Professional Documents
Culture Documents
Brenda Putri BR Sinuhaji - Review Jurnal
Brenda Putri BR Sinuhaji - Review Jurnal
Naskah diterima melalui Website Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Senin, 18 Juli 2019
Disetujui diterbitkan : Kamis, 25 Juli 2019
ABSTRACT
This study aims to determine the level of farmer adoption of the innovation of modern farming tools of
rice. The study was conducted in Woloan Dua Village, Tomohon Barat Subdistrict, Tomohon City. The study
lasted for three months from the beginning of January to March 2017. Sampling of lowland rice farmers using
a simple random sampling method. with a sample size of 30 farmers. The type of data used in this study is
Primary and Secondary data. Primary data is data obtained by conducting direct surveys through direct
interviews with respondents in this case farmers. Secondary data was obtained from the Woloan Dua Village
Office and the Tomohon City Agriculture Service and the internet through Google Scholar to obtain journal
articles relating to the topic of research, namely about the level of farmer adoption of modern agricultural
equipment innovations. Data analysis was carried out descriptively which was presented in table form. The
results showed that the level of farmer Adoption of the Innovation of modern agricultural equipment in paddy
rice in Woloan Dua Village, Tomohon Barat Subdistrict, Tomohon City was relatively high, where most farmers
had adopted or adopted modern farming tools of wetland rice. The high level of income and education of farmers
tends to show the level of farmer adoption of the innovation of modern highland rice farming
tools.*eprm*
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi petani terhadap inovasi alat pertanian modern padi
sawah. Penelitian dilakukan di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon. Penelitian
berlangsung selama tiga bulan mulai awal bulan Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel petani padi sawah
menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana. dengan jumlah sampel sebanyak 30 petani. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer dan Sekunder. Data Primer yaitu data yang diperoleh dengan
melakukan survei langsung melalui wawancara langsung kepada responden dalam hal ini petani. Data sekunder
diperoleh dari kantor Kelurahan Woloan Dua dan Dinas Pertanian Kota Tomohon dan internet melalui google cendekia
untuk mendapatkan artikel jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu tentang tingkat adopsi petani terhadap
inovasi alat pertanian modern. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat Adopsi petani terhadap Inovasi alat pertanian modern padi sawah di Kelurahan
Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon tergolong tinggi, dimana sebagian besar petani telah
menerapkan atau mengadopsi inovasi alat pertanian modern padi sawah. Tingkat Pendapatan dan Pendidikan petani
yang tinggi cenderung menunjukan tingkat adopsi petani terhadap inovasi alat pertanian modern padi sawah yang
tinggi. *eprm*
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
PENDAHULUAN menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan papan dalam
menjalankan kehidupan. Selain
Latar Belakang itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi
Pertanian merupakan sebuah sektor tumpuan kehidupan masyarakat pada yang memiliki
peranan penting dalam umumnya, karena Indonesia merupakan kehidupan manusia. Karena inilah
yang negara agraris. Oleh karena itu banyak warga
negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani. kebiasaan masyarakat setempat, penerapan
Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi teknologi membutuhkan biaya tinggi sementara
sangat diperlukan untuk keberhasilan imbalan yang diperoleh para petani sebagai adopter
produktivitas usaha tani yang dihasilkan. kurang memadai (Tobias, 2016).
Apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk,
otomatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan
papan akan semakin meningkat, terlebih
kebutuhan akan pangan.
Ketika manusia mulai hidup dengan
bercocok tanam, sejak saat itu pula pengetahuan
bertani berkembang pesat. Mulai dari pertanian
subsistem yang hanya untuk memenuhi
kebutuhan dirinya dengan sangat sederhana, Menurut Balai Penyuluhan Pertanian
sedikit lebih maju dari hanya sekedar Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan
mengumpulkan makanan dari hutan, sampai Tomohon Barat Kelurahan Woloan
Dua memiliki luas tanah sawah (Ha) terbesar dari
pertanian secara modern dengan memanfaatkan
luas keseluruhan lahan sawah Tomohon Barat
ilmu pengetahuan untuk dapat memproduksi sebesar 447,40 Ha, Kelurahan Woloan Dua
dalam jumlah besar (Harinta, 2010). memiliki luas tanah sawah sebesar 101,0 Ha.
