Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN BEA PEROLEHAN

HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN TERHADAP


PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI
KABUPATEN SIGI

EFFECTIVENESS OF COST MANAGEMENT OF OBTAINING


LAND AND BUILDING RIGHTS ON INCREASING REGIONAL
ORIGINAL INCOME IN SIGI DISTRICT

FERDY ELYANUS DJARU

ARTIKEL

Untuk Memenuhi salah satu syarat


Guna Memperoleh Gelar Megister Administrasi Publik
Program Studi Magister Administrasi Publik

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


PASCASARJANA UNIVERSITAS TADULAKO
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PEMUATAN ARTIKEL
PADA JURNAL ELEKTRONIK PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO

Artikel tesis mahasiswa,


Nama Ferdy Elyanus Djaru
No. Stambuk B 102 19 012
Judul Artikel Efektivitas Pengelolaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Di
Kabupaten Sigi
Program Studi Megister Administrasi Publik
Pembimbing 1. Dr. Abu Tjaija, M.Si
2. Dr. M. Nur Alamsyah, M.Si

e-mail

Telah diperiksa dan layak untuk dimuat dalam Jurnal Elektronik (Katalogis,
Mitra Sains dan Bahasa Ntodea * ) Program Pascasrajana Universitas Tadulako.

Palu, 2021

Disetujui Oleh :

(Dr. Abu Tjaija, M.Si) (Dr. M. Nur Alamsyah, M.Si)


Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota

Pengelola Jurnal Elektronik Katalogis

(Dr. Muh.Nawawi, M.Si) (Dr. Muhammad Khairil, S.Ag., M.Si)


Penyunting Ahli Ketua/Wkl Ketua Penyunting

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH


DAN BANGUNAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI
DAERAH DI KABUPATEN SIGI
Ferdy Elyanus Djaru 1, Abu Tjaija 2, M. Nur Alamsyah 3
ABSTRACT

Ferdy Elyanus Djaru, STB. B 102 19 012, title of Thesis: Effectiveness


of Management of Land and Building Rights Acquisition Fees for Increasing
Local Revenue in Sigi Regency, under the guidance of Abu Tjaija (Head of the
Advisory Team) and M. Nur Alamsyah (Member of the Advisory Team).
This study aims to determine and provide an overview of the effectiveness
of the management of fees for obtaining rights to land and buildings to increase
local revenue at the Regional Revenue Agency of Sigi Regency. on George
Terry's tori. The research method used is descriptive qualitative research
methods and data collection techniques by means of observation, interviews and
documentation. The results of this study indicate that the effectiveness of the
Management of Land and Building Rights Acquisition Fees for Increasing Local
Revenue in Sigi Regency is quite effective but there is still something that must be
addressed, namely improving the Selling Value of Tax Objects and mapping of
Land Value Zones to encourage even bigger targets. Then with the theoretical
approach of George Terry seen from four aspects, namely Planning (Planning),
Organizing (Organizing), Actuating (Movement), Controling (Supervision). As a
Grand Theory for analyzing problems, the results of the study concluded that
there are several aspects that can be supporting and inhibiting factors, namely: 1).
Planning has been carried out and achieved well, seen from the fact that Planning
or Development of BPHTB management is more focused 2). Organizing can be
concluded that the BPHTB administrative service system has been running well
even in accordance with the Operating Procedure System (SOP) but still needs to
be improved in terms of human resources 3). Actuating (mobilizing) employees
have worked in accordance with their respective duties, but there are also
employees who are lazy or like to skip work so they need to be supervised. 4).
Controling (Supervision) the standard value inspection process is in accordance
with the NJOP value and the transaction value but still needs to be monitored
because tax officials or taxpayers may be dishonest.

