Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021

DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

Pengaruh Penerapan Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan terhadap


Tanda Gejala Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi

Siti Makhruzah 1, Vevi Suryenti Putri 2, Rahmi Dwi Yanti 3


1-3
Program Studi S1 Keperawatan STIKBA
Email : bundavierza@gmail.com

Submitted : 23/07/2020 Accepted: 12/02/2021 Published: 06 /03/2021

Abstract
The prevalence of violent behavior committed by people with schizophrenia is 19.1%. One of the
nurse's independent actions is the provision of implementation Strategy on the client's violent
behavior. The study aimed to determine the influence of applying the strategy of implementing
violence behavior toward signs symptoms of schizofrenia clients at psychiatric hospital Jambi
province. This study was conducted from 01st to 22nd January 2020. It used preexperimental with
one group pre and post test design. The populations were all of schizophrenic clients with violent
behavior who were hospitalized with sample as many as 30 people. The collecting of data was
conducted by using purposive sampling technique. The findings were obtained that mean value of
signs symptom pre-test 17.0 and after the implementing of SP is determined to occur a decrease in
the mean value of post-test symptoms of 7.93. Bivariate analysis with the t test obtained p value of
0,000 (<0.05) so that there is an influence of the implementation of the PK implementation strategy
on the decrease in symptoms
Keywords: implementation strategy , symptoms, violent behavior

Abstrak
Prevalensi perilaku kekerasan yang dilakukan oleh orang dengan skizofrenia adalah 19,1%. Salah
satu tindakan mandiri perawat adalah pemberian Strategi Pelaksanaan pada klien perilaku
kekerasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh penerapan strategi
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap tanda gejala klien skizofrenia di RSJD Provinsi Jambi.
Penelitian dilakukan pada 01 sampai dengan 22 Januari 2020. Desain penelitian yang digunakan
adalah pre-experimental dengan one group pre dan post test design. Populasi dalam penelitian ini

39
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

adalah seluruh klien skizofrenia dengan perilaku kekerasan yang dirawat inap dengan jumlah
sampel 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
didapatkan nilai mean tanda gejala pre test 17,0 dan setelah penerapan SP diketahui terjadi
penurunan nilai mean tanda gejala post test 7,93. Analisa bivariat dengan uji t test didapatkan
nilai p value 0,000 (<0,05) sehingga ada pengaruh penerapan strategi pelaksanaan PK terhadap
penurunan tanda gejala.
.Kata Kunci : perilaku kekerasan, strategi pelaksanaan, tanda gejala,
salah satu gangguan jiwa yang sangat
mempengaruhi dan mengganggu kehidupan
PENDAHULUAN individu adalah skizofrenia ( Yosef, 2010).
Skizofrenia adalah sekumpulan Pada penderita skizofrenia terdapat 2
sindroma klinik yang ditandai dengan gejala secara umum, yaitu berupa gejala
perubahan kognitif, emosi, persepsi dan positif dan gejala negatif. Gejala positif
aspek lain dari perilaku. Skizofrenia pada penderita skizofrenia antara lain
merupakan suatu kondisi gangguan psikotik timbulnya delusi/waham, halusinasi, gaduh
yang ditandai dengan gangguan utama gelisah, agresif, kekacauan alam pikiran.
dalam pikiran, emosi dan perilaku yang Gejala negatif meliputi sulit memulai
terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak pembicaraan, afek tumpul atau datar,
saling berhubungan secara logis, persepsi berkurangnya motivasi, berkurangnya
dan perhatian yang keliru, afek yang datar atensi, pasif, apatis dan penarikan diri secara
atau tidak sesuai dengan berbagai gangguan sosial dan rasa tidak nyaman.6Salah satu
aktivitas motorik yang bizarre disebut gejala positif dari skizofrenia yang sering
skizofrenia(Kunter,2009). muncul adalah perilaku kekerasan.7
Menurut data World Health Prevalensi perilaku kekerasan yang
Organitation (WHO), terdapat sekitar 35 dilakukan oleh orang dengan skizofrenia
juta orang terkena depresi, 60 juta orang adalah 19,1%.6
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, Perilaku kekerasan merupakan salah
serta 47,5 juta terkena demensia. Riskesdas satu respon terhadap stressor yang dihadapi
2013 proporsi gangguan jiwa 1,7% (permil) seseorang. Respon ini dapat menimbulkan
sedangkan Riskesdas 2018 prevalensi kerugian baik kepada diri sendiri, orang
Rumah Tangga dengan ART gangguan jiwa lain, maupun lingkungan.. Melihat dampak
skizofrenia/psikosis meningkat drastis dan kerugian yang ditimbulkan maka
menjadi 6,7%dengan prevalensi provinsi penanganan klien dengan perilaku
tertinggi adalah Bali 11%. Untuk prevalensi kekerasan perlu dilakukan oleh tenaga
Rumah Tangga dengan ART gangguan jiwa profesional. Perawat sebagai tenaga
skizofrenia/psikosis di provinsi Jambi profesional turut memiliki tanggung jawab
mencapai 7% pada Riskesdas 2018 untuk memberikan pelayanan keperawatan
(Kemenkes 2018). sesuai kompetensi dan kewenangan yang
Gangguan jiwa adalah kesulitan dimiliki secara mandiri maupun
yang harus dihadapi oleh seseorang karena bekerjasama dengan anggota kesehatan
hubungannya dengan orang lain, kesulitan lainnya, dalam bentuk asuhan keperawatan
karena persepsinya tentang kehidupan dan (Keliat, 2013).
sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan Pemberian asuhan keperawatan
jiwa yang disebut juga dengan gangguan merupakan proses terapeutik yang
mental merupakan gangguan dalam cara melibatkan hubungan kerjasama antara
berpikir (cognitive), kemauan (volition), perawat dengan klien, keluarga atau
emosi (affective), tindakan (psychomotor),
40
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

