Naskah Publikasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHFIDZUL QUR’ AN DI SMA SCIENCE PLUS BAITUL QUR’AN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II


pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:
RUDIYANTO
NIM.Q100170047

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN

iii
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHFIDZUL QUR’ AN DI SMA SCIENCE PLUS BAITUL QUR’AN
Abstract
The research objectives are for (1) discribes the planning of learning Tahfidz
qur’an, (2) discribes the implementation of Tahfidz qur’an, (3) discribes the
evaluation of Tahfidz Qur’an learning in Senior High School Science Plus Baitul
Qur’an Boarding School Sambirejo. This research method is qualitative
research.This is research,that emphasizes the efforts of investigator for naturally
asses the phenomenon that is happening in its overall complexity. While the
research design used the form of ednography.
Data collection used in natural setting, primary data source, and more data
collection techniques on participatory observation, deep interview, and
documentation. Data validity criteria based on four thing are trust, determination,
dependency, and certainty are carried out in three ways are extension of
participation, diligence of observation, and triangulation.
The results of this study are planning of Tahfidz program in Senior High
School Science Plus Baitul Qur’an Sragen are tahsin test (the ability to read
Qur’an), making halaqoh tahfidz, preparatory classes (I’dad). The implementation
stage is halaqoh group, and tahfidz learning. The rote deposit method goes
according to plan are sorogan method, murajaah, listening in pairs. So it is with
the evaluation model which goes according to criteria are tahsin evaluation
learning, Tahfidz evaluation learning, Juz'iyah evaluation and achievement of
Tahfidz evaluation.
Keywords: Management, Tahfidz, Tahfidz Qur’an

1
ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk : (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tahfidz


Tahfidz Al-qur’an (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
qur’an (3) mendeskripsikan evaluasi pembelajaran tahfidz Al-qur’an di SMA
Science Plus Baitul Qur’an Boarding School Sambirejo.Metode penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif ( qualitative research) merupakan penelitian yang
menekankan pada upaya investigator untuk mengkaji secara natural fenomena
yang tengah terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya.Sedangkan desain
penelitian yang digunakan berupa ednografi.
Pengumpulan data yang dilakukan pada natural setting,sumber data
primer,dan teknik pengumpulan data lebih banya k pada observasi,
berperanserta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Kriteria keabsahan
data berdasarkan pada empat hal yaitu kepercayaan,keteralihan,
kebergantungan,dan kepastian yang dilakukan dengan tiga cara yaitu perpanjangan
keikutsertaan,ketekunan pengamatan dan triangulasi.
Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan program tahfidz di SMA
Science Plus Baitul Quran Sragen adalah Tes tahsin (kemampuan membaca Al-
Qur’an), Pembuatan halaqoh tahfidz, kelas persiapan (I’dad). Tahap pelaksanaan
tertata rapi mulai dari pembentukan kelas persiapan, kelas tahsin, kelompok
halaqoh, dan pebelajaran tahfidz. Metode setoran hafalan berjalan sesuai
perencanaan yaitu metode sorogan, murajaah, menyimak berpasangan. Begitu
pula dengan model evaluasi yang berjalan sesuai kriteria yaitu evaluasi
pembelajaran tahsin, evaluasi pembelajaran tahfidz, evaluasi juz’iyah dan
evaluasi capaian tahfidz.

Kata Kunci : Manajemen, Tahfidz, Tahfidz Al-quran

2
1. PENDAHULUAN
Menurut Fathoni ”Menghafal Al Qur’an itu mudah tapi sulit dijaga.
Problem yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an
memang banyak dan bermacam-macam. Mulai dari pengembangan minat,
penciptaan lingkungan, pembagian waktu, sampai pada metode menghafal itu
sendiri.
Agar kegiatan terkelola dengan baik perlu manajemen yang baik.
Beberapa pengertian manajemen adalah menurut G.R.Terry (2010:16)
menjelaskan bahwa merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen adalah bekerja dengan orang-
orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan
(Handoko, 2003:10).
Fungsi manajemen adalah; 1) perencanaan yaitu memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-aumsi
mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan–kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan (GeorgeR.Terry 2010:6), 2) pengorganisasian (organizing) George
R. Terry ( 2013:17) berhubungan erat dengan manusia sehingga
penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai unsur
organizing, 3) penggerakan adalah perilaku semua aktivitas individu yang
mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Penggerak merupakan
alat untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing–masing serta menggerakkan seluruh sumber daya yang ada
dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan
sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan, 4) pengawasan yaitu mengawasi
apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai rencana atau belum, serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai

3
secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana. Tyler
(Rusman, 2009: 93) berpendapat evaluasi berfokus pada upaya untuk
menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada tujuan hasil belajar secara
statistik maupun secara educativ.
Yayasan Baiturrahman di Kecamatan Sambirejo Sragen
menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan nonformal
adalah pondok pesantren yang bernama Baitul Qur’an yang menaungi
beberapa lembaga seperti lembaga tahfidz, lembaga bahasa, lembaga
keasramaan. Untuk pendidikan formal terdapat tiga lembaga yaitu SDIT
Baitul Qur’an, SMP Baitul Qur’an, SMA Science Plus Baitul Qur,an
Tidak semua manajemen tahfidz berhasil dengna baik, seperti pada
Penelitian Indra Keswara (2017), “Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul
Qur’an di Pondok Pesantren al Husain Magelang”, yang bertujuan untuk
mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran tahfidzul Qur’an di Pondok
Pesantren Al Husain Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program
kendala pembelajaran tahfidzul Qur’an dipengaruhi kebutuhan sarana
prasarana dan keterbatasan waktu. Penelitian Danang Ardiyanto (2015)
mengemukakan bahwa program tahfidz Al-Qur’an di sekolah yang diteliti
tidak bisa berjalan dengan maksimal karena faktor waktu, guru dan faktor
siswa itu sendiri. Anggraini Putri Rahayu (2015), melaporkan bahwa pada
tahap perencanaan pembelajaran Al-Qur’an di SD muhammadiyah Senggotan
sudah cukup baik, namun kesiapan peserta didik masih kurang, selain itu
alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran hanya berkisar 30-40 menit sebelum
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Manajemen yang berhasil seperti penelitian Norlizah Che Hassan
(2015) di Malaysia, agar program ini berhasil siswa perlu diseleksi dari awal
tentang bakat, minat dan kecerdasan akademik. Pengelolaan yang berhasil
juga dilaorkan dalam penelitian Nawa Husna (2016), ”Curriculum
Develoment of madrasah Tahfidz–Based Pesantren”, hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsep madrasah berbasis pesantren di MITQ TBS

4
Kudus menekankan pada alokasi waktu tahfidz Al-Qur’an dengan waktu yaitu
48 jam perminggu untuk mencapai tahfidz Al-Qur’an 30 juz.
Selain tentang pengelolaan menghafal Qur’an juga menanamkan sikap
dan karakter serta prestasi akademik baik pasa siswa, seperti pada penelitian
Nazia Nawaz (2015), ”Effect Of Memorizing Qur,an by Heart (Hifz) On later
Academic Achievement”, yang menyipulkan bahwa menghafal Al-Qur’an
memiliki pengaruh dampak positif dalam prestasi akademik, dari sebelum
menghafal dan sesudah menghafal.
Peneliti tertarik untuk meneliti di SMA Science Plus Baitul Qur,an
tentang bagaimana Manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pencapaian hasil pembelajaran Tahfidz Quran dengan Target 30 Juz setelah
lulus. Setiap siswa mempunyai kemampuan dan upaya yang berbeda-beda
dalam proses menghafal Al Quran. Mereka tidak hanya fokus pada menghafal
Al-Quran tetapi mereka juga sekolah Formal tetapi bisa menyandingkan
keduanya.

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan desain
penelitian ednografi. Data yang dikumpulkan melalui survey lapangan di
SMP Baitul Qur,an Sragen berupa Observasi dan wawancara langsung.
Sumber pertama dari Kepala Sekolah, Guru Mata pelajaran tahfidz. Data
sekunder dalam penelitian ini meliputi profil SMP Baitul Qur,an. Penelitian
dilakukan pada bulan Agustus 2109 sampai dengan Januari 2020. Sumber
data dalam penelitian ini yaitu Kepala Tahfidz, guru dan siswa melalui
dokumentasi.
Data dokumen berupa administrasi mengajar guru, kegiatan menghafal,
kegiatan interaksi guru dan siswa, program kerja bidang tahfidz, dokumen
dan kebijakan Kepala Sekolah. Data wawancara berupa hasil wawancara
dengan siswa tentang kegiatan menghafal. Jenis observasi yang dilakukan
adalah observasi partisipatif di sekolah. Analisis data menggunakan uji

