Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal

Volume 3(1), 2021, 9-16


________________________________________________________________
Faktor Resiko Penyebab Multidrug Resistant Tuberkulosis: Sistematik
Review
Mita Restinia1*, Sondang Khairani2, Reise Manninda2
1
Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta

*Corresponding author: mita_restinia@uinjkt.ac.id

Received: 12 March 2021; Accepted: 07 September 2021

Abstract: Indonesia is the second country with the highest number of tuberculosis cases in the world. Tuberculosis treatment
in Indonesia is getting more difficult with the emergence of Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). The study was
carried out to determine the association of risk factors of MDR-TB in Indonesia. A systematic review was performed to the
article with a case-control study. MDR TB was the cases group and MDR non TB was the control group. Articles that were
selected were published in the years 2015-2020. It was found Google Scholar database and analyzed using Preferred Reporting
Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). 9 articles met the inclusion criteria for analysis. The risk factors
that associated with MDR TB were divided into three groups such as respondent characteristics, History of TB and treatment,
and comorbidities. Characteristics of respondents that significantly influenced the accurrence of MDR TB were family support,
knowledge, age, and access to health facilities. Non-adherence, presence of previous TB treatment, inactivity of medication
supervisors, presence of adverse drug reaction, and comorbidities. The result obtained can be concluded that identification the
risk factors associated with MDR TB should be conducted properly. In addition, TB patients who have risk factors need to be
given more education and supervision of taking medication closely to prevent the presence of MDR TB.

Keywords: Multidrug resistant, risk factor, tuberculosis

Abstrak: Indonesia merupakan negara kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Pengobatan Tuberkulosis
di Indonesia semakin sulit dengan munculnya Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). Penelitian dilakukan untuk
mengetahui faktor resiko yang menyebabkan terjadinya MDRT-TB di Indonesia. Sistematik review dilakukan terhadap artikel
dengan studi case control. MDR-TB sebagai kelompok kasus dan Non MDR-TB sebagai kelompok kontrol. Artikel yang
dipilih adalah artikel yang dipublikasikan pada tahun 2015-2020. Artikel dicari melalui database google schoolar dan dianalisa
menggunakan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA). Terdapat 9 original artikel
yang memenuhi kriteria inklusi untuk dianalisa. Faktor resiko terjadinya MDR-TB dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
karakteristik responden, Riwayat TB dan pengobatan, dan komorbiditas. Karakteristik responden yang signifikan
mempengaruhi terjadinya MDR TB adalah dukungan keluarga, pengetahuan, usia, dan akses ke fasilitas kesehatan. Tidak
patuh minum obat, adanya riwayat pengobatan TB, tidak aktif pengawas minum obat, efek samping obat dan adanya
komorbiditas juga merupakan faktor resiko terjadinya MDR-TB. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa identifikasi
faktor resiko terjadinya MDR TB perlu dilakukan dengan baik. Selain itu, Pasien TB yang memiliki faktor resiko perlu
diberikan edukasi yang lebih komprehensif dan pengawasan minum obat secara lebih ketat untuk mencegah terjadinya MDR
TB.

Kata Kunci: Multidrug resistant, faktor resiko, tuberkulosis

1. PENDAHULUAN menginfeksi organ tubuh lainnya (TB ekstra paru)


seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit
paru lainnya (Kementrian Kesehatan RI, 2019).
menular kronis yang masih menjadi prioritas utama
kesehatan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh
Berdasarkan laporan World Health Organization
infeksi Mycobacterium tuberculosis atau lebih sering
(WHO), TB menempati peringkat ke-10 penyebab
disebut dengan nama Basil Tahan Asam (BTA).
kematian tertinggi di dunia serta merupakan penyebab
Penularan antar manusia biasanya melalui percikan
utama kematian akibat infeksi (WHO, 2020). WHO
droplet pada saat batuk, bersin ataupun bicara. Bakteri
memperkirakan sekitar 10 juta orang terinfeksi TB pada
ini mempunyai kemampuan menginfeksi parenkim
tahun 2019, dengan rata-rata 130 kasus per 100.000
paru sehingga menyebabkan TB paru, dan
10 Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal, 2021, Vol. 3(1) Restinia et al.

