Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

GAMBARAN PEMANTAPAN MUTU HEMATOLOGI (PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN

LEUKOSIT) DI LABORATORIUM PUSKESMAS WILAYAH KERJA KABUPATEN MOJOKERTO

Anggraini Iftakhur Rohmah

Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

*Email : aiftakhur@gmail.com

Abstract

Laboratory quality control is all activities aimed at ensuring the accuracy and accuracy of laboratory
results. Laboratory quality strengthening includes internal and external quality stabilization. This study aims to
determine the description of the quality control in the laboratory of public health center Mojokerto.
This type of research is descriptive with quantitative analysis techniques carried out in several health
centers in the work area of Mojokerto Regency, which was conducted on 01st until 30th April 2019. The
samples in this study were 15 public health center Mojokerto was taken using random sampling techniques.
The results showed, based on the average value of the participants, on the examination of low
hemoglobin level it was found that 20% all of is good criteria, 13.33% was sufficient, 46.67% was less, and
20% was poor. Normal level is 33.33% in good criteria, 33.33% enough, 13.33% less, and 20% bad. The high
level results in 40% in the criteria of good, 46.67% enough, 6.67% less, and 6.67% bad. On leukocyte
examination, at the low- level 73.33% results in good criteria, 13.33% sufficient, 6.67% less, and 6.67% poor.
The normal level is 53.33% in good criteria, 6.67% enough, 6.67% less, and 33.33% bad. High-level obtained
53.33% in the criteria of good, 26.67% enough, 6.67% less, and 13.33% bad.
Based on the true value, on the examination of low hemoglobin level it was found that 40% in the
criteria were good, 13.33% was sufficient, 13.33% was lacking, and 33.33% was poor. Normal level obtained
33.33% in good criteria, 20% enough, 26.67% less, and 20% bad. High-level 46.67% results in good criteria,
40% enough, 6.67% less, and 6.67% bad. On leukocyte examination at the low-level, 66.67% results in good
criteria, 20% enough, 6.67% less, and 6.67% poor. Normal level is 46.67% in good criteria, 13.33% is enough,
and 40% bad in high level, 73.33% in good criteria, 6.67% enough, 13.33% less, and 6.67% criteria bad.
Keywords: Quality control, laboratory of public health center, Hemoglobin, Leukocytes.

