Professional Documents
Culture Documents
Anemia Defisiensi Besi Pada Pasien Dengan Ulkus Peptikum: Laporan Kasus
Anemia Defisiensi Besi Pada Pasien Dengan Ulkus Peptikum: Laporan Kasus
Anemia Defisiensi Besi Pada Pasien Dengan Ulkus Peptikum: Laporan Kasus
Published by Intisari Sains Medis I Dewa Agung Gede Agastya Janardhana1*, I Dewa Gede Agung Suta Ariwangsa1
ABSTRACT
Background: Anemia is a decrease in hemoglobin RDW-CV. Analysis of peripheral blood smears presents
levels from the standard limit that can be caused with hypochromic microcytic poikilocytosis anemia,
by iron deficiency and chronic bleeding. One-third serum iron is decreased, and increased TIBC. Chronic
(32.9%) of the world population is estimated to suffer bleeding anemia accompanied by iron deficiency will
from anemia, and iron deficiency is a common cause of cause ferritin levels to decrease or be normal to 60 µg
anemia in all countries. The diagnosis is made through / dl. The patient was diagnosed with peptic ulcers as
history taking, physical examination and investigations. seen from esophagoduodenoscopy and severe anemia
Case report: 59-year-old male patient with complaints caused by iron deficit and chronic bleeding. Patients
of black stool, abdominal pain and weakness. On were treated supportively with PRC transfusion, ferrous
physical examination, found pale conjunctiva, angular sulfate and vitamin C.
stomatitis and atrophy of the tongue. On complete Conclusion: The patient’s iron deficiency anemia
blood, the examination found a decrease in erythrocyte resulted from peptic ulcers, which caused chronic
levels, hemoglobin, MCV, MCH, and MCHC and increased bleeding.
Keywords: Anemia, iron deficiency, peptic ulcer, chronic bleeding.
Cite This Article: Janardhana, I.D.A.G.A., Ariwangsa, I.D.G.A.S. 2021. Anemia defisiensi besi pada pasien dengan
ulkus peptikum: Laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 113-116. DOI: 10.15562/ism.v12i1.860
ABSTRAK
Latar belakang: Anemia merupakan kondisi dengan kadar eritrosit, Hemoglobin, MCV, MCH, dan MCHC,
kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal. peningkatan RDW-CV. Pemeriksaan apusan darah tepi
Anemia dapat disebabkan akibat defisiensi besi atau gambaran anemia bikromik mikrositer poikilositosis,
perdarahan kronis. Sebesar sepertiga (32,9%) populasi serum besi menurun, dan peningkatan TIBC. Anemia
didunia diperkirakan menderita anemia. Defisiensi perdarahan kronis disertai defisiensi besi akan
besi merupakan penyebab umum anemia di seluruh menimbulkan kadar ferritin menurun atau normal
negara. Penegakan diagnosis anemia dilakukan hingga 60µg/dl. Pasien didiagnosis dengan ulkus
melalui anamnesis, pemerikaan fisik, dan pemeriksaan peptikum dilihat dari hasil Esofagoduodenoskopi dan
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, penunjang. anemia berat yang disebabkan oleh defisensi besi dan
Universitas Warmadewa, Bali, Indonesia Laporan kasus: Pasien laki-laki 59 tahun dengan perdarahan kronis. Pasien diterapi suportif dengan
keluhan BAB hitam, nyeri perut dan lemas. Pada Tranfusi PRC, pemberian ferrous sulphate dan vitamin C.
*Korespondensi: pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, Kesimpulan: Anemia defisiensi besi pada pasien
I Dewa Agung Gede Agastya Janardhana, stomatitis angularis dan atrofi papil lidah. Pada ditimbulkan oleh ulkus peptikum yang menyebabkan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas pemeriksaan darah lengkap ditemukan penurunan terjadinya perdarahan kronis.