Perkembangan teknologi pertanian seperti Dengan jumlah mata pencarian sebagai petani
alat cangkul, sabit, ani-ani dan alat lainnya terbanyak di Kecamatan Tomohon
merupakan alat pertanian yang pada zamannya Barat sebanyak 289 kepala keluarga,
sangat membantu petani, namun semenjak manusia peneliti mendapati sebagian besar sudah
mengembangkan mesin-mesin pertanian, teknologi menggunakan alat pertanian modern seperti
pertanian yang sederhana mulai ditinggalkan karena traktor untuk mengolah lahan pertanian sawah dan
dianggap tidak produktif. mesin perontok untuk proses panen padi. Peneliti
Di pedesaan dapat di temui handtractor, juga menemukan ada petani yang
penggiling padi, sudah digunakan dan dikenal masih menggunakan alat pertanian tradisional
petani. Namum pada kenyataanya masih ada petani seperti cangkul untuk mengolah lahan pertanian
yang ragu untuk mengadopsi perkembangan padi sawah, dan sabit untuk memanen padi.
teknologi ini, karena petani menganggap teknologi
baru kadang akan mengganggu sistem norma Rumusan Masalah
maupun kebiasaankebiasaan yang sudah mereka Bagaimana Tingkat Adopsi
anut secara turun temurun. Penyebab lain petani petani terhadap Inovasi Alat Pertanian Modern Padi
tidak mengadopsi teknologi karena seringkali Sawah di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan
teknologi yang di rekomendasikan tidak menjawab Tomohon Barat ?
masalah yang dihadapi petani sasaran, teknologi
yang di tawarkan sulit di terapkan petani dan Tujuan Penelitian
mungkin tidak lebih baik dibandingkan dengan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
teknologi lokal yang sudah ada. Inovasi teknologi mengetahui Tingkat Adopsi petani terhadap
justru menciptakan masalah baru bagi petani Inovasi Alat Pertanian Modern Padi Sawah di
karena kurang sesuai dengan kondisi sosial, Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon
ekonomi, norma budaya, pranata sosial dan Barat kota Tomohon
356
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 15 Nomor 2, Mei 2019 : 355– 362
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
yang terbagi atas 11 lingkungan. Adapun Prasarana pendidikan yang terdapat di
batasbatas kelurahan yaitu Sebelah Utara Kelurahan Woloan Dua dapat dilihat pada Tabel
berbatasan dengan Kelurahan Kayawu, Sebelah 3.
Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pinaras, Tabel 3. Jumlah Gedung Sekolah di Kelurahan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Woloan Dua
Woloan Tiga, dan Sebelah Timur berbatasan No Gedung Sekolah Jumlah
dengan Kelurahan Woloan Satu dan Woloan Satu 1 TK 2
Utara. 2 SD 3
3 SLTP 1
Keadaan Penduduk 4 SMK 1
Total keseluruhan jumlah penduduk Jumlah 7
Sumber : Kantor Kelurahan Woloan Dua, 2017
yang ada di Kelurahan Woloan Dua sebanyak
2.585 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga
sebanyak 669 KK Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah
gedung Taman kanak-kanak sebanyak 2 gedung,
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Sekolah Dasar 3, Sekolah Menengah Pertama 1,
Jumlah dan Sekolah Menengah Kejuruan 1 gedung.
Jenis Persentase
No Penduduk
kelamin (%)
(Jiwa) 2. Agama
1 Laki-laki 1.320 51,06 Setiap orang berhak memilih dan memeluk
2 Perempuan 1.265 48,93 agama yang merupakan kepercayaan dari setiap
Jumlah 2.585 100
orang. Tempat ibadah yang merupakan prasarana
Sumber : Kantor Kelurahan Woloan Dua, 2017
yang ada di Kelurahan Woloan Dua dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 2, menunjukkan jumlah
penduduk berjenis kelamin Pria sebanyak 1.320
jiwa dan jenis kelamin Wanita
sebanyak 1.265 jiwa.
Tabel 4. Jumlah Gedung Gereja di Kelurahan
Woloan Dua
Sarana dan Prasarana
No Gedung Gereja Jumlah
Secara umum pembangunan dan 1 Kristen Protestan 1
perkembangan suatu wilayah ditentukan oleh 2 Kristen Katolik 1
sumber daya manusia serta difasilitasi dengan Jumlah 2
sarana dan prasarana yang memadai dari wilayah
tersebut. Sarana dan prasarana merupakan dua Sumber : Kantor Kelurahan Woloan Dua,2017
hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
saling mengisi atau melengkapi (Koibur, 2017).
Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Tabel 4, menunjukkan jumlah gedung
gereja Kristen Protestan sebanyak 1 gedung
Woloan Dua adalah sebagai berikut :
dan Kristen Katolik sebanyak 1 gedung.
