Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 27

Penerapan Kurikulum Terintegrasi

Dalam Mengembangkan Mutu Belajar Siswa


(Studi Kasus di SMA Darul ‘Ulum 1 Unggulan BPPT
Jombang)

Nurul Indana
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Ilmu tarbiyah Al Urwatul Wutsqo Jombang
Email : nurulindana91@gmail.com

Abstract
The appearance of schools that integrated some curriculums is aimed to improve
learning quality and students learning. One of schools which have implemented the
curriculum is SMA Darul „Ulum 1 BPPT Jombang. This research focused on integrated
curriculum implementation, and students learning quality in SMA Darul „Ulum 1 BPPT
Jombang. This study uses qualitative approach, and single case study as design. Data
collection technique in this study is interview, observation, and documentation. To
analyze the data, the researcher uses descriptive analysis. The researcher uses extension
of participation, and perseverance of observation to check the validity. The result of the
study shows that: 1. The implementation of integrated curriculum a). The integrated
curriculum model is an integrated educational system between national and the cottage
curriculum, an integrated PAI material is combined between PAI of diknas with cottage
material, and integration between school and huts activities. b) in planning the
curriculum, the school involved head master, teachers, foundation, committee, team of
BPPT. after the curriculum was structured, the teachers are asked to make teaching and
learning activities planning. in this case, they have to make syllabus, lesson plan, compile
learning strategy, etc. c) the curriculum implementation based on the planning has been
made in the lesson plan which characterized by integrating between general formal
education with religious education in Islamic Boarding Schools. d) the school uses
summative and formative evaluation and non-test tests as the evaluation type. 2. The
quality of learning cognitive aspects can be seen from the achievements of students
academic field mostly, and student learning outcomes from the test scores, middle, final,
and National test which are increasing, the affective aspects are proved by the changes of
students attitudes, morals, interests and respect either inside, or outside the class room,
both with the teacher and with other students. And the psychomotor aspects are seen from
the activities, the results of the skills and competencies achieved both at the district,
provincial and national levels.

Keywords : Transformational Leadership, Character Building

Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam


ISSN: 2503-1481 Hal: 121-147
122

A. PENDAHULUAN “Sejalan dengan itu, pendidikan Islam


Pendidikan Islam berkembang dengan merupakan proses mengubah tingkah laku
melalui beberapa masa, yang pertama, masa awal individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan
pembinaan pendidikan islam yaitu di masa alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai
Rasulullah SAW, kedua, masa pertumbuhan dan suatu aktivitas asasi dan profesi diantara profesi-
perkembangan pendidikan islam terjadi pada profesi asasi dan masyarakat.”3
masa nabi Muhammad dan khulafāurrasyidin, “Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh)
ketiga, masa kejayaan pendidikan islam terjadi mengemukakan: Islamic education in
pada masa pemerintahan Bani Umayyah dan true sense of the term, is a system of
Abbasiyah, keempat, masa kemunduran education which enables a man to lead
pendidikan islam, di mana kondisi umat islam his life according to the Islamic ideology,
saat itu cenderung hanya berpikir secara so that he may easily mould his life in
tradisional dan tidak mau berpikir dengan pola accorancee with tenetn of Islam”4
rasional1. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan Pendidikan dalam pandangan yang
hidup umat manusia yang mutlak dipenuhi dalam sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang
upaya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan memungkinkan seorang dapat mengarahkan
taraf hidup manusia. Dengan pendidikan manusia kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam,
akan mengetahui beberapa hal tentang rahasia sehingga dengan mudah ia dapat membentuk
alam raya beserta manfaatnya untuk dapat hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. dari dua
melangsungkan dan melestarikan keturunan pengertian tersebut menunjukkan bahwa
mereka serta mampu menjawab tantangan pendidikan haruslah bisa menciptakan output
perubahan zaman. yang mempunyai kemampuan tentang IMTAQ
Pendidikan mempunyai peran yang sangat dan IPTEK.
penting dalam membangun bangsa dan negara Banyak faktor yang mempengaruhi
serta bagi individu masing-masing. Karena pendidikan, salah satu faktor pentingnya adalah
pendidikan dianggap sebagai kebutuhan pokok kurikulum. Kurikulum sebagai pedoman
manusia untuk dapat melangsungkan hidup dan pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran
melestarikan keturunan mereka serta mampu memiliki peran yang penting untuk
menjawab tantangan perubahan zaman. Undang- mensukseskan tujuan pendidikan. Pendidikan
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. yang berkualitas akan terwujud bila kurikulum
20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan yang disusun dan dikembangkan juga berkualitas.
adalah usaha sadar dan terencana untuk Kurikulum yang dirancang dan
mewujudkan suasana belajar dan proses dikembangkan oleh sekolah/madrasah sudah
pembelajaran agar peserta didik secara aktif seharusnya relevan dengan kebutuhan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki masyarakat. Sebab kurikulum dipersiapkan dan
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, dikembangkan untuk mencapai tujuan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta pendidikan, yakni mempersiapkan peserta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat didik agar mereka dapat hidup di masyarakat.
bangsa dan Negara. 2 Sebagaimana peran sekolah yang berupaya
menjadi laboratorium kehidupan sosial
masyarakat, sehingga peserta didik yang telah
1 Ali Mustofa, Arah Pembaharuan Pendidikan berproses di sekolah tersebut diharapkan telah
Islam (Analisis Sejarah Perkembangan Pemikiran
Modern dalam Islam), Jurnal Pikir Vol 1 No 2 (2015):
Studi Pendidikan dan Hukum Islam, (LP3M), STAI 3 Bukhori Umar, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta:

Darussalam Krempyang Nganjuk), 89. AMZAH, 2011), 7.


2 Tim Penyusun. UU RI no 20 Tahun 2003 4 Bukhori Umar, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta:

Tentang Sisdiknas. (Surabaya: Media Centre. 2005) 3. AMZAH, 2011), 27.

Nurul Indana
123
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

siap untuk terjun dan berbaur dalam kehidupan berhubungan dan berinterakasi baik dari
sosial masyarakat sesungguhnya. komponen dengan komponen maupun antar
Hasibuan mengemukakan dalam komponen dengan keseluruhan, dalam rangka
pengembangan kurikulum, komponen isi mencapai tujuan yang di tentukan sebelumnya.
kurikulum yang berupa materi-materi pelajaran Pendekatan sistem ini menitik beratkan pada
selalu diupayakan disajikan lebih mudah untuk keseluruhan lalu bagian-bagian dan unsur-unsur
dicerna oleh peserta didik dan lebih memberikan dan interaksi antara bagian bagian dengan
pengetahuan yang komprehensif. Selain itu, keseluruhan. Konsep keterintegrasian pada
relevansi penyajian materi kurikulum harus tetap hakikatnya menunjuk pada keseluruhan,
diutamakan, sehingga materi-materi yang kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleksitas
disajikan mampu mendorong peserta didik yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi
untuk melahirkan cara berpikir yang lebih antara komponen-komponennya.
dapat memacu kecerdasannya. Sesungguhnya Pengintegrasian kurikulum ini
penyajian setiap materi kurikulum dalam dimaksudkan dengan tujuan guna menciptakan
bentuk mata pelajaran-mata pelajaran ada pemahaman siswa yang menyeluruh. Hal ini
kaitannya dengan pembentukan cara berpikir dikarenakan Ada kecenderungan selama ini guru
peserta didik.5 mengemas pengalaman belajar siswa
Adapun yang menjadi permasalahan terkotakkotak dengan tegas antara satu bidang
pokok mengenai kurikulum adalah bagaimana study dengan bidang studi yang lainnya,
mendesain kurikulum yang benar-benar dapat pembelajaran yang memisahkan penyajian mata-
dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan-tujuan mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat
pendidikan yang sekaligus menjadi tujuan kesulitan belajar bagi siswa, karena pemisahan
hidup masyarakat. Hal ini penting diperhatikan seperti itu hanya akan memberikan pengalaman
karena pendidikan selalu terkait dengan belajar yang bersifat artificial.
kehidupan, pendidikan tidak hanya untuk “Upaya memperbaiki dan meningkatkan
pendidikan akan tetapi pendidikan untuk mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti.
kehidupan. Karena itu, tujuan pendidikan harus Banyak agenda reformasi yang telah, sedang dan
dirancang berdasarkan pandangan-pandangan akan dilakanakan. Beragam progam inovatif ikut
hidup dan sekaligus menjadi tujuan-tujuan serta memeriakan reformasi pendidikan.” 6
hidup masyarakat. Setiap praktik pendidikan Reformasi pendidikan tidak hanya dengan
diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan merubah kurikulum. Perubahan akan lebih
tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan bermakna dan sampai pada tujuan dengan
pengetahuan, pengembangan pribadi, perubahan praktik belajar yang tentunya
kemampuan sosial, ataupun kemampuan bekerja. mengunakan model belajar yang efektif dan
Ada bermacam-macam bentuk kurikulum efisien. Semuanya dilakukan dalam rangka
dalam dunia pendidikan, diantara kurikulum itu pembaruan pendidikan.
adalah kurikulum terintegrasi (integratet Pembaruan adalah proses atau cara
curriculum). Kurikulum terintegrasi adalah suatu menghasilkan perubahan dalam penyesuaian
bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas situasi dan kondisi. Pendidikan Islam adalah
antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan proses mempersiapkan generasi muda
berbagai bahan pelajaran dalam bentuk unit atau (pembentukan individu) untuk menjalankan
keseluruhan. Kurikulum yang menggunakan kehidupan (sebagai khalifah) dan untuk
pendekatan keterintegrasian ini merupakan suatu memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien
kurikulum dengan sistem totalitas yang terdiri berdasarkan sumber-sumber Islam berupa al-
dari komponen-komponen yang saling Quran, sunnah, dan ijtihad. Pembaruan

