Professional Documents
Culture Documents
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba Di Desa Wisata Nglanggeran)
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba Di Desa Wisata Nglanggeran)
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba Di Desa Wisata Nglanggeran)
net/publication/324769890
CITATION READS
1 830
1 author:
Hary Hermawan
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
53 PUBLICATIONS 189 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL View project
All content following this page was uploaded by Hary Hermawan on 26 April 2018.
Hary Hermawan
STP ARS Internasional Bandung
haryhermawan8@gmail.com
Abstrack
The research is aimed to study more about the extent to which locality-based safety
design can increase the satisfaction of tourists to the tourist attraction in Ancient
Volcano Nglanggeran Tourism Village, Pathuk Sub-District, Gunungkidul Regency,
Yogyakarta Special Region. Quantitative research methods using linear regression
analysis were chosen to analyze the role of locality-based safety design allegedly to
moderate the influence of tourist attraction on the satisfaction of tourists. The results
showed that safety design based on locality proved unable to moderate the performance
of tourist attraction in influencing the satisfaction of tourists. The recommendation of
the research result is the implementation of safety with the design that has been proven
effective in ensuring the safety of tourists.
148
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
149
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
150
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
risiko dengan melakukan identifikasi tidak dapat dihilangkan (Ewert dkk dalam
hingga memberlakukan proses manajemen Entwistle, 1923).
risiko; 2. Perencanaan pariwisata dengan Cox dalam Pitana (2009) mengatakan
memberlakukan prosedur yang akan bahwa “Pembangunan dan pengembangan
menjamin keselamatan pengunjung; 3. pariwisata didasarkan pada kearifan lokal
Perencanaan respon tanggap darurat dan special local sense yang
apabila munculnya kecelakaan yang merefleksikan keunikan peninggalan
terjadi di tempat wisata; 4. Aturan dan budaya dan keunikan lingkungan.” Oleh
prosedur dalam menghadapi kecelakaan karena itu, setiap penembangan dan
yang terjadi dengan mengutamakan upaya keselamatan yang dilakukan dapat
keselamatan dan keamanan pengunjung; dilakukan dengan mengadopsi nilai
5. Perencanaan media yang ada untuk kearifan lokal, termasuk dalam aplikasi
meminimalisir kejadian dan memunculkan pembuatan infrastuktur dan fasilitas
kesan yang positif; dan 6. Perencanaan keamanan.
setelah kejadian dengan berbagai upaya
yang membutuhkan pengembalian seperti Kepuasan Wisatawan
sedia kala dari tempat wisata sebelum Kepuasan wisatawan adalah tingkat
adanya kejadian yang merugikan. perasaan seseorang setelah
Dalam Guidelines for safe membandingkan kinerja (atau hasil) yang
recreational water (2003) disebutkan dirasakan dibandingkan dengan
bahwa pencegahan resiko kecelakaan harapannya (Kotler dan Makens, 1999).
dapat dilakukan dengan peningkatan Dalam bukunya yang lain, Kotler
keselamatan. Peningkatan keselamatan (2002) mendefinisikan kepuasan sebagai
tersebut dapat diintervensi dengan 5 perasaan senang atau kecewa seseorang
pendekatan yaitu : 1. Pekerjaan/ yang muncul setelah membandingkan
perekayasaan (engineering); antara persepsi/ kesannya terhadap kinerja
2.Memperkuat (enforment); 3. Pendidikan (atau hasil) suatu produk dan harapan-
(education); 4. Tindakan untuk harapannya. Kepuasan tentang daya tarik
memberanikan (encouragement); dan 5. wisata dibandingkan dengan harapan
Kesiapan bahaya (emergency wisatawan sebelum berkunjung di daya
preparadness). tarik wisata tersebut.
Pengelola destinasi wisata yang Daya tarik wisata dan keselamatan
mengandung risiko tinggi seperti wisata sebagai variabel penentu kepuasan dikaji
alam wajib memperhatikan keselamatan dengan pendekatan control attribution
pengunjung dengan perencanaan dan theory. Control attribution theory
pengendalian risiko, seperti diamanahkan merupakan aspek-aspek yang dalam
dalam Undang-Undang Republik kendali dan tanggung jawab manusia,
Indonesia No 10 Tahun, 2009 Pasal 26. yang sebenarnya dapat diupayakan
Desa Wisata Nglanggeran merupakan pengelola untuk lebih baik (Hasan, 2008).
desa wisata yang mengadalkan wisata Bukan terhadap faktor-faktor risiko yang
alam Kawasan Gunung Api Purba tidak bisa diprediksi dan diantisipasi.
