarutkan dalam 25 ml aquades.
difortifikasi, garam krosok dicuci dengan Kemudian larutan KI dimasukkan ke
menggunakan aquades bertujuan untuk dalam sprayer dan selanjutnya
menghilangkan kotoran-kotoran yang ada disemprotkan pada sampel garam.
pada garam. Pencucian akan efektif untuk Kemudian garam tersebut diaduk dengan
menghilangkan zat pereduksi dalam garam alat sejenis mixer selama ± 15 menit agar
apabila ukuran partikel garamnya garam dan KI diharapkan dapat tercampur
diperkecil (Saksono, 2002). Lalu garam homogen. Kemudian menambahkan
dikeringkan dengan cara dijemur di bawah NaFeEDTA dengan variasi konsentrasi 0%
sinar matahari dan dilakukan pengovenan (tanpa penambahan NaFeEDTA), 0,02%
agar lebih cepat kering. Garam kemudian (200 mg NaFeEDTA/1 kg garam), 0,05%
dihaluskan dengan cara diblender, dan (500 mg NaFeEDTA/1 kg garam) dan
diukur kadar airnya menggunakan metode 0,1%(1000 mg NaFeEDTA/1 kg garam).
thermogravimetri. Garam dan NaFeEDTA Garam yang telah difortifikasi KI dan
diukur kadar Fe-nya dengan metode AAS. NaFeEDTA kemudian dimasukkan ke
dalam plastik rekatan untuk selanjutnya
Fortifikasi disimpan di dalam ruangan yang tidak
Tahap berikutnya yaitu fortifikasi terkena sinar matahari secara langsung
garam yang telah dihaluskan dengan yaitu pada suhu kamar 250C dan
penambahan KI 50 ppm (50 mg KI/kg kelembapan sekitar 50-70%. Setelah itu
garam). Fortifikasi iodium pada garam dilakukan analisa kadar KI dengan metode
menggunakan metode spray mixing yaitu iodometri sebanyak 8 kali setiap 7 hari.

Pengolahan dan analisis data Hubungan lama waktu dengan kadar


Data hasil pengujian kadar KI KI
dihitung berdasarkan rumus perhitungan Dari hasil penelitian dengan metode
kadar KI. Untuk mengetahui pengaruh iodometri diperoleh kadar iodium yang
variasi konsentrasi NaFeEDTA terhadap berbeda-beda antar variasi penambahan
stabilitas kadar KI selama 28 hari NaFeEDTA. Persentase retensi kadar KI
penyimpanan dilakukan uji One Way pada kondisi penyimpanan tertutup dengan
Anova karena data terdistribusi normal. pemeriksaan selama 28 hari dapat dilihat
Analisa statistik dilakukan dengan pada tabel 4.
komputer menggunakan program olah
data. Hubungan variasi konsentrasi
NaFeEDTA dengan retensi KI
HASIL Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variasi konsentrasi penambahan
Kadar air, Fe, dan warna garam NaFeEDTA terhadap stabilitas iodium
fortifikasi dalam garam fortifikasi kalium iodida (KI)
Sebelum dilakukan fortifikasi, garam pada penyimpanan tertutup dilakukan uji
yang sudah dihaluskan lebih dahulu diukur statistik Anova karena data terdistribusi
kadar air dan kadar Fe. Hasil pengukuran normal. Hasil uji Anova dapat dilihat pada
tabel 5.
terdapat pada Tabel 1 dan 2. Garam yang
Dari hasil uji anova pada tabel 5,
telah difortifikasi KI+NaFeEDTA didapatkan nilai p sebesar 0,634. Dari nilai
kemudian di lihat penampakan warna p ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
garam yang terjadi. ada pengaruh variasi kadar NaFeEDTA
terhadap kestabilan iodium dalam garam

10 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Permatasari et al. Stabilitas kadar iodium...

fortifikasi iodium pada kondisi kadar NaFeEDTA sebesar 0%; 0,02%;


penyimpanan tertutup. Hal ini ditunjukkan 0,05%; dan 0,1%, belum cukup
dengan nilai p > 0,05 (tidak bermakna). mempertahankan kadar KI dalam garam
Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi dapur di tempat tertutup.

