Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

Analisis Kestabilan Lereng Pit AI-Blok B di PT.

Anugerah Alam Andalas Desa


Muara Ketalo, Kelurahan Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir,
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi

JURNAL

DASRI HUSIEN
NIM : 15137081

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSTAS NEGERI PADANG

JANUARI 2018
Slope stability analysis at Pit AI-Block B PT. Anugerah Alam Andalas Muara
Ketalo Village, Sungai Bengkal, Tebo Ilir Subdistrict,
Tebo District, Jambi Province

𝐃𝐚𝐬𝐫𝐢 𝐇𝐮𝐬𝐢𝐞𝐧𝟏 , 𝐃𝐫𝐬. 𝐁𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐞𝐫𝐢𝐲𝐚𝐝𝐢, 𝐌𝐓 𝟐 ,


𝐘𝐨𝐬𝐳𝐢 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐬𝐢 𝐀𝐧𝐚𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚, 𝐒. 𝐓. , 𝐌. 𝐓 𝟑
Mining Engineering
Faculty of Engineering Padang State University

Email :dasrihusien16@gmail.com

ABSTRACT

Dasri Husien, 2107. Slope stability analysis at Pit AI-Block B PT. Anugerah Alam
Andalas Muara Ketalo Village, Sungai Bengkal, Tebo Ilir Subdistrict,
Tebo District, Jambi Province. Skripsi. Padang. S-1 Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang.

Slope stability was not currently analysed into mining production at


company. Bishop Simplified and Janbu Simplified will be applied to the slopes.

Data bases are Top Soil: Unit Wight (γ)= 20,36 kN/m3, Cohesion
(c') =26,38 kN/m2 and angle of repose (ϕ') = 25,5°.Sands: Unit Wight
(γ) = 22,19 kN/m3, Cohesion (c') = 28,14 kN/m2 and angle of repose
(ϕ') = 33,3°. Clay: Unit Wight (γ) =19,67 kN/m3, Cohesion (c') = 32,16 kN/m2 and
angle of repose (ϕ') = 39,11°. Initial Slope height 22 metre and overall slope angles
are 46°, Single Slope height I 5 metreand slope angle 48°, Single Slope Height II 17
metre and slope angle 55°.

Geometrical slope recommendations are: 1. Bishop Simplified Method


SF 0,892, slope is not safe. Reducing slope angle (46° to 30°) increasing II single
slope to III single slope and height 6,115, 8,885, 7 metre, angels 30°,39°, 56°, berm
I 4,221 metre berm II 4,601 metre, SF is now 1,338, slope is safe.
2. Janbu Simplified Method (saturated) SF 0,784, slope is not safe. Reducing slope
angle (46° to 30°) and increasing II single slope to III single slope and height 6,115,
8,885, 7 metre, then angle 28°,32°, 56°, berm I 2,689 metre and berm II 4,601 meter,
SF is1,337 and slope is safe.

Keywords: Initial Geometri, Bishop Simplified, Janbu simplified, safety factor


Analisis Kestabilan Lereng Pit AI-Blok B di PT. Anugerah Alam Andalas Desa
Muara Ketalo, Kelurahan Sungai Bengkal, Kecamatan Tebo Ilir,
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi

𝐃𝐚𝐬𝐫𝐢 𝐇𝐮𝐬𝐢𝐞𝐧𝟏 , 𝐃𝐫𝐬. 𝐁𝐚𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐞𝐫𝐢𝐲𝐚𝐝𝐢, 𝐌𝐓 𝟐 ,


𝐘𝐨𝐬𝐳𝐢 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐬𝐢 𝐀𝐧𝐚𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚, 𝐒. 𝐓. , 𝐌. 𝐓 𝟑
Teknik Pertambangan
FT Universitas Negeri Padang
Email :dasrihusien16@gmail.com

ABSTRAK

Dasri Husien, 2017. Analisis Kestabilan Lereng Pit AI-Blok B di PT. Anugerah
Alam Andalas Desa Muara Ketalo, Kelurahan Sungai Bengkal,
Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Skripsi.
Padang: Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.