penduduk dunia. Indonesia menempati peringkat Kegagalan terapi pada pengobatan TB lini I dapat
kedua dunia dengan kasus baru TB setelah India. Lima menyebabkan kejadian TB-MDR. Menurut penelitian
negara dengan kasus baru tertinggi yaitu India, China, Keban dkk, yang dilakukan pada pasien rawat jalan di
Indonesia, Philipina, dan Pakistan dimana sebagian rumah sakit Persahabatan Jawa Timur, diketahui bahwa
besar kasus TB terjadi di Kawasan Asia Tenggara penyebab kegagalan terapi dari tuberkulosis dikarenakan
(44%) sedangkan 24% nya terjadi di kawasan Afrika tidak dilakukannya uji kultur dan sensitivitas terhadap
(WHO, 2019). Prevalensi kejadian MDR TB di Mycobacterium tuberculosis (Keban et al., 2014). Selain
Tigray, Etiopia mencapai 18,5 % (Kibriti et al., 2019). itu, faktor penyebab kegagalan terapi tuberkulosis dapat
disebabkan oleh kepatuhan pasien dalam menjalani
Pada saat yang sama terdapat kekebalan ganda kuman pengobatan, yaitu pasien berhenti berobat sebelum masa
TB terhadap obat anti TB sehingga dapat pengobatan selesai atau sering putus minum obat
menyebabkan masalah baru yaitu TB Resisten Obat selama menjalani pengobatan TB. Hal ini sesuai dengan
(TB-RO)/Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR- penelitian Aristiana, Wartono yang menyatakan terdapat
TB) (Nuryastuti, 2015). MDR-TB hingga saat ini hubungan signifikan antara kepatuhan minum obat
masih merupakan masalah serius di dunia yang belum dengan TB-MDR. Pasien TB dengan kepatuhan minum
terselesaikan. Merujuk data dari WHO, pada tahun obat yang rendah dapat meningkatkan 10,73 kali lebih
2016 hampir 240.000 kasus kematian diakibatkan oleh besar risiko TB-MDR dibandingkan dengan pasien yang
MDR-TB. Asia menempati sebagian besar kasus memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi
kematian tersebut. dimana Indonesia menempati (Aristiana & Wartono, 2018,).
peringkat ke-27 negara dengan beban MDR-TB
terbanyak didunia. Diperkirakan 6.800 kasus baru Sistematik review terhadap faktor resiko MDR TB yang
terjadi setiap tahunnya. dengan 2,8% merupakan kasus berfokus kepada studi kasus di Indonesia sangat terbatas.
MDR-TB baru dan 16% sudah mendapat pengobatan Untuk mendukung program pemerintah dan WHO
sebelumnya (WHO, 2017). dalam menurunkan jumlah kasus MDR TB di Indonesia,
maka perlu dilakukan studi sistematik review untuk
Studi terkait Analisa faktor resiko terjadinya resistensi menentukan faktor resiko penyebab MDR TB di
tuberculosis telah banyak dilakukan. Secara garis Indonesia. Penelitian ini mengamati faktor resiko yang
besar terdapat 4 faktor risiko terjadinya resistensi pada berfokus pada pasien yaitu karakteristik sosiodemografi
pasien TB-MDR diantaranya faktor dokter, faktor meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan,
pasien, faktor obat, dan faktor pelayanan kesehatan status pernikahan, status pekerjaan, konsumsi alkohol,
(Fregona et al., 2017). Mengetahui faktor penyebab kebiasaan merokok, asuransi kesehatan, jarak rumah ke
resistensi dapat mencegah dan menurunkan kasus baru fasilitas kesehatan, konsumsi narkotik, kontak dengan
terkait kejadian TB-MDR. Elduma et al., melaporkan pasien TB/TB-MDR, jumlah anggota keluarga dan
bahwa riwayat pengobatan sebelumnya dan kasus karakteristik klinis seperti adanya pengobatan TB
putus pengobatan merupakan prediktor utama sebelumnya, komorbiditas, kepatuhan, adanya
terjadinya kasus TB-MDR di Sudan (Elduma et al., pengawasan minum obat.
2019). Sedangkan hasil penelitian fregona et al.,
menyatakan faktor risiko terkait terjadinya resistensi
obat pada TB-MDR adalah riwayat pengobatan
sebelumnya dan merokok (Fregona et al., 2017).
11 Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal, 2021, Vol. 3(1) Restinia et al.

