Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.

2089-7669

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS


PELAYANAN KONSELING KELUARGA BERENCANA ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2013

Nuning Arsyaningsih11), Suhartono2) , Titi Suherni.3)


Nuning.bkia@gmail.com

ABSTRACT

Issues relating KB IUD because of low coverage based on the findings of


a qualitative field health center midwives tend to pay less attention to the pre
counseling and counseling at the time of IUD insertion so much lack of
information supplied accessories midwife makes the lack of knowledge about the
IUD acceptors and the assumption or assumption in the community about the loss
/ effects IUD side is less capable in clarification by health workers, especially
midwives is necessary to do research on factors that affect the quality of service
farkor planning counseling intrauterine device (IUD) by a midwife at health center
of Wiradesa Pekalongan in 2013.
This research is quantitative. The study population was a midwife who
Puskesmas Wiradesa totaling 33 midwives with univariate and bivariate analysis
of the independent variables and the dependent variable with the aim to analyze
the factors that affect aspects (physical evidenc) of tangible, reliability,
responsiveness, assurance and empathy toward family planning counseling service
quality of an intrauterine device (IUD) by a midwife.
The results showed the p value of 0.05 obtained the following results: no
influence on the tangible aspects of counseling with a significance value of 0.000,
the reliability of the counseling with a significance value of 0.000, responsiveness
to counseling with a significance value of 0.010, assurance against counseling
with a significance value of 0.000, empathy to counseling with a significance
value of 0.000.
Suggested need to improve co-operation with professional organizations IBI
and midwifery education institutions in Pekalongan to jointly establish procedures
IUD contraception counseling services counseling training curriculum improvement
planning services / KIP with the use and installation of updates ABPK contraceptive
IUD (CopperT).

Keywords: IUD Contraceptive Counseling Services, Midwives.


1)
Mahasiswa Magister Sain Terapan Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang
2)
Dosen Pembimbing I Ketua Prodi Kesling Universitas Diponegoro Semarang
3)
Dosen Pembimbing II Dosen Poltekkes Semarang

Untuk menekan laju pertum- (KB). Selain itu program KB juga


buhan penduduk pemerintah menca- diharapkan mampu menurunkan angka
nangkan program Keluarga Berencana kematian ibu (AKI) 2-3 kali lipat.

17
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

Sehingga dengan Keluarga Berencana (18,4%) dan Kondom (5,8%). Dan


akan terjadi paradigma baru dalam berdasarkan cakupan peserta KB Aktif
pengelolaan masalah kependudukan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012,
dan hak-hak dari masyarakat dalam Kabupaten Pekalongan merupakan pe-
memilih metode kontrasepsi lebih tepat ringkat ke 21 dari 35 Kota/Kabupaten.
sesuai dengan harapan dan salah satu Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pe-
gerakan untuk mengendalikan dan kalongan tahun 2012 terdapat jumlah
menurunkan kenaikan jumlah pendu- PUS adalah sebesar 169.871 jiwa
duk adalah dengan cara keluarga dengan jumlah peserta KB baru se-
berencana yang terintegrasi pada banyak 14.805 atau 8,72% dari jumlah
pelayanan kontrasepsi Metode Kontra- PUS yang ada, peserta KB Baru
sepsi Jangka Panjang atau MKJP. tersebut menggunakan kontrasepsi
AKDR adalah salah satu MKJP MKJP : AKDR (1,7%) ,MOW /MOP
(metode kontrasepsi jangka panjang) (2,1%) dan IMPLAN (4%),dan yang
yang secara teoritis merupakan cara menggunakan NON MKJP : Suntik
kontrasepsi yang cukup ideal karena (71,9%)PIL 18,7%) dan Kondom
pada umumnya hanya memerlukan satu (1,7%).
kali pemasangan, efektivitas tinggi Adapun cakupan peserta KB
(angka kegagalan kecil), cocok untuk aktif tahun 2012 sebesar 77,3 %,
semua umur, aman karena tidak dibandingkan angka cakupan KB aktif
mempunyai pengaruh sistemik yang mengalami penurunan pada tahun
beredar keseluruh tubuh (Pengaruh 2011 cakupan KB aktif sebesar 82,5%.
hanya satu tempat), tidak mempenga- Dari peserta KB aktif menurut jenis
ruhi isi, kelancaran maupun kadar ASI, kontrasepsi Puskesmas Kabupaten Pe-
mencegah kehamilan untuk jangka kalongan tahun 2013, peserta MKJP
waktu yang cukup lama, sekali pasang yang terendah Sragi dengan prosen-
untuk delapan tahun, dan tidak perlu tase 6,6 %, dan yang tertinggi adalah
sering melakukan pemeriksaan ulang. Lebak barang yaitu 33,1%. Sedangkan
Metode kontrasepsi AKDR pada peserta KB aktif NON MKJP
cenderung mengalami penurunan dari terendah adalah Paninggaran 80,2%,
8,1 persen (SDKI 1997) menjadi 6,2 dan yang tertinggi adalah Sragi
persen (SDKI 2002/03) dan turun lagi (122,5%). Proporsi pemakaian kontra-
menjadi 4,9 persen (SDKI 2007). Fakta sepsi peserta KB baru Kabupaten
yang patut mendapat perhatian adalah Pekalongan Tahun 2012 sebagian besar
sebagian besar pemakaian kontrasepsi peserta KB baru mempergunakan
di Indonesia adalah suntik (61,4%) kontrasepsi Non MKJP dan peserta
yang memiliki kecenderungan akan baru tersebut masih membutuhkan
pendek menjadi peserta aktif (PA) KB pembinaan dan pengayoman secara
dan sebaliknya pemakaian metode rutin dan berkelanjutan untuk menjaga
kontrasepsi AKDR yang cenderung kelangsungan pemakai kontrasepsi agar
menurun dari waktu ke waktu. perbandingan antara jumlah peserta KB
Berdasarkan data Dinas Kese- aktif dengan PUS disuatu wilayah yang
hatan Jawa Tengah tahun 2012 jenis dapat menunjukkan tingkat peman-
AKDR (6,9%), MOP (0,4%), MOW faatan kontrasepsi diantara PUS.(11)
(2,0%) dan Implant (12,2%)) dan bu- Sehubungan dengan hal tersebut,
kan MKJP (Suntik (54,2%), PIL Badan kependudukan dan keluarga

