Anemia Defisiensi Besi Pada Pasien Dengan Ulkus Peptikum: Laporan Kasus

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 1: 113-116


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Anemia defisiensi besi pada pasien


dengan ulkus peptikum: Laporan kasus

Published by Intisari Sains Medis I Dewa Agung Gede Agastya Janardhana1*, I Dewa Gede Agung Suta Ariwangsa1

ABSTRACT
Background: Anemia is a decrease in hemoglobin RDW-CV. Analysis of peripheral blood smears presents
levels from the standard limit that can be caused with hypochromic microcytic poikilocytosis anemia,
by iron deficiency and chronic bleeding. One-third serum iron is decreased, and increased TIBC. Chronic
(32.9%) of the world population is estimated to suffer bleeding anemia accompanied by iron deficiency will
from anemia, and iron deficiency is a common cause of cause ferritin levels to decrease or be normal to 60 µg
anemia in all countries. The diagnosis is made through / dl. The patient was diagnosed with peptic ulcers as
history taking, physical examination and investigations. seen from esophagoduodenoscopy and severe anemia
Case report: 59-year-old male patient with complaints caused by iron deficit and chronic bleeding. Patients
of black stool, abdominal pain and weakness. On were treated supportively with PRC transfusion, ferrous
physical examination, found pale conjunctiva, angular sulfate and vitamin C.
stomatitis and atrophy of the tongue. On complete Conclusion: The patient’s iron deficiency anemia
blood, the examination found a decrease in erythrocyte resulted from peptic ulcers, which caused chronic
levels, hemoglobin, MCV, MCH, and MCHC and increased bleeding.
Keywords: Anemia, iron deficiency, peptic ulcer, chronic bleeding.
Cite This Article: Janardhana, I.D.A.G.A., Ariwangsa, I.D.G.A.S. 2021. Anemia defisiensi besi pada pasien dengan
ulkus peptikum: Laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 113-116. DOI: 10.15562/ism.v12i1.860

ABSTRAK
Latar belakang: Anemia merupakan kondisi dengan kadar eritrosit, Hemoglobin, MCV, MCH, dan MCHC,
kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal. peningkatan RDW-CV. Pemeriksaan apusan darah tepi
Anemia dapat disebabkan akibat defisiensi besi atau gambaran anemia bikromik mikrositer poikilositosis,
perdarahan kronis. Sebesar sepertiga (32,9%) populasi serum besi menurun, dan peningkatan TIBC. Anemia
didunia diperkirakan menderita anemia. Defisiensi perdarahan kronis disertai defisiensi besi akan
besi merupakan penyebab umum anemia di seluruh menimbulkan kadar ferritin menurun atau normal
negara. Penegakan diagnosis anemia dilakukan hingga 60µg/dl. Pasien didiagnosis dengan ulkus
melalui anamnesis, pemerikaan fisik, dan pemeriksaan peptikum dilihat dari hasil Esofagoduodenoskopi dan
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, penunjang. anemia berat yang disebabkan oleh defisensi besi dan
Universitas Warmadewa, Bali, Indonesia Laporan kasus: Pasien laki-laki 59 tahun dengan perdarahan kronis. Pasien diterapi suportif dengan
keluhan BAB hitam, nyeri perut dan lemas. Pada Tranfusi PRC, pemberian ferrous sulphate dan vitamin C.
*Korespondensi: pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, Kesimpulan: Anemia defisiensi besi pada pasien
I Dewa Agung Gede Agastya Janardhana, stomatitis angularis dan atrofi papil lidah. Pada ditimbulkan oleh ulkus peptikum yang menyebabkan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas pemeriksaan darah lengkap ditemukan penurunan terjadinya perdarahan kronis.
Warmadewa, Bali, Indonesia.
agas.aghost@gmail.com Kata kunci: Anemia, defisiensi besi, ulkus peptikum, perdarahan kronis.
Sitasi Artikel ini: Janardhana, I.D.A.G.A., Ariwangsa, I.D.G.A.S. 2021. Anemia defisiensi besi pada pasien dengan
Diterima: 18-11-2020 ulkus peptikum: Laporan kasus. Intisari Sains Medis 12(1): 113-116. DOI: 10.15562/ism.v12i1.860
Disetujui: 23-03-2021
Diterbitkan: 01-04-2021