Perusahaan belum melakukan perencanaan geoteknik mengenai kestabilan


lereng di area penambangan. Perencanaan geometri lereng nantinya akan digunakan
metode Bishop Simplified dan Janbu Simplified.

Data awal Top Soil: Unit Wight (γ) = 20,36 kN/m3, Cohesion
(c') = 26,38kN/m2 dan sudut geser dalam (ϕ') = 25,5°.Sands: Unit Wight
(γ) = 22,19 kN/m3, Cohesion (c') = 28,14 kN/m2 dan sudut geser dalam
(ϕ') = 33,3°. Clay: Unit Wight (γ) = 19,67 kN/m3, Cohesion (c') = 32,16 kN/m2 dan
sudut geser dalam (ϕ') = 39,11°. Tinggi lereng awal 22 meter serta sudut overall
lereng 46°, Tinggi Single Slope I 5 meter dan sudut lereng 48°, Tinggi Single Slope II
17 meter dan sudut lereng 55°.

Geometri lereng rekomendasi: 1. Metode Bishop Simplified kondisi jenuh


FK 0,892 lereng tidak aman, pengurangan sudut lereng dari 46° menjadi 30° serta
untuk single slope dari II menjadi III single slope dengan ketinggian 6,115, 8,885,
dan 7 meter, sudut 30°,39°, dan 56°, lebar berm I 4,221 meter dan berm
II 4,601 meter, FK 1,338 lereng aman. 2. Metode Janbu Simplified kondisi jenuh
FK 0,784 lereng tidak aman, sudut lereng dari 46° menjadi 30° serta untuk single
slope dari II menjadi III single slope dengan ketinggian 6,115, 8,885, dan
7 meter, serta sudut 28°,32°, dan 56°, serta lebar berm I 2,689 meter dan berm
II 4,601 meter, maka FK 1,337 lereng dalam kondisi aman.

Kata kunci :geometri awal, bishop simplified, janbu simplified, faktor keamanan
A. Pendahuluan Pada lokasi penambangan Pit

PT. Anugerah Alam Andalas AI-Blok B PT. Anugerah Alam

melakukan penambangan dengan Andalas ada hal yang menarik.

metode tambang terbuka (strip mine). Dimana dalam pembuatan dan

Penambangan dengan metode tambang penempatan sump pada pit limit

terbuka dilakukan dengan pengupasan penambangan tidak selalu tetap. Hal

lapisan tanah penutup (Overburden). ini dikarenakan pembuatan sump

Sehingga mengakibatkan berubahnya mengikuti alur pembongkaran

bentang alam. batubara.

Berdasarkan hasil penelitian Dalam melakukan hauling

diketahui endapan batubara pada batubara dari lokasi penambangan Pit

daerah penambangan terdiri dari dua AI-Blok B PT. Anugerah Alam

lapisan (seam). Yaitu seamA dengan Andalas.Dump Truck yang membawa

ketebalan lapisan 50 cm dan seam B material batubara melewati jalan yang

dengan ketebalan lapisan 6 m. dilalui oleh masyarakat yang tinggal di

Sedangkan interbuden dari seam A ke sekitar lokasi areal penambangan.

seam B 6 meter. Lapisan batubara Di beberapa titik terjadi penyempitan

yang ditambang yaitu lapisan seam B jalan sehingga terkadang jika dump

karena memiliki ketebalan dan lebih truck berselisih jalan harus menepi

ekonomis. salah satu untuk menghindari


terjadinya benturan. Di Di beberapa titik pada lokasi

beberapa titik pada tikungan atau penambangan Pit AI-Blok B

belokan jalan kita tidak bisa melihat PT. Anugerah Alam Andalas terjadi

kendaraan yang akan datang dari longsoran. Dimana sudut awal

depan karena tertutup oleh semak- sebelum terjadinya longsoran adalah

semak serta kontur dari bukit tanah di 51° dengan tinggi 10 meter, setelah

tepi jalan. terjadinya longsoran sudut lereng

Sistem penambangan terbuka menjadi 46° dan tinggi tetap 10 meter.