Nglanggeran serta aktifitas petualangan
pendakian atau tracking sebagai daya tarik Hasil Penelitian Terhadulu
wisata utamanya. Petualangan merupakan Daya tarik wisata terbukti secara
kegiatan yang sengaja mencari risiko dan empiris sebagai faktor yang dapat
ketidakpastian hasil. Dalam wisata menentukan tingkat kepuasan wisatawan
petualangan komersial, risiko dan saat berwisata di sebuah destinasi
ketidakpastian harus dikelola erat jika (Naidoo dkk., 2011); (Adom et al., 2012);
151
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
152
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
Rumus regresi liner sederhana : luas wilayah 762,7909 hektar yang secara
y=a+bx (Santoso, 2016) administratif terbagi ke dalam 5 dusun
Rumus regresi liner dengan variabel yaitu Karangsari, Doga, Nglanggeran
moderator : Kulon, Nglanggeran Wetan, Gunung
y=a+b1x1+b2x2+b3x1x2 (Umar, Butak (Handoko, 2017). Seluruh
2000) pengelolaan daya tarik wisata yang ada
dalam wilayah Desa Wisata Nglanggeran
Untuk menentukan efektifitas peranan sejak tahun 2010 resmi dikelola oleh
variabel moderat dengan melihat selisih masyarakat lokal yang tergabung dalam
nilai r-square variabel independent Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
dengan variabel mederat dibanding nilai r- Desa Wisata Nglanggeran (Hermawan,
square variabel independent tanpa 2016b).
variabel moderat.
Intrumen pencarian data Pengelolaan Daya Tarik Wisata dan
menggunakan kuisionair dengan skala Keselamatan di Gunung Api Purba
likert. Sebelum proses pencarian data Nglanggeran
dilakukan, instrumen penelitian telah diuji Pariwisata berbasis masyarakat atau
validitas dan reabilitas guna menjamin Community Based Tourism (CBT) menjadi
kesahihan data penelitian yang diperoleh. pedoman dalam pengelolaan pariwisata di
Uji validitas instrumen dilakukan dengan Gunung Api Purba Nglanggeran
menggunakan analisis korelasi Pearson (Hermawan, 2016b). Pegelolaan ala CBT
Product Moment. Sedangkan untuk uji tersebut terefleksi dalam langkah-langkah
realibilitas instrumen digunakan Guttman pengelolaan atraksi wisata beserta upaya
Split-Half Coefficient dengan taraf keselamatan yang diterapkan.
signifikansi 0,05 pada dk atau N 30. Pengelolaan atraksi wisata dan
keselamatan wisata tersebut diduga
HASIL DAN PEMBAHASAN peneliti sebagai faktor utama yang
menentukan kepuasan serta berdampak
Profil Gunung Api Purba Nglanggeran kepada loyalitas wisatawan. Sehingga,
Gunung Api Purba Nglanggeran dari pengelolaan ketiga variabel tersebut
merupakan kawasan ekowisata. Berupa menghasilkan performa kunjungan
bentang alam perbukitan yang terbentuk wisatawan di Gunung Api Purba
akibat letusan gunung api pada masa Nglanggeran dari tahun ke tahun yang
prasejarah. Gunung Api Purba cenderung menunjukan trend positif
Nglanggeran Terletak di Desa (Hermawan, 2016a).
Nglanggeran wilayah Kecamatan Patuk, Daya tarik utama Kawasan Gunung
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Api Purba Nglanggeran adalah puncak-
Istimewa Yogyakarta. Jarak desa puncak gunung dengan pemandangan
Nglanggeran ke ibu kota kecamatan yang unik, otentik dan indah di dalam satu
adalah 7 km, jarak dengan ibu kota kawasan. Masing-masing puncak
kabupaten adalah 20 km, sedangkan jarak memiliki keindahan, keunikan dan nilai
dengan ibu kota provinsi sekitar 25 km historis dan nilai lokalitas yang memiliki
(Hermawan, 2016a). nilai luhur tersendiri, baik nilai sejarah,
Gunung Api Purba Nglanggeran mitologi dan filosofi (Handoko, 2017).
