Bentuk Dan Fungsi Hewan: Nutrisi Yang Baik Untuk Hewan Ternak

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

BENTUK DAN FUNGSI HEWAN: NUTRISI YANG BAIK UNTUK

HEWAN TERNAK

Irsya Affiyani Darlestia


1302619027

Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam, Univeritas


Negeri Jakarta
Email: irsyaffiyani@gmail.com

Abstract
The nutritional needs of the Indonesian people are increasing along with the
increasing awareness of the importance of animal protein for health and to
support the adequacy of nutrients needed by the body. Sources of protein can be
obtained from livestock products in the form of meat, eggs and milk. According
to Syafruddin et al. (2003) livestock is one of the sources of animal protein in the
community, has bright prospects and is promising to be developed. In addition,
livestock can be a source of income for livestock farmers, employment, labor and
a potential source of foreign exchange and improving soil quality. Animal
productivity is influenced by the quality of feed consumed. Providing quality
rations will show good productivity too. Feed with different energy sources can
affect the physiological conditions of livestock because of differences in the
fermentation process or feed metabolism in livestock bodies. Metabolic Energy
(EM) is very influential on livestock activities, in addition to the provision of
good ration and good nutrition will have an optimal growth impact. In order for
livestock to produce high-quality meat, eggs and milk, animal feed is needed that
contains good nutrition and is in accordance with the needs of animals that should
be. Conceptually, nutrition is different from feed. Feed is everything that we give
to livestock to eat. Nutrition is what is contained in the feed. Lack of nutrition is
very influential for livestock. If the livestock lacks nutrition, it will cause many
changes in the body of the animal and also in its reproduction. The purpose of
this paper is to find out what nutrients are suitable for farm animals.
Keywords: Animal nutrition, Livestock
Abstract
Kebutuhan gizi bagi rakyat Indonesia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya kesadaran akan pentingnya protein hewani untuk
kesehatan dan untuk mendukung ketercukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Sumber protein dapat diperoleh dari hasil ternak yaitu berupa daging,
telur maupun susu. Menurut Syafruddin et al. (2003) ternak merupakan salah
satu sumber protein hewani masyarakat, mempunyai prospek yang cerah dan
menjanjikan untuk dikembangkan. Selain itu, ternak dapat menjadi sumber
pendapatan petani ternak, lapangan kerja, tenaga kerja dan sumber devisa yang
potensial serta perbaikan kualitas tanah. Produktivitas ternak dipengaruhi oleh
kualitas pakan yang dikonsumsi. Pemberian ransum yang berkualitas akan
menunjukkan produktivitas yang baik pula. Pakan dengan sumber energi yang
berbeda dapat mempengaruhi kondisi fisiologis hewan ternak karena perbedaan
proses fermentasi atau metabolisme pakan dalam tubuh ternak. Energi Metabolis
(EM) sangat berpengaruh terhadap aktivitas ternak, selain itu pemberian ransum
yang baik dan nutrisi yang baik akan berdampak pertumbuhan yang optimal.
Agar ternak menghailkan daging, telur, dan susu dengan kualitas tinggi, maka
diperlukan pakan ternak yang mengandung nutrisi yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan ternak yang seharusnya. Secara konsep nutrisi berbeda dengan pakan.
Pakan adalah segala sesuatu yang kita berikan pada ternak untuk dimakan.
Nutrisi adalah apa yang terkandung dalam pakan tersebut. Kurangnya nutrisi
sangat berpengaruh bagi ternak. Jika ternak kekurangan nutrisi, maka akan
mengakibatkan banyak perubahan dalam tubuh hewan ternak dan juga pada
reproduksinya. Tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui nutrisi apa saja yang
sesuai untuk hewan ternak.
Keywords: Nutrisi hewan, ternak