yang berjenjang biasanya akan Jika tidak dilakukan analisis

menimbulkan masalah yaitu pada kesetabilan lereng serta penanganan

jenjangnya. Keruntuhan pada jenjang yang maksimal terhadap longsoran

dapat disebabkan oleh tidak sesuainya tersebut. Dapat menyebabkan kerugian

parameter geometri lereng terhadap nantinya seperti kegiatan

kekuatan material itu sendiri.Serta penambangan yang terganggu, biaya

keberadaan muka air tanah yang bisa yang akan dikeluarkan untuk

mempengaruhi kemantapan lereng membersihkan longsoran, bahkan bisa

perlu diketahui dan disesuaikan menyebabkan kerugian korban jiwa.

dengan kekuatan material penyusun Saat ini pada PT. Anugerah

lereng. Sehingga rancangan geometris Alam Andalas belum melakukan

lereng penambangan dapat dibuat. perencanaan geoteknik mengenai


kestabilan lereng di area geser dalam pada lerengpit tersebut.

penambangan.Sehingga foreman yang Sehingga nantinya bisa didapatkan

berada di lapangan dalam pembuatan perencanaan yang tepat terhadap

lereng tambang, bekerja berdasarkan pembuatan lereng yang akan dilakukan

perencanaan dari mine plan saja.Untuk oleh PT. Anugerah Alam Andalas.

mendapatkan geometri lereng dan B. Metode Penelitian


Metode penelitian yang
menghindari terjadinya longsoran,
digunakan adalah metode penelitian
diperlukan perencanaan geoteknik
kuantitatif. Menurut A. MuriYusuf
yang matang serta metode apa yang
(2005:50), “Penelitian tipe kuantitatif
akan digunakan.
dapat digunakan apabila data yang
Dalam pembuatan lereng suatu
dikumpulkan berupa data kuantitatif
tambang, kita harus terlebih dahulu
atau jenis data lain yang dapat
melakukan kajian serta pengujian
dikuantitaskan dan diolah
terhadap material penutup atau
menggunakan teknik statistik”.
Overburden di lapangan.Kajian
Selain menggunakan metode
dilakukan dengan pengambilan sampel
penelitian kuantitatif, pada penelitian
tanah pit, selanjutnya dilakukan
ini juga digunakan metode penelitian
pengujian di laboratorium untuk
terapan. Menurut A. Muri Yusuf
mendapatkan angka bobot isi tanah,
(2005: 102): Penelitian terapan lebih
bobot isi kering, kohesi dan sudut
menekankan pada penerapan ilmu,
atau aplikasi ilmu, ataupun C. Pembahasan dan Hasil
1. Lokasi dan kesampaian daerah
penggunaan ilmu ataupun untuk
Secara administratif area ijin usaha
keperluan tertentu. Penelitian terapan
pertambangan PT. Anugerah Alam
merupakan suatu kegiatan yang
Andalas masuk kedalam wilayah
sistematis dan logis dalam rangka
Desa Sungai Bengkal dan Muara
menemukan sesuatu yang baru atau
Ketalo, Kecamatan Tebo Ilir,
aplikasi baru dari penelitian-penelitian
Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi
yang telah pernah dilakukan selama
(lihat gambar 2) yang berbatasan
ini.Tahapan pekerjaan penelitian
dengan :
seperti gambar1 berikut:
a. Sebelah Utara: Desa Kunangan,

Kecamatan Tebo Ilir.

b. Sebelah Selatan: Desa Teluk

Rendah Ulu, Kecamatan Tebo

Ilir.