Warmadewa, Bali, Indonesia.
agas.aghost@gmail.com Kata kunci: Anemia, defisiensi besi, ulkus peptikum, perdarahan kronis.
Sitasi Artikel ini: Janardhana, I.D.A.G.A., Ariwangsa, I.D.G.A.S. 2021. Anemia defisiensi besi pada pasien dengan
Diterima: 18-11-2020 ulkus peptikum: Laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 113-116. DOI: 10.15562/ism.v12i1.860
Disetujui: 23-03-2021
Diterbitkan: 01-04-2021
Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860
http://isainsmedis.id/ 113
CASE REPORT
114 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860
CASE REPORT
saturasi transferrin.8 Terganggunya 5. Pemeriksaan lain dapat berupa dilakukan secara oral, tetapi diperlukan
eritropoiesis akan menurunkan kadar pemeriksaan feses untuk mencari perhitungan dosis besi parenteral yang
hemoglobin dan akibatnya timbul apakah terdapat infkesi cacing cermat agar tidak membahayakan pasien.8
anemia hipokromik mikrositik. yang tambang atau tidak, endoskopi, barium Besarnya dosis dapat dihitung dengan
menimbulkan gangguan pengiriman intake/ barium inloop untuk mencari rumus:
oksigen ke jaringan sehingga menghasilkan perdarahan di gastrointestinal. Pemberian transfusi darah apabila
gejala seperti Lelah, lemah jantung. Pada pemeriksaan laboratorium darah pasien memerlukan peningkatan kadar
berdebar dan pusing.8,9 Pemeriksaan fisik lengkap, menunjukkan kecenderungan hemoglobin yang cepat. Pada kasus pasien
pada anemia meliputi warna kulit biasanya kearah Anemia defisiensi besi. Hal ini diberikan transfusi Packed Red Cell (PRC)
pucat, sianosis, atau ikterus; purpura ditunjukkan dengan penurunan kadar dapat diberikan premedikasi furosemide
seperti petechie dan echymosis; mata hemoglobin, MCV dan MCHC serta intravena untuk mengurangi bahaya
didapat konjungtiva pucat atau ikterus; peningkatan RDW. Hal ini juga didukung overload.8 Adanya peningkatan retikolosit
kuku berbentuk sendok (koilonikia); oleh pemeriksaan apusan darah tepi di minggu pertama dan normalnya
mulut didapat atrofi papil lidah, stomatitis yang menggambarkan anemia bikromik hemoglobin dalam 4 – 10 minggu
angularis, perdarahan gusi, ulserasi, dan mikrositer dengan poikilositosis, terdapat menunjukan respon baik dari pengobatan
hipertrofi gusi. Pemeriksaan lain yang bisa sel target dan sel pensil. Pada pemeriksaan preparat besi.8 Terapi suportif yang dapat
juga didapat yaitu adanya organomegaly EGD, ditemukan ulkus peptikum yang diberikan pada pasien yaitu: pemberian
seperti limfadenopati, hepatomegaly, dan menunjukkan terdapat perdarahan yang vitamin C diberikan 3 x 100 mg per hari
splenomegaly.8 kronis sehingga menimbulkan anemia untuk meningkatkan absorpsi besi dan
Pada kasus ini pasien juga mengalami pada pasien. Hal ini mempengaruhi hasil diet sebaiknya diberikan makanan bergizi
lemas, letih dan lesu sejak 2 minggu yang dari pemeriksaan profil besi. Pemeriksaan dengan tinggi protein terutama yang
lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh profil besi menunjukkan serum besi berasal dari protein hewani.8 Selain itu
dan tidak ada perbaikan. Pemeriksaan fisik menurun, TIBC meningkat, dan serum pada pasien juga diberikan pendidikan
pada pasien didapat konjungtiva anemis Ferritin normal. Serum Feritin merupakan kesehatan serta pencegahan untuk
+/+ dan atrofi papil lidah. Berdasarkan reaktan fase akut yang akan meningkat kekambuhan anemia. Adapun pendidikan
teori sesuai dengan keluhan pada pasien apabila terjadi inflamasi kronis. pada kesehatan yang diberikan yaitu: menjaga
serta pemeriksaan fisik yang didapat. anemia defisiensi besi dengan inflamasi kesehatan lingkungan dengan memakai
Pemeriksaan laboratorium yang kronis, terjadi peningkatan penyerapan jamban dan alas kaki serta edukasi gizi
ditemukan pada anemia defisiensi besi besi di makrofag yang menyebabkan dengan mengkonsumsi makanan yang
adalah:8-10 kadar feritin normal hingga meningkat. meningkatkan penyerapan besi.
