Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Mosharafa

Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 3, Nomor 3, September 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP)

Dewi Latifah
Sukanto Sukandar Madio

STKIP Garut

An Abstract:
Mathematics is a universal science that underlies the development of technology and have an
important role in advancing the human intellect. Problem solving is the focus in the study of
mathematics as a problem solving type of learning that most high level and complex. Quasi-
experimental study with Nonequivalent Group Pre-test Post-test Design aims to determine the increase
in mathematical problem solving ability of student who get Missouri Mathematics Project (MMP)
learning model better than students who received conventional learning models, and how the increase
in mathematical problem solving ability of students who get the Missouri Mathematics Project (MMP)
learning model, as well as students toward learning model Missouri Mathematics Project (MMP).
Sampel population in this were students MAN at Garut. The results showed that: (1) Increase in
mathematical problem solving ability of student who get Missouri Mathematics Project (MMP)
learning model better than students who received conventional learning models, (2) Improvement of
students mathematical problem solving abilities that get being interpreted Missouri Mathematics
Project (MMP) learning model, (3) Students attitudes toward learning model Missouri Mathematics
Project (MMP) interpreted very positive.
Keywords: Missouri Mathematics Project (MMP) learning model, Mathematical problem solving

Abstrak:
Matematika merupakan ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi dan mempunyai
peran penting dalam memajukan daya pikir manusia. Pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika karena pemecahan masalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan
kompleks. Penelitian kuasi eksperimen dengan Nonequivalent Group Pre-test Post-test Design ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
mendapatkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih baik dari siswa yang
mendapatkan model pembelajaran konvensional, dan bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP), serta sikap siswa terhadap model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).
Sampel populasi dalam penelitian ini adalah siswa MAN di Garut. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan model
model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) lebih baik dari siswa yang mendapatkan
pembelajaran konvensional, (2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
mendapatkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) diinterprestasikan sedang,
(3) Sikap siswa terhadap model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) diinterprestasikan
sangat positif.
Kata Kunci: Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP), Pemecahan Masalah
Matematis

ISSN 2086-4280 159


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

I. PENDAHULUAN yang tidak dapat dipisahkan karena


A. Latar Belakang Masalah kemampuan dasar pengetahuan matematika
Perkembangan iptek yang makin cepat sebagai bekal pada jenjang yang lebih tinggi.
dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri Dengan demikian, perlu adanya suatu sistem
utama dari masyarakat masa depan. Globalisasi pembelajaran yang mampu menjadikan situasi
perkembangan iptek dapat berdampak positif proses belajar sebagai kegiatan yang lebih
ataupun negatif, tergantung pada kesiapan mengaktifkan siswa untuk memecahkan
bangsa beserta kondisi sosial budayanya untuk masalah sendiri dibawah pengawasan dan
menerima limpahan informasi atau teknologi bimbingan guru yang lebih siap membantu
itu. Segi positifnya antara lain memudahkan siswa yang mengalami kesulitan.
untuk mengikuti perkembangan iptek yang Di dalam KTSP (BSNP, 2006:140)
terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya dijelaskan bahwa, tujuan diberikan mata
untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. pelajaran di sekolah adalah agar peserta didik
Sedangkan, segi negatif akan timbul apabila memiliki kemampuan sebagai berikut :
kondisi-kondisi sosial budaya belum siap 1. Memahami konsep matematika,
menerima limpahan itu. (La sulo dan menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
Tirtaraharja dalam Sudarsono, 2005:135) mengaplikasikan konsep atau algoritma
Dalam UU SISDIKNAS 2003, yang secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan dalam pemecahan masalah.
terencana untuk mewujudkan suasana belajar 2. Menggunakan penalaran pada pola dan
dan proses pembelajaran agar peserta didik sifat, melakukan manipulasi matematika
secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam membuat generalisasi, menyusun
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, bukti, atau menjelaskan gagasan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, pernyataan matematika.
akhlak mulia serta keterampilan yang 3. Memecahkan masalah yang meliputi
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan kemampuan memahami masalah,
negara. merancang model matematika,
Pendidikan juga mempunyai tugas menyelesaikan model dan menafsirkan
menyiapkan sumber daya manusia untuk solusi yang diperoleh.
pembangunan. Maju mundur pembangunan 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan simbol, tabel, diagram, atau media lain
zaman. Perkembangan zaman selalu untuk memperjelas keadaan atau masalah.
memunculkan tantangan-tantangan baru 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan
sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu matematika dalam kehidupan, yaitu
dihadapkan pada masalah-masalah baru yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
masalah mutu pendidikan. Mutu pendidikan minat dalam mempelajari matematika,
dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum serta sikap ulet dan percaya diri dalam
mencapai taraf seperti yang diharapkan. pemecahan masalah.
Umumnya orang berbicara mutu pendidikan
hanya mengasosiasikan dengan hasil belajar Saat melaksanakan Program Pengalaman
dan dipandang sebagai gambaran tentang hasil Lapangan (PPL) dalam pembelajaran
pendidikan. Padahal hasil belajar yang bermutu matematika kemampuan siswa dalam
hanya mungkin dicapai melalui proses belajar memecahkan masalah masih mengalami
yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal banyak kesalahan dalam menjawab soal.
sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar Kesalahan siswa dalam menjawab soal pada
yang bermutu. umumnya belum memahami konsep.
Materi yang diajarkan pada masing-masing Dalam pembelajaran matematika siswa harus
jenjang pendidikan mempunyai keterkaitan mampu memahami konsep matematika,