6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,


5Malayu Hasibuan, S.P. Manajemen Sumber Daya Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung:
Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara. 2010),55. Remaja Rosdakarya, 2009), 3.
124

pendidikan Islam merupakan tuntutan kebutuhan Salah satu contoh lembaga pendidikan
dunia pendidikan Islam saat ini. Melihat yang menarik untuk diteliti kemudian ditiru dan
ketertinggalan dan keterbelakangan umat Islam dicontoh adalah SMA Darul „Ulum 1 BPPT
dewasa ini, maka inti dari pembaruan pendidikan Jombang. Sekolah tersebut dalam naungan
Islam adalah berupaya meninggalkan pola pikir pondok pesantren, akan tetapi SMA Darul „Ulum
lama yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman 1 BPPT jombang bisa menerapkan kurikulum
(future oriented) dan berupaya meraih aspek- adaftif sejak berdirinya, yaitu mengadaptasikan
aspek yang menopang untuk menyesuaikan diri kurikulum Nasional dengan kurikulum pondok
dengan kemajuan zaman. Pesantren dengan tujuan untuk mencetak peserta
Satu dasawarsa terakhir, dunia didik yang tidak hanya unggul dalam IPTEK saja,
pendidikan di Indonesia mengalami akan tetapi juga memiliki keunggulan IMTAQ
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini, salah dan akhlakul Karimah, selain itu juga
satunya ditandai dengan banyaknya sekolah- mengadaptasi kurikulum luar negri, yaitu
sekolah baru yang bermunculan. Sebagian dari kurikulum ICAS yang memiliki tujuan untuk
sekolah-sekolah baru tersebut tidak hanya menghasilkan generasi baru yang unggul
mengunakan kurikulum nasional, akan tetapi juga IMTAQ, akhlakul karimah dan IPTEK dalam
menggunakan kurikulum dari luar negeri dan sekala nasional maupun internasional. Dari uraian
kurikulum pesantren sebagai nilai tambah yang teoritik dan empirik peneliti tertarik untuk
ditawarkan bagi para calon siswa. Yang meneliti lembaga tersebut dengan mengangkat
kemudian lahirlah istilah Sekolah Nasional Plus judul: “Penerapan Kurikulum Terintegrasi Dalam
yang mengintegrasikan beberapa kurikulum. Mengembangkan Mutu Belajar Siswa Di SMA
Kemunculan sekolah yang Darul „Ulum 1 BPPT JOMBANG”.
mengintegrasikan beberapa kurikulum adalah
dalam rangkah sebuah upaya untuk meningkatkan B. KAJIAN TEORI
mutu belajar dan pembelajaran pada siswa. 1. Kurikulum
Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang a. Pengertian Kurikulum
mampu melakukan proses pematangan kualitas “Secara harfiah kurikulum berasal
peserta didik yang dikembangkan dengan cara dari bahasa latin, curriculum yang berarti
membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, bahwa pengajaran. Ada pula yang
ketidakmampuan, ketidakberdayaan, mengatakan kata tersebut berasal dari
ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari bahasa Prancis courier yang berarti
buruknya akhlak dan keimanan. berlari.”8. Menurut Saebani9 “Kurikulum
“Pendidikan bermutu lahir dari system merupakan seperangkat rencana dan
perencanaan yang baik (good planning pengaturan pendidikan atau pengajaran
system) dengan materi dan system tata kelola dan hasil pendidikan atau pengajaran
yang baik (good governance system) dan yang harus dicapai oleh anak didik,
disampaikan oleh guru yang baik (good kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan
teachers)dengan komponen pendidikan yang sumber daya pendidikan dalam
bermutu, khususnya guru. Mutu pendidikan pengembangan kurikulum itu sendiri.”
menurut Permendiknas nomor 63 tahun 2009
“Kata kurikulum selanjutnya
adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang
menjadi istilah yang digunakan untuk
dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan
Nasional.”7
8 S.Nasution, Pengembangan Kurikulum
Pendidikan. (Bandung: Citra Adirya Bakti, 1991),
1.
7 Dedy Mulyasana,Pendidikan Bermutu dan Berdaya 9 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan

Saing. (Bandung:Rosda karya, 2011), 120. Islam. (Bandung: Pustaka Setia. 2009), 249.

Nurul Indana
125
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

menunjukkan pada sejumlah mata 4) Kurikulum yang disusun selalu


pelajaran yang harus ditempuh untuk disesuaikan minat dan bakat anak
mencapai suatu gelar atau ijazah. didik.
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Adapun bentuk-bentuk
Crow and Crow dalam bukunya kurikulum secara umum sebagai
Abudinata, yang mengatakan bahwa berikut:
kurikulum adalah rancangan pengajaran
1) Subject Matter Curiculum
yang isinya sejumlah mata pelajaran yang
(berorientasi pada mata pelajaran).
disusun secara sistematis sebagai syarat
“Kurikulum ini menampilkan
untuk menyelesaikan suatu program
bahan pelajaran secara terpisah-pisah.
pendidikan tertentu.”10
Tujuannnya adalah penguasaan bahan
“Konsep yang berlaku di Indonesia dari tiap mata pelajaran, sehingga
dapat dilihat dari definisi kurikulum yang bahannya semakin meluas dan
terdapat dalam Undang-undang Sistem mendalam.”13
Pendidikan Nasional 2013 pasal 1 ayat Subject matter curriculum
11, yang berbunyi: “kirikulum adalah merupakan organisasi kurikulum yang
seperangkat rencana dan pengaturan tertua dan banyak digunakan di
mengenai isi dan bahan pelajaran serta berbagai negara. Subject matter
cara yang digunakan sebagai pedoman curriculum adalah organisasi materi
penyelenggaraan kegiatan belajar pendidikan dalam bentuk mata-mata
mengajar”. 11
Dari beberapa pendapat pelajaran yang disajikan dan diberikan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepada peserta didik secara terpisah.
kurikulum pada hakekatnya adalah Mata-mata pelajaran itu biasanya
rancangan mata pelajaran bagi suatu berupa pengetahuan yang telah
kegiatan jenjang pendidikan tertentu. disusun secara sistematis dan logis
yang diberikan sesuai ndengan
b. Ciri-ciri dan bentuk-bentuk
jenjang-jenjang tertentu.
Kurikulum
Ciri-cirinya adalah mata
Menurut Nata12 menyebutkan
pelajaran yang diklasifikasikan sesuai
lima ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
dengan bidang keilmuan/pengetahuan
antara lain:
ilmiah, memberikan tekanan pada isi
1) Merupakakan tujuan agama dan
dan teknik memberikan pelajaran.
akhlak pada berbagai tujuannya,
Mata pelajaran umumnya bersifat
kandungan, metode, alat dan
konstan dan tidak banyak perubahan,
tekniknya bercorak agama.
meskipun perkembangan ilmu
2) Bersikap seimbang diantara berbagai
pengetahuan mengalami peningkatan.
ilmu yang dikandung dalam
Perencanaan program pengajaran
kurikulum yang akan digunakan.
disusun terlebih dahulu untuk
3) Bersikap menyelurh dalam menata
mengembangkan subject matter
seluruh mata pelajaran yang
curriculum yang optimal, diperlukan
diperlukan oleh adak didik.
beberapa sarana, baik personal,
material, dan fasilitas lainnya.
10 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: 2) Integrated Curriculum (kurikulum
Gaya Media Pratama, 2005), 175. yang terintegrasi)
11 Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu

IPTEK dan IMTAQ (Desain, Pengembangan &


Implementasi). (Ciputat: Ciputat Press Group. 2006), 26.
12 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam. 13 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber

(Bandung: Pustaka Setia. 2009), 176. Daya Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) 19.
126

Kurikulum ini adalah suatu 1) Prinsip pertautan yang sempurna


integrated penuh antar semua mata dengan agama, termasuk ajaran dan
pelajaran, kurikulum diberikan secara nilai-nilainya.
bersama untuk memecahkan suatu 2) Prinsip menyeluruh (universal) pada
masalah. Dalam Integrated tujuan-tujuan dan kandungan-
Curriculum, pelajaran dipusatkan pada kandungan kurikulum, yakni
suatu masalah atau topik tertentu, mencakup tujuan membina akidah,
misalnya suatu masalah dimana semua akal, dan jasmani, dan hal lain yang
mata pelajaran dirancang dengan bermanfaat bagi masyarakat dalam
mengacu pada topik tertentu.” 14 perkembangan spiritual.
Pola organisasi kurikulum ini 3) Prinsip keseimbangan yang relatif
memperhatikan warna disiplin ilmu. antara tujuan-tujuan dan kandungan
Bahan ajar diintegrasikan menjadi satu kurikulum.
keseluruhan yang disajikan dalam 4) Prinsip keterkaitan antara bakat,
bentuk satuan unit. Dalam satu unit minat, kemampuan dan kebutuhan
terdapat hubungan antara pelajaran pelajar.
serta berbagai kegiatan siswa. Dengan 5) Pemeliharaan perbedaan-perbedaan
keterpaduan bahan pelajaran tersebut individual diantara pelajar dalam
diharapkan siswa mempunyai bakat-bakat, kemanpuan-kemanpuan,
pemahaman materi secara utuh. Oleh dan juga memelihara perbedaan-
karena itu, inti yang diajarkan kepada perbedaan dan kelainan-kelainan
siswa harus memenuhi kebutuhan diantara alam sekitar dan masyarakat.
hidup dilingkungan masyarakat. 6) Perkembangan dan perubahan.”
3) Kurikulum yang didasarkan pada Mengingat sangat pentingnya
Tingkat Kemampuan kurikulum maka dalam pengem-
“Kurikulum yang didasarkan bangannya diperlikan landasan atau
pada tingkat kemampuan (Competensi asas yang kuat, melaui pemikiran dan
Based Curriculum), semua kegiatan perenungan yang mendalam. Sebuah
kurikulum diorganisasi ke arah fungsi rumah yang megah akan mudah
atau kemampuan yang dituntut roboh, jika tidak dibangun dengan
pasaran kerja atau bidang pondasi yang kuat dan kokoh.
pekerjaan.” 15
Demikian dengan kurikulum apabila
c. Prinsip dan Asas-asas kurikulum proses pengembangannya secara acak-
“Secara umun ada tiga prinsip acakan dan tidak memiliki landasan
dalam pengembangan kurikulum, yaitu yang kuat maka out put pendidikan
1) prinsip relavansi; 2) prinsip fleksibel; yang dihasilakan tidak akan terjamin
dan 3) prinsip kontinuitas.” Sedangkan kualitasnya. Asas-asas yang utama
menurut Langgulung16 “menyebutkan dalam kurikulum yaitu asas filosofis,
prinsip kurikulum pendidikan Islam , psikologi, sosiokultural ilmu
yaitu: pengetahuan dan teknologi serta
organisatoris.17

14 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan


Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007), 38.
15 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya

Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 33-34 17 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep,
16 Beni Ahmad Saebani, Ilmu pendidikan Islam. Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. (Yogyakarta: Teras.
(Bandung: Pustaka Setia. 2009), 520. 2009), 23

Nurul Indana
127
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

d.
Komponen-komponen Kurikulum perpaduan, koordinasi, harmoni,
Kurikulum sebagai suatu sistem kebulatan keseluruhan” 20

memiliki komponen-komponen yang Forgarty dalam Syaifuddin


saling bekaitan antara yang satu Sabda mendefinisikan kurikulum
dengan yang lainnya, yakni tujuan, terpadu (integrated curriculum)
materi, metode, media, evaluasi. sebagai suatu model kurikulum yang
Komponen-komponen tersebut baik dapat mengintegrasikan skills,
secara sendiri maupun bersama themes, concepts, and topics secara
menjadi dasar utama dalam upaya inter dan antar disiplin atau
mengembangkan sistem penggabungan keduanya. Maurer
18
pembelajaran. Secara rinci dijelaskan dalam Syaifuddin Sabda
sebagai berikut: komponen tujuan, mendefinisikan kurkulum terpadu
komponen isi/ materi pelajaran, (interdisciplinary curriculum)
komponen metode/ strategi dan sebagai: “the organization and
komponen evaluasi. tarnfer of knowledge under a united
e. Evaluasi Kurikulum or interdisciplinary theme”. Beane
Evaluasi adalah suatu tindakan dalam Syaifuddin Sabda
atau suatu proses untuk menentukan mendefinisikannya sebagai model
nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam kurikulum yang menawarkan
pendidikan dapat diartikan sebagai sejumlah kemungkinan tentang
suatu proses dalam usaha untuk kesatuan dan keterkaitan antara
mengumpulkan informasi yang dapat kegiatan sehari-hari dengan
digunakan sebagai bahan pengalaman di sekolah atau
21
pertimbangan untuk membuat pengalaman pendidikan.
keputusan akan perlu tidaknya “Integrasi kurikulum ini bisa
memperbaiki sistem pembelajaran dilakukan melalui pengajaran unit atau
sesuai dengan tujuan yang akan pelajaran yang terpadu. Menurut
ditetapkan. Tyler seperti yang dikutip Caswell yang dikutip S. Nasution,
Sukmadinata menyatakan bahwa yang dimaksud pengajaran unit disini
evaluasi adalah proses untuk adalah a series of related activities
mengetahui apakah tujuan pendidikan engaged in by children in the process
sudah tercapai atau terealisasikan. 19 of realizing a dominating purpose
2. Kurikulum Terintegrasi which is compatible with the aims of
a. Pengertian Kurikulum Terintegrasi education.”22
(Terpadu) Menurut Rusman23 untuk
“Integrated curriculum arti memadukan semua mata pelajaran ini
sederhananya adalah integrasi bisa dilakukan dengan cara pemusatan
kurikulum atau kurikulum terpadu. mata pelajaran pada satu masalah
Menurut S. Nasution, kata integrasi tertentu dengan alternatif pemecahan
berasal dari kata integer yang
mempunyai arti unit. Sehingga 20 Nasution. Asas-Asas Kurikulum. (Jakarta: Bumi
integrasi yang dimaksud adalah Aksara. 1995), 195-196
21 Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu

IPTEK dan IMTAQ (Desain, Pengembangan &


18 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep, Implementasi). (Ciputat: Ciputat Press Group. 2006), 28-
Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. (Yogyakarta: Teras. 29.
2009), 79 22 Nasution, Asas-Asas Kurikulum. (Jakarta: Bumi
19 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep, Aksara. 1995), 196
Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. (Yogyakarta: Teras. 23 Rusman, Manajemen Kurikulum. (Jakarta: Rajawali

2009), 142-143 Press. 2012), 65.