1. PENDAHULUAN
Sektor peternakan merupakan salah satu pendukung perekonomian
di Indonesia. Untuk mendukung keberlangsungan usaha ternak yang
unggul, peternak membutuhkan kualitas pakan yang baik. Pakan yang
baik adalah pakan yang memenuhi nutrisi hewan. Pakan yang memenuhi
nutrisi hewan ternak dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil
ternak. Maka dari itu, dianjurkan untuk memenuhi nutrisi harian hewan
ternak sesuai dengan kebutuhannya (Kusnandar B.A, 2004).
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock
CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut
Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Secara konsep nutrisi berbeda dengan pakan. Pakan adalah segala
sesuatu yang kita berikan pada ternak untuk dimakan. Nutrisi adalah apa
yang terkandung dalam pakan tersebut. Secara simpelnya ternak atau
hewan harus mengkonsumsi pakan yang memiliki nilai nutrisi yang
seimbang. Pakan harus mengandung semua nutrient yang dibutuhkan oleh
tubuh ternak, namun tetap dalam jumlah yang seimbang. Nutrien yang
dibutuhkan oleh ternak antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
air dan unsur anorganik serta mineral. Balance ration adalah pakan atau
dengan kandungan nutrisi dalam jumlah dan proporsi yang memenuhi
kebutuhan fisiologis, reproduksi dan produksi ternak.
Produk peternakan secara khusus diperlukan standarisasi yang
ketat sehingga perlu diterapkan konsep Good Animal Husbandry
Practices (GAHP). Penerapan GAHP bertujuan menjamin bahwa produk
perternakan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi dengan kualitas yang
tepat dan sesuai bagi konsumen, selain itu juga memastikan produk
peternakan tersebut dihasilkan dengan cara yang benar tanpa
menimbulkan kerugian/kerusakan lingkungan, kesehatan, keselamatan
dan kesejahteraan pekerja di sektor peternakan.

2. PEMBAHASAN
Nutrisi Pada Pakan Ternak
A. Karbohidrat
Sumber karbohidrat pada pakan ternak bisa diperoleh dari
berbagai jenis rumput, batang jagung, kacang gude, jerami, daun tebu, dan
hijauan makanan ternak lainnya.
B. Lemak
Sumber lemak pada pakan ternak diperoleh dari bungkil kacang
tanah, kacang gude, bungkil kelapa, serta bungkil kacang kedelai.
C. Protein
Sumber protein pada pakan ternak diperoleh dari tepung darah,
kacang gude, bungkil kelapa, tepung keong, dan tepung rese. Tepung
darah berasal dari limbah jagal yang jarang digunakan karena kotor dan
banyak tercemar tinja sapi atau kerbau yang dipotong, namun kandungan
protein pada tepung darah sangat tinggi. Kacang gude juga mengandung
protein yang cukup tinggi yaitu 22% protein. Seperti kacang gude,
bungkil kelapa juga mengandung protein cukup tinggi yaitu sekitar
21,6%. Kandungan protein pada tepung rese sangat tinggi yaitu sekitar
43-47%.
D. Vitamin dan mineral

Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari


tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral
dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan,
umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun
dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan seperti pemanasan,
oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan mempengaruhi
konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.

Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan


menjaga fungsi alami dari sistem tubuh hewan ternak. Ada dua 2
kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak, yaitu
vitamin yang larut dalam air diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12,
C, biotin, kholin, inondol, niacin. Dan vitamin yang larut dalam lemak
seperti vitamin, A, D, E, dan K.
Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat
ternak perah. Zat anorganik seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat,
Natrium, Magnesium, dan yang lainnya adalah macam – macam zat yang
dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak.

Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral


sudah tersedia di pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan
olahan yang siap digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix,
kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral. Kedelai merupakan salah satu
sumber mineral.

Kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang mempunyai nilai


biologis tinggi. Penggunaan kedelai sebagai bahan pakan ternak
ruminansia belum lazim digunakan di Indonesia karena harga mahal,
persaingan dengan kebutuhan pangan dan ternak monogastrik. Hasil
ikutan kedelai yang banyak digunakan sebagai ransum ternak ruminansia
diantaranya adalah ampastahu, ampas kecap kedelai afkir.

Pentingnya Nutrisi Bagi Hewan Ternak

Nutrisi yang dimakan oleh hewan ternak bermanfat untuk


mempertahankan keperluan hidup, memenuhi kebutuhan alat-alat tubuh,
pertumbuhan, reproduksi, produksi wol, daging, telur atau susu, dan
produksi tenaga.

a. Pentingnya protein bagi hewan ternak

Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh


yang rusak, membantu pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh,
dan mendukung keperluan bereproduksi,

b. Pentingnya lemak bagi hewan ternak

Lemak dapat berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga, dan


juga dapat berfungsi sebagai pembawa vitamin A, D, E dan vitamin
K.

c. Pentingnya karbohidrat bagi hewan ternak

Karbohidrat dapat berfungi sebagai sumber utama tenaga atau


energi dan juga berfungsi sebagai komponen pembentukan lemak di
dalam tubuh.

d. Pentingnya mineral bagi hewan ternak

Mineral dapat berperan dalam pembentukan jaringan tulang,


membantu keperluan reproduksi, membantu proses pencernaan dan
penyerapan zat-zat makanan, dan menggantikan mineral dalam tubuh
yang hilang serta memelihara kesehatan tubuh.

e. Pentingnya vitamin bagi hewan ternak

Vitamin dapat berperan dalam mempertahankan dan


meningkatkan kekuatan tubuh, serta meningkatkan kesehatan ternak
dalam hal bereproduksi.
f. Pentingnya air bagi hewan ternak

Air dapat berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, membantu


proses pencernaan, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak digunakan
dalam tubuh, dan sebagai pelumas persendian, serta membantu mata
untuk melihat.

