Analisis Penerapan E-Government Pada Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (Simkim) Di Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ANALISIS PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN KEIMIGRASIAN (SIMKIM)


DI KANTOR IMIGRASI KELAS 1 KOTA SEMARANG

Oleh:
Lia Atma Rahmawati, Dyah Hariani

Departemen Ilmu Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
The Immigration Office Class 1 Semarang is one of public service sectors in Indonesia that
implement e-government system. The implementation of E-Government at The immigration
Office Class 1 Semarang could be seen in the process of making Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia (DPRI) which is the Republic of Indonesia Travel Document that uses
Sistem Informasi Manajemen Kantor Imigrasi or the Immigration Office Management
Information System that commonly called SIMKIM. The immigration information system is a
unit of various data tabulation and information processes, applications, and also information
and communication technology-based devices that are built to unite and connect information
systems to all implementers of the integrated Immigration Function. The Immigration
function is a part of the state government affairs in providing immigration services, law
enforcement, state security, and facilitators of public prosperity development.
The purposes of this study are to analyze how e-government is being applied to SIMKIM and
what the supporting and inhibiting factors on that system. The method used in this study is
qualitative. The results of the research showed that generally the implementation of e-
government at SIMKIM Immigration Office Class 1 Semarang has been good. Some
obstacles could be overcome with a variety of effective and efficient solutions. The
suggestions emphasized by the writer are the improvements of infrastructure, connectivity
and human resources.

Keywords: E-government, SIMKIM, Immigration

PENDAHULUAN Kemudahan aksesibilitas informasi yang


tanpa batasan ruang dan waktu tersebut
A. LATAR BELAKANG dapat mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam meningkatkan
Teknologi informasi dalam era e-
pelayanan publik yang berkualitas.
government dapat memberikan
kemudahan-kemudahan serta Penerapan e-government di Indonesia
memampukan masyarakat untuk sudah merambah pada sektor pelayanan
memperoleh informasi ataupun publik, baik pada pelayanan administratif,
berkomunikasi secara interaktif.
jasa, maupun pelayanan barang. Adapun sumber: Infokim Kantor Imigrasi
sektor pelayanan publik yang menerapkan Semarang
e-government di Indonesia, yakni Kantor
Imigrasi Kelas 1 Semarang. Berdasarkan gambar 1.1 Grafik
tentang laporan Indeks Kepuasan
Penerapan E-government pada Kantor Masyarakat bulan agustus tahun 2017, 6%
Imigrasi Kelas 1 Semarang terlihat pada pengguna layanan menilai pelayanan di
proses pembuatan Dokumen Perjalanan Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang
Republik Indonesia (DPRI) yang tidak baik, 12% menilai pelayanan kurang
menggunakan Sistem Informasi baik, 41% berpendapat bahwa pelayanan
Manajemen Kantor Imigrasi atau yang baik, dan 41% menilai pelayanan sangat
biasa disebut SIMKIM. Sistem Informasi baik. Penulis menyimpulkan bahwa pada
Manajemen Keimigrasian adalah sistem dasarnya masyarakat sudah dapat
informasi dan komunikasi yang digunakan merasakan manfaat positif dari penerapan
untuk mengumpulkan, mengolah dan Electronic Government pada proses
menyajikan informasi guna mendukung penerbitan DPRI di Kantor Imigrasi Kelas
operasional, manajemen, dan pengambilan 1 Semarang.
keputusan dalam melaksanakan fungsi
keimigrasian (UU No. 06 Tahun 2011 Gambar 1.2 Grafik IKM Bulan
Pasal 1 Ayat 10). September Tahun 2017

Tujuan dari dibentuknya SIMKIM ini 1 2 3 4


adalah: 1) untuk memudahkan pengawasan
yang menjamin kemudahan, kenyamanan 6%
13%
dan kepastian pada masyarakat; 2)
memberikan pelayanan yang menjamin 41%
kemudahan, kenyamanan dan kepastian
40%
pada masyarakat; 3) memfasilitasi
kebutuhan data dan informasi keimigrasian
yang dibutuhkan oleh instansi-instansi
terkait; 4) mempermudah dalam
pengawasan kinerja pegawai. sumber: Infokim Kantor Imigrasi
Semarang
Berikut ini adalah data statistik Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) bulan Berdasarkan gambar 1.2 Grafik
Agustus dan September 2017 pelaksanaan tentang laporan Indeks Kepuasan
SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas 1 Masyarakat bulan September, 6% dari
pengguna layanan menilai pelayanan tidak
Semarang.
baik, 13% menilai pelayanan kurang baik,
Gambar 1.1 Grafik IKM Bulan Agustus 40% berpendapat bahwa pelayanan baik,
Tahun 2017 dan 41% menilai pelayanan sangat baik.
Membandingkan dua laporan bulanan
1 2 3 4 indeks kepuasan masyarakat di Kantor
6% Imigrasi Semarang dapat ditarik
12% kesimpulan bahwa terjadi peningkatan
41% penilaian terhadap pelayanan pada bulan
September 2017 dari pada bulan Agustus
41% 2017. Hal ini menunjukkan besarnya
komitmen pelaksana SIMKIM Kantor
Imigrasi Semarang dalam
menyelenggarakan pelayanan administratif
berdasarkan e-government guna pengembangan e-government yang
menyediakan kebutuhan masyarakat akan mencakup pengolahan data, pengelolaan
DPRI. informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis agar pelayanan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis publik dapat secara mudah dan murah oleh
penerapan E-government pada Sistem masyarakat di seluruh wilayah negara.