128

melalui berbagai disiplin ilmu atau (d) Dapat membantu meningkatkan


mata pelajaran yang diperlukan hubungan antara sekolah
sehingga batas-batas antara antara dengan masyarakat.
mata pelajaran dapat ditiadakan. (e) Dapat menghilangkan batas-
Dengan menerapkan studi batas yang terdapat dalampola
masalah dalam mengembangkan kurikulum yang lain.
kurikulum, maka dengan muda bisa 2) Kekurangan Integrated Curriculum
dilakukan pemaduan pelajaran. (a) Kurikulum dibuat oleh guru dan
Misalanya, pelajaran agama islam siswa sehingga memerlukan
kelas XII jurusan IPA memasuki kesiapan dan kemampuan guru
bahasan tentang Isra’ Mikraj, maka secara khusus dalam
peristiwa itu bisa diterangkan dalam pengembangan kurikulum
pelajaran fisika tentang kecepatan. seperti ini.
Kecepatan Nabi Muhammad ketika (b) Bahan pelajaran tidak disusun
isra‟ mikraj itu sangat tinggi sehingga secara logis dan sistematis.
seakan-akan tidak masuk akal, dalam (c) Bahan pelajaran bersifat
ilmu fisika terdapat yang namanya sederhana.
kecepatan yang tak terhingga. (d) Memerlukan biaya, waktu dan
Kecepatan yang tak terhingga hanya tenaga yang banyak.
bisa terjadi kalau bendanya itu tidak b. Model Kurikulum Terintegrasi
mempunyai massa jenis. Massa jenis Ditinjau dari cara memadukan
ini bisa diterangkan dalam pelajaran konsep, keterampilan, topik dan unit
kimia. Atau masalah itu bisa tematiknya, Fogarty24 mengemukakan 10
diterangkan dalam mata pelajaran model yaitu : 1). Fragmented,
lainnya. 2).Connected, 3). Nested, 4). Sequenced,
1) Kelebihan Integrated Curriculum 5). Shared, 6). Webbed, 7). Threaded, 8).
(a) Mempelajari bahan pelajaran Integrated, 9). Immersed dan 10).
melalui pemecahan masalah Networked. Di bawah ini adalah uraian
dengan cara memadukan mengenai masing-masing model.
beberapa mata pelajaran secara 1. Model Fragmented
menyuluruh dalam Model fragmented adalah
menyelesaikan suatu topik atau model pembelajaran tradisional yang
permasalahan. memisah-misahkan disiplin ilmu atas
(b) Memberikan kesempatan beberapa mata pelajaran seperti
kepada siswa untuk belejar Matematika, Sains, Ilmu Sosial,
sesuai dengan bakat, minat dan Bahasa dan Seni. Model ini
potensi yang dimilikinya secara mengajarkan disiplin-disiplin ilmu
individu. tersebut secara terpisah dan tanpa ada
(c) Memberikan kesempatan upaya untuk menghubungkan atau
kepada siswa untuk mengintegrasikannya. Model ini
menyelesaikan masalah secara mengutamakan kemurnian disiplin
konprehensif dan dapat ilmu tertentu. Model ini lebih cocok
mengembangkan belajar secara untuk tingkat SMA dan Universitas.
bekerja sama. 2. Model Connected (Keterhubungan)

24Robin Fogarty, How to Integrate the Curricula.


(USA: CorwinPress, 1991)

Nurul Indana
129
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

Model Connected berusaha sequenced ini ditempuh dalam upaya


menghubungkan satu konsep dengan mengutuhkan dan menyatukan
konep lain, topik satu dengan topik materi-materi yang bercirikan sama
lain, satu keterampilan dengan dan terkait agar lebih utuh dan
keterampilan lain, ide yang satu menyeluruh.
dengan ide lain tetapi masih dalam 5. Model Shared
lingkup satu bidang studi misalnya Model shared ini merupakan
IPA atau IPS. Dengan model bentuk pemaduan pembelajaran
connected siswa lebih mudah akibat adanya “overlapping” konsep
menemukan keterkaitan karena masih atau ide pada dua mata pelajaran,
dalam lingkup satu bidang studi, tetapi sehingga menjadi konsep yang utuh
kurang menampakkan keterkaitan terhadap konsep-konsep yang
interdisiplin. berserakan tersebut sehingga
3. Model Nested menuntun siswa untuk membuka
Model Nested merupakan wawasan dan cara berpikir yang luas
model yang memadukan berbagai dan mendalam melalui pemahaman
bentuk keterampilan yaitu terhadap konsep lintas disiplin ilmu.
keterampilan social (social skill), 6. Model Webbed (Jaring Laba-laba)
keterampilan berpikir (thinking skill) Model webbed ini mewakili
dan keterampilan isi (content- pendekatan tematik untuk
specific skill) ketika membahas suatu memadukan materi subjek. Model
topik. Misalnya ketika siswa ini dimulai dengan menentukan tema
mempelajari sistem peredarah darah, yang kemudian dikembangkan sub
targetnya adalah memahami konsep temanya dngan memperhatikan
“sistem”. Tetapi guru juga kaitannya dengan bidang studi lain.
mengembangkan keterampilan Biasanya tema yang dipilih harus
berpikir siswa dengan cara tema yang “fertil” yaitu tema yang
mengeksplor siswa mengenai faktor- memiliki kemungkinan keterkaiatan
faktor yang menyebabkan dan yang kaya dengan unsur atau konep
berpengaruh terhadap gangguan lain. Tema yang fertil biasanya
sistem peredaran darah. berupa pola atau siklus. Tema yang
Keterampilan social juga familier membuat motivasi belajar
dikembangkan dengan cara siswa siswa meningkat dan memberi siswa
belajar secara berkelompok. Dengan pengalaman berpikir serta bekerja
begitu keterampilan-keterampilan inter disiplin. Akan tetapi sulit untuk
tadi “nested” bersama-sama sebagai menentukan tema yang fertile.
pengalaman belajar siswa. 7. Model Threaded ( Pembelajaran
4. Model Sequenced Terpadu Bergalur)
Pada model Sequenced topik- Model Threaded merupakan
topik atau unit-unit antar mata model pemaduan kurikulum
pelajaran diatur dan diurutkan secara berfokus pada metakurikulum.
tepat satu sama lain. Materi dari dua Pembelajaran dengan model ini
mata pelajaran yang berhubungan ditempuh dengan cara
dapat diurutkan untuk diajarkan mengembangkan gagasan pokok
secara paralel.Topik-topik itu dapat yang merupakan benang merah
dipadukan pembelajarannya pada (galur) yang berasal dari konsep
alokasi jam yang sama. yang terdapat dalam berbagai
Pembelajaran terpadu model disiplin ilmu.
130

8. Model Integrated (Keterpaduan) maupun konteks berbeda-beda.


Model Integrated dimulai Belajar disikapi sebagai proses yang
dengan mengidentifikasi konsep, berlangsung secara terus menerus
keterampilan , sikap yang overlap karena adanya hubungan timbal
pada beberapa bidang studi. Tema balik antara pemahaman dan
hanya berfungsi sebagai konteks kenyataan yang dihadapi siswa
pembelajaran. Kelebihan model ini Sedangkan menurut Robin
adalah hubungkan antar bidang studi Fogarty dalam Trianto, model
jelas terlihat melalui kegiatan kurikulum terintegrasi
pembelajaran. Akan tetapi model ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
menuntut wawasan yang luas dari klasifikasi pengintegrasian
guru dan karena terfokus pada kurikulum, sebagai berikut:
kegiatan pembelajaran, terkadang pengintegrasian di dalam satu disiplin
mengabaikan target penguasaan ilmu, pengintegrasian beberapa
konsep. disiplin ilmu dan pengintegrasian di
9. Model Immersed dalam satu dan beberapa disiplin ilmu
Model Immersed dirancang
Tabel: Klasifikasi Pengintegrasian
untuk membantu siswa dalam
Kurikulum25 yang
menyaring dan memadukan berbagai
diadopsi dari Fogarty
pengalaman dan pengetahuan
dihubungakan dengan medan 1. Pengintegrasian kurikulum di dalam satu
pemakaiannya. Dalam hal ini tukar disiplin ilmu (interdisiplin ilmu): The
pengalaman sangat diperlukan dalam Cellular model (model tergambarkan),
kegiatan dan disiplin dengan the connected model (model terhubung),
mengaitkan gagasan-gagasan melalui the nested model (model bersarang)
minatnya. Pada model ini 2. Pengintegrasian kurikulum beberapa
keterpaduan terjadi secara internal disiplin ilmu (antar disiplin ilmu): The
dan intrinik yang dilakukan oleh squenced model (model terurut), the
siswa dengan sedikit atau tanpa shared model (model terbagi), the
intervensi dari luar. Siswa dalam webbed model (model terjaring), the
pembelajaran harus memiliki threaded model (model tertali), the
kemampuan sebagai seorang ahli, integrated model (model terpadu)
sehingga dalam melihat sesuatu dia 3. Pengintegrasian kurikulum di dalam dan
pandang pada satu kaca mata disiplin beberapa disiplin ilmu (inter dan antar
yang dimilikinya. Model ini hanya disiplin ilmu): The immersed model
dapat diterapkan pada jenjang (model terbenam), the networked model
pendidikan menengah dan tinggi. (model jaringan)
10. Model Networked
Model networked merupakan Mengutip pendapat Maurer,
model pemaduan pembelajaran yang Syaifuddin Sabda mengemukakaan enam
mengendalikan kemungkinan unsur yang harus ada dalam sebuah desain
pengubahan konsepsi, bentuk kurikulum terpadu, yaitu: a) tujuan umum
pemecahan masalah, maupun (common objectives), b) tema umum
tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi 25 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori
lapangan dalam situasi, kondisi dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007),
42.