5
credibility triangulasi data Huberman Miles. Kemudian data dianalisis
menggunakan triangulasi data untuk mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.1.1Tahap Perencanaan
1) Tes tahsin
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal membaca Al-qur’an,
berdasarkan tes seleksi nilai tahsin dibuat halaqoh tahfidz. Penilaian
meliputi : kelancaran, makhraj, mad, gunnah, dan qolqolah. Kriteria
kelulusan: Nilai 80-90 lulus, 70-79 dipertimbangkan, 0-69 tidak lulus.
2) Pengelompokan Halaqoh Tahfidz
berdasarkan hasil tes tahsin dengan kriteria yang sudah ditentukan,dibuat
kelompok belajar tahfidz. Setiap Ustadz bertanggung jawab membimbing
10-15 Siswa setiap kelompok belajarnya.Dari kelas I’dad di bagi menjadi
tiga kelompok belaja tahfidz ,setiap kelompok belajar tahfidz
anggotanya 12 orang. Untuk kelas X dibagi menjadi tujuh kelompok
belajar tahfidz,setiap setiap kelompok belajar tahfidz anggotanya antara
10-15 orang.Untuk kelas XI dibagi menjadi lima kelompok belajar
tahfidz,setiap kelompok belajar tahfidz antara 10-15 orang.
3) Kelas I’dad (Kelas Persiapan)
Kelas I’dad adalah kelas persiapan sebelum masuk kelas X, kegiatan
tahfidz dengan target hafalan 10 juz, jika belum sampai target 10 Juz,
tidak bisa naik kelas X.
3.1.2Tahap pelaksanaan
1) Kegiatan Tahsin
Kegiatan ini meliputi; 1) tajwid, 2) talqin, 3) penilaian tahsin. Setelah satu
bulan pembelajaran tahsin ada tes seleksi untuk tahsin, jika lulus bisa
mengikuti halaqoh tahfidz.
2) Kegiatan Halaqoh tahfidz

6
Kegiatan ini meliputi; 1) Ustadz hadir di tempat majlis, 2) Santri sudah
siap, 3) Ustadz mengucapkan salam 4) Menanyakan kabar, 5) absen
sepontan, 6) Do’a pembuka Al-Qur’an, 7) Santri setor hafalan, 8) Ustazd
menyimak, 9) Ustadz mengoreksi, memberi nilai di buku panduan tahfidz.
3) Metode Pembelajaran Tahsin
Menggunakan metode talqin, yaitu metode ustadz membacakan kata
perkata atau ayat per ayat kemudian diikuti oleh santri.
4) Metode Pembelajaran Tahfidz.
Menggunakan beberapa metode; Metode Murajaah, Metode Sorogan,
Metode Saling Menyimak (berpasangan).
a) Metode Murajaah ( Mengulang ulang )
Metode murajaah atau mengulang ulang bacaan hafalan yang sudah
dihafal, supaya dapat mengingat-ingat kembali hafalan yang terdahulu
dan menambah daya ingat hafalan anak.
b) Metode Sorogan (setor hafalan )
Metode Sorogan untuk menilai seberapa jauh hafalan siswa. Kegiatan
secara umum tidak jauh berbeda dengan metode di pondok pesantren
yang khusus program tahfidz.
c) Metode Saling Menyimak ( berpasangan )
Metode ini dilakukan siswa-siswa ketika sulit dan bosan untuk
menghafal sendiri dan mengulang hafalan yang sudah dihafal.
d) Waktu tahfidz
Kegiatan menghafal dilaksanakan setiap hari kecuali hari sabtu sore.
Dalam satu hari kegiatan menghafal Al-Qur’an itu berbeda-beda.
Kegiatan dilaukan dari kelas persiapan sampai dengan kelas 12.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Tahfidz SMA Science Plus Baitul Quran
No Kelas Subuh Pagi Siang Sore Malam
1 Persiapan √ √ √ √
2 X √ √ √ √ √
3 XI √ √
4 X11 √ √