ISSN 2086-4280 160


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah- dipilih harus disesuaikan dengan kondisi fisik
masalah matematika. maupun psikis siswa, karena siswa merupakan
Kesalahan siswa bisa muncul karena objek dari pendidikan maka profesionalisme
paradigma bahwa jawaban akhir sebagai satu- guru dituntut dalam rangka mensukseskan dan
satunya tujuan dari pemecahan masalah. Siswa mencerdaskan anak bangsa.
sering kali menggunakan teknik yang keliru Salah satu model pembelajaran yang
dalam menjawab permasalahan sebab dimaksud adalah model Missouri Mathematics
penekanan pada jawaban akhir. Ketika jawaban Project (MMP). Model Missouri Mathematics
akhir diutamakan, siswa mungkin hanya belajar Project (MMP) adalah model pembelajaran
menyelesaikan satu masalah khusus, namun terstruktur yang hampir sama dengan SPM
ketika proses ditekankan siswa tampaknya akan (Struktur Pembelajaran Matematika). Secara
belajar lebih bagaimana cara menyelesaikan sederhana tahapan kegiatan dalam SPM adalah
masalah-masalah lainnya. sebagai berikut : (1) Pendahuluan : apersepsi,
Dalam Apriyani (2010:13) bahwa: revisi, motivasi, introduksi; (2) Pengembangan
National Council of Teachers of : pembelajaran konsep/prinsip; (3) Penerapan :
Mathematics (NCTM) menetapkan pelatihan penggunaan konsep/prinsip,
pemecahan masalah sebagai salah satu dari pengembangan, skill, evaluasi; (4) Penutup :
lima standar proses matematika sekolah. penyusunan rangkuman, penugasan.
Oleh karenanya pemecahan masalah Tetapi, MMP mengalami perkembangan
merupakan salah satu tujuan utama dengan langkah-langkah yang terstruktur
pendidikan matematika dan merupakan dengan baik yaitu dengan adanya latihan
salah satu bagian utama dalam aktivitas terkontrol dan latihan mandiri yang dapat
matematika. NCTM juga menyatakan membantu siswa dalam melatih kemampuan
bahwa pemecahan masalah merupakan pemecahan masalahnya. Di dalam MMP
focus dari pembelajaran matematika memiliki banyak kelebihan, diantaranya
karena pemecahan masalah merupakan banyak materi yang dapat disampaikan kepada
saran mempelajari ide dan keterampilan siswa, dan siswa dapat terampil mengerjakan
matematika. soal karena banyaknya latihan yang diberikan.
Menurut Charles dan Lester, 1982, Berdasarkan hal-hal diatas, penulis
Cockroft, 1982 menyatakan bahwa rendahnya terdorong untuk meneliti kemampuan
kemampuan pemecahan masalah dikarenakan pemecahan masalah siswa dengan
banyak siswa tumbuh tanpa menyukai menggunakan model pembelajaran Missouri
matematika sama sekali. Mereka merasa tidak mathematics project. Maka penelitian ini diberi
senang dalam mengerjakan soal matematika. judul: “Meningkatan Kemampuan Pemecahan
Rasa seperti ini harus dihilangkan sedini Masalah Matematis Siswa melalui Model
mungkin dengan melibatkan siswa dalam Pembelajaran Missouri Mathematics Project
seluruh kegiatan belajar mengajar, untuk itu (MMP)”
bagaimana materi matematika bisa disukai oleh
siswa. B. Rumusan Masalah
Oleh karena itu, guru harus memilih dan Berdasarkan latar belakang yang telah
menerapkan model atau metode pembelajaran diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
yang tepat. Metode diartikan sebagai segala penelitian ini adalah :
sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan 1. Apakah peningkatan kemampuan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pemecahan masalah matematis siswa yang
pendidikan, model pembelajaran adalah suatu mendapatkan model pembelajaran Missouri
perencanaan atau suatu pola yang digunakan Mathematics Project (MMP) lebih baik dari
sebagai pedoman dalam merencanakan siswa yang mendapatkan pembelajaran
pembelajaran. Model pembelajaran yang konvensional?