c. Sebelah Barat: Desa Muara

Ketalo, Kecamatan Tebo Ilir

d. Sebelah Timur :Kabupaten

Batanghari

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Peta Kesampaian Daerah Selatan, Pegunungan tigapuluh di

PT. Anugerah Alam Andalas dapat bagian Utara dan Pegunungan Bukit

dilihat pada Gambar 2 di bawah ini: Barisan di sebelah Barat.Sub

cekungan ini mulai terbentuk pada

Zaman Pra-Tersier dan sedimentasi

berlangsung sampai Kuarter.

Struktur geologi yang

berkembang didominasi oleh

lipatan, sesar, intrusi.Arah umum

Sumber: Dokumen Amdal PT. Anugerah Alam struktur lipatan tersebut berorientasi
Andalas
Gambar 2.Peta Lokasi kearah memanjang Pulau Sumatra

2. Struktur Geologi yaitu Barat laut – Tenggara.

Struktur geologi tersebut


Secara umum, keadaan
mempengaruhi pembentukan,
geologi daerah penyelidikan
penyebaran, ketebalan, jurus dan
termasuk dalam Sub Cekungan
kemiringan lapisan batubara.
Jambi.Dihubungkan dengan
Berdasarkan Peta Geologi
Cekungan Sumatra Selatan oleh
Regional Lembar Muarabungo
tinggian Pegunungan Duabelas.Sub
(T. O. Simanjuntak, dkk, 1994),
Cekungan Jambi dibatasi
daerah penyelidikan tersusun atas3
Pegunungan Duabelas di bagian
(tiga) formasi batuan. Urutan c. Formasi Airbenakat (Tma),

formasi batuan tersebut dari tersusun dari batu lempung

mudake tua adalah sebagai berikut : berwarna putih kelabu dengan

a. Formasi Kasai (QTk), tersusun sisipan batupasir halus, batu

dari Batuan Tuf berbutir halus pasir abu-abu hitam kebiruan,

hingga kasar dan tuf pasiran setempat mengandung lignit.

dengan lensa rudit. Mengandung Dari penyebaran formasi

kepingan batuapung dan tuf, batuan tersebut, diinterpretasikan

banyak dijumpai sisa tumbuhan, formasi pembawa batubara

lapisan tipis lignit dan kayu adalah Formasi Kasai (QTk),

terkersikkan. Formasi Muaraenim (Tmpm)

b. Formasi Muaraenim (Tmpm), dan Formasi Airbenakat (Tma).

tersusun dari batupasir tufan seperti pada peta geologi lembar

berbutir sedang. Batu lempung Muara Bungo, Sumatera seperti

tufan pasiran dan batu lempung Gambar 3 di bawah ini:

berfosil, bersisipan lignit

berwarna coklat kehitaman.

Mengandung oksida besi berupa

konkresi dan lapisan tipis.


Berikut tabel 2 rekapitulasi nilai

faktor keamanan overall slope

metode bishop simplified , tabel 3

rekapitulasi nilai faktor keamanan

lereng tunggal metode bishop

simplifieddan tabel 4 rekapitulasi


Sumber: Dokumen Amdal PT. Anugerah Alam
Andalas nilai faktor keamanan lereng
Gambar 3. Peta Geologi Regional
tunggal rekomendasi metode bishop
PT. Anugerah Alam Andalas
3. Analisis menggunakan metode simplified.

Tabel 2. Rekapitulasi nilai faktor


Tabel 1. Data Masing-Masing Material
keamanan overall slope metode
Metode Bishop Simplified
bishop simplified

Tabel 3. Rekapitulasi nilai faktor


keamanan lereng tunggalmetode
bishop simplified

Gambar 4. Lereng Aktual PT. Alam


Anugerah AndalasMetode
Bishop Simplified
Tabel 4. Rekapitulasi nilai faktor
keamanan lereng tunggal
rekomendasimetodebishop simplified

Gambar 5. Geometri Lereng Dalam


Kondisi Jenuh
Metode Bishop Simplified

Berikut data tabel 5 dan gambar 6

rekomendasi geometri lereng PT.