18
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

berencana nasional (BKKBN) beberapa informasi secara jelas dan ber-kualitas


tahun ini memprioritaskan peningkatan kepada klien, bersikap ramah dan
kesertaan KB Jangka panjang. Khusus penuh penerimaan terhadap mas-
pada tahun 2011, BKKBN mengem- yarakat selaku klien, menghormati
bangkan kebijakan dan strategi dalam perasaan dan pikiran klien serta tidak
peningkatan penggunaan AKDR mela- memaksakan kehendak, menumbuhkan
lui dukungan penyediaan alat kepercayaan diri klien sehingga klien
kontrasepsi AKDR yang memadai, berani berbicara atau berdiskusi dan
serta dukungan tenaga medis yag mengambil keputusan sendiri sesuai
dilatih insersi AKDR dan pelatihan kebutuhan dan keinginan akseptor.
konseling bagi bidan. Kualitas pelayanan konseling
Evaluasi pelayanan KB AKDR AKDR bidan dipengaruhi faktor kon-
hingga saat ini masih dirasa kurang seling awal dan akhir sehingga keman-
berkualitas. Hal ini terbukti dengan tapan klien untuk tetap menggunakan
relatif banyaknya peserta KB yang MKJP dapat dimiliki setiap akseptor.
berhenti menggunakan alat kontrasepsi Hasil studi pendahuluan yang dila-
(Drop out) karena alasan efek samping kukan di 19 Kecamatan dengan 26
dan kesehatan maupun kegagalan Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan
dalam pemakaian. Hal terakhir ini yang Kabupaten Pekalongan, peneliti me-
menyebabkan kehamilan yang sesung- ngadakan survey hanya di empat
guhnya tidak diinginkan, sehingga Puskesmas yang cakupan MKJP nya
kualitas konseling oleh pemberi tertinggi dengan jenis kepesertaan KB
pelayanan (bidan atau dokter) sangat AKDR tinggi yaitu puskesmas Kajen I
penting guna terselenggaranya pelayan- sebesar 471 (8,2%) akseptor AKDR
an KB yang berkualitas. Nyatanya dan cakupan MKJP nya Terendah
kebijakan program KB yang mengha- dengan kepesertaannya AKDR nya
ruskan penyampaian konseling terha- rendah yaitu Puskesmas Wiradesa
dap calon peserta KB nampaknya sebesar 213 (2,6). Permasalahan yang
belum dilaksanakan secara optimal berkaitan rendahnya cakupan KB
oleh para pemberi pelayanan (provi- AKDR karena berdasarkan temuan
der), hal ini mungkin juga sebagai kualitatif di lapangan bidan Puskesmas
salah satu akibat dari ”target oriented” cenderung kurang memperhatiikan pra
yang lebih mementingkan kuantitas, konseling dan konseling pada waktu
akibatnya masih banyak dijumpai pemasangan AKDR sehingga masih
peserta KB yang belum benar-benar banyak mitos-mitos yang beredar di
siap menjadi peserta akan memutuskan masyarakat tentang kegagalan kontra-
untuk berhenti menggunakan alat sepsi MKJP, bertentangan dengan
kontrasepsi bila pada saat memakai agama dan ketidaknyamanan menggu-
AKDR muncul efek samping atau nakan kontrasepsi MKJP misalnya
masalah kesehatan yang mereka tidak AKDR yaitu keputihan, perdarahan,
pahami dengan baik. malu karena pemasangannya didalam
Bidan sebagai petugas kesehat- alat kelamin serta rasa takut sakit saat
an yang berhadapan langsung dengan pemasangan maupun ketika melakukan
calon akseptor KB diharapkan memi- hubungan seks dengan suami.(9)
liki kualitas keterampilan komunikasi Kepuasan PUS berkaitan dengan mutu
konseling yan baik dalam memberi-kan atau kualitas pelayanan konselinga

