Professional Documents
Culture Documents
Manajemen Komunikasi Organisasi Pada Hubungan Masyarakat Dan Protokol Dalam Lembaga Negara Di Era Pandemi Covid-2019
Manajemen Komunikasi Organisasi Pada Hubungan Masyarakat Dan Protokol Dalam Lembaga Negara Di Era Pandemi Covid-2019
Manajemen Komunikasi Organisasi Pada Hubungan Masyarakat Dan Protokol Dalam Lembaga Negara Di Era Pandemi Covid-2019
ABSTRAK
Layanan hubungan masyarakat (Humas) dan protokol
merupakan bagian dari tata administratif perkantoran yang
difungsikan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dan acara
pejabat tinggi negara baik di kementerian negara maupun
lembaga negara, yang dimaksudkan untuk mewujudkan
kelancaran pelayanan pimpinan sesuai dengan standard
operasional prosedur (SOP) yang ada. Dimasa pandemi
Covid-19 seperti sekarang ini, layanan kehumasan dan
protokol yang diberlakukan berbeda dengan yang biasa
digunakan di era sebelum pandemi terjadi di negara
Indonesia. Seiring diberlakukannya protokol kesehatan untuk
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
2
mencegah meluasnya persebaran virus Covid-19 maka
layanan kehumasan dan protokol bagi para pimpinan tinggi
negara maupun pejabat kementerian setara eselon I juga
berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaturan dan mengevaluasi hambatan-hambatan layanan
humas dan protokol yang terjadi selama era pandemi ini.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa selama terjadi pandemi Covid-19, banyak sekali
hambatan-hambatan yang terjadi dalam layanan humas dan
protokol pada lembaga negara. Dengan manajemen
pengaturan serta pemahaman yang baik maka layanan humas
dan protokol masih tetap bisa maksimal diberikan kepada
pimpinan
Kata Kunci: Humas, Protokol, ,Manajemen organisasi
PENDAHULUAN
Lembaga Negara dalam operasional kegiatan yang berhubungan dengan banyak
pihak, memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus di ikuti dan
dipedomani agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar. SOP merupakan
sekumpulan prosedur operasional standar yang digunakan sebagai pedoman dalam
sebuah organisasi untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah berjalan
secara efektif dan konsisten, serta memenuhi standar dan sistematika (Tambunan,
2013). Kementerian negara atau lembaga negara sebagai institusi pemerintah yang
melaksanakan kegiatan pemerintahan telah memiliki SOP dalam melaksanakan
layanan kehumasan dan protokol khususnya bagi para pejabat tinggi negara dan juga
para pejabat tinggi madya kementerian/lembaga (pejabat eselon I). Kementerian
negara merupakan lembaga pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan (arti kementerian menurut wikipedia indonesia). Kementerian
biasanya berkedudukan di ibukota negara dan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Sebagian besar kementerian yang ada saat ini telah
mengalami berbagai perubahan baik melalui penggabungan, pemisahan, pergantian
dan juga pembubaran baik sementara maupun permanen.
3
tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara tahun 2015 yang tertuang dalam Bab V Pasal 17.
Selain kedua Perundangan tersebut, landasan hukum kementerian juga termuat
dalam Bab V Pasal 17 UUD 1945. Kementerian dipimpin oleh seorang Menteri yang
tergabung dalam sebuah kabinet. Presiden juga dapat mengangkat wakil menteri
pada kementerian tertentu apabila terdapat beban kerja yang membutuhkan
penanganan khusus.
4
Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan
Kementerian Sekretariat negara.
5
upaya memberikan pelayanan yang prima kepada pimpinan baik kegiatan yang ada
di dalam kantor maupun kegiatan di luar kantor.
Kedua, Struktur organisasi garis dan staf; merupakan gabungan lini dan
departemen staf. Departemen staf memberikan saran kepada departemen lini.