Keywords: Effectiveness, Management of Fees for Acquisition of Rights on


Land and Buildings
PENDAHULUAN Kabupaten Sigi secara
Peningkatan jumlah
berkesinambungan. Meningkatnya
pembangunan dari tahun ke tahun dan
peran pemerintah dalam pemecahan
ditambah dengan naiknya populasi
masalah tersebut berdampak pada
penduduk yang sangat pesat
meningkatnya dana yang dibutuhkan
disebabkan letak Kabupaten Sigi
untuk membiayai pengeluaran-
berbatasan langsung dengan Kota
pengeluaran pemerintah di bidang
Palu, sebagai daerah penyangga kota
pembangunan dan kemasyarakatan.
tentu mempunyai keuntungan
Berdasarkan atas asas otonomi, maka
tersendiri, salah satu manfaat yang
potensi keuangan daerah akan
diperoleh adalah keinginan investor
dioptimalkan pemerintah daerah dalam
dalam hal ini developer di Kabupaten
rangka menopang terselenggaranya
Sigi untuk berinvestasi sehingga
urusan pemerintah daerah, maka
terjadi proses jual beli menjadi salah
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
satu yang dapat meningkatkan
merupakan perwujudan dari
Pedapatan Asli Daerah dari sektor Bea
penggalian sumber daya atau potensi
Perolehan Hak Atas Tanah dan
yang dimiliki oleh Kabupaten Sigi
Bangunan (BPHTB, dan dikelilingi
yang hanya memanfaatkan posisi
oleh hutan lindung maka peningkatan
sebagai penyangga Kota Palu sebab
kebutuhan hidup merupakan masalah
sebagian besar wilayahnya merupakan
dan beban pembangunan yang patut
hutan lindung.
dicermati, upaya pemecahan masalah
Adapun sumber-sumber
dan beban pembangunan tersebut
Pendapatan Asli Daerah yang saat ini
menuntut peran pemerintah daerah

1
dikelola oleh pemerintah daerah daerahnya masing-masing sebagai

Kabupaten Sigi terdiri dari pajak sumber pendapatan daerah,

daerah retribusi daerah, hasil khususnya pendapatan asli daerah.

pengelolaan kekayaan yang Walaupun ada kebijakan penyerahan

dipisahkan, dan lain-lain PAD yang tugas pemungutan beberapa jenis

sah (Mardiasmo, 2002). Pajak daerah retribusi daerah kepada dinas atau

dan retribusi daerah merupakan instansi lain, Badan Pendapatan tetap

komponen penting dalam berkewajiban membina dan

penerimaan PAD dan yang dimaksud memonitor perkembangan terhadap

dengan Pajak daerah adalah iuran segala usaha dibidang pendapatan

wajib yang dilakukan oleh orang atau penerimaan daerah, karena

pribadi atau badan kepada daerah Badan Pendapatan sebagai

tanpa imbalan langsung yang Koordinator Pendapatan Asli Daerah

seimbang, yang dipaksakan (PAD). Pada prinsipnya, semakin

berdasarkan perundang-undangan tinggi pencapaian penerimaan pajak

yang berlaku yang digunakan untuk daerah, maka semakin tinggi pula

membiayai penyelenggaraan pencapaian penerimaan Pendapatan

pemerintah daerah dan pembangunan Asli Daerah (PAD) dalam struktur

daerah (UU No. 34/2000). Berbagai keuangan daerah.

kebijakan nasional sebagaimana Era otonomi daerah pasca

dimaksud membawa harapan besar reformasi, telah membawa

bagi daerah untuk membangun perubahan besar dalam sistem

daerahnya dengan menggali potensi bernegara. Termasuk pada sistem

2
dan mekanisme pengelolaan keungan merupakan penerimaan murni daerah

pemerintahan daerah. Dalam konteks dan peranannya merupakan indikator

otonomi, selain transfer dari pusat, sejauh mana telah dilaksanakan

pemerintah daerah wajib memiliki otonomi tersebut secara luas, nyata,

sumber pendanaan sendiri berupa dan bertanggungjawab. Dengan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), penggalian dan peningkatan PAD

pinjaman daerah, maupun lain-lain yang maksimal diharapkan

penerimaan daerah yang sah. pemerintah daerah juga mampu

Namun, pada praktiknya, di meningkatkan kemampuannya dalam

mayoritas daerah transfer dari penyelenggaraan urusan daerah.

Pemerintah Pusat merupakan sumber (Lukman Santoso, 2013)

pendanaan utama Pemerintah daerah Pada Tanggal 1 Januari 2010

untuk membiayai operasional sehari- berdasarkan Undang-undang Nomor

hari, yang oleh Pemerintah daerah 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

“dilaporkan” di perhitungan APBD. dan Retribusi Daerah, Pajak BPHTB

Sedang kemampuan daerah untuk resmi dijadikan sebagai pajak daerah.

menggali potensi daerah sebagai Dimana dengan adanya pengalihan

pendapatan dalam penyelenggaraan ini, BPHTB dipercaya sebagai

pembangunan sosial-ekonomi masih sumber pendapatan asli daerah yang

sangat terbatas. Akibatnya, sumber memiliki potensi sangat besar.