2. MATERIAL AND METHODS penelitian, provinsi tempat dilaksanakan penelitian dan


temuan utama penelitian.
2.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian sistematik


review yang berkaitan dengan faktor resiko multidrug
resistant tuberkulosis di Indonesia.
Strategi pencarian Protokol penelitian
menggunakan PRISMA (Preferred Reporting Items
for Systematic Review and Meta-Analyses). Pencarian
artikel menggunakan aplikasi Google Schoolar
dengan kata kunci multidrug resisten, tuberkulosis dan
faktor resiko dengan rentang waktu publikasi 2015-
2020.

2.2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Gambar 1. Diagram Alir PRISMA untuk Sistematik


Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah artikel
Review
penelitian terkait faktor resiko multidrug resistant PRISMA: Preferred Reporting Items for Systematic
tuberkulosis dengan bahasa pengantar Bahasa Review and Meta Analyse.
Indonesia dan Bahasa Inggris, rentang waktu publikasi
2015-2020, pada pasien dewasa, studi case control 3. RESULTS AND DISCUSSION

dimana terdapat kelompok case (MDR-TB) dan 3.1 Pencarian literatur dan Kelayakan Artikel
kelompok kontrol (TB non MDR) Artikel penelitian
Jumlah artikel yang diperoleh melalui google schoolar
akan di eksklusi jika memiliki desain penelitian
dengan pencarian kata kunci multidrug resisten,
systematic review, cross sectional, case study dan
tuberkulosis, dan faktor resiko adalah 64 literatur.
tidak dapat diakses secara penuh. Pada sistematik
Artikel lengkap yang dapat dinilai kelayakannya
review ini dipilih desain case control bertujuan untuk
sebanyak 17 literatur. Setelah dinilai, 8 artikel tidak
menganalisis faktor resiko yang terbukti signifikan
memenuhi kriteria inklusi dengan alasan 5 studi cross
berpengaruh terhadap kejadian MDR TB pada
sectional, 1 tesis, dan 2 literatur tidak memiliki
kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok
kelompok TB non MDR sebagai kelompok kontrol
kontrol. Hal ini menjadi alasan penelitian selain case
(Gambar 1).
control diekslusi.