Abstrak

Pemantapan mutu laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu laboratorium meliputi pemantapan mutu internal
dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemantapan mutu laboratorium di
Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Mojokerto.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik analisa kuantitatif yang dilakukan di beberapa
Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Mojokerto, yang dilakukan pada tanggal 01-30 April 2019. Sampel pada
penelitian ini adalah 15 Puskesmas yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan, gambaran pemantapan mutu berdasarkan nilai rata-rata peserta, pada
pemeriksaan hemoglobin level low didapatkan hasil 20% dalam kriteria baik, 13.33 % cukup, 46.67% kurang,
20% buruk. level normal didapatkan hasil 33,33% dalam kriteria baik, 33.33% cukup, 13.33% kurang, dan 20%
buruk. level high didapatkan hasil 40% dalam kriteria baik, 46.67% cukup, 6.67% kurang, dan 6.67% buruk.
Pada pemeriksaan leukosit, pada level low didapatkan hasil 73,33% dalam kriteria baik, 13,33% cukup, 6.67%
kurang, dan 6.67% buruk. level normal didapatkan hasil 53,33% dalam kriteria baik, 6.67% cukup, 6.67%
kurang, dan 33,33% buruk. level high didapatkan hasil 53,33% dalam kriteria baik, 26.67% cukup, 6.67%
kurang, dan 13,33% buruk.
Gambaran pemantapan mutu berdasarkan true value, pemeriksaan hemoglobin level low didapatkan
hasil 40% dalam kriteria baik, 13.33 % cukup, 13,33% kurang, dan 33,33% buruk. level normal didapatkan hasil
33,33% dalam kriteria baik, 20% cukup, 26,67% kurang, dan 20% buruk. level high didapatkan hasil 46,67%
dalam kriteria baik, 40% cukup, 6,67% kurang, dan 6,67% buruk. Pada pemeriksaan leukosit pada level low
didapatkan hasil 66,67% dalam kriteria baik, 20% cukup, 6.67% kurang, dan 6.67% buruk. level normal
didapatkan hasil 46,67% dalam kriteria baik, 13,33% cukup, dan 40% buruk level high didapatkan hasil 73,33%
dalam kriteria baik, 6.67% cukup, 13,33% kurang, dan 6,67% kriteria buruk.
Kata kunci : Pemantapan mutu, Laboratorium puskesmas, Hemoglobin, Leukosit.
Pendahuluan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan
laboratorium, seperti yang terdapat pada pada BAB
Pusat Kesehatan Masyarakat VI PERMENKES RI nomor 37 tahun 2012.
(Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas (Permenkes, 2012)
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung BBLK Surabaya (2018) menyampaikan
jawab menyelenggarakan pembangunan ada 5 parameter yang diperiksa dalam pemantapan
kesehatan di wilayah kerja tertentu. Dalam mutu eksternal hematologi antara lain :
melaksanakan perawatan, puskesmas memiliki Hemoglobin, Lekosit, Eritrosit, Hematokrit dan
beberapa fasilitas pendukung salah satunya yaitu Trombosit. Parameter hemoglobin dan leukosit
laboratorium. Laboratorium Puskesmas adalah memegang peranan penting dalam mengetahui
sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang diagnosis penyakit tertentu. Sehingga apabila pada
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan alat hematology analyzer parameter tersebut tidak
pengujian terhadap bahan yang berasal dari valid, maka diagnosis dokter menjadi tidak tepat.
manusia untuk penentuan jenis penyakit, Rifqi (2014) menyampaikan hasil
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau penelitiannya tentang Gambaran Pemantapan Mutu
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan Eksternal Laboratorium Hematologi di Puskesmas
perorangan dan masyarakat. (permenkes, 2012) Wilayah Surabaya Selatan yaitu kriteria penilaian
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di baik pada parameter eritrosit sebanyak 67%,
puskesmas meliputi hematologi, kimia klinik, parameter leukosit sebanyak 75%, parameter
imunologi, urinalisa, mikrobilogi dan parasitologi. trombosit sebanyak 100%, parameter hemoglobin
(permenkes, 2012). Semua pemeriksaan tersebut sebanyak 50%, dan parameter hematokrit sebanyak
sangatlah penting, salah satunya pemeriksaan 17%. Sedangkan pada true value, laboratorium
hematologi yang dapat digunakan sebagai prosedur puskesmas mendapatkan criteria penilaian baik
untuk skrining dan menunjang diagnosis dari pada parameter eritrosit sebanyak 42%, parameter
berbagai penyakit. (Rifqi, 2014) leukosit sebanyak 75%, parameter trombosit
Setiap Laboratorium Puskesmas harus sebanyak 83%, parameter hemoglobin sebanyak
diselenggarakan secara baik dengan memenuhi 67%, dan parameter hematokrit sebanyak 25%.
kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, Pemantapan mutu pemeriksaan
perlengkapan dan peralatan, kegiatan hematologi di setiap laboratorium puskesmas
pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, berbeda, karena di setiap laboratorium puskesmas
dan mutu. (permenkes, 2012). Dengan makin sumber daya manusianya terbatas. Faktor human
berkembangnya teknologi kesehatan, eror adalah faktor yang tidak dapat diminimalisir.
meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
kesehatan yang berkualitas, maka Puskesmas gambaran terhadap kualitas hasil pemeriksaan
diharapkan mengembangkan dan meningkatkan laboratorium puskesmas khusunya pada parameter
mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu hemoglobin dan leukosit.
pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan
pengendalian mutu baik internal maupun eksternal, Metode Penelitian
dan akreditasi laboratorium (Kahar, 2005).
Pemantapan mutu laboratorium adalah semua Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Mojokerto
dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. pada bulan April 2019 dengan sampel 15
(Permenkes, 2013) Laboratorium Puskesmas di wilayah kerja
Pemantapan mutu di laboratorium ada Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian yang
dua, yaitu pemantapan mutu internal dan dilakukan adalah metode deskriptif, yaitu
pemantapan mutu eksternal. Pemantapan mutu mengetahui gambaran pemantapan mutu
internal adalah kegiatan pencegahan dan laboratorium hematologi di Puskesmas wilayah
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing- kabupaten Mojokerto. Adapun variabel bebas pada
masing laboratorium secara terus menerus agar penelitian ini adalah Laboratorium di Puskesmas
tidak terjadi atau mengurangi kejadian wilayah kerja Kabupaten Mojokerto dan Whole
error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil Blood Control. Sedangkan variabel terikat dari
pemeriksaan yang tepat. Pemantapan Mutu penelitian ini adalah Hasil pemeriksaan
Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan Hemoglobin dan Leukosit whole blood control,
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium Nilai Indeks Deviasi atau IDp dari whole blood
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai control, Gambaran pemantapan mutu.
penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. (Siregar dkk, 2018) Teknik Analisa Data
Setiap laboratorium puskesmas wajib
mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang Metode analisa data menggunakan metode
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan statistika deskriptif yang dinyatakan dalam
prosentase dari kriteria hasil penilaian indeks
deviasi untuk mengetahui gambaran pemantapan dengan prosentase 26,67% adalah pemeriksaan
mutu pada laboratorium puskesmas wilayah kerja hemoglobin level normal. Kriteria buruk dengan
Kabupaten Mojokerto. prosentase 40% adalah pemeriksaan leukosit level
normal.
Hasil Penelitian

