Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32

Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

PENGUKURAN KEBERHASILAN DIKLAT


MELALUI MODEL EVALUASI KIRKPATRICK
Ai Nurjanah
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung
Jl. Soekarno HattaNo. 716 Bandung
Email: anurjanah17@yahoo.co.id

Abstract
This article discusses quantitative research through descriptive method of case study at off-
campus PKG training and PKB Aliyah madrasah teacher in Kanmenag Cirebon City. This
research is to measure the success of the training through the kirkpatric evaluation model.
Evaluation was conducted in 4 stages; Measurement of the success of the training by applying
the kirkpatrick evaluation model through four stages. Assessment stage 1: reaction level using
the participants' assessment questionnaire on the implementation of training and assessment
of widyaiswara. Assessment of participants on the implementation of training average of
85.98 and the assessment of the participants against the widyaiswara of 87.78. Phase 2, the
level of learning measurement of training participants includes three aspects, knowledge,
skills and attitudes. The average pretest score was 43 and the highest score was 77, the
average score of postes 81. The average of pretest and posttest results increased by 65. The
average score of the product was 91.66 and the attitude was 88.66. Of the 3 aspects assessed
the average score of 80 over the criteria of at least 76.00, then it can be said at this level
works well. Phase 3, the quantitative level of behavior average score of the 4 aspects of 3.7.
Indicating at this level changes behavior well. While in stage 4 the result level (result level)
obtained an average score of 3.8 indicating alumni diklat can improve his career as the
impact of training results.

Keywords:The success rate of the training, the evaluation model of kirkpatrick.

Abstrak
Artikel ini membahas tentang penelitian kuantitatif melalui metode deskriptif studi kasus pada
diklat di luar kampus PKG dan PKB guru madrasah Aliyah di Kanmenag Kota
Cirebon.Penelitiaan ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan diklat melalui model evaluasi
kirkpatrik.Evaluasi dilaksanakan dengan 4 tahap; Pengukuran keberhasilan diklat dengan
menggunakan model evaluasi kirkpatrick melalui empat tahap. Penilaian tahap 1: reaction
level menggunakan angket penilaian peserta terhadap penyelenggaraan diklat dan penilaian
terhadap widyaiswara. Penilaian peserta terhadap penyelenggaraan diklat rata-rata sebesar
85,98dan penilaian peserta terhadap widyaiswara sebesar 87,78. Tahap 2, level pembelajaran
pengukuran terhadap peserta diklat meliputi tiga aspek, pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Skor rata-rata pretes sebesar 43 dan nilai tertingginya 77, skor rata-rata postes 81 dan nilai
tertingginya 100.Rata-rata hasil pretes dan postes mengalami kenaikan sebesar 65. Skor rata-
rata produk sebesar 91,66 dan sikap 88,66. Dari ke-3 aspek yang dinilai skor rata-rata sebesar
80 diatas kriteria minimal 76,00, maka dapat dikatakan pada level ini berhasil dengan baik.
Tahap 3, level perilaku secara kuantitatif skor rata-rata dari ke-4 aspek sebesar 3,7.
Menunjukkan pada level ini terjadi perubahan perilaku dengan baik. Sedangkan pada tahap 4
level hasil (result level) diperoleh skor rata-rata sebesar 3,8 yang menunjukkan alumni diklat
dapat meningkatkan karirnya sebagai dampak dari hasil diklat.

Kata kunci: Tingkat keberhasilan diklat, model evaluasi Kirkpatrick.