Terdapat 9 artikel yang memenuhi kriteria inklusi


2.3 Ekstraksi Data Informasi
dengan total jumlah responden 1140 responden. 389
responden diantaranya adalah kelompok case TB MDR
Data dari artikel penelitian yang layak kemudian
dan 751 responden adalah kelompok kontrol (TB non
diekstraski menjadi beberapa bagian yaitu : penulis,
MDR). Karakteristik studi dapat dilihat pada Tabel 1.
tahun publikasi, desain penelitian, jumlah subjek
Tabel 1. Karakteristik studi yang memenuhi sistematik review
No Penulis Daerah Desain Periode Case Control Faktor resiko yang
Studi Studi (MDR- (TB non diidentifikasi
TB) MDR)
1 Alyensi, 2017 Riau Case 2014-2015 56 168 Jenis kelamin, Keteraturan
Control minum obat, Riwayat
pengobatan, menghentikan
pengobatan sepihak, adanya
pengawasan minum obat,
dukungan keluarga, efek
samping obat
2 Ama et.al, Pasar Case Tidak 14 86 Riwayat pengobatan, efek
2020 Rebo, Control diketahui samping, status gizi, diabetes
Jakarta melitus, kepatuhan minum
Timur obat
3 Janan, 2019 Brebes Case 2011-2017 46 46 Kepatuhan obat, Riwayat
Control pengobatan TB, kesesuaian
dosis obat, kontak pasien TB,
ketepatan diagnose, DM,
kondisi rumah, status
pernikahan, status gizi,
umur, Pendidikan,
pengetahuan.
4 Khairani et.al, Bandung Case Agustus- 50 50 Jenis kelamin, usia,
2017 Control September pekerjaan, penghasilan,
2014 asuransi kesehatan, tempat
menerima pengobatan TB
pertama
5 Muhammad Sidenreng Case 29 April- 9 22 Dukungan keluarga,
& Fadli, 2019 Rappang control 29 Juli pengetahuan, keteraturan
tahun 2019 minum obat, keaktifan
petugas konstanta
6 Nugrahaeni RS Paru Case 2013 26 26 Jenis kelamin,
& Malik, Dr.HA control Pendidikan,efek samping
2015 Rotinsulu obat, pengobatan TB
sebelumnya tidak adekuat,
adanya kontak erat, tidak
menerapkan DOTS
7 Nurdin, 2020 17 Case Juli 2014- 82 247 Jenis kelamin, usia, tingkat
Kabupaten control, Desember pendidikan, jenis pekerjaan,
/Kota 2016 penghasilan, Pendidikan,
Provinsi Riwayat sakit TB, Hasil
Sumatera pengobatan TB, Kebiasaan
Selatan merokok, Diabetes Mellitus,
status gizi, kepatuhan
menelan, pengetahuan,
PMO, dukungan keluarga,
akses ke fasilitas kesehatan
8 Ratnasari, Surakarta Case 2016-2018 34 34 Usia, jenis kelamin,
2020 control, Pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, keteraturan
minum obat, jenis
pembiayaan, jarak dari
rumah ke fasilitas kesehatan
9 Triandari & Semarang Case Januari 72 72 Usia, Jenis kelamin,
Rahayu, 2018 control 2015-Mei Pendidikan, Pendapatan,
2017 peran aktif PMO, Riwayat
kepatuhan minum obat,
Riwayat hasil pengobatan
TB sebelumnya.
13 Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal, 2021, Vol. 3(1) Restinia et al.

