Jufrory fe
PENGORGANISASIAN BISNIS —
Pengertian
Setiap organisasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu
personalia, fungsi dan factor-faktor fisik, yang kesemuanya ini
merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi
komponen-komponen tersebut mencerminkan adanya tugas-tugas
yang harus dilakukan, manusia yang melaksanakan tugas dan adanya
peralatan-peralatan yang dapat digunakan untuk tugas-tugas tersebut.
Dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk
menyusun komponen-komponen pokok (diatas) sedemikian rupa,
sehingga dapat dipakai Ditijau sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Dalam kegiatan tersebut diharapkan akan tercipta hubungan-hubungan
diantara masing-masing komponen.
Dengan demikian fungsi pengorganisasian dapat dikatakan
sebagai proses menciptakan hubungan antara berbagai fungsi,
personalia dan factor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan
dapat bermanfaat dan terarah kepada suatu tujuan.
Hubungan-hubungan yang timbul didalam organisasi bisnis dapat
berbentuk : hubungan informal dan hubungan formal.
a. Hubungan informal
Hubungan informal ini lebih banyak menyangkut hubungan manusiawi.
Termasuk hubungan informal ini antara lain : Hubungan-hubungan
yang timbuinya tidak disengaja, hubungan-hubungan diluar tugas/
pekerjannya, dan hubungan-hubungan yang bersifat tidak resmi.
b. Hubungan Formal
Hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang dilakukan dengan
sengaja. Secara resmi, hubungan formal ini ditunjukan di dalam bagan
organisasi, pedoman organisasi atau deskripsi jabatan yang ada.
Tetapi untuk perusahan-perusahaan kecil, seperti usaha perseorangan,
biasanya tidak memiliki pedoman organisasi seperti pada perusahaan
besar. Ini disebabkan oleh volume usaha yang kecil dan jumlah
personalia sedikit. Namun demikian pimpinan tetap menentukan tugas
serta hubungan-hubungan dengan para bawahan.Dalam hubungan formal terdapat tiga hubungan dasar yaitu :
1.Tanggung Jawab
Yang dimaksud dengan tanggung jawab adalah kewajiban-kewajiban
bagi individu untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan, dengan
cara sebaik mungkin menurut kemampuan dan pengarahan yang
diterima./ cara penentuan tanggung jawab secara formal ini dapat
dilakukan antara lain dengan menggunakan azas kesamaan. Dalam hal
ini, fungsi-fungsi yang diberikan harus dikelompokkan berdasarkan
Persamaan tugas-tugas yang ada. Ini semua diarahkan untuk
mengadakan spesialisasi.
2. | Wewenang
Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak untuk mengambil
keputusan tentang apa yang harus dilakukan oleh seseorang, juga
merupakan hak untuk meminta kepada orang lain melakukan sesuatu.
Agar tugas yang dilakukan efisien, maka wewenang yang dimiliki oleh
seseorang harus seimbang dengan ditanggung jawabnya.
3. Pertanggung Jawaban
Aliran pertanggung-jawaban ini merupakan kebalikan dari arus
wewenang. Kalau wewenang berasai dari pimpinan, artinya mengalir
dari atas ke bawah, maka pertanggung-jawaban ini berasal dari
bawahan (mengalir dari bawah keatas ). Bilamana seseorang telah
memiliki wewenang yang seimbang dengan tanggung jawabnya, maka
sudah semestinya ia berkewajiban untuk melaporkan hasilnya. Jadi,
pertanggungjawaban merupakan hasil pekerjan yang telah dicapai
dimana hasil pekerjaan tersebut harus dilaporkan pada pihak yang
berwewenang.
Pola Hubungan Antar Komponen Organisasi
Semua tugas-tugas yang dijalankan diorganisir untuk mencapai
tujuan, dalam mana tujuan tersebut merupakan titik tolak
pengorganisasian. Jadi penentuan tugas-tugas yang hendak
dijalankan haruslah didasarkan pada suatu tujuan . jika tidak terdapatpembagian tanggung jawab secara jelas, maka tugas -tugas/ fungsi
sulit untuk dilaksanakan atau dapat pula terjadi adanya kesimpang-
siuran dalam pelaksanaan.