71
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

PENDAHULUAN Evaluasi pelatihan merujuk pada


Pendidikan dan pelatihan atau proses pengkonfirmasian bahwa seseorang
diklat merupakan salah satu upaya telah mencapai kompetensi. Kompetensi
peningkatan kualitas sumber daya menurut Sofo (2003) dapat didefinisikan
manusia. Negara-negara maju sangat sebagai apa yang diharapkan di tempat
mementingkan kualitas sumber daya kerja merujuk pada proses
manusia, sehingga diklat pun menjadi pengkonfirmasian bahwa seseorang telah
program pokok yang diprioritaskan. Dalam mencapai kompetensi. Kompetensi
banyak hal, diklat sudah dianggap sebagai menurut Sofo (2003) dapat didefinisikan
human capital yang akan memberikan sebagai apa yang diharapkan di tempat
kontribusi bagi peningkatan kualitas kerja dan merujuk pada pengetahuan,
organisasi. Pada sisi inilah, kemudian keahlian dan sikap yang dipersyaratkan
banyak ahli sumber daya manusia bagi pegawai untuk mengerjakan
menganggap perlu adanya suatu evaluasi pekerjaannya.
diklat sebagai bagain dari quality control Dalam penelitian Evi Sopacua dan
dalam proses penjaminan mutu. Salah satu Didik Budijanto (2007:371) vol.10 pada
bentuk quality control pada kegiatan diklat buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
adalah mengukur tingkat keberhasilan evaluasi pelatihan menurut Kirkpatrick
diklat.Kontrol pada pelaksanaan diklat (1994) adalah untuk menentukan
dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas suatu program pelatihan.Bukan
ketercapaian program yang telah hanya melakukan perbandingan
diselenggarakan. Pelaksanaan diklat pada kemampuan peserta sebelum dan sesudah
dasarnya merupakan suatu proses pelatihan (pre dan pos tes).Berkaitan
pengalihan pengetahuan melalui dengan hal tersebut efektifitas pelatihan
pendidikan dan pelatihanyang memerlukan menurut Newby (Irianto, 2001) berkaitan
evaluasi untuk melihat apakah tujuan dengan sejauhmana program pelatihan
pendidikan dan pelatihan telah tercapai. yang diselenggarakan mampu mencapai
Noe (2002) mengatakan bahwa apa yang dicapai. Oleh karena itu menurut
untuk sementara waktu produktivitas kerja Tovey sebagaimana yang dikutip Irianto
pun menjadi hilang karena pelatihan.Untuk (2001), evaluasi pelatihan secara
meyakinkan bahwa program pelatihan komprehensif adalah pengumpulan
yang diselenggarakan tidak sia-sia, maka informasi tentang program pelatihan,
perlu dilakukan evaluasi program peserta pelatihan, pelatih atau fasilitator
pelatihan.Secara khusus, Kirkpatrick atau widyaiswara, desain kurikulum,
(1996) mengemukakan alasan mengapa metode, sumberdaya dan sarana yang
suatu pelatihan perlu dievaluasi.Pertama, digunakan serta dampak dari pelatihan.
evaluasi dilakukan untuk mengetahui Untuk itu penulisan karya ilmiah
apakah pelatihan dapat memberikan ini ingin mengetahui keberhasilan diklat
kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan melalui pendapat peserta diklat dan
organisasi atau tidak.Tidak hanya itu, pendapat dari pimpinan dan rekan kerja
pelatihan juga perlu dievaluasi untuk peserta yang telah mengikuti diklat tentang
memutuskan apakah program pelatihan penerapan hasil diklat di tempat tugasnya
tersebut perlu dilanjutkan atau tidak. Yang masing-masing, yang salah satunya
terakhir adalah evaluasi pelatihan dilaksanakan pada diklat di luar kampus
dilakukan untuk mendapatkan informasi PKG dan PKB Guru Madrasah Aliyah
mengenai bagaimana meningkatkan dan Kanmenag Kota Cirebon Tahun 2017 yang
mengembangkan program pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat
akan datang. Keagamaan Bandung tahun 2017.

72
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

PENGUKURAN California).Evaluasi adalah suatu


KEBERHASILAN PENDIDIKAN pemeriksaan (penyelidikan yang sistematis
tentang manfaat atau keguanaan dan
DAN PELATIHAN
sesuatu berdasarkan Standar tertentu. (A
Pengukuran Keberhasilan Pendidikan
Joint Committee on a forr Evaluation).
dan Pelatihan
Dari ketiga definisi ini, Purwanto dan Atwi
Pendidikan dan pelatihan
Suparman (1999) menyimpulkan bahwa:
merupakan kegiatan yang
Evaluasi adalah proses penerapan prosedur
berkesinambungan dari suatu program
ilmiah untuk mengumpulkan informasi
yang bertujuan untuk meningkatkan
yang valid dan reliabel untuk membuat
sumber daya manusia.Agar kegiatan diklat
keputusan tentang program pendidikan dan
dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang
pelatihan.Prasetyo Irawan (1994) evaluasi
diharapkan, maka penyelenggaraan diklat
adalah suatu rentetan kegiatan yang
harus memiliki kualifikasi diklat yang
dilakukan secara teratur dan sistematis,
bermutu.Untuk mengukur tingkat
dimulai dari penentuan tujuan,
keberhasilan diklat, maka kegiatan diklat
perancangan, pengembangan, instrumen,
perlu dilakukan bentuk pengontrolan mutu
pengumpulan data, penganalisisan data dan
diklat.Bentuk pengontrolan mutu diklat
menafsirkan temuan dengan tujuan untuk
tersebut dapat dilaksanakn dengan
menentukan nilai sesuatu dengan cara
evaluasi.Pelaksanaan pendidikan dan
membandingkannya dengan Standar
pelatihan memerlukan evaluasi untuk
penilaian yang sudah disepakati.
mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan
Evaluation is a process which
yang telah dilaksanakan.
determines the extent to which objectives
Evaluasi adalah suatu rentetan
have beeb achived (Cross, 1973:5) dalam
kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
Sukardi:2008. Menurutnya definisi ini
sistematika dengan penerapan prosedur
menerangkan secara langsung hubungan
ilmiah, dimulai dengan penentuan tujuan,
dengan tujuan suatu kegiatan yang
perencanaan, pengembangan instrumen,
mengukur derajat, dimana suatu tujuan
pengumpulan data atau informasi yang
dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga
valid dan reliabel, penganalisisan data atau
merupakan proses memahami, memberi
informasi, dan menafsirkannya dengan
arti, mendapatkan dan mengomunikasikan
tujuan untuk menentukan nilai sesuatu
suatu informasi bagi keperluan pengambil
dengan cara membandingkan dengan
keputusan.
standar penilaian yang sudah disepakati
Jadi, evaluasi dilakukan dalam
untuk membuat keputusan tentang program
rangka pengendalian mutu di lingkungan
pendidikan dan pelatihan.
pendidikan dan pelatihan sebagai bentuk
Purwanto dan Atwi Suparman
akuntabilitas penyelengaraan pendidikan
(1999) mengutip tiga definisi oleh
dan pelatihan kepada pihak-pihak yang
Departemen Pendidikan Negara Bagian
berkepentingan diantaranya terhadap
California, Cronbach dan Suppes serta A.
peserta pelatihan, lembaga dan program
Joint Commite on Standard for Evaluation
pendidikan dan pelatihan tersebut.
sebagai berikut;Evaluasi adalah proses
menentukan nilai atau efektivitas suatu
Objek Evaluasi Diklat
kegiatan untuk membuat keputusan
Banyak hal dalam pendidikan dan
(Cronbach & Suppes, 1989). Evaluasi
pelatihan yang dapat dan perlu dievaluasi.
adalah suatu proses dimana data yang
Pertama adalah obyek evaluasi yang
relevan dikumpulkan dan
berkaitan dengan input diklat dan kedua
ditransformasikan menjadi informasi bagi
adalah obyek evaluasi yang berkaitan
pembuatan keputusan (Departemen
dengan proses diklat.Evaluasi penguasaan
Pendidikan Negara Bagian
peserta terhadap materi/bahan dilakukan