Pengambilan keputusan tetap pada departemen lini. Departemen staf hanya
memberikan dukungan tekhnis khusus. Struktur organisasi ini banyak ditemukan
pada organisasi menengah dan besar. Ketiga, Struktur organisasi fungsional, pada
struktur ini masing-masing manajer adalah spesialis atau ahli dan masing-masing
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
6
bawahan mempunyai beberapa pimpinan. Manajer memiliki kekuasaaan penuh
untuk menjalankan fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Keempat,
Struktur organisasi matriks, merupakan suatu desain struktural yang menugaskan
para spesialis dari berbagai departemen fungsional untuk bekerja pada suatu proyek
yang dipimpin oleh seorang manajer proyek.
7
adalah suatu rangkaian langkah sistematis dan rutin untuk mencapai tujuan
perusahaan atau menyelesaikan masalah tertentu. Perencanaan juga ditafsirkan upaya
dalam menggunakan sumber daya yang tersedia meliputi penetapan tujuan dan
standar, penentuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta perkiraan apa yang
akan terjadi.
8
dengan maksud untuk dapat mencapai tujuan organisasi (sarjanaekonomi.co.id).
Tujuan organisasi tersebut tentunya bisa bermacam-macam, tergantung suatu
organisasi itu sendiri. Manajemen organisasi ini juga memungkinkan sebuah
penggunaan optimal dari sumber daya yang dimiliki organisasi melalui perencanaan
dan pengendalian teliti di tempat kerja. Jadi mudahnya manajemen organisasi itu
dapat mengacu pada penanganan yang efisien dari organisasi serta karyawannya.
Tujuan manajemen organisasi adalah a. Membentuk suatu koordinasi yang baik antar
divisi maupun individu. b. Membentuk suatu kinerja sumber daya yang lebih efektif
melalui pemberian rasa aman dan kesatuan diantara karyawan. c. Menciptakan
suasana lingkungan pada kegiatan kerja yang damai dan positif. d. Mendorong para
karyawan agar bekerja dengan rasa tanggung jawab. e. Mencapai tujuan utama suatu
perusahaan dengan cara-cara yang paling efisien melalui pembentukan karakter
sumber daya.
9
penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintahan atau masyarakat. (UU No,9 tahun 2010 pasal 1). Istilah
protokol berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata Protokolum yang terdiri atas kata
Protos (pertama) dan kolum atau kolla (perekat/lem). Istilah protokol pada awalnya
dipergunakan pertama kali sebagai lembar pertama suatu gulungan papyrus atau
kertas tebal, selanjutnya pengertian protokol dipergunakan untuk seluruh gulungan
tersebut yang merupakan tempat dicatatnya semua dokumen penting negara yang
menyangkut nasional maupun internasional.
10
berjalan dengan tertib, rapi, lancar dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan
yang berlaku baik nasional maupun internasional serta menciptakan hubungan yang
baik dalam tata pergaulan antar bangsa.
Ruang lingkup pengaturan keprotokolan meliputi tata tempat, tata upacara dan
juga tata penghormatan (UU no.9 tahun 2010 Pasal 4). Penyelenggaraan
keprotokolan di daerah khusus atau daerah istimewa dilaksanakan dengan
menghormati kekhususan atau keistimewaan daerah tersebut sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang Undang (Pasal 35). Untaian kegiatan keprotokolan
mencakup 6 (enam ) fungsi yaitu : Perencanaan (Planning); mencakup kegiatan
memilih dan mengaitkan fakta guna menciptakan dan meformulasikan serangkaian
kegiatan yang diusulkan dalam rangka mencapai tujuan tertentu sesuai dengan
kehendak yang telah ditetapkan bersama. Fungsi ini dapat mencegah terjadinya celah
pemborosan waktu, tenaga, biaya, non materiil, dan sebagainya.
