Professional Documents
Culture Documents
1022 1996 1 SM
1022 1996 1 SM
1022 1996 1 SM
ABSTRACT
One of nutritional problems that responsible to the growth quality and quantity of human body is IDD (Iodine
Deficiency Disorders). It needs more attention, because the effect of IDD is very large. One of them is related to
mental and intelligent development. Many intervention have done in Indonesia to handle IDD, such as iodine
fortification in salt. But iodine in salt is easy to evaporated. Therefore, we need an effective method to protect
iodine so that iodine in salt can be stable for a long time. The aim of this study was to find a simple fortification
method of iodine and ferrum. This Study have done experimentally in a laboratory for a month, by pre-post test
with control. Salt was fortified with potassium iodide 50 ppm and variation of NaFeEDTA (0%; 0,02%; 0,05%;
0,1%). Salt was stored in closed packages and analyzed with iodometri method every 7 days for a month,
repeated twice. Retention of KI was increased every exams. The increase of KI from the highest to the lowest
after 28 days are concentration 0%; 0,05%; 0,1%; and 0,02%, p value >0,05. No KI reductionduring storage.
Statistically, there was no effect variation of NaFeEDTA concentration to the stability of iodine in fortified salt
with potassium iodide in close storage condition.
ABSTRAK
Salah satu masalah gizi yang bertanggungjawab terhadap terhadap kualitas pertumbuhan dan kuantitas tubuh
manusia adalah GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). Masalah ini membutuhkan perhatian khusus,
karena efek GAKI sangat luas. Salah satunya terkait perkembangan mental dan kecerdasan. Banyak intervensi
yang dilakukan di Indonesia untuk mengatasi GAKI, misalnya fortifikasi iodium di garam. Akan tetapi iodium
sangat mudah menguap. Oleh karena itu, kita memerlukan metode efektif untuk melindungi iodium agar iodium
dalam garam dapat stabil untuk waktu yang lama. Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode fortifikasi
sederhana untuk iodium dan ferrum. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium selama 1 bulan,
dengan pre-post test with control. Garam difortifikasi dengan Kalium Iodida 50 ppm dan variasi NaFeEDTA
(0%; 0,02%; 0,05%; 0,1%). Garam disimpan dalam tempat tertutup dan dianalisa dengan metode iodometri
setiap 7 hari dalam 1 bulan, diulang dua kali. Retensi KI meningkat setiap pemeriksaan. Peningkatan KI dari
yang tertinggi sampai terendah selama 28 hari adalah pada konsentrasi 0%; 0,05%; 0,1%; and 0,02%, p value
>0,05. Tidak ada pengurangan kadar KI yang terjadi selama penyimpanan. Hasil uji statistik mengatakan bahwa
tidak ada pengaruh variasi penambahan NaFeEDTA terhadap kestabilan iodium dalam garam fortifikasi KI pada
penyimpanan tertutup.
*Korespondensi:
¹·Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor. Surel:
sinta.mukti.p@gmail.com
²·Program Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
³·Program Studi Ilmu Gizi, Poltekkes, Yogyakarta
200
NaFeEDTA 0%
150
100 NaFeEDTA 0,02%
50 NaFeEDTA 0,05%
0 NaFeEDTA 0,1%
hari ke- hari ke- hari ke- hari ke- hari ke-
0 7 14 21 28
KIO3 pun akan semakin banyak pada kemasan plastik yang kedap air
saat titrasi. Kandungan iodium dalam tetap mengalami proses kerusakan
garam juga semakin banyak. karena peningkatan kadar air. Hal
Ada beberapa penjelasan yang ini disebabkan karena Polietilen
memungkinkan terjadinya fluktuasi (PE) atau PVC sebagai bahan baku
kadar iodium pada garam, yaitu: plastik mempunyai permeabilitas
1. Homogenitas yang cukup untuk keluar masuknya
Pada gambar 1. grafik yang udara (turn over) yang lembab. Hal
didapatkan tidak beraturan. Hal ini ini menjelaskan penurunan yang
dapat dikarenakan homogenitas terjadi setelah pengukuran hari ke-
yang kurang pada saat 7 sampai hari ke-21.
pencampuran kalium iodida. Pada 3. Peningkatan pH
penelitian ini, pencampuran Pada penelitian ini, tidak
dilakukan dengan alat mixer. dilakukan pengukuran pH setiap
Pencampuran ini dilakukan dengan kali reaksi. Peningkatan pH oleh
mencampur KI ke dalam 1 kg KIO3 mungkin terjadi,
garam krosok, kemudian dicampur sebagaimana penelitian Saksono
dengan 4 kg sisanya. Kemungkinan (2002) dengan peningkatan hasil
terjadinya kurang homogenitas retensi KIO3.
sangat besar, mengingat alat yang Saksono (2002) juga meneliti
digunakan adalah mixer sederhana. tentang pengaruh waktu terhadap
Hal ini menjelaskan bentuk kurva pH garam. Hasil penelitian
yang naik turun secara tidak menunjukkan bahwa pH garam
signifikan. akan turun dalam penyimpanan 0
2. Peningkatan kadar air sampai 1 bulan, kemudian terus
Pada penelitian ini, mengalami peningkatan sampai
pengukuran hari ke-0 tidak bulan 6. Pada penelitian ini, titrasi
dilakukan langsung pada hari dilakukan setelah garam fortifikasi
pertama garam dikemas. Hal ini dibiarkan selama ±1,5 bulan. pH
dikarenakan terjadinya kesalahan akan meningkatat paling drastis
prosedur titrasi yang harus diulang pada pemeriksaan hari ke-28,
sampai 4 kali. Pengambilan garam karena tepat 2 bulan garam
pada tempat plastik HDPE yang disimpan.
sama. Pada saat pengambilan Adanya peningkatan pH
garam untuk dititrasi (25 gram), disebabkan karena adanya
akan sangat memungkinkan adanya kesetimbangan dari iodat yang
penambahan kadar air dari menghasilkan ion OH-, dengan
lingkungan. Pengambilan ini reaksi sebagai berikut:
dilakukan selama 4 kali dalam I- + 6OH- ↔ IO3- + 3H2O +6e
rentan waktu 3 hari. Peningkatan Dengan demikian, kadar iodium
kadar air akan membuat kadar KI terikat pada KIO3 sisa yang ada
semakin turun. Sehingga, kadar KI pada larutan akan semakin sedikit.
pada garam untuk pengukuran hari Jumlah I2 yang terbentuk juga
ke-0 akan lebih rendah daripada sedikit, sehingga ppm KI akan
hari ke-7. lebih besar. Jumlah I2 yang sedikit
Peningkatan kadar air masih juga dapat dikarenakan I2 yang
dapat terjadi walaupun garam dilepaskan larut dalam air dan
disimpan dalam plastik rekatan. membentuk kesetimbangan
Menurut Sulchan (2005), membentuk ion-ion atau senyawa
penyimpanan bahan pangan dalam