pendapatan Pemerintah Daerah Dengan ditetapkannya BPHTB

sangat tergantung kepada transfer menjadi tanggung jawab daerah,

dari Pemerintah Pusat. PAD mulai dari perumusan kebijakan,

3
pelaksanaan pemungutan, dan yang bersifat mandiri, tapi pada

pemanfaatan pendapatan BPHTB. kenyataannya kontribusi PAD

Tugas dan tanggung jawab daerah terhadap pendapatan dan belanja

dalam menerima pengalihan BPHTB daerah masih kecil. Selama ini

juga perlu diatur dan ditetapkan dominasi sumbangan pemerintah

dengan suatu peraturan, sehingga pusat kepada daerah masih besar,

setiap daerah terdorong untuk segera maka untuk mengurangi

mempersiapkan segala sesuatu yang ketergantungan kepada pemerintah

diperlukan untuk pemungutan pusat, pemerintah daerah perlu

BPHTB. Pemungutan BPHTB berusaha meningkatkan PAD yang

diawali dengan Peraturan Daerah salah satunya dengan penggalian

(Peraturan Daerah Kabupaten Sigi potensi daerah.

Nomor 16 Tahun 2010). Oleh karena


Guna meningkatkan
itu, salah satu indikator yang dapat
kemampuan dalam bidang
digunakan untuk melihat kesiapan
pendanaan untuk pembangunan,
daerah memungut BPHTB adalah
Pemerintah Kabupaten Sigi berusaha
perkembangan realisasi penerimaan
meningkatkan Pendapatan Asli
BPHTB oleh Kabupaten/Kota dari
Daerah (PAD) menurut Kuncoro
waktu ke waktu.
(2004 : 15) ketergantungan Fiskal

Dengan Demikian akan terlihat dari relatif rendahnya PAD

menambah tersedianya keuangan dan dominannya transfer dari pusat,

daerah yang dapat digunakan untuk subsidi antar pemerintah biasanya

berbagai kegiatan pembangunan dipahami sebagai instrument untuk

4
mengatasi hubungan fiskal terganggunya pemerataan dan

horizontal, untuk mencapai redistrubusi pendapatan karena

pemerataan antar daerah atau untuk pengalaman menunjukan ada banyak

mengurangi ketimpangan antar isu kompleks yang harus

daerah. Di samping berbagai bentuk dipertimbangkan dalam kebijakan

subsidi dan hubungan fiskal antar ini. Pemerataan dan redistribusi

jenjang pemerintah, terdapat pula mengandung arti bahwa warga

beragam pemberian insentif maupun didaerah harus punya peluang yang

disinsentif yang akan berpengaruh sama untuk mendapatkan layanan

bagi jenjang pemerintahan yang publik. Tetapi sulit dihindari bahwa

lebih rendah. Suatu bentuk dana kapasitas dan sumber daya disetiap

pendamping atau tugas pengumpulan daerah biasanya sangat beragam.

pajak, misalnya mungkin akan Dua masalah, yakni kapasitas dan

mampu merangsang upaya fiscal kebutuhan, punya banyak

(fiskal effort) ditingkat daerah, tetapi konsekuensi yang harus diatasi.

disaat yang sama mungkin membawa Disatu pihak, perbedaan kapasitas

hasil yang asimetris yang akan sumber daya di daerah mungkin

berakibat pada ketimpangan daerah. disebabkan oleh perbedaan

kemampuan warga untuk membayar


Perbaikan hubungan fiskal
pajak dan pungutan bagi
horizontal dan penyerahan
terlaksananya layanan publik yang
kewenangan perpajakan kepada
diselenggarakan oleh pemerintah
pemerintah daerah suatu ketika
daerah atau perbedaan kemampuan
mungkin mengakibatkan

5
daerah dalam memungut pendapatan otonomi daerah dan desentralisasi

itu sendiri. Dilain pihak, perbedaan fiskal dimasing-masing

kebutuhan fiskal mungkin juga Pemerintahan daerah terletak pada

disebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan Pemerintahan Daerah

ketersediaan infrastruktur, melakukan tata kelola keuangan

banyaknya penduduk, kondisi sosial, yang baik. Tata kelola keuangan

serta ongkos untuk melaksanakan daerah yang baik merupakan elemen

layanan publik. penting dalam pelaksanaan Good

Governance. Pengelolaan keuangan


Desentralisasi fiskal
daerah dimasa datang akan
memberikan keleluasaan kepada
menghadapi tantangan yang semakin
daerah untuk mengelola keuangan
besar. Pemerintah Daerah harus
daerah seusia dengan aspirasi,
mempunyai manajer keuangan yang
prioritas, dan kebutuhan daerah.
handal. Pemerintah daerah ditantang
Pemberian otonomi daerah dan
untuk mampu menggali sumber-
desentralisasi fiskal tidak berarti
sumber penerimaan daerah
bahwa Pemerintah Daerah harus
(Mardiasmo dalam Mahmudi, 2009)
mengeksploitasi PAD dan
Menurut (Mahmudi, 2009)
Pemerintah Pusat mengurangi dana
secara umum, pajak daerah
Transfer ke Daerah karena esensi
memberikan kontribusi terbesar
desentralisasi fiskal di Indonesia
terhadap penerimaan Pendapatan
adalah lebih kepada expenditure
Asli Daerah. Kontribusi pajak daerah
assignment bukan revenue
terhadap total penerimaan daerah
assignment. Kunci keberhasilan