19
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

AKDR yang diberikan oleh bidan. Hal TUJUAN PENELITIAN


ini menjadikan sangat penting bagi Menganalisa faktor-faktor yang mem-
penyedia pelayanan konseling untuk pengaruhi aspek (Bukti fisik (Tang-
meningkatkan kualitas pelayanan yang ible), keandalan (reliability), daya
meningkatkan persepsi maupun citra tanggap (responsiveness), jaminan
positifnya dalam masyarakat. Pening- (assurance) dan empati (empathy)
katan kualitas pelayanan akan dapat terhadap kualitas pelayanan konseling
mempertinggi kepercayaan masyarakat. Keluarga Berencana Alat Kontrasepsi
Dimensi kualitas pelayanan kesehatan Dalam Rahim (AKDR) oleh bidan di
yang diwujudkan dalam 5 dimensi, wilayah kerja Puskesmas Wiradesa
antara lain : Bukti langsung (tangibles), Kabupaten Pekalongan tahun 2013”?.
keandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) METODE PENELITIAN
dan kepedulian (empaty). Kelima Jenis penelitian ini adalah
dimensi tersebut merupakan faktor penelitian diskriptif korelasi dengan
pendorong kualitas pelayanan konse- rancangan belah lintang (cross
ling AKDR sehingga akseptor menda- sectional). Penelitian ini dilakukan
patkan kepuasan karena kepuasan meng-gunakan data primer melalui
akseptor berkaitan dengan mutu atau kuesioner dan dilaksanakan mulai
kualitas jasa pelayanan yang diberikan bulan Desember hingga Januari 2014,
bidan. Hal ini menjadikan sangat sedangkan pengambilan data sekunder
penting bagi bidan untuk meningkatkan untuk penentuan populasi dan sampel
kualitas konseling yang dapat diambil pada bulan Oktober 2013.
meningkatkan persepsi maupun citra Populasi dalam penelitian ini adalah
positifnya dalam masyarakat /akseptor seluruh Bidan yang bekerja di wilayah
sehingga peningkatan kualitas pelayan- kerja Puskesmas Wiradesa Kabupaten
an konseling akan dapat mempertinggi Pekalongan, dengan teknik pengam-
kepercayaan akseptor AKDR untuk bilan sampel dilakukan teknik simple
selalu konsisten menggunakan kontra- random sampling sampel berjumlah 33
sepsi tersebut. bidan.
Ketidaklengkapan informasi Peneliti menggunakan data
yang diberikan bidan membuat kurang- primer dengan instrument penelitian
nya pengetahuan akseptor tentang berupa kuesioner dan data sekunder
MJKP dan asumsi atau anggapan di dari DKK Kabupaten Pekalongan dan
masyarakat tentang kerugian/efek bidan setempat.
samping MKJP kurang mampu di Analisis data dilakukan secara
klarifikasi oleh tenaga kesehatan univariat dan bivariat. Analisis bivariat
khususnya bidan. dilakukan dengan uji Chi-Square (x2)
Berdasarkan kajian data su- karena data penelitian bersifat kate-
byektif dan obyektif yang diperoleh di gorik (nominal dan ordinal) yang
lapangan maka perlu dianalisis kualitas diolah menggunakan bantuan kompu-
pelayanan konseling KB Alat Kon- terisasi dengan program SPSS versi 21.
trasepsi Dalam Rahim (AKDR) oleh
bidan di Puskesmas Wiradesa wilayah
Kabupaten Pekalongan.

20
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelayanan yang menggunakan indra


Pada pembahasan hasil peneli- penglihatan untuk menilai suatu
tian akan dibagi menjadi dua pokok kualitas pelayanan.
bahasan yaitu pembahasan mengenai Menurut Jacobalis Samsi, Pe-
keterbatasan penelitian dan hasil nampilan fisik berpengaruh terhadap
penelitian, yang mana terdiri dari aspek mutu pelayanan. Petugas pelayanan
persepsi bukti fisik (Tangible), persepsi perlu meningkatkan penataan dan
keandalan (reliability), persepsi daya kerapian ruangan pelayanan dalam
tanggap (responsiveness), persepsi ja- mengatasi persepsi buruk mutu keber-
minan (assurance) dan persepsi empati sihan di suatu pelayanan kesehatan.
(empathy) terhadap kualitas pelayanan Adanya gordin di kamar periksa
konseling Keluaga Berencana Alat merupakan salah satu upaya membuat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pasien merasakan kenikmatan / ke-
oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas nyamanan sehingga dapat menjamin
Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pasien datang kembali apabila membu-
2013. tuhkan konseling.
Berdasarkan hasil penelitian Tangible dalam penelitian ini
responden mengatakan tersedia dan adalah tersedianya alat dan bukti
kelengkapan alat untuk pelayanan observasi pelayanan klinik seperti
konseling kontrasepsi AKDR tidak catatan medik, buku catatan klinik yang
layak untuk digunakan, yaitu sebanyak menunjukkan pola penggunaan, g-
9 responden atau sebesar 27,3%. abungan metode kontrasepsi, catatan
Analisa bivariat yang dilakukan ter- konseling yang telah diberikan atau
hadap variabel tangible dengan kualitas kuantitas pelayanan yang diberikan
pelayanan konseling menunjukkan res- pada akseptor AKDR dan tersedianya
ponden yang memiliki kualitas kon- tempat pelayanan konseling pada
seling kurang sebagian besar pada pelayanan kontrasepsi AKDR (tersedia
kategori responsiveness yang kurang, kursi dan meja konseling) dan tangi-
yaitu sebanyak 10 responden atau able adalah tersedia tenaga / petugas
30,3%. Dari uji statistik chi square ( = kesehatan (bidan) yang terlatih.
0,05) antara variabel tangible dengan Pasien sebagai pengguna pela-
kualitas pelayanan konseling didapatkan p yanan kesehatan sangat memper-
value 0,000 sehingga Ha diterima hatikan sarana dan prasarana yang
menunjukkan ada pengaruh antara bukti dimiliki oleh penyelenggara pelayanan
fisik / tangible dengan kualitas pelayanan kesehatan. Semakin lengkap dan baik
konseling Dengan angka koefisien kualitas sarana yang dimiliki, maka
kontingensi sebesar 0,409 dapat disim- pasien lebih cenderung memilih
pulkan bahwa sifat pengaruh dari pelayanan tersebut dan merasa puas
kedua variabel tersebut cukup erat. dibandingkan dengan pelayanan kese-
Penampilan fasilitas fisik sangat hatan yang memiliki alat pelayanan
penting seperti kelengkapan alat untuk yang sederhana.
pelayanan konseling kontrasepsi AKDR Menurut wahyuningsih dalam
karena suatu service tidak dapat dilihat, etika profesi bidan disebutkan bahwa
tidak bisa dicium, dan tidak bisa diraba perilaku profesi bidan dalam menja-
maka aspek tangible menjadi penting lankan tugas memberikan asuhan
sebagai ukuran terhadap pelayanan. kebidanan akan berkualitas jika memi-

