Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan Dan Perlindungan Konsumen Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

Jurnal Penelitian Hukum De Jure

Volume 21 Nomor 1, Maret 2021


P-ISSN: 1410-5632, E-ISSN: 2579-8561
Terakreditasi Nasional No: 10/E/KPT/2019
Karya ini dipublikasikan di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License

ASPEK HUKUM KEKARANTINAAN KESEHATAN DAN PERLINDUNGAN


KONSUMEN DALAM PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19
(Legal Aspects of Health Quarantine and Consumer Protection in Treatment of Covid-19
Pandemic)
Marulak Pardede
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta
Corresponding email: marulakp@yahoo.com

Tulisan Diterima: 22-01-2021; Direvisi: 11-02-2021; Disetujui Diterbitkan: 16-02-2021


DOI: http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2021.V21.023-044

ABSTRACT
The World Health Organization (WHO) states that more and more variants of the new Coronavirus are being
reported globally, which is said to have the potential to be more infectious and resistant to vaccines. However,
the WHO has a strong belief that people should be vaccinated as soon as possible. Among Asian countries,
Indonesia is the 4th largest contributor to positive cases. The vaccination program is expected to help control
and break Corona's chain to prevent this virus outbreak. According to article 9 (1) No. 6 of 2018 of the Law,
vaccines are mandatory if you refuse to be sentenced. Meanwhile, Law No. 8/1999 requires drug or vaccine
manufacturers that guarantee halal certificates and/or certificates of guarantee of their efficacy. Consumers
have the right to comfort, security and safety in consuming goods and/or services. Main research problems:
how is the harmonization and synchronization between laws and regulations related to the prevention of covid-
19; and what efforts need to be made to overcome the problems that arise in eradicating the Covid-19 virus?
The research methods used are: juridical-normative approach; Data collection techniques are done by
literature study. Data analysis techniques: qualitative normative analysis. The results showed that: the
enforcement of health quarantine laws may be sued, because of disharmony and dis-synchronization with
consumer protection laws. To overcome it is necessary to make efforts to: harmonize legislation; Socialization,
transparency of the uses and risks of covid-19 vaccination.
Keywords: health quarantine law; covid-19; consumers

ABSTRAK
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan semakin banyak varian virus Corona baru yang dilaporkan
di dunia, memiliki potensi lebih mudah menular dan kebal terhadap vaksin. Namun demikian WHO
berkeyakinan kuat agar secepat mungkin masyarakat divaksinasi. Di antara negara-negara Asia, Indonesia
berada di urutan ke-4 penyumbang kasus positif terbanyak. Untuk penanggulangan wabah ini, program
vaksinasi diharapkan dapat membantu mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran Corona. Vaksin
wajib, kalau menolak dijatuhi hukuman, sesuai pasal 9 (1) UU. No 6 Tahun 2018. Sementara itu, Undang-
Undang Nomor 8/1999 mewajibkan produsen obat atau vaksin yang menjamin memiliki sertifikat halal dan atau
sertifikat jaminan kemanjurannnya. Konsumen berhak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Pokok Permasalahan penelitian:bagaimakah harmonisasi dan sinkronisasi
antar peraturan perundang-undangan terkait penanggulangan covid-19; serta upaya hukum apakah yang perlu
dilakukan mengatasi permasalahan yang timbul dalam pemberantasan virus Covid-19? Metode penelitian yang
dipergunakan adalah: pendekatan yuridis-normatif; Tekhnik pengumpulan data dilakukan cara: studi
kepustakaan. Tekhnik analisis data: analisis normatif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: penegakan
hukum kekarantinaan Kesehatan, dimungkinkan digugat, karena disharmonisasi dan dis-sinkronisasi dengan
hukum perlindungan konsumen. Untuk menanggulanginya, perlu dilakukan upaya: penyelarasan perundang-
undangan; Sosialisasi, transparansi atas kegunaan dan resiko vaksinasi covid-19.
Kata kunci: hukum kekarantinaan kesehatan; covid-19; konsumen

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 23


Marulak Pardede
PENDAHULUAN bagaimana COVID-19 bisa tersebar sebegitu luas
dan cepat, serta kapan akan berakhir.
Direktur bidang imunisasi dan biologi Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr.Kate Monardo,5 meminta masyarakat tidak ragu
O'Brien,1 menjelaskan: sampai saat ini belum ada dengan vaksinasi Corona. Presiden Jokowi menjadi
bukti kuat varian baru virus Corona, tidak bisa orang yang pertama divaksinasi COVID-19, untuk
ditanggulangi dengan vaksin. WHO berkeyakinan memutus mata rantai penyebaran Corona dengan
kuat agar secepat mungkin masyarakat divaksinasi, perlindungan yang diberikan vaksin.6 Memberikan
karena disadari makin berkembangnya covid-19 perlindungan Kesehatan dan keselamatan,
dilaporkan di dunia, karena ditengarai memiliki keamanan bagi masyarakat Indonesia dan
potensi bersifat lebih mudah menular dan kebal membantu percepatan proses pemulihan ekonomi.7
terhadap vaksin. Di antara negara Asia, Indonesia Diharapkan siaran langsung vaksinasi terhadap
berada di urutan ke-4 penyumbang kasus positif, presiden, memberikan manfaat kepada masyarakat
dibawah India:10.558.710 kasus, disusul Turki menyukseskan program trsebut.8
dengan 2.380.665 kasus, Iran: 1.324.395 kasus.2 Vaksin wajib hukumnyajika menolak akan
Untuk penanggulangan wabah ini, negara dijatuhi hukuman, sesuai pasal 9 (1) UU. No 6
Indonesia telah memulai pelaksanaan program Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan:
vaksinasi, untuk mengendalikan pertambahan Penjara 1 Tahun Dan Atau Denda Rp.100 Juta.
covid-19. Penyuntikan 181,5 juta orang warga yang Menurut Wakil Menteri Hukum dan HAM
menjadi sasaran vaksinasi, diproyeksikan butuh (Wamenkumham) Prof Edward OS Hiariej,9 orang
waktu 15 bulan, melalui SMS pemberitahuan yang yang menolak vaksinasi dapat dikenakan sanksi
dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan RI hukuman penjara dan denda hingga ratusan juta.
terhubung dengan aplikasi Pedulilindungi.3 Mengacu pada pasal 93 Undang-Undang Nomor 6
Informasi keliru atau hoax, membuat masyarakat Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan,
cemas atas kefektivitasan vaksin ini, untuk yang menyatakan bahwa: setiap orang yang tidak
memberikan kekebalan terhadap virus COVID-19. mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan
Ketua umum kamar dagang dan industri kesehatan atau menghalangi penyelenggaraan
Indonesia (KADIN), Rosan P. Roeslani,4 meminta kekarantinaan Kesehatan, dipidana penjara paling
pemerintah membuka akses vaksin Covid-19 lama satu tahun atau denda maksimal Rp 100 juta.
secara mandiri kepada dunia usaha, untuk Setiap orangyang tidak mematuhi penyelenggaraan
mempercepat pemerataan vaksinasi. Memasuki Kekarantinaan Kesehatan Pasal 9 (1) dan/atau
tahun baru 2021 ini Indonesia, bahkan dunia masih menghalangi penyelenggaraan Kekarantinaan
dihadapkan dengan pandemi COVID-19. Tidak Kesehatan sehingga menyebabkan Kedaruratan
ada yang bisa menebak dan memperkirakan Kesehatan Masyarakat, dipidana pidana penjara

1
“Makin Banyak Varian Corona Baru, WHO: 5
“Masyarakat tidak ragu dengan vaksinasi
Lakukan Vaksinasi Secepatnya,” Dr Kate O'Brien, Corona.,”Doni Monardo, Penjelasannya dalam raker
Direktur bidang imunisasi dan biologi WHO, dikutip bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen,
dari akun Twitter resmi WHO, Rabu, 20 Januri 2021 Senayan, Jakarta, Kamis (14/1/2021).
08:19 WIB, Firdaus Anwar – detikHealth. 6
“Vaksinasi memutus mata rantai penyebaran
2
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap Corona,” Tiffany Theresia – detikNews, Satgas:
kondisi rumah sakit (RS) Ibu Kota hampir penuh Siapa Pun yang Buat Rakyat Tak Percaya soal
seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19,”Akun Vaksin, Kita Lawan, Kamis, 14 Jan 2021 17:09 WIB.
Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, Selasa 7
“Percepatan proses pemulihan ekonomi,” Presiden,
(19/1/2021). Jokowi, dalam penjelasannya seperti yang dikutip
3
“Pemberitahuan (short messaging service/SMS) dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/1-
kepada kelompok prioritas penerima vaksin COVID- 2021).
19,”dr. Siti Nadia Tarmidzi, Juru Bicara Vaksin 8
“Menyukseskan program vaksinasi Covid-19,”
Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lennny Tristia Tambun / EAS, 13 Januari, Presiden
dikutip dari laman kemenkes.go.id. Joko Widodo Divaksinasi Covid-19, Selasa, 5
4
“KADIN meminta pemerintah membuka akses Januari 2021 | 13:59 WIB, Sumber: BeritaSatu.com.
vaksin Covid-19 secara mandiri kepada dunia usaha. 9
“Kajian Hukum, Kewajiban Warga Negara
Program vaksin mandiri,”Rosan P Roeslani, Ketua Mengikuti Vaksinas,” Wakil Menteri Hukum dan
Umum Kadin, dalam keterangannya, kepada HAM (Wamenkumham) Prof Edward OS Hiariej,
Tempo.co.id, Kamis, 14 Januari 2021. dalam 'Webinar Nasional, diselenggaran PB IDI,
Senin (11/1/2021).

24 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


paling lama 1 tahun dan/atau pidana denda paling Undang-undang. Pemerintah tidak boleh memaksa,
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). apalagi jika benar, produsen vaksin tidak
Didalam Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang bertanggungjawab?11
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Pengamat Kesehatan, Marius Wijajarta,12
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona berencana gugat pemerintah (BPOM) karena tak
Virus Disease 2019 yang selama ini dijadikan dasar melakukan sosialisasi vaksin Covid-19 yang
untuk setiap program penanggulangan virus seharusnya sosialisasi ke masyarakat tentang
corona, tidak terdapat sanksi ataupun denda bagi indikasi, kontra indikasi, hingga sasaran umur
yang menolak vaksin. Belum ada peraturan di sebelum vaksinasi Covid-19 dilaksanakan.
tingkat pusat yang mengatur sanksi pidana bagi Konsumen berhak mendapatkan informasi yang
pihak yang menolak vaksinasi. Peraturan Presiden benar, jelas dan jujur, juga berhak menuntut ganti
Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin rugi denda maksimal, Rp.2 Milyar, tuntutan pidana
dan pelaksanaannya juga tidak mencantumkan 5 tahun penjara (UUPK. Nomor 8 tahun 1999).
sanksi ataupun denda jika menolak divaksin. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia
Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Tarmizi, mengatakan, pemerintah terus menerus
Konsumen (YLPK) Jatim, Drs Muhammad Said melakukan sosialisasi vaksin Covid-19 kepada
Sutomo,10 mengingatkan pemerintah soal dampak tenaga kesehatan sebagai sasaran awal vaksinasi.
buruk vaksin Covid-19. Disinyalir produsen vaksin Meskipun BPOM belum menerbitkan emergency
Sinovac, Pfizer Pfzer-BioNTech meminta use authorization (EUA) atau izin penggunaan
dibebaskan dari segala tuntutan hukum, jika ada vaksin Covid-19 Sinovac, pemerintah tetap
efek buruknya.Vaksin ini sudah mendapatkan izin melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan
penggunaan darurat (EUA) dari Badan hingga jadwal pelaksanaan vaksinasi.13 Keaadaan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maupun darudat pandemi, semakin lambat penanganannya,
sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. maka semakin banyak korban kematian.14
Dikalangan masyarakat terjadi pro kontra, karena Masyarakat Indonesia merupakan konsumen
ketidakjeliannya membaca dampak buruk vaksin. yang memiliki hak konsumen yang diatur dalam
Menurut Undang-undang No.8/1999 tentang UUPK Nomor 8 Tahun 1999 pasal 4 huruf b:
perlindungan konsumen, mewajibkan produsen Konsumen mempunyai hak atas kenyamanan,
obat atau vaksin yang menjamin memiliki sertifikat keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
halal dan atau sertifikat jaminan kemanjurannnya. barang dan/atau jasa. Maka harus dipastikan bahwa
Bahkan dalam Omnibus Law UU Cipta Kerja vaksin yang akan digunakan memenuhi standar
Nomor 11 Tahun 2020, mewajibkan produsen keamanan, sehingga yang mendapat vaksin dapat
barang dan atau jasa memiliki sertifikat jaminan dijamin keselamatannya serta efektif memberikan
keamanan dan keselamatan produk barang dan atau kekebalan atas penularan COVID-19.
sebelum dipasarkan atau diperdagangkan kepada Sejak World Health Organization (WHO)
konsumennnya. Misalnya: bagaimana kecelakaan mengumumkan status pandemi Covid-19 global
penumpang pesawat yang kemudian korban minta pada awal tahun 2020 lalu, seluruh pola tata
kompensasi kerugian ke produsennya, Boeing. kehidupan manusia diseantero dunia, terasa
Perusahaan pun harus menjamin kerugiannya. berubah memaksa masyarakat bergeser ke era
Selain itu, konsumen memiliki hak bebas memilih digitalisasi, menyesuaikan diri dengan era new
divaksin atau menolak, dan itu dilindungi oleh

10
“Penjual ‘Cuci Tangan’! YLPK Minta Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Tak Jelas, Pemerintah Terancam
Pikirkan Dampak Buruk Vaksin Covid-19,” Drs Digugat, Senin, 11/1/2021 10:24. https://www.
Muhammad Said Sutomo, Ketua Yayasan Lembaga merdeka.com/ peristiwa/sosialisasi-vaksinasi-covid-
Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim, 19-tak-jelas-pemerintah-mau-digugat.ht.
(FT/mediamerahputih.id), Kamis, 14/1/2021. 13
“Sosialisasi Pelaksanaan Vaksinasi,” Erick Thohir
SURABAYA |duta.co – tinjau vaksin Covid-19. ©2021
11
“Peringatan Kepada Pemerintah dampak buruk Merdeka.com/Aksara Bebey.
vaksin Covid-19,”https://duta.co/penjual-cuci- 14
“Catatan Pelanggaran Konsumen Sepanjang 2020,
tangan-ylpk-minta-pemerintahpikirkan-dampak- Pengaduan konsumen sebelum pandemi Covid-19
buruk-vaksin-covid-19 didominasi sektor properti, tapi kini mulai diikuti
12
"Saya gugat, pakai Undang-Undang Perlindungan sektor keuangan dan e-commerce,” Mochammad
Konsumen Nomor 8 Tahun 1999," Marius Wijajarta, Januar Rizki, Senin, 14 Desember 2020,. https://
Pengamat Kesehatan,. Merdeka.com, Senin (11/1). www.merdeka.com/peristiwa/sosialisasi-vaksinasi-
Supriatin: Reporter: Merdeka.com -, Sosialisasi covid-19-tak-jelas-pemerintah-mau-digugat.ht.