73
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

melalui tes penguasaan materi.Tes ini bobot nilai 40%. Penilaian produk
dilakukan pada setiap akhir pertemuan merupakan hasil kerja dalam bentuk
(sesi) dan pada akhir diklat (ujian laporan/kertas kerja/tugas lain yang
komprehensif). Jika informasi tentang diberikan oleh
peningkatan pengetahuan keterampilan narasumber/widyaiswara, dengan
(addedknowledge dan skills) diperlukan, bobot nilai 30%. Penilaian sikap
maka dapat dilakukan dengan berkaitan dengan prilaku, disiplin,
melakukanpretest dan postest dan kehadiran, prakarsa, kerjasama,
kemudian hasilnya dibandingkan. partisipasi dalam kelas dan tanggung
jawab yang diobservasi selama
Kriteria Keberhasilan pendidikan dan pelaksanaan diklat, dengan bobot nilai
Pelatihan 30%.
Pelaksanaan diklat teknis Penilaian kelulusan peserta
pendidikan pada Balai Diklat Keagamaan ditentukan dalam rapat panitian dan
mengikuti standar kediklatan dan sistem widyaiswara dengan ketentuan peserta
penjaminan mutu diklat yang dikeluarkan yang mendapatkan nilai kumulatif
oleh Badan Litbang dan Diklat Pusdiklat minimal 76 (tujuh puluh enam)
Tenaga Teknis Pendidikan dan dinyatakan lulus dan berhak
Keagaamaan berdasarkan keputusan mendapatkan Surat Tanda Tamat
Kepala Badan Litbang dan Diklat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP).
Kementerian Agama Nomor BD/60/2012 Peserta yang mendapat nilai kurang
tentang standar Kediklatan Teknis dan dari 76 (tujuh puluh enam) dinyatakan
Keputusan Kepala Badan Litbang dan tidak lulus dan hanya mendapatkan
Diklat Kementerian Agama Nomor BD/61 surat keterangan telah mengikuti
tentang Sistem Penjaminan Mutu Diklat diklat.
Teknis. b. Evaluasi terhadap widyaiswara
Kriteria keberhasilan diklat harus Kriteria penentuan nilai hasil penilaian
mengacu standar kediklatan yang telah terhadap widyaiswara meliputi:
dikeluarkan oleh Badan Litbang dan Diklat 1) Nilai widyaiswara merupakan
yang terdiri dari standar isi, standar proses, nilai kumulatif dari nilai
standar kompetensi alumni, standar tenaga perencanaan pembelajaran dengan
kediklatan, standar sarana dan prasarana, bobot 40% dan nilai proses
standar pengelolaan, standar pembiayaan, pembelajaran 60%.
dan standar evaluasi. Pelaksanaan evaluasi 2) Hasil penilaian terhadap
penyelenggaraan diklat pada kementerian widyaiswara secara kumulatif
Agama mengikuti standar evaluasi minimal 76 (tujuh puluh enam).
berdasarkan keputusan kepala Badan c. Evaluasi terhadap penyelenggara
Penelitian dan Pengembangan serta diklat
Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Kriteria penilaian terhadap
Agama Nomor BD/BD/60/2012. Ruang penyelenggara diklat teknis secara
lingkup evaluasi penyelenggaraan diklat kumulatif minimal adalah 76 (tujuh
teknis meliputi: puluh enam).
a. Evaluasi terhadap peserta d. Evaluasi terhadap program diklat
Nilai hasil belajar peserta teknis
diklat teknis ditentukan dari 3 Kriteria ketercapaian tujuan
komponen yaitu; hasil penilaian program yaitu:
tertulis, hasil penilaian produk dan 1) Terpenuhinya kompetensi peserta
hasil penilaian sikap (performance). diklat teknis sebagai hasil belajar
Penilaian tertulis dilaksanakan di akhir yang diukur dengan pencapaian
program diklat (ujian/postest) dengan akademik dan non akademik