21
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

liki kepastian dan komitmen yang baik, yaitu sebanyak 16 responden atau
tinggi dalam pelayanannya dengan sebesar 48,5% responden.
didasari kode etik kebidanan ,bidan Dari uji statistik chi square ( =
mampu mengambil keputusan yang etis 0,05) antara variabel reliability terhadap
dan mampu bertanggung jawab atas kualitas konseling didapatkan p value
tindakan yang dilakukannya untuk 0,000 sehingga Ha diterima. Menun-
menghadapi masalah kebidanan terma- jukkan ada pengaruh yang signifikan
suk didalamnya dalam memberikan antara reliability terhadap kualitas
pelayanan keluarga berencana,untuk pelayanan konseling. Dengan angka
menghadapi masalah terhadap klien koefisien kontingensi sebesar 0,603
yang dilayani bidan harus bisa mem- dapat disimpulkan bahwa sifat penga-
berikan upaya pelayanan yang terbaik ruh dari kedua variabel tersebut erat.
dengan menghindari kesalahan dalam Reliability dalam penelitian ini
memberikan pengarahan informasi adalah kemampuan petugas dalam
serta memberikan pilihan terhadap memberikan pelayanan konseling, in-
klien dan hak klien memperoleh formasi sesuai dengan kebutuhan
keadilan serta adanya persetujuan. pasien yang diberikan harus: akurat,
Seiring dengan kemajuan ,kemudahan dipercaya, dapat dipertanggungjawab-
dalam mengakses informasi tanpa kan.
batas peningkatan ilmu pengetahuan Reliability atau keandalan
dan teknologi, perubahan gaya hidup adalah kemampuan untuk memberikan
dan tata nilai masyarakat membuat pelayanan yang sesuai dengan janji
masyarakat semakin peka menyikapi yang ditawarkan. Reliability dalam
berbagai persoalan termasuk dalam penelitian ini adalah persepsi pasien
memberikan penilaian terhadap pela- tentang kemampuan petugas Puskes-
yanan yang diberikan oleh Bidan mas Wiradesa untuk memberikan pela-
yanan secara akurat, andal, optimal,
A. Pengaruh aspek keandalan / relia- dan bertanggung jawab atas apa yang
bility terhadap kualitas pelayanan dijanjikan. Indikator Reability dapat
konseling KB AKDR oleh bidan di diukur berdasarkan kuesioner dari
wilayah kerja Puskesmas Wiradesa suatu sikap atau pendapan responden
Kabupaten Pe-kalongan tahun mengenai ketepatan hasil pemeriksaan.
2013 Kemampuan bidan untuk mem-
berikan pelayanan konseling yang
Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan janji yang ditawarkan
responden mengatakan tidak tepat wak- dapat mengukur kehandalan dari bidan
tu ketika memberikan pelayanan tersebut dalam memberikan pelayanan
konseling kepada calon akseptor kepada calon akseptor KB AKDR.
AKDR, yaitu sebanyak 11 responden Mutu pelayanan kesehatan bagi
atau sebesar 33,3%. Dan responden seorang akseptor terlepas dari rasa puas
yang memiliki kualitas konseling terhadap pelayanan yang diterima
kurang sebagian besar pada kategori dimana mutu yang baik dikaitkan
reliability yang kurang, yaitu sebanyak dengan kesembuhan penyakit, pening-
13 responden atau 39,4% dan kualitas katan derajad kesehatan, kecepatan
konseling responden sebagian besar pelayanan, lingkungan perawatan yang
baik memiliki kategori reliability yang menyenangkan, kemudahan prosedur

