Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Bongaya Journal of Research in Management

Volume 2 Nomor 1. Hal 26-36. e-ISSN: 2615-8868


Homepage: https://ojs.stiem-bongaya.ac.id/index.php/BJRM

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PT. BANK BRI, TBK KANWIL MAKASSAR


DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

A. Muara Arumbarkah
Dosen Prodi Manajemen, Universitas Muslim Indonesia
Email: muaraarumbarkah@umi.ac.id

(Diterima: 2 Februari 2019; direvisi: 10 Maret 2019; dipublikasikan: 09 April 2019 )


©2019 –Bongaya Journal for Research in Management STIEM Bongaya. Ini adalah artikel dengan
akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ).

Abstract: In certain periods, an assessment of a condition of the bank's financial


statements is needed to determine the organization's performance and its level of health.
In this measurement contains information about the amount of assets (assets) owned as
well as liabilities and equity (own capital). Then it will also be illustrated the results of the
business obtained by the bank as well as the expenses and costs incurred to obtain these
results in a certain period. This study aims to analyze the performance of PT. Bank BRI,
Tbk using the balanced scorecard approach which is reflected through four main
perspectives, namely financial perspective, customer perspective, internal business
perspective and growth and learning perspective. This study uses a case study approach
supported by a survey that collects information about factors related to the research
variable. With the Balance Score-card approach. Expected measurement model. This
analytical method can provide accurate and detailed answers. The results of this study
indicate that Financial Perspective (X3) is the most dominant variable influencing BRI
Bank Performance (Y) The relationship between variables X and Y is very strong indicating
that the variable Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business
Perspective & Growth and Learning Perspective have influence a very significant (96.4%)
effect on BRI Bank Performance (Y) while theoretical conclusions are all variables that
have a significant effect.
Keywords: Balance Scorecard, Kinerja, The Performance of PT Bank BRI, Tbk.

Abstrak: Pada periode dan masa tertentu, penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan
bank sangat dibutuhkan untuk mengetahui kinerja organisasi dan tingkat kesehatannya.
Dalam pengukuran ini termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (asset) yang dimiliki
serta kewajiban dan ekuitas (modal sendiri). Kemudian akan tergambar pula hasil-hasil
usaha yang diperoleh oleh bank serta beban dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh hasil tersebut dalam satu periode tertentu.Penelitian ini memiliki tujuan untuk
menganalisis kinerja PT. Bank BRI, Tbk dengan menggunakan pendekatan balanced
scorecard yang di cerminkan melalui empat perspektif utama, yakni perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang didukung dengan
survei yang mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor terkait dengan variabel
penelitian. Dengan pendekatan Balance Score-card. Model pengukuran diharapkan Metode
analisis ini dapat memberikan jawaban yang akurat dan terperinci. Hasil penelitian ini
menunjukkan Perspektif Keuangan (X3) merupakan variabel yang paling dominan
berpengaruh terhadap Kinerja Bank BRI (Y) Hubungan keeratan antar variabel X dan Y
sangat kuat mengindikasikan bahwa variabel Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,
Perspektif Bisnis Internal & Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran memiliki pengaruh
yang sangat signifikan (96,4%) berpengaruh terhadap Kinerja Bank BRI (Y) adapun
kesimpulan teoritis adalah kesemua variabel berpengaruh signifikan.

Kata kunci: Balance Scorecard, Kinerja PT Bank BRI, Tbk


A.Muara Arumbarkah. Analasis Penilaian Kinerja PT. Bank BRI, TBK Kanwil Makassar dengan
Pendekatan Balance Scorecard | 27