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 25


Marulak Pardede
normal.15 Namun situasi ini, telah disalahgunakan sinkronisasi peraturan perundang-undangan
oknum pelapak mengeruk keuntungan dengan tentang Kekarantinaan Kesehatan dengan
modus, sehingga menimbulkan kasus.16 Pembelian perlindungan hukum konsumen, dikaitkan dengan
barangyang tidak sesuai, merugikan konsumen.17 eksistensi UU. No.12/2011 juncto UU.No.15/2019
Yayasan Lembaga Konsumen menerima tentang pembentukan peraturan perundang-
pengaduan masyarakat.18 Badan Perlindungan undangan, dalam pemberantasan pandemi covid-
Konsumen Nasional (BPKN), Januari 2020-Mei 19; Upaya hukum apakah yang perlu dilakukan
2020, menerima 70 kasus pengaduan kerugian untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam
bertransaksi e-commerce.19 Sistem bertransaksi ini, pemberantasan virus Covid-19 melalui vaksinasi
belum dilindungi oleh hukum, memiliki
kelemahan, karena pelaku kejahatan bisa saja TINJAUAN KEPUSTAKAAN
menyusupi malware.20 Kementerian Perdagangan- A. Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan
RI, telah memblokir 321 akun pelapak online. Perundang-Undangan.
Sejak 2018, juga telah diterima pengaduan Harmonisasi peraturan perundang-undangan
berjumlah 127 laporan. Sanksinya hanya akunnya merupakan keserasian antara peraturan perundang-
diblokir. Kegiatan berbisnis tersebut, telah undangan yang satu dengan lainnya, baik yang
menimbulkan persoalan hukum karena fakta berbentuk vertikal (hierarki perundang-undangan)
menunjukkan, belum diikuti dengan perlindungan ataupun horizontal (sederajat).23 Keserasian, yakni
hukum dalam sistem keamanan bertransaksi, yang tidak ada pertentangan antara peraturan yang satu
mengakibatkan kerugian konsumen.21 Begitu juga dengan yang lainnya, akan tetapi harus saling
dengan kebijakan hukum dalam penanggulangan memperkuat, mempertegas dan memperjelas.
pandemic ini melalui pelaksanaan vaksinasi Covid- Pembuatan peraturan perundang-undangan harus
19 sesuai dengan Undang-undang Kekarantinaan memperhatikan harmonisasi peraturan perundang-
kesehatan, bagaikan pedang bermata dua, dimana undangan, dengan tidak terlepas dari tiga landasan
selain memberikan kontribusi positif bagi atau dasar pembuatan peraturan perundang-
peningkatan kesehatan, kesejahteraan, kemajuan, undangan, yakni; filosofis, yuridis, sosiologis.24
dan peradaban manusia, juga menjadi masalah bagi Harmonisasi Horizontal, adalah Penelitian
perlindungan konsumen, karena disinyalir dapat yang bertujuan untuk melihat apakah suatu
menjadi perbuatan melawan hukum.22 peraturan perundangan-undangan yang berlaku
Hal tersebut diataslah yang menandai bagi suatu bidang kehidupan tertentu tidak saling
kebaruan (novelty) dari karya tulis ilmiah ini, yang bertentangan antara satu dengan lainnya apabila
diyakini belum pernah dilakukan/dikerjakan oleh dilihat dari sudut vertikal atau hierarki peraturan
pihak manapun sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, menimbulkan
pertanyaan: Bagaimakah harmonisasi dan
15
“Transaksi On-line,” https://www.hukumonline.com/ https://www.bpkn.go.id/posts/show/id/ 164 di
berita/baca/lt5ec83e3377b73/risiko-hukum-belanja- akses 24/09/2020 : 16:22 9
online-di-masa-pandemi, diakses tanggal, 20
“Pelaku kejahatan bisa saja menyusupi
26/09/2020 malware,”BPKN, https:// infokomputer
16
Pardede, Marulak, “Aspek Hukum .grid.id/read/ 121999464/ apa-itu-sistem-keamanan-
Pertanggungjawaban Hukum Pidana Terhadap one-time-password- otp diakses 26/09/2020
Korporasi Sebagai Pelaku Korupsi Dalam 21
Pardede, Marulak, “Arti Penting Pengatturan
Perpajakan”, Diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Keuangan Negara dalam Sistem Hukum Nasional”,
Hukum DE JURE, Volume 20, Nomor 3 September diterbitkan dalam: Jurnal Penelitian Hukum DE
2020. JURE, Akreditasi LIPI No.511/akred/P2MI-
17
“Perlindungan Konsumen,” YLKI, LIPI/04/2013/Volume 15 No.3, September 2013.
22
https://finance.detik .com/berita-ekonomi-bisnis/d- Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan Transaksi
4989911/tertipu-belanja-online-ngadunya-ke-mana Elektronik : studi kasus Prita Mulyasari,
diakses 25/09/2020 Jakarta:Rineka Cipta, 2009, hal. 39
18
“Pengaduan Konsumen Kepada YLKI,”Yayasan 23
L.M. Gandhi, Harmonisasi Hukum Menuju Hukum
Lembaga Konsumen: https:// ekonomi.kompas. Yang Responsif, Makalah, yang disampaikan pada
com/ read/ 2018/01/19/171756726/toko-online- Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FH-UI,
paling-banyak-diadukan-konsumen-ke-ylki-ini- 1995, hal 4-5.
24
daftarnya?page=all diakses 25/09/2020 Kusnu Goesniadhie, Harmonisasi Hukum Dalam
19
“Kasus pengaduan kerugian bertransaksi e- Persfektif perundang-undangan; Lex Specialis Suatu
commerce,”BPKN, Masalah, (Surabaya; JP Books, 2006), hal. 100.

26 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


perundang-undangan yang ada.25 Dalam penelitian penyimpangan yang ada, dan seterusnya. Hasil
ini yang ditelaah adalah peraturan perundang- penelitian ini tidak hanya berguna bagi penegak
undangan suatu bidang tertentu, didalam perspektif hukum, tetapi juga ilmuwan/pendidikan hukum.30
hierarkisnya. Sudah tentu bahwa telaah ini juga
harus didasarkan pada fungsi masing-masing B. Asas-asas & Teori Pembentukan
perundang-undangan, taraf keserasiannya akan Peraturan Perundang-Undangan.
tampak jelas. Peraturan Pemerintah yang setingkat Pembentukan peraturan perundang-
lebih rendah dari undang-undang merupakan undangan perlu berpedoman pada asas-asas
peraturan yang diciptakan untuk menjalankan atau pembentukan peraturan yang baik dan ideal. Hal ini
menyelenggarakan undang-undang.26 Dengan dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dan
demikian dapat diketahui sebab terjadinya kasus kecacatan dalam pembentukan norma. Asas-asas
yang dihadapi sepanjang mengenai hierarki pembentukan peraturan perundangundangan yang
peraturan perundang-undangan, tingkat tertinggi baik menurut ahli/pakar pembentukan perundang-
sampai tingkat terendah.27 undangan: I.C. Van der Vlies,31 dalam bukunya
Sedangkan Harmonisasi Vertikal, adalah yang berjudul Handboek Wetgeving, menyebutkan,
Jenis penelitian ini sebagaimana dikutip dari Prof. bahwa asa-asas pembentukan perundang-
Soerjono Soekanto,28 bertujuan mengungkap undangan yang baik, dibagi dalam dua kelompok:
kenyataan sampai sejauh mana perundang-
undangan tertentu serasi secara horizontal, yaitu a. Asas-asas Formil:
mempunyai keserasian antara perundang-undangan Asas tujuan yang jelas (beginsel van
yang sederajat mengenai bidang yang sama. duidelijke doelstelling), yakni setiap pembentukan
Didalam penelitian mengenai taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan harus mempunyai
secara horizontal ini, mula-mula harus terlebih tujuan dan manfaat yang jelas untuk apa dibuat;
dahulu dipilih bidang yang akan diteliti.29 Setelah Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het
bidang tersebut ditentukan, misalnya bidang juiste orgaan), yakni setiap jenis peraturan
pemerintahan daerah, maka dicarilah peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga
perundang-undangan yang sederajat yang atau organ pembentuk peraturan perundagundagan
mengatur segala aspek tentang pemerintahan yang berwenang; peraturan perundangundangan
daerah tersebut. Aspek-aspek tersebut merupakan tersebut dapat dibatalkan (vernietegbaar) atau batal
suatu kerangka untuk menyusun klasifikasi demi hukum (vanrechtswege nieteg), bila dibuat
peraturan perundang-undangan yang telah oleh lembaga atau organ yang tidak berwenang;
diseleksi, untuk kemudian dianalisa. Dari hasil Asas kedesakan pembuatan pengaturan (het
analisis akan dapat terungkap, sampai sejauh mana noodzakelijkheidsbeginsel); Asas
taraf sinkronisasi secara horizontal dari pelbagai kedapatlaksanaan (dapat dilaksanakan) (het
macam peraturan perundang-undamgan yang beginsel van uitvoerbaarheid), yakni setiap
mengatur bidang pemerintahan daerah ini. Selain pembentukan peraturan perundang-undangan harus
mendapatkan data tentang peraturan perundangan- didasarkan pada perhitungan bahwa peraturan
undangan untuk bidang-bidang tertentu secara perundang-undangan yang dibentuk nantinya dapat
menyeluruh dan lengkap, maka penelitian dengan berlaku secara efektif di masyarakat karena telah
pendekatan ini juga dapat menemukan kelemahan- mendapat dukungan baik secara filosofis, yuridis,
kelemahan yang ada pada peraturan perundangan- maupun sosiologis sejak tahap penyusunannya;
undangan yang mengatur bidang tertentu. Dengan Asas konsensus (het beginsel van de consensus).
demikian peneliti dapat membuat rekomendasi
melengkapi kekurangan, menghapus kelebihan
yang saling tumpang tindih, memperbaiki

25 29
Untuk memperjelas tentang hierarki yang berlaku di Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,
Indonesia, sialakan lihat Undang-Undang Nomor 12 Op.cit, hal 257.
30
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,
Perundang-Undangan. (Jakarta: Rajawali Press, 1997), halaman: 97.
26 31
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Romli Atmasasmita, Moral dan Etika
Hukum Normatif, Op. Cit hal 79. Pembangunan Hukum Nasional: Reorientasi Politik
27
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , Perundang-undangan, Makalah disampaikan dalam
Op. Cit hal 257 Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII di
28
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Bali, 14-18 Juli 2003.
Hukum Normatif: Op Cit, hal 74.
Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 27
Marulak Pardede
b. Asas-asas Materiil: pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum
Asas terminologi dan sistematika yang yang jelas dan mudah dimengerti sehingga
benar (het beginsel van duidelijke terminologie en tidak menimbulkan berbagai macam
duidelijke systematiek); Asas dapat dikenali (het interpretasi dalam pelaksanaannya;
beginsel van de kenbaarheid); Asas perlakuan yang i. Asas keterbukaan, mulai dari perencanaan,
sama dalam hukum (het rechtsgelijkheids penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
beginsel); Asas kepastian hukum (het rechtszeker penetapan, dan pengundangan bersifat
heidsbeginsel); Asas pelaksanaan hukum sesuai transparan dan terbuka. Dengan demikian,
dengan keadaan individual (het beginsel van de seluruh lapisan masyarakat mempunyai
individuele rechtsbedeling). kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam pembentukan
C. Pembentukan Peraturan Perundang- peraturan perundang-undangan.
undangan Menurut UU.No.12/2011 jo UU
No.15 Tahun 2019. D. Asas-asas Materi Muatan Pembentukan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Peraturan Perundang-undangan.
12 Tahun 2011 jo UU No.15 Tahun 2019 tentang Materi muatan peraturan perundang-
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, undangan yang baik, harus mencerminkan asas:
mengingatkan kepada pembentuk undang-undang a) Asas pengayoman, bahwa setiap Materi
agar selalu memperhatikan asas pembentukan Muatan Peraturan Perundangundangan
peraturan perundang-undangan yang baik dan asas harus berfungsi memberikan pelindungan
materi muatan yang baik, yang antara lain meliputi: untuk menciptakan ketentraman masyarakat;
a. Asas kejelasan tujuan, bahwa setiap b) Asas kemanusiaan, harus mencerminkan
pembentukan peraturan perundang- pelindungan dan penghormatan hak asasi
undangan harus mempunyai tujuan yang manusia serta harkat dan martabat setiap
jelas yang hendak dicapai; warga negara dan penduduk Indonesia
b. Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk secara proporsional;
yang tepat, bahwa setiap jenis peraturan c) Asas kebangsaan, harus mencerminkan sifat
perundang-undangan harus dibuat oleh dan watak bangsa Indonesia yang majemuk
lembaga negara atau dengan tetap menjaga prinsip Negara
c. Pejabat pembentuk peraturan perundang- Kesatuan Republik Indonesia;
undangan yang berwenang, d) Asas kekeluargaan, harus mencerminkan
d. Peraturan perundang-undangan tersebut musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
dapat dibatalkan atau batal demi hukum setiap pengambilan keputusan;
apabila dibuat oleh lembaga negara atau e) Asas kenusantaraan, senantiasa
pejabat yang tidak berwenang; memperhatikan kepentingan seluruh
e. Asas kesesuaian antara jenis,hierarki, dan wilayah Indonesia dan Materi muatan
materi muatan, bahwa dalam pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat
peraturan perundang-undangan harus di daerah merupakan bagian dari sistem
benarbenar memperhatikan materi muatan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila
yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
peraturan perundang-undangan; Indonesia Tahun 1945;
f. Asas dapat dilaksanakan, bahwa setiap f) Asas bhinneka tunggal ika, harus
pembentukan peraturan perundang- memperhatikan keragaman penduduk,
undangan harus memperhitungkan agama, suku dan golongan, kondisi khusus
efektivitas peraturan perundangundangan daerah serta budaya dalam kehidupan
tersebut di dalam masyarakat, baik secara bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
filosofis, sosiologis, maupun yuridis; g) Asas keadilan, harus proporsional bagi
g. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan, setiap warga negara;
bahwa setiap peraturan perundang-undangan h) Asas kesamaan kedudukan dalam hukum
dibuat karena memang benar dibutuhkan dan dan pemerintahan, tidak boleh memuat hal
bermanfaat dalam mengatur kehidupan yang bersifat membedakan berdasarkan latar
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; belakang, antara lain, agama, suku, ras,
h. Asas kejelasan rumusan, bahwa setiap golongan, gender, atau status sosial;
peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis, sistematika,