7
5) Manajemen kelas dan peserta diddik
Dengan waktu yang disediakan mencukupi, Ustadz harus mengatur
peserta didiknya dengan baik, “ketika sudah menjadi siswa SMA Baitul
Qur’an, sebelum memulai halaqoh tahfidz, kita dari tim tahfidz menyeleksi
kembali bacaan Al-Qur’an, setelah diseleksi sudah ada nilainya baru kita
membuat halaqoh tahfidz, berdasarkan nilai yang sudah di peroleh”.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan temuan penelitian dalam proses pengambilan data, perencanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang dilakukan di SMA Science Plus Baitul
Qur’an Boarding School adalah Tes tahsin (Tes kemampuan membaca Al-
Qur’an dan pengelompokan halaqoh tahfidz (kelompok belajar tahfidz).
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indra Keswara (2017), Persamaan penelitian yang dilakukan
oleh Indra Keswara dengan penelitian ini dalam perencanaan adalah: 1) bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, 2) mampu menghafal satu hari
satu halaman, 3) uji tes kemampuan tahsin dan hafalan. Perbedaan penelitian
yang dilakukan oleh Indra Keswara dengan penelitian ini dalam perencanaan
adalah : 1) Rapat intern, 2) menentukan tujuan pembelajaran, 3) Standar
Kompetensi, 4) Kurikulum.
Kemudian Norlizah Che Hassan, dkk, (2015). Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Norlizah Che Hassan, dkk, dengan penelitian ini
membahas tentang proses seleksi sebelum masuk pembelajaran
tahfidz,peneliti membahas tentang tes seleksi kemampuan membaca Al-
Qur’an.Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Norlizah Che
Hassan,dkk, membahas tentang kemampuan menghafal dengan baik,
Sedangkan peneliti membahas tentang pembuatan halaqoh( kelompok belajar)
Penelitian yang dilakukan oleh Naylina Qoniah (2013). Persamaan
penelitian yang dilakukan Oleh Naylina Qoniah membahas tentang
perencanaan tentang pencapaian target di setiap kelas. Sedangkan peneliti
membahas tentang target hafalan kelas X sudah hafal 10 juz, kelas X1 Sudah
hafal 30 juz. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nayla Qoniah waktu

8
yang digunakan lebih sedikit,Sedangkan penelit menggunakan waktu di kelas
X lebih banyak.
Kemudian Penelitian Danang Ardiyanto (2015), persamaan penelitian
yang dilakukan Oleh Danang Ardiyanto membahas tentang perencanaan
sebelum pembelajaran dilakukan tes seleksi, sedangkan peneliti membahas
tentang tes tahsin sebelum pembelajaran halaqoh tahfidz (kelompok belajar
tahfidz). Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Danang Ardiyanto
mengumpulkan seluruh tahfidz untuk mencapai target hafalan. Sedangkan
peneliti membahas tentang pembuatan halaqoh tahfidz.
Penelitian Meti Fatimah (2017) Persamaan penelitian yang dilakukan
Oleh Meti Fatimah membahas tentang perencanaan sebelum pembelajaran
membuat halaqoh tahfidz untuk memudahkan metode yang
digunakan.Sedangkan peneliti membahas tentang pengelompokan halaqoh
tahfidz (kelompok belajar tahfidz).
Kemudian Ishaq Sulaiman (2013), persamaan penelitian yang dilakukan
Ishaq Sulaiman membahas tentang perencanaan sebelum pembelajaran
membuat halaqoh tahfidz untuk memudahkan metode yang digunakan dengan
metode yang siswa mampu membaca seluruh Al-Qur’an dan
menghafal.Sedangkan peneliti membahas tentang pengelompokan halaqoh
tahfidz (kelompok belajar tahfidz).
Kemudian Nawa Husna (2016), persamaan penelitian yang dilakukan
Oleh Nawa Husna membahas tentang perencanaan memprioritaskan waktu
yang lebih banyak kepada bacaan yang sudah lancar. Sedangkan peneliti
membahas tentang pengelompokan halaqoh tahfidz.
Berdasarkan temuan penelitian pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dengan
metode sorogan/setoran, metode murajaah, metode saling menyimak, metode
talqin dan memperbanyak alokasi waktu menghafal untuk pencapain target
pada tiap kelas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Eka Pristiawan
(2013), persamaan penelitian yang dilakukan oleh Eka Pristiawan membahas
tentang pelaksanaan pembelajaran dan target hafalan sedangkan peneliti