Tabel 1. Pengukuran kadar air pada garam


Sample Wet basis Dry basis
Garam 1 g 3,41% 3,53%

Tabel 2. Pengukuran kadar Fe dengan metode AAS


Sample Kadar Fe
Garam 1 g 0.000174185 mg
NaFeEDTA 1 g 0,0571 mg

Tabel 3. Warna garam fortifikasi


Konsentrasi Warna
0% Putih
0,02% Putih keruh
0,05% Agak kekuningan
0,1% Kuning kusam

Tabel 4. Persentase retensi kadar KI pada penyimpanan tertutup


Hari Pemeriksaan Variasi konsentrasi NaFeEDTA yang ditambahkan
0% 0,02 % 0,05 % 0,1 %
0 100 100 100 100
7 178 161 152 195
14 184 150 139 143
21 115 90 133 149
28 232 154 199 220

Tabel 5. Hubungan perbedaan stabilitas KI antar variasi NaFeEDTA pada penyimpanan


tertutup
Konsentrasi NaFeEDTA Mean (rata-rata) SD (standar deviasi) Signifikan (p)
0% 161,80 54,067
0,02 % 131 33,287 0,634
0,05 % 144,60 35,949
0,1 % 161,40 46,971

Stabilitas KI pada penyimpanan


tertutup
250
retensi kadar KI (%)

200
NaFeEDTA 0%
150
100 NaFeEDTA 0,02%

50 NaFeEDTA 0,05%

0 NaFeEDTA 0,1%
hari ke- hari ke- hari ke- hari ke- hari ke-
0 7 14 21 28

Gambar 1. Stabilitas KI pada penyimpanan tertutup

11 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Stabilitas kadar iodium menggunakan NaFeEDTA