Nurul Indana
131
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

(common theme), c) kerangka waktu dijabarkan oleh semua bidang studi


(common ime frame), d) pola sequen yang ingin dipadukan.27
materi (diverse sequencing pattern), e) (3) Kerangka Waktu Umum
strategi aplikasi pembelajaran (applied Penentuan kerangka waktu umum
learning strategies), dan f) bentuk sangat penting dalam sebuah kurikulum
pengukuran (varied assessment).26 terpadu. Penetuan kerangka waktu ini
(1) Tujuan Umum berkaitan dengan upaya mengorganisir
Dalam konteks teori dan praktik kegiatan dimana materi-materi pada
pengembangan kurikulum istilah tujuan masing- masing mata pelajaran terkait
sering menggunakan beberapa istilah disajikan dalam waktu yang telah
yang menunjukkan makna dan ditentukan.
penggunaaan yang berbeda, yakni (4) Ragam Sekuen Materi
“objectives, aims, dan goals”. Mengutip Sekuen adalah merupakan organisasi
pendapat Zais, istilah “objectives” materi dalam bentuk pengaturan urutan
berarti “as the most immediate specific materi-materi yang terkait dalam sebuah
outcomes of classroom instruction”. kurikulum terpadu.
Dalam hal ini tujuan memiliki (5) Strategi Aplikasi Kurikulum
pengertian tujuan atau bentuk keluaran Dalam pendidikan, khususnya dalam
langsung dan bersifat spesifik dari aplikasi kurikulum perlu diatur dalam
sebuah dari kegiatan dikelas.oleh karena pemilihan strategi. Strategi aplikasi
itu menurutnya “in general, they refer to kurikulum meliputi: pengaturan guru,
the everyday business of the operative pengaturan siswa, struktur peristiwa
curriculum”, yakni secara umum tujuan belajar mengajar, dan pola pengolahan
dalam trem objective merujuk kepada pesan.
kegiatan opersional kurikulum sehari- c. Perencanaan Kurikulum Terintegrasi
hari. Perencanaan bertujuan untuk
mencapai seperangkat operasi yang
Jika istilah-istilah yang dipakai di
konsisten dan terkoordinasi guna
atas dikaitkan dengan istilah “aims”, memperoleh hasil-hasil yang diinginkan.
“goals”, dan “objectives”, maka istilah Secara mendasar, perencanaan adalah
tujuan pendidikan nasional dan tujuan
suatu proses intelektual yang melibatkan
institusional dapat dikategorikan sebagai
pembuatan keputusan. Proses ini menuntut
“aims”. Sedangkan tujuan kurikuler prediposisi mental untuk berpikir sebelum
sebagai “goals” dan tujuan instruksional bertindak, berbuat berdasarkan kenyataan
sebagai “objectives”.
bukan perkiraan, dan berbuat sesuatu
(2) Tema Umum secara teratur.28 Hal ini, menekankan
Tema umum (Common Theme) sering bahwa perencanaan dalam pengembangan
juga disebut sebagai “tema sentral”, kurikulum terintegrasi merupakan suatu
yakni sesuatu yang dijadikan sebagai keharusan yang tidak terelakkan. Begitu
pengikat pembahasan bagi semua juga harus mampu mengintegrasi
bidang yang ingin dipadukan.sebagai perencanaan dengan tujuan pendidikan di
tema umum atau sentral, maka ia adalah masing-masing skala, apakah skala
sesuatu yang selanjutnya dapat
27 Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu
IPTEK dan IMTAQ (Desain, Pengembangan &
26Syaifuddin Sabda, Model Kurikulum Terpadu Implementasi). (Ciputat: Ciputat Press Group. 2006), 69.
IPTEK dan IMTAQ (Desain, Pengembangan & 28Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan
Implementasi). (Ciputat: Ciputat Press Group. 2006), 61- Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya,
62. 2008.), 134.
132

nasional, institusional, kurikuler dan d. Pelaksanaan Kurikulum Terintegrasi


intruksional. Pelaksanaan kurikulum
Untuk menyusun perencanan direalisasikan dalam proses belajar mengajar
kurikulum terintegrasi, maka harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan
memperhatikan bentuknya sebagai berikut: kurikulum yang telah dikembangkan bagi
Pertama, unit merupakan satu kesatuan dari suatu jenjang pendidikan atau
seluruh bahan pelajaran. Faktor yang sekolah/madrasah tertentu.
menyatukan adalah masalah-masalah yang
Kegiatan proses belajar mengajar
akan diselidiki dan dipecahkan oleh peserta
erat kaitannya dengan tugas-tugas seorang
didik. Segala aktivitas peserta didik harus
guru, kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
berkaitan dengan pokok masalah tersebut.
(a) menyusun rencana pelaksanaan
Seluruh bahan pelajaran dipergunakan
program/unit, (b) menyusun jadwal
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran,
Kedua, unit didasarkan pada
(c) pengisian daftar penilaian kemajuan
kebutuhan peserta didik baik yang bersifat
belajar dan perkembangan peserta didik, dan
pribadi maupun sosial, baik yang
(d) pengisian buku laporan pribadi peserta
menyangkut jasmani dan rohani.
didik.
Kebutuhan peserta didik biasanya
ditentukan oleh latar belakang Dalam pendekatan pelaksanaan
masyarakatnya. Dengan sistem unit ini, kurikulum terintegrasi, peserta didik adalah
akan meningkatkan perkembangan sosial pembuat keputusan dan para pemecah
peserta didik dengan banyak masalah. Proses dipandang sebagai sentral
memberikankesempatanbekerjasama dalam untuk menjelaskan tingkah laku. Peserta
kelompok. didik itu berbeda satu sama lain, sedangkan
Ketiga, dalam unit peserta didik masalah merupakan kunci dimana proses
dihadapkan pada berbagai situasi yang dimulai, karena itu pula cara penyelesaian
mengandung permasalahan yang masalah pun berbeda satu sama lain, tidak
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ada dua cara yang sama. Para peserta didik
dan dikaitkan dengan pelajaran di sekolah bukan saja dikembangkan sebagai suatu
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta kepribadian yang bulat, akan tetapi juga
didik. dipersiapkan sebagai pribadi yang mampu
Keempat, unit mempergunakan berperan di masyarakat. Selain dari itu,
dorongan-dorongan sewajarnya pada diri pendekatan ini memungkinkan kerjasama
peserta didik dengan melandaskan diri pada antara sekolah dan masyarakat. 30
teori-teori belajar. Peserta didik diberi
kesempatan melakukan berbagai kegiatan Pelaksanaan kurikulum ini guru
sesuai dengan minatnya. Dalam merancang dituntut untuk memiliki kemampuan
unit peserta didik juga harus diikutsertakan mengimplementasikan berbagai strategi
untuk menentukan pokok-pokok belajar mengajar yang sesuai dengan
masalahnya. Kelima, pelaksanaan unit karakteristik kurikulum tersebut.
sering memerlukan waktu yang relatif lebih Pembelajaran yang mungkin banyak
lama daripada pelajaran biasa di kelas. 29 digunakan seperti pemecahan masalah,
metode proyek, pengajaran unit, inquiry,

29 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran

Bahasa Berbasis Kompetensi. (Yogyakarta: Badan 30Oemar Hamalik,. Manajemen Pengembangan

Percetakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya,
Yogyakarta. 2013), 119. 2008), 60-62.

Nurul Indana
133
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

discovery, dan pendekatan tematik yang 2) “Project curriculum”, yaitu kurikulum


dilakukan dalam pembelajaran kelompok dimana materi tertentu yang relevan
maupun secara perorangan. Pembelajaran dari mata pelajaran dipadukan untuk
tematik juga merupakan salah satu model menyelesaikan suatu proyek dalam
dalam pembelajaran terpadu (integrated proses kegiatan belajar-mengajar atau
instruction) yang merupakan suatu sistem untuk memecahkan suatu masalah. 33
pembelajaran yang memungkinkan peserta Sedangkan menurut Nana Syaodih34
didik, baik secara individual maupun pengembangan kurikulum terintegrasi
kelompok, aktif menggali dan menemukan prosesnya, sebagai berikut:
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
1) Menentukan tema-tema (topik) yang
holistik, bermakna dan autentik.
membentuk satu kesatuan (unifying
Pendekatan pembelajaran terpadu theme), yang dapat terdiri atas ide atau
lebih menekankan pada penerapan konsep konsep besar yang dapat mencakup
belajar sambil melakukan sesuatu (learning semua ilmu atau suatu proses kerja
by doing). Peserta didik akan memahami ilmu, fenomena alam, atau masalah
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui sosial yang membutuhkan pemecahan
pengalaman langsung dan secara ilmiah.
menghubungkannya dengan konsep lain 2) Menyatukan kegiatan belajar dari
yang telah dipahaminya.31 Kurikulum beberapa disiplin ilmu. Kegiatan belajar
terintegrasi terwujud pada unit-unit melibatkan isi dan proses dari satu atau
pembelajaran, yang masing-masing unit beberapa ilmu sosial atau perilaku yang
didukung oleh sejumlah mata pelajaran atau mempunyai hubungan dengan tema
bidang studi. Tiap unit merupakan suatu yang dipilih/dikerjakan.
masalah yang luas dan perlu dipecahkan, dan 3) Menyatukan beberapa cara atau metode
pemecahannya membutuhkan bahan dari belajar. Kegiatan belajar ditekankan
setiap bidang studi. Itu sebabnya, urutan pada pengalaman konkret yang bertolak
bahan, ruang lingkup dan penempatan bahan dari minat dan kebutuhan murid serta
untuk setiap unit harus dirancang disesuaikan dengan keadaan setempat.
berdasarkan kebutuhan unit dan sistem 4) Proses pemilihan topik yang dijadikan
instruksional yang dilaksanakan.32 isi kurikulum terintegrasi dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Secara lebih rinci menurut Lias
Mengindentifikasi topik-topik yang
Hasibuan, penyajian kurikulum terintegrasi
dijadikan bahan untuk dipelajari peserta
dapat dilakukan dalam bentuk:
didik agar tercapai tujuan yang
1) “Unit curriculum”, yaitu kurikulum unit dirumuskan.
dimana pada tingkat tertentu e. Evaluasi Kurikulum Terintegrasi
mengintegrasikan sejumlah mata Evaluasi pengembangan kurikulum
pelajaran dan difungsikan menjadi suatu dapat dipandang sebagai proses pembuatan
komponen untuk mengkaji suatu topik keputusan-keputusan tentang kurikulum di
yang sedang dipelajari, dalam sekolah atau proses pengajaran yang
pembelajarannya dengan pendekatan dibatasi oleh minat-minat pihak luar, seperti
multi disipliner.

31 Rusman, Manajemen Kurikulum. (Jakarta:


RajaGrafindo Persada, 2009),254 33 Lias Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,
32Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan (Jakarta; Bumi Aksara, 2010), 58
Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya, 34 Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan

2008), 129. Kurikulum (Jakarta : P2LPTK, 2005),97.