masyarakat untuk mencapai tingkatkekerasan dengan cara verbal yaitu:


kesehatan yang optimal.Tindakan menceritakan perilaku kekerasan, bicara
keperawatan yang dilakukan kepada klien baik (meminta, menolak dan
berupa tindakan keperawatan generalis mengungkapkan perasaan), mengontrol
(Keliat, 2013). perilaku kekerasan dengan cara spritual,
Data diagnosa keperawatan pasien pada setiap pertemuan klien memasukkan
yang berada diruang rawat inap Rumah kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi
Sakit Jiwa Provinsi Jambidari bulan Januari masalah kedalam jadwal kegaiatan harian
hingga Juli 2019 tercatat sebanyak 80 klien ( Direja,2011). Standar pelaksanaan
dengan diagnosa keperawatan resiko komunikasi (SP) dengan klien resiko
perilaku kekerasan, untuk lebih rinci dapat perilaku kekerasan menjabarkan bahwa
dilihat pada tabel berikut ini : teknik mengatasi marah terbagi menjadi :
latihan relaksasi nafas dalam, pukul bantal
Tabel 1. Diagnosa Keperawatan
kasur, olahraga, gerakan fisik, latihan
pasien Rawat Inap di Rumah
deenskalasi (curhat), latihan bicara yang
Sakit Jiwa Provinsi
baik, latihan spiritual, dan latihan minum
Jambi pada obat yang benar (Keliat, 2013).
Januari s.d Juli 2019 Berdasarkan survey awal yang
dilakukan peneliti pada tanggal 05 Oktober
No Ruangan Halusinasi PK DPD 2019 di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
1 Epsilon 189 9 2 Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi
2 Srikandi 41 17 0 didapatkan bahwa alasan utama keluarga
3 Arimbi 280 0 0 dan penanggung jawab membawa klien
4 Beta 194 0 0 untuk dirawat inap adalah karena
5 Arjuna 185 4 13 mengamuk dan tidak bisa dikendalikan lagi
6 Yudistira 220 0 0 oleh anggota keluarga maupun lingkungan
7 Gama 88 3 0 sekitar. Hasil observasi peneliti terhadap 2
8 Alfha 941 26 1 orang klien yang dirawat di ruang Alpha
9 Shinta 96 6 56 dengan diagnosa keperawatan perilaku
10 Delta 192 0 0 kekerasan sebelum mendapatkan asuhan
11 Omega 131 3 7 keperawatan perilaku kekerasan, klien
12 Teta 593 1 0 belum bisa melakukan pengontrolan marah,
13 Sigma 250 3 1 klien tampak berkata kasar, memaki,
14 Pega 56 8 49 mengancam dan mencoba melukai orang
lain. Peneliti juga mendapatkan informasi
15 Zetta 35 0 4
bahwa klien tidak pernah mendapatkan
perlakuan atau latihan tentang strategi
Jumlah 3.491 80 133
pelaksanaan perilaku kekerasan selama
Data Primer, 2020 dirawat diRumah Sakit Jiwa Daerah
Tindakan keperawatan Provinsi Jambi.
generalis pada klien perilaku kekerasan
Hasil wawancara dengan perawat
dilakukan dalam 4 macam strategi
pelaksana di Ruang Alpha ditemukan
pelaksanaan (SP) yaitu: mengontrol perilaku
masalah bahwa penerapan
kekerasan dengan cara fisik yaitu tarik nafas
strategi pelaksanaan perilaku kekerasan
dalam dan pukul kasur bantal, mengontrol
belum bisa berjalan optimal, hal ini
perilaku kekerasan dengan cara minum obat
disebabkan karena pemberian strategi
secara teratur, mengontrol perilaku
pelaksanaan perilaku kekerasan tidak
41
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