Pengaruh Nutrisi Bagi Hewan Ternak

a. Pengaruh nutrisi pada saat fetus

Bishonga et al. (1994) menemukan bahwa ketika konsentrasi


amonia plasma ditingkatkan (100 – 150 μmol l -1) menyebabkan
tingginya insiden kematian embrio, Selain itu juga dapat
menimbulkan oversize fetus. Fenomena oversize fetus belum dibatasi
meskipun pada kultur embrio secara in vitro tapi mungkin penyebab
oversize fetus tersebut diduga muncul dari pengaruh nutrisi in vivo.

b. Pengaruh nutrisi terhadap pubertas

Penurunan tingkatan makanan umumnya memperlambat


timbulnya pubertas, sedangkan tingkatan makanan yang tinggi dapat
mempercepat pubertas dan peningkatan berat badan.
c. Pengaruh nutrisi terhadap laju ovulasi
Perubahan laju ovulasi secara umum terjadi saat durasi waktu
dimana kelangsungan hidup folikel gonadotrophin-dependent
meningkat atau ketika peningkatan pada laju folikel berlangsung tanpa
ada pergantian pada durasi (Scaramuzzi et al. 1993). Pada kasus
respon ovulasi terhadap nutrisi, kedua elemen mekanisme dapat
beroperasi. Melalui pengaruh ini terhadap feedback hormon
mengontrol sekresi gonadotrophin. Perubahan level dan durasi
memulai folikel gonadotrophin-dependent terhadap FSH.
Pengaruh nutrisi terhadap sirkulasi FSH konsentrasi tetap samar,
hal ini juga telah dinyatakan bahwa nutrisi 4(glukosa, asam-asam
amino) dan nutrisi yang berhubungan dengan metabolit (insulin,
growth hormon, IGFs dan IGFs binding protein) yang secara tak
langsung berpengaruh pada respon ovulasi terhadap nutrisi, mungkin
berlangsung pada level ovarium menurunkan jumlah kebutuhan FSH
untuk mendukung folikel-folikel gonadotrophin-dependent (Downing
and Scaramuzzi, 1991).
d. Pengaruh nutrisi terhadap interval kelahiran
Turunnya konsentrasi estradiol saat kelahiran menghilangkan
feedback negatif pada aksis hipothalamic-pituitary, kemudian
menstimulasi sintesa mRNA untuk gonadotrophin. Hal ini diikuti oleh
peningkatan LH/FSH pada pituitary dan peningkatan aktifitas
generator GnRH. Peristiwa ini dapat terjadi selama periode kurang
nutrisi pada ovulasi, dihalangi oleh tidak cukup sekresi GnRH.
e. Pengaruh nutrisi terhadap keberlangsungan hidup embrio
Vanroose et al., (2000) menyatakan bahwa kematian embrio
kemungkinan dapat disebabkan oleh faktor non infeksi seperti nutrisi.
Level pemberian pakan ekstrim akan mengganggu keberlangsungan
hidup embrio, begitu juga dengan suplai nutrisi bahan makan khusus,
seperti pemberian vitamin-vitamin, trace elements, dan protein.
Defisiensi vitamin dan trace elemens dapat berpengaruh pada
metabolisme. Retinoid-retinoid merupakan metabolit utama vitamin A
yang berperanan pada proliferasi sel, differensiasi, ekspresi growth
factors, transkripsi gen dan steroidogenesis. Retinoid ini mempunyai
peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup embrio. Asam
folat dibutuhkan untuk mempertahankan embrio karena penting untuk
sintesis asam nukleus. Selain itu keberadaan vitamin C dapat
meningkatkan fungsi luteal.
f. Pengaruh nutrisi terhadap metabolisme fetus
Malnutrisi fetus akan mempengaruhi perkembangan setelah
kelahiran (Barker and Clark, 1997). Kekurangan nutrisi menurunkan
aliran darah uterus dan disertai penurunan pada insulin fetus dan
rangkaian IGF-1 dengan meningkatnya growth hormone,
adrenocorticotrophin dan corticosterone yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan fetus.
g. Pengaruh nutrisi terhadap reproduksi jantan
Hubungan antara nutrisi, laju pertumbuhan dan umur pubertas
pada jantan mirip dengan pada betina. Sepintas, jantan yang
dibesarkan dengan pakan bernutrisi rendah berlawanan dengan nutrisi
tinggi akan mencapai pubertas pada usia lebih tua dan bobot badan
lebih ringan. Ternak yang memiliki musim pemkembangbiakan
seperti domba, kambing, dan rusa, kekurangan nutrisi dapat menunda
pubertas selama setahun penuh.