Identifikasi faktor resiko penyebab MDR-TB dibagi memahami TB dan pengobatannya 3,124 kali beresiko
menjadi 3 kelompok yaitu karakteristik responden, terjadinya MDR TB (Muhammad & Fadli, 2019).
riwayat TB dan pengobatan serta komorbiditas. Faktor Pasien TB perlu diberikan edukasi yamg komprehensif
resiko dinilai signifikan jika terdapat perbedaan terhadap obat dan pengobatannya. Edukasi yang
signifikan (P<0,05) antara kelompok kontrol dan kasus diberikan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menggunakan uji Chi Square. konsumsi obat.
Faktor karakteristik responden yang diidentifikasi Usia produktif memiliki resiko lebih tinggi terhadap
memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian MDR MDR TB. Hasil studi yang dilakukan oleh Triandari
TB adalah akses ke fasilitas kesehatan, dukungan dan Rahayu (2018) menunjukkan bahwa terdapat
keluarga, pengetahuan dan usia produktif. hubungan antara usia dengan resiko MDR. Pasien usia
Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan juga merupakan muda lebih sensitif terhadap obat dibandingkan pasien
faktor yang perlu dipertimbangkan karena dapat dengan usia lanjut. Workicho et al., (2017) juga
menyebabkan resiko terjadinya MDR-TB (Ratnasari, mendapatkan hasil yang sama bahwa usia merupakan
2020). Responden yang menempuh jarak lebih dari 5 faktor resiko terjadinya MDR TB dimana pasien
km mengalami banyak hambatan untuk dapat rutin dengan usia dibawah 30 tahun lebih beresiko
kontrol berobat. Nurdin (2020) juga melaporkan bahwa dibandingkan dengan usia di atas 30 tahun.
jarak rumah yang jauh mempengaruhi kepatuhan
pengobatan sehingga meningkatkan resikon terjadinya Pasien TB mendapatkan pengobatan intensif selama 6
MDR TB. Dalam hal ini, pasien TB perlu bulan. Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah
dipertimbangkan mendapatkan fasilitas kesehatan kepatuhan. Terdapat 7 dari 9 artikel yang dianalisa
tingkat satu seperti PUSKESMAS atau klinik yang pada studi ini menyebutkan bahwa kepatuhan pasien
terdekat dari tempat tinggal. minum obat sangat berpengaruh terhadap munculnya
MDR-TB. Responden yang tidak patuh minum obat
Menurut Muhammad & Fadli (2019) responden yang memiliki resiko terjadinya MDR TB 16 kali
tidak mendapatkan dukungan keluarga memiliki faktor dibandingkan responden yang teratur minum obat
resiko 5 kali terjadinya MDR TB dibandingkan (Nurdin, 2020). Salah satu tahapan terpenting dalam
responden yang mendapatkan dukungan keluarga. pengobatan TB adalah kepatuhan minum obat. TB yang
Adanya dukungan keluarga dapat meningkatkan merupakan salah satu penyakit infeksi dan diterapi
harapan dan kualitas hidup responden. Responden dengan antibiotik. Pasien yang tidak teratur minum
dengan dukungan keluarga mampu stabil secara antibiotik sangat beresiko terjadinya resistensi bakteri
psikologis, sosial dan fisik. Deshmukh et al., (2017) MTB terhadap antibiotik yang digunakan. Upaya dalam
melaporkan bahwa dukungan keluarga merupakan meningkatkan kepatuhan pasien sangat diperlukan
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam mencegah jumlah kasus MDR TB.
MDR TB dan juga menentukan tingkat keberhasilan
pengobatan. Pasien yang memiliki riwayat pengobatan TB memiliki
resiko lebih tinggi terhadap kejadian MDR TB.
Pengetahuan responden terhadap penyakit tuberkulosis Terdapat 4 dari 9 artikel menyebutkan bahwa
yang dideritanya juga merupakan faktor resiko responden yang memiliki riwayat pengobatan TB lebih
terjadinya MDR-TB. Responden yang kurang beresiko terjadinya resistensi obat. Janan (2019)
14 Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal, 2021, Vol. 3(1) Restinia et al.