134

orang tua, karyawan, masyarakat lokal atau dalam pengembangan kurikulum. Hasil-
masyarakat luas.35 hasil evaluasi dapat digunakan oleh para
pemegang kebijaksanaan pendidikan dan
Peranan evaluasi kurikulum bagi
para pengembang kurikulum dalam
pimpinan, berkenaan dengan hal yaitu:
memilih dan menetapkan kebijaksanaan
evaluasi sebagai moral judgement, evaluasi
pengembangan sistem pendidikan dan
dan penentuan keputusan, serta evaluasi dan
pengembangan model kurikulum yang
konsensus nilai.36 Bagi guru,
digunakan.37
penyelenggaraan evaluasi hasil penerapan
Dalam evaluasi kurikulum
pengembangan kurikulum dalam satu
terintegrasi, penilaian pencapaian
semester, yaitu: evaluasi formatif dan
kompetensi dasar peserta didik dilakukan
evaluasi sumatif. Kedua jenis evaluasi ini
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dilaksanakan oleh guru dengan tujuan untuk
dengan menggunakan tes dan non tes
mengetahui keberhasilan proses penerapan
dalam bentuk tertulis maupun lisan,
kurikulum di kelas.
pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
a. Evaluasi Formatif penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
Evaluasi formatif adalah evaluasi atau dan/atau produk, penggunaan portofolio
penilaian yang dilakukan setelah satu dan penilaian diri.
pokok bahasan selesai dipelajari oleh 3. Pembahasan Mutu Belajar
peserta didik. Evaluasi formatif terutama a. Pengertian Mutu Belajar
dimaksudkan untuk memberikan umpan Mutu adalah sebuah proses
balik kepada guru mengenai keberhasilan terstruktur untuk memperbaiki keluaran
proses belajar mengajarnya. Evaluasi yang dihasilkan. Fokous mutu didasari
formatif ini dapat dilaksanakan dengan tes upaya positif yang dilakukan individu.
tertulis maupun lisan. Dalam sekolah mutu, standar mutu
ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di
b. Evaluasi Sumatif
dalam keseluruhan proses kerja. Bila
Evaluasi sumatif adalah tes yang
pekerja mencapai standar mutu untuk
diselenggarakan oleh guru setelah
masing-masing rangkaian kerja, hasil
menempuh satu jangka waktu tertentu.
akhirnya adalah sebuah produk bermutu.
Dalam pelaksanaan tes sumatif ini sering
Menurut Juran38, mutu sebagai
disebut dengan ulanngan atau ujian
“tempat untuk pakai” dan menegaskan
semester, atau ulangan umum nasional dan
bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah
biasanya diselenggarakan secara serempak
adalah “mengembangkan program dan
untuk seluruh sekolah. Dalam evaluasi
layanan yang memenuhi kebutuhan
sumatif, evaluasi berfungsi untuk
pengguna seperti siswa dan
menetapkan keseluruhan penilaian
masyarakat”. Sedangkan menurut ISO
program.
2000 , mutu adalah totalitas karakteristik
Evaluasi kurikulum memegang
suatu produk (barang dan jasa) yang
peranan penting baik dalam penentuan
menunjang kemampuannya untuk
kebijaksanaan pendidikan pada umumnya,
memuaskan kebutuhan yang dispesifikan
maupun pada pengambilan keputusan
atau ditetapkan.

35 Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan


Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya, 37 Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan

2008), 141. Kurikulum (Jakarta : P2LPTK, 2005), 172


36 Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan 38 Jerry H Makawimbang, Supervisi dan Peningkatan

Kurikulum (Jakarta : P2LPTK, 2005),180 Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2011), 42.

Nurul Indana
135
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

Saat membicarakan perbaikan Pendidikan bermutu lahir dari


mutu pendidikan, seringkali yang system perencanaan yang baik (good
dibicarakan adalah perbaikan peringkat planning system) dengan materi dan
kenaikan kelas atau nilai rapor. Dalam system tata kelola yang baik (good
sekolah yang bertipe seperti itu, tanggung governance system) dan disampaikan
jawab perbaikan mutu pendidikan lebih oleh guru yang baik (good
banyak ada pada guru. Secara umum para teachers)dengan komponen pendidikan
guru terfokus hanya pada aspek yang bermutu, khususnya guru.
pendidikan seorang siswa: membantu Mutu pendidikan menurut
siswa belajar dan mendapatkan Permendiknas nomor 63 tahun 2009
pengetahuan. Bila mutu dimulai sebagai adalah tingkat kecerdasan kehidupan
proyek terislasi di sekolah atau ruang bangsa yang dapat diraih dari penerapan
kelas, dan hal tersebut hamper Sistem Pendidikan Nasional, sedangkan
mempengaruhi keseluruhan mutu belajar adalah suatu proses perubahan
pendidikan. yang relatif permanen pada pengetahuan,
Misalnya, guru secara aktif telah kemampuan, keterampilan, dan tingkah
mutu dikelasnya sejak tujuh tahun silam. laku, yang terjadi sebagai hasil dari usaha
Dia bersifat instrumental dalam yang disengaja dan pengalaman yang
membentu guru lain mengembangkan terkontrol dan tidak terkontrol. Definisi
pemahaman mutu. Namun, mutu di tersebut menunjukkan bahwa belajar
sekolah bergantung pada mutu guru di adalah suatu proses perubahan yang
kelas. Banyak rekan-rekan gurunya yang relatif permanen pada tingkah laku yang
enggan menerima tantangan mutu. Tipe terjadi sebagai hasil dari pengalaman
impementasi mutu seperti ini disebut yang terkontrol dan tidak terkontrol, dan
mutu dengan m-kecil. belajar merupakan proses pemerolehan
Sebaliknya mutu sekolah keterampilan, pengetahuan, kemampuan,
dengan M-besar membuat setiap orang dan tingkah laku yang mempengaruhi
bertanggung jawab pada mutu. Orang deskripsi dan diagnosa terhadap peristiwa
diperlengkapi dengan alat yang dan manusia.40
dibutuhnkannya untuk mengubah cara Uraian di atas menunjukkan
kerjanya untuk memperbaiki mutu bahwa mutu pembelajaran dianggap
keluaran mereka. Orang bertanggung bermutu bila berhasil mengubah sikap,
jawab mengurangi pemborosan dan perilaku dan keterampilan peserta didik
inefisiensi. Sebagai hasil dari upaya itu, dikaitkan dengan tujuan pendidikannya.
mereka menciptakan pembelajaran dan Mutu pendidikan sebagai sistem
linkungan kerja yang baik.39 selanjutnya bergantung pada mutu
Pendidikan bermutu adalah komponen yang membentuk sistem,
pendidikan yang mampu melakukan serta proses pembelajaran yang
proses pematangan kualitas peserta didik berlangsung hingga membuahkan hasil.
yang dikembangkan dengan cara Berdasarkan uraian di atas
membebaskan peserta didik dar menunjukkan bahwa mutu adalah
ketidaktahuan, ketidakmampuan, sesuatu kesempatan untuk menempatkan
ketidakberdayaan, ketidakbenaran, pada posisi kompetitif. Mutu pada
ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dasarnya merupakan penyesuaian
dan keimanan. manfaat atau kegunaan. Artinya

39 Jerome S Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu. 40 Dedy Mulyasana, Pendidik Bermutu dan Berdaya

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005), 75-77. Saing (Bandung: Remaja Rosdakarya, .2011), 110
136

harapan sesuai dengan kepuasan Komponen proses menurut


42
pemakai. Syaodih , meliputi pengajaran,
Mutu pembelajaran ditentukan pelatihan, pembimbingan, evaluasi,
oleh tiga variabel, yakni budaya ekstrakulikuler, dan pengelolaan.
sekolah, proses belajar mengajar, dan Selanjutnya output meliputi
realitas sekolah. Budaya sekolah pengetahuan, kepribadian dan
merupakan nilai-nilai, kebiasaan- performansi. Berdasarkan pendapat di
kebiasaan, upacara-upacara, slogan- atas, dapat diketahui bahwa proses
slogan, dan berbagai perilaku yang pembelajaran merupakan salah satu
telah lama terbentuk di sekolah dan komponen sistem
diteruskan dari satu angkatan ke pendidikan yang dapat menentukan
angkatan berikutnya, baik secara sadar keberhasilan pembelajaran dan mutu
maupun tidak. Budaya ini diyakini pendidikan. Oleh karena itu untuk
mempengaruhi perilaku seluruh memperoleh mutu pendidikan yang
komponen sekolah, yaitu guru, kepala baik, diperlukan proses pembelajaran
sekolah, staf administrasi, siswa, dan yang berkualitas pula.
juga orang tua siswa. Budaya yang Dalam rangka mewujudkan mutu
kondusif bagi peningkatan mutu akan pembelajaran yang berkualitas,
mendorong perilaku warga kearah pemerintahmengeluarkan Peraturan
peningkatan mutu sekolah, sebaliknya Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
budaya yang tidak kondusif akan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
menghambat upaya menuju peningkatan sebagai penjabaran lebih lanjut dari
mutu sekolah. Undang-undang Sistem Pendidikan
Berkaitan dengan komponen- Nasional, yang di dalamnya memuat
komponen yang membentuk sistem tentang standar proses. Dalam Bab I
pendidikan, lebih rinci Syaodih41 Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud
mengemukakan bahwa komponen input dengan standar proses adalah
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: standarnasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan
(1) Raw input, yaitu siswa yang meliputi pembelajaran pada satuan pendidikan
intelek, fisik-kesehatan, sosial-afektif dan untuk mencapai standar kompetensi
peer group. lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP
lebih jelas menerangkan bahwa proses
(2) Instrumental input, meliputi pembelajaran pada satuan pendidikan
kebijakan pendidikan, program diselenggarakan secara interaktif,
pendidikan (kurikulum), personil inspiratif, menyenangkan, menantang,
(Kepala sekolah, guru, staf TU), memotivasipeserta didik untuk
sarana, fasilitas, media, dan biaya. berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagiprakarsa,
(3) Environmental input, meliputi kreativitas, dan kemampuan sesuai
lingkungan sekolah, lingkungan bakat, minat dan perkembangan fisik
keluarga, masyarakat, dan lembaga dan psikologis peserta didik.
sosial, unit kerja. Mutu pembelajaran merupakan
hal pokok yang harus dibenahi dalam

41 Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan 42 Nana Syaodih, Prinsip dan Landasan Pengembangan
Kurikulum (Jakarta : P2LPTK, 2005), 70 Kurikulum (Jakarta : P2LPTK, 2005), 6