Anugerah Alam Andalas dengan

Lereng dalam kondisi jenuh dengan menggunakan metode Bishop

tinggi keseluruhan 22 meter dan Simplified.

sudut 46°, dimana nilai FK 0,732 Tabel 5. Rekomendasi Lereng Kondisi


Jenuh Metode
merupakan lereng dalam kondisi Bishop Simplified

tidak aman rawan longsor. Seperti

pada gambar 5 berikut.


Berikut tabel 7 rekapitulasi nilai

faktor keamanan overall slope

metode janbu simplified, tabel 8

rekapitulasi nilai faktor keamanan

lereng tunggal metode janbu

Gambar 6. Rekomendasi Geometri simplified. Serta tabel 9 rekapitulasi


Lereng Kondisi Jenuh
Metode Bishop Simplified nilai faktor keamanan lereng

4. Analisis menggunakan Metode tunggal rekomendasi metode janbu


Janbu yang disederhanakan
simplified
(simplified janbu method)
Tabel 7. Rekapitulasi nilai faktor
keamanan overall slope
Tabel 6. Data Masing-Masing Material metode janbu simplified
Metode Janbu Simplified

Tabel 8. Rekapitulasi nilai faktor


keamanan lereng tunggalmetode
janbu simplified

Gambar 7. Lereng Aktual PT. Alam


Anugerah Andalas
Metode Janbu Simplified
Tabel 9. Rekapitulasi nilai faktor
keamanan lereng tunggal
rekomendasimetode janbu simplified

Gambar 8. Geometri Lereng Dalam


Kondisi Jenuh
Metode Janbu Simplified

Berikut data tabel 10 dan gambar 9

rekomendasi geometri lereng PT.

Anugerah Alam Andalas dengan

menggunakan metode Bishop


Lereng dalam kondisijenuh dengan
Simplified.
tinggi keseluruhan22 meter dan
Tabel 10. Rekomendasi Lereng Kondisi
sudut 46°, dimana nilaiFK
Jenuh Metode
Janbu Simplified
0,671merupakan lereng dalam

kondisi tidak aman rawan longsor.

Seperti pada gambar 8 berikut.


pertimbangan untuk pihak

perusahaan dalam mengaplikasikan

perencanaan pembuatan lereng

nantinya.

a. Bishop Simplified
Gambar 9. Rekomendasi Geometri
Lereng Kondisi Jenuh Berdasarkan hasil analisis untuk
Metode Janbu Simplified
metode Bishop Simplified jumlah
Berikut tabel 11 perbandingan
Overburden yang harus dibuang
antara metode bishop simplified dan
adalah 143.107 m2 dengan
metode janbu simplified
panjang lereng 100 m maka :

Tabel 11. Perbandingan Geometri Lereng = luas lereng yang akan di


Rekomendasi Antara
Metode Bishop Simplified Dengan potong x panjang lereng
Metode Janbu Simplified
= 143.107 m2 x 100 m

= 14.310,7 m3

Seperti pada gambar 10 di bawah

ini, bagian lereng yang akan

dipotong.

Terdapat perbedaan lebar dan

kemiringan sudut pada masing-

masing metode, hal ini bisa menjadi


Gambar 11. Bagian Lereng Yang Akan
Gambar 10. Bagian Lereng Yang Akan Dipotong Menggunakan
Dipotong Menggunakan Metode Janbu Simplified
Metode Bishop Simplified
5. Penanganan Muka Air Tanah

b. Janbu Simplified a. Sumur Pantau (Monitoring Well)

Berdasarkan hasil analisis untuk Langkah ini bertujuan untuk

metode Janbu Simplified jumlah memantau kenaikan muka air

Overburden yang harus dibuang tanah pada daerah penelitian

adalah 169.655 m2 dengan dengan cara membuat sumur

panjang lereng 100 m maka : pantau dan kemudian

= luas lereng yang akan di memasang alat Vibrating Wire

potong x panjang lereng Piezometer (VWP).