PEMBAHASAN kering akan meminimalkan turunnya


kadar iodium pada garam.
Pada gambar 1 dapat dilihat Dari tabel 4 dapat dilihat
grafik stabilitas KI pada penyimpanan persentase retensi kadar KI pada
tertutup. Grafik memperlihatkan penyimpanan tertutup. Hasil yang
retensi KI seiring dengan lama terlihat pada tabel menunjukkan
penyimpanan. Hasil ini ditunjukkan bahwa retensi kadar KI ada pada
dengan 5 garis berbeda, yang memuat garam semakin besar karena kadar
konsentrasi NaFeEDTA. Grafik yang iodium tidak mengalami penurunan.
terlihat rata-rata meningkat seiring Persentase yang didapat seiring
dengan bertambahnya waktu dengan bertambahnya waktu
penyimpanan. Peningkatan sudah penyimpanan justru semakin
terjadi pada hari ke-7 penyimpanan, meningkat, jika dibandingkan dengan
kemudian mengalami fluktuasi sampai hari pertama. Hasil ini tidak berbeda
peningkatan rata-rata tertinggi pada untuk tiap konsentrasi NaFeEDTA
hari ke-28. Peningkatan kadar KI yang ditambahkan.
tertinggi setelah 28 hari adalah pada Adapun grafik retensi iodium
konsentrasi 0%. Kemudian berturut- pada penyimpanan tertutup dapat
turut dibawahnya adalah konsentrasi dilihat dibawah ini:
0,05%; konsentrasi 0,1%; dan (i) KI awal + KIO3 → I2 (hilang
terendah pada konsentrasi 0,02%. dengan pemanasan)
Warna garam yang difortifikasi (ii) KIO3 sisa + KI 10% → I2 (titrasi)
KI dan NaFeEDTA pada masing- Jika kadar KI awal semakin turun,
masing konsentrasi penambahan maka iodium terikat pada KIO3 sisa
NaFeEDTA berbeda. Perubahan semakin banyak, sehingga I2 akhir
warna ini berasal dari penambahan yang terbentuk semakin banyak.
NaFeEDTA yang berwarna kuning. Volume titrasi akan menyesuaikan
Penurunan derajat kecerahan ini juga jumlah I2 yang terbentuk. Sedangkan
diteliti oleh Soeid (2006), yang volume titrasi berbanding terbalik
menyatakan bahwa selama 6 bulan dengan ppm KI (rumus), sehingga
penyimpanan, garam fortifikasi ganda semakin banyak I2 yang terbentuk,
iodium dan besi (GFG) akan ppm KI akan semakin kecil.
mengalami perubahan derajat Hasil pada tabel 4 dapat dilihat
brightness dari 92% menjadi 86% pada gambar 1. Hasil tersebut dapat
(GFGa), dan 91% menjadi 84% dijelaskan oleh konsep titrasi. Pada
(GFGb), serta 98% menjadi 97% saat KIO3 direduksi oleh KI dalam
(kontrol). suasana asam akan terbentuk I2, yang
Pengukuran kadar air garam nantinya akan diukur dengan titrasi.
fortifikasi perlu dilakukan karena Iodium terikat yang ada pada KIO3
faktor kelembaban sangat berpengaruh semakin lama waktu penyimpanan,
terhadap stabilitas garam. Disamping akan semakin banyak seiring dengan
itu, faktor kelembaban memacu berkurangnya kadar KI awal pada
terbentuknya warna kuning kecoklatan garam. Reaksinya adalah sebagai
pada garam. Maka dengan hasil berikut:
penelitian kadar air kurang dari 5% Hubungan dengan lama
akan menjaga tingkat kekeringan penyimpanan dalam satu konsentrasi
garam fortifikasi ganda iodium dan yang sama adalah, semakin lama
besi (GFG) (Sulchan, 2005). Seperti penyimpanan, KI yang terdapat dalam
kita ketahui bahwa keadaan yang garam akan semakin hilang (sedikit).
Semakin lama penyimpanan, sisa

12 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Permatasari et al. Stabilitas kadar iodium...

KIO3 pun akan semakin banyak pada kemasan plastik yang kedap air
saat titrasi. Kandungan iodium dalam tetap mengalami proses kerusakan
garam juga semakin banyak. karena peningkatan kadar air. Hal
Ada beberapa penjelasan yang ini disebabkan karena Polietilen
memungkinkan terjadinya fluktuasi (PE) atau PVC sebagai bahan baku
kadar iodium pada garam, yaitu: plastik mempunyai permeabilitas
1. Homogenitas yang cukup untuk keluar masuknya
Pada gambar 1. grafik yang udara (turn over) yang lembab. Hal
didapatkan tidak beraturan. Hal ini ini menjelaskan penurunan yang
dapat dikarenakan homogenitas terjadi setelah pengukuran hari ke-
yang kurang pada saat 7 sampai hari ke-21.
pencampuran kalium iodida. Pada 3. Peningkatan pH
penelitian ini, pencampuran Pada penelitian ini, tidak
dilakukan dengan alat mixer. dilakukan pengukuran pH setiap
Pencampuran ini dilakukan dengan kali reaksi. Peningkatan pH oleh
mencampur KI ke dalam 1 kg KIO3 mungkin terjadi,
garam krosok, kemudian dicampur sebagaimana penelitian Saksono
dengan 4 kg sisanya. Kemungkinan (2002) dengan peningkatan hasil
terjadinya kurang homogenitas retensi KIO3.
sangat besar, mengingat alat yang Saksono (2002) juga meneliti
digunakan adalah mixer sederhana. tentang pengaruh waktu terhadap
Hal ini menjelaskan bentuk kurva pH garam. Hasil penelitian
yang naik turun secara tidak menunjukkan bahwa pH garam
signifikan. akan turun dalam penyimpanan 0
2. Peningkatan kadar air sampai 1 bulan, kemudian terus
Pada penelitian ini, mengalami peningkatan sampai
pengukuran hari ke-0 tidak bulan 6. Pada penelitian ini, titrasi
dilakukan langsung pada hari dilakukan setelah garam fortifikasi
pertama garam dikemas. Hal ini dibiarkan selama ±1,5 bulan. pH
dikarenakan terjadinya kesalahan akan meningkatat paling drastis
prosedur titrasi yang harus diulang pada pemeriksaan hari ke-28,
sampai 4 kali. Pengambilan garam karena tepat 2 bulan garam
pada tempat plastik HDPE yang disimpan.
sama. Pada saat pengambilan Adanya peningkatan pH
garam untuk dititrasi (25 gram), disebabkan karena adanya
akan sangat memungkinkan adanya kesetimbangan dari iodat yang
penambahan kadar air dari menghasilkan ion OH-, dengan
lingkungan. Pengambilan ini reaksi sebagai berikut:
dilakukan selama 4 kali dalam I- + 6OH- ↔ IO3- + 3H2O +6e
rentan waktu 3 hari. Peningkatan Dengan demikian, kadar iodium
kadar air akan membuat kadar KI terikat pada KIO3 sisa yang ada
semakin turun. Sehingga, kadar KI pada larutan akan semakin sedikit.
pada garam untuk pengukuran hari Jumlah I2 yang terbentuk juga
ke-0 akan lebih rendah daripada sedikit, sehingga ppm KI akan
hari ke-7. lebih besar. Jumlah I2 yang sedikit
Peningkatan kadar air masih juga dapat dikarenakan I2 yang
dapat terjadi walaupun garam dilepaskan larut dalam air dan
disimpan dalam plastik rekatan. membentuk kesetimbangan
Menurut Sulchan (2005), membentuk ion-ion atau senyawa
penyimpanan bahan pangan dalam