ISSN 2086-4280 161


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pembelajaran Missouri Mathematics Project


pemecahan masalah matematis siswa yang (MMP) lebih baik dari siswa yang
mendapatkan model pembelajaran Missouri mendapatkan pembelajaran konvensional“.
Mathematics Project (MMP)?
3. Bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan II. KAJIAN TEORI
menggunakan model pembelajaran Missouri A. Pemecahan Masalah Matematis
Mathematics Project (MMP)? Pada pengajaran matematika, pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa
C. Batasan Masalah biasanya berbentuk soal-soal. Soal-soal
Agar pembahasan masalah dalam matematika yang diberikan dapat dibedakan
penelitian ini sesuai dengan maksud yang menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
tersirat dalam judul diteliti, maka penulis a. Soal rutin (latihan), yaitu soal yang
membatasi masalah penelitian ini sebagai diberikan pada waktu jam pelajaran
berikut : matematika setelah siswa diajar suatu
1. Penelitian ini menggunakan metode konsep atau pengertian. Soal latihan
penelitian kuasi eksperimen. umumnya digunakan untuk melatih
2. Dalam penelitian ini penulis hanya keterampilan siswa dalam berpikir dan
membatasi materi trigonometri pada memahami materi pelajaran.
pelajaran matematika. b. Soal tidak rutin, yaitu soal yang diberikan
3. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Garut berupa kaitan antara topik-topik matematika,
dengan mengambil dua kelas secara acak kaitan matematika dengan bidang studi lain,
sebagai sampel penelitian, yaitu kelas X-A atau kaitan matematika dengan kehidupan
dan X-F. sehari-hari. Soal tidak rutin menghendaki
penyelesaian yang melibatkan materi-materi
D. Tujuan Penelitian pelajaran matematika yang pernah diajarkan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah sehingga siswa harus terampil atau
dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan menguasai materi pelajaran dengan sebaik-
untuk : baiknya, dan terbiasa menyelesaiakan soal-
1. Mengetahui kemampuan pemecahan soal rutin.
masalah matematis siswa yang mendapatkan Pada penelitian ini kemampuan pemecahan
model pembelajaran Missouri Mathematics masalah matematis siswa di lihat dari indikator
Project (MMP) dengan pembelajaran pemecahan masalah dengan mengacu pada
konvensional. tahapan pemecahan masalah menurut polya
2. Mengetahui peningkatan kemampuan (dalam Herman, 2000) mengatakan bahwa :
matematis siswa yang mendapatkan model 1. memahami masalah,
pembelajaran Missouri Mathematics Project 2. merencanakan penyelesaian,
(MMP). 3. menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan
3. Mengetahui respon siswa terhadap 4. melakukan pengecekan kembali terhadap
pembelajaran matematika dengan semua langkah yang telah dikerjakan.
menggunakan model pembelajaran Missouri Fase pertama adalah memahami masalah,
Mathematics Project (MMP). tanpa adanya pemahaman terhadap masalah
yang diberikan siswa tidak mungkin mampu
E. Hipotesis Penelitian menyelesaikan masalah tersebut dengan benar.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, Setelah siswa dapat memahami masalahnya
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : dengan benar, selanjutnya mereka harus
“peningkatan kemampuan pemecahan masalah mampu menyusun rencana penyelesaian
matematis siswa yang mendapatkan model masalah.