dilaksanakan secara terus menerus tetapi skizofrenia yang mengalami resiko perilaku
hanya pada saat klien melakukan perilaku kekerasan yaitu sebanyak 80 orang dengan
kekerasan, dan strategi pelaksanaan yang sampel penelitian ada sebanyak 30
dilakukan pada klien langsung pada fase responden.
kerja. Perawat juga menjelaskan bahwa
biasanya klien dengan perilaku kekerasan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang masih sangat menonjol gejalanya akan Karakteristik Responden
dilakukan tindakan fiksasi ektremitas Berdasarkan penelitian, diketahui
apabila dinilai dapat mengancam bahwa gambaran karakteristik responden
lingkungan dan diri sendiri. Prosedur berdasarkan umur menunjukan sebagian
pembatasan gerak dengan melakukan fiksasi besar merupakan tingkat umur dewasa awal
oleh perawat terlatih dilakukan dengan
26 - 35 tahun sebanyak 14 responden
tujuan dapat meredam gejala perilaku
(46,7%). Jenis kelamin diperoleh gambaran
kekerasan yang dialami klien.
menunjukan sebagian besar adalah laki-laki
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
METODE PENELITIAN
gambaran tanda gejala skizofrenia sebelum
Penelitian ini merupakan penelitian
diberikan penerapan
kuantitatif dengan menggunakan desain Pre
strategi pelaksanaan perilaku
Eksperiment pretest-post test dan desain
kekerasan didapatkan nilai rata-rata (mean)
penelitian yang digunakan adalah one group
yaitu 17,00, dengan nilai minimun 13 dan
pre dan post test design dimana pengukuran
nilai maksimum 24, serta standar deviasi
dilakukan sebanyak 2 kali, sebelum
(SD) 2,779.
penerapan S (01) disebut pre test dan setelah
Hawari menyatakan bahwa tanda
diberikan pendidikan kesehatan (02) disebut
gejala positif dari penderita skizofrenia
post test. Tujuan dari penelitian ini adalah
.
untuk melihat pengaruh penerapan strategi
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap yang biasanya ditemukan antara lain gaduh
klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa gelisah, mondar-mandir, agresif, merasa
Daerah Provinsi Jambi. Populasi dalam dirinya adalah orang besar dan meremehkan
penelitian ini adalah seluruh klien orang lain.7 Sedangkan untuk tanda gejala

Tabel 3 Skor tanda gejala skizofrenia sebelum dilakukan penerapan strategi


pelaksanaan perilaku kekerasan

No Variabel Mean Min Max SD N

1 Tanda gejala 7,93 4 14 2,348 30


skizofrenia
sebanyak (post-test)
23 responden (76,7%). sebagian besar responden status Pendidikan terakhir
diperoleh gambaran perkawinannya menikah sebanyak 14 sebagian besar adalah
berpendidikan responden (46,7%). menengah sebanyak 21 responden (70,0%).
Status perkawinan diperoleh gambaran

Tabel 2 Skor tanda gejala skizofrenia sebelum dilakukan penerapan strategi


pelaksanaan perilaku kekerasan

No Variabel Mean Min Max SD N


42
1 Tanda gejala skizofrenia 17,00 13 24 2,779 30
(pre-test)
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