Sedangkan tanggung jawab itu sendiri tidak dapat dibebankan
pada masing-masing pelaksana bilamana tidak disertai adanya hak-hak
untuk melaksanakan (berupa wewenang ). Tidak perlu semua hak yang
ada pada seseorang dipakai untuk memikul semua tanggung jawab;
melainkan hak-hak yang berhubungan dengan tugas yang diperlukan
saja.
Untuk mengetahui tentang seberapa jauh seseorang telah
mencapai hasil yang diharapkan, maka setelah dibebani dengan suatu
tanggung jawab dan diberi wewenang, ia diminta untuk memberikan
pertanggung jawabnya kearah tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, antara tujuan, fungsi, tanggung jawab, wewenang serta
pertanggung jawabnya mempunyai hubunga yang erat, dan berkaitan
satu dengan yang lainya.
Rentangan Kekuasaan
Muncuinya rentangan kekuasaan ini disebabkan oleh adanya
keterbatasan pada kemampuan seseorang. Dalam setiap organisasi,
rentangan kekuasaan ini harus ditetapkan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh seseorang dapat memimpin dan mengatur sejumiah
bawahan dengan efektif serta efisien. Jadi, keefektifan dan efisiensi
seorang pemimpin dalam mengatur bawahan banyak dipengaruhi oleh
jumiah bawahan itu sendiri.
Pendapat mengenai jumlah bawahan yang ideal tentang seorang
pimpinan ini berbeda-berbeda. Lyndall Urwick menyatakan bahwa
jumiah bawahan yang paling tepat bagi pimpinan paling tepat adalah
empat orang untuk tingkat atas dan dua belas orang untuk tingkat
bawah. Sedangkan pendapat Dwight Eisenhower, menyatakan bahwa
jumtah bawahan yang paling tepat adalah tiga orang.
Dari beberapa pendapat yang berbeda diatas dapatlah disimpulkan
bahwa factor jumlah bawahan saja belum menjamin keefektifan serta
efisiensi pengaturan dari seorang pimpinan. Untuk itu harus
diperhatikan pula factor lain yang mempunyai hubungan erat. Factor
tersebut merupakan frekuensi hubungan antara pimpinan danbawahan. Tentu masing-masing individu memiliki frekuensi hubungan
yang berbeda-beda dengan individu yang lain.
Banyak sedikitnya frekuensi hubungan antara pimpinan dan
bawahan dipengaruhi oleh beberapa factor, antar lain :
a. __Latihan dari bawahan
Bawahan yang mendapat latihan sempurna akan mengurangi frekuensi
hubungan dengan pimpinannya. Makin sempurnanya latihan yang
diberikan kepada bawahan, makin mudah pula bagi bawahan untuk
memahaminnya. Mereka tidak lagi akan menanyakan apa yang mereka
harus kerjakan.
b. Pendelegasian Wewenang
Organisasi yang teratur dapat memberikan pengaruh yang
menguntungkan terhadap frekuensi hubungan antara pimpinan dan
bawahan. Kejelekan-kejelekan dari sebuah organisasi akan terlihat
pada kurang jelasnya pendelegasian wewenang yang ada.
Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan adanya berbagai pertanyaan.
Dalam melaksanakan berbagai_ kegiatan, sedapat mungkin
menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak mereka inginkan. Ini
terlaksana bilamana pimpinan dapat mendelegasikan wewenangnya
dengan jelas, tegas dan pasti.
c. Perencanaan
Biasanya tugas bawahan digariskan didalam perencanaan yang telah
ditetapkan dengan harapan agar mereka mudah untuk menghayatinya.
Dalam hal ini penyusunan perencanaan, kerja perencanaan, wewenang
dari pelaksana dan sejauh mana para pelaksana dapat memahaminnya,
sangat mempengaruhi hubungan mereka dengan pimpinan. Bilamana
semuanya ini berada dalam keadaan yang baik, maka tidak akan terjadi
hubungan yang teriaiu banyak antara bawahan dengan pimpinan.
d. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi yang baik akan mempengaruhi pula rentangan
kekuasaan yang ada. Bilamana teknik komunikasi yang baik dalam
hubunganya dengan pemberian perintah dan pengarahan dilakukan
oleh pimpinan, maka pimpinan tersebut akan berkurang. Selain mudah
dimengerti, perintah-perintah dari pimpinan juga akan mempererat
hubungan dengan bawahannya.Dasar-Dasar Penggolongan Bagian Di Dalam Organisasi
Terbatasnya kemampuan seseorang akan membatasi pula jumlah
bawahan atau bagian-bagian yang dipimpinnya. Hal ini akan
berpengaruh pula pada ruang lingkup organisasi. Namun det
kesempatan untuk berkembang bagi suatu organisasi tetap ada, yaitu
dengan mengadakan pengelompokan kegiatan atau aktivitas serta
tenaga kerja didalam bagian-bagian. Jadi, pembagian kerja dan
spesialisasi kegiatan perlu kukan.