Published
Open access:
by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860
http://isainsmedis.id/ 113
CASE REPORT

PENDAHULUAN μL, Hemoglobin 4,2 g/dL,MCV 59.1 fL,


MCH 16,9 pg, dan MCHC 28,6 g/dL.
Anemia merupakan penurunan kadar RDW-CV 19.4%. Leukosit dan trombosit
hemoglobin dari batas normal. Beberapa dalam batas normal. Pemeriksaan apusan
penyebab anemia dipengaruhi oleh usia, darah tepi ditemukan Anemia bikromik
jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.1 anipoikilositosis (mikrosit, eliptosit. tear
Sebesar sepertiga (32,9%) populasi drop, sel target, sel pensil, fragmentosit)
didunia diperkirakan menderita anemia suspect anemia defisiensi besi (ADB) dd
pada tahun 2010.2 Anak usia dibawah anemia penyakit infeksi/inflamasi.
2 tahun dan wanita hamil merupakan Mentzer index: 20,45 (>13) mendukung
kelompok populasi yang paling rentan ADB, serum Iron 7 µg/dL. TIBC 428
menderita anemia.3 Dalam kelompok µg/dL, dan Feritin 43,80 ng/ml. Pasien Gambar 1. Pemeriksaan apusan darah
umur, prevalensi anemia diatas 50 tahun dilakukan Esofago- gastrodudodenoskopi tepi menunjukkan anemia
meningkat seiring bertambahnya usia (EGD) ditemukan ulkus peptikum kriteria bikromik anisopoikilositosis
dan meningkat hingga 20% pada usia Forrest III. (mikrosit, eliptosit, tear
85 tahun.4 Penyebab umum terjadinya Pasien didiagnosis dengan Melena et drop, sel target, sel pensil,
anemia di seluruh negara yaitu akibat causa Ulkus peptikum dan Anemia Berat fragmentosit,) Normoblast
defisiensi besi.5 Sekitar 2% dan 5% pria et Causa Anemia Defisiensi Besi (ADB). (+).
dan wanita di amerika mengalami anemia Pasien diterapi dengan IVFD RL 20 tpm,
defisiensi besi.6 Anemia defisiensi besi Furosemid 20 mg premedikasi tranfusi,
memiliki gejala umum dan gejala khas. Tranfusi PRC 1 Kolf/hari sampai HB> 10,
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, Asam Traneksamat 300 mg tiap 8 jam,
pemerikaan fisik dan pemeriksaan Lanzoprazole bila mual, ferrous sulphate 3
penunjang. Pemeriksaan penunjang x 200 mg, vitamin C 1x100 mg.
dilakukan bertujuan menentukan
adanya anemia dengan mengukur kadar PEMBAHASAN
hemoglobin atau hematokrit dan mencari
penyakit dasar yang menyebabkan Anemia merupakan kondisi dengan
anemia defisiensi besi.5,7 Berikut ini hemoglobin dan/atau massa eritrosit dalam
kami sampaikan salah satu kasus anemia sirkulasi darah mengalami penurunan
Gambar 2. Pemeriksaan EGD
defisiensi besi, pasien laki-laki 59 tahun fungsi khususnya sirkulasi oksigen
ditemukan ulkus peptikum
dengan keluhan BAB hitam nyeri perut bagi jaringan tubuh. Kriteria anemia
kriteria Forrest III
dan lemas sejak 1 minggu. berdasarkan pemeriksaan laboratorium
yaitu kadar hemoglobin <10 gr/dl, eritrosit
KASUS <2,8 juta/mm, dan hematokrit <30%.3
Kadar hemoglobin akan menentukan mampu menyebabkan tubuh kehilangan
Pasien laki-laki 59 tahung datang ke derajat anemia. Kadar Hb 10 gr/dl-cut off zat besi seperti, ulkus peptikum,
IGD RSUD Sanjiwani mengeluh BAB point tergolong anemia kategori ringan penggunaan NSAID, keganasan seperti
hitam sejak satu minggu ini. BAB hitam sekali, Kadar Hb 8 gr/dl-9,9 gr/dl menjadi kanker lambung dan Kolon, hemoroid,
seperti aspal dirasakan terus menerus anemia kategori ringan. Anemia kategori divertikulosis serta infeksi cacing.8
dan tidak ada perbaikan. Keluhan sedang apabila kadar Hb 6 gr/dl-7,9 gr/ Kehilangan besi akan dikompensasi
dikatakan datang secara tiba-tiba. Selain dl. Apabila kadar Hb < 6 gr/dl maka tubuh mengeluarkan cadangan besi
itu pasien mengeluhkan nyeri perut sejak akan tergolong anemia kategori berat. sehingga cadangan besi makin menurun
2 minggu. Nyeri perut dirasakan seperti Penyebab anemia dipengaruhi oleh usia, disebut tahap deplesi besi. Keadaan ini
melilit di perut bagian atas. Nyeri perut jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.1 ditandai dengan kadar serum ferritin
dirasakan terus menerus dan memberat Di Indonesia, proporsi anemia penduduk yang menurun dan absorpsi besi dalam
pada malam hari. Nyeri tidak membaik >1 tahun sebesar 27%, dimana kelompok usus mengalami peningkatan. Kondisi
dengan perubahan posisi. Keluhan lain usia 55 – 64 tahun mendominasi sebesar deplesi besi yang berkepanjangan akan
yaitu pasien merasa lemas sejak 2 minggu. 25%. Kelompok usia 65-74 tahun sebesar mengosongkan cadangan besi, sehingga
Lemas dirasakan diseluruh tubuh dan 34,2% dan kelompok usia > 5 tahun sbesar terganggunya proses eritropoiesis
terus menerus hingga mengganggu 46%.7 Hal ini menunjukkan bahwa pasien hail ini disebut sebagai iron deficient
kegiatan pasien sehari-hari. Lemas tidak dengan usia lebih tua semakin berisiko erythropoiesis.8 Pada fase ini dicirikan
membaik dengan istirahat. mengalami anemia. dengan kapasitas Total Iron Binding
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Pada orang dewasa, anemia defisiensi Capacity (TIBC) yang mengalami
konjungtiva anemis dan atrofi papil besi biasa disebabkan karena kehilangan peningkatan, juga peningkatan kadar free
lidah. Pada pemeriksaan darah lengkap zat besi, perdarahan kronis, dan kombinasi protophorphyrin atau zinc protophorphyrin
ditemukan eritrosit sebanyak 2.50 x106 keduanya.8 Adanya perdarahan kronis dalam eritrosit, namun terjadi penurunan