menyebutkan bahwa responden yang memiliki riwayat dilakukan di Bhutan juga menunjukkan bahwa pasien
pengobatan TB sebelumnya lebih beresiko putus obat TB dengan riwayat pengobatan memiliki resiko 5,9
dan resistensi dibandingkan dengan kelompok tanpa kali (Tenzin et al., 2020).
riwayat pengobatan TB. Studi yang dilakukan di Brazil Hasil sistematik review yang dilakukan oleh Pradipta et
juga menunjukkan bahwa kelompok pasien dengan al., (2018) terhadap hasil studi di beberapa negara
riwayan pengobatan TB 18,98 kali lebih beresiko memperoleh hasil bahwa faktor resiko penyebab MDR
terjadinya MDR (Souza et al, 2006). Studi lainnya yang TB adalah adanya riwayat penyakit dan pengobatan
TB, usia, tidak bekerja, tidak memiliki asuransi muncul efek samping obat dan meningkatkan resiko
kesehatan, adanya efek samping obat, tidak patuh terjadinya MDR TB. Hal ini juga mendasari perlu
adanya penyakit penyerta seperti HIV, DM, Penyakit adanya pengawasan minum obat bagi pasien TB. PMO
Paru Obstuktif Kronis, adanya Riwayat kontak dengan tidak selalu harus tenaga kesehatan tetapi dapat juga
pasien TB keluarga terdekat. Suatu studi di Surakarta, ditemukan
bahwa terdapat hubungan antara implementasi program
Pengawas minum obat sangat diperlukan dalam pengawas minum obat dengan kejadin MDR TB
pengobatan TB. Hasil studi yang dilakukan oleh (Aderita et al, 2016).
Muhammad & Fadli (2019) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara keaktifan Ketepatan dosis, frekuensi dan durasi antibiotik yang
pengawas minum obat dalam memantau pasien digunakan dalam terapi TB juga menentukan
terhadap resiko terjadinya MDR TB. Triandari (2018) keberhasilan terapi. Studi yang dilakukan oleh Janan
juga memperoleh hasil yang sama pasien dengan (2019) menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan
pengawas minum obat yang tidak aktif beresiko 5,636 pengobatan tidak sesuai dengan dosis pengobatan
kali mengalami MDR TB. beresiko 5,3 kali terjadinya MDR TB dibandingkan
Pengawas Menelan Obat adalah salah satu faktor dengan responden yang mendapatkan pengobatan
keberhasilan program DOTS (Directly Observed sesuai dengan ketentuan program.
Therapy Short-course) dan keberhasilan terapi karena
mempengaruhi kepatuhan minum obat sehingga Analisa sistematik review yang dilakukan
penderita rajin dan termotivasi untuk meminum obat. menunjukkan bahwa pasien dengan DM memiliki
Seorang PMO sebaiknya dikenal, dipercaya dan resiko lebih tinggi terhadap kejadian DM dibandingkan
disetujui, baik oleh petugas kesehatan, maupun pasien. kelompok non DM (Nurdin, 2020). Pasien DM
PMO adalah seseorang yang tinggal dekat rumah atau memiliki imunitas tubuh lebih rendah sehingga resiko
satu rumah dengan penderita TB sehingga dapat penyebaran infeksi TB lebih cepat. Menurut Maranatha
memantau dan memastikan obat benar-benar ditelan (2010) terdapat perubahan kurva disosiasi oksigen
oleh penderita TB (Kemenkes, 2011) akibat hiperglikemia pada pasien DM mengakibatkan
kegagalan sistem imunitas tubuh dalam melawan
TB diobati dengan kombinasi beberapa antibiotik infeksi TB. Pasien TB dengan DM juga ditemukan
sehingga munculnya efek samping obat juga perlu peradangan yang lebih luas pada paru-paru pasien
diamati. Studi yang dilakukan oleh Alyensi (2017) (Utomo et al, 2016).
menemukan bahwa terjadinya TB MDR lebih banyak
pada kelompok yang mengalami efek samping obat.
Pasien cenderung menghentikan pengobatan ketika
Tabel 2. Faktor Resiko yang signifikan terhadap MDR TB
Parameter Faktor Resiko Penulis Partisipan Odds Ratio 95% CL Pvalue
Karakteritik Responden
Akses ke Fasilitas Kesehatan Nurdin, 2020 329 1,882 0,299-0,821 0,006
Ratnasari, 2020 68 0,316 0,097-1,030 0,046
Dukungan keluarga Muhammad & Fadli, 2019 31 5,238 1,83-12,15 0,017
Pengetahuan Muhammad & Fadli, 2019 31 3,124 1,26-13,52 0,014
Usia Produktif Triandari & Rahayu, 2018 144 2,227 1,072-4,623 0,047

Riwayat TB dan Pengobatan


Tidak Patuh minum Obat Alyensi, 2017 224 13,64 2,2-19,7 0,011
Ama et.al, 2020 100 8,947 2,299-34,816 0,009
Janan, 2019 92 6,736 2,2-19,7 0,001
Muhammad & Fadli, 2019 31 11,218 3,41-15,54 0,000

Nurdin, 2020 329 16,832 8,007-38,299 0,000


Ratnasari, 2020 68 2,097 1,625-2,705 0,038
Triandari & Rahayu, 2018 144 3,338 1,322-8,432 0,027