Pengelompokkan menjadi bagian-bagian didalam sebuah
organisasi dapat didasarkan pada beberapa factor berikut ini :
a. Didasarkan pada Suatu Angka
Dasar penggolongan dengan menggunakan angka ini biasanya
terdapat dibidang kemiliteran. Misalnya __: divisi keempat (Kodam IV)
Diponegoro, Resimen ketujuhpuluh dua (Korem 72) Pamungkas, dan
sebagainya.
b. Didasarkan pada Waktu
Dasar waktu untuk mengadakan pengelompokkan biasa dipakai dalam
pelaksanaan tugas-tugas dipabrik. Bilamana sebuah pabrik yang harus
menjalankan | proses produksi secara terus-menerus dapat
mengadakan pengelopmpokan karyawan kedalam beberapa kelompok
kerja. Misalnya : jam kerja karyawan pabrik sehari adalah 8 jam
(termasuk istirahat), maka kelompok kerja pertama dapat bekerja dari
jam 07.00 sampai dengan jam 15.00, kelompok kedua dapat bekerja
dari jam 15.00 sampai dengan jam 23.00 dan seterusnya. Tentu saja
pengelompokan semacam ini tidak berlaku bagi para karyawan kantor
(bukan pabrik).
c. Didasarkan pada Fungsi Perusahaan
Misalnya, kegiatan-kegiatan dalam perusahaan dibagi kedalam tiga
bagian, yaitu bagian Produksi, Bagian Pemasaran, dan dan bagian
Keuangan. Dalam hal ini, masing-masing karyawan yang ada pada
bagian produksi tidak perlu menjalankan aktivitas-aktifitas yang
menjadi bagian keuangan dan pemasaran. Begitu pula untuk
karyawan-karyawan dibagian-bagian lain.
d. Didasarkan pada Luas Daerah OperasiSebuah perusahaan yang mempunyai daerah operasi yang sangat
luas, dapat mendirikan cabang-cabang diberbagai daerah.
Penggolongan ini juga dimasudkan untuk menampung jumlah aktifitas
yang terlalu besar. Dengan demikina cabang perusahaan dapat
menampung semua transaksi yang terjadi dan ada didaerahnya.
e. Didasarkan pada Jenis Barang yang Dihasilkan
Perusahan-perusahaan seperti PT Astra yang membuat berbagai
macam barang (sepeda motor Honda, mobil Honda Civic dan mesin
foto Xerox) dapat mengelompokan aktivitas dan tenaga kerjanya
menurut macam barangnya. Karena masing-masing jenis barang
memiliki karateristik yang berbeda-beda. Selain itu, juga memerlukan
kemampuan teknis yang berbeda pula.
f. Didasarkan pada Jenis Langganan
Langganan-langganan perusahan dapat berupa : konsumen rumah
tangga, pedagang, pemerintah dan / atau perusahaan lain. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan seperti promosi, misalnya, akan berbeda
untuk je langganan yang sama; mungkin sebuah perusahaan
memiliki jenis langganan konsumen rumah tangga dan pedagang saja,
sedangkan perusahan yang lain memiliki jenis langganan yang lain
pula. Dengan demikian dapatiah diadakan penggolongan karyawan
beserta aktivitasnya menurut langganan perusahaan.