22
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

dan biaya terjangkau. Secara umum dalam penelitian ini adalah persepsi pa-
dimensi reliabilitas merefleksikan sien tentang hal yang berkaitan dengan
konsistensi dan kehandalan (hal yang kepedulian dan perhatian petugas
dapat dipercaya dan dipertanggung- puskesmas Wiradesa terhadap pasien.
jawabkan) dari penyedia pelayanan. Indikator responsiveness dapat diukur
Dengan kata lain, reliabilitas berarti berdasarkan kuesioner dari suatu sikap
sejauh mana jasa mampu memberikan atau pendapat responden mengenai
apa yang telah dijanjikan kepada kecepatan dan kesigapan tenaga staff
pelanggannya dengan memuaskan. Hal dalam memberikan informasi kepada
ini berkaitan erat dengan apakah pelanggan.
perusahaan/instansi memberikan ting- Responsiveness yang baik pada
kat pelayanan yang sama dari waktu ke bidan adalah kemauan pihak bidan
waktu, apakah perusahaan/instansi untuk membantu merespon kebutuhan /
memenuhi janjinya, membuat catatan keinginan akseptor KB. Apabila
yang akurat dan melayani secara benar. keluhan ditanggapi dengan cepat, maka
ada kemungkinan pelanggan tersebut
B. Pengaruh aspek daya tanggap / menjadi puas. Responsiveness adalah
responsiveness terhadap kualitas dimensi kualitas pelayanan yang paling
pelayanan konseling KB AKDR dinamis, harapan pelanggan terhadap
oleh bidan di wilayah kerja kecepatan pelayanan dan kecepatan
Puskesmas Wiradesa Kabupaten untuk tanggap menyelesaikan keluhan
Pekalongan tahun 2013 pasien, hampir dapat dipastikan akan
berubah dengan kecenderungan naik
Berdasarkan hasil penelitian dari waktu ke waktu.
didapatkan hasil jawaban responden Keinginan bidan membantu
mengatakan Menjelaskan kontraindikasi semua akseptor KB serta berkeinginan
AKDR dalam konseling jika calon dan melaksanakan pemberian pelayan-
akseptor ingin sekali menggunakan an dengan tanggap. Dimensi ini
AKDR, yaitu sebanyak 10 responden menekankan pada sikap dari penyedia
atau sebesar 30,3%. Dari uji statistik chi jasa yang penuh perhatian, cepat dan
square ( = 0,05) antara variabel daya tepat dalam menghadapi permintaan
tanggap / responsiveness terhadap kualitas pertanyaan keluhan, dan masalah dari
konseling didapatkan p value 0,010 pelanggan. Dimensi ketanggapan ini
sehingga Ha diterima. Menunjukkan ada merefleksikan komitmen bidan atau
pengaruh yang signifikan antara daya Puskesmas untuk memberikan pelayan-
tanggap terhadap kualitas pelayanan an yang tepat pada waktunya dan
konseling. Dengan angka koefisien persiapan perusahaan atau instansi
kontingensi sebesar 0,409 dapat untuk memberikan pelayanan yang
disimpulkan bahwa sifat pengaruh dari tepat pada waktunya dan persiapan
kedua variabel tersebut cukup erat. perusahaan/instansi sebelum memberi-
Berdasarkan data tersebut, daya kan pelayanan.
tanggap adalah kesigapan petugas
berupa kesediaan waktu membantu C. Pengaruh aspek jaminan / assu-
pelanggan segera, tidak membiarkan rance terhadap kualitas pelayan-an
pelanggan menunggu terlalu lama. konseling KB AKDR oleh bidan di
Responsiveness atau ketanggapan

23
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

wilayah kerja Puskes-mas Wiradesa Assurance atau kepastian /


Kabupaten Peka-longan tahun 2013 jaminan meliputi kemampuan karyawan
atas pengetahuan terhadap produk /
Berdasarkan hasil penelitian jasa secara tepat, kualitas keramah
responden menjawab tidak melakukan tamahan, perhatian dan kesopanan
pengembangan pengetahuan dan ke- dalam memberikan pelayanan, ketram-
trampilan sehingga dapat memberikan pilan dalam memberikan informasi,
pelayanan konseling kontrasepsi kemampuan dalam memberikan kea-
AKDR dengan baik dan dapat diper- manan di dalam memanfaatkan jasa
caya dan Selalu meyakinkan pasien dan yang ditawarkan dan kemampuan
anggota keluarga agar percaya dengan dalam menanamkan kepercayaan pe-
konseling yang diberikan, yaitu se- langgan terhadap kesusahan. Assurance
banyak 11 responden atau sebesar dalam penelitian ini adalah persepsi
33,3%. responden yang memiliki pasien tentang pengetahuan dan
kualitas konseling kurang sebagian keramahan karyawan serta kemam-
besar pada kategori assurance yang puannya untuk memberikan kesan
kurang, yaitu sebanyak 12 responden dapat dipercaya dan penuh keyakinan.
atau 36,4% dan kualitas konseling Indikator assurance dapat diukur
responden sebagian besar baik memiliki berdasarkan kuesioner dari suatu sikap
kategori asurance yang baik, yaitu atau pendapat responden mengenai :
sebanyak 18 responden atau sebesar keterampilan dan kemampuan staff
54,5% responden. Dari uji statistik chi medis, perasaan aman selama
square ( = 0,05) antara variabel berhubungan dengan staff medis,
assurance terhadap kualitas konseling kesabaran staff medis dalam melayani
didapatkan p value 0,000 sehingga Ha pasien.
terima. Menunjukkan ada pengaruh Assurance meliputi kemampuan
yang signifikan antara jaminan / bidan atas pengetahuan terhadap
assurance terhadap kualitas pelayanan produk/jasa secara tepat, kualitas
konseling. Dengan angka koefisien keramah tamahan, perhatian dan
kontingensi sebesar 0,638 dapat kesopanan dalam memberikan pela-
disimpulkan bahwa sifat pengaruh dari yanan, ketrampilan dalam memberikan
kedua variabel tersebut erat. informasi, kemampuan dalam membe-
Assurance dalam penelitian ini rikan kemanan di dalam memanfaatkan
adalah dalam memberikan pelayanan jasa yang ditawarkan dan kemampuan
konseling petugas kesehatan (bidan) dalam menanamkan kepercayaan
harus memiliki : Pendidikan minimal akseptor terhadap kesusahan.
DIII kebidanan, pengetahuan tentang
materi kontrasepsi AKDR dan bagai- D. Pengaruh aspek empati / empathy
mana cara memberikan konseling yang terhadap kualitas pelayanan konse-
sesuai dengan kebutuhan pasien, ling KB AKDR oleh bidan di
Keterampilan memberikan konseling wilayah kerja Puskesmas Wiradesa
agar pasien merasa yakin untuk Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
menggunakan dan tidak berganti
kontrasepsi lain, Kesopanan dan Berdasarkan hasil penelitian
keramahan bidan akan memberikan responden pada pertanyaan mengenai
proses konseling menyenangkan. aspek empathy yang salah atau tidak