= 169.655 m2 x 100 m b. Penyaliran Tambang

(Dewatering) Penyaliran
= 16.965,5 m3
tambang bertujuan untuk
Seperti pada gambar 11 bagian
lereng yang akan dipotong. mengurangi elevasi muka air

tanah pada lokasi penelitian.


Menurut (Rusli dalam Engki, a. Pengujian sifat fisik sampel top

2016:105), terdapat beberapa soil, berat isi = 2,077 gram/cm3,

metode dalam penyaliran berat isi kering =

tambang untuk mengurangi 1,775gram/cm3, kadar air = 17 %

elevasi muka air tanah yang sedangkan sifat mekanik sampel

dapat dilakukan, yakni sebagai top soil, kohesi = 0,269 kg/cm2

berikut: dan sudut geser dalam 25,50°.

1) Inclination Dewatering b. Pengujian sifat fisik sampel

(Drainhole). sands, berat isi = 2,263

2) Horizontal Dewatering gram/cm3, berat isi kering =

(Drainhole). 1,875gram/cm3, kadar air =

3) Dewatering Well (Pumping). 20,66 % sedangkan sifat

D. Kesimpulan mekanik sampel top soil, kohesi


Berdasarkan hasil penelitian geometri
= 0,287 kg/cm2 dan sudut geser
lereng yang dilakukan di PT.
dalam 33,30°.
Anugerah Alam Andalas maka didapat
c. Pengujian sifat fisik sampel
kesimpulan sebagai berikut :
sands, berat isi = 2,006
1. Dari hasil pengujian sampel di
gram/cm3, berat isi kering =
laboratorium diperoleh data sifat
1,439gram/cm3, kadar air =
fisik dan mekanik masing-masing
39,33 % sedangkan sifat
material.
mekanik sampel top soil, kohesi Menggunakan metode janbu

= 0,328 kg/cm2 dan sudut geser simplified lereng akan aman

dalam 39,11°. dalam kondisi jenuh ketinggian

2. Berdasarkan hasil perhitungan 10 dan 7 meter dengan sudut

lereng akan runtuh dalam kondisi lereng yang digunakan 25° dan

jenuh, berikut rekomendasi 35° nilai FK = 1,515.

geometri lereng single slopedan c. Overall slope menggunakan

overall slope. metode bishop simplified lereng

a. Single slope I lereng aman untuk akan aman dalam kondisi jenuh

semuakondisi dengan ketinggian overall 22 meter

menggunakan metode bishop dengan sudut lereng 30°,

simplified dan janbu simplified. dimana single slope I tinggi

b. Single slope II menggunakan 6,115 meter, lebar jenjang 4,221

metode bishop simplified lereng meter serta sudut lereng 30°,

akan aman dalam kondisi jenuh single slope II tinggi 8,885

ketinggian 10 dan 7 meter meter, lebar jenjang 4,601 meter

dengan sudut lereng yang serta sudut lereng 39°, dan single

digunakan 25° dan 35° nilai FK slope III tinggi 7 meter, sudut

= 1,653 serta sudut lereng 30° lereng 56°. Nilai FK = 1,338.

dan 40° nilai FK = 1,367. Menggunakan metode janbu


simplified lereng akan aman E. Saran

dalam kondisi jenuh ketinggian Berdasarkan hasil analisis

overall 22 meter dengan sudut permasalahan yang ditemui, maka

lereng 30°, dimana single slope saran yang dapat penulis berikanan

I tinggi 6,115 meter, lebar sebagai berikut:

jenjang 2,689 meter serta sudut 1. Dalam penerapannya, diperlukan

lereng 28°, single slope II tinggi evaluasi secara berkala terhadap

8,885 meter, lebar jenjang 4,601 rancangan geometri lereng yang

meter serta sudut lereng 32°, dan direkomendasikan.