28 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


i) Asas ketertiban dan kepastian hukum, harus tinggi dan begitu seterusnya sampai pada suatu
dapat mewujudkan ketertiban dalam norma yang tertinggi yang disebut norma dasar.
masyarakat melalui jaminan kepastian; Selain norma itu berlapis-lapis dan berjenjang,
j) Asas keseimbangan, keserasian, dan norma hukum juga dikelompokkan menjadi empat
keselarasan, harus mencerminkan kelompok besar yakni: Staatsfundamental
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, norm (norma fundamental); Staatsgrundgezets
antara kepentingan individu, masyarakat dan (aturan dasar negara); Formell Gezetz (undang-
kepentingan bangsa dan negara; undang formal); Verordnung dan Autonome
k) Asas hukum lainnya, misalnya, asas Satzung (aturan pelaksana dan aturan otonom).
legalitas, asas tiada hukuman tanpa Kelompok norma di atas hampir selalu ada dalam
kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan tata susunan norma hukum di setiap negara,
asas praduga tak bersalah; dalam Hukum walaupun istilahnya dan jumlah norma yang
Perdata, misalnya, dalam hukum perjanjian, berbeda dalam setiap kelompoknya.
antara lain, asas kesepakatan, kebebasan Di Indonesia, norma fundamental negara
berkontrak, dan itikad baik. adalah Pancasila dan norma ini harus dijadikan
Asas-asas tersebut merupakan dasar berpijak bintang pemandu bagi perancang dalam
bagi pembentuk peraturan perundang-undangan membentuk peraturan perundang-undangan.
dan penentu kebijakan dalam pembentukan Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala
peraturan perundang-undangan. Semua asas di sumber hukum negara sesuai dengan Pembukaan
atas, harus terpateri dalam diri penentu kebijakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
yang membentuk peraturan perundangundangan Tahun 1945 alinea keempat. Setiap materi muatan,
yang biasanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai yang
pertanyaan dalam setiap langkah yang ditempuh. terkandung dalam Pancasila.32
Misalnya, apakah pentingnya membentuk Seorang pakar/ahli perundang-undangan,
peraturan ini? Tujuannya untuk apa? Apakah Krems, memperkenalkan cabang ilmu baru, Ilmu
bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat? Pengetahuan Perundang-undangan (Gesetz
Tidakkah instrumen lain, selain peraturan, sudah gebungswissenschaft), yaitu: ilmu pengetahuan
cukup? Dalam menyusun substansi yang yang interdisipliner tentang pembentukan hukum
diinginkan oleh penentu kebijakan, pembentuk Negara, dibagi dua: Ilmu Perundang-undangan dan
peraturan perundang-undangan harus selalu Teori Perundang-undangan. Ilmu Perundang-
bertanya, apakah rumusan tersebut sudah jelas dan undangan dibaginya menjadi tiga bagian yaitu:
tidak menimbulkan penafsiran? Di luar asas- Proses perundang-undangan; Metode perundang-
asas di atas, dalam ilmu hukum atau ilmu undangan; dan Teknik perundang-undangan. Ilmu
perundangundangan, diakui adanya beberapa teori perundang-undangan, menurut Krems, Maihofer,
atau asas-asas yang selalu mengikuti dan dan van der Velden, termasuk dalam cabang Ilmu
mengawali pembentukan peraturan perundang- Hukum dalam arti luas. Krems menyebutkan
undangan dan secara umum teori dan asas menjadi bahwa ilmu pengetahuan perundang-undangan
acuan perancang perundang-undangan. (Gesetzgebungs wissenchaft) secara eksplisit
merupakan ilmu interdisipliner yang berdiri
E. Teori Pembentukan Peraturan sendiri, bersifat normatif dengan orientasi pada
Perundang-undangan. penyusunan peraturan perundang-undangan,
Dalam membentuk peraturan perundang- memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan
undangan, ada beberapa teori yang perlu dipahami membuat peraturan perundang-undangan.
oleh perancang yakni teori jenjang norma. Hans Asas-asas perundang-undangan, antara lain:
Nawiasky (murid Hans Kelsen) mengembangkan Asas Undang-undang tidak berlaku surut; Asas
teori gurunya tentang teori jenjang norma dalam Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang
kaitannya dengan suatu negara, dalam bukunya lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang lebih
“Allgemeine Rechtslehre” mengemukakan bahwa, tinggi pula; Asas Lex Specialis derogat Lex
suatu norma hukum negara selalu berlapis-lapis Generalis; Asas Lex posteriore derogat lex priori
dan berjenjang yakni norma yang di bawah berlaku, (Udang-undang belakangan membatalkan undang-
berdasar, dan bersumber pada norma yang lebih undang yang terdahulu); Asas undang-undang

32
Rais Rozali:September 12, 2013:https://zalirais.
wordpress.com/2013/09/12/asas-asas-dan-teori-
pembentukan-perundang-undangan/

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 29


Marulak Pardede
tidak dapat diganggu gugat, asas ini misalnya kaidah hukum:Kaidah Perilaku, adalah jenis kaidah
secara tegas dicantumkan dalam pasal 95 ayat 2 yang menetapkan bagaimana kita harus atau boleh
Undang-undang Dasar Sementara 1950. berperilaku. Fungsinya untuk mengatur perilaku
orang dalam kehidupan masyarakat; Kaidah
F. Aspek dan Kaidah Pembentukan Kewenangan, adalah jenis kaidah hukum yang
Peraturan Perundang-undangan. menetapkan siapa yang berhak atau berwenang
Menurut teori perundang-undangan, aspek- untuk menciptakan dan memberlakukan kaidah
aspek penyusunannya meliputi tiga masalah pokok: perilaku tertentu. Fungsinya adalah untuk
a. Aspek materiil/Substansial, berkenaan menetapkan siapa yang berwenang untuk mengatur
dengan masalah pengolahan isi dari suatu perilaku orang, menentukan dengan prosedur
peraturan perundang-undangan; bagaimana kaidah perilaku itu ditetapkan dan
b. Aspek Formal/Prosedural, berhubungan sekaligus menentukan bagaimana suatu kaidah
dengan kegiatan pembentukan peraturan harus ditetapkan jika dalam suatu kejadian tertentu
perundang-undangan yang berlangsung terdapat ditidakjelasan; Kaidah Sanksi, adalah jenis
dalam suatu negara tertentu; kaidah yang memuat reaksi yuridis atau akibat
c. Aspek Struktur Kaidah Hukum, adalah hukum tertentu jika terjadi pelanggaran atau
aturan hukum sebagai pedoman perilaku ketidakpuasan terhadap kaidah tertentu, yang
yang dibuat oleh para pengemban secara umum memuat kewajiban untuk melakukan
kewenangan hukum memiliki struktur dasar atau tidak melakukan sesuatu; Kaidah Kualifikasi:
yang terdiri atas unsur, sebagai berikut: adalah jenis kaidah yang menetapkan persyaratan
Subjek kaidah: menunjuk pada subjek tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk
hukum yang termasuk ke dalam sasaran dapat melakukan perbuatan hukum tertentu atau
penerapan sebuah pengaturan; Objek kaidah: sebaliknya dibebaskan dari kewajiban untuk
menunjuk pada peristiwa-peristiwa atau melakukan suatu perbuatan hukum tertentu; dan
perilaku apa saja yang hendak diatur dalam Kaidah Peralihan, adalah jenis kaidah hukum yang
aturan hukum tersebut; Operator kaidah: dibuat sebagai sarana untuk mempertemukan
menunjuk pada cara bagaimana objek kaidah aturan hukum tertentu sebagai akibat kehadiran
diatur, misalnya menetapkan keharusan atau peraturan perundang-undangan dengan keadaan
larangan atas perilaku tertentu, memberikan sebelum berlaku. Kaidah peralihan ini fungsinya
suatu hak atau membebankan kewajiban untuk menghindari kemungkinan terjadinya
tertentu; Kondisi kaidah: menunjuk pada kekosongan hukum; menjamin kepastian dan
kondisi atau keadaan apa yang harus memberi jaminan perlindungan hukum kepada
dipenuhi agar suatu aturan hukum dapat subjek hukum tertentu.33
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Aturan hukum yang dirumuskan dalam METODE PENELITIAN
sebuah peraturan perundang-undangan memiliki
sifat-sifat tertentu yang dapat digolongkan menjadi Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
empat, yakni: Sifat umum abstrak; Umum-konkret; yuridis-normatif, data yang diperlukan sebatas
Individual-abstrak; dan konkret. Keempat sifat data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan
kaidah hukum ini digunakan secara kombinatif hukum sekunder maupun bahan hukum tersier,
dalam suatu peraturan perundang-undangan, khususnya peraturan perundang-undangan yang
bergantung pada isi/substansi dari wilayah terkait dengan pelaksanaan pemberantasan virus
penerapan/jangkauan berlakunya aturan hukum covid-19 di Indonesia. Bahan-bahan hukum
yang bersangkutan. Kombinasi sifat aturan hukum tersebut dikumpulkan melalui (metode) studi
ini sebagian akan ditentukan pula oleh jenis kepustakaan. Selanjutnya bahan hukum tersebut
peraturan yang terdapat dalam hirarkhi peraturan diolah dan dianalisis secara normatif kualitatif
perundang-undangan, yang makin tinggi tingkatan, terutama untuk mendeteksi taraf harmonisasi dan
makin abstrak dan umum sifatnya. sinkronisasi penerapan peraturan perundangan.
Berdasarkan pemahaman terhadap kaidah-
kaidah hukum, dapat diidentifikasi beberapa jenis

33
Saepudin, Proses dan Teknik Penyusunan
Perundang-undangan, Posted on Juli 24, 2010,
Istilah dan Pengertian Perundang-undangan.