ISSN 2086-4280 162


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

Fase kedua adalah merencanakan dengan materi. Dengan melontarkan


penyelesaian, ini sangat tergantung pada pertanyaan baik lisan ataupun tulisan
pengalaman siswa dalam menyelesaikan tentang pengetahuan yang diperlukan untuk
masalah. Pada umumnya semakin bervariasi menunjang materi baru.
pengalaman mereka ada kecenderungan siswa b. Motivasi
lebih kreatif dalam menyusun rencana Usaha untuk membangkitkan daya
penyelesaian suatu masalah. Jika rencana penggerak yang mendorong siswa untuk
penyelesaian suatu masalah telah dibuat baik melakukan kegiatan belajar. Motivasi
secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan internal diharapkan dapat dikembangkan
penyelesaian masalah sesuai dengan rencana dalam belajar siswa.
yang dianggap paling tepat. c. Penjelasan tujuan pembelajaran dan
Fase ketiga adalah proses penyelesaian sistematika bahan
masalah. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
Fase keempat adalah melakukan melakukan kegiatan mengungkap belajar
pengecekan atas apa yang telah dilakukan siswa yang terkait dengan tujuan
mulai dari fase pertama sampai fase pembelajaran.
penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini 2. Tahap Pengembangan
maka berbagai kesalahan yang tidak perlu Tahap ini meliputi pengembangan konsep
dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat dan prinsip materi yang diberikan sedikit
sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan demi sedikit untuk mengetahui pemahaman
masalah yang diberikan. siswa terhadap konsep, lalu di beri
pertanyaan dan diperiksa lagi pemahaman
B. Model Pembelajaran Missouri siswa.
Mathematics Project (MMP) 3. Tahap Penerapan
Model pembelajaran adalah suatu Siswa diberikan kesempatan untuk
perencanaan atau suatu pola yang digunakan mengerjakan soal-soal latihan, menerapkan
sebagai pedoman dalam merencanakan pengetahuannya melalui latihan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran memecahkan soal-soal.Pengorganisasiannya
tutorial. Salah satu model yang secara empiris dapat perorangan atau kelompok.
dikembangkan melalui penelitian adalah model 4. Tahap Penutup
pembelajaran Missouri Mathematics Project Guru mengarahkan siswa untuk membuat
(MMP). kesimpulan, pemberian tugas pekerjaan
Sebelum membahas mengenai model rumah.
MMP ada baiknya melihat dahulu struktur Convey (dalam Kurniawati, 2013:10)
pengajaran matematika (SPM) karena MMP menyebutkan Model Missouri Mathematics
merupakan salah satu model yang terstruktur Project (MMP) dikemas dalam langkah-
seperti halnya struktur pengajaran matematika langkah sebagai berikut:
(SPM). SPM adalah tahapan kegiatan dalam a. Pendahuluan (Review)
proses pembelajaran termasuk perincian Guru dan peserta didik meninjau ulang apa
waktunya. Komponen SPM adalah sebagai yang telah tercakup pada pelajaran yang lalu
berikut: (10 menit). Yang ditinjau adalah: PR,
1. Tahap Pendahuluan mencongak, atau membuat prakiraan.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai b. Pengembangan
berikut : Guru menyajikan ide baru dan perluasan
a. Apersepsi / Revisi konsep terdahulu. Peserta didik diberi tahu
Guru mengingatkan dan memperbaiki tujuan pelajaran yang memiliki “antisipasi”
kemampuan bekal siswa mengenai tentang sasaran pelajaran.Penjelasan dan
pembelajaran terdahulu yang berkaitan diskusi interaktif antara guru dan peserta