merupakan daya tarik wisata alam yang Pengembangan daya tarik wisata di
termasuk salah satu dari beberapa Gunung Api Purba Nglangeran yang
destinasi yang ada di Desa Wisata ditawarkan meliputi beberapa puncak
Nglanggeran. Desa Nglanggeran memiliki gunung berikut: Gunung kelir, Gunung
153
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
3. Pendidikan (Education)
Wisatawan cenderung merasa nyaman
Sumber : www.gunungapipurba.com, (15 Mei jika mengenal karakter lingkungan di
2017)
Gambar 2. Salah Satu Puncak di Gunung destinasi wisata yang dikunjungi (Ross,
Api Purba Nglanggeran 1998).
Simbol-simbol dan papan peringatan
Jaminan pengelolaan keselamatan yang telah dibuat pengelola ditujukan
yang baik telah menjadi syarat yang wajib untuk memberi informasi, pengenalan
dipenuhi sesuai ASEAN Community Based lingkungan juga berarti memberi
Tourism Standart tahun 2016. Oleh karena pemahaman baru atau edukasi kepada
itu, pengelola Gunung Api Purba wisatawan. Upaya edukasi diantaranya :
Nglanggeran telah mengupayakan penyediaan rambu petunjuk, papan
keselamatan wisata berbasis lokalitas informasi, peringatan, papan larangan, dan
sebagai berikut : sebagainya.
1. Pembangunan (enginering) Pengelola membuat rambu-rambu
Pembangunan keselamatan dengan keselamatan berbasis lokalitas, hal ini
penambahan penambahan pagar untuk sesuai dengan prinsip CBT yang
pegangan pengunjung; perbaikan jalur menekankan lokalitas sebagai acuan
tracking dan tangga pendakian yang dalam membangun segala unsur produk
berkarakter alam lokal; penambahan wisatanya
rambu penunjuk; rambu keamanan seperti
batas aman pijakan di tebing; penanda
arah jalur; penanda jalur evakuasi dan
seterusnya yang semuanya dibuat dengan
bahan dan desain lokal.
154
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
155
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
bervarisi akan menghasilkan data yang yang berwisata ke Gunung Api Purba
juga lebih bervariasi. Nglanggeran memiliki motivasi untuk
Karakteristik responden dalam melepas kejenuhan dari rutinitas kerja
penelitian ini ditinjau berdasarkan sehari-hari. Sedangkan sisanya sebanyak
beberapa aspek yang terkait dengan 49% adalah wisatawan dengan motif
tipologi wisatawan (I. G. Pitana & Putu, petualangan.
2009), diantaranya : usia responden, jenis Sedangkan karakteristik wisatawan
kelamin, asal wisatawan, dan motivasi ditinjau berdasarkan daerah asal,
berwisata di Gunung Api Purba menunjukan mayoritas adalah wisatawan
Nglanggeran. dari luar daerah sebesar 81%. Kemudian,
Karakteristik responden berdasarkan responden yang berasal dari Yogyakarta
usia didominasi responden oleh wisatawan diketahui sebesar 19 %. Responden yang
usia dewasa awal atau early adhulthood berasal dari tempat yang jauh dari daerah
dengan presentase sebesar 76%, kemudian asalnya cenderung tidak mengenal
disusul wisatawan usia paruh baya 18%, karakteristik daya tarik wisata yang
dan terakhir usia remaja 6%. Karakteristik dikunjunginya, baik dalam segi
usia early adhulthood memiliki pemikiran lingkungan alam yang berbeda, maupun
yang telah matang dalam berwisata, tidak adat dan budaya baru di destinasi yang
tergesa-gesa atau penuh pertimbangan. dikunjunginya. Sehingga, informasi
Hasil analisis karakteristik responden tentang destinasi wisata sangat peting
berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa baginya (Ross, 1998).
responden didominasi wanita sebesar
54%, sedangkan presentase responden Hasil Uji Instrumen
pria sebesar 46%. Responden wanita
umumnya cenderung meninjau kualitas Uji Validitas
destinasi wisata berdasarkan fasilitas yang Variabel dayatarik wisata diukur
disediakan untuk memenuhi segala menggunakan 5 indikator variabel
kebutuhanya dibanding minat meliputi keunikan, keindahan, keaslian,
berpetualang. Hal ini didukung hasil otentisitas dan nilai. Adapun hasil uji
analisis selanjutnya. validitas intrumen menggunakan analisis
Karakteristik responden berdasarkan korelasi Pearson Product Momment
motivasi terlihat bahwa 51% responden tersaji seperti tabel berikut :
156
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
157
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
158
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
159
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
lokalitas tidak berpengaruh terhadap Akan tetapi jika melihat analisis koefisien
kepuasan wiatawan. pada tabel 10 terlihat bahwa daya tarik
wisata dengan moderasi justru tidak
Pengaruh Dayatarik Wisata terhadap signifikan.