PENDAHULUAN kepada peningkatan kinerja non keuangan, karena


dari situlah keuangan berasal.
Sistem perbankan adalah sistem yang
terdiri dari lembaga, kegiatan usaha, serta cara Pengukuran kinerja perusahaan ini
dan proses pelaksanaan kegiatan usaha yang dinamakan dengan nama Balanced Scorecard
memungkinkan bank melaksanakan fungsinya yang merupakan salah satu sistem pengukuran
dengan baik. Bank memberikan pelayanan dalam kinerja yang menerapkan visi dan strategi
lalu lintas sistem pembayaran sehingga kegiatan perusahaan, sehingga tercapainya keselarasan
ekonomi dapat berjalan dengan lancar. Dengan tujuan dan mendorong karyawan untuk bertindak
efisiensi, keamanan, dan kelancaran sistem yang terbaik bagi perusahaan. Pengukuran ini
pembayaran dari perbankan mampu membawa berusaha untuk membuat perpaduan pengukuran
perekonomian menjadi lebih baik. Selain itu, bank strategi yaitu pengukuran keuangan dan non
juga berfungsi sebagai media dalam keuangan, serta pengukuran internal dan
mentransmisikan kebijakan moneter yang pengukuran eksternal. Tujuan dari pengukuran
dilakukan bank sentral karena kebijakan moneter tersebut adalah memperhitungkan keseimbangan
sendiri bertujuan untuk menjaga stabilitas harga antara pencapaian kinerja keuangan dan non
dan pertumbuhan ekonomi. Pada periode dan keuangan, antara kinerja jangka pendek dan
masa tertentu, penilaian atas suatu kondisi laporan jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat
keuangan bank sangat dibutuhkan untuk intern dan bersifat ekstern.
mengetahui kinerja organisasi dan tingkat
kesehatannya. Dalam pengukuran ini termuat Sebagai organisasi yang berperan penting
informasi mengenai jumlah kekayaan (asset) yang dalam membangun sistem perbankan yang baik
dimiliki serta kewajiban dan ekuitas (modal pada tahun 2015, PT Bank Rakyat Indonesia
sendiri). Kemudian akan tergambar pula hasil- (Persero) Tbk meraih penghargaan sebagai "Bank
hasil usaha yang diperoleh oleh bank serta beban of The Year 2015 Indonesia" dalam ajang Bank of
dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk The Year Awards 2015 dari The Banker.
memperoleh hasil tersebut dalam satu periode Penghargaan tersebut akan menjadi kado bagi
tertentu (Kasmir, 2002). perseroan dan seluruh karyawan. Penghargaan
dari The Banker ini merupakan bukti nyata kerja
Untuk menilai kinerja suatu organisasi keras BRI dalam memberikan layanan dan kinerja
termasuk perbankan dapat diukur dengan keuangan terbaik di Tanah Air. Dari catatan 2
penggunaan rasio keuangan. Penilaian organisasi laporan kinerja keuangan tahun terakhir mulai
akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan 2013 – 2015 Per triwulan II tahun 2014 Bank BRI
loyalitas nasabah terhadap bank yang mencatat laba bersih setelah pajak sebesar
bersangkutan. Penggunaan rasio keuangan Rp11,72 T (bank only), atau naik sebesar 17,11%
memang terasa begitu bermanfaat dalam menilai year on year. Angka ini mempublikasikan kinerja
kondisi keuangan perusahaan perbankan namun keuangan triwulan II-2014 dengan konsisten
untuk penilaian kinerja keuangan yang kompleks menunjukkan trend pertumbuhan yang positif.“
membutuhkan suatu instrumen yang lebih Pencapaian laba bersih tersebut merupakan hal
komprehensif. Kaplan dan Norton mencoba yang sangat positif di tengah kondisi politik dan
merancang suatu sistem pengukuran kinerja yang ekonomi domestik yang kurang kondusif.
lebih komprehensif yang disebut dengan Solidnya kinerja bisnis Bank BRI di atas,
Balanced Score card dengan tujuan untuk tercermin dari pertumbuhan kredit Bank BRI yang
menyediakan informasi mengenai pencapaian mencapai 17,19% secara YoY, dari Rp 391,77
strategis organisasi kedalam seperangkat tolak triliun pada triwulan II-2013 lalu menjadi Rp
ukur kinerja yang saling berhubungan. Balanced 459,13 triliun pada triwulan II-2014.
Scorecard merupakan suatu metode pengukuran Pertumbuhan kredit tersebut juga dibarengi
kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada dengan prinsip kehati-hatian sehingga tingkat
kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non kredit bermasalah (Non Performing Loan-nett)
keuangan. Aspek non keuangan mendapat dapat dijaga di level 0,57%.Dari sisi pendanaan,
perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya Bank BRI juga berhasil menumbuhkan Dana
peningkatan kinerja keuangan bersumber dari Pihak Ketiganya. per akhir triwulan II-2014 total
aspek non keuangan, sehingga apabila perusahaan Dana Pihak Ketiga Bank BRI mencapai Rp488,45
akan melakukan pelipat gandaan kinerja maka Triliun atau tumbuh 11,27% year on year, dengan
fokus perhatian perusahaan akan ditujukan kontribusi sumber dana murah (CASA) yang tetap
28 | Bongaya Journal of Research in Management Vol. 2 No. 1 April 2019

dapat dijaga di level 57,3%. Tidak hanya itu, 3. Perspekstif bisnis internal berpengaruh
pertumbuhan Tabungan (saving) Bank BRI masih signifikan terhadap kinerja PT. BRI tbk
lebih tinggi bila dibanding dengan rata-rata Kanwil Makassar
industri, yakni 14,49% berbanding 10,12%. 4. Perspekstif pertumbuhan dan
pembelajaran berpengaruh signifikan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka terhadap kinerja PT. BRI tbk Kanwil
peneliti menentukan rumusan masalah yakni Makassar.
Apakah sosialisasi peraturan daerah tentang pajak
rumah kos berpengaruh positif dan signifikan METODE
terhadap kepatuhan wajib pajak di Kota Pendekatan Penelitian
Makassar” ? Pendekatan penelitian ini adalah studi
kasus yang didukung dengan survei yang
Pengukuran suatu kinerja perusahaan mengumpulkan informasi mengenai faktor-
secara komprehensif mengandung informasi yang faktor terkait dengan variabel penelitian.
berkaitan dengan aspek finansial dan non Dengan pendekatan Balance Score-card.
finansial, balance scorecard sebagai suatu alat Model pengukuran diharapkan Metode
yang membantu untuk mengukur kinerja analisis ini dapat memberikan jawaban yang
perusahaan baik secara finansial maupun non akurat dan terperinci.
finansial mengandung 4 (empat) perspektif utama
yakni, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, Populasi dan Sampel
perspektif bisnis internal dan perspektif Populasi dari penelitian ini adalah
pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam penelitian seluruh informasi perusahaan yang berkaitan
ini keempat perspektif tersebut digambarkan mengenai pengukuran kinerja dengan
sebagai variabel independen yang mempengaruhi pendekatan Balanced Scorecard (Sugiono,
variabel dependen yakni kinerja Bank BRI. 2009). Informasi yang dimaksud yakni
laporan keuangan, seluruh pelanggan,
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan karyawan, dan aktifitas operasi PT BRI
pada bab sebelumnya, maka kerangka konseptual Kanwil, Tbk Makassar. Sampel dalam
dalam sebagaimana tampilan gambar 1 : sebuah penelitian adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristrik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Adapun jumlah sampel
yang diambil adalah 25 responden untuk
pelanggan dan 25 responden untuk
karyawan.