11
yang tepat, dapat di cegah pemborosan dalam bentuk apapun. tidak ada tumpang
tindih dalam pelaksanaan tugas sehingga koordinasi antar berbagai unit kerja dapat
berjalan dengan optimal.
12
Persepsi tentang kesiapan dan keseriusan pemerintah perlu di sampaikan kepada
publik melalui penjelasan yang komprehensif dan berkala, dengan menjelaskan apa
yang sudah dan akan di lakukan oleh pemerintah.
METODE PENELITIAN 13
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode fenomenologi. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur
atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono,2010). Kualitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yag menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata
lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang
diteliti (taylor dan bogdan, 1984:5, hendrarso, 2010:166). Penelitian kualitatif
dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
(moleong,2011:6). Penelitian kualitatif bisa berlandaskan filsafat post positivisme
untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci.
Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (sugiyono,
2011).
14
own perspectives. Your goals is to enter the inner world of each participant to
understand his or her perspectives and experiences.(burke johnson & larry
christensen,2012). In simple terms, phenomenology can be defined as an
approach to research that seeks to describe the essence of a phenomenon by
exploring it from the perspective of those who have experienced it. The goal of
phenomenology is to describe the meaning of this experience—both in terms
of what was experienced and how it was experienced (teherani a, martimianakis
t, stenfors-hayes t, wadhwa a, varpio l. Choosing a qualitative research
approach. J grad med educ. 2015;7:669–670). Phenomenology is a form of
qualitative research that focuses on the study of an individual’s lived
experiences within the world (how phenomenology can help us learn from the
experiences of others, brian e neubauer, catherine t witkop & lara
varpio:2019:90-97).
15
pengelolaan utama kegiatan atau sebagai lembaga konsultasi bila terdapat hal yang
kurang dimengerti yaitu ke Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian
Luar Negeri. Tugas dan fungsi seorang protokoler sangat penting dalam menentukan
berhasil atau tidaknya suatu acara penting terutama acara yang melibatkan kehadiran
pejabat tinggi negara baik pejabat negara dalam negeri maupun pejabat negara dari
luar negeri. Seseorang yang ditugaskan dalam bidang keprotokolan senantiasa harus
meletakkan perhatian, keahlian dan tanggung jawab secara sungguh sungguh dengan
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan, norma adat istiadat yang relevan dan
SOP yang berlaku sehingga tugas dan fungsi kehumasan dan protoko dapat
dilaksanakan dengan sempurna.
16
17
1
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-the-
media-briefing-on-covid-19---11-march-2020
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
18
Tata cara audiensi
Untuk tamu dari luar yang ingin bertemu atau audiensi dengan menteri atau
pimpinan lembaga harus menyertakan surat keterangan bebas dari Covid-19, bisa
dengan uji swab nasopharing-oropharing maupun uji rapid test. Jika sebelum
pandemi berlangsung, pejabat/orang yang ingin audiensi dengan pimpinan
kementerian/lembaga cukup meminta jadwal untuk bertemu, namun sekarang
berbeda. Hal ini tentunya cukup membuat kesulitan bagi yang ingin beraudiensi
karena harus melaksananakan swab/rapid terlebih dahulu.
19
ke daerah yang berzona merah. Keterbatasan moda transportasi seiring
berkurangnya jadwal penerbangan juga menyulitkan petugas untuk giat
kunjungan kerja luar kota. Kekhawatiran dari personil yang bertugas juga satu
aspek tersendiri bila khawatir terjadi penularan saat bertugas.