6
juga terus mengalami peningkatan. Bea Perolehan Hak atas Tanah

Pemerintah Daerah harus dan Bangunan (BPHTB) merupakan

memastikan bahwa penerimaan pajak salah satu pajak daerah terbanyak

lebih besar dari biaya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)

pemungutannya. Selain itu, Kabupaten Sigi untuk membiayai

pemerintah daerah perlu menjaga pembangunan, pelaksanaan

stabilitas penerimaan pajak tersebut. pemerintahan daerah, Dan

Fluktuasi penerimaan pajak meningkatkan pelayanan kepada

hendaknya dijaga tidak terlalu besar, masyarakat dan kemandirian daerah.

karena jika sangat fluktuatif juga Kebijakan pajak daerah dan retribusi

kurang baik untuk perencanaan daerah dilaksanakan berdasarkan

keuangan daerah. prinsip demokrasi, pemerataan dan

Salah satu komponen PAD keadilan, peran serta masyarakat, dan

yang dikategorikan sebagai sumber akuntabilitas dengan memperhatikan

penerimaan pajak daerah adalah potensi daerah.

BPHTB yang diharapkan mampu Kabupaten Sigi merupakan

memberikan kontribusi yang besar salah satu Kabupaten yang ada di

dalam meningkatkan Pendapatan Propinsi Sulawesi Tengah ikut

Asli Daerah. Hal ini membuat mengambil bagian dalam

Pemerintah daerah lebih otonom pelaksanaan sistem perpajakan

bukan hanya pada sisi pengeluaran daerah yang sejalan dengan sistem

tetapi juga pada sisi pengelolaan perpajakan Nasional. Dengan adanya

penerimaan. Peraturan Bupati Sigi nomor 16

7
tahun 2010 tentang Bea Perolehan dilakukan dengan penelitian

Hak atas Tanah dan Bangunan efektifitas. Efektifitas menunjukkan

(BPHTB) maka Kabupaten Sigi perbandingan antara output dengan

dapat menggali potensi BPHTB tujuan. Realisasi Pendapatan Asli

didukung dengan pesatnya Daerah (PAD) sebagai output dan

peningkatan pembangunan disegala tujuannya sebagai target yang telah

bidang, kebutuhan akan tersedianya ditetapkan. Efektifitas BPHTB akan

tanah dan bangunan meningkat berpengaruh dalam memaksimalkan

tajam. Mengingat pentingnya tanah realisasi penerimaan BPHTB yang

dan atau bangunan tersebut dalam secara langsung memberikan

kehidupan, maka sudah sewajarnya kontribusi terhadap peningkatan

jika orang pribadi atau badan hukum realisasi penerimaan Pendapatan Asli

yang mendapatkan nilai ekonomis Daerah (PAD) di Kabupaten Sigi.

serta manfaat dari tanah dan atau Adapun dari data realisasi

bangunan karena adanya peralihan penerimaan BPHTB 5 (Lima) tahun

hak atas tanah dan bangunan terakhir menunjukkan peningkatan

dikenakan pajak oleh pemerintah namun belum optimal hal ini

daerah. Dalam hal ini pajak yang disebabkan banyaknya permasalahan

dimaksud adalah Bea Perolehan Hak yang timbul antara lain bencana alam

atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). seperti banjir bandang dan gampa

Untuk mengetahui bagaimana bumi yang sangat berpengaruh

realisasi penerimaan BPHTB di terhadap sektor penerimaan atau

Kabupaten Sigi sudah efektif, dapat realisasi hampir semua pajak daerah

8
dan juga permasalahan yang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

ditimbulkan oleh wajib pajak itu Bangunan untuk meningkatkan

sendiri yang mana seperti kita Pendapatan Asli Daerah pada Badan

ketahui bahwa umumnya wajib pajak Pendapatan Daerah Kabupaten Sigi ?

cenderung selalu berusaha Tujuan Penelitian

menghindari pajak dan tidak jujur Tujuan dalam penelitian ini

dalam menghitung atau adalah : Untuk mengetahui

menyampaikan besaran jumlah peningkatan Pendapatan Asli Daerah

pajaknya, dan tahun ini diperparah pada Badan Pendapatan Daerah

lagi dengan bencana non alam yaitu Kabupaten Sigi.