Informasi Manajemen Keimigrasian
(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas 1 Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard
Kota Semarang. Serta menganalisis faktor- JFK School of Government (dalam
faktor yang mendukung dan menghambat Indrajit, 2016: 11-12), untuk menerapkan
penerapan E-government pada Sistem konsep-konsep digitalisasi pada sektor
Informasi Manajemen Keimigrasian publik, ada tiga elemen yang harus
(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas 1 dimiliki dan diperhatikan sungguh-
Kota Semarang. sungguh. Masing-masing elemen sukses
tersebut adalah: Support, Capacity, dan
Value.
B. TEORI (1) Support
E-Government Elemen pertama yang paling
krusial yang harus dimiliki oleh
Terminologi E-government dapat diartikan
pemerintah adalah keinginan
sebagai kumpulan konsep untuk semua
(intent) dari berbagai kalangan
tindakan dalam sektor publik baik di
pejabat publik dan politik untuk
tingkat pemerintah pusat maupun
benar-benar menerapkan konsep e-
pemerintah daerah yang melibatkan
government, bukan hanya sekedar
teknologi informasi dan komunikasi dalam
mengikuti trend atau justru
rangka mengoptimalisasi proses pelayanan
menentang inisiatif yang berkaitan
publik yang lebih efisien, efektif dan
dengan prinsip-prinsip e-
transparan (dalam jurnal Kurniawan, 2006:
government. Tanpa adanya unsur
3). E-government sering digantikan
“political will” ini, mustahil
istilahnya dengan e-administration.
berbagai inisiatif pembangunan dan
Keduanya berkenaan dengan aplikasi
pengembangan e-government dapat
teknologi informasi dan komunikasi dalam
berjalan dengan mulus. Dukungan
administrasi pemerintahan.
yang diharapkan dalam penerapan
Tujuan e-government adalah untuk e-government adalah:
meningkatkan akses warga negara
a. Disepakatinya kerangka e-
terhadap jasa-jasa pelayanan publik
government sebagai salah satu
pemerintah, meningkatkan akses
kunci sukses negara dalam
masyarakat ke sumber-sumber informasi
mencapai visi dan misi
yang dimiliki pemerintah, menangani
bangsanya, sehingga harus
keluhan masyarakat dan juga persamaan
diberikan prioritas tinggi
kualitas layanan yang bisa dinikmati oleh
sebagaimana kunci-kunci
seluruh warga negara.
sukses lain diperlakukan;
Menerapkan e-government yang tepat b. Dialokasikannya sejumlah
dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu sumber daya (manusia,
keberhasilannya dalam rangka finansial, tenaga, waktu,
memperbaiki kualitas pelayanan publik. informasi, dan lain-lain) di
faktor-faktor inilah yang menjadi acuan setiap tataran pemerintahan
pemerintah dalam melakukan untuk membangun konsep ini
dengan semangat lintas dibutuhkan agar penerapan e-
sektoral; government dapat sesuai
c. Dibangunnya berbagai dengan asas manfaat yang
infrastruktur dan superstruktur diharapkan.
pendukung agar tercipta (3) Value
lingkungan kondusif untuk Elemen pertama dan kedua
mengembangkan e-government merupakan dua buah aspek yang
(seperti adanya undang-undang dilihat dari sisi pemerintah selaku
dan peraturan pemerintah yang pihak pemberi jasa (supply side).
jelas, ditugaskannya lembaga- Berbagai inisiatif e-government
lembaga khusus – misalnya tidak akan ada gunanya jika tidak
kantor e-Envoy – sebagai ada pihak yang merasadiuntungkan
penanggungjawab utama, dengan adanya implementasi
disusunnya aturan main kerja konsep tersebut; dan dalam hal ini,
sama dengan swasta, dan lain penentu besar tidaknya manfaat
sebagainya); dan yang diperoleh dengan adanya e-
d. Disosialisasikannya konsep e- government bukanlah kalangan
government secara merata, pemerintah sendiri, melainkan
kontinyu, konsisten, dan masyarakat dan mereka yang
menyeluruh kepada seluruh berkepentingan (demand side).
kalangan birokrat secara khusus Untuk itulah maka pemerintah
dan masyarakat secara umum harus benar-benar teliti dalam
melalui berbagai cara memilih prioritas jenis aplikasi e-
kampanye yang simpatik government apa saja yang harus
(2) Capacity didahulukan pembangunannya agar
Yang dimaksud dengan elemen benar-benar memberikan value
kedua ini adalah adanya unsur (manfaat) yang secara signifikan
kemampuan atau keberdayaan dari dirasakan oleh masyarakatnya.