30 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


PEMBAHASAN DAN ANALISIS. 2021 sampai Maret 2022. Data yang akurat sangat
penting untuk mengatasi pandemi dan vaksinasi
A. Harmonisasi dan Sinkronisasi Peraturan Covid-19, menjadi landasan penting untuk
Perundang-Undangan tentang menyusun kebijakan yang tepat sasaran.35 Periode
Kekarantinaan Kesehatan dengan pertama dimulai Januari-April 2021, dan periode
Perlindungan Hukum Konsumen, kedua: April 2021-Maret 2022 (15 bulan).36
dikaitkan dengan Eksistensi UU. Demikian halnya ajakan untuk tidak percaya
No.12/2011 Juncto Uu.No.15/2019 kepada hoax, dan tetap berpikir positif untuk
Tentang Pembentukan Peraturan mendukung program ini.37 Vaksinasi terhadap
Perundang-Undangan, dalam Presiden Jokowi, menjadi penanda Indonesia untuk
Penanggulangan Pandemi Covid-19. memberantas pandemi Covid-19.38Anggota Fraksi
Kebijakan penanggulangan pandemi Covid- PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning dirotasi
19, ditengarai membawa dinamika baru dalam oleh pimpinan fraksinya dari Komisi IX DPR yang
pelanggaran perlindungan konsumen. Ketua Badan mengurusi isu Kesehatan, disinyalir karena secara
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Rizal tegas menolak untuk divaksin.39 Sebagian besar
E Halim, menyatakan pandemi Covid-19 masyarakat Indonesia tengah menanti program
menyebabkan situasi tidak dapat diprediksi. Selain vaksinasi, demi membentuk sistem kekebalan atau
itu, regulasi pada kedua sektor tersebut belum ketat imun, sehingga bisa melawan virus penyebab
sehingga terdapat risiko kerugian konsumen dan Covid-19 kalau sampai suatu saat tertular. Namun,
dampaknya masif serta meresahkan masyarakat. tidak sedikit pula suara penolakan program
Kebijakan perlindungan konsumen 2020 hingga vaksinasi yang datang dari berbagai kalangan.
2023 fokus pada isu fundamental yaitu: Seperti penolakan yang dilakukan oleh anggota
sinkronisasi dan kebijakan perlindungan konsumen Fraksi PDIP DPR, Ribka Tjiptaning, yang juga
yang kadang kala menjadi persoalan dalam seorang dokter itu menegaskan dirinya
menjalankan amanat UUPK. Wakil Ketua Komisi menolak vaksinasi Covid-19. Salah satu alasan
Penelitian dan Pengembangan BPKN, Anna Maria penolakannya karena, Bio Farma belum
Tri Anggraini, menyampaikan sepanjang 2020, menyampaikan hasil uji klinis ketiga vaksin Covid-
pihaknya telah mengeluarkan 19 rekomendasi 19. Menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith
kepada kementerian dan lembaga dengan Australia, Dicky Budiman,40 persoalan penolakan
mempertimbangkan kondisi pandemi virus Covid- seperti ini tidak boleh dianggap sepele oleh
19 serta bersiap memasuki era kenormalan baru.34 pemerintah, menjadi sebuah bahan pemikiran dan
Terkait dengan vaksinasi Covid-19 mulai pertimbangan bagi sebagian masyarakat. Jadi ini
dilaksanakan perdana, BPOM mengeluarkan izin tantangan dan pekerjaan rumah besar pemerintah
penggunaan dalam kondisi darurat atau emergency untuk melakukan strategi komunikasi risiko yang
use authorization (EUA) pertama kali untuk efektif dan tepat. Strategi komunikasi risiko yang
vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Pemerintah tepat bisa dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
menargetkan 181,5 juta sasaran divaksinasi dengan pemerintah harus sampaikan sisi manfaat dan risiko
waktu pelaksanaan 15 bulan terhitung sejak Januari dari vaksin yang dipilih saat ini secara transparan,

34
“Perlindungan Konsumen,” Wakil Ketua Komisi dalam keterangannya kepada pers, Jumat
Penelitian dan Pengembangan BPKN, Anna Maria (15/1/2021).
Tri Anggraini,https://www. 38
“Masyarakat Diharapkan Sukseskan Program
hukumonline.com/berita/baca/lt5fd75bca16b62/cata Vaksinasi Covid-19,” Hendro D Situmorang / CAR,
tan-pelanggar an-konsumen-sepanjang-2020 Jumat, 15 Januari 2021 | 11:22 WIB, Jakarta,
35
“Pastikan Penerima Vaksin Covid-19 Tepat Sasaran, Beritasatu. Com, https://www.beritasatu.
Pemerintah Integrasikan Data,” Dina Manafe / AB,S com/kesehatan/720255/masyarakat-diharapkan-
elasa, 12 Januari 2021 | 21:55 WIB, Jakarta, sukseskan-program-vaksinasi-covid19.
Beritasatu.com – 39
“PDIP Rotasi Sejumlah Anggota Termasuk Ribka
36
“Siap-siap Divaksin Besok, Begini Alur dan Tjiptaning,” Markus Junianto Sihaloho / JAS,,
Syaratnya,”Dina Manafe/IDS,Selasa, 12 Januari Jakarta, Beritasatu.com, Selasa, 19 Januari 2021 |
2021 | 19:55 WIB, Sumber: BeritaSatu.com. 15:52 WIB.
37
“Saya mendukung dan mengajak semua masyarakat 40
“Persoalan Penolakan Vaksi,”Dicky Budiman,
untuk mendukung Program Vaksinasi Covid 19 Epidemiolog Universitas Griffith Australia,
ini.Fridolin Warkawani,” Wakil Ketua DPRD memberikan penjelasannya melalui pesan suara yang
Kepulauan Yapen Provisi Papua, Oktavianus dikirimkan kepada Suara Pembaruan, Selasa
Ekkeng Anggota DPRD Melawi, Kalimantan Barat, (12/1/2021).

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 31


Marulak Pardede
apa adanya dan berbasis sains. Sehingga dan/atau menghalangi penyelenggaraan
kepercayaan masyarakat akan terbangun dengan Kekarantinaan Kesehatan sehingga menyebabkan
menerima informasi yang telah disampaikan. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, dipidana
Kedua, pemerintah harus menelusuri penyebab dari dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
penolakan vaksinasi yang tersebar di masyarakat. dan/atau pidana denda paling banyak Rp
Mengingat, hingga saat ini bahwa komunikasi yang 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
dibangun pemerintah belum efektif, terutama untuk Namun ternyata bila ditilik dari sudut
melawan isu, hoaks, dan rumor yang timbul di pandang kebijakan peraturan perundang-undangan
masyarakat. Ini akan menjadi bahan evaluasi besar, lainnya, yaitu dalam Perpu Nomor 1 Tahun 2020
karena ini hal yang serius adanya penolakan secara tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
terang-terangan, merupakan tantangan pelaksanaan Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi
vaksinasi. Selain itu, pemerintah juga harus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang
membangun kepercayaan publik dengan cara selama ini dijadikan dasar untuk setiap program
menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian penanggulangan virus corona, tidak terdapat sanksi
pandemi. Mulai dari mengurangi angka kasus aktif, ataupun denda bagi yang menolak vaksin. Bahkan
kematian, hingga menekan angka test positivity belum ada peraturan di tingkat pusat yang
rate (TPR) di bawah 5%, sesuai dengan standar mengatur sanksi pidana bagi pihak yang menolak
yang telah ditentukan oleh Badan Kesehatan Dunia vaksinasi COVID-19. Peraturan Presiden Nomor
(WHO). Semakin pandemi tidak terkendali, 99 Tahun 2020 yang mengatur pengadaan vaksin
semakin menurun juga trust public kepada dan pelaksanaan vaksinasi covid-19 juga tidak
pemerintah, mengendalikan pandemi.41 mencantumkan sanksi ataupun denda jika menolak
Vaksinasi sangat penting untuk memutus divaksin. Oleh karenanya, bila ditinjau dari segi
mata rantai penyebaran Corona dengan pembentukan peraturan perundang-undangan
perlindungan yang diberikan vaksin itu sendiri, sebagaimana diatur dalam UU.No.12 Tahun 2011
memberikan perlindungan kesehatan, dan juncto UU.No.15 Tahun 2019, dimana dalam
keselamatan, keamanan bagi kita semuanya pembentukannya harus dilakukan harmonisasi dan
masyarakat Indonesia dan membantu percepatan sinkronisasi baik horizontal maupun vertical,
proses pemulihan ekonomi. Oleh karenanya, maupun asa-asas pembentukan peraturan
vaksinasi covid-19, wajib hukumnya, kalau perundang-undangan, tampaknya penyusunan
menolak dijatuhi hukuman, sesuai dengan UU. No peraturan perundang-undangan tersebut diatas
6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan, tidak dilakukan secara cermat. Untuk itu,
Pasal.9 Ayat 1, dipenjara 1 Tahun Dan Atau Denda keberadaan peraturan perundang-undangan
Rp.100 Juta. tersebut perlu ditinjau ulang.
Prof Edward OS Hiariej,42Wakil Menteri Dalam kaitan ini pula, perlu mengingatkan
Hukum dan HAM (Wamenkumham) menjelaskan pemerintah soal dampak buruk vaksin Covid-19.
bahwa: orang yang menolak vaksinasi dapat Terutama bila produsen vaksin, Pfizer Pfzer-
dikenakan sanksi hukuman penjara dan denda BioNTech minta bebas tuntutan hukum jika ada
hingga ratusan juta, dengan mengacu pada efek buruknya. Vaksin ini dengan mudahnya
Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari
tentang Kekarantinaan Kesehatan, yang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
menyatakan bahwa: setiap orang yang tidak dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.
mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan Wajar kalau di masyarakat terjadi pro kontra.
kesehatan atau menghalangi penyelenggaraan Sementara itu, menurut Undang-undang No.
kekarantinaan kesehatan bisa dipidana penjara 8/1999 tentang perlindungan konsumen,
paling lama satu tahun atau denda maksimal Rp mewajibkan produsen obat atau vaksin yang
100 juta. Aturan itu terdapat pada Pasal 93 UU menjamin memiliki sertifikat halal dan atau
Nomor 6 Tahun 2018 yang berbunyi seperti sertifikat jaminan kemanjurannnya. Bahkan dalam
berikut: Setiap orang yang tidak mematuhi Omnibus Law UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan, 2020 yang baru ditandatangani Presiden Jokowi,

41
“Penolakan Vaksinasi Jadi Tantangan Besar Kajian Hukum, Kewajiban Warga Negara Mengikuti
Pemerintah,”Dina Fitri Anisa / CAH, Rabu, 13 Vaksinasi' yang diselenggaran PB IDI, Senin
Januari 2021 | 05:33 WIB, Jakarta, Beritasatu.com – (11/1/2021).
42
Prof Edward OS Hiariej, Wakil Menteri Hukum dan
HAM (Wamenkumham) dalam 'Webinar Nasional:

32 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


mewajibkan produsen barang dan atau jasa Masyarakat Indonesia merupakan konsumen
memiliki sertifikat jaminan keamanan dan yang memiliki hak konsumen yang diatur dalam
keselamatan produk barang dan atau sebelum Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK)
dipasarkan atau diperdagangkan kepada Nomor 8 Tahun 1999 pasal 4 huruf b: Konsumen
konsumennnya. Sebagai contoh dapat mempunyai hak atas kenyamanan, keamanan, dan
dikemukakan, bagaimana kecelakaan penumpang keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
pesawat yang kemudian korban minta kompensasi jasa. Maka harus dipastikan bahwa vaksin yang
kerugian ke produsennya, Boeing. Perusahaan pun akan digunakan memenuhi standar keamanan,
harus menjamin kerugiannya. Vaksin ini sehingga yang mendapat vaksin dapat dijamin
jaminannya bagaimana, kalau konsumen nanti keselamatannya serta efektif memberikan
dirugikan apa tanggungjwab pihak produsen. kekebalan pada masyarakat dari penularan
Selain itu, konsumen memiliki hak bebas memilih COVID-19. Namun bila di kaitkan dengan
divaksin atau menolak, dan itu dilindungi oleh ketentuan Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yang
Perlindungan Konsumen. Dengan demikian, menyatakan bahwa: setiap orang yang tidak
pemerintah tidak boleh memaksa. Apalagi, jika mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan
produsen vaksin tidak mau bertanggungjawab. kesehatan atau menghalangi penyelenggaraan
Terkait dengan masalah tersebut, beberapa kekarantinaan kesehatan bisa dipidana, yakni
kalangan masyarakat berencana gugat pemerintah penjara paling lama satu tahun atau denda
dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan maksimal Rp 100 juta, Aturan itu terdapat pada
(BPOM) karena tak melakukan sosialisasi vaksin Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 yang berbunyi:
Covid-19, menurut Undang-Undang Perlindungan Setiap orang tidak mematuhi penyelenggaraan
Konsumen Nomor 8 Tahun 1999. Seharusnya, Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud
BPOM menyampaikan kepada masyarakat dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau menghalang-
mengenai indikasi, kontra indikasi, hingga sasaran halangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
umur sebelum vaksinasi Covid-19 dilaksanakan. sehingga menyebabkan Kedaruratan Kesehatan
Pemerintah sendiri telah menjadwalkan vaksinasi Masyarakat, dipidana dengan pidana penjara paling
Covid-19 pada 13 Januari 2021. Bila merujuk lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
merujuk kepada UUPK No.8/1999, ditegaskan, banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
bahwa: masyarakat berhak mendapatkan informasi Tampaknya kedua peraturan perundang-
yang benar, jelas dan jujur. Karena itu, seharusnya undangan saling bertentangan, alias terjadi
BPOM menyampaikan informasi vaksin Covid-19 disharmonisasi dan sinkronisasi. Hal melahirkan
kepada masyarakat melalui media elektronik, cetak persoalan, apakah prosedur penyusunan
maupun media sosial. Konsumen juga berhak pembentukan kedua perundang-undangan tersebut
menuntut ganti rugi denda maksimal, Rp.2 M, sudah dilakukan sesuai dengan aturan main,
tuntutan pidana 5 tahun penjara. sebagaimana ditetapkan dalam UU.No.12 Tahun
Oleh karena itu, pemerintah perlu lebih 2011 juncto UU.No.15 Tahun 2019, dimana dalam
efektif mensosialisasikan tentang indikasi, kontra pembentukannya harus dilakukan harmonisasi dan
indikasi, sasaran umur hingga orang dengan sinkronisasi baik horizontal maupun vertical,
komorbid yang belum bisa divaksin, berapa kali maupun asa-asas pembentukan peraturan
disuntik, penyakit yang perlu ditunda dulu. Juru perundang-undangan, tampaknya penyusunan
Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, peraturan perundang-undangan tersebut diatas
mengatakan, pemerintah terus menerus melakukan tidak dilakukan secara cermat. Untuk itu,
sosialisasi vaksin Covid-19 kepada tenaga keberadaan peraturan perundang-undangan
kesehatan sebagai sasaran awal vaksinasi. tersebut perlu ditinjau ulang.
Pemerintah terus menerus melakukan sosialisasi Pada hal, taraf pengharmonisasian suatu
kepada nakes sebagai sasaran awal vaksinasi, juga pembentukan peraturan perundang-undangan
bersama organisasi profesi melakukan workshop merupakan, keserasian antara peraturan
dan sosialisasi, begitu juga pemda melalui dinkes perundang-undangan antara yang satu dengan yang
provinsi atau kabupaten kota melakukan sosialisasi lainnya, baik yang berbentuk vertikal (hierarki
kepada nakes di lingkungannya. Meskipun BPOM perundang-undangan) ataupun horizontal (perun
belum menerbitkan emergency use authorization
/izin penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac,
pemerintah tetap melakukan sosialisasi kepada