Memiliki Riwayat Ama et.al, 2020 100 4,702 1,702-15,221 0,019


Pengobatan TB
Janan, 2019 92 4,198 1,2-14,1 0,021

Nurdin, 2020 329 7,899 3,801-16,648 0,000

Triandari & Rahayu, 2018 144 5,636 2,233-14,227 <0,001

Ketidaktifan pengawas Muhammad & Fadli, 2019 31 4,357 2,03-18,63 0,023


minum obat
Triandari, 2018 144 5,636 2,233-4,227 0,031

Adanya efek samping obat Alyensi, 2017 224 55,87 0,017

Ama et al., 2020 100 6,844 1,772-26,440 0,005

Hasil Pengobatan Nugrahaeni & Malik, 2015 52 40 4,66-343,14 0,001


sebelumnya

Kesesuaian dosis obat Janan, 2019 92 5,261 1,2-22,8 0,026


Jumlah Pengobatan TB Khairani et.al, 2017 100 24,128 6,771-85,976 0,000
sebelumnya
Komorbiditas
DM Nurdin, 2020 329 2,848 1,258-6,326 0,004

4. KESIMPULAN 5. DAFTAR PUSTAKA

Aristiana, C.D., Wartono, M. (2018) ‘Faktor-Faktor yang


Faktor riwayat TB dan pengobatan merupakan faktor Mempengaruhi Terjadinya Multi Drug Resistance
resiko utama untuk terjadinya MDR-TB. Pasien dengan Tuberkulosis ( MDR-TB )’, Jurnal Biomedika Dan
Kesehatan, 1(1), pp.65–74.
usia produktif, tanpa ada dukungan keluarga,
Aderita, N.I., Murti, B., Suryani, N. (2016) ’Risk Factors
pengetahuan TB yang terbatas, jarak rumah jauh dari Affecting Multi-Drug Resistant Tuberculosis In Surakarta
fasilitas kesehatan, tidak patuh minum obat, memiliki and Ngawi, Indonesia’, Journal of Health Promotion and
Behavior, 12(6),pp.86-99..
riwayat pengobatan TB, pengawas minum obat tidak
aktif, adanya efek samping obat, kesesuaian dosis dan Alyensi, F. (2017) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Tuberculosis Multi Drug Resistance (TB
penyakit DM harus diberikan edukasi yang lebih MDR) di Poliklinik TB MDR RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau Tahun 2014-2015’, Jurnal Proteksi
komprehensif dan dimonitor secara lebih hati-hati
Kesehatan, 6(2), pp. 132-139.
selama pengobatan TB untuk menghindari terjadinya
Ama, P.G.B., Suhermi, Fradilla, F. (2020) ‘Pengaruh
MDR-TB. Faktor Klinis dan Keteraturan Minum Obat dengan
16 Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal, 2021, Vol. 3(1) Restinia et al.

terjadinya TB MDR di Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur’, Jurnal Ilmu Nuryastuti, T. (2015) ‘Koinfeksi TB HIV dan Kaitannya
Kesehatan,12(1), pp.16-29. dengan TB-MDR. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran UGM’, pp.57-67.
Deshmukh, R., Dhande, D.J., Sachdeva, Kuldeep, S., N,
Sreenivas & Kumar, Ajay, Parmar, Malik. (2017). Social Nugrahaeni, D.K. Malik, U.P. (2015) ’Analisis Penyebab
support a key factor for adherence to multidrug-resistant Resistensi Obat Anti Tuberkulosis’, Jurnal Kesehatan
Tuberculosis treatment. Indian Journal of Tuberculosis. Masyarakat, 11(1), pp.8-15.
65. 10.1016/j.ijtb.2017.05.003.
Nurdin, N. (2020) ‘Analisis Faktor - Faktor Risiko
Elduma, A.H., Mansournia, M.A., Foroushani, A.R., Ali, Individu terhadap Tuberculosis Multidrug Resistant (TB
H.M.H., Elegail, S., Elsony, A., Naieni, K.H. (2019) MDR) di Provinsi Sumatera Selatan’, Jurnal Kesehatan
‘Assessment of The Risk Factors Associated with Komunitas, 6(1), pp.63-67.
Multidrug-Resistant Tuberculosis In Sudan: A Case-
Control Study’, Epidemiology and Health. 2019; 41: 1-7p. Pradipta, I.S. (2018) ‘Risk Factors of Multidrug-Resistant
available from: https://doi.org/10.4178/epih.e2019014. Tuberculosis: A Global Systematic Review and Meta-
Analysis’, Journal of Infection, 7, pp.469-478.
Fregona, G., Cosme, L.B., Moreiran, C.M.M., Bussular,
J.L., Dettoni, V.D.V., Dalcolmo, M.P., Zandonade, E. Ratnasari, N.Y. (2020) ‘Faktor Resiko Kejadian Multi
(2017) ‘Risk Factors Associated with Multidrug-Resistant Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) di Surakarta,
Tuberculosis In Espírito Santo, Brazil’, Rev Saúde Jawa Tengah’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes,
Pública, 51(41), pp.1-9. 11, pp.67-72.