single slope III tinggi 7 meter, 2. Keberadaan air berpengaruh

sudut lereng 56°. Nilai signifikan terhadap kemantapan

FK = 1,337. lereng, sehingga perlu untuk terus

3. Upaya pemeliharaan, pemantauan dilakukan langkah pengontrolan,

dan penanganan air tanah pemeliharaan, dan penanganan pada

diperlukan untuk menjaga agar lereng tambang untuk menjaga agar

lereng tetap tetap aman. Salah lereng galian tambang tetap dalam

satu metode penanganan air tanah kondisi aman.

dapat digunakan adalah

monitoring well dan dewatering

well.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan Anonim. 2014. Buku Panduan
Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Tugas Akhir penulis dengan pembimbing
Jurusan Teknik Pertambangan.
IDrs. Bambang Heriyadi, MTdan Padang: Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas
pembimbing IIYoszi Mingsi Anaperta,
Negeri Padang.
S.T., M.T.
Braja, M. Das & Khaled Sobhan (Ed).
DAFTAR PUSTAKA
2013. Principles Of
Geotechnical Engineering. 8th.
Aditya, Wardhana. 2011. “Penentuan
Stamford: Cangage Learning.
Tipe Fungsi Distribusi
Probabilitas Sifat Mekanik
Braja, M. Das 1995. Mekanika Tanah
Batuan Sebagai Analisa Awal
(Prinsip-Prinsip Rekayasa
Perhitungan Faktor Keamanan
Geoteknis) Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Lereng”.Skripsi tidak
Erlangga.
diterbitkan. Bandung: ITB.
Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan
Agem, HartiasPutra. 2016. “Analisis
Geoteknis Tanah (Mekanika
kestabilan lereng untuk
Tanah).Edisi Kedua. Erlangga.
menentukan faktor keamanan di
Jakarta
Pit eagle 1 Panel 10 PT.
Madhani Talatah Nusantara site
Costatine, C. Popoff. 1966. Computing
PT. Internasional Prima Coal
Reserves Of Mineral Deposit:
Kalimantan Timur”.Tugas Akhir.
Principles and Conventional
Padang: UNP.
Methods. Washington: U. S.
Dept. Of the Interior. Bureau Of
Agus, Haris. 2005. “Metode
Mines.
Perhitungan Cadangan”. Modul
Responsi TE-3231 Departemen
Eko,Santoso dkk.. 2013. “Pendekatan
Teknik Pertambangan Fakultas
Probabilistik dalam Analisis
Ilmu Kebumian dan Teknologi
KestabilanLereng pada Daerah
Mineral Institut Teknologi
Ketidakstabilan Dinding Utara di
Bandung.
PT. Newmont Nusa
Tenggara”.Paper.Prosiding TPT
Anonim. 2010. Buku Panduan
XXII PERHAPI 2013.
Penulisan Tugas Akhir/Skripsi
Universitas Negeri Padang.
Padang: Universitas Negeri
Padang.
Engki, Tornado. 2016. “Rancangan Hustrulid, W., M. Kuchta, & R Martin.
Geometri Lereng Berdasarkan 2006. Open Pit Mine Planning&
Hasil Kajian Geoteknik Pada Design. 3rd. (ed). London: CRC
PIT X Blok Kananai 1 PT. Multi Press.
Tambang Jaya Utama,
Kabupaten Barito Selatan, Irwandi, Arif.2000. “TA 427-
Provinsi Kalimantan Tengah”. Tambang Terbuka”. Buku
Tugas Akhir. Padang: UNP. Ajar.Departemen Teknik
Pertambangan Fakultas Ilmu
Fitra, Rahmadanti. 2017. “Analisis Kebumian dan Teknologi
Balik Kestabilan Lereng Blok Mineral, Bandung:ITB.
III-S PIT Warute Area Lowwall
Panel 10 dan Panel 15 Site Ida Irwandy, Arif. 2016. Geoteknik
Manggala PT. Antang Tambang. Jakarta: Gramedia.
Gunung Meratus, Kecamatan
Sungai Raya Kabupaten Hulu Isaaks, E.H. dkk. 1989. An
Sungai Selatan Provinsi Introduction to Applied
Kalimantan Selatan”. Tugas Geostatistics. New York: Oxford
Akhir. Padang: UNP. University Press.