74
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

2) Terpenuhinya kebutuhan Hasil penilaian menjadi catatan bagi


pengguna (user). narasumber, sehingga dapat diambil
tindakan untuk meningkatkan kapasitas
Model Evaluasi Kirkpatrick narasumber atau menggantinya dengan
Merupakan model evaluasi yang lain.
pelatihan yang dikembangkan pertama kali c. Evaluasi tahap 3: Perilaku (Behavior
oleh Donald. L. Kirkpatrick (1959) dengan Level)
menggunakan empat level dalam Tahap mengukur perilaku atau
mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. behavior level dilakukan dengan
Empat level tersebut adalah level reaksi, menjawab pertanyaan: “Bila seseorang
pembelajaran, perilaku dan hasil. Model telah selesai mengikuti suatu pelatihan
evaluasi Kirkpatrick tersebut dapat maka perubahan perilaku apa yang
diuraikan sebagai berikut: terjadi?.Perubahan perilaku dapat saja
a. Evaluasi tahap 1: Reaksi (Reaction langsung terjadi selesai pelatihan
level) karena ada kesempatan untuk itu, tetapi
Pada tahap 1 menilai reaksi dapat saja tidak terjadi perubahan
peserta pelatihan atau reaction level karena tidak pernah ada
berupa perasaan, pemikiran dan kesempatan.Pelaksanaan evaluasi pada
keinginan tentang pelaksanaan tahap ini sebaiknya dapat
pelatihan, narasumbber dan lingkungan mengalokasikan waktu untuk
pelatihan. Perlu untuk menentukan apa menentukan terjadinya perubahan
yang ingin dicapai pada tahap ini, perilaku.Demikian pula pengukuran
kemudian desain lembar penilaian perilaku peserta sebelum pelatihan
untuk mengukur reaksi peserta diperlukan, walau mungkin sulit.Oleh
pelatihan. Tetapkan standar dan cara sebab itu, grup kontrol digunakan bila
pengukuran yang akan digunakan mungkin.Tetapi hal ini dapat disiasati
sehingga penilaian oleh peserta dapat dengan menanyakan kepada alumni
dibandingkan dengan standar. Jawaban peserta pelatihan, atasan, bawahan,
yang segera dan jujur dari seluruh atau teman sejawat apakah ada
peserta pelatihan merupakan penilaian perubahan perilaku pasca pelatihan
untuk mendapatkan tanggapan yang menurut Philips sebagaimana
selanjutnya.Hasil evaluasi tahap ini dicatat Tupamahu dan Soetjipto (2005)
merupakan masukan khususnya untuk merupakan merupakan wawancara
narasumber dan penyelenggara secara 360o. Ada beberapa cara untuk
pelatihan. Berbagai cara pengukuran mengukur perubahan pasca pelatihan
dapat digunakan pada tahap ini baik dan kuesioner merupakan cara yang
kuantitatif maupun kuantitatif, yang lebih praktis. Hanya saja desain
penting adalah bahwa cara tersebut kuesioner harus dapat menjawab data
sudah disepakati untuk digunakan. yyang diinginkan untuk mengukur
b. Evaluasi tahap 2: Pembelajaran perubahan perilaku. Sebaiknya evaluasi
(Learning level) dilaksanakan kembali pada selang
Pada tahap ini dilakukan waktu tertentu dengan
penilaian proses belajar dalam mempertimbangkan pembiayaan.
pelatihan yang merupakan pengalihan d. Evaluasi tahap 4: Hasil (Result level)
pengetahuan (transfer of learning). Tahap ke-4 dari evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pada tahap ini pelatihan kirkpatrick adalah result level
dapat menggunakan grup kontrol bila dan pertanyaan yang ingin dijawab
memungkinkan.Penilaian meliputi pada tahap ini adalah hasil akhir apa
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan sebagai akibat
peserta sebelum dan sesudah pelatihan. pelatihan yang sudah dilaksanakan?”