13 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Stabilitas kadar iodium menggunakan NaFeEDTA

iodium lain selain I2. Maka spesi- KESIMPULAN


spesi tersebut tidak akan terdeteksi.
4. Sifat KI Dari penelitian didapat kesimpulan
Pengaruh lain ketidakstabilan bahwa variasi konsentrasi penambahan
kadar KI yaitu sifat kalium iodida NaFeEDTA tidak mempengaruhi stabilitas
itu sendiri. Kalium iodida adalah iodium dalam garam fortifikasi Kalium
bentuk yang paling tidak stabil Iodida pada penyimpanan tertutup. Perlu
(Sivakumar et al. 2001). Kalium penelitian lebih lanjut mengenai stabilitas
iodida merupakan bentuk yang kadar iodium dengan lebih meminimalkan
tidak stabil karena kelarutannya faktor-faktor resiko, dan dengan lama
tinggi dalam air, kandungan iodium waktu pengukuran lebih dari 1 bulan.
mudah hilang pada kondisi ekstrim,
seperti cahaya, panas, dan DAFTAR PUSTAKA
kelembaban (Diosady et al. 1998).
Kalium iodida juga lebih mudah Almatsier S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu
hilang jika garam beriodium terpapar sinar Gizi. Gramedia. Jakarta.
matahari, panas, temperatur yang tinggi,
oksidator, kelembaban tinggi, keasaman Day, RA.JR dan Underwood A.L. 1999.
tinggi, atau terdapat ketidakmurnian Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga.
(kotoran) dalam garam (Sivakumar et al. Jakarta.
2001). Ketidakstabilan KI ini juga
dikatakan dalam penelitian Diossady et al. Diosady LL, Alberti JO, Mannar MG,
(1998), yang menyatakan bahwa FitzGerald, S. 1998. Stability of
berdasarkan literatur, ditunjukkan bahwa Iodine Salt Used for Correction
iodat lebih stabil daripada iodida dalam Iodine Deficiency Disorder.Food and
fortifikasi garam.
Nutrition Bulletin. 18:388-396. The
Penurunan kadar KI juga disebabkan
oleh adanya reduktor pada garam. Secara United Nations University.
umum proses pencucian dapat mengurangi Howson P, Christoper, Eileen T, Kennedy,
kandungan zat pereduksi. Pencucian Abraham H. 1998. Prevention of
menggunakan air bersih menunjukkan
Micronutrient Deficiencies. National
kandungan zat pereduksi yang lebih
rendah dibanding pencucian menggunakan Academy Press. Wahington DC.
larutan garam. Hal ini disebabkan karena Layrisse, Miguel, Torres dan Carlos M.
semakin tinggi jumlah garam (NaCl) 1977. Fe(III)-EDTA Complex as
dalam larutan pencuci semakin kecil efek
Iron Fortification. American Journal
solvasi air. Bila senyawa pereduksi dalam
garam adalah suatu senyawa polar, maka of Clinical
Permatasari et al. Nutrition, 30: 1166-1174.
akan semakin banyak zat pereduksi Lotfi, Mahshid; Manner MG, Venkatesh,
tersebut tersolvasi oleh larutan air bersih Merx, Richard JHM, Heuvel, Petra
dibandingkan larutan garam. Akibatnya
pencucian dengan menggunakan air bersih Naber Van Den. 1996. Micronutrient
akan lebih efektif untuk mengurangi Fortification of Food Current
kandungan zat pereduksi dalam garam. Practices, Research and
Akan tetapi pengaruh peningkatan jumlah Opportunities. The Micronutrient
garam dalam air bersih terhadap jumlah zat Initiative. Canada.
pereduksi yang hilang tidak begitu
Nampak (Saksono, 2002). Mendoza, Concepcion; Viteri, Fernando E,
Lonnerdal Bo, Raboy, Victor;
Young, Kevin A, Brown, Kenneth