Hary, Christady Hardiyatmo. 2002. Karyono.2004. “Kemantapan Lereng


Mekanika Tanah I. Yogyakarta: Batuan”.Hand out. Diktat
Gadjah Mada University Press. Perencanaan Tambang Terbuka,
Bandung : UNISBA.
Hendri, Mulyadi. 2011. “Analisis
Kestabilan Lereng Penggalian Masagus, A. Azizi dkk. 2011.
Pada Penambangan BatubaraDi “Analisis Risiko Kestabilan
Daerah Blok Payang PT Lereng Tambang Terbuka (Studi
Gunungbayan Pratamacoal Kasus Tambang Mineral)”.
Kabupaten Kutai Barat, Muara Paper.Prosiding Simposium dan
Tae, Kalimantan Timur”. Tugas Seminar Geomekanika Ke-1
Akhir. Yogyakarta: UPN. 2012.

Hoek, Evert& John Bray. 1981. Rock


Slope Engineering. 3rd. (ed).
London: Taylor & Francis
Routledge.
Masagus, A.Azizi&Rr Harminuke T.O, Simanjuntak dkk. 1991. “Peta
Eko Handayani. 2011. Geologi Lembar Muaro Bungo,
“Karakterisasi Parameter Sumatera”. Pusat Penelitian dan
Masukan untuk Analisis Pengembangan Geologi
Kestabilan Lereng Tunggal Bandung. (Data PT.
(Studi Kasus di PT. Tambang Anugerah Alam Andalas).
Batubara Bukit Asam Tbk.
Tanjung Enim, Sumatera T.O, Simanjuntak dkk. 1994. “Peta
Selatan”. Paper.Prosiding Geologi Lembar Muaro Bungo,
Seminar Nasional AVoER Ke-3. Sumatera”. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi
Peter, Yapianto. 2008. “Analisis Bandung. (Data PT.
Kemantapan Lereng High Wall Anugerah Alam Andalas).
Pit Ata Tambang Batu Licin, PT
Arutmin Indonesia, Kalimantan Wittwer, J. W. 2004. “Monte Carlo
Selatan”. Tugas Akhir. Bandung: Simulation Basic”. (Online),
ITB. http://www.vertex42.com/ExcelArti
cles/mc/MonteCarloSimulation.htm
Roscience Slide. “Webhelp Roscience l, diakses pada 8 Juli 2017.
Slide”.(Online),(www.roscience.com/h
elp/slide), diakses 10 Juli 2017. Wyllie, Duncan C., & Christopher W.
Mah. 2004. Rock Slope
Saifuddin, Arif. 2008. Analisis Engineering: Civil and Mining.
KestabilanLereng Dengan 4rd. (ed). New York: Spoon
Metode Irisan.Buku Kompilasi Press.
Tidak Diterbitkan.

Sharma, Sunil. 2002. Slope Stability


and Stabilization Method. 2nd
edition. New York: John Wily &
Sons.

Singgih, Saptono. 2012.


“Pengembangan Metode
Analisis Stabilitas Lereng
Berdasarkan Karakteristik
Batuan di Tambang Terbuka
Batubara”. Disertasi Tidak
Diterbitkan. Bandung: ITB.

You might also like