75
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

Pelaksanaan pada tahap ini dapat guru madrasah Aliyah di lingkungan


menggunakan grup kontrol bila kanmnenag Kota Cirebon Tahun
mungkin.Selanjutnya, bila mungkin 2017.Data yang dikumpulkan diperoleh
ada data sebelum pelatihan tentang dari peserta/alumni diklat, atasan (kepala
target yang akan dicapai sebagai hasil Madrasah), kepegawaian, teman sejawat
akhir pasca pelatihan dan akan alumni diklat, dan penilaian widyaiswara
dibandingkan pencapaiannya dalam terhadap peserta diklat.Pengumpulan data
evaluasi tahap ini. Data sebelum dilakukan pada tanggal 24 Februari tahun
pelatihan ini lebih mudah ditetapkan 2017 untuk data hasil pretes dan postes dan
karena dapat menggunakan data hasil evaluasi peserta terhadap
sekunder yang akurat dan sahih. Ulangi penyelenggara.Sedangkan data angket dan
evaluasi pada waktu yang disepakati hasil wawancara dilaksanakan pada saat
agar memperoleh hasil yang tepat dan evaluasi pasca diklat pada tanggal April
pertimbangkan cost versus benefits. 2017.
Mempertimbangkan biaya yang Teknik pengumpulan data dengan
diperlukan untuk evaluasi dibanding tes berupa tes tulis yaitu pretes dan postest.
keuntungan yang diperoleh institusi Angket dan wawancara dengan metode
dari dampak pelatihan diharapkan triangulasi data.Ini dilaksanakan sebagai
dapat meningkatkan Return Of suatu studi kasus dengan data-data yang
Investment (ROI). dikumpulkan berupa data kualitatif yang
diperoleh dari observasi lapangan dengan
METODE PENELITIAN menyebarkan angket dan
Penelitian ini menggunakan metode wawancara.Kegiatan studi kasus ini
penelitian deskriptif.Metode penelitian dilaksanakan selama pembelajaran, dan
deskriptif merupakan salah satu metode setelah peserta kembali ke permanen
kualitatif yaitu tentang meneliti status sistemnya.
sekelompok manusia, suatu obyek, suatu Pengumpulan data dalam penelitian
kondisi, suatu sistem, ataupun suatu kelas ini dilakukan melalui beberapa sumber
peristiwa pada masa sekarang.Tujuan dari dengan uraian sebagai berikut berikut:
penelitian deskriptif ini adalah untuk 1) hasil evaluasi peserta terhadap
membuat deskipsi, gambaran atau lukisan penyelenggaraan diklat dan narasumber
secara sistematis, faktual dan akurat dan lingkungan pelatihan tentang
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta perasaan, pemikiran dan keinginan, dari
hubungan antar fenomena yang diselidiki. peserta diklat berjumlah 30 orang.
Menurut Whitney (1960), metode 2) hasil pretes dan postest untuk
deskriptif adalah pencarian fakta dengan mengetahui pemahaman peserta
interpretasi yang tepat. Penelitian terhadap proses pembelajaran yang
deskriptif mempelajarai masalah-masalah telah dilaksanakan yang berjumlah 30
dalam masyarakat serta tatacara yang orang,
berlaku dalam masyarakat serta situasi- 3) data hasil wawancara dan mengisi
situasi tertentu, termasuk tentang kuesioner tentang perubahan perilaku
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan hasil diklat alumni diklat sebagai
pandangan-pandangan, serta proses-proses dampak dari diklat. Wawancara dan
yang sedang berlangsung dan pengaruh- kuesioner diberikan kepada responden
pengaruh dari suatu fenomena. terdiri dari; kepala madrasah 5 orang,
wakil kepala urusan kurikulum,
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan pengawas 1 orang, bagian kepegawaian
Data pada kanmenag kota Cirebon 3 orang,
Penelitian ini dilaksanakan pada dan teman sejawat 8 orang dan dari
diklat di luar kampus PKG dan PKB untuk