Karateristik Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk struktur organisasi seperti garis, garis dan staf,
fungsional serta komite mempunayi ciri-ciri yang berbeda. Namun
demikian setiap bentuk struktur organisasi yang baik harus memiliki
dua karateristik dasar, yaitu :
a. | Keseimbangan dalam Organisasi
Keseimbangan dalam organisasi ini sangat penting mengingat adanya
beberapa bagian didalamnya. Sebuah organisasi dapat dikatakan
imbang bilamana kepada masing-masing bagian / fungsi dialokasikan
modal dan tenaga kerja yang sesuai dengan sumbangannya terhadap
pencapaiaan tujuan.
b.Fleksibel
Fleksibilitas merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk
menyesuaikan diri terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadiseperti : perubahan kegiatan, perubahan jumlah karyawan, perubahan
formasi jabatan dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang perlu
disesuaikan lebih dahulu adalah perubahan yang terjadi dalkam jangka
pendek. Selain itu kemampuan kerja seseorang juga perlu
diperhatikan. Makin lanjut usia seseorang karyawan, makin berkurang
pula kemampuan kerjanya. Bilamana dalam sebuah perusahaan
banyak terdapat karyawan lanjut usia, produktivitas perusahan dapat
menurun. Oleh karena itu perlu diadakan peremajaan dengan
menambah karyawan baru atau diadakan mutasi misalnya.
PENGARAHAN ye
Prinsip-Prinsip Pengarahan
Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti
dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk
mencapai tujuan.
Di dalam menejemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks
karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai
tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dan berbagai
tingkah lakunya berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola pikir
yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
a. Prinsip Mengarah Kepada Tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan
bahwa makin efektifnyaproses pengarahan, akan semakin besar
sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi
pengarahan perlu mendapatkan dukungan / bantuan dari factor —faktor
lain seperti : perencanaan, sruktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip Keharmonisan Dengan TujuanOrang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkin tidak persis sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan
yang telalu besar; dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai
pelengkap dan harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi
yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhanya
dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi bilamana
mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka dapat
bekerja dengan baik, dan pada pada saat itu mereka menyumbangkan
kemampuanya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip Kesatuan Komando ini sangat penting untuk menentukan arah
tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana bawahan hanya
memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatanya, dan hanya
ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan di dalam
pemberian instruksi dapat dikurangi, serta makin besar rasa tanggung
jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Cara-cara Pengarahan
Pada umunya, pimpinan mengginginkan pengarahan kepada
bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik
mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip
dimuka. Adapaun cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa.
a. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi
yang perlu agar semua kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan
untuk mengadakan pengenalan dan pemberian pengertian tentang
berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah
mengalami masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang
masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa
lupa, lali atau seab-sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti
lagi.Dengan demikian oprientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-
pegawai lama agar mereka tetap memahami akan peranannya.
Informasi yang diberikan di dalam orientasi dapat berupa antara lain :
1) Tugas itu sendiri
2) Tugas lain yang ada hubungannya
3) Ruang lingkup tugas
4) Tujuan dari tugas
5) Delegasi wewenang
6) Cara melaporkan dan mengukur prestasi kerja
7) Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
8) Dan sebagainya
b. — Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang
berada dibawahnya untuk melakuakn atau mengulang suatu kegiatan
tertentu pada kegiatan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan,
dan ditujukan kepada para bawahan; atau dsapat dikatakan bahwa
arus perintah engalir dari atas kebawah. Perintah dapat diberikan
kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar ataun orang lain
yang berada dibagian lain. Adapun perintah yang diberikan kepada
bawahan dapat berupa :
= Perintah Umum Dan Khusus
Penggunaan perintah ini sangat tergantung terhadap preferensi
menejer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan
yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum mempunyai sifat yang
luas sedang perintah khusus bersifat lebih menditail.
« Perintah Lisan Dan Tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangat
mempengaruhi apakah perintah harus diberikan secara tertulis atau
cukup dengan lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan
waktu yang salah tafsir. Sebaliknya perintah lisan akan mudah
diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah
lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relative mudah.
“Apakah tidak lebih baik bila mana saudara menggunakan cara ini”.
* Perintah Formal dan Informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada
bawahan sesuai mdengan tugas / al is yang telah ditetapkan olehorganisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung
saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata
marilah kita mengerjakan pekerjan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
c. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan
dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini
npimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya
kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas yang diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam
menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan bawahan
untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang kepala
bagian pembelian mengadakan pejanjian pembelian dengan pihak
penyedia (Supplier). Dengan wewenang yang kurang jelas ia akan
selalu menanyakan kepada pimpinan, yang jawabnya belum tentu
memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan
wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Komunikasi
Ada beberapa pendapat tentang komunikasi antara_ lain
dikemukakan oleh American Training Director, Newman dan Kontz.