Metode Analisis Data


Model pengujian yang digunakan
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda yang
terdiri dari 4 pengujian yaitu uji simultan
Gambar. 1. Model Kerangka Konseptual
(bersama-sama), uji parsial (sendiri-sendiri),
Berdasarkan tinjauan pustaka dan ujikorelasi, dan uji koefisien determinasi.
kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai pengaruh variabel independen terhadap
berikut : kinerja organisasi Bank BRI Kanwil
1. Perspekstif keuangan berpengaruh Makassar, dengan persamaan regresi yang
signifikan terhadap kinerja PT. BRI tbk digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
Kanwil Makassar.
2. Perspekstif pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja PT. BRI tbk Rumus :
Kanwil Makassar. Y = a + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4+ e
Dimana:
Y = Kinerja Organisasi Bank BRI
Kanwil Makassar
A.Muara Arumbarkah. Analasis Penilaian Kinerja PT. Bank BRI, TBK Kanwil Makassar dengan
Pendekatan Balance Scorecard | 29

a = Konstanta : 135) khususnya pada PT. Bank BRI yaitu


b1,b2,, b3,b4 = Koefisien Regresi sebagai berikut :
X1 = Perspektif Keuangan 1. Return on Asset (ROA)
X2 = Perspektif Pelanggan Berdasarkan laporan keuangan yang
X3 = Perspektif Bisnis Internal diperoleh dari PT. Bank BRI, maka
X4 = Perspektif Pembelajaran dan
besarnya ROA untuk tahun 2013 – 2015
Pertumbuhan
e = Kesalahan residual dapat ditentukan sebagai berikut :
(Disturbance Error)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Data
Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi yang didapatkan dari


hasil pengolahan data pada penelitian ini sebagai
berikut

Berdasarkan tabel 3.2, hasil perhitungan


return on asset (ROA) selama 3 tahun terakhir
yang menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- aktiva
yang diinvestasikan dapat memperoleh laba
(profit) sebesar 3,07% untuk tahun 2013, tahun
Dari tabel diatas dapat diketahui 2015 sebesar 5,15% dan tahun 2015 sebesar
bahwa nilai Adjusted R Square yang 5,27%. Dari hasil ROA yang dicapai oleh
digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan untuk setiap tahun meningkat karena
adanya kenaikan laba yang dicapai oleh
kemampuan model dalam menerangkan
perusahaan setiap tahunnya.
variasi variabel dependen adalah 0,603. Hal
ini menunjukkan bahwa sebesar 60,3% 2. Return on Equity (ROE)
Kinerja PT. Bank BRI melalui pendekatan Berdasarkan laporan keuangan yang
Balance Score Card dipengaruhi oleh variasi diperoleh dari PT. Bank BRI, maka besarnya
dari keempat variabel independen, yaitu ROE untuk tahun 2013 – 2015 dapat
Perspektif Keuangan (X1), Perspektif ditentukan sebagai berikut :
Pelanggan (X2), Perspektif Bisnis Internal
(X3), dan Perspektif Pertumbuhan dan 30.827.859.439
��� 2013 = x 100 %
Pembelajaran (X4) ,sedangkan sisanya 362.338.447.550
sebesar 30,7% dipengaruhi oleh variabel- = 8.51 %
variabel lainnya yang tidak diteliti dalam 52.256.112.592
penelitian ini. ��� 2014 = x 100 %
310.082.334.958
Untuk lebih jelasnya dapat dilakukan = 16.85 %
penilaian ke 4 jenis kinerja dengan balanced
61.847.860.522
scorecard khususnya pada PT Bank BRI yaitu ��� 2015 = 248.234.474.436 x 100 %
sebagai berikut :
1. Perspektif Keuangan = 24.92 %
Analisis perspektif keuangan Dari hasil ROE yang dicapai oleh
bertujuan untuk memenuhi harapan perusahaan untuk setiap tahun meningkat karena
stakeholder, hal ini dilakukan dengan cara adanya kenaikan laba yang dicapai oleh
memperbaiki kinerja operasional perusahaan perusahaan setiap tahunnya.
yang berdampak terhadap peningkatan laba
dari setiap kinerja operasinya perusahaan.
Alat analisis yang digunakan dalam menilai
perspektif keuangan menurut Mulyadi (2001
30 | Bongaya Journal of Research in Management Vol. 2 No. 1 April 2019