pemerintah setempat dalam Perpaduan antara ketiga elemen
mewujudkan “impian” e- terpenting di atas akan membentuk sebuah
government terkait menjadi nexus atau pusat syaraf jaringan e-
kenyataan. Ada tiga hal minimum government yang akan merupakan kunci
yang paling tidak harus dimiliki sukses utama penjamin keberhasilan. Atau
oleh pemerintah sehubungan dengan kata lain, pengalaman
dengan elemen ini, yaitu: memperlihatkan bahwa jika elemen yang
a. Ketersediaan sumberdaya yang menjadi fokus sebuah pemerintah yang
cukup untuk melaksanakan berusahamenerapkan konsep e-government
berbagai inisiatif e- berada di luar area tersebut (ketiga elemen
government, terutama yang pembentuk nexus) tersebut, maka
berkaitan dengan sumber daya probabilitas kegagalan proyek tersebut
finansial, akan tinggi.
b. Ketersediaan infrastruktur
teknologi informasi yang Faktor-faktor Pendukung dan
memadai karena fasilitas ini Penghambat dalam Penerapan E-
merupakan 50% dari kunci government
keberhasilan penerapan e- Menurut Indrajit (2005), ada sejumlah
government; dan faktor penentu yang patut menjadi bahan
c. Ketersediaan sumber daya pertimbangan dalam menentukan tingkat
manusia yang memiliki kesiapan sebuah lembaga dalam
kompetensi dan keahlian yang menerapkan e-government, antara lain:
(1) Infrastuktur telekomunikasi membutuhkan adanya keinginan
Dalam level pelaksanaannya, untuk mengubah paradigma dan
perangkat keras seperti komputer, cara berpikir. Perubahan paradigma
jaringan, dan infrastruktur akan ini akan bermuara pada
menjadi faktor yang sangat penting dibutuhkannya kesadaran dan
dalam penerapan e-government. keinginan untuk mengubah cara
(2) Tingkat konektivitas dan kerja, bersikap, berperilaku,
penggunaan IT oleh aparat kebiasaan sehari-hari.
pemerintah (6) Sumber daya manusia
Dengan mengamati sejauh Subjek utama dalam inisiatif e-
mana pemerintah saat ini telah government adalah manusia yang
memanfaatkan beraneka ragam bekerja di lembaga pemerintahan,
teknologi informasi dalam sehingga tingkat kompetensi dan
membantu menjalankan sistem keahlian mereka akan sangat
kinerja pemerintahannya. Sudah mempengaruhi performa penerapan
menjadi rahasia umum bahwa e-government. Semakin tinggi
meskipun sudah banyak sekali tingkat information technology
lembaga internasional yang telah literacy sdm di pemerintah,
memberikan bantuan dana untuk semakin siap mereka untuk
membeli sejumlah teknologi menerapkan e-government.
perangkat keras bagi pemerintah,
namun instrument tersebut tidak
dipergunakan secara maksimal dan C. METODE
banyak yang tidak dirawat
Penelitian ini merupakan penelitian
sehingga menjadi rusak.
deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di
(3) Dana dan anggaran
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang.
Sumber daya finansial
Fokus penelitian ini adalah untuk melihat
merupakan faktor penting.
bagaimana e-government itu diterapkan
Pemerintah harus memiliki dana
pada proses pembuatan paspor dengan
yang cukup untuk menerapkan e-
sistem online, dan faktor-faktor yang
government, karena biaya/dana
mempengaruhi penerapan e-government
yang dibutuhkan tidak sekedar
di Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
investasi belaka, namun perlu
Semarang. Pemilihan informan didasarkan
dianggarkan untuk biaya
pada teknik purposive sample, yaitu
operasional, pemeliharaan dan
sampel yang didasarkan atas tujuan
pengembangan di kemudian hari.
tertentu. Selain itu untuk menganalisa
(4) Perangkat hukum
perkembangan informasi atau sumber
Karena konsep e-government
menggunakan prinsip snowball sampling,
sangat terkait dengan usaha
dengan menentukan jumlah kecil sampel
penciptaan dan pendistribusian
pada mulanya, kemudian sampel ini
data/informasi dan hak cipta
diminta memilih teman-temannya untuk
intelektual, maka perlu adanya
dijadikan sampel semakin banyak, artinya
perlindungan dari undang-undang
peneliti menjunjuk salah satu key
atau hukum yang dapat menjamin
informan dan kemudian key informan
terciptanya mekanisme e-
tersebut menunjuk informan selanjutnya.
government yang kondusif.
Wawancara pada penelitian ini pada
(5) Perubahan paradigma
awalnya dilakukan pada Staff TU Kantor
Pada hakikatnya penerapan e-
Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang,
government merupakan suatu
kemudian berlanjut dengan Kepala Sie
proyek change management yang
Informasi dan Sarana Komunikasi
Keimigrasian, Kepala Sub Sie Informasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
dan para pengguna layanan di Kantor dalam melaksanakan Fungsi Keimigrasian.
Imigrasi Kota Semarang. jenis data yang Sistem Informasi Manajemen
diperoleh dalam penelitian ini berupa Keimigrasian merupakan satu kesatuan
kata-kata, dokumen dan foto. Sumber data dari berbagai proses pengelolaan data dan
penelitian ini meliputi data primer dan informasi, aplikasi, serta perangkat
data sekunder. Data Primer yaitu data berbasis teknologi informasi dan
yang diperoleh secara langsung dari komunikasi yang dibangun untuk
sumbernya melalui observasi, wawancara menyatukan dan menghubungkan sistem
dengan para informan, dan dokumentasi. informasi pada seluruh pelaksana fungsi
Data sekunder yaitu data yang keimigrasian secara terpadu.
mendukung data primer berupa buku,
internet, dokumen atau arsip. Teknik B. HASIL PENELITIAN
analisis data di lapangan dengan
Analisis Penerapan E-government di
mereduksi data, menyajikan data dan
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang
menyimpulkan data.