yang paling sedikit ditemukan adalah item pernyataan nomor 17 yaitu mengatakan
merupakan orang yang berkuasa
amuk teratasi, penderita dengan perlahan
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa mampu berpikir secara rasional, intervensi
gambaran tanda gejala skizofrenia setelah yang diberikan membantu untuk dapat
diberikan penerapan strategi pelaksanaan berpikir secara lebih rasional. Sehingga
perilaku kekerasan didapatkan nilai ratarata pasien bisa mengendalikan emosi dan marah
(mean) yaitu 7,93 dengan nilai minimun 4 yang dialami.
dan nilai maksimum 14, serta standar Penurunan hasil penilaian tanda
deviasi (SD) 2,348. gejala perilaku kekerasan sebelum dan
Penurunan tanda gejala skizofrenia setelah intervensi mencerminkan tingkat
yang signifikan merupakan respon positif keefektifan atau pengaruh dari intervensi
yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang diberikan. Semakin tinggi terjadinya
yang diberikan oleh perawat. Semakin penurunan (signifikan), bearti semakin besar
banyak terjadinya penurunan artinya pengaruh dari intervensi yang
semakin terasa pengaruh pemberian diberikan. Namun demikian, efektif dan
intevensi.Dalam hal pemberian strategi tidaknya intervensi yang diberikan dapat
pelaksanaan perilaku kekerasan gejala yang yang berlainan.
paling signifikan mengalami penurunan dipengaruhi juga oleh faktor lainnya juga,
adalah ungkapan pasien ingin memukul sehingga intervensi yang sama terhadap 2
orang lain. Setelah periode akut serangan subjek yang berbeda dapat menghasilkan
hasil
adalah 7.93 dengan standar deviasi 2.214,
Hasil penelitian yang diperoleh dari dari hasil tersebut penurunan tanda gejala
30 responden tentang penerapan strategi skizofrenia yang terjadi sebelum dan
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap sesudah penerapan strategi pelaksanaan
tanda gejala skizofrenia di ruang rawat inap perilaku kekerasan adalah sekitar .507 untuk
RSJD Provinsi Jambi Tahun 2020, diketahui sebelum penerapan strategi pelaksanaan dan
nilai rata-rata tanda gejala skizofrenia .404 setelah penerapan strategi pelaksanaan
sebelum dilakukan penerapan strategi dan hasil statistik 22.064. Berdasarkan hasil
pelaksanaan perilaku kekerasan (pre test uji statistik didapatkan nilai p-value =0.000
kelompok sebelum) adalah 17.00 dengan ( p <0,05 ) dari hasil penelitian tersebut
standar deviasi 2.779, sedangkan nilai rata- menunjukkan bahwa ada pengaruh
rata tanda gejala skizofrenia setelah penerapan Strategi Pelaksanaan Perilaku
penerapan strategi pelaksanaan perilaku Kekerasan terhadap Tanda Gejala
kekerasan (post test kelompok setelah) Skizofrenia di Ruang Rawat Inap RSJD
Provinsi Jambi Tahun 2020.

Tabel 4 Pengaruh Penerapan Strategi Pelaksanaan Perilaku Kekerasan


terhadap Tanda Gejala SKizofrenia

Variabel Mean SD SE P-Value N

Sebelum penerapan
strategi pelaksanaan 17.00 2.779 .507

0,000 30
43
Setelah penerapan
strategi pelaksanaan 7.93 2.214 .404
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

