Professional Documents
Culture Documents
Strategi Optimalisasi Bahan Baku Lateks Pada Industri Karet Jenis Ribbed Smoked Sheet (RSS)
Strategi Optimalisasi Bahan Baku Lateks Pada Industri Karet Jenis Ribbed Smoked Sheet (RSS)
ABSTRACT
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 181
Optimasi Bahan Baku Lateks Vevi Octavia et al
Nilai 1 : Horizontal > Vertikal yang paling sesuai menurut responden.
Nilai 2 : Sama Kemudian angka yang diperoleh dari
Nilai 3: Horizontal < Vertikal responden dijumlahkan lalu dirata-rata.
Setelah didapatkan total rata-rata antara
Penentuan bobot dilakukan dengan bobot dan rating dilakukan pengalian dan
cara mengajukan identifikasi faktor diperolehlah hasil total skor. Dari total
strategis internal dan eksternal tersebut skor yang diperoleh, untuk faktor
kepada responden. Jumlah bobot yang kekuatan (strength) dan peluang
diberikan harus sama dengan satu. (opportunity) penentuan rangking dengan
Selanjutnya, angka pembobotan yang melihat pengalian jumlah terbesar sampai
diperoleh dari masing-masing responden dengan yang terkecil. Sedangkan,
dijumlahkan lalu dirata-rata. Untuk sebaliknya untuk faktor kelemahan
kuesioner rating faktor kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)
(weakness) dan ancaman (threat) nilai penentuan rangking dengan jumlah
rating yang diberikan berbanding terbalik pengalian dari yang terkecil hingga yang
dari keterangan kekuatan (strength) dan terbesar.
peluang (opportunity) pada keterangan
berikut: Matrik Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-
Nilai 4 : Kekuatan Sangat Besar faktor yang berasal dari dalam sektor
Nilai 3 : Kekuatan Besar perkebunan industri karet jenis RSS
Nilai 2 : Kekuatan Sedang Provinsi Lampung yaitu berupa faktor
Nilai 1 : Kekuatan Kecil kekuatan (strength) dan faktor kelemahan
(weakness). Matrik faktor internal di
Pemberian rating masing-masing perkebunan karet tersaji pada Tabel 1 dan
faktor dilakukan dengan memberikan Tabel 2:
tanda (X) berdasarkan tingkat kepentingan
182 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014
Vevi Octavia et al Optimasi Bahan Baku Lateks
Dari total skor pendapat responden tanaman karet harus dilakukan dengan
berdasarkan penilaian kuesioner yang dosis yang seimbang dua kali pemberian
berada pada rangking pertama memiliki dalam setahun. Jadwal pemupukan pada
total skor 0,592 yang cukup berpengaruh semeseter I yakni pada Januari/Februari
yaitu tanaman yang berklon baik dapat dan pada semester II yaitu Juli/Agustus.
memproduksi lateks hingga usia 30 tahun. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua
Peningkatan produksi dan produktivitas minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
dapat dilakukan baik melalui Rangking ketiga dengan skor 0,432
pengembangan areal baru maupun yaitu pemungutan hasil sadap harus tepat
peremajaan areal tanaman karet tua waktu. Hal ini dimaksudkan agar
dengan menggunakan klon unggul. Klon- menghindarkan lateks dari kotoran yang
klon baru tanaman karet yang akan mengkontaminasi. Menurut
direkomendasikan pada Lokakarya Setyamidjaja (1993), kemungkinan
Nasional Pemuliaan Tanaman Karet terjadinya pengotoran lateks oleh kotoran-
adalah klon unggul generasi 4 untuk kotoran yang sulit dihilangkan dapat
periode 2006-2010 yang meliputi IRR 5, menyebabkan terjadinya prakoagulasi dan
IRR 32, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan terbentuknya penggumpalan sebelum
IRR 118. Sedangkan klon-klon lama yang lateks sampai di pabrik untuk diolah.
telah dilepas seperti GT 1, AVROS 2037, Pengumpulan lateks dilaksanakan 3-4 jam
PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM setelah dilakukan penyadapan. Namun,
600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM pada pohon-pohon yang aliran lateksnya
107, BPM 109, PB 260, dan RRIC 100 lambat berhenti (late drops) dapat
masih memungkinkan untuk dilakukan pengumpulan kedua.
dikembangkan tetapi harus dilakukan Pada rangking kelima mengenai
secara hati-hati baik dalam penempatan tanaman karet siap disadap yang optimal
lokasinya maupun sistem pengelolaannya berumur sekitar 5-6 tahun. Menurut
(Utomo et al., 2012). Anwar (2001), produksi lateks dari
Rangking kedua dan keempat yang tanaman karet selain ditentukan oleh
sangat mempengaruhi produktivitas keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman,
tanaman karet yaitu pemupukan pada klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik
tanaman yang intensif dan perawatan pada dan manajemen penyadapan. Kriteria siap
tanaman karet yang dilakukan secara rutin sadap antara lain apabila pohon sudah
dan terjadwal. Faktor-faktor tersebut memiliki tinggi 1 m dari permukaan tanah
mempengaruhi umur tanaman baik untuk tanaman asal biji dan keliling lilit
kualitas maupun kuantitas lateks yang batang telah mencapai minimum 45 cm.