(1) Support
PEMBAHASAN a) Political Will
A. GAMBARAN UMUM Pelaksanaan SIMKIM dalam
upaya peningkatan pelayanan
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang keimigrasian merupakan tindak
berdiri tahun 1981 dan efektif lanjut dari UU No 6 Tahun
beroperasional sejak tahun 1982 beralamat 2011 tentang Keimigrasian.
di Jl. Kolonel Sugiono 4 yang saat itu Merangkum hasil wawancara
masih merupakan Kantor Imigrasi daerah dari para informan
Semarang dan berada langsung dibawah menunjukkan bahwa penerapan
Direktorat Jenderal Imigrasi.. Kemudian e-government pada SIMKIM
kantor wilayah Direktorat Jenderal mencakup kegiatan
Imigrasi berubah status menjadi Kantor memperbaharui teknologi
Imigrasi Semarang yang merupakan unit informasi keimigrasian mulai
pelaksanaan teknis dari Kantor Wilayah dari sistem administrasi, tata
Departemen Kehakiman Jawa Tengah. cara prosedur, tata kelola, dan
Wilayah kerja Kanim kelas 1 Semarang pengarsipan. Dalam hal ini
mulai akhir Desember 2002 menjadi 7 Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
(tujuh) Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Semarang walaupun mengalami
yaitu, Kabupaten Kendal, KotaSemarang, kesulitas di awal, namun
Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, seiring berjalannya waktu
Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus dan pegawai dapat menyesuaikan
Kabupaten Grobogan. Kantor Imigrasi perubahan dengan baik. karena
mempunyai tugas melaksanakan sebagian sejauh ini yang dilakukan
tugas pokok dan fungsi Kementerian pegawai Kantor Imigrasi hanya
Hukum dan HAM di bidang keimigrasian seputar pengoperasian
wilayah yang bersangkutan. SIMKIM dan tidak mencakup
masalah teknis.
Kantor Imigrasi mempunyai Sistem b) Sosialisasi
Informasi Manajemen Keimigrasian, yaitu Kantor Imigrasi menggunakan
adalah sistem teknologi informasi dan berbagai media cetak dan
komunikasi yang digunakan untuk media elektronik untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan menyebarkan informasi kepada
informasi guna mendukung operasional, para stakeholder. Penyebaran
informasi melalui media SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas
elektronik melalui radio dan 1 Kota Semarang berasal dari
visual berbentuk videotron DIPA yang anggarannya diajukan
yang diputar di kantor Imigrasi setahun sebelum tahun yang akan
dan baliho. konten sosialisasi berjalan. DIPA berada didalam
melalui media videotron ini kantor kementerian hukum dan
berisi produk-produk ham Jakarta. Kondisi anggaran
keimigrasian yang terdiri dari untuk penerapan e-government
pelayanan keimigrasian dan secara garis besar semuanya
penegakan hukum. Selain mencukupi namun dengan adanya
menggunakan media cetak dan sistem anggaran yang berbasis
media elektronik, Kantor DIPA yang di ajukan satu tahun
Imigrasi Kelas 1 Semarang sebelum tahun berjalan maka
menggunakan website dan terkadang kurang memenuhi
media sosial untuk memberikan kebutuhan yang akan datang.
informasi dan edukasi untuk Karena cukup atau tidaknya
masyarakat pengguna layanan. anggaran tahunan yang diajukan
(2) Capacity dapat tergantung dengan ada atau
a) Ketersediaan Sumber Daya tidaknya inovasi yang dilakukan
Manusia dalam kantor imigrasi.
Berdasarkan hasil wawancara, c) Ketersediaan Infrastruktur
kantor imigrasi semarang Infrastruktur dan superstruktur
mempunyai jumlah pegawai pendukung yang memadai
sebanyak 67 orang dengan rincian merupakan unsur yang sangat
laki-laki 45 orang dan perempuan penting agar tercipta lingkungan
22 orang. dari 67 pegawai, 16 kondusif untuk mengembangkan e-
orang diantaranya adalah pejabat government. Di Kantor Imigrasi
struktural, dan sisanya yaitu 51 terdapat beberapa fasilitas
orang merupakan pegawai pendukung untuk membuat proses
fungsional umum/non struktural. penerapan e-government pada
dari sekian banyak pegawai dalam SIMKIM lebih efektif dan efisien.
kantor imigrasi ini dituntut bentuk-bentuk fasilitas tersebut ada
menguasai pengoperasian data base e-office yang terpusat di
SIMKIM, karena ada fenomena Jakarta, pengambilan paspor hanya
rolling bagian yang berlaku untuk menunjukkan barcode pembayaran
staff. Pada dasarnya SDM dalam pada saat foto. aplikasi antrian
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota pendaftaran online berbasis andoid,
Semarang 85% mengerti antrian pendaftaran visa online,
pengoperasian sistem yang berbasis pemberian izin tinggal untuk WNA
elektronik. Hal ini juga didukung secara online menggunakan
oleh sistem yang digunakan dalam website. Tersedianya beberapa
kantor imigrasi sangat mudah fasilitas pendukung penerapan e-
untuk dipelajari. Sistem yang government pada SIMKIM tidak
memang dibuat sesederhana sejalan dengan fasilitas pelayanan
mungkin oleh Direktorat Jenderal secara offline yang masih kurang
Imigrasi. memadai. Hal ini dikarenakan
b) Ketersediaan Sumber Daya jumlah pemohon untuk DPRI
Finansial semakin tahun semakin meningkat.