Berikut adalah gambaran hasil Pemantapan Mutu


pemeriksaan hemoglobin dan leukosit berdasarkan Pembahasan:
rata-rata peserta :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah pemantapan mutu hematologi (pemeriksaan
hemoglobin dan leukosit) di puskesmas wilayah
kerja Kabupaten Mojokerto telah memenuhi
standart kemenkes. Hasil analisa data yang
dilakukan menunjukkan terdapat beberapa
puskesmas yang memiliki hasil pemantapan mutu
hematologi (pemeriksaan hemoglobin dan leukosit)
sesuai dengan standart kemenkes.
Data hasil pemantapan mutu pemeriksaan
hemoglobin berdasarkan nilai rata-rata peserta,
pada level abnormal rendah 20% dalam kriteria
baik, 13.33 % dalam kriteria cukup, 46.67% dalam
kriteria kurang, dan 20% dalam kriteria buruk.
Pada level normal didapatkan hasil 33,33% dalam
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat kriteria baik, 33.33% dalam kriteria cukup, 13.33%
bahwa yang memiliki hasil tinggi dari kriteria baik dalam kriteria kurang, dan 20% dalam kriteria
dengan prosentase 73,33% adalah pemeriksaan buruk. Pada level abnormal tinggi didapatkan hasil
leukosit level abnormal rendah. Kriteria cukup 40% dalam kriteria baik, 46.67% dalam kriteria
dengan prosentase 46,67% adalah pemeriksaan cukup, 6.67% dalam kriteria kurang, dan 6.67%
hemoglobin level abnormal tinggi. Kriteria kurang dalam kriteria buruk.
dengan prosentase 46,67% adalah pemeriksaan Data hasil pemantapan mutu pemeriksaan
hemoglobin level abnormal rendah. Kriteria buruk leukosit berdasarkan nilai rata-rata peserta, pada
dengan prosentase 33,33% adalah pemeriksaan level abnormal rendah didapatkan hasil 73,33%
leukosit level normal. dalam kriteria baik, 13,33% dalam kriteria cukup,
6.67% dalam kriteria kurang, dan 6.67% dalam
Berikut adalah gambaran hasil Pemantapan Mutu kriteria buruk. Pada level normal didapatkan hasil
pemeriksaan hemoglobin dan leukosit berdasarkan 53,33% dalam kriteria baik, 6.67% dalam kriteria
True Value cukup, 6.67% dalam kriteria kurang, dan 33,33%
dalam kriteria buruk. Pada level abnormal tinggi
didapatkan hasil 53,33% dalam kriteria baik,
26.67% dalam kriteria cukup, 6.67% dalam kriteria
kurang, dan 13,33% dalam kriteria buruk.
Menurut Herawati dkk (2011) hasil
pemeriksaan laboratorium dipengaruhi beberapa
faktor yaitu cara pengambilan spesimen,
penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode
analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik
pengukuran. Adanya hasil yang kurang ataupun
buruk pada penilaian berdasarkan nilai rata-rata
peserta, kemungkinan disebabkan alat yang jarang
dikontrol secara rutin sedangkan pasien yang
datang cukup banyak. Sehingga alat bekerja tidak
teliti dan hasil yang didapat kurang tepat. Hal ini
terlihat pada hasil antara puskesmas yang satu
dengan yang lainnya yang menggunakan alat
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat
dengan merk yang sama. Sedangkan pada
bahwa yang memiliki hasil tinggi dari kriteria baik
puskesmas dengan kode I hasil yang didapat
dengan prosentase 73,33% adalah pemeriksaan
berbeda dengan puskesmas lainnya dikarenakan
leukosit level abnormal tinggi. Kriteria cukup
alat yang digunakan merk nya berbeda sehingga
dengan prosentase 40% adalah pemeriksaan
hemoglobin level abnormal tinggi. Kriteria kurang
metode dan prinsip kerja alat berbeda pula, dan alat Sehingga variasi hasil sangat terlihat pada hasil
dalam kondisi kurang baik tetap digunakan. pemantapan mutu eksternal hemoglobin. Berbeda