American Training Director memberiakn definisi komunikasi
sebagi pertukaran pikiran atau informasi agar dapat saling pengertian
serta hubungan antar manusia secara serasi. Definisi dari Newman lain
lagi, ia mengemukakan bahwa komunikasi merupakgn pertukaran
fakta-fakta, pendapat, gagasan, pendapat dan perasaan oleh dua orang
atau lebih. Pertukaran tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk surat-
surat, symbol atau kode. Sedangkan Kontz dan O’Donell mengartikan
komunikasi sebagai suatu pemindahan informasi antara orang yang
satu dengan orang lainya.
Dari definisi-d tentang komunikasi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa :
a. Didalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan
orang, orang dengan lembaga dan sebaliknyab. Hubungan yang timbul didalam komunikasi itu digunakan untuk
menalurkan gagasan , pendapat atau informasi.
c. Komunikasi berguna untuk menciptakan hubungan yang serasi
dan menciptakan saling pengertian
d. Untuk mengadakan komunikasi, dapat digunakan kata-kata,
‘surat, kode ataun symbol.
Masalah-masalah tentang komunikasi mempunyai hubungan erat
dengan tipe organisasi yang dipakai, baik untuk tujuan pengumpulan
maupun penyebaran informasi. Untuk memperoleh gambaran yang
lebih baik jelas tentang arus komunikasi antara masing-masing
individu dfalam organisasi, adalah lebih jika injukan dengan sebuah
gambar (disebut jaring komunikasi / communication net).
Sering terjadi bahwa informasi yang diperlukan harus dikumpulkan
dari beberapa sumber. Komunikasi akanlebih menguntungkan
bilamana salah satu pihak mempunyai kedudukandalam posisi sentral
yang dikelilingi oleh beberapa yang lain.
Untuk mengadakan komunikasi dapat digunakan sarana-sarana
seperti telepon, telegram, telex, radio, televise, surat kabar, majalah
dan sejenisnya; atau dapat pula dengan memakai merk, label, catalog
dan sebagainya. Dengan menggunakan sarana-sarana seperti ini
diharapkan komunikasi dapat lebih efektif dan efisien.
Untuk maksud-maksud tersebut perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut :
1) | Komunikasi Harus Jelas
Komunikasi yang jelas dapat dilaksanakan bilamana dipakai bahas
yang baik, sehingga mudah dimengerti serta tidak disalahtafsirkan
oleh si Penerima
2) Prinsip Integritas
Komunikasi dapat digunakan untuk memupuk saling pengertian antara
masing-masing individu sehingga dapat mencapai serta menjaga
adanya suatu kerjasama yang baik. Ini dapat terlaksana bilamana
komunikasi dilakukan oleh orang-orang yang sesuai dengan posisi
mereka didalam struktur organisasi
3) Prinsip penggunaan Organisasi Informal
Komunikasi yang efektif dapat dicapai bilaman digunakan organisasi
informal sebagai pelengkap saluran organisasi formal yang ada.Komunikasi yang dilakukan oleh sebuah organisasi dapat bersifat
ekstern dan dapat pula bersifat intern. Nkomunikasi yang bersifat
ekstern merupakan komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan
lembaga-lembaga lain seperti pemerintah, serikat buruh, bank danm
sebagainya. Sedang komunikasi yang bersifat intern merupakan
komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing individu dalam
organisasi.
Dalam komunikasi yang bersifat intern, masing-masing individu
terikat oleh adanya wewenang, tanggungjawab dan fungsi yang
dilakukan. Agar diperoleh hasil yang baik, komunikasi yang dilakukan
antara pimpinan dengan bawahan harus berjalan dua arah. Pimpinan
memberikan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi
bawahan. Dan bawahan memberikan pertanggungjawaban kepada
pimpinan sebagai tanggungjawabnya. Pertanggungjawaban yang
diberikan oleh bawahan kepada pimpinannya dapat berupa laporan-
laporan tertulis tentang hasil pekerjaan mereka, atau dapat pula berupa
hasil pekerjaan dalam bentuk riil. Jika arus komunikasi tidak terjadi 2
arah, artinya arus komunikasi tersebut hanya berasal dari pimpinan
saja (dari atas ke bawah), maka dalam organisasi akan timbul sikap
kediktatoran dari pimpinan. Sebaliknya semua tugas tidak dapat
dilaksanakan jika komunikasi hanya berasal dari bawah saja.