9
membahas pencapaian tahfidz di SMA Science Plus Baitu Qur,an Sambirejo
hafal 30 juz setelah lulus dari sekolah.
Pada tahap ini Setiap kelas memiliki target hafalan masing-masing di
SMA Science Plus Baitul Qur,an yaitu: pada kelas I’dad (Persiapan)
memiliki target hafalan 10 juz, kelas 10 memiliki target 30 juz dengan
program akselerasi, kelas 11 program murajaah melancarkan semua
hafalannya, kelas 12 mengikuti Ujian Tahfidz, dari 30 juz yang sudah dihafal
50% diujikan. Pada pelaksanaanya pembelajaran tahfidz Al-Qur’an di SMA
Baitul qur’an dengan menambah jam setoran tahfidz dalam setiap harinya.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Eka Pristiawan ada dua materi
yang diajarkan yaitu materi tinggi dan rendah, materi tinggi diajarkan kelas 6
dan materi rendah diajarkan di kelas 1-5. Peneliti membahas tentang kegiatan
tahsin dan kegiatan tahfidz.
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Nawa Husna
(2016), perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nawa Husna membahas
tentang alokasi waktu pembelajaran tahfidz dengan waktu 48 jam perminggu
untuk mencapai tahfidz Al-Qur’an 30 juz. sedangkan peneliti membahas
tentang kegiatan tahfidz dalam seminggu 35 jam perminggu untuk mencapai
target hafalan Al-Qur’an.
Kemudian Indra Keswara (2017), persamaan penelitian yang dilakukan
oleh Indra Keswara membahas tentang pembagian halaqoh dibagi menjadi
dua kelompok yakni yang pertama kelompok anak-anak dan yang kedua
kelompok remaja. Peneliti membahas tentang pembuatan halaqoh tahfidz
(kelompok belajar berdasarkan hasil tes tahsin). Pelaksanaan pembelajaran
tahfidz di SMA Science Plus Baitul Quran sudah sesuai dengan teori Sudjana
(2005:136) bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya
mencapai hasil yang diharapkan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mariati (2012), persamaan penelitian
yang dilakukan oleh Mariati adalah pelaksanaan pembelajaran AlQur’an
diawali dengan membaca doa belajar bersama, siswa menyetor hafalannya

10
secara individual dan muraja’ah surah berikutnya. Sedangkan peneliti
membahas tentang pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an diawali dengan
membaca do’a bersama-sama, siswa menyetorkan hafalannya kepada
ustadnya, ustadznya menilai di buku panduan tahfidz, dan mengakhiri dengan
do’a. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Mariati waktu yang
digunakan lebih sedikit, sedangkan peneliti alokasi waktu lebih banyak.
Meti Fatimah ( 2017), Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Meti
Fatimah membahas tentang metode hafalan yang sangat efektif dan alokasi
waktu sedangkan peneliti membahas tentang metode setoran hafalan,
menyimak (berpasangan), murajaah.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indra Keswara (2017). Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh Indra Keswara dengan penelitian ini dalam evaluasi internal
yaitu mengevaluasi untuk guru dan siswa. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh Indra Keswara dengan penelitian ini dalam evaluasi eksternal
membagikan angket kepada wali santri. Sedangkan peneliti membahas
tentang pembagian Rapot untuk wali santri.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nayla Qoniah (2013). Persamaan penelitian yang
dilakukan Nayla Qoniah dengan penelitian ini dalam evaluasi internal yaitu
mengevaluasi untuk siswa. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nayla
Qoniah dengan penelitian ini dalam evaluasi .
Manajemen di SMA Science Plus Baitul Quran sudah dilakukan
sesuai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan kegiatan ini memberikan
rasa nyaman baik guru dan siswa terlihat dari hasil hafalan siswa, penciptaan
suasana ini sesusai dengan penelitian yang dilakukan oleh Peter Odrakiewicz
(2010), penelitian yang dilakukan di perguruan tinggi Kanada. Hasil penelitian
Peter Odrakiewicz yaitu ditemukan beberapa kendala untuk menerapkan
manajemen kompleksitas di perguruan tinggi. Kendala tersebut diantaranya,
manajemen integritas yang buruk, kurangnya konsultasi dengan karyawan,
perusak manajemen dilakukan oleh pemilik karena tidak menyadari, sikap

11
pribadi individu karyawan yang mungkin karena kurangnya motivasi atau
ketidakpuasan di tempat kerja.
Selain tentang manajemen hafalan Qur’an, SMA Science Plus Baitul
Quran juga menanamkan sikap dan karakter serta prestasi akademik baik pada
siswa, seperti pada penelitian Nazia Nawaz (2015), ”Effect Of Memorizing
Qur,an by Heart (Hifz) On later Academic Achievement”, yang menyipulkan
bahwa menghafal Al-Qur’an memiliki pengaruh dampak positif dalam prestasi
akademik, dari sebelum menghafal dan sesudah menghafal.