Dari tabel 3.5 dinyatakan bahwa


Dari tabel 3.3, dinyatakan bahwa perspektif Bisnis Internal PT. Bank BRI dari
perspektif keuangan PT. Bank BRI dari hasil olah hasil olah data melalui sebaran kuesioner
data melalui sebaran kuesioner adalah adalah berpengaruh signifikan yaitu sebesar
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Bank 0.042 pada level Signifikan P<0.05. Hasil ini
BRI yaitu sebesar 0.025 pada level Signifikan menunjukkan bawah perspektif bisnis
P<0.05. terhadap bank BRI adalah sangat baik atau
Berdasarkan hasil perhitungan dengan dengan kata lain bahwa Perspektif Bisnis
rasio ROA & ROE dinyatakan bahwa adanya Internal yang dilakukan oleh PT. Bank BRI
peningkatan dari tahun 2013 - 2015, sehingga adalah sangat baik dan memuaskan.
hasil yang didapatkan sesuai dengan perspektif 5. Perspektif Pertumbuhan dan
keuangan maupun melalui hasil sebaran Pembelajaran
kuesioner yaitu memperoleh hasil yang sangat
baik. Dalam perspektif ini lebih banyak terpusat
3. Perspektif Pelanggan pada karyawan, dimana karyawan adalah
Berikut di cantumkan dari tabel 6 salah satu sumber daya yang penting bagi
mengenai Perspektif Pelanggan Terhadap perusahaan, karena tanpa karyawan maka
Kinerja PT. Bank BRI melalui sebaran akan mengakibatkan proses pelayanan tidak
kuesioner dan olah data sebagai berikut : akan terlaksana. Adapun pengukuran
persepsi ini melalui sebaran kuesioner
sebagaimana yang dicantumkan pada tabel :

Dari tabel 3.4 dinyatakan bahwa


perspektif Pelanggan terhadap PT. Bank BRI Uji Simultan (Uji F)
dari hasil olah data melalui sebaran kuesioner Uji serempak atau uji F merupakan uji
adalah berpengaruh signifikan yaitu sebesar secara bersama-sama untuk menguji
0.039 pada level Signifikan P<0.05. Hasil ini sigifikansi pengaruh variabel Perspektif
menunjukkan bawah perspektif pelanggan Keuangan (X1), Perspektif Pelanggan (X2),
terhadap bank BRI adalah sangat baik atau Perspektif Bisnis Internal (X3), dan
dengan kata lain bahwa Perspektif Pelanggan Persepektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
mempengaruhi Kinerja Bank BRI. (X4) secara bersama-sama terhadap variabel
Kinerja PT. Bank BRI (Y).Uji F dilakukan
4. Perspektif Bisnis Internal dengan membandingkan F hitung dengan F
Analisis perspektif proses bisnis internal tabe l. Hasil perhitungan olahdata disajikan
bertujuan untuk mengukur perspektif pola pada tabel berikut ini :
produksi serta kinerja operasi dari PT. Bank
BRI. Adapun pengukuran persepsi ini melalui
sebaran kuesioner sebagaimana yang
dicantumkan pada tabel 7 :
A.Muara Arumbarkah. Analasis Penilaian Kinerja PT. Bank BRI, TBK Kanwil Makassar dengan
Pendekatan Balance Scorecard | 31

variabel Perspektif Pelanggan (X2)


berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja PT. Bank BRI.

3. Variabel Perspektif Bisnis Internal (X3)


Nilai t hitung untuk variabel ini sebesar
Berdasarkan hasil uji simultan dari tabel 2,091. Sementara itu nilai pada tabel
9, ditunjukkan bahwa F hitung sebesar 47,403 distribusi 5% sebesar 1,31375. Maka
sedangkan hasil Ftabel pada tabel distribusi thitung (2,091) < ttabel (1,313) dan nilai
dengan tingkat kesalahan (Margin Error 5%) signifikansi (2,091 < 0,05) artinya
adalah sebesar 6,39. Hal ini berarti Fhitung > variabel Perspektif Bisnis Internal (X2)
Ftabel (47,403 > 6,39), dengan demikian berpengaruh positif dan signifikan
diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan terhadap Kinerja PT. Bank BRI.
bahwa Perspektif Keuangan (X1), Perspektif
4. Variabel Perspektif Pertumbuhan dan
Pelanggan (X2), Perspektif Bisnis Internal
Pembelajaran (X4)
(X3), dan Persepektif Pertumbuhan dan
Nilai t hitung untuk variabel ini sebesar
Pembelajaran (X4). secara bersama-sama
2,183. Sementara itu nilai pada tabel
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
distribusi 5% sebesar 1,13185. Maka
terhadap variabel Kinerja PT. Bank BRI (Y)
thitung 2,183) > ttabel (1,131) dan nilai
dengan nilai signifikansi p<0,05 atau 0,000 <
signifikansi (0,000 < 0,05) artinya
0,05.
variabel perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran (X4) berpengaruh positif
Uji Parsial (Uji T)
dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka untuk


menjawab hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Perspektif Keuangan berpengaruh positif


dan signifikan terhadap Kinerja PT. Bank
BRI adalah H0 = Diterima
2. Perspektif Pelanggan berpengaruh positif
1. Variabel Perspektif Keuangan (X1) dan signifikan terhadap Kinerja PT. Bank
Nilai t hitung untuk variabel ini sebesar BRI adalah H0 = Diterima
2,316. Sementara itu nilai pada tabel 3. Perspektif Bisnis Internal Tempat
distribusi 5% sebesar 1,94318. Maka berpengaruh positif dan signifikan
thitung (2,316) > ttabel (1,943) dan nilai terhadap Kinerja PT. Bank BRI H0 =
signifikansi (0,000 < 0,05) artinya Diterima
variabel Perspektif Keuangan (X1) 4. Perspektif Pertumbuhan dan
berpengaruh positif dan signifikan Pembelajaran berpengaruh positif dan
terhadap Kinerja PT. Bank BRI. signifikan terhadap Kinerja PT. Bank
BRI H0 = Diterima.
2. Variabel Perspektif Pelanggan (X2)
Nilai t hitung untuk variabel ini sebesar Setelah dilakukan pengujian hipotesis
2,376. Sementara itu nilai pada tabel baik secara parsial maupun serempak, maka
distribusi 5% sebesar 1,01505. Maka dapat dijelaskan hubungan kauslitas antara
thitung (2,379) > ttabel (1,015) dan nilai variabel independen (X) terhadap variabel
signifikansi (0,000 < 0,05) artinya
32 | Bongaya Journal of Research in Management Vol. 2 No. 1 April 2019