adanya wabah covid 19 yang sangat


METODE PENLITIAN
mempengaruhi semua aspek
Jenis penelitian yang digunakan
ekonomi. Sehingga Pemerintah
dalam penelitian ini adalah penelitian
Kabupaten Sigi perlu mengambil
kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam
langkah- langkah bijak dalam
Basrowi dan Suwandi (2008:1)
mengoptimalkan sektor penerimaan
mengatakan bahwa penelitian
pajak daerah yang salah satunya
kualitatif adalah salah satu prosedur
adalah BPHTB
penelitian yang menghasilkan data
Rumusan Masalah
deskriptif berupa ucapan atau tulisan
Berdasarkan uraian latar
dan perilaku orang-orang yang
belakang di atas maka dirumuskan
diamati. Artinya penelitian ini adalah
permasalahan penelitian ini yaitu :
penelitian yang menghasilkan data
Bagaimana efektifitas Pengelolaan

9
dengan melakukan pengamatan Orientasi dari pengertian

terhadap obyek penelitian. efektivitas yang dimaksud adalah

HASIL PENELITIAN kepada keluaran sedangkan

Efektivitas Pendapatan Asli penggunaan masukan tidak menjadi


Daerah (PAD) Terhadap
Pengelolaan BPHTB. perhatian yang prioritas. Apabila

Efektivitas umumnya efektivitas dihubungkan dengan

menunjukan pada taraf tercapainya efisiensi maka walaupun ada

hasil, sering atau senantiasa peningkatan efektivitas namun belum

dikaitkan dengan pengertian tentu akan ada peningkatan efesiensi.

efesiensi, meskipun sebenarnya ada Secara umum pengertian efektivitas

perbedaan diantara keduanya. yaitu suatu proses yang menunjukan

Efektifitas menekankan pada hasil sejauh mana sesuatu itu mencapai

yang dicapai, sedangkan efisiensi hasil, dan sering atau selalu

lebih melihat pada bagaimana cara dihubung-hubungkan dengan

mencapai hasil yang dicapai itu pengertian efesiensi, walaupun

dengan membandingkan antara input diantara keduanya memiliki

dan outputnya. Menurut perbedaan. Efektivitas menekankan

Sedamaryanti (2013:59) dengan secara dominan pada hasil yang akan

bukunya : “ Sumber daya Manusia dicapai. Efektivitas Pengelolaan Bea

dan produktifitas kerja” bahwa Perolehan Hak atas Tanah dan

efektivitas adalah ukuran yang dapat Bangunan (BPHTB) yang dimaksud

memberikan gambaran seberapa dalam penulisan ini ialah Efektifitas

besar target yang dapat tercapai. Pengelolaan BPHTB dalam rangka

10
meningkatkan Pendapatan Asli utama bagi pendapatan daerah dapat

Daerah. juga bersikap tidak jujur dalam

Pengelolaan BPHTB pada menghitung jumlah pajak yang harus

Badan Pendapatan Daerah dibayar dan perlu diketahui bahwa

Kabupaten Sigi sudah berjalan BPHTB adalah jenis pajak self

dengan baik yang mana peningkatan asesmen dalam pengertiannya wajib

target setiap tahun dapat tercapai pajak menghitung sendiri nilai

seratus persen hal ini dapat dilihat pajaknya. Dalam hal tersebut diatas

dari table sebelumnya, namun bila merupakan salah satu dari kendala

ditinjau dari potensi wilayahnya dan yang dihadapi selain dari nilai NJOP

letak geografisnya yang berbatasan yang masih rendah, sarana dan

langsung dengan Kota Palu maka prasarana dan sumber daya manusia

target yang lebih besar lagi dapat yang perlu ditingkatkan. Hal ini

dicapai dengan pengelolaan BPHTB berarti bahwa pengelolaan

lebih baik lagi sehingga dapat merupakan proses kerja untuk

meningkatkan pendapatan asli meningkatkan pendapatan dalam

daerah. periode waktu tertentu dan

Dalam pengelolaan BPHTB penekanannya pada bagaimana

selain pegawai atau petugas pajak pengelolaan BPHTB .