76
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

alumni diklat PKG dan PKB guru (behavior level) dan hasil (result
madrasah Aliyah Kota Cirebon 7 orang. level)sebagai dampak dari diklat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data Pengukuran keberhasilan diklat
Data-data yang diperoleh dari hasil dengan menggunakan model evaluasi
tes, kuesioner berupa data kualitatif dan Kirkpatrick terdiri dari empat tahapan
kuantitatif dikumpulkan dianalisis.Hasil terdiri dari tahap 1 level reaksi, tahap 2
pretes dan postes peserta diklat sebelum level pembelajaran, tahap 3 level perilaku
dan setelah pembelajaran dianalisis dengan dan tahap 4 level hasil. Pada tahap 1 level
menggunakan anates v.14. Sedangkan hasil reaksi data diperoleh dari hasil penilaian
isian angket evaluasi peserta terhadap peserta diklat yang berjumlah 30 orang
penyelenggaraan diklat diolah dengan terhadap penyelenggaraan diklat.
menggunakan excel 2013 untuk data Penilaian pada tahap 1 level reaksi
kuantitatif dan data kualitatif dianalisis Penilaian pada tahap 1 level terdiri
sebagai evaluasi kekurangan dari dari penilaian terhadap reaksi peserta
pelaksanaan diklat. Kuesioner berupa data pelatihan atau reaction level berupa
kuantitaif dari alumni diklat, atasan (kepala perasaan, pemikiran dan keinginan tentang
madrasah, bagian kepegawaian, dan pelaksanaan pelatihan, narasumbber dan
wakamad kurikulum), dan teman sejawat lingkungan pelatihan. Unsur-unsur yang
data diolah dengan menggunakan excel dinilai pada peserta terhadap
2013 dan data kualitatif dianalisis sebagai penyelenggaraan diklat dapat dilihat pada
evaluasi pada level perubahan perilaku tabel 1.1 di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 1.1 Rekap Penilaian Peserta Terhadap Penyelenggara
No. Unsur Yang Dinilai Rata- Tanggapan
rata
1. KEPESERTAAN Peserta sebaiknya bergiliran
a. Penetapan peserta 87.28
b. Pemanggilan peserta 86.79
c. Penegakan disiplin peserta 86.54
2. KEPANITIAAN Sebaiknya lebih banyak
a. Pelayanan 84.83 berkomunikasi dengan peserta
b. Kedisiplinan 86.73
c. Kerjasama dengan panitia 87.57
d. Pelayanan terhadap narasumber 87.33
e. Sikap terhadap peserta 86.5
3. AKOMODASI Idealnya ada meja untuk
a. Kebersihan 86.8 menulis yang disediakan
b. Kenyamanan 86.33
4. KURIKULUM Diharapkan ada print out
a. Jumlah diklat 87.5 materi
b. Materi diklat 88.77
c. Manfaat materi diklat 88.17
d. Ekstrakurikuler 83.65
5. KONSUMSI Diharapkan disediakan
a. Menu 83.4 minuman tambahan
b. Penyajian 83.83
c. Higienis 83.83
6. SARANA DIKLAT Ruang kelas sebaiknya
a. Ruang kelas 85.03 disediakan meja untuk menulis

77
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

b. Media dan alat bantu 84.77


c. Bahan Belajar 84.9
d. Asrama 0
Nilai terendah: 83.4- nilai tertinggi: 88.77 – Rata-rata : 85.98

Pada tabel 1.1 di atas diperoleh adalah 85,98. Hal ini menunjukkan
nilai rata-rata dari peserta yang berjumlah penilaian peserta pada penyelenggraan
30 orang memberikan nilai terendah 83,4 diklat sudah mencapai kriteria penilaian
pada unsur konsumsi sub unsur menu. 76.Dapat dikatakan pada aspek
Berdasarkan tanggapan peserta berharap penyelenggaraan telah mencapai kriteria
disediakan menu tambahan yaitu berupa berhasil.
minuman tambahan.Nilai tertinggi 88, 77 Sedangkan penilaian peserta
penilaian peserta pada unsur Kurikulum terhadap widyaiswara/Narasumberpada
diklat sub unsur materi diklat dengan diklat di luar kampus PKG dan PKB
tanggapan peserta untuk kekurangan pada angkatan II untuk guru MA Kanmenag
aspek ini peserta berharap dibagi print out Kabupaten Cirebon dapat dilihat dalam
materi. Rata-rata dari seluruh unsur yang grafik1.1 dibawah ini.
dinilai untuk penyelenggaraan diklat

90
85
80 Rata-rata

Gambar 1.1
Grafik skor rata-rata kelas penilaian peserta terhadap Widyaiswara per mata diklat

Berdasarkan grafik diatas, dapat Berdasarkan hasil penilaian rata-rata


dianalisis dari 30 orang peserta diklat peserta terhadap widyaiswara diatas nilai
memberikan penilaian untuk setiap mata kumulatif minimal yaitu 76,00 yang dapat
diklat sesuai dengan materi diklat yang diartikan telah mencapai keberhasilan.
telah disampaikan oleh masing-masing
widyaiswara/narasumber dan setiap aspek Penilaian tahap 2 level pembelajaran.
yang dinilai. Penilaian pada tahap 2 meliputi
Nilai terendah 86 yaitu pada mata penilaian pengetahuan, keterampilan dan
diklat analisis hasil PKG dan sikap peserta sebelum dan sesudah
pemanfaatannya pada aspek pengetahuan pelatihan. Penilaian ini dilaksanakan oleh
dan keterampilan mengajar, dan nilai widyaiswara dan panitia penyelenggara
tertinggi 90 diberikan peserta pada mata diklat baik pada saat proses pembelajaran
diklat teknik analisis butir hasil penilaian ataupun setelah pembelajaran.
kinerja Guru (PKG) aspek penguasaan
materi, kemampuan menyajikan, Penilaian Pengetahuan
penggunaan metode dan alat bantu Penilaian pengetahuan
pembelajaran. Sedangkan nilai rata-rata dilaksanakan dengan pretes dan postest.
keseluruhan dari semua mata diklat dan Hasil pre-tes dan post-tes peserta dapat
seluruh aspek yang dinilai adalah 87,38. dilihat dalam grafik 1.2 dibawah ini.