dependen (Y) dalam penelitian ini sebagai kinerja organisasi. Sebenarnya tujuan
berikut : finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran
dari persfektif lainnya. Dimana setiap ukuran
1. Pengaruh Perspektif Keuangan Terhadap yang terjadi haruslah merupakan hubungan
Kinerja Secara Parsial sebab akibat yang pada akhirnya akan
Keberhasilan suatu organisasi sangat meningkatkan kinerja keuangan. Oleh sebab
tergantung sejauhmana sumber daya manusia itu tujuan dan ukuran finansial harus
yang digunakan dapat berkontribusi dalam memainkan peran ganda, yakni ; menentukan
mencapai tujuan individu dan tujuan kinerja finansial yang diharapkan dari
organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai strategi, dan menjadikan sasaran tujuan akhir
dengan baik sepanjang kinerja individu dan ukuran persfektif scorecard lainnya. Pada
sumber daya manusia juga tercapai. Oleh umumnya kesalahan yang dilakukan oleh
karena kinerja organisasi merupakan beberapa manajemen adalah mengabaikan
akumulasi atau kumpulan dari kinerja hubungan antara tujuan finansial dengan
individu sumber daya manusia. PT. Bank tujuan non finansial perusahaan serta faktor
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Wilayah yang terkait dengannya. Dalam persfektif
Makassar merupakan salah satu lembaga keuangan mencoba menekankan pada
keuangan yang memiliki kontribusi dalam hubungan finansial dengan tujuan non
membangun perekonomian bangsa dan finansial yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada menciptakan wealth pada perusahaan. Oleh
umumnya dan khususnya di daerah provinsi sebab itu ukuran dalam persfektif keuangan
Sulawesi Selatan. Hal ini tercermin dari lebih banyak berbicara tentang bagaimana
berbagai kebijakan-kebijakan dalam risk and return yang akan dilakukan
membangun kerja sama yang dilakukan maupun yang sudah dilakukan perusahaan.
dengan pihak-pihak terkait baik pemerintah,
pelaku bisnis dan masyarakat. Penilaian Tujuan dan sasaran dari persfektif
kinerja yang didasarkan pada perspektif finansial berbeda antara satu perusahaan
keuangan perusahaan bertujuan untuk dengan perusahaan lainnya hal ini tergantung
memberikan informasi tentang bagaimana dari masing-masing kehidupan bisnisnya
nilai perusahaan dimata stakeholders, apakah (stage of a bussines life cycle). Sehingga
aktivitas perusahaan tersebut dapat memberi dengan demikian, dijadikannya persfektif
ekspektasi sebagaimana yang diinginkan finansial tetap menjadi perhatian dalam
stakeholders pda umumnya. balance scorcard karena ukuran finansial
merupakan ikhtiar dari konsekuensi ekonomi
Dari hasil analisa data dengan model yang terjadi sebagai akibat keputusan dan
regresi menunjukkan bahwa terdapat tindakan ekonomi yang diambil.
pengaruh yang kuat dan signifikan antara
presfektif keuangan dengan kinerja Hasil penelitian ini berbeda dengan
organisasi. Hal ini bermakna bahwa semakin penelitian sebelumnya sebagaimana
baik pengelolaan keuangan dalam organisasi dilakukan oleh Muh. Basri GB (2014) dimana
baik dari aspek return on assets (ROA) temuan penelitiannya menunjukkan bahwa
maupun return on equity (ROE) maka tingat perspektif keuangan khususnya Total Asset
kinerja perusahaan juga semakin baik. Turn Over (TATO), Profit Margin On Sales
Dengan demikian penelitian ini sejalan dan Sales Growth memberi Kontribusi yang
dengan penelitian sebelumnya (Kaplan dan baik. Sedangkan Return on Assets (ROA) dan
Norton, 1996). Return On Equity (ROE) belum memberi
kontribusi kinerja yang memadai.
Pendapat lain tentang bagaimana Keberhasilan yang dicapai perusahaan dalam
persfektif keuangan ini menjadi ukuran meningkatkan kinerja tentunya tidak terlepas
A.Muara Arumbarkah. Analasis Penilaian Kinerja PT. Bank BRI, TBK Kanwil Makassar dengan
Pendekatan Balance Scorecard | 33