tidak lepas juga adanya peran serta Pengelolaan BPHTB adalah

wajib pajak dalam meningkatkan hasil kerja yang ditampilkan sebagai

pendapatan asli daerah, peran serta suatu proses pengelolaan sehingga

wajib pajak sebagai kontributor menampilkan Planning

11
(Perencanaan), Organizing Dengan melihat dari hasil

(Pengorganisasian), Actuating wawancara dengan beberpa informan

(Pergerakan) dan Controling dilapangan bahwa perencanaan

(Pengawasan). Pengelolaan BPHTB sudah terlaksana dan tercapai dengan

yang berorientasi pada proses baik dilihat dari Perencanaan atau

tersebut dapat dilihat di bawah ini : Pengembangan pengelolaan BPHTB

Planning (Perencanaan) lebih sudah lebih focus pada


Perencanaan merupakan langkah Perencanaan merupakan hal yang
kongkret yang pertama-tama diambil sangat diperlukan dalam
dalam usaha pencapaian tujuan. melaksanakan atau melakukan
Pencapaian tujuan organisasi mutlak pekerjaan termasuk pengelolaan
perlu didasarkan pada suatu BPHTB sehingga dalam kegiatannya
kebijaksanaan dasar yang dikenal Perencanaan ini memiliki peran
pula dengan istilah strategi dalam penyusunan strategi
organisasi. Perencanaan merupakan pengelolaan BPHTB sehingga dapat
hal yang sangat diperlukan dalam meningkatkan Pendapatan Asli
melaksanakan atau melakukan Daerah.
pekerjaan termasuk pengelolaan
Organizing (Pengorganisasian)
BPHTB sehingga dalam kegiatannya
Pengorganisasian merupakan
Perencanaan ini memiliki peran
interaksi antara orang-orang dalam
dalam penyusunan strategi
suatu instansi untuk bekerja sama
pengelolaan BPHTB sehingga dapat
secara terarah dalam pencapaian
meningkatkan Pendapatan Asli
tujuan atau merupakan keseluruhan
Daerah.

12
proses pengelompokan orang-orang, sector pajak khususnya BPHTB

alat-alat, tugas-tugas, tanggung dapat meningkat.

jawab dan wewenang sehingga Dari Hasil wawancara


tercipta suatu organisasi yang dapat mendalam dengan beberapa
digerakkan sebagai suatu kesatuan informan mengenai pengerganisasian
dalam rangka pencapaian tujuan yang dilakukan menunjukkan bahwa
yang sudah ditentukan maka dalam pengorganisasian pada pengelolaan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan BPHTB khususnya untuk pelayanan
pajak di Badan Pendapatan Daerah administrasi sudah berjalan
Kabupaten Sigi khususnya bidang sebagaimana tujuannya cuma perlu
PBB-P2 dan BPHTB perlu dilakukan sinkronisasi antara
diorganisir sehingga dalam proses BAPENDA, Notaris dan BPN secara
kegiatan pelayanan pengelolaan terpadu sehingga pelayanan
BPHTB dapat berjalan sesuai dengan administrasi dapat dilakukan secara
tujuan dan SOP yang akan dicapai. terstruktur dari Notaris ke
Pengorganisasian untuk proses BAPENDA kemudian ke BPN hal
pelayanan dan koordinasi antara ini juga dapat dilakukan apabila ada
petugas pajak dan wajib pajak yang suatu sistim yang dibuat dan
saat ini sudah dilakukan namun disepakati bersama agar pelayanan
masih perlu dilakukan inovasi- prima kepada wajib pajak dapat
inovasi dalam hal pelaksanaan terwujud.
pengelolaan BPHTB sehingga
Kemudian dalam
peningkatan realisasi pendapatan
pengorganisasian untuk pelaksanaan

13
pelayanan harus sesuai dengan kerja. Meningkatkan kinerja dalam

Standar Operasional Prosedur (SOP) sebuah organisasi merupakan

hal ini sudah merupakan keharusan gambaran tingkat pencapaian tujuan

pada setiap pelaksanaan kegiatan dengan hasil yang baik. dilihat dari

pada suatu instansi baik itu instansi hasil wawancara mengenai indicator

pemerintah maupun swasta, SOP Actuating para pegawai telah bekerja

merupakan pedoman atau panduan sesuai dengan tupoksi masing-

setiap kegiatan agar supaya jelas masing namun masih ada juga

tujuan dan waktu pelaksanaannya. pegawai yang malas atau suka bolos

kerja sehingga perlu untuk


Actuating (Pergerakan)
mendapatkan pengawasan.
Pergerakan adalah usaha, cara,
Controling (Pengawasan)
tehnik dan metode untuk mendorong
Pengawasan merupakan
para anggota organisasi agar mau
kegiatan yang dilakukan dalam
dengan ikhlas bekerja dengan sebaik
pelaksanaan kegiatan suatu
mungkin demi tercapainya tujuan
organisasi. Pelaksanaan kegiatan
organisasi dengan efisien, efektif,
mulai awal kegiatan sampai dengan
dan ekonomis. Dengan demikian
selesainya kegiatan harus selalu
Badan Pendapatan Daerah
dilakukan pengawasan
Kabupaten Sigi menata pegawainya
Pengawasan dilakukan pada
untuk mengaplikasikan kemampuan
waktu berbagai kegiatan sedang
yang dimilikinya yang tujuannya
berlangsung dan dimaksudkan untuk
untuk dimanfaatkan demi
mencegah jangan sampai terjadi
tercapainya peningkatan kualitas