Hasil tersebut menunjukkan tujuan dari dengan hasil pemantapan mutu eksternal leukosit,
pemantapan mutu laboratorium terpenuhi. Tujuan meskipun hasil pemeriksaan berbeda, tetapi
dari program pemantapan mutu adalah untuk koefisien variasi dari leukosit sangat tinggi.
menjamin keandalan hasil pemeriksaan Sehingga dapat mengurangi variasi dari hasil
laboratorium. Keandalan dari suatu tes atau metode indeks deviasi.
pemeriksaan adalah ukuran untuk menilai seberapa
jauh tes tersebut dapat digunakan untuk Kesimpulan :
kepentingan klinik baik sebagai tes penyaring, 1. Rerata hasil pemeriksaan hemoglobin di 15
untuk menentukan diagnosis, sebagai tes pemantau Puskesmas Wilayah Kerja Kabupaten
maupun untuk menentukan prognosis. Keandalan Mojokerto adalah level abnormal rendah yaitu
tes laboratorium meliputi : presisi, akurasi, 7,25 g/dL, level normal yaitu 13,43 g/dL, level
sensitivitas dan spesifisitas analitik. (Pertiwi, abnormal tinggi yaitu 17,5 g/dL.
2010). Rerata hasil pemeriksaan leukosit level
Gambaran pemantapan mutu pemeriksaan abnormal rendah yaitu 2,29 x103 /µL, level
hemoglobin Berdasarkan true value, pada level normal yaitu 8,06 x103 /µL, level abnormal
abnormal rendah didapatkan hasil 40% dalam tinggi yaitu 17,26 x103 /µL.
kriteria baik, 13.33 % dalam kriteria cukup, 2. Gambaran Pemantapan mutu pemeriksaan
13,33% dalam kriteria kurang, dan 33,33% dalam hemoglobin di 15 Puskesmas Wilayah Kerja
kriteria buruk. Pada level normal didapatkan hasil Kabupaten Mojokerto :
33,33% dalam kriteria baik, 20% dalam kriteria a. Berdasarkan nilai rata-rata peserta diperoleh
cukup, 26,67% dalam kriteria kurang, dan 20% hasil :
dalam kriteria buruk. Pada level abnormal tinggi - Level abnormal rendah kriteria baik 20%,
didapatkan hasil 46,67% dalam kriteria baik, 40% kriteria cukup 13.33 %, kriteria kurang
dalam kriteria cukup, 6,67% dalam kriteria kurang, 46.67%, dan kriteria buruk 20%.
dan 6,67% dalam kriteria buruk. - Level normal didapatkan hasil kriteria
Gambaran pemantapan mutu pemeriksaan baik 33.33%, kriteria cukup 33.33%,
berdasarkan true value, pada level abnormal rendah kriteria kurang 13.33%, dan kriteria buruk
didapatkan hasil 66,67% dalam kriteria baik, 20% 20%.
dalam kriteria cukup, 6.67% dalam kriteria kurang, - Level abnormal tinggi didapatkan hasil
dan 6.67% dalam kriteria buruk. Pada level normal kriteria baik 40%, kriteria cukup 46.67%,
didapatkan hasil 46,67% dalam kriteria baik, kriteria kurang 6.67%, dan kriteria buruk
13,33% dalam kriteria cukup, 0% dalam kriteria 6.67%.
kurang, dan 40% dalam kriteria buruk. Pada level b. Berdasarkan True value diperoleh hasil :
abnormal tinggi didapatkan hasil 73,33% dalam - Level abnormal rendah didapatkan hasil
kriteria baik, 6.67% dalam kriteria cukup, 13,33% kriteria baik 40%, kriteria cukup 13.33 %,
dalam kriteria kurang, dan 6,67% dalam kriteria kriteria kurang 13,33%, dan kriteria buruk
buruk. 33,33%.
Hasil yang diperoleh dari penilaian - Level normal didapatkan hasil kriteria
berdasarkan true value lebih baik dari penilaian baik 33,33%, kriteria cukup 20%, kriteria
berdasarkan nilai rata-rata peserta, dikarenakan kurang 26.67%, dan kriteria buruk 20%.
terdapat beberapa puskesmas hasilnya masuk pada - Level abnormal tinggi didapatkan hasil
range whole blood control tersebut. Dan hasil yang kriteria baik 46.67%, kriteria cukup 40%,
buruk tidak mempengaruhi dalam perhitungannya. kriteria kurang 6.67%, dan kriteria buruk
Sesuai dengan rumus dari Kemenkes (2013) yaitu 6,67%.