dari peran serta sumber daya manusia dalam Upaya organisasi dalam menjaga dan
hal ini adalah karyawan dan Mitra kerjanya memelihara agar pelanggan tetap loyal dan
(pelanggan) setia terhadap perusahaan adalah dengan cara
memberikan berbagai fasilitas layanan antara
2. Pengaruh Perspektif Pelanggan Terhadap lain, menempatkan ATM di berbagai tempat
Kinerja Secara Parsial baik dalam kota seperti Mall, shoping center,
Sudah menjadi ketentuan bahwa jika Rumah Sakit, Kampus yang mudah
perusahaan ingin maju dan berkembang terjangkau oleh pelanggan. Sedangkan
sebagaimana yang diharapkan, maka fasilitas di luar kota biasanya berdekatan
perusahaan harus memberikan pelayanan dengan pasar tradisional, Toko-toko, dan
yang prima kepada customer. Hal ini sesuai fasilitas publik lainnya. Selain itu untuk
dengan istilah yang mengatakan bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan perusahaan
pelanggan adalah ibarat seorang raja yang juga menawarkan berbagai macam jenis
harus diperlakukan sebagai raja. Istilah ini produk, layanan informasi, kemudahan dalam
memberi makna bahwa keberlangsungan mendapat kredit, dan terisitimewa adalah
kehidupan perusahaan sangat bergantung memberikan kepuasan kepada pelanggan.
pada kemampuan memelihara pelanggannya Semua bentuk layanan yang diberikan
menjadi setia dan loyal terhadap perusahaan. organisasi kepada pelanggan bertujuan untuk
Salah satu cara adalah seberapa besar meningkatkan kinerja berdasarkan
kemampuan perusahaan memberi kepuasan pendekatan balance scorcard. Dengan kata
sesuai harapan pelanggan. lain kinerja sumber daya manusia tidak hanya
Oleh karena itu usaha perusahaan diukur seberapa besar keuntungan yang
mewujudkan harapan dalam persfektif diperoleh dari sejumlah dana yang
pelanggan perusahaan harus melakukan digolontorkan kepada pelanggan, tetapi lebih
identifikasi dan segmen pasar yang akan dari itu adalah bagaimana organisasi dan
dimasuki. Biasanya perusahaan memilih dua sumber daya manusia yang terlibat di
ukuran kelompok persfektif pelanggan. dalamnya memberi kontribusi melalui
Kelompok ukuran pertama merupakan ukuran pemberian layanan kepada pelanggan yang
yang bersifat umum (generik), meliputi ; tidak hanya didasarkan pada sumber finansial
pangsa pasar, akuisis pelanggan, kepuasan tapi juga non finansialnya.
pelanggan, dan profitabiliti pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana
Sedangkan ukuran kelompok yang kedua dikemukakan diatas sejalan dengan penelitian
adalah merupakan faktor pendorong kinerja sebelumnya yang mengatakan bahwa ada
yakni pembeda (differentiator) hasil korelasi dan determinasi antara variabel
pelanggan. persfektif pelanggan terhadap peningkatan
Berdasarkan hasil analisa data kinerja (Basri, 2015). Keberhasilan yang
menunjukkan bahwa secara parsial terdapat dicapai perusahaan dalam meningkatkan
hubungan dan pengaruh yang kuat serta kinerja perusahaan tentunya tidak terlepas
sigfikan antara variabel persfektif pelanggan dari peran strategi dan peran sumber daya
dengan kinerja organisasi perusahaan dalam manusia yang dibangun berdasarkan visi misi
hal ini PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hal perusahaan. Dengan demikian pelanggan
ini menunjukkan bahwa sumber daya adalah Mitra perusahaan yang tidak bisa
manusia organisasi memiliki peran yang diabaikan begitu saja.
cukup besar dalam memberikan pelayanan 3. Pengaruh Perspektif Bisnis Internal
serta meningkatkan kepuasan kepada Terhadap Kinerja Secara Parsial
pelanggan baik secara langsung maupun tidak Kaplan dan Norton (1996)
langsung. mengemukakan bahwa dalam proses bisnis
34 | Bongaya Journal of Research in Management Vol. 2 No. 1 April 2019