114 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860
CASE REPORT

saturasi transferrin.8 Terganggunya 5. Pemeriksaan lain dapat berupa dilakukan secara oral, tetapi diperlukan
eritropoiesis akan menurunkan kadar pemeriksaan feses untuk mencari perhitungan dosis besi parenteral yang
hemoglobin dan akibatnya timbul apakah terdapat infkesi cacing cermat agar tidak membahayakan pasien.8
anemia hipokromik mikrositik. yang tambang atau tidak, endoskopi, barium Besarnya dosis dapat dihitung dengan
menimbulkan gangguan pengiriman intake/ barium inloop untuk mencari rumus:
oksigen ke jaringan sehingga menghasilkan perdarahan di gastrointestinal. Pemberian transfusi darah apabila
gejala seperti Lelah, lemah jantung. Pada pemeriksaan laboratorium darah pasien memerlukan peningkatan kadar
berdebar dan pusing.8,9 Pemeriksaan fisik lengkap, menunjukkan kecenderungan hemoglobin yang cepat. Pada kasus pasien
pada anemia meliputi warna kulit biasanya kearah Anemia defisiensi besi. Hal ini diberikan transfusi Packed Red Cell (PRC)
pucat, sianosis, atau ikterus; purpura ditunjukkan dengan penurunan kadar dapat diberikan premedikasi furosemide
seperti petechie dan echymosis; mata hemoglobin, MCV dan MCHC serta intravena untuk mengurangi bahaya
didapat konjungtiva pucat atau ikterus; peningkatan RDW. Hal ini juga didukung overload.8 Adanya peningkatan retikolosit
kuku berbentuk sendok (koilonikia); oleh pemeriksaan apusan darah tepi di minggu pertama dan normalnya
mulut didapat atrofi papil lidah, stomatitis yang menggambarkan anemia bikromik hemoglobin dalam 4 – 10 minggu
angularis, perdarahan gusi, ulserasi, dan mikrositer dengan poikilositosis, terdapat menunjukan respon baik dari pengobatan
hipertrofi gusi. Pemeriksaan lain yang bisa sel target dan sel pensil. Pada pemeriksaan preparat besi.8 Terapi suportif yang dapat
juga didapat yaitu adanya organomegaly EGD, ditemukan ulkus peptikum yang diberikan pada pasien yaitu: pemberian
seperti limfadenopati, hepatomegaly, dan menunjukkan terdapat perdarahan yang vitamin C diberikan 3 x 100 mg per hari
splenomegaly.8 kronis sehingga menimbulkan anemia untuk meningkatkan absorpsi besi dan
Pada kasus ini pasien juga mengalami pada pasien. Hal ini mempengaruhi hasil diet sebaiknya diberikan makanan bergizi
lemas, letih dan lesu sejak 2 minggu yang dari pemeriksaan profil besi. Pemeriksaan dengan tinggi protein terutama yang
lalu. Lemas dirasakan pada seluruh tubuh profil besi menunjukkan serum besi berasal dari protein hewani.8 Selain itu
dan tidak ada perbaikan. Pemeriksaan fisik menurun, TIBC meningkat, dan serum pada pasien juga diberikan pendidikan
pada pasien didapat konjungtiva anemis Ferritin normal. Serum Feritin merupakan kesehatan serta pencegahan untuk
+/+ dan atrofi papil lidah. Berdasarkan reaktan fase akut yang akan meningkat kekambuhan anemia. Adapun pendidikan
teori sesuai dengan keluhan pada pasien apabila terjadi inflamasi kronis. pada kesehatan yang diberikan yaitu: menjaga