4. PENUTUP
Perencanaan program tahfidz di SMA Science Plus Baitul Quran Sragen
sudah terkoordinasi yang dimulai dari pengesahan kebijakan Kepala Sekolah
yang telah disusun sebelum tahun ajaran baru. Kemudian disusul dengan
pembentukan tim tahfidz di bawah wakil kepala sekolah bidang tahfidz dan
penunjukkan guru tahfidz.
Tahap pelaksanaan tertata rapi mulai dari pembentukan kelas persiapan,
kelas tahsin, kelompok halaqoh, dan pebelajaran tahfidz. Metode setoran
hafalan berjalan sesuai perencanaan yaitu metode sorogan, murajaah,
menyimak berpasangan. Begitu pula dengan model evaluasi yang berjalan
sesuai kriteria yaitu evaluasi pembelajaran tahsin, evaluasi pembelajaran
tahfidz, evaluasi Juz,iyah, evaluasi capaian tahfidz.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Danang. ”Evaluasi Program Tahfidz Al-Qur'an Juz'amma pada Siswa


Kelas VIII (Delapan) MTS Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul”
Yogyakarta: UMY. 2015

Asyafah, Abbas. 2014. Konsep Tadabur Al-Quran. Bandung: Maulana Media


Grafika.

Fatimah, Meti. 2017. Metode Hafalan Al-Qur’an siswa kelas V Sekolah Dasar
Islam Terpadu Ibnu Umar dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Program
Khusus Boyolali Tahun 2015/2016. Tesis. UMS Surakarta.

12
G.R. Terry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Jakarta : Penerbit Kencana.

Hamalik, Oemar, 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung:


PT.Remaja Rosda Karya

Handoko, T.Hani, 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Hassan NC, Fakhruddin FM, Ayub AFM et al. 2015. Tahfiz Schools Entry
Requirement And Characteristics Of Tahfiz Students. IJAEDU-
International E-Journal of Advances in Education, Vol. I, Issue 3, hal.
234-241.

Husna, N dan Arifin, Z. Curriculum Development of Madrasah Tahfidz-Based


Pesantren. Ta’dib: Journal of Islamic Education. Vol 21 No 2, hal. 125-
136.

Keswara, Indra. 2017. Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al


Qur’an) Di Pondok Pesantren Al Husain Magelang. Jurnal Hanata
Widya,Vol 62 Nomor 2.

Kusnandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional menciptakan PembelajaranKreatif


dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya

Nawaz, N., dan Jahangir, SF., 2015. Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz)
On Later Academic Achievement. Journal of Islamic Studies and Culture.
Vol. 3, No. 1, pp. 58-64

Odrakiewicz, Peter. “Managing Complexity in Higher Education through


Innovative Ways of Integrity Teaching and Integrity Education
Management Using Innovative Case Studies”. Global Management
Journal. Dec. 2010, Vol. 2 Issue 2, p122-130.

Pristiawan, Eka. 2013. ”Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizul Qur’an Di Sdit


Nurul ‘Ilmi Medan Estate Kabupaten Deli Serdang”. Program
Pascasarjana: IAIN Sumatera Utara. Medan

Rahayu, Anggraeni Putri. ”Evaluasi Pembelajaran Al-Quran di SD


Muhammadiyah Senggotan Yogyakarta”. Yogyakarta: UMY. 2015

Rahayu, Entin Fuji. Manajemen Pembelajaran Dalam Rangka Pengembangan


Kecerdasan Majemuk Peserta Didik. Manajemen Pendidikan. Vol 24 No
5, hal. 357-366.

Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajawali Press.

13
Siswanto H.B, 2011. Pengantar Manajemen , Jakarta: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sutama. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitaif, kualtatif, PTK, dan


R&D.Kartasura: Fairuz Media.

14

You might also like