78
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

100
Pretes
50
Posttest
Rata-rata
0
P1 P3 P5 P7 P9 P11 P13 P15 P17 P19 P21 P23 P25 P27 P29

Gambar 1.2. Grafik hasil pretes dan postest

Nilai terendah yang diperoleh dari widyaiswara/narasumber yaitu berupa


pretes sebesar 20 dan nilai tertinggi sebesar produk hasil pekerjaan peserta diklat
77 dan rata-rata yang diperoleh peserta selama kegiatan pembelajaran
diklat dari hasil pretest adalah 48,23. berlangsung, baik dikerjakan di kelas
Sedangkan nilai terendah hasil postest ataupun sebagai tugas mandiri.Produk
sebesar 43 dan nilai tertingginya 100, rata- yang dikerjakan peserta diklat berupa
rata nilai hasil posttest 81. Berdasarkan instrumen butir penilaian kinerja guru,
hasil perhitungan rata-rata hasil pretes dan teknik perhitungan angka kredit, sampai
postes mengalami kenaikan sebesar 65 mengisi daftar usulan perhitungan angka
dengan seluruh peserta mengalami kredit.Dari keseluruhan produk yang
kenaikan nilai. dihasilkan oleh 30 orang peserta diklat
PKG dan PKB diperoleh skor rata-rata,
Penilaian Keterampilan dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.
Hasil penilaian keterampilan yang
dilaksanakan oleh

96
94
92
90
88
86 Skor Rata-rata Kelas

Gambar 1.3. Grafik skor rata-rata kelas produk peserta setiap materi

Berdasarkan gambar grafik di atas Penilaian sikap


skor rata-rata kelas untuk produk Penilaian sikap terhadap peserta
instrumen butir penilaian kinerja guru diklat dilaksanakan oleh widyaiswara
sebesar 95, tehnik penilaian angka kredit selama proses pembelajaran berlangsung di
sebesar 90, dan penyusunan DUPAK guru dalam kelas. Aspek yang dinilai terdiri
sebesar 90. Jadi, skor rata-rata penilaian dari; kehadiran, disiplin, tanggung jawab,
produk sebesar 91,66. kerjasama, inisiatif.Skor rata-rata yang
diperoleh dari 30 orang peserta untuk
masing-masing aspek dapat dilihat dalam
grafik di bawah ini.

79
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

100
90
80
70 skor rata-rata kelas

Gambar 1.4. Grafik skor rata-rata sikap peserta diklat

Dari grafik di atas dapat dilihat dan sikap sebesar 80.Ini menunjukkan
bahwa skor rata-rata kelas tertinggi bahwa untuk tahap 2 level learning
diperoleh pada aspek kehadiran sebesar 98 mencapai skor melebihi kriteria minimal
dan terendah pada aspek inisiatif sebesar yaitu 76.
84 dan skor rata-rata dari penilaian ke-5
aspek sikap tersebut sebesar 88.6. Penilaian tahap 3 behavior level
Berdasarkan hasil penilaian dari ke (perilaku)
tiga aspek kompetensi peserta diklat pada Pengukuran perilaku atau behavior
tahap learning ini dapat diukur level dilakukan setelah selesai mengikuti
keberhasilan diklat PKG dan PKB ini suatu pelatihan. Evaluasi ini dilakukan ke
dengan menggunakan rumus: tempat tugasnya dengan menyebarkan
Ketercapaian = {(Skor rata-rata angket dan wawancara dengan
pengetahuan x 40% )+ (skor rata-rata menggunakan triangulasi data.Dari data
keterampilan)x (skor rata-rata sikap)} = yang diperoleh dari kuesioner berupa data
{(65 x 40%) + (91,66 x 30%) + (88,6 x 30 kuantitatif dapat dilihat dalam grafik 1.6
%)} = 80 sebagai berikut di bawah ini.
Dari hasil perhitungan untuk skor
rata-rata kelas pengetahuan, keterampilan

6
4 Alumni diklat
2
0 Atasan langsung
Teman sejawat

Gambar 1.5.Grafik hasil kuesioner alumni diklat, atasan langsung, teman sejawat
pada evaluasi pasca diklat.

Evaluasi untuk level perilaku dapat kompetensi hasil diklat sebesar 4,65 dari
dianalasis dari data yang dikumpulkan alumni diklat, 3,8 dari atasan lngsung, dan
pada aspek penerapan kompetensi hasil 3,7 dari teman sejawat. Hal tersebut
diklat, peningkatan kompetensi, menunjukkan alumni diklat
peningkatan kinerja dan dukungan instansi. dapatmenerapkan hasil diklat dengan level
Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan baik hampir sangat baik dan rata-rata
skor tertinggi pada aspek penerapan memberikan penilaian dapat menerapkan