24
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

sesuai teori yang ada adalah sebagai kukan hubungan, penuh perhatian
berikut : bidan tidak memberikan untuk memenuhi kebutuhan akseptor.
waktu untuk persetujuan suami jika Empaty yaitu perhatian secara
pasien datang tanpa persetujuan suami, individual yang diberikan bidan kepada
yaitu sebanyak 13 responden atau akseptor KB seperti kemudahan untuk
sebesar 39,4%. Responden yang berkomunikasi dengan akseptor dan
memiliki kualitas konseling kurang usaha Bidan untuk memahami
sebagian besar pada kategori empathy keinginan dan kebutuhan pasiennya.
yang kurang, yaitu sebanyak 14 Dimensi ini merupakan gabungan dari
responden atau 42,4% dan kualitas dimensi akses, komunikasi, dan
konseling responden sebagian besar pemahaman kepada pasien.
baik memiliki kategori empathy yang Hubungan interpersonal antara
baik, yaitu sebanyak 16 responden atau bidan dan akseptor sangat menentukan
sebesar 48,5% responden. kualitas konseling akseptor, akseptor
Dari uji statistik chi square ( = KB merasa puas akan menimbulkan
0,05) antara variabel empathy terhadap minat kunjung ulang pada pelayanan
kualitas konseling didapatkan p value yang sama dan akseptor sangat
0,000 sehingga Ha diterima. Menun- memperhatikan hubungan interpersonal
jukkan ada pengaruh yang signifikan dalam memilih pelayanan kesehatan.
antara empathy terhadap kualitas Sebagaimana pendapat Parasu-
pelayanan konseling. Dengan angka raman dan Zeithaml et al, bahwa
koefisien kontingensi sebesar 0,634 pelayanan dikatakan memiliki empaty
dapat disimpulkan bahwa sifat penga- apabila petugas memiliki pengetahuan
ruh dari kedua variabel tersebut erat. terhadap konseling AKDR secara tepat,
Empathy dalam penelitian ini petugas ramah tamah, perhatian dan
adalah hal yang berkaitan dengan sopan dalam memberikan pelayanan,
perhatian terhadap masing-masing petugas terampil dalam memberikan
individu termasuk di sini pendekatan / informasi, petugas mampu memberikan
pelanggan dalam upaya memenuhi keamanan di dalam memanfaatkan jasa
kebutuhan pelanggan. Empathy dalam yang ditawarkan dan petugas mampu
penelitian ini adalah petugas mampu menanamkan kepercayaan akseptor
memberikan pelayanan dengan me- terhadap pelayanan konseling KB AKDR.
nempatkan dirinya pada pasien, mudah Dalam hal ini, petugas mampu
berkomunikasi, memperhatikan dan memberikan pelayanan dengan me-
memahami pasien sebelum, selama dan nempatkan dirinya pada akseptor,
setelah proses konseling. Hal ini mudah berkomunikasi, memperhatikan
dilakukan untuk mengukur aspek dan memahami pasien sebelum, selama
empathy bidan di wilayah kerja dan setelah proses konseling.
Puskesmas Wiradesa Kabupaten Untuk analisis univariat men-
Pekalongan dalam melakukan kon- cakup lima aspek persepsi bidan
seling KB AKDR. Empati Bidan tentang kualitas pelayanan konseling
adalah hal yang berkaitan dengan terhadap a) bukti fisik (tangible) yaitu
perhatian terhadap masing-masing tersedianya alat dan bukti observasi
individu termasuk di sini pendekatan pelayanan klinik seperti catatan medik,
dalam upaya memenuhi kebutuhan buku catatan klinik yang menunjukkan
akseptor dengan kemudahan mela- pola penggunaan, gabungan metode