20
a. Perencanaan ( planning)
Perencanaan disini dimulai dari pengaturan sumber daya manusia yang ada di
bagian keprotokolan. Untuk mengurangi penyebaran Covid-19 antar pegawai
perlu diatur perputaran pegawai secara adil dan merata termasuk memperhatikan
tempat duduk pegawai dalam rangka program jaga jarak (setidaknya kapasitas
50% dari jumlah personil yang ada). Pengaturan dapat dibuat kedalam dua tim
tugas yaitu tim ganjil dan tim genap atau bisa juga tim 1 dan tim 2 yang masuk
secara bergantian. Pembagian personal tim bisa di atur misal sesuai dengan plat
kendaraan yang dimiliki atau juga dengan komposisi personil yang adil. Hal yang
harus diperhatikan bahwa, personil yang ada dan terbentuk nantinya harus bisa
mengcover semua kegiatan pimpinan di hari saat bertugas. Selain perencanaan
SDM, perencanaan jadwal/agenda juga harus ada. Hal ini untuk menghindari dari
acara yang benar-benar penuh di satu hari (karena disatu hari bisa saja terjadi
undangan rapat yang bersamaan waktunya). Sedangkan dihari lain
jadwal/agendanya kosong. Koordinasi dengan pihak terkait juga harus terjalin
baik sehingga acara yang telah diagendakan dapat berjalan dengan baik. Skala
prioritas untuk acara/rapat yang harus di hadiri atau di pimpin oleh kepala
lembaga/kementerian adalah suatu yang mutlak dilakukan dalam rangka
penyaringan kegiatan di era Covid-19.
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
21
b. Pengorganisasian (organizing)
Bila sudah direncanakan personil yang bertugas dan acara/agenda sudah tersusun,
maka pengaturan dan alokasi untuk para personil juga harus jelas disesuaikan
dengan kompetensi personil yang ada. Jangan sampai misal personil yang tidak
bisa mengoperasikan komputer dengan baik diperintahkan untuk mengurus
persidangan atau menjadi tenaga asisten sorot (Asrot) pimpinan yang sedang
memimpin rapat. Atau bila ada tamu negara luar (diplomat) yang audiensi dengan
pimpinan, maka yang personil yang dipilih hendaknya yang setidaknya mampu
berkomunikasi dengan baik dan memiliki keahlian bahasa asing sehingga bila di
ajak berbicara oleh sang tamu, maka protokol yang bertugas dapat menjawab
dengan baik. Pengorganisasian yang tepat tentunya akan membawa kelancaran
dalam bertugas. Tidak dipungkiri bahwa jika profesi sebagai seorang protokol
dimana setiap hari harus berhadapan dengan para pejabat-pejabat tinggi dan tak
jarang juga berhadapan dengan Kepala Negara, tentunya harus memiliki sikap dan
gaya komunikasi yang baik, di dukung dengan kecakapan intelektual sebagai
seorang pribadi yang terampil. Hal ini diperlukan, karena akan mengangkat dan
membawa citra bagi instansi yang diwakilinya.
c. Penggerakan (actuating)
Setelah dilaksanakan perencanaan dan pengorganisasian, maka langkah
selanjutnya adalah berupa proses penggerakan, di mana di dalamnya terkandung
unsur pengarahan dari pimpinan. Setiap kegiatan memiliki tata urutan yang
berbeda-beda. Misal dalam pelaksanaan kegiatan audiensi berbeda dengan
kegiatan saat pelantikan. Persiapan yang dilakukan juga berbeda. Disini peran
seorang pimpinan atau ketua tim project memegang peranan penting untuk bisa
merangkul seluruh personil dan staf yang ada untuk mencapai tujuan dari suatu
kegiatan yang dilakukan.Pembagian pekerjaan disesuaikan dengan personil yang
betugas dan koordinasi lintas unit kerja dilakukan tanpa ada rasa saling tertekan
dan terpaksa untuk melaksanakan kegiatan. hal ini diyakini, tentunya akan
membuat keharmonisan dalam bekerja dan hasil kinerjapun akan lebih
memuaskan semua pihak.