Skizofrenia adalah gangguan Menurut Maramis, bahwa


psikotik yang bersifat kronis atau kambuh penatalaksanaan yang dapat dilakukan
yang ditandai dengan terdapatnya kepada pasien skizofrenia terbagi menjadi
perpecahan (schism) antara pikiran, emosi farmakoterapi, terapi electroconvulsive dan
dan perilaku pasien yang terkena. psikoterapi. Psikoterapi merupakan
Perpecahan pada pasien digambarkan penatalaksanaa terhadap masalah emosional
dengan adanya gejala fundamental (atau seorang pasien yang dilakukan oleh seorang
primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang terlatih dalam hubungan profesional
yang ditandai dengan gangguan asosiasi, dengan maksud hendak menghilangkan,
khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala mengubah atau menghambat gejala-gejala
fundamental lainnya adalah gangguan yang ada, mengoreksi prilaku yang
afektif, autism, dan ambivalensi. Sedangkan terganggu dan mengembangkan
gejala sekundernya adalah waham dan pertumbuhan kepribadian secara positif
halusinasi.11 (Stuar, 2013).
Skizofrenia juga merupakan Perilaku yang terganggu pada
penyakit otak yang timbul akibat penderita skizofrenia salah satunya bisa
ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu berupa kecendrungan untuk melakukan
salah satu sel kim didalam otak. Dia adalah kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan
gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
ciri hilangnya perasaan afektif atau respon melukai seseorang secara fisik maupun
emosional dan menarik diri dari hubungan psikologis (Direja, 2011). Psikoterapi yang
antar pribadi normal. Seringkali diikuti dapat diberikan oleh tenaga perawat salah
delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi satunya ialah pemberian strategi
(persepsi tanpa ada rangsangan panca pelaksanaan pada pasien perilaku kekerasan
indra). Penyakit ini ditakuti sebagai yang terbagi menjadi 4 bagian strategi
gangguan jiwa yang berbahaya dan tidak pelaksanaan yang disebut juga sebagai
dapat dikontrol, dan mereka yang tindakan keperawatan generalis.
terdiagnosis penyakit ini digambarkan Tindakan keperawatan
sebagai individu yang tidak mengalami generalis pada klien perilaku kekerasan
masalah emosional atau psikologis yang dilakukan dalam 4 macam strategi
terkendali dan memperhatikan prilaku yang pelaksanaan (SP) yaitu: mengontrol
aneh dan amarah (Videbac, 2008). perilaku kekerasan dengan cara fisik
Skizofrenia berdampak buruk jika yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur
gejala dan tanda dari skizoprenia diabaikan, bantal, mengontrol perilaku kekerasan
akibat yang ditimbulkan pun akan dengan cara minum obat secara teratur,
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
berbahaya, baik bagi penderita itu sendiri
verbal yaitu: menceritakan perilaku
maupun orang yang disekitarnya
kekerasan, bicara baik (meminta, menolak
(Stuart,2013). Perilaku agresif pada
dan mengungkapkan perasaan), mengontrol
penderita skizofrenia merupakan tanda
perilaku kekerasan dengan cara spritual,
gejala yang mengarah kepada perilaku yang
pada setiap pertemuan klien memasukkan
maladaptive, seperti : mengancam mau kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi
menyakiti seseorang, bermusuhan dan masalah kedalam jadwal kegaiatan harian
menarik diri (Keliat, 2013). Hal ini (Keliat, 2019).
membutuhkan penanganan yang tepat dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
professional. hasil penelitian yang dilakukan Suwahyu

44
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

(2016) yang menyatakan bahwa terdapat Menurut peneliti, dengan


penurunan tanda gejala dan peningkatan kesimpulan hasil penelitian ini diharapkan
kemampuan mengontrol perilaku kekerasan agar penerapan strategi pelaksanaan dapat
sebelum dan sesudah penerapan strategi terus dilakukan dan ditingkatkan secara
pelaksanaan dengan nilai p value 0,000. berkesinambungan oleh perawat di RSJD
Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Provinsi Jambi. Adapun mengenai kendala
yang dilakukan Saswati (2016) yang yang peneliti temukan dalam penelitian ini,
menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan diharapkan sebaiknya pihak manajemen RS
standar asuhan keperawatan perilaku khususnya bidang keperawatan dapat
kekerasan dengan nilai p value 0,000. membuat kebijakan tentang standar
Penelitian Putri (2018) menyimpulkan operasional prosedur pelaksanaan
bahwa ada pengaruh signifikant komunikasi komunikasi dan pemberian strategi
terapeutik dalam mengatasi masalah pelaksanaan bagi setiap diagnose
perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia keperawatan. Selain itu juga untuk lebih
dengan nilai p value 0,013 ditingkatkan kembali pelatihan yang terkait
Penelitian yang dilakukan ini dengan mutu asuhan keperawatan, seperti
memberikan gambaran bahwa tindakan pelatihan manajemen bangsal rawat inap
mandiri yang dilakukan perawat dalam dan pelatihan asuhan keperawatan jiwa
membantu mengatasi permasalahan yang terbaru. Selain itu, untuk meningkatkan
diderita pasien khususnya terhadap pasien pengaruh maupun hasil dari Strategi
skizofrenia dengan perilaku kekerasan Pelaksanaan (SP) yang masih belum terlalu
sangat penting dan sudah seharusnya untuk signifikan pihak manajemen maupun
senantiasa ditingkatkan. Penerapan strategi stakeholder terkait dapat memaksimalkan
pelaksanaan perilaku kekerasan yang penerapan komunikasi dengan menetapkan
dilakukan dengan menjalin hubungan SP terhadap diagnosa keperawatan
interpersonal yang harmonis antara perawat dilakukan setiap shift kerja perawat.
dengan pasien. Peran perawat dalam
pelaksanaan tindakan mandiri keperawatan SIMPULAN
di ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kedepannya harus lebih ditingkatkan. beberapa kesimpulan : Gambaran tanda
Penerapan strategi pelaksanaan yang gejala skizofrenia dari 30 responden
dilakukan perawat membutuhkan sebelum dilakukan penerapan strategi
kemampuan komunikasi yang baik, pelaksanaan perilaku kekerasan di ruang
sehingga dengan kemampuan komunikasi rawat inap RSJD Provinsi Jambi yaitu
perawat yang baik dapat mencapai tujuan dengan nilai rata-rata sebesar 17,0 dengan
yang diharapkan yaitu perubahan perilaku skor tertinggi 24 dari total skor 28 tanda
pasien menjadi lebih baik dan konstruktif. gejala dan skor terendah 13 dari total skor
Beberapa kendala dalam penerapan strategi 28. Gambaran tanda gejala skizofrenia dari
pelaksanaan di ruang rawat inap RSJD 30 responden sesudah dilakukan penerapan
Provinsi Jambi seperti kurangnya tenaga strategi pelaksanaan perilaku kekerasan di
perawat yang handal dan rendahnya ruang rawat inap RSJD Provinsi Jambi yaitu
motivasi perawat untuk dapat melakukan dengan nilai rata-rata sebesar 7,93 dengan
strategi pelaksanaan secara berkelanjutan skor tertinggi 13 dari total skor 28 tanda
harus menjadi catatan serius bagi gejala dan skor terendah 4 dari total skor 28.
stakeholder yang terkait. Terdapat pengaruh penerapan strategi
pelaksanaan perilaku kekerasan terhadap