Sumber daya finansial di dalam (3) Value
penerapan e-government pada
a) Manfaat E-government bagi Kantor digunakan saat ini sudah sejak
Imigrasi Kelas 1 Semarang tahun 2013 dan belum dilakukan
Manfaat SIMKIM bagi pegawai pembaharuan. Untuk melakukan
kantor imigrasi sendiri tentunya pembaharuan infrastruktur, Kantor
mempermudah dan mempercepat Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang
akses dalam penerbitan DPRI. dapat melakukan pengadaan
Dalam hal memberikan informasi infrastruktur. Dalam rangka
dan edukasi ke masyarakat pengadaan infrastruktur
pengguna layanan pun jauh lebih telekomunikasi, pegawai
mudah dengan adanya website dan mempertimbangkan seberapa besar
media sosial yang dikelola. Selain kebutuhan akan hal tersebut dalam
itu, penerapan e-government pada melayani masyarakat atau
SIMKIM dapat mencegah adanya menunjang penegakan hukum
kesalahan manipulasi data atau keimigrasian.
duplikasi dalam penerbitan DPRI. Selaras dengan infrastruktur,
Mencegah pungli juga merupakan kondisi jaringan juga perlu
manfaat penerapan SIMKIM diperbaharui karena sudah lebih
karena di Kantor Imigrasi Kelas 1 dari 10 tahun, namun tahun ini
Kota Semarang tidak melayani sedang dalam proses perbaikan.
pembayaran jasa pelayanan Jaringan yang dipakai untuk
keimigrasian secara langsung, menerapkan e-government pada
melainkan pembayaran dilakukan SIMKIM terpusat di Direktorat
melalui bank yang akan disetorkan Jenderal Imigrasi. Oleh karena itu,
ke Kas Negara. masih dalam proses perbaikan,
b) Manfaat E-government bagi Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
Masyarakat Semarang mengalami beberapa
Manfaat yang diperoleh kendala pada saat akan
masyarakat setelah diterapkannya menerbitkan DPRI. Kendala
e-government melalui SIMKIM tersebut diantaranya adalah adanya
adalah lebih mudah, efektif dan delay atau lambat dalam
efisien. Masyarakat mengakui pengeluaran dalam penerbitan
dengan adanya website, proses DPRI dan komputer mengalami
pendaftaran ijin tinggal sejauh ini eror atau hang, atau disconected
lancar dan cepat. Aplikasi antrian (jaringan terputus).
pendaftaran paspor berbasis (2) Tingkat Konektifitas dan
android pun membuat proses Penggunaan Teknologi Informasi
mengurus penerbitan paspor Oleh Aparat Pemerintah
menjadi lebih efektif. Serta Telah dijelaskan sebelumnya
pembayaran jasa layanan dengan bahwa terdapat beberapa kendala
sistem barcode tidak menyulitkan terkait dengan kualitas koneksi
masyarakat. sehingga terjadi delay dalam proses
penerbitan DPRI. Dengan adanya
kendala pada proses penggunaan
Faktor-Faktor Pendukung dan infrastruktur ini, agar tidak terjadi
Penghambat Penerapan E-government keterlambatan dalam penerbitan
dokumen keimigrasian, Kantor
(1) Infrastruktur Telekomunikasi
Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang
Kondisi infrastruktur pendukung
mempunyai strategi untuk
penerapan e-governmentdi Kantor
mengoptimalkan infrastruktur yang
Imigrasi kelas 1 Semarang harus
ada. yaitu dengan melakukan
diperbaharui, infrastruktur yang
maintain, perbaikan, dan wawancara, informan menjelaskan
monitoring. Misalnya, komputer bahwa penerapan perangkat
hang atau error maka akan hukum dalam menjamin
dicarikan komputer pengganti terciptanya Electronic Government
dengan spesifikasi dan sistem yang yang kondusif di Kantor Imigrasi
sama agar proses penyampaian Kelas tidak ada kendala yang
informasi dan komunikasi dapat berarti.
terus dilakukan.