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
22
d. Pengawasan ( controlling)
Ditahap terakhir yaitu tahap pengawasan dimana pentingnya tahapan ini untuk
memastikan acara berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan yang melibatkan
orang banyak dengan sumber daya yang sedikit dan keterbatasan penunjang,
memerlukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kesalahan yang
mengakibatkan rusaknya acara. Apalagi di era pandemi yang sebagian besar
acaranya di lakukan secara daring (online), maka proses pengawasan mulai dari
persiapan sampai dengan pelaksanaan harus dilakukan secara cermat. Controlling
tidak harus dibuat tertulis resmi, namun juga bisa disampaikan secara singkat
melalui whatsapp group yang telah dibuat. Feedback diperlukan untuk
mengevaluasi kegiatan yang telah berjalan, sehingga bila terjadi kekurangan bisa
di antisipasi di kegiatan selanjutnya.
POAC dibuat secara flexible dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang
ada. Beberapa langkah dalam pembuatan POAC layanan kehumasan dan
keprotokolan yang dapat ditempuh sebagai langkah penyesuaian di era pandemi
adalah sebagai berikut :
a. Mensinkronisasikankan kebijakan pusat dan kebijakan daerah terkait layanan
keprotokolan. Pemerintah pusat melalui jejaring keprotokolan sering
mengadakan pertemuan keprotokolan untuk koordinasi dengan lintas
kementerian negara dan lembaga negara. Saat ini pertemuan sering diadakan
melalui video conference untuk membahas perkembangan keprotokolan
sesuai dengan kondisi terkini. Dalam pertemuan koordinasi keprotokolan ini
bisa di bahasa berbagai hambatan, kendala dan juga inovasi inovasi terbaru
untuk bisa di terapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Pembuatan jadwal untuk mengatur sumber daya yang ada baik SDM, sarana
penunjang maupun kekuatan perangkat yang ada. Pengaturan jadwal tetap
memperhatikan capabilities, competence and efeciency.
c. Mengutamakan pemanfaatan teknologi digital di era kecanggihan teknologi
sekarang ini (dalam rangka meminimalisasi pertemuan fisik), juga
mengurangi durasi pertemuan dari yang biasa dilakukan sebelum masa
pandemi berlangsung untuk mencegah kejenuhan ber-online.
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
23
d. Selalu membuat persiapan yang matang apabila acara melibatkan banyak
orang (via daring), membuat back up saluran jaringan bila terjadi gangguan
mendadak, antisipasi perubahan tahapan acara karena suatu hal tertentu.
e. Selalu melakukan koordinasi dengan bijak, baik antar personil ataupun antar
lintas unit kerja agar acara yang melibatkan pimpinan dapat berjalan dengan
lancar.
f. Minimalisasi komplain dengan menerapkan manajemen komplain tanpa
harus menyalahkan siapapun apabila terjadi komplain dari pimpinan. Siap
salah adalah kata yang harus dipegang oleh seorang protokol. Terus berupaya
untuk instropeksi bila muncul komplain dari pimpinan.
g. Selalu berpatokan pada peraturan/perundangan yang ada apalagi terkait
dengan hal yang menyangkut acara kenegaraan sehingga tidak muncul
ketimpangan dalam layanan pimpinan. Selalu disiplin, menjaga etika dan
kepercayaan diri bila menghadapi suatu kondisi yang dirasa cukup sulit
berbekal dari knowledge yang seorang protokol harus miliki.
SIMPULAN
Layanan kehumasan dan protokol memiliki sifat yang unik. Bukan terbatas pada
kekakuan yang selalu mengutamakan prosedur yang ada, namun juga harus ada
fleksibilitas dengan tetap berpedoman pada SOP yang berlaku dan kearifan lokal dari
masing-masig daerah. Untuk acara yang bersifat resmi dan dihadiri oleh pejabat
tinggi negara dimana lokasi pelaksanaan acara di luar dari tempat yang biasa kita
diami, maka langkah yang tepat untuk menerapkan layanan kehumasan dan protokol
ini adalah memadukan SOP yang ada dengan kearifan lokal yang terdapat di daerah
tersebut.