Motivasi
Perencanaan dan struktur organisasi yang baik belum menjamin
bahwa tuigas-tugas yang ditetapkan pasti dijalankan dengan lancer. Ini
bergantung pada tanggung jawab dari pengawasan manajemen serta
para pelaksanannya.
Bagi para pelakasana, untuk melaksanakan tugas-tugas dengan
baik dipengaruhi oleh cara manajer dalam memberikan perintah.
Misalnya dengan memberi dorongan agar mereka bersedia untuk
bekerja dengan semangat tinggi. Usaha ini akan terlaksana bilamana
beberapa masalah dapat terangkai dengan baik, seperti masalah
peningkatan tingkat tenaga kerja professional dengan baik, seperti
masalah peningkatan tingkat pendidikan tenaga kerja, pengunaan
teknik-teknik promosi yang tepat serta cara-cara menghadapi serikat
buruh.
Semua ini merupakan tugas-tugas penting dari para manajer
terutama dalam melaksanakan _ fungsi-fungsi perencanaan,pengorganisasian dan pengawasan. Biasanya keberhasilan yang akan
dicapai akan semakin besar para manajer mampu memberi dorongan
(motivasi) karyawan meskipun perencanaan dan organisasi tidak
begitu sempurna. Selain metode manusianya sangat menentukan.
Biarpun metode yang dipakai kurang sempurna, tetapi jika msing-
masing individu mempunyai keinginan yang besar untuk bekerja
. Maka kemungkinan mencapai sukses akan semakin
idak berarti bahwa motivasi dapat menggantikan kedudukan
dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan; keduanya
saling mengisi. Jadi, dalam memberikan motivasi, manajer
berkewajiban mempengaruhi sikap bawahannya agar mereka bersedia
untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan
organisasi.
Hasil yang tercapai akan terlihat pada penilaian masing-masing
bawahan, apakah mereka dapat mengharapkan suatu hasil dari sikap
tersebut, dan apakah memiliki dorongan kuat untuk merealisr hasil
yang ingin dicapai. Keinginan para bawahan selalu dikaitkan
dengan kebutuhan pokok mereka, baik yang bersifat jasmani maupun
yang bersifat kejiwaan.
Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu motivasi positif dan
motivasi negative.
a. Motivasi Positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain
dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu.
Misalnya : dengan memberikan promosi, memberikan intensif atau
tambahan penghasilan, menciptakan kondisi tempat kerja yang baik
agar mereka merasa aman tentram dan jenak bekerja, dan sebagainya.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan bawahan,
pimpinan dapat mengadakan pendekatan pribadi secara mendalam.
Langkah ini perlu dilakuakn mengingat adanyatingkat kepuasan yang
berbeda-beda dari masing-masing bawahan.
b. Motivasi Negatif
Motivasi negative merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain
dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu secara terpaksa. Misalnya menakuti-nakuti
bawahan dengan memberikan bawahan seolah-olah mereka akan
kehilangan jabatan, diturunkan pangkatnya, dipotong gajinya, dan
sebagainya.Setiap manajemen tidak dapat hanya menggunakan salah satu dari
kedua bentuk motivasi Dengan perkataan lain, didalam
memberikan dorongan kepada para bawahan manajer harus
menggunakan baik motivasi positif maupun motisi negative. Seberapa
besar perimbangan proporsi dari kedua motivasi ini tidaklah menjadi
persoalan; dan tidak akan berpengaruh pada hasil yang akan dicapai.
Hasil tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh keadaan dan
kemampuan manajer itu sendiri dalam melaksanakan seni dari
manajemen.
Motivasi diharapkan dapat menjadi dasar merangsang untuk
meningkatkan kretivitas seseorang. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
masalh-masalah seperti berikut ini :
= Kreativitas dipandang sebagai dasar penentukan kualitas seseorang.
= Masalah kreativitas ini muncul bilamana seseorang menghadapi
problema yang yang memerlukan pemecahan. Untuk itu, seseorang
perlu memiliki kewenangan organisasi dan sumber pemecahan dalam
bentuk kebebasan untuk menentukan sesuatu untuk menciptakan
kresi-kreasi baru.