Malnutrisi Pada Hewan Ternak

Malnutrisi merupakan suatu kejadian kekurangan sumber nutrisi


minimum untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kondisi malnutrisi lebih
lanjut akan menyebabkan terjadinya defisiensi imun sehingga lebih rentan
terhadap infeksi (Faggioni et al, 2001).

a. Hewan ternak yang mengalami malnutrisi protein

Ternak yang mengalami kekurangan protein dan energi akan


berakibat pada kehilangan bobot tubuh dan dapat mengalami
kegagalan pada saat reproduksi. Oleh karena itu, keseimbangan
protein dan energi pada akan ternak sangat diperlukan akan tidak
terjadi kehilangan bobot tubuh yang drastis dan kegagalan
bereproduksi pada hewan ternak.

b. Hewan ternak yang mengalami malnutrisi karbohidrat


Malnutrisi karbohidrat berefek besar bagi gametogenesis,
pertumbuhan, premature, anemia berat, berbagai bentuk cacat,
menyebabkan metabolik, dan mengganggu pertumbuhan ternak.
Akibat lainnya dari melanutrisi karbohidrat yaitu: terganggunya
proses memproduksi insulin oleh pangkreas, toleransi glukosa
terganggu, kekurangan kadar glukosa darah, diabetes melitus,
galaktosemia (kelainan metabolik genetika langka yang
mempengaruhi kemampuan untuk memetabolisme galaktosa),
intolerin laktose, dan asidosis.

c. Hewan ternak yang mengalami malnutrisi lemak

Hewan ternak yang kekurangan lemak akan mengalami


kekurangan cadangan energi atau bahkan tidak memiliki cadangan
energi dan juga tidak dapat membawa vitamin A, D, E, dan vitamin K.

d. Hewan ternak yang mengalami malnutrisi mineral dan vitamin

Hewan ternak yang kekurangan asupan mineral berpotensi


mengalami penurunan fertilitas serta penyakit tulang. Hewan ternak
yang kekurangan asupan vitamin akan kurang dalam hal menjaga
kesehatan tubuh dan mempertahankan kekuatan tubuh.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Faktor penting agar hasil dari hewan ternak adalah pakannya.


Pakan yang baik akan memberikan hasil ternak yang baik juga. Pakan
yang baik adalah pakan yang memenuhi nutrisi hewan. Pakan yang
memenuhi nutrisi hewan ternak dapat meningkatkan kualitas maupun
kuantitas hasil ternak. Nutrisi hewan terdiri atas karbohidrat, protein,
lemak, mineral, vitamin, air, dan unsur anorganik. Nutrisi sangat
berpengaruh pada hewan ternak. Pengaruh dari nutrisi itu diantaranya,
pengaruh nutrisi pada saat fetus, terhadap pubertas, terhadap laju ovulasi,
terhadap interval kelahiran, terhadap keberlangsungan hidup embrio,
terhadap metabolisme fetus, dan terhadap reproduksi jantan. Malnutrisi
pada hewan ternak dapat menyebabkan beberapa hal diantaranya,
kehilangan bobot tubuh, gagal saat bereproduksi, dan penurunan fertilitas,
hingga penyakit tulang.

Saran

Agar dapat memperoleh hasil ternak yang baik, maka rawatlah dan
berikanlah hewan-hewan ternak pakan yang mengandung nutrisi yang
baik. Malnutrisi pada hewan ternak dapat berakibat pada reproduksi
hewan, jika hewan ternak dibiarkan mengalami malnutrisi maka semakin
lama tingkat reproduksi hewan ternak akan menurun dan kita tidak dapat
lagi mengonsumsi daging, telur, dan susu untuk kebutuhan protein tubuh
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, G. Chandra, dkk. (2020). Upaya Peningkatan Produksi Susu


Sapi Perah dengan Pemberian Vitamin ADE dan Obat Cacing. Jurnal
Nutrisi Ternak Tropis. Vol 3 (1).