80
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018

dengan baik hasil diklat. Pada aspek aspek skor rata-rata sebesar 80 diatas
peningkatan kompetensi rata-rata alumni kriteria minimal 76,00. Maka dapat
diklat kompetensinya meningkat dengan dikatakan pada level ini berhasil dengan
baik dengan skor rata-rata 3,8. Sedangkan baik.
peningkatan kinerja alumni diklat terlihat Tahap 3, level perilaku secara
baik dengan skor rata-rata 3,5. Dukungan kuantitatif skor rata-rata dari ke-4 aspek
terhadap alumni untuk mengembangkan sebesar 3,7. Menunjukkan pada level ini
dan menerapkan hasil diklat dengan baik terjadi perubahan perilaku dengan baik.
skor rata-rata 3.7. Sedangkan pada tahap 4 level hasil (result
level) diperoleh skor rata-rata sebesar 3,8
Penilaian tahap 4 hasil (result level) yang menunjukkan alumni diklat dapat
Evaluasi pada tahap hasil (result meningkatkan karirnya sebagai dampak
level), dapat dilihat dari kuesioner evaluasi dari hasil diklat.
pasca diklat khususnya pada aspek Secara umum, hasil pengukuran
pengingkatan karir. Skor rata-rata yang keberhasilan diklat pada diklat di luar
diperoleh sebesar 3,8dapat dilihat pada kampus peningkatan kompetensi PKG dan
grafik 1.5 di atas, menunjukkan alumni PKB guru madrasah Aliyah di lingkungan
diklat dapat meningkatkan karir dengan kanmenag Kota Cirebon tahun 2017
baik. menunjukkan diklat berhasil dengan baik.
Maka sebagai rekomendasinya,
PENUTUP bahwa dari hasil temuan dan pembahasan
Dari pembahasan di atas dapat penelitian pengukuran keberhasilan diklat
disimpulkan, bahwa pengukuran di luar kampus peningkatan kompetensi
keberhasilan diklat dengan menggunakan PKG dan PKB guru madrasah Aliyah.
model evaluasi kirkpatrick melalui empat Beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk
tahap, yaitu level 1 reaksi penilaian penelitian lebih lanjut sebagai berikut:
terhadap reaksi peserta pelatihan atau 1) Instrumen untuk evaluasi pasca diklat
reaction level berupa perasaan, pemikiran dikembangkan pada siswa sebagai
dan keinginan tentang pelaksanaan responden, karena siswa yang dapat
pelatihan, narasumber dan lingkungan merasakan perubahan yang terjadi
pelatihan dengan menggunakan angket pada kinerja guru yang dapat
penilaian peserta terhadap menunjukkan peningkatan kompetensi
penyelenggaraan diklat dan penilaian pada guru sebagai dampak dari hasil diklat
widyaiswara. Dari kedua data diperoleh yang telah diikuti.
skor rata-rata sebesar 85,98 untuk 2) Waktu pelaksanaan evaluasi pasca
penilaian peserta terhadap diklat minimal 3 bulan, agar data yang
penyelenggaraan diklat dan 87,78 hasil diperoleh dapat menunjukkan adanya
penilaian peserta terhadap widyaiswara. dampak dari perubahan guru itu lebih
Tahap 2, level pembelajaran mengakomodir kebutuhan
pengukuran menggunakan tes untuk penilaiannya.
kompetensi pengetahuan. Skor rata-rata 3) Evaluasi model Kirkpatrick ini dapat
pretes 43 dan nilai tertingginya 100, rata- dikembangkan untuk level-4 result
rata nilai hasil posttest 81.Berdasarkan (hasil). Pada level ini, evaluasi dapat
hasil perhitungan rata-rata hasil pretes dan dilaksanakan dengan mengukur hasil
postes mengalami kenaikan sebesar 65 diklat setelah peserta menerapkannya
dengan seluruh peserta mengalami ditempat tugasnya dengan menilai
kenaikan nilai. Skor rata-rata produk produk yang dihasilkan.
sebesar 91,66 dan sikap 88,66. Dari ke-3

81
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. (1995). Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi, Bandung; Angkasa.
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan, (2012). Juknis Standar
Kediklatan Teknis dan Sistem Penjaminan Mutu Diklat Teknis. Badan Litbang dan
Diklat Pusdiklat Tenaga Tenis Pendidikan dan Keagamaan, Jakarta.
Hasan, Iqbal. (2009), Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara.
Iriyanto, (2001). Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Insan Cendekia, Surabaya.
Lembaga Administrasi Negara. (2009). Evaluasi Diklat (Bahan Diklat Bagi Pengelola
Diklat). Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Nazir, Moh. (2011), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Noe, Raymond. (2002). Employee Training & Development. McGraw-Hill International Edition
Prasetyo, Bambang, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi, Jakarta:
Rajawali Pers
Santoso, Singgih. (2011), Mastering SPSS Versi 19, Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sudjana, (1996), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Bandung: Tarsito.
Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D, Bandung : AlfaBeta.
Sugioyono, (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara, Jakarta.
Sopacua, E., Budiyanto, D. (2007). Evaluasi 4 Tahap Dari Kirkpatrick Sebagai Alat Dalam
Evaluasi Pasca Pelatihan. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Jakarta.

82

You might also like