Di era pandemi Covid-19 ini, meskipun terjadi pergeseran beberapa tahapan
layanan atau perubahan kebiasan, layanan kehumasan dan protokol kepada para
pimpinan tinggi negara di lembaga negara baik di kementerian maupun di non
kementerian harus tetap secara maksimal di berikan. Salah satu langkah penyesuaian
yaitu dengan menerapkan fungsi POAC dengan tepat pada manajemen layanan
keprotokolan di kementerian/lembaga negara.
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
24
DAFTAR PUSTAKA
Brian e neubauer, catherine t witkop & lara varpio, 2019. How phenomenology can
help us learn from the experiences of others, perspectives on medical
education. Https://link.springer.com/article/10.1007/s40037-019-0509-2
Burke johnson & larry christensen, 2012. Educational research fourth edition
quantitative, qualitative, and mixed approaches,university of south alabama,
sage publications inc
Buku keprotokolan dan master of ceremony (m.c),
https://www.academia.edu/38184223/buku_keprotokolan_dan_mcedit_a
Edaran Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
tentang penanganan covid-19 protokol komunikasi publik
Farid hamid, msi, dr. Jurnal “pendekatan fenomenologi (suatu ranah penelitian
kualitatif)”.
Handoko, t.hani (2000), manajemen personalia dan sumber daya manusia, edisi ke 2,
yogyakarta
Hasbiansyah, 2008. Jurnal “pendekatan fenomenologi: pengantar praktik penelitian
dalam ilmu sosial dan komunikasi”. Mediator, vol.9 no.1
Hendrarso, 2010. Metode penelitian sosial. Pt. Kencana prenada grup, jakarta
Helaluddin, 2018. Jurnal “mengenal lebih dekat dengan pendekatan fenomenologi:
sebuah penelitian kualitatif”. Uin sultan maulanan hasanuddin, banten
https://www.linguistikid.com/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-
kualitatif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/kementerian_indonesia
https://www.gurupendidikan.co.id/manajemen-organisasi/
https://sarjanaekonomi.co.id/manajemen-organisasi/
https://covid19.kemkes.go.id/
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-remarks-at-
the-media-briefing-on-covid-19---11-march-2020
https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kualitatif.html
PRecious: Public Relations Journal Volume 1 Nomor 1 - Oktober 2020
25
Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 440-830 tahun 2020 tentang pedoman
tatanan normal baru produktif dan aman corona virus disease 2019 bagi
aparatur sipil negara di lingkungan kementerian dan pemerintah daerah
Mello,a.d,1997, the heart of the enlightened: a book of story meditations
Nazir, m. 1988. Metode penelitian, ghalia indonesia: jakarta..
Ruslan, rosadi. 2013. Metode penelitian public relations dan komunikasi. Jakarta:
rajagrafindo persada
Sugiyono. 2005. Metode penelitian administrasi. Bandung: alfabeta
Sugiyono, 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatid dan r&d, pt. Alfabeta,
bandung
Saryono, 2010. Metode penelitian kualitatif, pt. Alfabeta, bandung
Sukaris, Mayang Putri Prathiwi, Budiyono Pristyadi, 2020. Meningkatkan Kinerja
Karyawan melalui Keterikatan, Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan,
Jurnal Ekonomi – Manajemen- Akuntansi, Universitas Muhamadiyah, Gresik
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/menkes/328/2020 tentang panduan pencegahan dan pengendalian
corona virus disease 2019 (Covid-19) di tempat kerja perkantoran dan industri
Teherani a, martimianakis t, stenfors-hayes t, wadhwa a, varpio l, 2015. Choosing
a qualitative research approach. J grad med educ
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 2010 tentang keprotokolan
Wibawa, Darajat,Dr, 2020. Hukum dan Etika Humas,Membina hubungan baik
dengan wartawan
Winata, Sheila Vania, 2016. Perancangan Standard Operating Prosedur (SOP) pada
Chocolab, Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, Vol1 No 1 (2016)