Kepuasan Wisatawan dengan Desain Dengan begitu dapat disimpulkan
Keselamatan Berbasis Lokalitas bahwa desain keselamatan berbasis
sebagai Variabel Moderating lokalitas tidak berperan dalam
Hasil uji pengaruh variabel dayatarik meningkatkan kepuasan wisatawan
wisata terhadap kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata di Gunung Api
dengan keselamatan sebagai variabel Purba Nglanggeran.
moderating tersaji dalam tabel berikut :
SIMPULAN
Tabel 9. Model Sumary 3
Wisatawan di Gunung Api
R Adj R Std. Error of
Nglanggeran didominasi wisatawan muda
Model R Square Square the Estimate
dengan usia antara 21 tahun sampai 40
1 .587a .345 .324 2.132 tahun. Wisatawan dengan rentang usia ini
a. Predictors: (Constant), Daya Tarik Wisata tergolong wisatwan dewassa awal yang
(X1), Keselamatan (X2), Moderasi (X1*X2) telah matang dalam berfikir serta
b. Dependent Variable: Kepuasan (Y) mengambil keputusan didukung kondisi
fisik yang masih prima. Mayoritass
Sumber : Data primer (2017) wisatawan gunung api purba adalah
wanita. Ditinjau dari daerah asal
Tabel 10. Koefisien 3 wisatawan, mayoritas wisatawan berasal
Unstandardized
Coefficients dari luar wilayah D.I.Yogyakarta.
Std. Berdasarkan hasil anlisis terlihat jelas
Model B Error Beta t Sig. bahwa daya tarik wisata di Destinasi
(Constant) 7.443 10.290 .723 .471 Wisata Nglanggeran terbukti berpengaruh
Daya Tarik .500 .582 .407 .859 .393 terhadap kepuasan wiatawan sesuai
Wisata (X1) dengan teori dan hasil-hasil penelitian
Keselamatan -.156 .594 -.196 -.263 .793 terdahulu (Naidoo dkk., 2011); (Adom
(X2)
Moderasi .012 .033 .335 .348 .728
dkk., 2012); (Basiya & Rozak, 2012); dan
(X1*X2) (Darsono, 2015). Bahkan Gunung Api
a. Dependent Variable: Kepuasan (Y) Purba Nglenggeran dengan segala
Sumber : Data primer (2017) keunikan, keindahan, keaslian, serta nilai
yang ditawarkan mampu memikat
Berdasarkan analisis output pada tabel memikat pengujung yang mayoritas
9 (model sumary), diketahui bahwa berasal dari luar Daerah Istimewa
pengaruh variabel dayatarik wisata Yogyakarta.
terhadap kepuasan wisatawan dengan Keselamatan tidak terbukti
keselamatan berbasis lokalitas sebagai berpengaruh terhadap kepuasan
variabel moderating menunjukan nilai r- wisatawan. Hal ini dapat dimungkinkan
square 0,345 atau 34,5%. Jika karena sebagian responden adalah
dibandingkan dengan nilai r-square wisatawan dengan motif petualang. Yang
pengaruh daya tarik wisata terhadap senang mengunjungi daerah baru yang
kepuasan tanpa variabel moderat pada belum diketahuinya, senang mencari hal
tabel 6 sebesar 34% sekilas terlihat baru yang tidak umum (I. G. Pitana &
peningkatan sebesar 0,5%. Gayatri, 2005). Motif petualang biasanya
160
Kajian Desain Keselamatan Berbasis Lokalitas Dalam Meningkatkan Kepuasan Wisatawan
Terhadap Daya Tarik Wisata (Studi Kasus Gunung Api Purba di Desa Wisata Nglanggeran)
(Hary Hermawan)
161
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 22 No. 3 Nopember 2017
162