dihasilkan. Pemeliharaan tanaman Jika 60% dari populasi tanaman telah
meliputi pemberantasan hama penyakit memenuhi kriteria tersebut, maka areal
yang menyerang seperti jamur akar putih, pertanaman sudah siap dipanen.
penyemprotan hama dengan fungisida Penyadapan yang dilakukan sebelum
serta melakukan pemupukan secara rutin. mencapai persentase tersebut akan
Kebun yang dipelihara dengan baik mengurangi produksi lateks dan akan
biasanya memiliki 60-70% jumlah mempengaruhi pertumbuhan pohon karet.
tanaman berumur 5-6 tahun yang berlilit Pemulihan kulit pada bidang sadap
batang 45 cm (Anwar, 2001). Program perlu diperhatikan, hal ini akan
pemupukan secara berkelanjutan pada berpengaruh terhadap kesehatan dan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 183
Optimasi Bahan Baku Lateks Vevi Octavia et al
produksi lateks yang selanjutnya secara dalam hari (d), minggu (w), bulan (m) dan
berkesinambungan. Jika penyadapan tahun (y). Satuan ini tergantung pada
dilakukan dengan baik, pemulihan kulit sistem penyadapannya. Bila penyadapan
dapat terjadi setelah enam tahun dengan dilakukan terus menerus setiap hari maka
minimal tebal kulit mencapai 7 mm. penyadapan ditandai dengan d/1,
Frekuensi sadapan merupakan selang sedangkan bila dilakukan selang dua hari
waktu penyadapan dengan satuan waktu ditandai d/2 .
186 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.1, Maret 2014
Vevi Octavia et al Optimasi Bahan Baku Lateks
Tabel 4. Matrik faktor strategi ekternal untuk ancaman (threats)
Total Total Total
Ancaman Rangking
Bobot Rating Skor
Harga karet dunia yang fluktuatif (tidak stabil) 0,216 2,20 0,475 4
Setelah diperoleh angka dari selisih dapat dibuat diagram SWOT yang
faktor internal dan faktor eksternal, maka disajikan pada Gambar 1:
188 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014
Vevi Octavia et al Optimasi Bahan Baku Lateks
O (+)
III. Turn around I. Agresif
0,659
T (-)
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 189
Optimasi Bahan Baku Lateks Vevi Octavia et al
Strengths (S) Weaknesses (W)
1. Tanaman karet berklon 1. Adanya gelembung pada lateks
baik dapat memproduksi saat pengujian dikaca
lateks hingga usia 30 2. Klon yang digunakan tidak
tahun semua menggunakan klon
2. Perawatan tanaman karet unggul
dilakukan secara rutin 3. Terjadinya prakoagulasi pada
dan terjadwal lateks
3. Pemungutan lateks hasil 4. Banyaknya penambahan
sadap tepat waktu amoniak (antikoagulan)
4. Pemupukan pada mempengaruhi bau segar lateks
tanaman intensif
Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
1. Komoditi karet di Menggunakan kekuatan Meminimalkan kelemahan
Indonesia memiliki untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan peluang
luas areal terbesar peluang 1. Meminimalkan gelembung pada
dan produksi ke-2 1. Menanam karet yang bahan baku lateks saat pengujian
terbesar dunia berklon unggul, sehingga menghasilkan RSS
2. Menanam komoditi direkomendasi dan yang memenuhi kriteria yang
karet bersertifikat sangat mampu bersaing dengan produk
menguntungkan, menguntungkan dari dari Thailand dan Malaysia (W1,
dari kayu karet segi kualitas kayu O3)
(sebagai bahan baku maupun getah karet (S1, 2. Menggugah minat masyarakat
triplek) dan getah O2) dengan cara meremajakan dan
karet (lateks) itu 2. Mempertahankan memperluas areal dengan bibit
sendiri prestasi sebagai negara berklon unggul sehingga
3. Permintaan yang memiliki luas areal menguntungkan hasil produksi
kebutuhan karet dan produksi kedua lateks dan dari segi kayu karet
dunia cukup tinggi terbesar dengan yang bernilai ekonomi tinggi
4. Minat masyarakat meningkatkan (W3, O1 2 4)
untuk menanam perawatan dan 3. Mencegah terjadinya
karet tinggi pemupukan tanaman prakoagulasi dapat mengurangi
secara terjadwal (S2 4, pemberian dosis amoniak
O1) sehingga bahan baku lateks
3. Meningkatkan minat untuk produk RSS bermutu baik
masyakat/produsen dan tercukupi seiring dengan
untuk menanam karet permintaan produk yang
dengan melakukan cenderung meningkat (W3 4, O3)
rotasi peremajaan
tanaman yang berklon
unggul, direkomendasi
dan bersertifikat (S1, O4)
4. Meningkatkan kualitas
lateks yang sesuai
190 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014
Vevi Octavia et al Optimasi Bahan Baku Lateks
standar SNI 06-2047-
2002 agar mampu
bersaing, seiring dengan
permintaan karet yang
semakin meningkat (S3,
O3)
192 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014
Vevi Octavia et al Optimasi Bahan Baku Lateks
Zebua, A. 2008. Integrasi Pasar Karet Fakultas Pertanian. Institut
alam Indonesia dan Dunia. Pertanian Bogor. Bogor.
(Skripsi). Program Sarjana Zuhra, F. 2006. Karet. Universitas
Ekstensi Manajemen Agribisnis. Sumatera Utara. Medan.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No.2, Juli 2014 193