ISSN 2086-4280 163


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

didik harus disajikan termasuk demonstrasi pada pelajaran matematika materi pokok
kongkrit yang sifatnya piktorial atau fungsi, untuk meningkatkan hasil belajar
simbolik. peserta didik pada pelajaran matematika materi
c. Kerja kooperatif (latihan terkontrol) pokok fungsi kelas VIII melalui model
Peserta didik diminta merespon satu pembelajaran Missouri Mathematics Project.
rangkaian soal sambil guru mengamati Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
siswa. Pada latihan terkontrol ini respon peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum
setiap peserta didik sangat menguntungkan dan sesudah diterapkan model pembelajaran
bagi guru dan peserta didik. Pengembangan tersebut. Pada siklus I yaitu sebelum penerapan
dan latihan terkontrol dapat saling mengisi. model Missouri Mathematics Project nilai
Guru harus memasukan rincian khusus terendah siswa adalah 30 dan nilai tertinggi 72.
tanggung jawab kelompok dan ganjaran Sedangkan setelah diterapkan model
individual berdasarkan pencapaian materi pembelajaran tersebut nilai terendah siswa
yang telah dipelajari. Peserta didik bekerja menjadi 42 dan tertinggi 82. Pada siklis II nilai
sendiri atau dalam kelompok belajar terendah menjadi 56 dan nilai tertinggi menjadi
kooperatif. 96. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 48,00
d. Seat work / Kerja mandiri menjadi 62,67 dan ketuntasan klasikal dari
Guru memberikan soal/ide dan peserta didik 42,86 % meningkat menjadi 71,74 % yaitu
bekerja sendiri untuk latihan/perluasan siswa tuntas dari 10 menjadi 20 dari 28 orang.
mempelajari konsep yang disajikan guru Sedangkan, pada siklus II hasil belajar siswa
pada langkah 2 (pengembangan). mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata
e. Penugasan/ PR (Pekerjaan Rumah) kelas dari 71,57 dengan ketuntasan klasikal
Agar peserta didik belajar di rumah sebagai meningkat menjadi 92,8 % .
pendalaman materi. Sehingga dari data-data diatas dapat
membuktikan bahwa penerapan model
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kesamaan pembelajaran Missouri Mathematics Project
MMP dan SPM hampir sama hanya saja dapat meningkatan hasil belajar peserta didik.
terdapat perbedaan dalam langkah-langkah
kegiatannya. MMP lebih terstruktur daripada 2. Skripsi yang disusun oleh Ririn Kurniawati
SPM yaitu dengan memberikan latihan mahasiswa jurusan matematika FMIPA UPI
terkontrol (kerja kooperative) dan kerja mandiri tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan
(seat work). Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
Siswa SMA Melalui Model Pembelajaran
C. Hasil Penelitian yang Relevan Missouri Mathematics Project”.
1. Skripsi yang disusun oleh M. Zainal Arifin
mahasiswa jurusan pendidikan tardis Tujuan dari penelitian ini adalah :
matematika fakultas tarbiyah IAIN a. Mengetahui apakah peningkatan
Walisongo Semarang tahun 2010 dengan kemampuan berpikir kritis matematik siswa
judul “Penerapan Model Pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan model
Missouri Mathematics Project untuk pembelajaran Missouri Mathematics Project
meningkatkan hasil belajar matematika lebih baik daripada peningkatan kemampuan
pada materi pokok fungsi pada peserta didik berpikir kritis matematik siswa yang
kelas VIII Mts Yasi Krunggen Brati tahun pembelajarannya menggunakan model
pelajaran 2010 / 2011”. pembelajaran konvensional.
b. Mengetahui respon siswa terhadap
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pembelajaran matematika dengan
mengetahui bagaimana penerapan model menggunakan model pembelajaran Missouri
pembelajaran Missouri Mathematics Project Mathematics Project.