(3) Dana dan Anggaran (5) Perubahan Paradigma
Sumber daya finansial di dalam Proses perubahan paradigma
penerapan e-government pada Kantor Imigrasi Kelas 1 Semarang
SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas sebagai berikut:
1 Kota Semarang berasal dari a) Masyarakat tidak harus lagi
DIPA yang anggarannya diajukan datang sebelum kanim buka,
setahun sebelum tahun yang akan karena dengan adanya
berjalan. DIPA berada didalam teknologi informasi maka
kantor Kementerian Hukum dan pemohon paspor yang akan
HAM Jakarta. Proses alokasi datang ke kanim semarang itu
anggaran yang digunakan untuk bisa menentukan kapan mulai
pemelihaaan infrastruktur mengantri pendaftaran. Lalu
pendukung e-government berupa untuk pengambilan paspor,
pembelian barang dan jasa tidak masyarakat lebih dapat
mengalami kendala. kepastian kapan paspor itu
(4) Perangkat Hukum sudah jadi dan bisa diambil,
Perangkat hukum yang menjamin dengan pemanfaatan teknologi
terciptanya Electronic Government informasi berupa layanan call
yang kondusif di Kantor Imigrasi center atau whatsapp service.
Kelas 1 Semarang adalah sebagai b) Tidak ada lagi transaksi uang
berikut: dalam pembayaran jasa
a) UU No. 11 Tahun 2008 keimigrasian.
Tentang Informasi dan c) Pemangkasan birokrasi kerja.
Transaksi Elektronik Proses verifikasi data itu yang
b) UU No. 25 Tahun 2009 membutuhkan persetujuan
Tentang Pelayanan Publik atasan tidak harus dalam
c) UU No. 6 Tahun 2011 Tentang bentuk non elektronik, tapi
Keimigrasian dapat diproses secara
d) PP No. 31 Tahun 2013 elektronik dengan komputer.
Tentang Peraturan Pelaksanaan d) Dalam hal absensi kerja
Undang-Undang Nomor 06 tingkat kehadiran pegawai.
Tahun 2011 Tentang Dimana dulu yang datang tepat
Keimigrasian waktu dengan yang tidak tepat
waktu memperoleh gaji yang
Perangkat hukum yang ada dalam sama. Sekarang dengan adanya
penerapan E-Government pemanfaatan teknologi maka
memberikan pengaruh positif, pegawai yang datang selisih 5
yaitu dengan adanya UU Informasi menit saja terdapat selisih gaji
dan Transaksi Elektronik data yang diterima.
keimigrasian lebih aman dan tidak e) Tidak ada lagi transaksi uang
mudah dipakai orang lain atau di kantor karena setiap ruangan
disalahgunakan. Berdasarkan hasil dipasang CCTV yang dapat
memonitor seluruh kegiatan menggunakan media cetak, media
pelayanan yang ada di kanim. elektronik, dan seminar.
(6) Sumber Daya Manusia c) Sumber Daya Manusia dalam
Dalam Kantor Imigrasi Kelas 1 penerapan e-government pada
Kota Semarang terdapat fenomena SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas 1
kelembagaan dimana setiap Kota Semarang jumlahnya sudah
beberapa bulan sekali terdapat cukup memadai. Dan dengan adanya
rolling staff. Oleh karena itu sistem yang sangat mudah dipelajari,
terdapat ketidaksesuaian antara pegawai dapat dengan mudah
tanggungjawab dan keahlian dalam menyesuaikan perubahan untuk
penempatan pegawai. Melalui menyediakan produk keimigrasian
rolling staff ini diharapkan setiap menjadi lebih baik.
pegawai imigrasi menguasai d) Ketersediaan infrastruktur, Kantor
seluruh jenis-jenis pelayanan Imigrasi mempunyai beberapa
keimigrasian yang ada baik dalam fasilitas pendukung untuk membuat
pelayanan maupun penegakan proses penerapan e-government pada
hukum. Hal ini menjadi kendala SIMKIM berupa data base e-office
dalam penerapan e-government yang terpusat di Jakarta,
ketika pegawai yang memasuki pengambilan paspor hanya
bidang baru setelah menunjukkan barcode pembayaran
dilaksanakannya rolling staff, pada saat foto. Aplikasi antrian
mereka harus mempelajari sistem pendaftaran online berbasis andoid,
baru yang membutuhkan waktu. antrian pendaftaran visa online,
pemberian izin tinggal untuk WNA
secara online menggunakan website.
e) Tercukupinya Sumber daya finansial
PENUTUP
Kantor Imigrasi Semarang dengan
A. KESIMPULAN menggunakan sistem anggaran
berbasis DIPA.
Berdasarkan hasil penelitian, dalam proses f) E-government mempermudah dan
penerapan untuk mencapai tujuan-tujuan mempercepat akses dalam penerbitan
SIMKIM, Kantor Imigrasi telah DPRI. Dalam hal memberikan
memperhatikan 3 (tiga) elemen-elemen informasi dan edukasi ke masyarakat
sukses penerapan e-government. Oleh pengguna layanan pun jauh lebih
karena itu, maka dapat ditarik kesimpulan mudah dengan adanya website dan
bahwa: media sosial yang dikelola. Selain
itu, penerapan e-government pada
a) Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota SIMKIM dapat mencegah adanya
Semarang mewujudkan political will kesalahan manipulasi data atau
atau kesungguhan dalam penerapan duplikasi dalam penerbitan DPRI,
e-government melalui SIMKIM dan mencegah pungli karena di
dengan adanya kemauan dan Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
kemampuan mempelajari hal-hal Semarang tidak melayani
baru terkait perubahan sistem pembayaran jasa pelayanan
administrasi, prosedur, manajemen, keimigrasian secara langsung,
dan pengarsipan. melainkan pembayaran dilakukan
b) Sosialisasi terkait penerapan e- melalui bank yang akan disetorkan
government telah dilakukan dengan ke Kas Negara.
baik oleh Kantor Imigrasi Kelas 1
Kota Semarang dengan
Faktor-Faktor Pendukung Dan terjadi, mulai dari kepegawaian,
Penghambat Penerapan E-government kinerja, transparansi,
monitoring, hingga proses
Faktor Pendukung penyelenggaraan pelayanan
produk keimigrasian.