PENGKOORDINASIAN
Adanya berbagai pendapat yang berbeda diantara masing-masing
individu dalam organisasi ak
an mempengaruhi keputusan yang diambil. Pendapat-pendapat
tersebut dapat diselaraskan dengan mengadakan koordinasi agar
dapat duatu keadaan harmonis sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Koordinasi yang baik dapat dilakukan jika masing-masing
individu memahami dan menyadari kan tugas-tugas mereka. Mereka
harus mengetahui sebenarnya bahwa tugas mereka sangat membantu
pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu mereka
perlu mengetahui lebih dulu tentang tujuan organisasi.
Prinsip-prinsip KoordinasiDalam mengadakan koordinasi diperlukan suatu pegangan yang
berisi prinsip-prinsip. Koordinasi antar bagian dan antar individu di
dalam organisasi akan dapat tercapai bilamana diikuti dengan tiga
prinsip berikut :
a. Prinsip Kontak Lansung
Prinsip ini menyatakan bahwa koordinasi harus dicapai melalui
hubungan antar manusia baik hubungan secra horizontal maupun
vertical. Dalam hubungan langsung tersebut dapat terjadi pertukaran
gagasan, pendapat, harapan dan sebagainya; cara ini dianggap lebih
sempurna dibandingkan dengan cara-cara lainya. Semua pendapat
bisa dikemukakan dengan cara lebih detail sehingga memungkinkan
untuk diperolehnya saling pengertian dan mendalam.
b. _ Prinsip Penekanan Pada Pentingnya Koordinasi
Kurang baiknya koordinasi yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran
didalam organisasi. Selain itu, koordinasi yang baru diadakan
kemudian juga dapat menghambat jalanya organisasi. Oleh karena itu
koordinasi perlu dilakukan sejak membuat perencanaan sampai
melaksanakan kebijakan. Jika suatu) mperencanaan § sudah
dilaksanakan, maka sulit untuk menarik/ mencabutnya kembali.
Bilamana pencabutan tersebut berhasil dilakukan, ada kemungkinan
bahwa tindakan itu dapat menimbulkkan berbagai masalah. Sebagai
contoh, bagian keuangan secara mendadak mengadakan pengetatan
kredit tanpa memberitahukan bagian penjualan. Tentu msaja kegiatan
ini akan menimbulkan kesulitan baik pada bagian penjualan itu sendiri
maupun pada bagian atau pihak lain diluar organisasi.
c. Hubungan Timbal Balik Antara Faktor-faktor yang Ada
Masing-masing individu yang bekerja sama-sama dalam kondisi
pekerjaan tertentu, akan ssaling memberikan pengaruh antara yang
satu dengan lainya. Kondisi, tujuan dan macam pekerjaan yang sama
memungkinkan nbagi mereka untuk mengadakan hubungan secara
rutin, baik didalam bagian maupun antar bagian. Orang-orang yang
berada pada penelitian pasar misalnya , akan dipengaruhi oleh orang-
orang dibagian penjualan, keuangan dan/ atau bagian produksi; dan
mereka juga mempengaruhi orang-orang yang bekerja pada bagian-
bagian tersebut. Kerjasama yang baik dapat dilakukan jika masing-
masing individu saling memahami tugas-tugas mereka. Oleh karena itu
mereka harus membuka kesempatan untuk msaling mempertukarkan
informasi.Pelaksanaan fungsi Organisasi
Fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan dan
pengarahan harus didukung oleh fungsi pengkoordinasian dan
pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Semua fungsi ini
merupakan tanggung jawab dari manajer. Untuk melaksanakan fungsi
koordinasi, manajer dapat menempuh dua cara, yaitu :
a. Menjamin bahwa kondisi lingkungan dapat membantu untuk
memberikan fasilitas bagi terlaksananya koordinasi. Misalnya dengan
menciptakan struktur organisasian yang baik, memilih ntenaga klerja
yang terampil , melatih dan memimpin mereka dengan baik,
menyajikan dan menmjelaskan perencanaan yang harus dilaksanakan,
serta menciptakan suatu criteria untuk mengukur pelaksanaan rencana
dan program.
b. Memastikan apakah masing-masing individu sudah mengetahui
prinsip-prinsip koordinasi.