serta pemeriksaan fisik yang didapat. anemia defisiensi besi dengan inflamasi kesehatan lingkungan dengan memakai
Pemeriksaan laboratorium yang kronis, terjadi peningkatan penyerapan jamban dan alas kaki serta edukasi gizi
ditemukan pada anemia defisiensi besi besi di makrofag yang menyebabkan dengan mengkonsumsi makanan yang
adalah:8-10 kadar feritin normal hingga meningkat. meningkatkan penyerapan besi.
1. Pemeriksaan darah lengkap, pada Pada umumnya, kadar feritin pada
laki-laki ditemukan hemoglobin <13 anemia dengan perdarahan kronis SIMPULAN
g/dL dan <12 g/dL pada perempuan. meningkat, defisiensi besi menurun dan
Pasien Laki-Laki 59 tahun dengan
Mean Corpusspular Volume (MCV) anemia dengan kedua kondisi keduanya
diagnosis Melena ec. Ulkus peptikum
<80 fL Mean corpuscular hemoglobin cenderung menurun hingga normal.8-11
disertai dengan anemia berat ec. Anemia
(MCH) dan Mean Corpuscular Pada kasus terjadi anemia defisiensi
Defisiensi Besi. Pasien memliki gambaran
Hemoglobin Concentration (MCHC) besi yang disebabkan oleh ulkus peptikum.
anemia defisiensi. Pemeriksaan EGD
cenderung semakin turun pada Selain dilihat dari apusan darah tepi,
menunjukkan bawah pasien didapatkan
anemia berat dan berlangsung kronis. hal ini dibuktikan dengan pemeriksaan
ulkus peptikum. Penatalaksanaan pada
Red Cell Distribution Width (RDW) EGD yang menunjukkan ulkus gaster,
pasien meliputi pemberian tranfusi darah
menunjukkan anisositosis sebagai serum besi menurun, serum ferritin serta
(PRC), terapi kausal pada ulkus peptikum,
tanda awal defisiensi besi. peningkatan TIBC. Terdapat kesesuaian
pemberian besi (ferrous sulphate dengan
2. Gambaran pada apusan darah tepi antara teori dengan kasus.
dosis 3 x 200 mg). KIE pada pasien yaitu
dapat menunjukan hipokromik Pemberian terapi dilakukan setelah
diet tinggi protein hewani.
mikrositer, anisositosis, poikilositosis, diagnosis dapat ditegakkan. Terapi
anulosit, sel pensil, sel target dan sel terhadap anemia dapat berupa terapi Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang) x BB x 3
pensil. Leukosit dan trombosit normal. kausal tergantung penyebabnya, misal
3. Kadar besi serum menurun (<50 mg/ pada kasus ini anemia yang disebabkan
dl), TIBC meningkat (>350mg/dl), dan oleh ulkus peptikum sehingga perlu
kadar serum ferritin (<20 µg/dl). Jiak pemberian terapi untuk ulkus peptikum. PENUTUP
terdapat inflamasi dapat meningkat Pemberian terapi besi dapat dilakukan Kontribusi Penulis
hinga 60 µg/dl dan saturasi transferrin secara oral seperti ferrous sulphate dengan Semua penulis berkontribusi dalam
menurun (<15%). dosis 3 x 200 mg selama 6 bulan setelah pengonsepan, pengumpulan data pasien,
4. Pada pemeriksaan sumsum tulang kadar hemoglobin normal untuk mengisi dan penyusunan laporan kasus ini.
menunjukkan hyperplasia normoblastic cadangan besi tubuh. Pemberian besi
dengan micronormoblast. parenteral apabila pasien tidak dapat