25
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

kontrasepsi, catatan konseling yang Puskesmas Wiradesa Kabupaten Peka-


telah diberikan atau kualitas pelayanan longan dalam melakukan konseling KB
yang diberikan pada akseptor AKDR AKDR. Yang berpengaruh terhadap
dan tersedianya tempat pelayanan kualitas pelayanan konseling KB
konseling pada pelayanan kontrasepsi AKDR.
AKDR (tersedia kursi dan meja Adapun pengaruh kelima aspek
konseling) dan tangiable adalah ter- tersebut terhadap kualitas pelayanan
sedia tenaga/petugas kesehatan (bidan) konseling KB AKDR di wilayah kerja
yang terlatih. b) Keandalan/Reliability Puskesmas Wiradesa Kabupaten Pekal-
yaitu kemampuan petugas dalam ongan yaitu :
memberikan pelayanan konseling, in-
formasi sesuai dengan kebutuhan Pengaruh aspek bukti fisik / tangible
pasien yang diberikan harus: Akurat, Berdasarkan hasil penelitian
Dipercaya, Dapat dipertanggung- responden mengatakan tersedia dan
jawabkan. c) Persepsi daya tanggap / kelengkapan alat untuk pelayanan kon-
responsiveness yaitu kemampuan petu- seling kontrasepsi AKDR tidak layak
gas kesehatan (bidan) dalam membe- untuk digunakan, yaitu sebanyak 9
rikan pelayanan konseling dengan: responden atau sebesar 27,3%. Analisa
Tanggap, Penuh perhatian, cepat dan bivariat yang dilakukan terhadap varia-
tepat terhadap keluhan / kebutuhan bel tangible dengan kualitas pelayanan
pasien. Hal ini dilakukan untuk meng- konseling menunjukkan responden yg
ukur aspek responsiveness bidan di memiliki kualitas konseling kurang se-
wilayah kerja Puskesmas Wiradesa bagian besar pada kategori respon-
Kabupaten Pekalongan dalam melaku- siveness yang kurang, yaitu sebanyak
kan konseling KB AKDR. d) Persepsi 10 responden atau 30,3%. Dari uji
Jaminan / Assurance yaitu dalam mem- statistik chi square ( = 0,05) antara
berikan pelayanan konseling petugas variabel tangible dengan kualitas pela-
kesehatan (bidan) harus memiliki: yanan konseling didapatkan p value 0,000
Pendidikan minimal DIII Kebidanan, sehingga Ha diterima menunjukkan ada
Pengetahuan tentang materi kontrasepsi pengaruh antara bukti fisik / tangible
AKDR dan bagaimana cara mem- dengan kualitas pelayanan konseling
berikan konseling yang sesuai dengan Dengan angka koefisien kontingensi
kebutuhan pasien, Keterampilan mem- sebesar 0,409 dapat disimpulkan bahwa
berikan konseling agar pasien merasa sifat pengaruh dari kedua variabel
yakin untuk menggunakan dan tidak tersebut cukup erat.
berganti kontrasepsi lain, Kesopanan
dan keramahan bidan akan memberikan Pengaruh aspek keandalan/ reliability
proses konseling menyenangkan. e)
Persepsi Empati/Empathy yaitu petugas Berdasarkan hasil penelitian
mampu memberikan pelayanan dengan responden mengatakan tidak tepat
menempatkan dirinya pada pasien, waktu ketika memberikan pelayanan
mudah berkomunikasi, memperhatikan konseling kepada calon akseptor
dan memahami pasien sebelum, selama AKDR, yaitu sebanyak 11 responden
dan setelah proses konseling. Hal ini atau sebesar 33,3%. Dan responden
dilakukan untuk mengukur aspek yang memiliki kualitas konseling
empathy bidan di wilayah kerja kurang sebagian besar pada kategori

26
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

reliability yang kurang, yaitu sebanyak statistik chi square ( = 0,05) antara
13 responden atau 39,4% dan kualitas variabel assurance terhadap kualitas
konseling responden sebagian besar konseling didapatkan p value 0,000
baik memiliki kategori reliability yang sehingga Ha terima. Menunjukkan ada
baik, yaitu sebanyak 16 responden atau pengaruh yang signifikan antara
sebesar 48,5% responden. jaminan / assurance terhadap kualitas
pelayanan konseling. Dengan angka
Pengaruh aspek daya tanggap / koefisien kontingensi sebesar 0,638
responsiveness dapat disimpulkan bahwa sifat
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh dari kedua variabel tersebut
didapatkan hasil jawaban responden erat.
mengatakan Menjelaskan kontraindikasi
AKDR dalam konseling jika calon Pengaruh aspek empati.
akseptor ingin sekali menggunakan Berdasarkan hasil penelitian
AKDR, yaitu sebanyak 10 responden responden pada pertanyaan mengenai
atau sebesar 30,3%. Dari uji statistik chi aspek empathy yang salah atau tidak
square ( = 0,05) antara variabel daya sesuai teori yang ada adalah sebagai
tanggap / responsiveness terhadap kualitas berikut : bidan tidak memberikan
konseling didapatkan p value 0,010 se- waktu untuk persetujuan suami jika
hingga Ha diterima. Menunjukkan ada pasien datang tanpa persetujuan suami,
pengaruh yang signifikan antara daya yaitu sebanyak 13 responden atau
tanggap terhadap kualitas pelayanan kon- sebesar 39,4%. Responden yang
seling. Dengan angka koefisien konti- memiliki kualitas konseling kurang
ngensi sebesar 0,409 dapat disimpulkan sebagian besar pada kategori empathy
bahwa sifat pengaruh dari kedua yang kurang, yaitu sebanyak 14
variabel tersebut cukup erat. responden atau 42,4% dan kualitas
konseling responden sebagian besar
Pengaruh aspek jaminan / assurance baik memiliki kategori empathy yang
Berdasarkan hasil penelitian baik, yaitu sebanyak 16 responden atau
responden menjawab tidak melakukan sebesar 48,5% responden.
pengembangan pengetahuan dan ke-
trampilan sehingga dapat memberikan SIMPULAN
pelayanan konseling kontrasepsi AKDR 1. Ada pengaruh aspek persepsi bukti
dengan baik dan dapat dipercaya dan fisik / tangible terhadap kualitas
Selalu meyakinkan pasien dan anggota pelayanan konseling KB AKDR
keluarga agar percaya dengan konse- oleh bidan di wilayah kerja
ling yang diberikan, yaitu sebanyak 11 Puskesmas Wiradesa Kabupaten
responden atau sebesar 33,3%. Respon- Pekalongan tahun 2013.
den yang memiliki kualitas konseling 2. Ada pengaruh aspek persepsi
kurang sebagian besar pada kategori keandalan / reliability terhadap
assurance yang kurang, yaitu sebanyak kualitas pelayanan konseling KB
12 responden atau 36,4% dan kualitas AKDR oleh bidan di wilayah kerja
konseling responden sebagian besar Puskesmas Wiradesa Kabupaten
baik memiliki kategori asurance yang Pekalongan tahun 2013
baik, yaitu sebanyak 18 responden atau 3. Ada pengaruh aspek persepsi daya
sebesar 54,5% responden. Dari uji tanggap / responsiveness terhadap