1. Pemeriksaan darah lengkap, pada Pada umumnya, kadar feritin pada
laki-laki ditemukan hemoglobin <13 anemia dengan perdarahan kronis SIMPULAN
g/dL dan <12 g/dL pada perempuan. meningkat, defisiensi besi menurun dan
Pasien Laki-Laki 59 tahun dengan
Mean Corpusspular Volume (MCV) anemia dengan kedua kondisi keduanya
diagnosis Melena ec. Ulkus peptikum
<80 fL Mean corpuscular hemoglobin cenderung menurun hingga normal.8-11
disertai dengan anemia berat ec. Anemia
(MCH) dan Mean Corpuscular Pada kasus terjadi anemia defisiensi
Defisiensi Besi. Pasien memliki gambaran
Hemoglobin Concentration (MCHC) besi yang disebabkan oleh ulkus peptikum.
anemia defisiensi. Pemeriksaan EGD
cenderung semakin turun pada Selain dilihat dari apusan darah tepi,
menunjukkan bawah pasien didapatkan
anemia berat dan berlangsung kronis. hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan
ulkus peptikum. Penatalaksanaan pada
Red Cell Distribution Width (RDW) EGD yang menunjukkan ulkus gaster,
pasien meliputi pemberian tranfusi darah
menunjukkan anisositosis sebagai serum besi menurun, serum ferritin serta
(PRC), terapi kausal pada ulkus peptikum,
tanda awal defisiensi besi. peningkatan TIBC. Terdapat kesesuaian
pemberian besi (ferrous sulphate dengan
2. Gambaran pada apusan darah tepi antara teori dengan kasus.
dosis 3 x 200 mg). KIE pada pasien yaitu
dapat menunjukan hipokromik Pemberian terapi dilakukan setelah
diet tinggi protein hewani.
mikrositer, anisositosis, poikilositosis, diagnosis dapat ditegakkan. Terapi
anulosit, sel pensil, sel target dan sel terhadap anemia dapat berupa terapi Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 3
pensil. Leukosit dan trombosit normal. kausal tergantung penyebabnya, misal
3. Kadar besi serum menurun (<50 mg/ pada kasus ini anemia yang disebabkan
dl), TIBC meningkat (>350mg/dl), dan oleh ulkus peptikum sehingga perlu
kadar serum ferritin (<20 µg/dl). Jiak pemberian terapi untuk ulkus peptikum. PENUTUP
terdapat inflamasi dapat meningkat Pemberian terapi besi dapat dilakukan Kontribusi Penulis
hinga 60 µg/dl dan saturasi transferrin secara oral seperti ferrous sulphate dengan Semua penulis berkontribusi dalam
menurun (<15%). dosis 3 x 200 mg selama 6 bulan setelah pengonsepan, pengumpulan data pasien,
4. Pada pemeriksaan sumsum tulang kadar hemoglobin normal untuk mengisi dan penyusunan laporan kasus ini.
menunjukkan hyperplasia normoblastic cadangan besi tubuh. Pemberian besi
dengan micronormoblast. parenteral apabila pasien tidak dapat
Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860 115
CASE REPORT
116 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860