14 Vol. 1, No. 1, Mei 2017


Permatasari et al. Stabilitas kadar iodium...

H. 2001. Absorption of Iron from Stabilitas Iodat Garam Dapur. Jurnal


Unmodified Maize and Genetically GAKY Indonesia 4 (1-3): 17-24.
Altered, Low-Phytate Maize Zhu L. 2007. NaFeEDTA as a Food
Fortified with Ferrous Sulfate or Fortificant: From Mechanism to
Sodium Iron EDTA. American Application. School of Physical dan
Journal of Clinical Nutrition 73: 80- Mathematical Sciences, Division of
5. Chemistry dan Biological Chemistry.
Rusiawati, Yuyus dan Sutomo SM. 1993. Cornell University. New York.
Penanggulangan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium di Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
RI. Jakarta.
Saksono N. 2002. Studi Pengaruh Proses
Pencucian Garam terhadap
Komposisi dan Stabilitas Yodium
Garam Konsumsi. Makara,
Teknologi Vol. 6 No. 1.
Siagian A. 2003. Pendekatan Fortifikasi
Pangan untuk Mengatasi Masalah
Kekurangan Zat Gizi Mikro. USU
digital library. Sumatra Utara.
Sivakumar B, Brahman GNV, Nair KM,
Ranganathan,S, Rao M,
Vishnuvardan, Vijayaraghavan K,
Krishnaswamy K. 2001. Prospect of
Fortification of Salt with Iron and
Iodine. British Journal of Nutrition
85(2): 167-173.
Soeid NL. 2006. Pembuatan dan Uji
Stabilitas Garam Fortifikasi Ganda
dengan Kalium Iodat dan Besi
Elemental Mikroenkapsulasi. Akta
Komindo Vol.1 No.2: 123-130.
Soetrisno G. 1988. Pengaruh Jenis
Kemasan Terhadap Stabilitas
Kandungan Iodat Dalam Garam
Konsumsi. Jurusan Pengolahan Hasil
Pertanian FTP UGM. Yogyakarta.
Sulchan M. 2005. Efek Variasi Tempat
dan Lama Penyimpanan terhadap

15 Vol. 1, No. 1, Mei 2017

You might also like