1. Pendidikan
Karakteristik Responden
Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting di dalam kehidupan manusia dan
Umur
pendidikan itu sendiri akan diperoleh setiap
Kemampuan atau melakukan aktifitas
orang secara formal maupun non formal (Koibur,
secara fisik bahkan cara berpikir seseorang
2017).
sangat dipengaruhi oleh faktor umur.
Demikian juga degan para petani dalam
358
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 15 Nomor 2, Mei 2019 : 355– 362
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
1 Buruh tani 21 70 wawancara langsung atau tanya jawab
2 Tukang 9 30
Jumlah 30 100
dengan responden yaitu petani sawah yang
Sumber : Diolah dari data Primer 2017
ada di Kelurahan Woloan Dua menggunakan
daftar pertanyaan yang sudah teruji dan
Tabel 9, menunjukkan bahwa sudah pernah di gunakan oleh peneliti
responden yang memiliki pekerjaan selain sebelum.
bertani yaitu Tukang sebanyak
9(30%) responden, selebihnya adalah sebagai Tingkat Adopsi dengan Umur
buru tani sebanyak 21 (70%) responden. Anggota petani yang memiliki umur
lebih mudah tentunya lebih kreatif dan lebih
Tingkat Adopsi Petani Terhadap Inovasi mudah mengadopsi inovasi atau hal-hal baru.
Alat Pertanian Modern Padi Sawah Hubungan antara Tingkat Adopsi dengan Umur
Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat dapat dilihat pada Tabel 11.
adopsi inovasi alat pertanin modern padi
sawah oleh petani di Kelurahan Woloan Dua
tergolong tinggi dimana sebagian besar
responden 24 (80%) sudah
menerapkan/mengadopsi alat pertanian
modern padi sawah di lahan pertanian
mereka. Kemudian petani yang masih dalam
tahap mencoba sebanyak 5 (16,67%), dan Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa
petani yang masih dalam tahap kesadaran 1 responden yang berusia antara 26-35 tahun
(3,33%) merupakan petani yang memang sebanyak 1 responden yang masih dalam tahap
belum pernah sama sekali mencoba alat kesadaran, kemudian responden yang berusia
pertanian traktor dan mesin perontok padi di antara 36-45 tahun sebanyak 14 responden yang
lahan sawahnya, petani ini masih terbagi atas 3 responden dalam tahap mencoba
mengandalkan metode tradisional dalam dan 11 responden dalam tahap menerapkan,
proses pengolahan lahan hingga proses panen, kemudian responden yang berusia antara 46-55
dengan menggunakan tenaga manusia dengan tahun sebanyak 10 responden yang terbagi atas 2
cara gotong royong. responden dalam tahap mencoba dan 8
responden dalam tahap menerapkan kemudian
Tabel 10. Tingkat Adopsi Inovasi Alat Pertanian
Modern Padi Sawah
responden yang berusia antara 56-65 tahun
No Tingkat Adopsi Jumlah Persentase sebanyak 5 responden yang semuanya sudah
(%) dalam tahap menerapkan.
1 Kesadaran 1 3,33 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
2 Keinginan - -
bahwa umur yang lebih mudah tidak berpengaruh
terhadap tingakat adopsi petani terhadap inovasi alat
3 Menilai - - pertanian modern padi sawah, Tabel 11 menunjukkan
bahwa umur yang lebih tua memiliki tingkat adopsi
4 Mencoba 5 16,67
yang lebih tinggi, dapat dilihat pada usia antara 56-
5 Menerapkan (Adopsi) 24 80 65 tahun dimana responden pada usia tersebut
Jumlah 30 100 sebanyak 5 responden semuanya sudah dalam tahap
Sumber : Diolah dari data Primer 2017 menerapkan.