Janan, M. (2019) ’Faktor-Faktor Risiko yang Tenzin, C., Chansatitporn, N., Dendup, T., Lhazeen, K.,
Berhubungan dengan Peningkatan Prevalensi Kejadian TB Teshering, D., Pelzang, T. (2020) ’Factors associated with
MDR Di Kabupaten Brebes Tahun 2011-2017’, Jurnal multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in Bhutan: A
Kebijakan Kesehatan Indonesia, 8(2), pp.64-70. Nationwide Case-Control Study’, PLoS ONE, 15(7),pp.1-
13.
Keban, S.A., Restinia, M. Hutagaol, L. (2014) ‘Factors of
Therapeutic Failure among Outpatients of Tuberculosis’, Triandari, D., Rahayu, S.T. (2018) ‘Kejadian Tuberkulosis
International Journal of Pharma Sciences, 4(6),pp. 834- Multi Drug Resistant Di RSUP Dr. Kariadi Di Rsup Dr.
838. Kariadi’, HIGEIA Journal of Public Health Research and
Development, 2(2), pp.194-204.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011)
‘Buku Petunjuk Praktis Bagi Petugas dan Pelaksana https://www.who.int/tb/challenges/mdr/MDR-
Penanggulangan TBC di Unit Pelayanan Kesehatan. RR_TB_factsheet_2017.pdf. Diakses: 05 November 2020.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Utomo, R. HS, KHN. Margawati, A. (2016) ‘Hubungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019) anatara Status Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Status
’Keputusan Mentri kesehatan Nomor Tuberkulosis Paru Lesi Luas’, Jurnal Kedokteran
HK.01.07/MENKES/755/2019/ Tentang Pedoman Dipenogoro, 5(4), pp.1535-1544.
Nasional Pelayanan kedokteran Tata laksana
Tuberkulosis’, pp.9-64. Workicho, A., Kassahun, W., Alemseged, F. (2017) ‘Risk
Factors for Multidrug-Resistant Tuberculosis among
Khairani, A.P., Santoso, P., Setiawati, E.P. (2017) ’Role Tuberculosis Patients: A Case-Control Study’ , Infection
of Risk Factors in the Incidence of Multidrug-Resistant and Drug Resistance, 10, pp. 91-96.
Tuberculosis’, International Journal of Integrated Health
Sciences, 5(2), pp.57-63.
World Health Organization. The Top Cause of Death
Kibriti, M., Asmelash, T., Hailekiros, H., Wubayehu, T., [internet]. Available from: https://www.who.int/news-
Godefay, H., Araya, T., Saravanan, M. (2019) ‘Prevalence room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death.
and Factors associated with Multidrug-Resistant Diakses : 26 September 2020
Tuberculosis (MDR-TB) among Presumptive MDR-TB World Health Organization. Global Tuberculosis Report
Patients in Tigray Region, Northern Ethiopia’, Canadian 2019. Available from: http://
Journal of Infectious Disease and Medical Microbiology, www.who.int/tb/publications/global_report/en/. Diakses
2019, pp.1-8. 26 September 2020.

Muhammad, M. Fadli. (2019) ’Analisis Faktor Penyebab World Health Organization. Multidrug Resistant
Multi-Drug Resistance (MDR) Pada Penderita Tuberculosis 2017 [internet]. Diambil dari:
Tuberkulosis’, Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat https://www.who.int/tb/challenges/mdr/MDR-
Indonesia, 6(2), pp.62-67. RR_TB_factsheet_2017.pdf. Diakses: 05 November 2020.

You might also like