Faktor pendukung penerapan E-
d) Perangkat hukum yang ada
Government pada SIMKIM di Kantor
dalam penerapan Electronic
Imigrasi Kelas 1 Kota Semarang
Government di Kantor Imigrasi
diantaranya adalah ketersediaan
Kelas 1 Kota Semarang
infrastruktur, ketersediaan dan alokasi
memberikan pengaruh positif,
dana anggaran yang baik, adanya
yaitu dengan adanya UU
perangkat hukum, dan perubahan
Informasi dan Transaksi
paradigma. Berikut ini penjelasannya:
Elektronik data keimigrasian
lebih aman dan tidak mudah
a) Infrastruktur pendukung dipakai orang lain atau
penerapan e-gov pada SIMKIM disalahgunakan. untuk
diantaranya adalah Data Base e- menerapkan perangkat hukum
office, sistem barcode dalam menjamin terciptanya
pembayaran pada saat Electronic Government yang
pengambilan foto, aplikasi kondusif, Kantor Imigrasi Kelas
antrian pendaftaran online tidak menemui kendala yang
berbasis android, pemberian izin berarti.
tinggal untuk WNA secara Faktor Penghambat
online dengan menggunakan
e) Infrastruktur telekomunikasi di
website, sistem substantif
Kantor Imigrasi Kota Semarang
SIMKIM, sistem fasilitatif
dinilai menjadi salah satu faktor
SIMKIM, Sistem penunjang
penghambat dalam penerapan e-
SIMKIM.
government karena sudah 5
b) Sumber daya finansial di dalam
tahun belum dilakukan
penerapan e-government pada
pembaharuan. Sedangkan untuk
SIMKIM di Kantor Imigrasi
ukuran teknologi informasi
Kelas 1 Kota Semarang berasal
seharusnya pembaharuan
dari DIPA yang anggarannya
dilakukan setidaknya 5 tahun
diajukan setahun sebelum tahun
sekali agar dapat mengimbangi
yang akan berjalan. DIPA
perkembangan teknologi yang
berada didalam kantor
ada di lapangan. Selaras dengan
Kementerian Hukum dan HAM
infrastruktur, kondisi jaringan
Jakarta. Proses alokasi anggaran
juga perlu diperbaharui karena
yang digunakan untuk
sudah lebih dari 10 tahun,
pemeliharaan infrastruktur
namun tahun ini sedang dalam
pendukung e-government berupa
proses perbaikan. Dan karena
pembelian barang dan jasa tidak
masih dalam proses perbaikan,
mengalami kendala.
Kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
c) Lingkungan internal maupun
Semarang mengalami beberapa
eksternal kantor imigrasi kota
kendala pada saat akan
semarang telah berhasil
menerbitkan DPRI. Kendala
mengubah paradigma lama
tersebut diantaranya adalah
menjadi lebih baik. Melalui
adanya delay atau lambat dalam
penerapan e-government sudah
pengeluaran dalam penerbitan
banyak sekali perubahan yang
DPRI dan komputer mengalami penerbitan DPRI di Kanim
eror atau hang, atau disconected Semarang
(jaringan terputus). Untuk
mengoptimalkan infrastruktur DAFTAR PUSTAKA
yang ada, Kantor Imigrasi Kelas
Buku:
1 Kota Semarang mempunyai
strategi, yaitu dengan Afifudin dan Saebani, Beni Ahmad.
melakukan maintain, perbaikan, (2009). Metodologi Penelitian
dan monitoring. Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia
f) Kesiapan sumber daya manusia
dalam menerapkan e- Akadun. (2009). Teknologi Informasi
government di Kantor Imigrasi Administrasi. Bandung: Alfabeta
Kelas 1 Kota Semarang juga
mengalami sedikit kendala. Hal Budi Rianto, Drs., M.Si dan Tri Lestari,
ini berkaitan dengan adanya M.Si. 2012. Polri dan Aplikasi
fenomena rolling staff dalam Egovernment dalam Pelayanan
tubuh organisasi Kantor Publik. Surabaya: Putra Media
Imigrasi Kotas Semarang. Nusantara
Terdapat ketidaksesuaian antara Cushing, T Barry E. (1974). Accounting
tanggungjawab dan keahlian Information Sistems and Business
dalam penempatan pegawai. Organizations. Philippines: Addison
Melalui rolling staff ini Wesley Publishing Comp.