Nurul Indana
137
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

rangka peningkatan mutu pendidikan. Semua indikator tersebut harus saling


Dalam hal ini guru menjadi titik mendukung dalam sebuah system
fokusnya. Berkenaan dengan ini kegiatan pembelajaran yang bermutu.
Suhardan43, mengemukakan Dalam Undang-Undang N0.20
pembelajaran pada dasarnya merupakan Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
kegiatan akademik yang berupa Nasional, istilah belajar tidak ditemukan.
interaksi komunikasi anatara pendidik Istilah yang digunakan adalah
dan peserta didik proses ini merupakan pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan
sebuah tindakan professional yang sebagai proses interaksi peserta
bertumpu pada kaidah-kaidah ilmiah. didikdengan pendidik dan sumber belajar
Aktivitas ini merupakan kegiatan guru pada suatu lingkungan belajar.Dalam
dalam mengaktifkan proses belajar proses pembelajaran dikenal beberapa
peserta didik dengan menggunakan istilah yang memiliki kemiripan makna,
berbagai metode belajar. Pembelajaran sehingga seringkali orang merasa
adalah suatu kombinasi yang tersusun bingung untuk membedakannya. Istilah-
meliputi unsur-unsur manusiawi, istilah tersebut adalah: (1) pendekatan
material, fasilitas, perlengkapan, dan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran,
prosedur yang saling mempengaruhi (3) metode pembelajaran; (4) teknik
mencapai tujuan pembelajaran. 44 pembelajaran; (5) taktik pembelajaran;
Berkaitan dengan pembelajaran dan (6) model pembelajaran.
yang bermutu, Mulyono menyebutkan Dalam pembelajaran yang
bahwa konsep mutu pembelajaran bermutu terlibat berbagai input
mengandung lima rujukan, yaitu: 1. pembelajaran seperti; siswa (kognitif,
Kesesuaian, 2. Pembelajaran, 3. afektif, atau psikomotorik), bahan
Efektivitas, 4. Efisiensi, 5. ajar, metodologi (bervariasi sesuai
Produktivitas. Pembelajaran yang kemampuan guru), sarana sekolah,
bermutu akan bermuara pada dukungan administrasi dan sarana
kemampuan guru dalam proses prasarana dan sumber daya lainnya serta
pembelajaran. Secara sederhana penciptaan suasana yang kondusif.
kemampuan yang harus dimiliki oleh Mutu pembelajaran ditentukan dengan
guru yaitu kemampuan merencanakan metode, input, suasana, dan
pembelajaran, proses pembelajaran, serta kemampuan melaksanakan manajemen
evaluasi pembelajaran. 45 proses pembelaran itu sendiri.
Kegiatan belajar mengajar Pembelajaran yang bermutu
dilaksanakan dalam suasana tertentu adalah pembelajaran yang efektif yang
dengan dukungan sarana dan prasarana pada intinya adalah menyangkut
pembelajaran tertentu tertentu pula. kemampuan guru dalam proses
Oleh karena itu, keberhasilan mutu pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran sangat tergantung pada: pembelajaran yang dilakukan oleh guru
guru, siswa, sarana pembelajaran, akan sangat menentukan mutu hasil
lingkungan kelas, dan budaya kelas. pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat
43 Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (Layanan
disimpulkan bahwa mutu pembelajaran
dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi
adalah Pembelajaran yang dilakukan oleh
Daerah). (Bandung: Alfabeta, 2010), 67.
44 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan guru akan sangat menentukan mutu
Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya, pembelajaran yang akan diperoleh siswa.
2008.), 57. Indikator mutu pembelajaran dalam
45 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak

Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.), 29 penelitian ini, yaitu kesesuaian,
138

pembelajaran yang bermutu juga harus tertentu47. Oleh karena itu, hasil penelitian
mempunyai daya tarik yang kuat, ini diharapkan dapat memberikan suatu
efektivitas, efisiensi, dan produktivitas gambaran yang utuh dan terorganisasi
b. Indikator Mutu Belajar dan dengan baik tentang komponen-komponen
Pembelajaran. tertentu sehingga dapat memberikan
Prestasi sekolah yang dihasilkan kevalidan hasil penelitian.
dari proses atau prilaku sekolah. Menurut 2. Instrumen Penelitian
Arcaro 46 Kinerja sekolah dapat diukur dari Instrumen penelitian ini adalah
kualitasnya, efektivitasnya, peneliti sendiri, karena peneliatian ini
produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, merupakan penelitian kualitatif, dalam
kualitas kehidupan kerjanya, dapat penelitian kualitatif ini peneliti bertindak
dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan sebagai Key Instrument penelitian.
berkualitas atau bermutu tinggi jika Sebagaimana John W. Creswell menyatakan
prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar bahwa “peran peneliti dianggap sebagai
siswa, menunjukan pencapaian yang tinggi instrumen primer, maka bagian awal
dalam: penelitian diperlukan adanya identifikasi
terhadap nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan bias-
1) Prestasi akademik, berupa nilai ulangan
bias personal (peneliti)”48.
umum, ujian akhir nasional (UAN),
Dalam penelitian ini peneliti
karya ilmiah, lomba akademik
berperan sebagai pengamat partisipan pasif
2) Prestasi non-akademik, seperti IMTAQ,
yaitu peneliti hanya mengamati obyek
kejujuran, kesopanan, olahraga,
penelitian (fenomena atau tingkah laku
kesenian, keterampilan kegiatan
informan dan responden) untuk mengetahui
ektrakurikuler lainya.
bagaimana penerapan kurikulum terintegrasi
C. METODE PENELITIAN dalam mengembangkan mutu belajar siswa
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian di SMA Darul „Ulum 1 Unggulan BPPT
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Jombang.
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
3. Langkah-langkah Penelitian
penelitian yang bermaksud untuk memahami
Dalam penelitian ini peneliti
fenomena tentang apa yang dialami oleh
menggunakan tahap penelitian sesuai dengan
subjek penelitian misalnya perilaku,
model tahapan Moleong, yaitu: tahap pra
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap
dengan alasan (1) data penelitian bersifat
analisis data, tahan penulisan laporan
alamiah, (2) penelitian ini mementingkan
4. Sumber dan Data Penelitian
proses, dan (3) data merupakan data
Dalam penelitian ini sumber dan
deskriptif yang berupa kata-kata, frase,
data penelitian yang dimaksud adalah dari
kalimat atau teks khusus yang alamiah dan
mana data penelitian di peroleh. Maka
dengan memanfaatkan berbagai metode
sumber data dalam penelitian ini adalah
alamiah.
informan, informannya adalah kepala
Adapun jenis penelitian yang
sekolah, waka kurikulum, guru dan siswa
digunakan adalah study kasus (case study)
SMA Darul „Ulum 1 Unggulan BPPT
yaitu penelitian yang dilakukan secara
Jombang serta pihak lain yang terkait.
intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu organisasi, lembaga atau gejala
47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 142.


46J. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu .(Yogyakarta: 48 John Creswell, Research Design. Terjemahan Oleh

Pustaka Pelajar. 2006), 98 Achmad Fawaid. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 294

Nurul Indana
139
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

Adapun data penelitian ini adalah 7. Pengecekan Keabsahan data


perencanaan, pelaksanaan, model dan Untuk pengecekan keabsahan data
evaluasi penerapan kurikulum terintegrasi peneliti menggunakan teknik sebagai
serta mutu atau kualitas belajar siswa dalam berikut: Perpanjangan keikutsertaan,
aspek kognitif, afektif dan psikomotor di ketekunan pengamatan dan triangulasi
SMA Darul „Ulum 1 Unggulan BPPT D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jombang. 1. Penerapan Kurikulum Terintegrasi di
5. Teknik Pengumpulan Data SMA Darul Ulum BPPT Jombang
Teknik pengumpulan data merupakan a. Model Kurikulum Terintegrasi di
langkah yang paling strategis dalam SMA Darul ‘Ulum 1 BPPT
penelitian, karena tujuan utama dari Jombang
penelitian adalah mendapatkan data.49 Dalam Model kurikulum
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data terintegrasi yang diterapkan di SMA
dengan teknik: (1) wawancara; (2) observasi Darul „Ulum 1 BPPT Jombang yang
atau pengamatan; dan (3) studi dokumentasi. ditemukan peneliti yaitu: Pertama,
Ketiga teknik pengumpulan data ini Sistem pendidikan terpadu yaitu
merupakan teknik dasar yang digunakan perpaduan antara kurikulum nasional
dalam penelitian kualitataif. dan kurikulum pondok, maksudnya
6. Analisis Data memasukkan kurikulum pondok
Teknik analisis data pada penelitian ini kedalam kurikulum nasional.
menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hal ini sejalan dengan
Menurut50 teknik analisis deskriptif adalah
Forgarty dalam Syaifuddin Sabda
prosedur atau cara memecahkan masalah
mendefinisikan kurikulum terpadu
penelitian dengan memaparkan keadaan
(integrated curriculum) sebagai
objek yang diselidiki (seseorang, lembaga,
suatu model kurikulum yang dapat
masyarakat, pabrik, dan lain-lain)
mengintegrasikan skills, themes,
sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta
concepts, and topics secara inter dan
yang aktual.
antar disiplin atau penggabungan
Menurut Moleong51 deskriptif yaitu data
keduanya.52
yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
gambar-gambar dan bukan angka-angka. Kedua, perpaduan antara
Dengan demikian, laporan penelitian akan materi PAI Diknas dengan materi
berisi kutipan-kutipan data untuk memberi pondok. Perpaduan ini maksudnya
gambaran penyajian laporan tersebut. Data memasukan materi-materi pondok
tersebut mungkin berasal dari naskah yang ada kaitannya dengan materi
wawancara, catatan lapangan, foto, video PAI. Perpaduan ini termasuk model
tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, kurikulum terintegrasi interdisipliner
dan dokumen resmi lainnya. yaitu perpaduan antara mata pelajaran
Analisis data yang digunakan peneliti yang serumpun.
dalam penelitian ini meliputi: Reduksi Data,
Penyajian Data (data display) dan Menarik Hal ini sesuai teori Robin
Kesimpulan Fogarty dalam Trianto53 model

52 Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum


49 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Tinjauan Teoritis), (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2006).
(Bandung : Alfabeta, 2008), 224. 28-29
50 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan
53 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori
Kelas, (Jakarta: Haji Mas Agung, 1989), 6.
51 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007),
40
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 11.
140

kurikulum terintegrasi dikelompokkan ilmu yang berbeda. Misalnya,


menjadi 3 (tiga) klasifikasi antara tema yang ada dalam
pengintegrasian kurikulum, sebagai bidang ilmu sosial, bidang ilmu
berikut: alam, teknologi maupun ilmu
agama. Sebagai contoh, tema
a. Pengintegrasian di dalam Satu
rokok merupakan tema yang
Disiplin Ilmu
dapat dikaji dari berbagai bidang
Model ini merupakan integrasi
ilmu yang berbeda.
yang mentautkan dua atau lebih
bidang ilmu yang serumpun. Ketiga, Perpaduan antara
Misalnya di bidang Ilmu Alam, kegiatan sekolah dengan kegiatan
mentautkan antara dua tema pondok. kegiatan-kegiatan sekolah
dalam fisika dan biologi yang dipadukan atau dijadikan satu dengan
memiliki relevansi, atau antara kegiatan asrama sehingga tidak ada
tema dalam kimia dan fisika. yang namanya kegiatan pondok
Contoh: tema metabolisme dapat ataupun kegiatan asrama.
ditinjau dari biologi maupun Hal ini tidak cocok dengan
kimia. Begitupun dengan tema- teory Fogarty mengemukakan 10
tema yang relevan pada Ilmu model yaitu : 1). Fragmented,
Sosial seperti antara sosiologi dan 2).Connected, 3). Nested, 4).
geografi. Jadi sifat perpaduan Sequenced, 5). Shared, 6). Webbed 7).
dalam model ini hanya dalam Threaded, 8). Integrated, 9). Immersed
satu rumpun bidang ilmu saja dan 10). Networked. Model ini tidak
(inter-disipliner). termasuk dalam kategori sepuluh
model diatas.54
b. Pengintegrasian Beberapa
Namun hal ini sejalan
Disiplin Ilmu
dengan konsep Beane dalam
Model ini merupakan integrasi
Syaifuddin Sabda mendefinisikan
yang mentautkan antar disiplin
kurikulum terintegrasi sebagai model
ilmu yang berbeda. Misalnya
kurikulum yang menawarkan
antara tema yang ada dalam
sejumlah kemungkinan tentang
bidang ilmu sosial dengan bidang
kesatuan dan keterkaitan antara
ilmu alam. Sebagai contoh, tema
kegiatan sehari-hari dengan
energi merupakan tema yang
pengalaman di sekolah atau
dapat dikaji dari bidang ilmu 55
pengalaman pendidikan.
yang berbeda baik dalam bidang
ilmu sosial (tentang kebutuhan
energi dalam masyarakat), dan
bidang ilmu alam (tentang
bentuk-bentuk energi dan
teknologinya).

c. Pengintegrasian di dalam Satu 54 Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori

dan Beberapa Disiplin Ilmu dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007),
Model ini merupakan integrasi 122.
yang paling kompleks karena 55 Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum
mentautkan antar disiplin ilmu (Tinjauan Teoritis), (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2006).
yang serumpun sekaligus bidang 28-29.