45
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.268 p-
ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218

tanda gejala skizofrenia di ruang rawat inap Indonesia


RSJD Provinsi Jambi tahun 2020 dengan Direja Ade H.S. 2011. Buku Asuhan
nilai p value 0,000 (<0,05). Keperawatan Jiwa. Jakarta : Medikal
Book
SARAN Keliat, Budi. 2019. Asuhan Keperawatan
Diharapkan pihak rumah sakit Jiwa. Jakarta : EGC
khususnya bidang keperawatan dapat terus Keliat, Budi. dkk. 2013. Model Praktek
berupaya meningkatkan pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta :
kesehatan dan penanganan masalah FKUI
kesehatan dengan pelaksanaan tugas Stuart, G.W. 2013. Buku Saku Keperawatan
mandiri perawat khususnya dalam Jiwa, Edisi 5. Jakarta: EGC
menerapkan SP, seperti melakukan Maramis, W.F. 2008. Catatan Ilmu
kebijakan tentang evaluasi terhadap kinerja Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
perawat dalam memberikan SP pada pasien University Press
setiap shift jaga. Selain itu, untuk standar
strategi pelaksanaan diagnosa keperawatan
jiwa, diharapkan dapat lebih diupgrade
dengan standar asuhan keperawatan jiwa
terbaru. Bagi peneliti selanjutnya dapat Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan
melakukan peneliti lanjutan tentang Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta :
penerapan strategi pelaksanaan keperawatan EGC
lainnya khususnya untuk standar asuhan Suwahyu Romy. 2016. Gambaran Tanda
keperawatan jiwa terbaru. Gejala dan Kemampuan Pasien
Mengontrol Perilaku Kekerasan
DAFTAR PUSTAKA Sebelum dan Setelah Penerapan
Kaplan & Sadock. 2007. Buku Ajar Strategi Pelaksanaan (SP) di Rumah
Psikiatris Klinis (edisi 2) Jakarta : Sakit Jiwa Daerah Provinsi jambi.
EGC Skripsi. Universitas Jambi
Kunter. 2009. Skizofrenia. Dalam jurnal Saswati N. 2016. Pengaruh Penerapan
kesehatan. http//subscrif.com. diakses Standar Asuhan Keperawatan Perilaku
tanggal 10 Februari 2018. Kekerasan. Jurnal Keperawatan.
WHO. 2016. Skizofrenia. Di akses melalui Putri, V.S, dkk. 2018. Pengaruh Strategi
http//jurnal.kesehatan.jiwa.com Pelaksanaan Komunikasi Teraupetik
Kemenkes RI.(2018). Riset Kesehatan terhadap Resiko Perilaku Kekerasan
Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: pada Pasien Gangguan Jiwa di RSJD
Provinsi Jambi. Jurnal Akademika
Badan Penelitian dan Pengembangan
STIKBA Jambi Volume 7
Kesehatan
Yosef. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung :
Refika Aditama
Videbeck, S. 2008. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta : EGC
Hawari, Dadang. 2012. Skizofrenia edisi ke-
3 Pendekatan Holistik (BPSS),
BioPsiko-Sosial-Spritual.Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas

46

You might also like