diharapkan setiap pegawai Handoko, T. Hani. (2009). Manajemen
imigrasi menguasai seluruh edisi 2. Yogyakarta: BPFE
jenis-jenis pelayanan Indrajit, Richardus Eko. (2002). Electronic
keimigrasian yang ada baik Government: Strategi Pembangunan
dalam pelayanan maupun dan Pengembangan Sistem
penegakan hukum. Hal ini Pelayanan Publik berbasis
menjadi kendala dalam Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi
penerapan e-government ketika Indrajit, Richardus Eko, dkk. (2005). e-
pegawai yang memasuki bidang government In Action: Ragam Kasus
baru setelah dilaksanakannya Implementasi Sukses di Berbagai
rolling staff, mereka harus Belahan Dunia. Yogyakarta: Andi
mempelajari sistem baru yang Indrajit, Richardus Eko. (2016). Konsep
membutuhkan waktu hingga dan Strategi Electronic Government.
beberapa waktu Academia.edu
B. SARAN Keban, Yeremias T. (2014). Enam
a. Untuk meminimalisir hambatan Dimensi Strategis Administrasi
disebabkan oleh infrastruktur Publik: Konsep, Teori, dan Isu Edisi
teknologi informasi yang kurang Ketiga. Yogyakarta: Gava Media
memadai, perlu dilakukan Kumorotomo dan Margono. (2009).
perencanaan untuk memperbaharui Sistem Informasi Manajemen dalam
teknologi informasi agar selaras Organisasi-organisasi Publik.
dengan perkembangan ilmu Yogyakarta: Gadjah Mada
pengetahuan dan keinginan University Press
masyarakat. Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan
b. perlu diaktifkannya kembali konten Publik dan Pelayanan Publik:
pendaftaran paspor secara online Konsep dan Aplikasi Proses
pada website untuk mengurangi Kebijakan Publik dan Pelayanan
antrian dan dapat menambah kuota Publik). (Bandung: Alfabeta)
Pasolong, Harbani. (2011). Teori Electronic Public Services in the
administrasi publik. Bandung: Alfabeta Netherlands. Netherlands
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kurniawan, Teguh. (-). Hambatan dan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Tantangan dalam Mewujudkan
Bandung: Alfabeta Good Governance Melalui
Sutabri, Tata. (2005). Sistem Informasi Penerapan E-government di
Manajemen. Yogyakarta: Andi Indonesia. Depok
Tangkilisan, Hessel Nogi. (2005). Bwalya, Kelvin Joseph. (2009). Factors
Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo Affecting Of E-governmentin
Taufiqurokhman. (2014). Kebijakan Zambia. Botswana
Publik: Pendelegasian Tugas Negara
Kepada Presiden Selaku Skripsi
Penyelenggara Pemerintahan. Ragani, A. Fifi Nurindah. (2016).
Jakarta: FISIP Universitas Moestopo Penerapan Electronic Government
Beragama (Pers) Pada Kantor Imigrasi Kelas I
Yusuf, M. (2011). Langkah Kreatif Tata Makassar. Skripsi: Universitas
Kelola Pemerintah dan Pemerintah Hasanuddin
Daerah: Strategi Menguasai Noviana, Rina. 2015. Manajemen E-
Pikiran, Karena Dahsyatnya government Berbasis Web Model
Pengaruh Perilaku dan Sikap Dalam Government-to-citizen (G2C) Pada
Jabatan Publik. Jakarta: Salemba Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Empat Provinsi Jawa Tengah. Skripsi:
Universitas Diponegoro
Dokumen (Peraturan Perundang-
Undangan)
Website:
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang KEIMIGRASIAN - http://semarang.imigrasi.go.id/pasp
- INPRES No. 3 Tahun 2003 or-on-line.html diakses tanggal
Tentang Kebijakan dan Strategi 14/12/2015
Nasional Pengembangan E-
Government - https://setiawanassegaff.wordpress.
- Undang-Undang No. 13 Tahun com/2009/10/05/menuju-
2008 Tentang Informasi dan kesuksesan-penerapan-e-
Transaksi Elektronik government-di-indonesia/
- http://rajawaligarudapancasila.blog
Jurnal spot.co.id/2014/10/kebijakan-
Mulyono, Imam. (2009). Studi Kualitas E- publik-dalam-konsep.html diakses
government dan Dampaknya tanggal 6/09/2017
Terhadap Kepuasan Publik. - https://idtesis.com/teori-kebijakan-
Malang publik-menurut-para-ahli/ diakses
Karim, M. Rezaul. (2015). E-government pada tanggal 6 September 2017
in Service Delivery And Citizen’s
Satisfaction: A Case Study on - http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.i
Public Sectors in Bangladesh. d/files/2012/10/Pertemuan-1-
Dhaka Sistem-Informasi-Manajemen-
Deursen, Alexander van, dkk. (-). Why E- Pengertian-dan-Ruang-
governmentUsage Lags Behind: Lingkupnya.pdf diakses pada
Explaining the Gap Between tanggal 2 September 2017
Potential and Actual Usage of
- http://mangihot.blogspot.com/2016
/11/penelitian-terrdahulu.html?m=1
diakses tanggal 27 Desember 2018
- abstrak.ta.uns.ac.id diakses tanggal
27 Desember 2018

Presentasi
Infokim, sie. (-).Pelaksanaan Simkim
(Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian) Dalam Upaya
Peningkatan Pelayanan
Keimigrasian Berlandaskan UU No
6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian. Semarang: Kantor
Imigrasi Kelas 1

You might also like