Internal, manajer harus bisa mengidentifikasi dalam perusahaan. Kegiatan yang dilakukan
proses internal dimana perusahaan harus dimulai dari menerima berbagai order dari
melakukan dengan sebaik-baiknya karena para pelanggan dan menyelesaikannya
proses Internal tersebut mempu nyai nilai- dengan memberikan produk atau jasa kepada
nilai yang diinginkan konsumen dan dapat para pelanggan secar efesien, konsisten, dan
memberikan pengembalian yang diharapkan timely delivery untuk produk atu jasa yang
oleh pemegang saham. ada. Dengan demikian maka pada tahapan ini
merupakan tahapan dimana perusahaan
Ada dua perbedaan mendasarkan antara berupaya untuk memberikan solusi kepada
pengukuran tradisional dengan pendekatan para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan
balance scorecard dalam persfektif ini, yaitu dan keinginan pelanggan.
dimana Pendekatan tradisional lebih
menekankan pada pengawasan dan Tolak ukur yang digunakan terutama
melakukan perbaikan terhadap proses yang pada perusahaan-perusahaan yang
ada dengan lebih memfokuskan pada variance menghasilkan barang-barang produk, adalah
report. Sebaliknya pada pendekatan balance Manufacturing Cycle Effectiveniss (MCE),
scorecard, penekanannnya diletakkan pada tingkat kerusakan produk pra penjualan,
penciptaan proses baru yang ditujukan pada banyaknya bahan terbuang percuma,
customer and finansial objrctives. Adapun frekuensi Pengerjaan ulang produk sebagai
tahapan-tahapan dalam persfektif ini antara akibat terjadinya kerusakan, banyaknya
lain : Inovasi. Pada tahapan ini diawali permintaan para pelanggan yang tidak dapat
dengan mengidentifikasi berbagai keinginan dipenuhi, penimpangan biaya produksi aktual
pelanggan yang ada dengan menciptakan terhadap biaya anggaran produksi serta
produk maupun jasa yang diinginkan tingkat efesiensi per kegiatan produksi. Selain
pelanggan. Selanjutnya, mengidentifikan dan kedua hal diatas, maka yang tidak kalah
menciptakan bentuk pasar baru dan pelanggan pentingnya adalah yang disebut Postbel
baru dengan pula produk dab jasa yang baru Service. Postuble Service adalah suatu proses
dengan maksud untuk memberikan kepuasan penyampaian produk atau jasa kepada
kepada pelanggan. pelanggan. Dimana pada tahapan ini
perusahaan memberikan pelayanan kepada
Dalam proses inovasi tersebut terdapat para pelanggan dengan memberi garansi dan
long ware of value meliputi bentuk produk aktivitas perbaikan, perlakuan terhadap defect
dan jasa, bentuk pasar, targe harga, dan dan return, proses Pembayaran seperti
kesukaan pelanggan yang kemudian administrasi Credit Card, serta proses
melakukan researce and development (R&D) Collection and Invoicing.
yaitu pengembangan dan penelitian yang Dari hasil analis data penelitian
dilakukan oleh bidang R & D. Sehingga menunjukkan bahwa terhadap hubungan dan
dalam tahap inovasi ini tolok ukur yang pengaruh signifikan antara variabel internal
digunakan adalah besarnya produk-produk perspektif terhadap kinerja perusahaan
baru yang dihasilkan, lamanya waktu yang dengan pendekatan balance scorcard.
digunakan atau dibutuhkan untuk Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
pengembangan suatu produk jika yang dilakukan Muh. Basri (2014), yang
dibandingkan dengan perusahaan pesaing, mengatakan bahwa perspektif proses bisnis
besarnya biaya yang digunakan, dan sejumlah dan internal belum memberikan kinerja yang
produk-produk baru yang dapat baik sebab MCE kurang dari 1. Sedangkan
dikembangkan. Mardatillah (2013) dalam temuannya
Selain inovasi sebagai salah satu tahapan menunjukkan bahwa terhadap hubungan yang
penciptaan nilai, adalah proses operasi juga signifikan antara perspektif internal terhadap
merupakan short wave dari penciptaan nilai
A.Muara Arumbarkah. Analasis Penilaian Kinerja PT. Bank BRI, TBK Kanwil Makassar dengan
Pendekatan Balance Scorecard | 35

peningkatan kinerja perusahaan melalui karyawan diperlukan pemantauan dan


pendekatan balance scorecard. Dengan evaluasi secara terus menerus.
demikian hopotesis diterima.
Kedua adalah kemampuan sistem
4. Pengaruh Perspektif Pembelajaran dan informasi. Pada aspek ini perusahaan perlu
Pertumbuhan Terhadap Kinerja Secara memiliki prosedur informasi yang mudah
Parsial dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur
Pada Persfektif yang keempat berkenaan yang sering digunakan adalah bahwa
dengan penilaian kinerja perusahaan melalui informasi yang dibutuhkan sangat mudah
pendekatan balance scorecard dalam diperoleh dan didapatkan, tepat dan tidak
penelitian ini adalah persfektif pembelajaran memerlukan waktu yang lama untuk
dan pertumbuhan dengan maksud untuk memperolehnya.
mengetahui bagaimana proses bisnis yang
dilakukan perusahaan dapat lebih bersifat Ketiga adalah Keunggulan Balance
dinamis dan lebih sensitif dalam menghadapi Scorecard. Barbara Gunawan (2000)
kondisi yang ada. Tujuan dari persfektif mengemukakan bahwa Balance Scorecard
pembelajaran dan pertumbuhan adalah memiliki beberapa keunggulan jika
menyediakan inprastruktur untuk mendukung dibandingkan dengan pengukuran kinerja
pencapaian tiga persfektif sebelumnya yakni tradisional lainnya yang hanya mengukur
(keuangan, pelanggan, dan bisnis internal), kinerja berdasarkan aspek persfektif
yang dapat mengungkapkan adanya keuangan saja. Aspek-aspek keunggulan yang
kesenjangan antara kemampuan yang ada dari dimaksud adalah sebagai berikut ; (1) Bersifat
orang, sistem dan prosedur dengan apa yang komprehensif ; Artinya, bahwa dalam
dibutuhakn untuk mencapai suatu kinerja pengukuran kinerja dimana Balance
yang andal. Untuk memperkecil kesenjangan scorecard tidak hanya menekankan pada
tersebut perusahaan harus melakukan aspek yang bersifat kuantitatif saja, tetapi juga
investasi reskelling employes yang bersifat aspek kualitatif. Aspek finansial
harus dilengkapi aspek lainnya seperti aspek
Guna memenuhi keinginan sebagaimana customer, inovasi, dan market development,
dikemukakan diatas Kaplan dan Norton adalah merupakan pengukuran secara
(1996) mengemukakan bahwa ada beberapa integral. Keempat perspekti menyediakan
faktor yang harus diperhatikan yakni ; keseimbangan antara pengukuran eksternal
Karyawan, Kemampuan sistem informasi, seperti laba dan pada pengukuran internal
dan keunggulan balance scorecard itu sendiri. seperti pengembangan produk baru.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah Keseimbangan ini menunjukkan adanya trade
kepuasan karyawan dan produktivitas kerja off yang dilakukan pimpinan terhadap
karyawan. Untuk mengetahui seberapa besar ukuran-ukuran tersebut untuk mendorong
tingkat kepuasan karyawan tersebut perlu pimpinan dalam mencapai tujuan tanpa
dilakukan survei dengan melihat beberapa membuat trade off diantara kunci-kunci
aspek antara lain keterlibatan dalam sukses tersebut melalui empat macam
pengambilan keputusan, adanya pengakuan, perspektif. Oleh sebab itu balance scorecard
akses untuk memperoleh informasi, dorongan merupakan alat pengukuran kinerja yang
untuk melakukan kreativitas dan inisiatif, mampu memandang berbagai faktor
serta dukungan dari atasan. Sedangkan lingkungan secara general; (2) Adaftif dan
tingkat produktivitas merupakan hasil dari representatif terhadap perubahan lingkungan
pengaruh agregat peningkatan keahlian bisnis. Artinya bahwa pengukuran kinerja
moral, inovasi, perbaikan proses internal, dan dengan Balance scorecard memberikan
tingkat kepuasan konsumen. Tentu saja di pedoman terhadap aspek custumer, inovasi
dalam menilai produktivitas kerja setiap dan pengembangan, learning terhadap
36 | Bongaya Journal of Research in Management Vol. 2 No. 1 April 2019