PENGAWASAN ei
Pengertian
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan
dalam manajemen. Dengan pengawasaan dapat diketahui tentang hasil
yang telah dicapai. Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu
membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar
atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilaman terjadi
penyimpangan. Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa
jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Pengawasan harus dilaksanakan pada setiap tahap agar
supay mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan. Mungkin perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan
hanya bersifat sederhana, menyangkut masalah-masalah kecil yang
jumlahnya tidak begitu banyak.
Dapat pula menyangkut perubahan-perubahan besar,seperti :
a. Penyusunana kembali rencana baru
b. Menetapkan sasaran target baru
c. Perubahan struktur organisasi
d. Perbaikan cara-cara penerima pegawai
e. Dan sebagainyaUntuk mengadakan perubahan-perubahan tersebut, manajer perlu
mempelajari rencana yang lampau agar diketahui- kelemahan-
kelemahannya. Memastikan apa yang telah terjadi, mencari sebab-
sebabnya. Dengan demikian langkah-langkah yang perlu dapat diambil
untuk menghindari terulangnya kembali kesalahan-kesalahan yang
pernah terjadi.
Pengawasan yang dilakukan pada setiap tahap memungkinkan
bagi manajer untuk memperkirakan gejala-gejala penyimpangan yang
dapat terjadi, sehinga bisa dilakukan tindakan pencegahan atau
tindakan prefentif.
Langkah-langkah Pengawasan
Pengawasan perlu dilakukan pada tahap demi tahap agar
penyimpangan yang terjadi dapat segera diperbaiki.
Langkah-langkah yang harus_ dilakukan untuk mengadakan
pengawasan adalah :
a. Menciptakan Standar
Standar erupakan suatu kreteria untuk menukur hasil pekerjaan yang
sudah dilakukan. Standard yang dibuat biasanya didasarkan pada
suatu kondisi atau kemampuan kerja yang normal. Bentuk standar
dapat dibedakan ke dalam dua macam bentuk yaitu : standar
kuantitatif dan standar kualitatif.
Standar kuantitatif merupakan suatu standar yang dinyatakan dalam
satuan-satuan tertentu, misalnya : jam kerja mesin )machine hour), jam
kerja tenaga langsung (direct labor hour), satuan barang (unit product),
ongkos, pendapatan, investasi dan lain sebagainya. Sedangkan
standar kuantitatif dapat berupa pendapat umum, langganan, buruh
dan sebagainya.
b. | Membandingkan Kegiatan yang Dilakukan dengan Standar
Langkah kedua ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh
adanya penyimpangan yang telah terjadi. Kecuali itu, langkah kedu ini
juga dapat pula dipakai untuk mengetahui adanya gejala-gejala tentang
semakin besarnya penyimpangan yang mungkin terjadi.
c. Melakukan Tindakan Koreksi
Lankah ketiga ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan
menyempurnakan segala kegiatan, kebijaksanaan serta hasil kerjayang tidak sesuai dengan rencana atau standarnya. Urutan- urutan
kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pengambilan tindakan
koreksi ini adalah :
= Menhayati masalah-masalah yang dihadapi
= Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau
memperbaiki adanya kesalahan
= Mengadakan penilaian terhadap berbagai kemungkinan tersebut
= Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat
Dalam mengadakan pengawasan dengan melakukan lengkah-langkah
di atas, perlu terlebih dulu mencari informasi yang dibutuhkan.
Informasdi yang dibutuhkan tersebut meliputi informasi tentang
kemajuan yang telah dicapai, informasi tentang adanya penyimpangan
dan sebagainya . informasi akan diperolerh setelah kegiatan-kegiatan
sudah dilakukan. Sedangkan kegiatan itu sendiri memproses input
yang berupa sumber-sumber ekonomi atau fdaktor-faktor produksi,
dan melakukan suatu rencana yang telah diterapkan lebih dulu.
Syarat-syarat Pengawasan yang baik.
Untuk menjalankan pengawasan dengan baik, diperlukan beberapa
syarat yakni:
a. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan
(aktivitas)
b. | Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi
dengan segera
c. Pengawasan harus mempunyai pandangan kedepan
d. Pengawasan harus obyektif, teliti dan sesuai dengan standar
yang digunakan
e. | Pengawasan harus luwes/fleksibel
f. Pengawasan harus sesuai dengan pola organisasi
g. Pengawasan harus ekonomis
h. Pengawasan harus mudah dimengerti
i.
Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/ koreksi