360
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 15 Nomor 2, Mei 2019 : 355– 362
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
yang mengadopsi inovasi Alat
Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa pertanian modern.
responden yang memiliki pendapatan 1-2
juta/bulan sebanyak 27 responden yang terbagi
atas 1 responden dalam tahap mengetahui, 5 DAFTAR PUSTAKA
responden dalam tahap mencoba dan 21
responden dalam tahap menerapkan, kemudian Harinta W. Y. 2010. Program Pasca Sarjanau
responden yang memiliki tingkat pendapatan Niversitas Sebelas Maret Surakarta
lebih dari 2 juta/bulan sebanyak 3 responden Tesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
yang semuanya sudah menerapkan inovasi alat Kecepatan Adopsi
pertanian modern hand tracktor dan mesin Inovasi Pertanian Di Kalangan Petani Di
perontok padi di lahan sawah meraka. Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo
Dari penjelasan tersebut Program Studi Penyuluhan
dapat disimpulkan bahwa responden yang Pembangunan Minat Utama
memiliki pendapatan lebih besar memiliki Manajemen Pengembangan
tingkat adopsi yang lebih tinggi, berarti Masyarakat.
pendapatan mempengaruhi tingkat adopsi petani Koibur D, Gene H. M Kapantow., & Rengkung,
terhadap inovasi alat pertanian modern padi L. R. 2017. Kontribusi Usaha Jajanan Kue
sawah. Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di
Desa Nain Kecamatan Wori Kabupaten
KESIMPULAN DAN SARAN Minahasa Utara. Agri-Sosioekonomi,
13(2), 69-78.
Kesimpulan
Tingkat Adopsi Petani terhadap Tobias. S 2016 Pengaruh Karakteristik Inovasi
Inovasi Alat Pertanian Modern Padi Sawah Sistem Sosial Dan Saluran Komunikasi
di Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Terhadap Adopsi Inovasi Teknologi
Tomohon Barat Kota Tomohon tinggi, Pertanian. Pasca Sarjana Universitas Atma
dimana sebagian besar petani telah Jaya Yokyakarta.
menerapkan atau mengadopsi inovasi alat Jurnal Sosial Ekonomi.
pertanian modern padi sawah. Tingkat
Adopsi Petani terhadap Inovasi Alat
Pertanian Modern Padi Sawah di Kelurahan
Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat
Kota Tomohon cenderung berhubungan
dengan tingkat pendidikan dan pendapatan.
Pendidikan yang lebih tinggi, pendapatan
yang lebih tinggi, cenderung tingkat adopsi
petani terhadap alat pertanian modern padi
sawah lebih tinggi.
Saran
Penyuluhan tentang pentingnya
kemajuan teknologi demi untuk
meningkatkan produksi padi harus di
tingkatkan agar supaya lebih banyak lagi petani
362
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 15 Nomor 2, Mei 2019 : 355– 362
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
Namun pada kenyataanya, biaya tinggi sementara
masih ada petani yang ragu imbalan yang diperoleh
untuk mengadopsi para petani sebagai adopter
perkembangan teknologi kurang memadai.
ini, karena petani Metode Merode ini menggunakan
menganggap teknologi baru Penelitian pendekatan kualitatif
kadang akan mengganggu dengan studi kasus yang
sistem norma maupun dilaksanakan di Kelurahan
kebiasaan yang sudah Woloan Dua Kecamatan
mereka anut secara turun Tomohon Barat Kota
temurun. Penyebab lain Tomohon. Penelitian
petani tidak mengadopsi berlangsung selama tiga
teknologi karena seringkali bulan mulai awal bulan
teknologi yang di Januari sampai Maret 2017.
rekomendasikan tidak Hasil Penelitian Hasil penelitian tersebut
menjawab masalah yang menunjukkan bahwa umur
dihadapi petani sasaran, yang lebih muda tidak
teknologi yang di tawarkan berpengaruh terhadap
sulit di terapkan petani dan tingkat adopsi petani
mungkin tidak lebih baik terhadap inovasi alat
dibandingkan dengan pertanian modern padi
teknologi lokal yang sudah sawah, sedangkan umur
ada. Inovasi teknologi justru yang lebih tua memiliki
menciptakan masalah baru tingkat adopsi yang lebih
bagi petani karena kurang tinggi, dapat dilihat pada
sesuai dengan kondisi usia antara 56-65 tahun
sosial, ekonomi, norma dimana responden pada usia
budaya, pranata sosial dan tersebut sebanyak 5
kebiasaan masyarakat responden semuanya sudah
setempat, penerapan dalam tahap menerapkan.
teknologi membutuhkan Selain itu, responden yang
364
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 15 Nomor 2, Mei 2019 : 355– 362
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 355
pendahuluan atau
latar belakang dari
permasalahan. Isi dari jurnal
singkat, padat dan jelas.
Selain itu, jurnal ini juga
sesuai dengan kaidah
penulisan ilmiah/jurnal.
Kekurangan Penggunaan kata banyak
yang kurang tepat dan tidak
baku dalam jurnal tersebut.
Seperti penggunaan kata
“agar supaya” pada saran di
dalam jurnal tersebut.
366