27
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

kualitas pelayanan konseling KB go.id/litbang/pusna/data/PB


AKDR oleh bidan di wilayah kerja Diah-edit.pdf.
Puskesmas Wiradesa Kabupaten
Pekalongan tahun 2013 Iswarata, Rahmadewi, Buku Sumber
4. Ada pengaruh aspek persepsi Advoksi Keluarga Berencana
jaminan / assurance terhadap Kesehatan Reproduksi Gender
kualitas pelayanan konseling KB dan Pembangunan Kependudu-
AKDR oleh bidan di wilayah kerja kan, Direktorat Advokasi dan
Puskesmas Wiradesa Kabupaten KIE BKKBN, UNFPA, Bank
Pekalongan tahun 2013 Dunia, ADB dan STARH,
5. Ada pengaruh aspek persepsi Cetakan ke II, Jakarta, 2003
empati / empathy terhadap kualitas
pelayanan konseling KB AKDR Rukanda, Agus. Panduan Materi Kon-
oleh bidan di wilayah kerja seling AKDR. Badan Koordinasi
Puskesmas Wiradesa Kabupaten Keluarga Berencana Nasional.
Pekalongan tahun 2013. Jakarta. 1991

DAFTAR PUSTAKA Sudomo, sunarti, Pedoman Pelayanan


Kontrasepsi. Badan Koordinasi
Ariyanto, Perilaku Pemilihan Alat Keluarga Berencana, Biro Kon-
Kontrasepsi Intra Uterine Device trasepsi. 1994
(IUD) Di Desa Kedungwuni Kabu-
paten Pekalongan, Prosiding Semi- Depkes. RI. Profil Kesehatan Provinsi
nar Nasional. Semarang. 2011 Jawa Tengah tahun 2008. 12 A-
pril 2012. diambil dari: http://
Sunarto, Kependudukan, BKKBN Pro- profil-kesehatan-Jateng-2008-
vinsi Jawa Tengah. Semarang. depkes.com
2010.
Depkes. RI. Profil Kesehatan Kabu-
Basri, Abdul. (2003). Buku Panduan paten Pekalongan Tahun 2009.
Praktis Pelayanan Kontrspsi. Ja- Pekalongan. 2009
karta : Yayasan Bina Pustaka Naskah Pelantikan Manajerial SPMK.
Sarwono Prawiroharjo. Januari 2003.
Wicaksono. (2012). Kebijakan Dan Pohan, I.S. Jaminan Mutu Layanan
Strategi Operasional Direktorat Kesehatan. EGC. Jakarta. 2007
Bina Kesertaan KB Jalur Pe-
merintah Tahun 2012. Jakarta : Ridwan, Amiruddin. Pendekatan Mutu
BKKBN dan Kepuasan Pelanggan dalam
Tamasya, Ritola. Menuju Paradigma Pelayanan Kesehatan Program
Baru KB Warta Demografi 30/1. Pasca Sarjana Unhas. 2007
Jakarta. 2000. Azwar, A. Program Menjaga Mutu
Puspitasari, Diah. Policy Brief Kajian Pelayanan Kesehatan. Yayasan
Implementasi Kebijakan Penggu- Penerbit IDI. Jakarta. 2000
naan Kontrasepsi. 20 Juni 2012.
diambil dari : http://www. bkkbn.

28
JURNAL KEBIDANAN Vol. 3 No. 6 April 2014 ISSN.2089-7669

Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan


Kesehatan dan Akseptabilitasny. Lesmana, J.M. Dasar-dasar Konseling.
Penerbit Erlangga. Jakarta. 2011 UI Press. Jakarta. 2006

Fais, Satrianegara, M,dkk. Organisasi Saifuddin, BA. Buku Acuan Nasional


dan Manajemen Pelayanan Ke- Pelayanan Keluarga Berencana.
sehatan serta Kebidanan. Pener- Yayasan Bina Pustaka Sarwono
bit Salemba Medika. Jakarta, Prawirohardjo. Jakarta. 1996
2009
Kunjojo, Metodologi Penelitian. Kedi-
Notoatmodjo, S. Pengantar Perilaku ri : Universitas Nusantara PGRI.
Kesehatan. Fakultas Kesehatan 2009
Masyarakat Universitas
Indonesia. Jakarta. 1990 Nursalam, Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta : CV.
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan Pe- Sagung Seto. 2001
nyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Sugiyono, Metode Penelitian Kuanti-
Bidan. EGC. Jakarta. 2010 tatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta, 2007
Handayani, S. Pelayanan Keluarga Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene-
Berencana (KB). EGC. Jakarta. litian Suatu Pendekatan Praktek,
2010 Edisi Revisi VI, Rineka Cipta,
Jakarta, 2002
Erfandi. Metode AKDR/IUD. 22 Juni
2012. diambil dari : http://Puskes Dahlan, Statistika Untuk Kedokteran
mas-oke.blogspot.com Dan Kesehatan Uji Hipotesis. PT
Arkans. Jakarta, 2004
Saifuddin, AB. Buku Acuan Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Jakarta : Alfabeta. 2005
Prawirohardjo. Jakarta. 2006
Wahyuningsih, Tri. Etika Profesi Bidan
Prawirohardjo, S. Wiknjosastro, H. Dilengkapi Hukum Kesehatan
Sumapraja, S. Ilmu Kandungan Dalam Kesehatan, Yogyakarta,
Edisi 2. Yayasan Bina Pustaka Fitramaya, 2008.
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
2007

Everett, Suzanne. Buku Saku Kontra-


sepsi dan Kesehatan Seksual
Reproduktif, Edisi 2. EGC.
Jakarta. 2007

Alex, Sobur. Psikologi Umum. Pustaka


Setia. Bandung. 2009

29

You might also like