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 33


Marulak Pardede
dang-undangan yang sederajat).43 Keserasian bidang yang sama. Didalam penelitian mengenai
tersebut, yakni tidak ada pertentangan antara taraf sinkronisasi secara horizontal ini, mula-mula
peraturan yang satu dengan yang lainnya, akan harus terlebih dahulu dipilih bidang yang akan
tetapi peraturan yang satu dengan yang lainnya diteliti.49 Setelah bidang tersebut ditentukan,
saling memperkuat ataupun mempertegas dan misalnya bidang pemerintahan daerah, maka
memperjelas. Dengan demikian pembuatan dicarilah peraturan perundang-undangan yang
peraturan perundang-undangan harus memperhati sederajat yang mengatur segala aspek tentang
kan harmonisasi peraturan perundang-undangan, pemerintahan daerah tersebut. Aspek-aspek
dengan tidak terlepas dari tiga landasan atau dasar tersebut merupakan suatu kerangka untuk
pembuatan peraturan perundang-undangan, menyusun klasifikasi peraturan perundang-
yakni; landasan filosofis, landasan yuridis, dan undangan yang telah diseleksi, untuk kemudian
landasan sosiologis.44 dianalisa. Dari hasil analisa akan dapat terungkap,
Harmonisasi Horizontal, adalah merupakan sampai sejauh mana taraf sinkronisasi secara
aktifitas penelitian yang bertujuan untuk melihat horizontal dari pelbagai macam peraturan
apakah suatu peraturan perundangan-undangan perundang-undamgan yang mengatur bidang
yang berlaku bagi suatu bidang kehidupan tertentu pemerintahan daerah ini. Selain mendapatkan data
tidak saling bertentangan antara satu dengan tentang peraturan perundangan-undangan untuk
lainnya apabila dilihat dari sudut vertikal atau bidang-bidang tertentu secara menyeluruh dan
hierarki peraturan perundang-undangan yang ada.45 lengkap, maka penelitian dengan pendekatan ini
Dalam penelitian ini yang ditelaah adalah peraturan juga dapat menemukan kelemahan yang ada pada
perundang-undangan suatu bidang tertentu, peraturan perundangan-undangan yang mengatur
didalam perspektif hierarkisnya. Sudah tentu bidang-bidang tertentu. Dengan demikian peneliti
bahwa telaah ini juga harus didasarkan pada fungsi dapat membuat rekomendasi untuk melengkapi
masing-masing perundang-undangana tersebut, kekurangan, menghapus kelebihan yang saling
sehingga taraf keserasiannya akan tampak dengan tumpang tindih, memperbaiki penyimpangan-
jelas. Misalnya, suatu Peraturan Pemerintah yang penyimpangan yang ada, dan seterusnya. Hasil-
setingkat lebih rendah dari undang-undang hasil penelitian ini tidak hanya berguna bagi
merupakan peraturan yang diciptakanuntuk penegak hukum, akan tetapi juga bagi ilmuwan dan
menjalankan atau menyelenggarakan undang- pendidikan hukum.50
undang.46 Dengan demikian dapat pula kita tinjau Oleh karena itu, pembentukan peraturan
sebab-sebab terjadinya kasus yang dihadapi perundang-undangan harus berpedoman pada asas-
sepanjang mengenai hierarki peraturan perundang- asas pembentukan peraturan yang baik dan ideal.
undangan tersebut, dari tingkat tertinggi sampai Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
tingkat terendah.47 dan kecacatan dalam pembentukan norma. Asas-
Sedangkan harmonisasi vertikal, adalah asas pembentukan peraturan perundangundangan
suatu jenis penelitian, sebagaimana dikutip dari yang baik menurut para ahli/pakar pembentukan
Prof. Soerjono Soekanto,48 bertujuan untuk perundang-undangan, antara lain adalah: I.C. Van
menggungkap kenyataan sampai sejauh mana der Vlies,51 dalam bukunya: Handboek Wetgeving,
perundang-undangan tertentu serasi secara menyebutkan, bahwa asa-asas pembentukan
horizontal, yaitu mempunyai keserasian antara perundang-undangan yang baik, dibagi dalam dua
perundang-undangan yang sederajat mengenai kelompok yaitu: Asas-asas Formil, yang terdiri

43 47
L.M. Gandhi, Harmonisasi Hukum Menuju Hukum Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum ,
Yang Responsif, Makalah, yang disampaikan pada Op. Cit hal 257
48
Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FH-UI, Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
1995, hal 4-5. Hukum Normatif: Op Cit, hal 74.
44 49
Kusnu Goesniadhie, Harmonisasi Hukum Dalam Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,
Persfektif perundang-undangan; Lex Specialis Suatu Op.cit, hal 257.
50
Masalah, (Surabaya; JP Books, 2006), hal. 100. Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,
45
Untuk memperjelas tentang hierarki yang berlaku di (Jakarta: Rajawali Press, 1997), halaman: 97.
51
Indonesia, lihat Undang-Undang Nomor 12 Tahun Romli Atmasasmita, Moral dan Etika
2011 juncto UU.No.15 Tahun 2019 tentang Pembangunan Hukum Nasional: Reorientasi Politik
perubahan Pembentukan Peraturan Perundang- Perundang-undangan, Makalah disampaikan dalam
Undangan. Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII di
46
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Bali, 14-18 Juli 2003.
Hukum Normatif, Op. Cit hal 79.

34 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


atas: Asas tujuan yang jelas (beginsel van jenis,hierarki, dan materi muatan, bahwa dalam
duidelijke doelstelling), yakni setiap pembentukan pembentukan peraturan perundang-undangan harus
peraturan perundang-undangan harus mempunyai benarbenar memperhatikan materi muatan yang
tujuan dan manfaat yang jelas untuk apa dibuat; tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan
Asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het perundang-undangan; Asas dapat dilaksanakan,
juiste orgaan), yakni setiap jenis peraturan bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-
perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga undangan harus memperhitungkan efektivitas
atau organ pembentuk peraturan perundang- peraturan perundangundangan tersebut di dalam
undagan yang berwenang; peraturan perundang- masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis,
undangan dapat dibatalkan (vernietegbaar) atau maupun yuridis; Asas kedayagunaan dan
batal demi hukum (vanrechtswege nieteg), bila kehasilgunaan, bahwa setiap peraturan perundang-
dibuat oleh lembaga atau organ yang tidak undangan dibuat karena memang benar-benar
berwenang; Asas kedesakan pembuatan dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur
pengaturan (het noodzakelijkheidsbeginsel); Asas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
kedapatlaksanaan (dapat dilaksanakan) (het bernegara; Asas kejelasan rumusan, bahwa setiap
beginsel van uitvoerbaarheid), yakni setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
pembentukan peraturan perundang-undangan harus persyaratan teknis penyusunan peraturan
didasarkan pada perhitungan bahwa peraturan perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau
perundang-undangan yang dibentuk nantinya dapat istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
berlaku secara efektif di masyarakat karena telah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai
mendapat dukungan baik secara filosofis, yuridis, macam interpretasi dalam pelaksanaannya; Asas
maupun sosiologis sejak tahap penyusunannya; keterbukaan, bahwa dalam pembentukan peraturan
Asas konsensus (het beginsel van de consensus). perundang-undangan mulai dari perencanaan,
Sedangkan Asas-asas Materiil, terdiri atas: Asas penyusunan, pembahasan, pengesahan atau
terminologi dan sistematika yang benar (het penetapan, dan pengundangan bersifat transparan
beginsel van duidelijke terminologie en duidelijke dan terbuka. Seluruh lapisan masyarakat
systematiek); Asas dapat dikenali (het beginsel van mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
de kenbaarheid); Asas perlakuan yang sama dalam memberikan masukan dalam pembentukan
hukum (het rechtsgelijkheidsbeginsel); Asas peraturan perundang-undangan.
kepastian hukum (het rechtszekerheidsbeginsel); Disamping itu, dalam pembentukan
Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur
individual (het beginsel van de individuele dalam UU.12 Tahun 2011 Juncto UU.No.15 Tahun
rechtsbedeling). 2019, harus memenuhi Asas-asas Materi Muatan
Selain daripada itu, dalam Pembentukan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Peraturan Perundang-undangan berdasarkan Adapun mengenai materi muatan peraturan
ketentuan UU.No.12/2011 jo UU No.15 Tahun perundang-undangan yang baik, harus
2019 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- mencerminkan asas-asas, antara lain: Asas
Undangan, mengingatkan kepada pembentuk pengayoman, bahwa setiap Materi Muatan
undang-undang agar selalu memperhatikan asas Peraturan Perundangundangan harus berfungsi
pembentukan peraturan perundangundangan yang memberikan pelindungan untuk menciptakan
baik dan asas materi muatan. Dalam membentuk ketentraman masyarakat; Asas kemanusiaan,
Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan bahwa setiap Materi Muatan Peraturan
berdasarkan pada asas pembentukan peraturan Perundangundangan harus mencerminkan
perundang-undangan yang baik, yang antara lain pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia
meliputi: Asas kejelasan tujuan, bahwa setiap serta harkat dan martabat setiap warga negara dan
pembentukan peraturan perundang-undangan harus penduduk Indonesia secara proporsional; Asas
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai; kebangsaan, bahwa setiap Materi Muatan
Asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang Peraturan Perundang-undangan harus
tepat, bahwa setiap jenis peraturan perundang- mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia
undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip
Pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia; Asas
yang berwenang; Peraturan perundang-undangan kekeluargaan, bahwa setiap Materi Muatan
tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum Peraturan Perundangundangan harus
apabila dibuat oleh lembaga negara atau pejabat mencerminkan musyawarah untuk mencapai
yang tidak berwenang; Asas kesesuaian antara mufakat dalam setiap pengambilan keputusan;
Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 35
Marulak Pardede
Asas kenusantaraan, bahwa setiap Materi Muatan pembentuk peraturan perundang-undangan harus
Peraturan Perundangundangan senantiasa selalu bertanya, apakah rumusan tersebut sudah
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran? Di luar
Indonesia dan Materi muatan Peraturan Perundang- asas-asas di atas, dalam ilmu hukum atau ilmu
undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian perundangundangan, diakui adanya beberapa teori
dari sistem hukum nasional yang berdasarkan atau asas-asas yang selalu mengikuti dan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara mengawali pembentukan peraturan perundang-
Republik Indonesia Tahun 1945; Asas bhinneka undangan dan secara umum teori dan asas-asas
tunggal ika, bahwa Materi Muatan Peraturan terserbut dijadikan acuan oleh pembentuk
Perundangundangan harus memperhatikan peraturan perundang-undangan.
keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, Dikaitkan dengan permasalahan tersebut,
kondisi khusus daerah serta budaya dalam dapat dikatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi anti
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan virus Covid-19 sesuai dengan UU.Kekarantinaan
bernegara; Asas keadilan, bahwa setiap Materi kesehatan, bagaikan pedang bermata dua, dimana
Muatan Peraturan Perundang-undangan harus selain memberikan kontribusi positif bagi
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi peningkatan kesehatan, kesejahteraan, kemajuan,
setiap warga negara; Asas kesamaan kedudukan dan peradaban manusia, juga menjadi masalah bagi
dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap perlindungan konsumen, karena disinyalir dapat
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan menjadi perbuatan melawan hukum. Untuk
tidak boleh memuat hal yang bersifat membedakan mengatasi permasalahan tersebut, menurut penulis
berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, para stake holder terkait, antara lain: Pemerintah
suku, ras, golongan, gender, atau status sosial; Asas Cq. Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian
ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap Kesehatan, Kementerian Keuangan, Makhamah
Materi Muatan Peraturan Perundang-unAdangan Agung, DPR, dan pihak terkait lainnya, perlu untuk
harus dapat mewujudkan ketertiban dalam duduk bersama membahas disharmonisasi dan
masyarakat melalui jaminan kepastian; Asas sinkronisasi peraturan perundang-undangan
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, bahwa tentang Kekarantinaan Kesehatan dengan Undang-
setiap Materi Muatan Peraturan Perundang- undang tentang perlindungan hukum konsumen,
undangan harus mencerminkan keseimbangan, dikaitkan dengan eksistensi Undang-Undang
keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan Nomor 12 tahun 2011 juncto Undang-undang
individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan Nomor 15 Tahun 2019 tentang pembentukan
negara; Asas lain sesuai dengan bidang hukum perundang-undangan, dalam penanggulangan
Peraturan Perundang-undangan: Hukum Pidana, pandemi covid-19. Kebijakan hukum tampaknya
misalnya, asas legalitas, asas tiada hukuman tanpa belum sepenuhnya melindungi Konsumen.
kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan asas Perlindungan konsumen dalam bidang hukum
praduga tak bersalah; dalam Hukum Perdata, privat ditemukan dalam KUHPerdata Buku III
dalam hukum perjanjian, antara lain: asas tentang perikatan: Pasal 1243-1252; 1313 – 1351;
kesepakatan, kebebasan berkontrak, itikad baik. 1351 – 1369; 1365 – 1369.52 Wanprestasi pihak
Asas-asas tersebut merupakan dasar berpijak debitur, berakibat debitur harus: mengganti
bagi pembentuk peraturan perundang-undangan kerugian benda objek perikatan, sejak terjadinya
dan penentu kebijakan dalam membentuk wanprestasi menjadi tanggungan gugat debitur;
peraturan perundang-undangan. Semua asas di jika perikatan itu timbul dari perikatan timbal balik,
atas, harus terpateri dalam diri penentu kebijakan kreditor dapat minta pembatalan perjanjian.53
yang akan membentuknya, biasanya diwujudkan Ketentuan khusus transaksi elektronik diatur
dalam bentuk-bentuk pertanyaan dalam setiap dalam Undang-Undang Nomor 19 Ttahun 2016
langkah yang ditempuh. Misalnya, apakah tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
pentingnya membentuk peraturan ini? Tujuannya Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
apa? Apakah bermanfaat bagi kemaslahatan Elektronik (UU.ITE), juga tidak mencantumkan
masyarakat? Tidakkah instrumen lain, selain data dan informasi barang dagangan yang
peraturan, sudah cukup? Dalam menyusun diperjual-belikan secara online, termasuk dalam
substansi yang diinginkan oleh penentu kebijakan, pasal 65 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014