customer dimana preferencinya yang selalu Pembelajaran memiliki pengaruh yang sangat
berubah; (3) Fokus terhadap tujuan signifikan (96,4%) berpengaruh terhadap
perusahaan. Artinya bahwa dengan Kinerja Bank BRI (Y). Adapun kesimpulan
pengukuran kinerja berdasarkan balance teoritis adalah kesemua variabel berpengaruh
scorecard perusahaan memiliki kemampuan signifikan dan sesuai dengan teori serta
untuk melakukan berbagai inovasi dan penelitian-penelitian terdahulu
pengembangan seperti menciptakan produk Penelitian ini menyarankan perlunya
baru akan meningkatkan nilai (value) peningkatan kualitas Perspektif Bisnis
perusahaan. Melalui Penciptaan produk baru Internal dan Perspektif Pelanggan masih
tersebut, akan memberi nilai tambah bagi dirasa perlu untuk ditingkatkan, meskipun
pelanggan, disamping itu juga melakukan level signifikansinya dibawah 0,05 tapi hasil
efesiensi secara berkesinambungan, sehingga pengujian pada penelitian ini menunjukkan
perusahaan dapat melakukan penetrasi pasar nilai signifikansi pada perspektif bisnis
yang lebih luas yang Berdampak terhadap internal yaitu 0.49 sedangkan pada Perspektif
pada peningkatan revenue dan margin, Pelanggan yaitu 0.39.
growth yang pada akhirnya akan
meningkatkan nilai pemegang saham. DAFTAR RUJUKAN
Jika dihubungkan dengan hasil analisa Kasmir. 2002. Bank & Lembaga Keuangan
data menunjukkan bahwa terdapat hubungan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
dan pengaruh yang signifikan antara variabel Persada.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996).
terhadap kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia Linking the balanced scorecard to
Tbk Pada kantor wilayah Makassar. strategy. California management
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang review, 39(1), 53-79.
dilakukan oleh Muh. Basri (2014) yang
mengatakan bahwa terdapat korelasi dan Basri, Y. M. (2015). Pengukuran Kinerja Non
determinasi yang signifikan antara perspektif Finansial Dalam Meningkatkan Kinerja
pembelajaran dan pertumbuhan terhadap Finansial: Study Literatur. Jurnal
peningkatan kinerja perusahaan. Demikian Akuntansi (Media Riset Akuntansi &
halnya dengan Wenny Yohanes (2013) yang Keuangan), 3(2), 114-126.
mengatakan bahwa pengukuran kinerja
Mardatillah, Y. I., Nasution, H., & Ishak, A.
dengan pendekatan balance scorcard memberi
(2013). Evaluasi Kinerja Manajemen
solusi dalam mengatasi berbagai hambatan,
Sumber Daya Manusia PT. Bank XYZ
selain itu berfungsi sebagai sistem
Dengan Human Resource Scorecard.
manajemen yang dapat menerjemahkan misi
Jurnal Teknik Industri USU, 1(1).
dan strategi perusahaan baik pada level atas
maupun pada level bawah. Gunawan, B. (2000). Menilai Kinerja dengan
Balanced Scorecard. Jurnal
SIMPULAN DAN SARAN
Manajemen. No 145. September, Hal.
Hasil penelitian ini menemukan variable 36, 40.
Perspektif Keuangan (X3) merupakan Yohanes, W., & Pontjoharyo, W. (2013).
variabel yang paling dominan berpengaruh Perancangan Balanced Scorecard–
terhadap Kinerja Bank BRI (Y). Hubungan Learning and Growth Perspective
keeratan antar variabel X dan Y sangat kuat Untuk Mencapai Sustainable Growth
mengindikasikan bahwa variabel Perspektif Di PT. Yamaha Indonesia Motor
Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Manufacturing–Bali. Calyptra, 2(2), 1-
Bisnis Internal & Perspektif Pertumbuhan dan 11.

You might also like