Nurul Indana
141
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

b. Perencanaan Penerapan Kurikulum Hal ini ada kemiripan dan


Terintegrasi di SMA Darul ‘Ulum 1 kesesuaian dengan teori yang
BPPT Jombang dikemukakan C.C. Freeman dan H.J.
Perencanaan bertujuan Sokoloff mengemukakan bahwa hal-
untuk mencapai seperangkat operasi hal yang penting diperhatikan oleh
yang konsisten dan terkoordinasi guru ialah: mengientifikasi suatu
guna memperoleh hasil-hasil yang topic, mengembangkan interpretasi
diinginkan. Secara mendasar, visual (membuat peta konsep atau
perencanaan adalah suatu proses jaringan terbuka) bagi ide-ide dan
intelektual yang melibatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan
pembuatan keputusan. Proses ini topik dan tema, dan mengidentifikasi
menuntut prediposisi mental untuk materi pembelajaran serta merancang
berpikir sebelum bertindak, berbuat aktivitas pembelajaran. 57Namun, hal
berdasarkan kenyataan bukan diatas tidak sejalan dengan pendapat
perkiraan, dan berbuat sesuatu Burhan Nurgiyantoro, untuk
secara teratur. 56
Hal ini, menyusun perencanan kurikulum
menekankan bahwa perencanaan terintegrasi, maka harus
dalam pengembangan kurikulum memperhatikan bentuknya sebagai
terintegrasi merupakan suatu berikut: Pertama, unit merupakan satu
keharusan yang tidak terelakkan. kesatuan dari seluruh bahan pelajaran.
Begitu juga harus mampu Faktor yang menyatukan adalah
mengintegrasi perencanaan dengan masalah-masalah yang akan diselidiki
tujuan pendidikan di masing-masing dan dipecahkan oleh peserta didik.
skala, apakah skala nasional, Kedua, unit didasarkan pada
institusional, kurikuler dan kebutuhan peserta didik baik yang
intruksional. Tentunya hal ini perlu bersifat pribadi maupun sosial, baik
dilakukan penyusunan yang yang menyangkut jasmani dan rohani.
melibatkan beberapa pihak. Dengan sistem unit ini, akan
meningkatkan perkembangan sosial
Penyusunan kurikulum,
peserta didik dengan banyak
SMA Darul Ulum 1 Unggulan BPPT
memberikankesempatanbekerjasama
Jombang melibatkan berbagai pihak
dalam kelompok.
diantaranya kepala sekolah, guru,
yayasan, komite, tim BPPT kita Ketiga, dalam unit peserta
libatkan untuk perumusan kurikulum didik dihadapkan pada berbagai situasi
dan masyarakat. Setelah kurikulum yang mengandung permasalahan yang
disusun maka tugas masing-masing berhubungan dengan kehidupan
guru mapel untuk untuk membuat sehari-hari dan dikaitkan dengan
perencanaa KBM, yaitu membuat pelajaran di sekolah sesuai dengan
silabus, RPP, menyusun strategi tingkat kemampuan peserta didik.
pembelajaran dan sebagainya yang Keempat, unit mempergunakan
nantinya diperlukan ketika KBM dorongan-dorongan sewajarnya pada
berlangsung. diri peserta didik dengan melandaskan
diri pada teori-teori belajar. Kelima,
pelaksanaan unit sering memerlukan

56 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan 57 Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum


Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya, (Tinjauan Teoritis), (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2006).
2008.), 134. 102.
142

waktu yang relatif lebih lama daripada Ketramp/Bahasa Asing/B.Arab,


pelajaran biasa di kelas.58 Muatan Lokal/B Daerah dan
c. Pelaksanaan Kurikulum Pengembangan Diri/BP
Terintegrasi di SMA Darul Ulum Adapun Kurikulum Pondok di
Jombang SMA Darul Ulum 1 Unggulan
1) Materi dan Alokasi Waktu BPPT Jombang meliputi: Ilmu
Alokasi waktu yang Tajwid, Qur‟an - Hadits ,
dibutuhkan untuk Fiqih, Aqidah – Akhlaq, S K I
mengimplementasikan kurikulum – Kedarululuman, Nahwu -
di SMA BPPT Jombang cukup Shorof - Baca Kitab,
banyak karena muatan Bimbingan Membaca Kitab
kurikulumnya juga ada tambahan
Pengaturan mata
materi pondok dengan memakai
pelajaran dengan waktu ini sangat
sistem fullday school yang
penting dalam sebuah kurikulum
pembelajarannya berakhir jam 4.
hal ini sebagaimana Sabda59,
di kelas EIC ada tambahan satu
Penentuan kerangka waktu umum
kurikulum lagi yaitu kurikulum
sangat penting dalam sebuah
ICAS. untuk materinya hampir
kurikulum terpadu. Penetuan
sama sama dengan kelas biasa
kerangka waktu ini berkaitan
(bukan ICAS)
dengan upaya mengorganisir
(InternationalCompetitions and
kegiatan dimana materi-materi
Assesments for Schools), yang
pada masing- masing mata
membedakan adalah tiga mata
pelajaran terkait disajikan dalam
pelajaran yang berbasis ICAS
waktu yang telah ditentukan.
yaitu Matematika, Bahasa
2) Kegiatan Belajar Mengajar SMA
Inggris, dan sains. Tiga mapel
Darul ‘Ulum 1 BPPT Jombang
tersebut pada proses
Pelaksanaan dalam
pembelajarannya menggunakan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh
bahasa Inggris”.
masing-masing guru bidang studi
Berikut merupakan
sama dengan sekolah lainnya. Ketika
rincian dari materi Kurikulum
pelaksanaan KBM maka mengacu
SMA Darul Ulum 1 Unggulan
pada perencanaan yang sudah dibuat
BPPT Jombang, Kurikulum
yang ada di RPP. Antara lain
Diknas SMA Darul Ulum 1
apresiasi, motivasi, kegiatan inti,
Unggulan BPPT Jombang.
metoden, media, semuanya sama
Meliputi: Pend. Agama Terpadu,
menyesuaikan dengan mata pelajaran.
Kewarganegaraan, Bhs & Sastra
Pada kegiatan inti PAI maka hal yang
Indonesia, Sejarah, Geografi,
pertama dilakukan adalah memaknai
Bhs. Inggris, Penjaskes,
kitab, meskipun hanya sedikit baru
Matematika, Fisika, Biologi,
nanti kita jelaskan sesuai urutan materi
Kimia, Ekonomi, Sosiologi, Seni
yang ada di PAI. Ini wujud daripada
Budaya, Komputer/TIK,
integrasi kurikulum dari pemerintah
58Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi. (Yogyakarta: Badan 59 Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum
Percetakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri (Tinjauan Teoritis), (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2006).
Yogyakarta. 2013), 119. 69.

Nurul Indana
143
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

dengan kurikulum pondok, sedangkan menjadikan perilaku nabi


materi umum yang terkait dengan muhammad saw sebagai suri
agama, dijelaskan sedikit oleh masing- tauladan, melalui penempelan hadist-
masing guru. Pada peerapannya murid hadist nabi pada tempat-tempat
adalah sebagai pusat daripada tertentu mengkaji dan memahami
pembelajaran. hukum-hukum Islam dan kitab
Hal ini sejalan dengan Oemar kuning sebagai karya ilmiah para
Hamalik bahwa dalam pendekatan ulama‟ besar Islam. Wawasan
pelaksanaan kurikulum terintegrasi, Keunggulan Iptek meliputi:
peserta didik adalah pembuat Wawasan keunggulan bidang Iptek
keputusan dan para pemecah masalah. terwujud dalam kegiatan
Proses dipandang sebagai sentral Penambahan alokasi jam belajar
untuk menjelaskan tingkah laku. MIPA, Kegiatan Karya ilmiah (KIR)
Peserta didik itu berbeda satu sama , Pengikutsertaan pada lomba-lomba
lain, sedangkan masalah merupakan karya ilmiah baik berskala regional
kunci dimana proses dimulai, karena maupun nasional, dan Pengadaan dan
itu pula cara penyelesaian masalah pengembangan sarana laboratorium
pun berbeda satu sama lain, tidak ada IPA dan Komputer. Wawasan
dua cara yang sama. Para peserta didik Keunggulan Berbahasa Inggris
bukan saja dikembangkan sebagai meliputi: English morning, English
suatu kepribadian yang bulat, akan Area dan Excellent English Club
tetapi juga dipersiapkan sebagai (EEC). Wawasan Keunggulan Budi
pribadi yang mampu berperan di Pekerti (Akhlakul Karimah)
masyarakat. Selain dari itu, Hal diatas sesuai dengan
pendekatan ini memungkinkan teori Beane dalam Syaifuddin Sabda
kerjasama antara sekolah dan mendefinisikannya sebagai model
60
masyarakat. kurikulum yang menawarkan
3) Kegiatan SMA Darul ‘Ulum 1 sejumlah kemungkinan tentang
BPPT Jombang diluar Kegiatan kesatuan dan keterkaitan antara
Belajar Mengajar kegiatan sehari-hari dengan
Kegiatan SMA Darul Ulum pengalaman di sekolah atau
61
1 Unggulan BPP Teknologi memiliki pengalaman pendidikan.
ciri khas keterpaduan antara
d. Evaluasi Kurikulum Terintegrasi di
pendidikan formal umum dengan
SMA Darul Ulum BPPT Jombang
pendidikan agama di Pondok
Evaluasi di SMA Darul Ulum
Pesantren. Ciri khas tersebut meliputi
1 Unggulan BPPT Jombang dilakukan
hal- hal sebagai berikut : Wawasan
dalam rangka mengetahui sejauh mana
Keunggulan Imtaq meliputi:
ketercapaian tujuan pembelajaran, hal
pendisiplinan sholat lima waktu dan
ini sejalan dengan Zaini yang
harus berjama‟ah, rutinitas membaca
menyatakan evaluasi adalah suatu
al qur‟an baik di asrama maupun di
tindakan atau suatu proses untuk
sekolah pada awal kbm serta pada
menentukan nilai dari sesuatu.
waktu ba‟da maghrib dan subuh,
Evaluasi dalam pendidikan dapat
penanaman sikap santri yang

60 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan 61 Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum


Kurikulum. (Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya, (Tinjauan Teoritis), (Yogyakarta: Aswaja Presindo,2006).
2008.), 60-62. 28-29
144

diartikan sebagai suatu proses dalam terintegrasi, penilaian pencapaian


usaha untuk mengumpulkan informasi kompetensi dasar peserta didik
yang dapat digunakan sebagai bahan dilakukan berdasarkan indikator.
pertimbangan untuk membuat Penilaian dilakukan dengan
keputusan akan perlu tidaknya menggunakan tes dan non tes dalam
memperbaiki sistem pembelajaran bentuk tertulis maupun lisan,
sesuai dengan tujuan yang akan pengamatan kinerja, pengukuran
ditetapkan. Tyler seperti yang dikutip sikap, penilaian hasil karya berupa
Sukmadinata menyatakan bahwa tugas, proyek dan/atau produk,
evaluasi adalah proses untuk penggunaan portofolio dan penilaian
mengetahui apakah tujuan pendidikan diri. Adapun penilaian atau evaluasi
sudah tercapai atau terealisasikan. 62 kurikulum terintegrasi, sebagaimana
Evaluasi di SMA Darul „Ulum bagan berikut.64
1 ditandai dengan adanya pelaksanaan
2. Mutu belajar di SMA Darul Ulum
ulangan harian, ujian tengah semester,
BPPT Jombang
ujian akhir semester, ujian praktek,
a. Mutu belajar siswa aspek kognitif
penilaian sikap, penilain diri, dan
Mutu belajar pada aspek
penilaian keterampilan. Artinya
kognitif dapat dilihat dari prestasi-
evaluasi yang diterapkan yaitu
prestasi yang diraih siswa bidang
evaluasi yang bersifat sumatif juga
akademis semakin banyak dan juga
formatif.
hasil belajar siswa dari nilai ulangan,
Hal ini sesuai dengan
UTS, UAS, dan UN yang semakin
pendapat rusman tentang evaluasi
meningkat.
sumatif dan formatif yaitu Evaluasi
Hal ini sesuai dengan teori,65
formatif adalah evaluasi atau penilaian
Muh. Uzer Usman dalam bukunya
yang dilakukan setelah satu pokok
Menjadi guru merdeka
bahasan selesai dipelajari oleh peserta
mengklasifikasikan tujuan kognitif
didik. Evaluasi sumatif adalah tes
atas enam bagian, yaitu sebagai
yang diselenggarakan oleh guru
berikut:
setelah menempuh satu jangka waktu
Ingatan / recall. Mengacu pada
tertentu. Dalam pelaksanaan tes
kemampuan mengenal atau mengingat
sumatif ini sering disebut dengan
materi yang sudah dipelajari dari yang
ulanngan atau ujian semester, atau
sederhana sampai pada teori-teori
ulangan umum nasional dan biasanya
yang sukar. Yang penting adalah
diselenggarakan secara serempak
kemampuan mengingat keterangan
untuk seluruh sekolah.63
dengan benar. Pemahaman. Mengacu
Jenis evaluasi yang diterapkan kepada kemampuan memahami makna
juga memakai jenis evaluasi tes dan materi.aspek ini satu tingkat di atas
non tes. Sesuai pendapat arikunto pengetahuan dan merupakan tingkat
yaitu Dalam evaluasi kurikulum kemampuan berpikir yang rendah.

62 Muhamad Zaini, Pengembangan Kurikulum: 64Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori
Konsep, Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. (Yogyakarta: dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007),
Teras. 2009), 142-143. 94.
63 Rusman, Manajemen Kurikulum. (Jakarta: 65 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional.

RajaGrafindo Persada, 2009),101 (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 12.

Nurul Indana
145
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

Penerapan. Mengacu pada pertumbuhan batiniah atau rohaniah


kemampuan menggunakan atau siswa 66
menerapkan materi yang sudah Hal ini juga diperkuat
dipelajari pada situasi yang baru dan dengan pendapat Ana Sudjono tentang
menyangkut penggunaan aturan, ciri-ciri hasil belajar apektif tampak
prinsip. Penerapan merupakan tingkat pada siswa dalam berbagai tingkah
kemampuan berpikir yang lebih tinggi laku seperti: perhatian terhadap mata
daripada pemahaman. Analisis. pelajaran, kedisiplinan dalam
Mengacu kepada kemampuan mengikuti proses belajar, motivasinya
menguraikan materi ke dalam dalam belajar, penghargaan atau
komponen-komponen atau faktro rasa hormatterhadap guru, dan
penyebabnya, dan mampu memahami sebagainya67
hubungan di antara bagian yang satu c. Mutu belajar siswa aspek
dengan yang lainnya sehingga struktur psikomotorik
dan aturannya dapat lebih dimengerti. Mutu belajar siswa pada aspek
Analisis merupakan tingkat psikomotorik di SMA Darul „Ulum 1
kemampuan berpikir yang lebih tinggi BPPT Jombang ini dapat dilihat dari
daripada aspek pemahaman maupun kegiatan-kegiatan siswa, hasil
penerapan. Sintesis. Mengacu pada keterampilan siswa dan kompetensi
kemampuan memadukan konsep atau yang diraih baik ditingkat kabupaten,
komponenkomponen sehingga provinsi maupun nasional.
membentuk suatu pola srtuktur atau Hal diatas sejalan dengan
bentuk baru. Aspek ini memerlukan pendapat Depdiknas yaitu Ranah
tingkah laku yang kreatif. Sintesis psikomotor adalah ranah yang
merupakan kemampuan tingkat berkaitan dengan keterampilan (Skill)
berpikir yang lebih tinggi daripada atau kemampuan bertindak setelah
kemampuan sebelumnya. Evaluasi. seseorang menerima pengalaman
Mengacu pada kemampuan belajar tertentu. Mata ajar yang
memberikan pertimbangan terhadap termasuk kelompok mata ajar
nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. psikomotor adalah mata ajar yang
Evaluasi merupakan tingkat lebih berorientasi pada gerakan dan
kemampuan berpikir yang lebih tinggi. menekankan pada reaksi-reaksi fisik.
b. Mutu belajar siswa aspek apektif Hal ini sejalan dengan
Dalam ranah apektif mutu pendapat Arcaro 68, Kinerja sekolah
belajar siswa di SMA Darul „Ulum 1 dapat diukur dari kualitasnya,
dapat dilihat dari perubahan sikap, efektivitasnya, produktivitasnya,
moral, minat dan rasa menghargai efisiensinya, inovasinya, kualitas
siswa pada saat di kelas ataupun diluar kehidupan kerjanya, dapat dijelaskan
kelas baik dengan guru maupun bahwa output sekolah dikatakan
dengan siswa yang lainnya. berkualitas atau bermutu tinggi jika
Hal ini sesuai dengan
pendapat sudjana yaitu aspek apektif 66 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Ini lebih banyak menitikberatkan pada (Jakarta: Paja Grafindo Persada. 2005), 76
bidang sikap dan tingkah laku. Aspek
67 Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
ini berkaitan dengan sikap mental,
(Jakarta: Paja Grafindo Persada. 2005), 54.
perasaan dan kesadaran siswa. Prestasi
68 J. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu .(Yogyakarta:
belajar ini diperoleh melalui proses
internalisasi, yaitu suatu proses kearah Pustaka Pelajar. 2006), 98
146

prestasi sekolah, khususnya prestasi F. REFERENSI


belajar siswa, menunjukan pencapaian Ahmad Saebani, Beni. 2009. Ilmu pendidikan
yang tinggi dalam: Prestasi akademik, Islam. Bandung: Pustaka Setia.
berupa nilai ulangan umum, ujian Ali, Muhammad. 2009. Pengembangan
akhir nasional (UAN), karya ilmiah, Kurikulum di Sekolah. Bandung:
lomba akademik dan Prestasi non- Sinar Baru Algensindo.
akademik, seperti IMTAQ, kejujuran, Dahlan, Pius. 2001. Kamus Ilmiah Populer.
kesopanan, olahraga, kesenian, Surabaya: Arkola.
keterampilan kejuruan, dan kegiatan- Hamalik, Oemar. Manajemen
kegiatan ektrakurikuler lainya.. Pengembangan Kurikulum.
E. KESIMPULAN Bandung: UPI dan Remaja
Penerapan kurikulum terintegrasi di Rosdakarya, 2008.
SMA Darul „Ulum 1 BPPT Jombang yaitu: a) Langgulung, Hasan. 1979. Filsafat
Model kurikulum terintegrasinya yaitu sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
pendidikan terpadu antara kurikulum nasional Bintang.
dan kurikulum pondok, materi PAI terpadu Majid, Abdul. 2009. Perencanaan
yaitu perpaduan antara PAI diknas dengan Pembelajaran, Mengembangkan
materi pondok, keterpaduan antara kegiatan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
sekolah dan pondok. b) Perencanaan Remaja Rosdakarya.
kurikulum melibatkan kepala sekolah, guru, Zaini, Muhamad. 2009. Pengembangan
yayasan, komite, tim BPPT. Setelah Kurikulum: Konsep, Implementasi,
kurikulum disusun maka tugas guru mapel Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta:
untuk untuk membuat perencanaa KBM, Teras.
yaitu membuat silabus, RPP, menyusun Nasution, S. 1991. Pengembangan Kurikulum
strategi pembelajaran dan Pendidikan. Bandung: Citra Adirya
sebagainya.c)Pelaksanaan kurikulumnya Bakti.
mengacu pada perencanaan yang sudah 1995. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta:
dibuat yang ada di RPP. Memiliki ciri khas Bumi Aksara.
keterpaduan antara pendidikan formal umum Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan
dengan pendidikan agama di Pondok Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Pesantren. d) Evaluasi yang digunakan adalah Notoatmodjo, Soekidjo. 2009.
evaluasi sumatif dan formatif dan jenis Pengembangan Sumber Daya
evaluasinya yaitu evaluasi tes non tes untuk. Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Mutu belajar aspek kognitif dilihat dari Fogarty, Robin. How to Integrate the
dilihat dari prestasi-prestasi yang diraih siswa Curricula. USA: CorwinPress
bidang akademis semakin banyak dan juga Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum.
hasil belajar siswa dari nilai ulangan, UTS, Jakarta: RajaGrafindo Persada
UAS, dan UN yang semakin meningkat, 2012. Manajemen Kurikulum.
aspek apektif dibuktikan dengan perubahan Jakarta: Rajawali Press.
sikap, moral, minat dan rasa menghargai S. Arcaro, Jarome , 2006. Pendidikan
siswa pada saat di kelas ataupun diluar kelas Berbasisis Mutu Prinsip-Prinsip
baik dengan guru maupun dengan siswa yang Perumusan dan Tata Langkah
lainnya aspek psikomotorik dilihat dari Penerapan. Yogyakarta:Pustaka
kegiatan-kegiatan, hasil keterampilan dan Pelajar.
kompetensi yang diraih baik ditingkat Sa‟dun. Akbar, dan Hadi Sriwiyana. 2010.
kabupaten, provinsi maupun nasional. . Pengembangan kurikulum dan

Nurul Indana
147
Nidhomul Haq, Vol 3 No 2 Tahun 2018

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan


Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta
Media.
Sabda, Syaifuddin. 2006. Model Kurikulum
Terpadu IPTEK dan IMTAQ (Desain,
Pengembangan & Implementasi).
Ciputat: Ciputat Press Group
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan
Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:
Kencana.
Tim Penyusun. 2005. UU RI no 20 Tahun
2003 Tentang Sisdiknas. Surabaya:
Media Centre.
Trianto, 2007. Model Pembelajaran
Terpadu: Teori dan Praktek, Jakarta:
Prestasi Pustaka
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Umar, Bukhori. 2011. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta: AMZAH,
Zainuddin, M. 2013. Paradigma Pendidikan
Terpadu: Menyiapkan Generasi Ulul
Albab. Malang: UIN Maliki Press.

You might also like