Alam, Asmirani, dkk. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Aktivitas Budidaya Ternak Sapi Potong di Kabupaten Buru. Vol 4 (1).

Awal, A. A. Acmadi, dkk. (2015). Pengaruh Pakan Padat Gizi Terhadap


Tingkat Dehidrasi Ternak Sapi Bali Selama Transportasi dari Bulukamba
Sulawesi Selatan ke Banjarmasin Kalimantan Selatan. Vol 2 (1).

Ayuningsih, Budi, dkk. (2018). Pengaruh Protein dan Energi Terhadap


Efisiensi Penggunaan Ransum Pada Domba Garut Betina. Vol 6(1).

Dewi, H. Utari, dkk. (2016). Pengaruh Pemberian Ransum Berbasis


Limbah Kelapa Sawit Fermentasi Terhadap Konsumsi Energi dan Energi
Tercerna Pada Sapi Peranakan Ongole (PO). Jurnal Ilmiah Peternakan
Terpadu. Vol 4 (2).

Fadilah, B. cahyo, dkk. (2017). Malnutrisi Dapat Menurunkan Frekuensi


Libido Mencit Jantan (Mus musculus). Vol 1 (1).

Hakim, B.Lukman, dkk. (2019). Pengaruh Penambahan Rendeng


Kedelai dalam Ransum terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing
Peternakan Etawa jantan. Jurnal Peternakan. Vol 10 (1).

Haryanti, N. Woro. (2009). Kualitas Pakan dan Kecukupan Nutrisi Sapi


Simental di Peternakan Mitra Tani Andini, Kelurahan Gunung Pati, Kota
Semarang. Laporan Praktek Kerja Lapangan.
http://eprints.undip.ac.id/2646/1/Nina_woro.pdf. Diakses Pada 14 Juni
2020.

Ir. Endjang Mansur, M.Ed. Pengertian Ilmu Makanan Ternak dan Zat
Pakan Ternak. http://repository.ut.ac.id/4543/1/LUHT4441-M1.pdf.
Diakses pada tanggal 13 Juni 2020.
Juniyanto, M. Irvan, dkk. Ketahanan dan Kepadatan Pelet Hijauan
Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides) dengan Penambahan Berbagai
Dosis Bahan Pakan Sumber Karbohidrat.
Kurniawati, R, dkk. (2018). Pengaruh Perbedaan Sumber Energi Pakan
(Jagung dan Pollard) terhadap Respon Fisiologis Kelinci New Zealand
White Betina. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 20(1).

Macam Bahan Pakan Ternak Sumber Energi, Protein, dan Vitamin.


https://pakanternak.fapet.ugm.ac.id/2017/09/19/macam-bahan-pakan-
ternak-sumber-energi-protein-dan-vitamin/. Diakses pada tanggal 13 Juni
2020.

Mosenthin, R, dkk. (2006). Biology of Nutrition in Growing Animal.


Academic Press: Elsevier.

Pinardi, Djatmiko, dkk. (2019). Perencanaan Lanskap Kawasan


Penerapan Inovasi Teknologi Peternakan Prumpung Berbasis Ramah
Lingkungan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Vol 7 (2).

Robiamzr. Manutrisi Karbohidrat.


https://robiamzr.wordpress.com/2012/11/29/malnutrisi-karbohidrat/.
Diakses pada tanggal 14 Juni 2020.

Sampurna, I. Putu. (2013). Kebutuhan Nutrisi Ternak. Fakultas


Kedokteran Hewan: Universitas Udayana.

Sasongko, H, dkk. (2017). Analisis Kandungan Nutrisi Pada Pakan


Dengan Feed Additive Residu Ekstraksi Kulit Manggis (Garcinia
Mangostana L.). Vol 23 (1).

Sulastri, S. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-
srisulastr-5283-2-bab2.pdf. Diakses pada tanggal 13 Juni 2020.

Taufiq, F. Muhammad. Nutrisi dan Pakan Berimbang Pada Ternak Sapi.


https://lintasgayo.co/2016/12/14/nutrisi-dan-pakan-berimbang-pada-
ternak-sapi/. Diakses pada tanggal 13 Juni 2020.

Urry, dkk. (2014). Campbell Biology tenth edition. Pearson education:


Amerika.
Wahyudi, F. Tri, dkk. (2017). Energi Metabolis Ransum Komersil dan
jagung pada Ayam Broiler. Jurnal Peternakan Nusantara. Vol 3 (1).

Yendraliza. (2013). Pengaruh Nutrisi dalam Pengelolaan Reproduksi


Ternak (Studi Literatur). Vol 16(1).

You might also like