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860 115
CASE REPORT

Pernyataan Etik 2. Kassebaum NJ, Jasrasaria R, Naghavi M, et al. Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/


Laporan kasus ini telah disetujui oleh A systematic analysis of global anemia burden pmc/articles/PMC3105608/
from 1990 to 2010. Blood. 2014;123(5):615- 7. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar;
Komisi Etik, Fakultas Kedokteran, 624 Accessed 26 March, 2020 available RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Universitas Warmadewa. Pasien telah at https://ashpublications.org/blood/ 2013
memberikan persetujuan. article/123/5/615/32839/A-systematic-analysis- 8. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta:
of-global-anemia-burden-from EGC; 2015. p. 31
3. World Health Organization. Haemoglobin 9. Bridges K, Pearson H. Anemias and Other Red
Pendanaan concentrations for the diagnosis of anaemia Cell Disorder., Tropical Medicine. Connecticut:
Penulis mendeklarasikan tidak ada pihak and assessment of severity. Geneva:World McGraw Hill Medical; 2008. p. 100–101
kedua atau ketiga yang mendanai laporan Health Organization. 2011 Accessed 26 March, 10. Cappellini MD, Musallam KM, Taher AT. Iron
kasus ini. 2020 available at https://www.who.int/vmnis/ deficiency anaemia revisited. J Intern Med.
indicators/haemoglobin.pdf 2019;287(2):153–70. Accessed 1 April 2020
4. Patel KV. Epidemiology of anemia in older Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Konflik Kepentingan adults. Semin hematol. 2008;45(4):11- pubmed/31665543
Penulis mendeklarasikan tidak ada konflik 20. Accessed 26 March, 2020 available at 11. Madu AJ, Ughasoro MD. Anaemia of Chronic
kepentingan dalam penulisan laporan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ Disease: An In-Depth Review. Med Princ Pract.
kasus ini. PMC2572827/pdf/nihms71454.pdf 2017;26(1):1–9. Accessed 1 April 2020.
5. Jimenez K, Kulnigg-Dabsch S, Gasche C.
Management of iron deficiency Anemia.
BIBLIOGRAPHY Gastroenterol Hepatol. 2015;11(4):241–50.
1. WHO, Iron Deficiency Anemia: Assessment, Accessed 1 April 2020 Available at https://www.
Prevention, and Control, A guide for ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4836595/
programme managers.Geneva: World Health 6. Johnson Wimbley TD, Graham DY. Diagnosis
Organization, 2001 Accessed 26 March, 2020 and management of iron deficiency anemia in
available at https://www.who.int/nutrition/ the 21st century. Therap Adv Gastroenterol.
publications/en/ida_assessment_prevention_ 2011;4(3):177–84. Accessed 1 April 2020
control.pdf

116 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 113-116 | doi: 10.15562/ism.v12i1.860

You might also like