14
penyimpangan, penyelewengan, dan KESIMPULAN DAN SARAN

pemborosan. Kesimpulan

Dengan perkataan lain Berdasarkan permasalahan yang


diajukan dan hasil pembahasan yang
pengawasan bersifat prefentif
dikemukakan sebelumnya, maka
diperlukan kejelian untuk mengenali
pengelolaan BPHTB pada Badan
berbagai gejala yang menjurus Pendapatan Daerah Kabupaten Sigi
sudah cukup efektif namun masi ada
kepada berbagai hal yang negatif,
yang harus dibenahi yaitu perbaikan
artinya setiap pimpinan sebagai
Nilai Jual Objek Pajak dan pemetaan
pelaksana fungsi pengawasan harus Zona Nilai Tanah untuk mendorong
target yang lebih besar lagi,
mempu mendeteksi berbagai
kemudian dilihat dari empat aspek
petunjuk kemungkinan timbulnya
yaitu Planning (Perencanaan),
berbagai hal negatif dalam Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Pergerakan), Controling
menjalankan roda kepemimpinan.
(Pengawasan).
Dari hasil penelitian di
Pengelolaan BPHTB yang
lapangan menunjukkan bahwa fungsi dilihat dari Planning (Perencanaan)
dapat disimpulkan bahwa
pengawasan dalam proses
Perencanaan atau Pengembangan
pemeriksaan nilai standar sudah
pengelolaan BPHTB lebih
sesuai dengan nilai NJOP dan nilai difokuskan pada pembuatan peta
blok dan zona nilai tanah sehingga
transaksi akan tetapi masih perlu
penetapan nilai NJOP atau penetapan
dilakukan peningkatan pengawasan
nilai pasar sesuai dengan letak objek
sebab bisa saja petugas pajak atau pajak dan juga pengembangan
pengelolaan BPHTB harus
wajib pajak bersikap tidak jujur.
menggunakan aplikasi Host To Host
terintegrasi dengan pusat data dan

15
informasi Badan Pertanahan nilai transaksi akan tetapi masih
Nasional, Dengan aplikasi ini dapat perlu dilakukan pengawasan sebab
mempermudah pengurusan bisa saja petugas pajak atau wajib
administrasi BPHTB. pajak bersikap tidak jujur atau
Pengelolaan BPHTB yang curang dan sangat perlu diberikan
dilihat dari Organizing tanda lunas baik manual maupun
(Pengorganisasian) dapat secara elekronik yang diverifikasi
disimpulkan bahwa sistim pelayanan pihak bank.
administrasi BPHTB sudah berjalan Saran
dengan baik bahkan sesuai dengan
Berdasakan kesimpulan yang
Sistim Operasional Prosedur (SOP)
didapatkan dalam penelitian ini,
tapi masih perlu ditingkatkan lagi
maka dapat direkomendasikan
terutama pada sumber daya manusia
beberapa hal sebagai berikut :
sebab kedepan lebih banyak
1. Agar supaya dalam
pelayanan menggunakan aplikasi.
pengelolaan BPHTB pihak
Pengelolaan BPHTB yang
Badan Pendapatan Daerah
dilihat dari Actuating (Penggerakan)
Kabupaten Sigi untuk
disiplin kerja pegawai menunjukkan
perencanaan pengembangan
bahwa pegawai bekerja sudah
sebaiknya membuat Peta
berdasarkan jam kerja yang
Blok dan Zona Nilai Tanah
ditentukan atau tepat waktu dengan
karena sangat dibutuhkan
menggunakan absen finger print dan
untuk penetapan nilai tanah
bekerja sesuai dengan tupoksi
dan juga penggunaan aplikasi
masing-masing namun masih ada
Host To Host terintegrasi
juga pegawai yang malas atau suka
dengan pusat data informasi
bolos kerja sehingga perlu untuk
Badan Pertanahan Nasional,
mendapatkan pengawasan.
dari hasil penelitian hal
Pengelolaan BPHTB yang
tersebut diatas belum terlihat
dilihat dari Controling (Pengawasan)
atau belum ada.
proses pemeriksaan nilai standar
2. Agar supaya disiplin kerja
sudah sesuai dengan nilai NJOP dan
dan kualitas serta