52 53
Ahmadi, Miru, Prinsip-prinsip Perlindungan Patrik, Purwahid dalam Ahmad, Miru, Ibid, hal. 72
Hukum bagi Konsumen di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013, hal. 71

36 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


tentang Perdagangan juncto pasal 1 ayat 2; 13 ayat Peraturan Mahkamah Agung (Perma) No. 4 Tahun
(1); 25 ayat (1), (2); 28; Peraturan Pemerintah 2019 tentang Perubahan Perma No. 2 Tahun 2015
Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan
Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Ketentuan Sederhana, semakin memudahkan masyarakat
khusus perlindungan konsumen, juga hanya diatur berperkara di pengadilan, melalui gugatan perdata
dalam pasal 1 angka 1, Undang-undang Nomor 8 paling banyak Rp. 500.000.000,- yang diperiksa
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Hakim tunggal, ditunjuk oleh Ketua Pengadilan.
(UUPK): perlindungan konsumen adalah segala Kementerian Perdagangan, menjamin
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum kepastian hukum, guna memberikan perlindungan
untuk memberi perlindungan kepada konsumen. kepada seluruh konsumen Indonesia, yang selalu
Menurut H.Ahmad M.Ramli, bahwa: perlu berupaya melindungi konsumen Indonesia.58
implementasi lebih lanjut perlindungan konsumen Untuk itu, diperlukan dukungan pemerintah dalam
mencakup perlindungan konsumen secara online menciptakan kepercayaan konsumen dalam
dengan mengadopsi prinsip perlindungan bertransaksi. Dalam upaya menyelesaikan sengketa
54
konsumen PBB dan OECD. Dalam praktiknya, konsumen di daerah telah terbentuk
UUPK pasal 4 dan 9, belum sepenuhnya 171 BPSK yang tersebar di 31 provinsi. Lembaga
melindungi konsumen dalam transaksi elektronik, ini berperan dalam membantu konsumen yang
karena UUPK belum mengatur mengenai mengalami kerugian dalam bertransaksi barang
implementasi lebih lanjut pengertian perlindungan atau jasa.59 Penyelesaian sengketa yang diatur
konsumen. Litigasi merupakan penyelesaian dalam UUPK Pasal 45 menentukan dua pilihan
sengketa antara para pihak yang dilakukan di muka dalam menyelesaikan sengketa antara konsumen
pengadilan. Frans Hendra Winarta,55 mengatakan: dan pelaku usaha melalui peradilan yang berada di
secara konvensional, penyelesaian sengketa dalam lingkungan peradilan umum atau diluar
dunia bisnis, seperti perdagangan, perbankan, pengadilan. Penyelesaian sengketa dalam transaksi
proyek pertambangan,56 minyak dan gas, energi, elektronik cendrung memilih forum arbitrase.60
infrastruktur, dilakukan melalui proses litigasi. (Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Grand design pembangunan sistem hukum Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa).
penyelesaian sengketa sederhana, cepat, dan biaya UUPK membuat terobosan dengan memfasilitasi
murah, sebenarnya telah ditetapkan sebagai asas para konsumen yang merasa dirugikan dengan
dalam peradilan di Indonesia, sesuai pasal 4 ayat mengajukan gugatan ke pelaku usaha di luar
(2) Undang-undang nomor 4 Tahun 2004 tentang peradilan, yaitu Badan Penyelesaian Sengketa
Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman.57 Secara Konsumen (BPSK). Putusan dari BPSK tidak dapat
teoritis, tuntutan dunia bisnis yang menghendaki dibanding kecuali bertentangan dengan hukum
penyelesaian sengketa secara informal, sudah
diakomodir dalam perundang-undangan Indonesia.

54
Ramli, H. Ahmad M. Cyber Law dan HAKI dalam 59
“Kemendag Jamin Kepastian Hukum demi Perlindungan
Sistem Hukum Indonesia, Bandung : Refika Konsumen, Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru
Aditama, 2010, hal. 27 Muhammad, , Rabu 13 Jan 2021 07:58 WIB,
55
Winarta, Frans Hendra Winarta: Hukum Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Konsumen
Penyelesaian Sengketa, Jakarta, 2012 : Sinar dan Tertib Niaga (PKTN), Kemendag RI, Veri
Grafika, halaman. 1-2. Anggrijono (berbaju putih) saat memimpin
56
Pardede, Marulak, “Aspek Hukum Kontrak Karya pemusnahan secara simbolis barang importasi hasil
Dalam Pertambangan”, Diterbitkan dalam Jurnal pemeriksaan dan pengawasan di luar kepabeanan
Penelitian Hukum DE JURE, Volume 18, Nomor 2 (post border), di area parker Saloka Theme Park,
Juni 2018. Tuntang, kabupaten Semarang, Senin (9/9). Foto:
57
Pardede, Marulak, “Grand Design Reformasi Republika/Bowo Pribadi. Dari total 931 pengaduan
Penelitian Hukum Kementerian Hukum dan HAM,” konsumen, Kemendag berhasil menyelesaikan 93,12
diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Hukum DE persen, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA:
JURE, IPHI, Akreditasi LIPI No. 740/AU/P2MI- https://www.republika. co.id/berita/qmtlfo380/
LIPI/04/2016, Volume 16, No. 2 juni 2016. kemendag-jamin-kepastian-hukum-demi-
58
Veri Anggrijono Direktur Jenderal PKTN, perlindungan-konsumen.
60
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Syafriana, Rizka, Perlindungan Konsumen dalam
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Transaksi Elektronik, Jurnal : De Lega Lata, Volume
Tertib Niaga (Ditjen PKTN), penjelasannya melalui I, Nomor 2, Juli – Desember 2016, hal. 433
siaran pers, Selasa (12/1 2021).

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 37


Marulak Pardede
yang berlaku.61 Pasal 49 UUPK menetapkan: KUHP dan menghalangi pelaksanaan
BPSK dibentuk didaerah Tingkat II,62 anggotanya penanggulangan wabah penyakit sebagaimana
harus memenuhi syarat. Pasal 14 ayat 1 dan 2, UU Nomor 4 Tahun 1984
tentang Wabah Penyakit Menular, mengatur:
B. Upaya Hukum Yang Perlu Dilakukan
barang siapa yang menghalangi pelaksanaan
Untuk Mengatasi Permasalahan Yang
penanggulangan wabah, diancam pidana penjara
Timbul Dalam Pemberantasan Virus
selama-lamanya satu tahun dan/atau denda
Covid-19 Melalui Vaksinasi.
setinggi-tingginya Rp 1.000.000. Pasal 14 ayat 2,
Untuk menangani wabah covid-19, bagi siapapun yang karena kealpaannya
penegakan hukum menjadi salah satu langkah yang mengakibatkan terhalanginya pelaksanaan
dipilih pemerintah. Aparat kepolisian pun penanggulangan wabah, diancam hukuman
dikerahkan dalam mengatasi wabah virus corona di kurungan enam bulan dan/atau denda setinggi-
Tanah Air. Secara garis besar, polisi bertugas tingginya Rp 500.000. Polisi mengantisipasi
dalam membubarkan kerumunan massa, bentuk pelanggaran atau kejahatan yang mungkin
menangani penyebar berita bohong atau hoaks, terjadi selama PSBB antara lain kejahatan yang
serta penimbun bahan pokok. Untuk itu, Kapolri terjadi pada saat arus mudik (street crime),
Jenderal (Pol) Idham Azis telah memberikan kerusuhan/penjarahan yaitu pencurian dengan
sejumlah arahan kepada jajarannya dalam kekerasan, pencurian dengan pmberatan. Tindak
penanganan wabah Covid-19. Polisi juga pidana tersebut sebagaimana dimaksud dalam
menyiapkan ancaman pidana bagi mereka yang Pasal 362, 363, 365, 406, dan 170 KUHP. Bentuk
melanggar. Awalnya, mengeluarkan Maklumat kejahatan lainnya, yakni upaya menghambat
Kapolri Nomor Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan kemudahan akses sebagaimana diatur dalam UU
terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Melalui Bencana Pasal 77 juncto Pasal 50 Ayat (1) dan
maklumat yang ditandatangani Kapolri pada 19 Pasal 79 Ayat (1) dan (2). Kemudian, ancaman
Maret 2020, yang meminta masyarakat tidak pidana bagi mereka yang tidak mematuhi atau
berkerumun, tidak mengadakan kegiatan sosial melanggar penyelenggaraan kesehatan seperti
kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya tertuang Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang
massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum Kekarantinaan Kesehatan.65
maupun di lingkungan sendiri.63 Kapolri juga Hukuman pidana bagi masyarakat maupun
meminta masyarakat tak menimbun bahan pokok korporasi yang dengan sengaja menimbun bahan
serta tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks. kebutuhan pokok masyarakat selama pandemi
Polisi diminta menindak dengan tegas yang Covid-19, sesuai dengan telegram nomor
melanggar maklumat tersebut, yang akan dijerat ST/1099/IV/HUK.7.1./2020 yang ditandatangani
Pasal 212, 216 KUHP, dan Pasal 218 KUHP. 64 Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo
Baru-baru ini juga pemerintah memutuskan tertanggal 4 April 2020. Mereka yang memainkan
untuk menerapkan pembatasan sosial berskala harga atau menimbun bahan pokok disangkakan
besar (PSBB/PPKM) dalam rangka penyebaran Pasal 29 dan Pasal 107 UU Nomor 7 Tahun 2014
virus corona. Untuk itu, Kapolri mengeluarkan tentang Perdagangan, Pasal 62 UU Nomor 8 Tahun
telegram bagi jajarannya, yang menyatakan: 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta UU
menolak atau melawan petugas yang berwenang lain yang terkait. Sementara, oknum yang
sebagaimana Pasal 212 sampai dengan Pasal 218 menghambat jalur distribusi pangan dikenakan

61
Gaharpung, Mararianus, dalam Celina Tri Siwi JAKARTA, KOMPAS.com - ©Disediakan oleh
Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Kompas.com
Jakarta: Sinar Grafika, 2016, hal. 126 64
“Penjelasannya saat konferensi pers di Mabes Polri,”
62
Pardede, Marulak, “Legitimasi Pemilihan Kepala Irjen Muhammad Iqbal, Kepala Divisi Humas Polri,
Daerah/Wakil Kepala Daerah”, diterbitkan: di , Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020).
Majalah Hukum Nasional, BPHN, No.1, Tahun 65
“Penandatanganan Surat Telegram Kapolri Nomor
2015. ST/1098/IV/HUK.7.1./2020, tentang ancaman
63
“Jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia pidana bagi mereka yang melawan imbauan polisi
kembali bertambah per Minggu (5/4/2020), dengan untuk membubarkan diri bertambah,” Komjen
total sebanyak 2.273 orang, Periksa siswa saat Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Reserse
upacara pembukaan pendidikan Setukpa Polri Kriminal (Kabareskrim) Polri, Kompas.com,
angkatan ke-49 di Sukabumi, Jawa Barat,” Kapolri Minggu (5/4/2020).
Jenderal (Pol) Idham Azis, Selasa (3/3/2020).