Indeks Deviasi peserta berdasarkan true value 3. Gambaran Pemantapan mutu hasil
diperoleh dari selisih hasil pemeriksaan peserta pemeriksaan leukosit di 15 Puskesmas
terhadap mean dalam satuan Standart Deviasi (SD). Wilayah Kerja Kabupaten Mojokerto :
Tetapi masih terdapat hasil yang kurang bahkan a. Berdasarkan nilai rata-rata peserta diperoleh
buruk dikarenakan pada 15 puskesmas tersebut alat hasil :
yang dipakai berbeda merk atau tipenya. Sehingga - Level abnormal rendah didapatkan hasil
hasil yang dikeluarkan oleh alat berbeda merk kriteria baik 73.33%, kriteria cukup
tersebut memiliki range berbeda. 13.33%, kriteria kurang 6.67%, dan
Dari dua parameter tersebut, hemoglobin kriteria buruk 6,67%.
memiliki hasil yang lebih beragam dibandingkan - Level normal didapatkan hasil kriteria
dengan leukosit. Hal ini dikarenakan koefisien baik 53,33%, kriteria cukup 6.67%,
variasi dari hemoglobin lebih pendek dari leukosit. kriteria kurang 6.67%, dan kriteria buruk
Semakin kecil nilai koefisien variasi semakin teliti 33,33%.
hasil atau metode tersebut.(Kemenkes,2013).
- Level abnormal tinggi didapatkan hasil Pertiwi, Danis. 2010. Pemantapan Mutu
kriteria baik 53,33%, kriteria cukup Laboratorium Bidang Kimia Klinik.
26.67%, kriteria kurang 6.67%, dan Majalah ilmiah Sultan Agung Universitas
kriteria buruk 13,33%. Islam Sultan Agung Vol.XLVIII No.122.
b. Berdasarkan True value diperoleh hasil : Berasal dari http://research.unissula.ac.id.
- Level abnormal rendah didapatkan hasil Diakses 19 Januari 2019.
kriteria baik 66,67%, kriteria cukup 20%,
kriteria kurang 6.67%, dan kriteria buruk Rifqi, Firinda. 2014. Gambaran Pemantapan Mutu
6.67%. Eksternal Laboratorium Hematologi di
- Level normal didapatkan hasil kriteria puskesmas Wilayah Surabaya Selatan.
baik 46,67%, kriteria cukup 13,33%, Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Analis
kriteria kurang 0%, dan kriteria buruk Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Surabaya,
40%. Surabaya.
- Level abnormal tinggi didapatkan hasil
kriteria baik 73,33%, kriteria cukup Siregar, Maria T dkk. 2018. Kendali Mutu. Bahan
6.67%, kriteria kurang 13,33%, dan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM)
kriteria buruk 6,67%. KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA. Berasal dari
Saran : http://bppsdmk.kemkes.go.id. Diakses 17
Desember 2018.
1. Bagi instansi atau puskesmas, agar
menyediakan bahan kontrol supaya alat
dapat dikontrol dan dikalibrasi.
2. Bagi tenaga laboratorium, lebih
memperhatikan kontrol dan kalibrasi alat.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan
penelitian tentang pemantapan mutu dengan
parameter yang lebih lengkap.

Daftar Pustaka :

BBLK. 2018. Pemantapan Mutu Eksternal. Berasal


dari http://bblksurabaya.id. Diakses 17
Desember 2018.

Herawati, Fauna dkk. 2011. Pedoman Interpretasi


Data Klinik. KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2011. Berasal dari
https://www.researchgate.net. Diakses 20
Januari 2019.

Kahar, Hartono. 2005. Peningkatan Mutu


Pemeriksaan di Laboratorium Klinik Rumah
Sakit. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12
No. 1, 38-40. Berasal dari
https://indonesianjournalofclinicalpathology
.org. Diakses 21 Januari 2019.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


nomor 37 tahun 2012 Tentang
penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia


nomor 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik

You might also like