16
profesinalisme pegawai mendorong lahirnya karya ilmiah
sangat perlu sehingga
yang lebih baik kedepannya.
pimpinan tidak harus
Lokasi penelitian ini
menekan atau mengawasi
untuk melakukan pekerjaan, bertempat di Badan Pendapatan
selain itu juga pimpinan
Daerah Kabupaten Sigi. Adapun
harus dapat melihat hal-hal
pertimbangan dalam penentuan
apa yang belum dimiliki
pegawai atau dianggap lokasi ini sebab Bea Perolehan Hak
kurang dalam pencapaian
Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB)
kerja sehingga pimpinan
dikelola oleh Badan Pendapatan
memberikan kesempatan
pegawainya untuk mengikuti Daerah Kabupaten Sigi, dan sangat
pelatihan, bimbingan tehnis
mempengaruhi peningkatan
pendidikan yang dapat
Pendapatan Asli Daerah (PAD),
menunjang kualitas pegawai
dalam bekerja. sehingga membuat penulis memilih
Ucapan Terimah Kasih
lokasi tersebut untuk di jadikan
Peneliti mengakui bahwa
lokasi penelitian.
dalam pelaksanaan penelitian ini,
Daftar Pustaka
peneliti telah mendapat banyak
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
bantuan, petunjuk, dan arahan dari
Publik, Yogyakarta
tim pembimbing Dr. Abu Tjaija,

M.Si dan anggota tim pembimbing Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi

Dr. M. Nur Alamsyah, M.Si. Semoga dan Pembangunan Daerah.

penlitian ini dapat menjadi Erlangga. Jakarta

sumbangan yang bermanfaat dan Mahmudi. 2009. Manajemen

Keuangan Daerah. Erlangga.

17
Yogyakarta. Schemerhorn, John R. 1986.

Keban, Yeremias T. 2014. Enam Management For

Dimensi Startegis Productivity. John Wikey &

Administrasi Publik, Konsep, Sons. New York.

Teori dan Isu.Yogyakarta: Hidayat, 1986. Teori Efektivitas

Gavamedia. dalam Kinerja Kariawan.

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Gajah Mada University Press.

Dimensi Strategis Yogyakarta

Administrasi Publik: Konsep, Suhandak dan Trilaksono Nugroho.

Teori, Dan Isu. Yogyakarta: 2007. Paradigma Baru

Gavamedia. Pengelolaan Keuangan

Donovan, F. dan A.C. Jackson.1991. Daerah Dalam Hal

Managing Human service Penyusunan APBD di Era

organizations. New York. Otonomi Daerah. Malang:

N.Y.: Prenctice Hall. Penerbit Bayumedia.

Mahmudi. 2010, Manajemen Kinerja Eddi Wahyudi dan Mamik Eko

Sektor Publik, UPP STIM Soesanto. 2010. Pajak-Pajak

YKPN. Yogyakarta. Properti Untuk

Maksudi, Beddy Iriawan. 2017. Profesional.Mitra Wacana

Dasar-dasar Administrasi Media. Jakarta.

Publik, dari Klasik ke Mamesah, D.J. 1995. Sistem

Kontemporer.Depok: PT Administrasi Keuangan

Rajagrafindo Persada.

18
Daerah. Gramedia Pustaka Pengertian dan masalah.

Utama. Jakarta. Jakarta: Bumi Aksara

Davey, K.J. 1988. Pembiayaan ------------. 2001. Manajemen

Pemerintah Daerah. Praktek- Sumber Daya Manusia.

praktek Internasional dan Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Relevansinya Bagi Dunia Ke Makmur, Syarif. 2008. Manajemen

Tiga. Penerjemah Amanullah Sumber Daya Manusia dan

DKK. UI Press. Jakarta. Efektivitas Organisasi.

Kaho, J.R. 1997. Prospek Otonomi Jakarta: Raja Grafindo

Daerah Di Negara Republik Persada.

Indonesia. Steers, Richard M. 1984. Efektivitas

Siagian, Sondang P. 2004. Fungsi- Organisasi. Jakarta:

Fungsi Manajerial. Edisi Erlangga.

Revisi. PT Bumi Aksara.

Jakarta.

Prakoso, 2013. Pajak dan Retribusi

Daerah, Karunika,

Universitas Terbuka, Jakarta.

Raden, Rochmat Soemitro. 1988.

Pengantar Singkat Hukum

Pajak. Eresco. Bandung

Hasibuan, S.P., Melayu. 2009.

Manajemen Dasar

19

You might also like