38 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


Pasal 107 huruf f UU Nomor 27 Tahun 1999 berbagai produk peraturan perundang-undangan,
tentang Perubahan KUHP yang berkaitan dengan untuk mencegah, dampak menanggulangi dampak
Kejahatan terhadap Keamanan Negara. Covid-19.68 Sejumlah jenis usaha yang tidak
Telegram nomor ST/1100/IV/HUK.7.1./ berkaitan langsung dengan kesehatan, pangan, dan
2020, mengatur soal ancaman pidana bagi keamanan mengalami penurunan pendapatan.
masyarakat yang menghina Presiden Joko Widodo Seperti usaha pariwisata, perhotelan, transportasi
maupun pejabat pemerintah lainnya dalam dan industri. Masalah lain muncul akibat turunnya
menangani Covid-19 di media sosial. Bentuk pendapatan masyarakat, sulitnya pemenuhan
pelanggaran atau kejahatan serta masalah yang kewajiban, seperti utang yang selama ini dijadikan
mungkin terjadi dalam perkembangan situasi serta satu dari sekian sumber permodalan dan biaya
opini di ruang siber: penghinaan kepada operasional. Ujungnya, banyak terjadi perusahaan
penguasa/Presiden dan pejabat pemerintah dan masyarakat mengalami gagal bayar. Presiden
sebagaimana dimaksud Pasal 207 KUHP. Sesuai Jokowi, mengetahuinya oleh karena itu,
Pasal 207 KUHP, maka penghinaan itu bisa pemerintah memberikan bantuan modal kerja
terancam pidana penjara paling lama 1 tahun 6 sebesar Rp 2,4 juta bagi pedagang usaha kecil.
bulan. Bentuk pelanggaran lain yang juga diatur di dipakai untuk tambahan modal usaha, untuk
dalam surat telegram itu yakni ketahanan akses menambah dagangan sehingga bisa membesarkan
data internet selama masa darurat; penyebaran usaha.69 Pemerintah juga telah menempuh
hoaks terkait Covid-19 dan kebijakan sejumlah kebijakan untuk mengurangi dampak
pemerintahan dalam mengantisipasi penyebaran ekonomi akibat pandemi Covid-19. Seperti,
wabah Covid-19 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
Pasal 14 atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian
tentang Peraturan Hukum Pidana.66 Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical
Seiring dengan itu, pemerintah pun telah Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
mengeluarkan berbagai produk hukum guna Kemudian POJK Nomor 14/POJK.05/2020 tentang
menekan atau mengatasi penyebaran virus Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
mematikan ini berikut peraturan dampak Coronavirus Disease 2019 bagi Lembaga Jasa
ikutannya. Kepala Pusat Perencanaan Hukum Keuangan Nonbank. Selain itu, Peraturan Bank
Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional Indonesia (PBI) Nomor 22/4/PBI/2020 tentang
(BPHN) Djoko Pudjirahardjo,67 mengatakan Insentif Bagi Bank yang Memberikan Penyediaan
bahwa sejak awal, pemerintah telah mengambil Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu
langkah/upaya hukum dengan menerbitkan Mendukung Penanganan Dampak Perekonomian

66
“Langkah Hukum di Tengah Penanganan Wabah Penanganan Covid-19; Keputusan Presiden
Covid-19, Ini Pelanggaran yang Dibidik Polri, (Keppres) No.11 Tahun 2020 tentang Penetapan
06/04/2020,” Diamanty Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19;
Meiliana,:https://www.msn.com/id-id/berita/ Keppres No.12 Tahun 2020 tentang Penetapan
nasional/langkah-hukum-di-tengah-penanganan- Bencana Non Alam Penyebaran Covid 19 Sebagai
wabah-covid-19-ini-pelanggaran-yang-dibidik- Bencana Nasional; Keppres No. 7 Tahun 2020
polri/ar-BB1 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
67
Djoko Pudjirahardjo, Kepala Pusat Perencanaan 19 sebagaimana telah diubah dengan Keppres No. 9
Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Tahun 2020; Peraturan Menteri Kesehatan
Nasional (BPHN), Kementerian Hukum dan HAM, (Permenkes) No. 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman
dalam Webinar 20 Tahun Hukumonline bertema Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
“Tantangan Hukum Sebagai Instrumen Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.
Penyelamatan Indonesia pada Masa Transisi dari 68
“Sejumlah Instrumen Hukum Atasi Dampak
Krisis Covid-19”, Jumat (17/72020). Pemerintah Pandemi Covid-19, Mulai Perppu, Perpres,
telah mengeluarkan kebijakan hukum, antara lain: Permenkes, hingga peraturan Otoritas Jasa
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Keuangan (OJK) sebagai upaya mengatasi dampak
(Perppu) No.1 Tahun 2020 tentang Kebijakan ekonomi. Namun, pemerintah dan DPR dinilai tidak
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan tepat memetakan masalah untuk menanggulangi
Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19 pandemi Covid-19 berikut dampaknya,” Rofiq
dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Hidayat, ,Berita Satu.com, Jumat, 17 Juli 2020,
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau 69
“Jokowi Ungkap 5,8 Juta Warga Akan Divaksinasi
Stabilitas Sistem Keuangan; Peraturan pemerintah Bulan Ini,” Lenny Tristia Tambun / YUD, Jumat, 8
(PP) No.21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Januari 2021 | 15:47 WIB, Sumber: BeritaSatu.com.
Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 39


Marulak Pardede
Akibat Wabah Virus Corona. Berbekal sejumlah tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
instrumen hukum itu, idealnya lembaga Undangan, pemerintah dapat mengajukan RUU
pembiayaan ataupun perbankan perlu apapun di luar Prolegnas sepanjang memenuhi
mengedepankan penyelesaian secara musyawarah, kondisi dan syaratnya, salah satunya situasi
khususnya pada debitur yang terdampak yang tak kedaruratan. Logika Pasal 23 ayat (2) UU 12/2011
mampu membayar utangnya. Pandemi Covid-19 dulu digunakan merevisi UU KPK, tetapi justru
melalui kebijakan antara lain restrukturisasi utang alasan kondisi darurat itu tidak digunakan
atau penjadwalan utang (resceduling).Di sisi lain, menanggulangi pandemic ini.71
situasi pandemi serta terbitnya sejumlah peraturan Ditinjau dari sudut pandang hukum dalam
dianggap sebagai penyebab force majeure dalam penanggulangan serangan pandemic Covid-19 ini,
kontrak pada umumnya.70 peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh
Menurut pendapat Dosen Hukum Tata setiap pemerintah sangat tergantung dari sudut
Negara Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, pandang mereka dalam menilai pandemi Covid-19.
Yogyakarta, Zainal Arifin Mochtar, pemetaan Keputusan untuk menyatakan keadaan darurat,
masalah di awal pandemi Covid-19 menjadi melakukan lockdown seluruh negara atau wilayah,
penting. Pemerintah dan DPR dinilai tidak tepat melakukan kebijakan herd immunity, melakukan
memetakan masalah untuk menanggulangi pembatasan wilayah, melakukan pembatasan sosial
pandemi Covid-19 berikut dampaknya. Tapi, skala besar, atau kebijakan apapun namanya,
malah memilih mengundang influencer agar sektor mencerminkan cara pandang dan kesiapan dari
pariwisata bergeliat. Sementara pandemi Covid-19 suatu negara dalam menghadapi pandemi ini.
sudah memakan banyak korban. Dengan situasi Setiap kebijakan yang dipilih itu pasti ada dampak
darurat ini, presiden semestinya memiliki negatifnya. Sejumlah politisi tingkat dunia diduga
kewenangan yang “membengkak”, dapat membuat memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk
banyak terobosan di luar sistem biasanya kepentingan politik mereka, sehingga kebijakan
diterapkan. Semestinya menerbitkan Perppu yang diambilpun menunjukkan ketidak-
penanganan Covid secara menyeluruh termasuk berpihakannya kepada kepentingan terbaik
pembatasan hak asasi. DPR pun semestinya rakyatnya.72 Kehati-hatian pemerintah Indonesia
bergerak cepat membuat UU terkait penanganan dengan menerapkan aturan PSBB diperkirakan
Covid-19 dalam waktu cepat, sehingga Presiden telah mempertimbangkan berbagai factor.
tak perlu menerbitkan Perppu sepanjang ada Ketegasan petugas lapangan harus ditingkatkan,
kemauan DPR membuat UU dalam waktu cepat. kalau perlu sanksi berat.
Merujuk Pasal 23 ayat (2) UU No. 12 Tahun 2011

70
Dalam KUHPerdata, terdapat pasal yang kerap Lebih luas lagi, dalam kontrak-kontrak lain antara
digunakan sebagai acuan dalam pembahasan force para pelaku usaha, apakah alasan yang sama bisa
majeure yakni Pasal 1244 dan Pasal 1245 digunakan untuk menghindar dari kewajiban
KUHPerdata. Kedua pasal itu menyebutkan unsur kontraktual mereka. Hakim Indonesia, walaupun
yang dapat menimbulkan force majeure, seperti lebih condong kepada sistem hukum code civil,
adanya kejadian yang tidak terduga. Kemudian agaknya perlu memperhatikan lebih teliti sebelum
adanya halangan yang menyebabkan suatu prestasi memutuskan apakah Covid-19 bisa dijadikan
tidak mungkin dilaksanakan, ketidakmampuan sebagai kondisi force majeure yang bisa melepaskan
tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan debitur, seseorang dari kewajiban kontraktualnya.
serta ketidakmampuan tersebut tidak dapat 71
“Sejumlah Instrumen Hukum Atasi Dampak
dibebankan risiko kepada debitur. Berdasarkan Pandemi Covid-19, Pemetaan tidak tepat.” Zainal
sejumlah unsur dan produk peraturan perundang- Arifin Mochtar, Dosen Hukum Tata Negara Fakultas
undangan dalam rangka merespon situasi wabah Hukum Universitas Gajah Mada (UGM)
pandemi Covid-19 dapat dijadikan sebagai alasan Yogyakarta, Jumat, 17 Juli 2020,
terjadinya force majeure secara umum. https://www.hukumonline. com/berita/baca/
Keadaan force majeure tersebut semakin diperkuat lt5f1174 a4aa031/sejumlah-instrumen-hukum-atasi-
dengan kebijakan PSBB di hampir seluruh wilayah dampak-pandemi-covid-19?page=3
Indonesia. Negara melalui OJK juga perlu 72
“Covid-19 dan Hukum, Virus kecil yang tidak
memberlakukan kebijakan yang meminta dunia terlihat mata telanjang ini masuk mencampuri urusan
perbankan dan keuangan untuk lebih menerapkan setiap unsur dalam struktur kenegaraan, perusahaan
pendekatan restrukturisasi hutang kepada para dan pribadi banyak pihak,” Pemerintah Republik
debitur karena dampak pandemi ini. Alasan "force Indonesia, Hukumonline, Selasa, 05 Mei 2020,
majeure" dapat digunakan untuk tidak melaksanakan https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5eb0bf
kewajiban debitur dalam perjanjian pembiayaan. aa1d9cc/ covid-19-dan-hukum.

40 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


Aspek hukum lainnya adalah aturan stimulus pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dan relaksasi yang memang perlu dan harus cepat baik, sebagaimana diatur dalam UU.No.12/2011
diterapkan, juga harus diikuti dengan peningkatan juncto UU.No.15/2019 tentang pembentukan
pengawasan oleh lembaga pengawas, dan juga peraturan perundang-undangan.
penegak hukum, seperti KPK yang punya fungsi-
fungsi pencegahan. Demikian juga, kalangan SARAN
organisasi masyarakat sipil yang selama ini aktif
ikut mengawasi kebijakan dan pelaksanaan Pemerintah cq. Kementerian Hukum dan
kegiatan keuangan negara menjadi berkurang Hak Asasi Manusia; Kementerian Perdagangan,
efektivitasnya karena aturan PSBB yang harus DPR, serta Instansi terkait, perlu melakukan
mereka taati. Post-audit atas pelaksanaan kebijakan tinjauan yuridis tentang harmonisasi dan
stimulus dan relaksasi harus dilaksanakan dengan sinkronisasi terhadap keberadaan Undang-Undang
ketat, dan bila terbukti ada pelanggaran dari Nomor tentang Kekarantinaan Kesehatan; Undang-
pelaksanaan kebijakan ini pelanggarnya harus Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
dihukum dengan lebih berat daripada hukuman atas Konsumen; Undang-undang Nomor 12 tahun 2011
kasus yang terjadi di masa normal. Mencuri atau juncto Undang-undang Nomor 15 tahun 2019
menyalahgunakan uang negara dalam pandemi, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
hendaknya dijatuhi hukuman seberat-beratnya. undangan. Disamping itu, dalam jangka waktu
Ahli epidemiologi dari Universitas yang sangat dekat ini, pemerintah perlu melakukan
Hasanuddin Prof Ridwan Amiruddin,73 strategi komunikasi risiko yang efektif dan tepat,
mengemukakan: hasil uji klinis menunjukkan antara lain adalah sebagai berikut: Pemerintah
penggunaan vaksin Covid-19 tidak menimbulkan harus menyampaikan sisi manfaat dan risiko dari
efek samping yang signifikan karenanya warga vaksin yang dipilih saat ini secara transparan, apa-
tidak perlu ragu untuk menjalani vaksinasi.74 adanya dan berbasis sains. Sehingga kepercayaan
Disamping itu, penyelenggaraan sistem informasi masyarakat akan terbangun dengan menerima
satu data vaksinasi Covid-19 perlu lebih informasi yang telah disampaikan; Pemerintah
memperhatikan perlindungan data pribadi sesuai harus menelusuri penyebab dari penolakan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. vaksinasi yang tersebar di masyarakat.
Menurut Kementerian Kesehatan, data masih Mengingat, hingga saat ini dinilai bahwa
menjadi persoalan yang mendesak untuk komunikasi yang dibangun pemerintah belum
diselesaikan, termasuk data pandemi Covid-19.75 efektif, terutama untuk melawan isu, hoaks, dan
Seluruh negara di dunia, masih dalam suasana rumor yang timbul di masyarakat. Hal ini akan
perang melawan serangan dahsyat Covid-19, menjadi bahan evaluasi besar, karena ini hal yang
dengan segala cara yang kita bisa gunakan serius adanya penolakan secara terang-terangan,
termasuk aturan hukum, dan implementasinya. karena inilah tantangan pelaksanaan vaksinasi;
Tidak ada yang bisa meramal dengan pasti kapan Selain mengutamakan strategi komunikasi risiko,
serangan ini berakhir. pemerintah juga harus membangun kepercayaan
publik dengan cara menunjukkan keberhasilan
dalam pengendalian pandemi. Jika pandemi tidak
KESIMPULAN terkendali, semakin menurun juga trust
Eksistensi/keberadaan berbagai peraturan public kepada pemerintah.
perundang-undangan yang terkait dengan
penanggulangan virus covid-19, disinyalir saling UCAPAN TERIMA KASIH
berbenturan satu sama lain, terjadi disharmonisasi Penulis menghaturkan puji dan syukur
dan dissinkronisasi, baik secara horizontal maupun kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan atas
vertical. Dengan kata lain, belum memperhatikan dukungan Isteri dan Anak anak, serta keluarga,
sepenuhnya teori, landasan, asas-asas
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan

73
“Penjelasannya kepada pers,” Prof Ridwan BeritaSatu.com, Rabu, 6 Januari 2021 | 14:59 WIB,
Amiruddin, Ahli epidemiologi dari Universitas Oleh : Makassar, Beritasatu.com –
Hasanuddin, Ketua Tim Konsultan Penanganan 75
“Pastikan Penerima Vaksin Covid-19 Tepat Sasaran,
Covid-19 Sulawesi Selatan, di Makassar, Rabu Pemerintah Integrasikan, Data Dina Manafe /AB,
(6/1/2021). Selasa, 12 Januari 2021 | 21:55 WIB, Jakarta,
74
“Pakar Epidemiologi: Tak Perlu Ragu Jalani Beritasatu.com –
Vaksinasi Covid-19YUD,” Sumber:

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 41


Marulak Pardede
baik. Selain itu, kami juga mengucapkan S.H; Bapak Kepala Pusat Data dan Informasi,
terimakasih kepada: Ibu Kepala Badan Penelitian Bapak Aman Riyadi., S.I.P.,S.H., M.Si; Sekretaris
dan Pengembangan Hukum dan HAM, Ibu Dr. Sri Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan
Puguh Budi Utami; Kepala Pusat Penelitian Dan HAM Ibu Yayah Mariani, S.H., M.H., Ibu
Pengembangan Hukum, Bapak Ceno Fitriyani, Kepala Bagian Pusdatin; Bapak Virsyah
Hersusetiokartiko, Bc.I.P., S.H., M.H; Kepala Djayadilaga, S.H.,MH; Muhaimin (Peneliti Muda).
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Asep Sarifudin BcIP, S.H., C..N., M.H.; semua teman yang telah memberikan sumbangan
Bapak Kepala Pusat Penelitian dan pengembangan pemikiran, hingga karya ilmiah ini selesai.
Hak Asasi Manusia, Bapak Timbul Daniel Tobing,
Syafriana, Rizka, Perlindungan Konsumen dalam
DAFTAR KEPUSTAKAAN Transaksi Elektronik, Jurnal: De Lega Lata,
Vol.I, No.2, Juli – Desember 2016, hal. 433
Atmasasmita, Romli, Moral dan Etika Pudjirahardjo, Djoko, Kepala Pusat Perencanaan
Pembangunan Hukum Nasional: Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum
Reorientasi Politik Perundang- Nasional, Kemenkumham, Webinar 20
undangan, Makalah disampaikan dalam Tahun Hukumonline: “Tantangan Hukum
Seminar Pembangunan Hukum Nasional Sebagai Instrumen Penyelamatan Indonesia
VIII di Bali, 14-18 Juli 2003. pada Masa Transisi dari Krisis Covid-19”,
Hiariej, Edward OS. Wamenkumham, 'Webinar Jumat (17/72020).
Nasional: Kajian Hukum, Kewajiban Warga Ramli, H. Ahmad M. Cyber Law dan HAKI dalam
Negara Mengikuti Vaksinasi' yang Sistem Hukum Indonesia, Bandung : Refika
diselenggaran PB IDI, Senin (11/1/2021). Aditama, 2010.
Gaharpung, Mararianus, dalam Celina Tri Siwi Winarta, Frans Hendra Winarta: Hukum
Kristiyanti, Hukum Perlindungan Penyelesaian Sengketa, Jakarta, 2012 : Sinar
Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika, 2016. Grafika.
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan Transaksi
Hukum, Jakarta: Rajawali Press, 1997. Elektronik: studi kasus Prita Mulyasari,
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:Rineka Cipta, 2009.
Jakarta, Rieke Cipta, 1999. Kusnu Goesniadhie, Harmonisasi Hukum Dalam
Patrik, Purwahid dalam Ahmad, Miru, Hukum Persfektif perundang-undangan; Lex
Perjanjian, Jakarta, Bina Cipta, 2016. Specialis Suatu Masalah, (Surabaya; JP
Pardede, Marulak, “Aspek Hukum Books, 2006).
Pertanggungjawaban Hukum Pidana “Makin Banyak Varian Corona Baru, WHO:
Terhadap Korporasi Sebagai Pelaku Korupsi Lakukan Vaksinasi Secepatnya,” Dr Kate
Perpajakan”, Jurnal Penelitian Hukum De O'Brien, Direktur bidang imunisasi dan
Jure, Vol.20.No.3 September 2020. biologi WHO, akun Twitter resmi WHO,
Pardede, Marulak, “Arti Penting Pengatturan Rabu, 20 Januri 2021 08:19 WIB, Firdaus
Keuangan Negara dalam Sistem Hukum Anwar – detikHealth.
Nasional”, Jurnal Penelitian Hukum DE “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengungkap
JURE, Akreditasi LIPI No.511/akred/P2MI- kondisi rumah sakit (RS) Ibu Kota,”Akun
LIPI/04/2013/Vol.15 No.3, September 2013. Instagram Pemprov DKI Jakarta
Pardede, Marulak, “Legitimasi Pemilihan Kepala @dkijakarta, Selasa (19/1/2021).
Daerah/Wakil Kepala Daerah”, Majalah “KADIN meminta akses vaksin Covid-19 secara
Hukum Nasional, BPHN, No.1, Tahun 2015. mandiri kepada dunia usaha,” Rosan P
Pardede, Marulak, “Grand Design Reformasi Roeslani, Ketua Umum Kadin, dalam
Penelitian Hukum Kementerian Hukum dan keterangannya, kepada Tempo.co.id, Kamis,
HAM,”Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, 14 Januari 2021.
IPHI, Akreditasi LIPI No. 740/AU/P2MI- “Pemberitahuan SMS penerima vaksin COVID-
LIPI/04/2016, Vol.16, No. 2 juni 2016. 19,”dr. Siti Nadia Tarmidzi, Juru Bicara
Pardede, Marulak, “Aspek Hukum Kontrak Karya Vaksin Covid-19 Kemenkes, laman
Dalam Pertambangan,”Jurnal Penelitian kemenkes.go.id.
Hukum DE JURE, Vol.18, No. 2 Juni 2018.

42 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44


“Masyarakat jangan ragu Vaksin,”Doni Monardo, “Perlindungan Konsumen,” Wakil Ketua Komisi
Penjelasannya dalam raker bersama Komisi Penelitian dan Pengembangan BPKN, Anna
VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Maria Tri Anggraini,https://www.hukum
Jakarta, Kamis (14/1/2021). online.com/berita/baca/lt5fd75bca16b62/
“Vaksinasi memutus penyebaran Corona,” Tiffany catatan-pelanggaran-konsumen-sepanjang-
Theresia, Berita Satu.com, Kamis, 14 Jan 2020
2021 17:09 WIB. “Pastikan Penerima Vaksin Covid-19 Tepat
“Percepatan proses pemulihan ekonomi,” Presiden, Sasaran, Pemerintah Integrasikan Data,”
Jokowi, dalam penjelasannya seperti yang Dina Manafe/AB,S elasa, 12 Januari 2021 |
dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, 21:55 WIB, Jakarta, Beritasatu.com –
Rabu (13/1-2021). “Siap-siap Divaksin Besok, Begini Alur dan
“Menyukseskan vaksinasi Covid-19,” Lennny Syaratnya,”Dina Manafe/IDS,Selasa, 12
Tristia Tambun/EAS, Selasa, 5 Januari 2021, Januari 2021:19:55WIB: BeritaSatu.com.
13:59WIB, Sumber: BeritaSatu.com. “Saya mendukung dan mengajak semua
“ Penjual ‘Cuci Tangan’Dampak Buruk Vaksin masyarakat untuk mendukung Program
Covid-19,” Drs Muhammad Said Sutomo, Vaksinasi Covid 19,”Fridolin Warkawani,”
Ketua YLPK, Jatim, FT/mediamerahputih Wakil Ketua DPRD Kepulauan Yapen
.id, Kamis, 14-01-2021.Surabaya.duta.co – Provisi Papua, keterangan pers, Jumat
“Peringatan Kepada Pemerintah dampak buruk (15/1/2021).
vaksin Covid-19,”https://duta.co/penjual- “Masyarakat Diharapkan Sukseskan Program
cuci-tangan-ylpk-minta-pemerintahpikirkan Vaksinasi Covid-19,” Hendro D Situmorang
dampak- buruk-vaksin-covid-19 /CAR, Jumat, 15 Januari 2021 | 11:22 WIB,
“Pemerintah Terancam Digugat,”Merdeka.com, Jakarta, Beritasatu. Com, https://www.
Senin,11/1-21.10:24. https://www. merdeka. beritasatu.com/kesehatan/720255/masyarak
com/ peristiwa/sosialisasi-vaksinasi-covid- at-diharapkan-sukseskan-programvaksinasi. “PDIP
19-tak-jelas-pemerintah-mau-digugat.html. Rotasi Sejumlah Anggota Termasuk Ribka
“Sosialisasi Vaksinasi,” Erick Thohir tinjau vaksin Tjiptaning,”Markus Junianto Sihaloho,
Covid.©2021Merdeka.com/Aksara Bebey Jakarta, Beritasatu.com, Selasa, 19 Januari
“Catatan Pelanggaran Konsumen Sepanjang 2021 | 15:52 WIB.
2020,” Mochammad Januar Rizki, Senin, 14 “Persoalan Penolakan Vaksi,”Dicky Budiman,
Desember 2020,. https:// www.merdeka.com Epidemiolog Universitas Griffith Australia,
/peristiwa/sosialisasi-vaksinasi-covid-19- penjelasan suara kepada Suara Pembaruan,
tak-jelas-pemerintah-mau-digugat.html. Selasa (12/1/2021).
“Transaksi On-line,” https://www.hukumonline. “Penolakan Vaksinasi Tantangan Besar,” Dina
com/ berita/baca/lt5ec83e3377b73/risiko- Fitri Anisa/CAH, Rabu, 13-01-
hukum-belanja-online-di-masa-pandemi, 2021|05:33WIB,Jakarta, Beritasatu.com
diakses tanggal, 26/09/2020 Veri Anggrijono Dir.Jenderal PKTN, Kemendag,
“Perlindungan Konsumen,” YLKI, https://finance. penjelasan pers, Selasa (12/1 2021).
detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4989911 “Jumlah pasien Covid-19 di Indonesia kembali
/tertipu-belanja-online-ngadunya-ke-mana bertambah Minggu (5/4/2020),” Kapolri
diakses 25/09/2020 Jenderal (Pol) Idham Azis, Selasa
“Pengaduan Konsumen,” YLKI,: https:// ekonomi. (3/3/2020). JAKARTA, KOMPAS.com -
kompas. com/ read/ 2018/01/19/ 171756726/ ©Disediakan oleh Kompas.com
toko-online-paling-banyak-diadukan- “Penjelasan konferensi pers di Mabes Polri,” Irjen
konsumen-ke-ylki-ini-daftarnya?page=all Muhammad Iqbal, Kepala Divisi Humas
diakses 25/09/2020 Polri, , Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020).
“Kasus pengaduan kerugian bertransaksi e- “Penandatanganan Surat Telegram Kapolri Nomor
commerce,”BPKN, https://www.bpkn.go.id/ ST/1098/IV/HUK.7.1./2020,”Komjen
posts/show/id/di akses 24/09/2020 : 16:22 Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Reserse
“Pelaku kejahatan bisa saja menyusupi Kriminal (Kabareskrim) Polri, Kompas.com,
malware,”BPKN, https:// infokomputer. Minggu (5/4/2020).
grid. id/read/ 121999464/ apa-itu-sistem- “Langkah Hukum di Tengah Penanganan Wabah
keamanan-one-time-password- otp diakses Covid-19, 06/04/2020,” Diamanty Meiliana:
26/09/2020 https://www.msn.com/id-id/berita/ nasional/
langkah-hukum-di-tengah-penanganan-

Aspek Hukum Kekarantinaan Kesehatan dan Perlindungan Konsumen... 43


Marulak Pardede
wabah-covid-19-ini-pelanggaran-yang-
dibidik-polri/ar-BB1
“Sejumlah Instrumen Hukum Atasi Dampak
Pandemi Covid-19,” Rofiq Hidayat, Berita
Satu.com, Jumat, 17 Juli 2020.
“Jokowi Ungkap 5,8 Juta Warga Akan Divaksinasi
Bulan Ini,” Lenny Tristia Tambun / YUD,
Jumat, 8 Januari 2021 | 15:47 WIB, Sumber:
BeritaSatu.com.
“Sejumlah Instrumen Hukum Atasi Dampak
Pandemi Covid-19,” Zainal Arifin Mochtar,
UGM, Yogyakarta, Jumat, 17 Juli 2020,
https://www.hukumonline.com/berita /baca
/lt5f1174 a4aa031/sejumlah-instrumen-huk
um-atasi-dampak-pandemi-covid-19.p3
“Covid-19 dan Hukum,” Pemerintah Republik
Indonesia, Hukumonline, Selasa, 05 Mei
2020, https://www.hukumonline.com/ beri
ta/baca/lt5eb0bcc/covid-19-dan-hukum.
“Penjelasan kepada pers,” Prof Ridwan Amiruddin,
Ahli epidemiologi, Universitas Hasanuddin,
Ketua Tim Konsultan Penanganan Covid-19
Sulawesi, Makassar, Rabu (6/1/2021).
“Pakar Epidemiologi: Tak Perlu Ragu Jalani
Vaksinasi Covid-19YUD,” Rabu, 6 Januari
2021|14:59WIB:Makassar,Beritasatu.com
“Pastikan Penerima Vaksin Covid-19 Tepat
Sasaran,” Dina Manafe/AB, Selasa, 12-01-
2021,21:55WIB,Jakarta,Beritasatu.com –
Undang-Undang No.12/2011 jo UU.No.15/2019
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan, Republik Indonesia 2019.
Undang-Undang No.8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Republik Indonesia, 1999.
Undang-undang No.4/1984 tentang Wabah
Penyakit Menular, Republik Indonesia,
1984.
Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Republik
Indonesia 2007.
Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan, Republik
Indonesia 2018.

44 Jurnal Penelitian Hukum De Jure Vol. 21 No. 1, Maret 2021: 23-44

You might also like