ISSN 2086-4280 164


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

Hasil penelitian menunjukkan bahwa X-A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas
kemampuan awal kedua kelas berbeda. Rata- X-F sebagai kelas kontrol. dengan cara
rata skor pretes kelas Missouri Mathematics mengundi semua kelas X.
Project adalah 10,7500 sedangkan untuk kelas
konvensional 7,3871. Berdasarkan data gain C. Pengumpulan Data
ternormalisasi kelas Missouri Mathematics Teknik pengumpulan data dalam penelitian
Project adalah 0,7191 sedangkan untuk kelas ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dan non tes.
konvensional 0,6725. Hasil signifikan yang Tes terdiri dari pretes dan postes. Tes ini
diperoleh dari uji dua rata-rata tersebut sebesar disusun dalam bentuk soal uraian berdasarkan
0,0055 artinya kemampuan berpikir kritis kelas indikator pemecahan masalah, sedangkan non
Missouri Mathematics Project lebih baik tes dalam penelitian ini adalah angket yang
daripada kelas konvensional. disusun berdasarkan skala sikap Likert.
Berdasarkan hasil rekapitulasi hasil angket
respon siswa dapat dilihat bahwa siswa D. Teknis Analisis Data
memiliki respon positif terhadap model Data yang diperoleh dalam penelitian ini
pembelajaran Missouri Mathematics Project berupa hasil tes kemampuan pemecahan
dan respon siswa terhadap peningkatan masalah matematis. Pengolahan data dilakukan
kemampuan berpikir kritis matematik pun untuk menguji hipotesis “peningkatan
direspon positif. Sehingga dapat dikatakan kemampuan pemecahan masalah matematis
bahwa siswa memiliki respon positif terhadap siswa yang mendapatkan model pembelajaran
model pembelajaran Missouri Mathematics Missouri Mathematics Project (MMP) lebih
Project dalam meningkatkan kemampuan baik dari siswa yang mendapatkan
berpikir kritis matematik. pembelajaran konvensional“. dengan
menggunakan uji t satu pihak yaitu uji pihak
III. METODE PENELITIAN kanan.
A. Desain Penelitian
Pemilahan kelas tidak dilakukan dengan IV. HASIL PENELITIAN
teknik random tetapi mengambil dua kelas 1. Deskripsi Data Pre-test
dengan cara mengundi semua kelas X Analisis statistik data skor Pre-test kelas
kemudian memberikan perlakuan yang berbeda
eksperimen (Missouri Mathematics Project)
pada kelas tersebut. Dengan desain penelitian
berbentuk Nonequivalent group Pre-test Post- dan kelas kontrol (Konvensional). Penulis
test design dapat diformulasikan sebagai sajikan dalam tabel berikut:
berikut : Tabel 1
E : O X O Data skor Pre-test
K : O O Kelas MMP Konvensional
Keterangan :
Jumlah siswa 40 38
E : Kelas eksperimen
Skor Ideal 14 14
K : Kelas kontrol
O : Tes awal dan tes akhir Xmaks 7 5
X :Pembelajaran matematika dengan Xmin 5 4
menggunakan model Missouri 𝑥̅ 4,325 3,658
mathematics project (MMP) Simp. baku 1,421 0,878

B. Subjek Penelitian Dari data pada tabel 1 terlihat bahwa


Penelitian dilakukan pada siswa MAN di pencapaian rata-rata skor pada kelas MMP
Garut. Populasi dalam penelitian ini adalah (sebesar 4,325) lebih besar dibandingkan
siswa kelas X. Sampelnya adalah siswa kelas dengan pencapaian skor kelompok

ISSN 2086-4280 165


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

konvensional (sebesar 3,658), terdapat 3. Sikap Siswa terhadap Model Pembelajaran


perbedaan sebesar 0,667. Missouri Mathematics Project (MMP)
Berdasarkan hasil analisis data pretes Sikap siswa terhadap model pembelajaran
dengan menggunakan uji Mann Withney MMP dalam penelitian ini dilihat dari segi
dengan taraf signifikansi 0,05 ternyata kesukaan, kesungguhan, cara belajar, dan minat
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat siswa dengan menggunakan angket. Angket
perbedaan rata-rata kemampuan awal antara tersebut diberikan kepada siswa kelas MMP
siswa kelas MMP dengan kelas konvensional. setelah post-tes diberikan.
2. Deskripsi Data Gain Dalam menganilisis sikap siswa pada
Untuk melihat kemampuan mana yang penelitian ini dilakukan dengan cara
lebih baik antara siswa kelas MMP dan kelas menentukan skor maksimum, menentukan skor
konnvensional, maka data yang akan dianalisis minimum, menentukan rentang, menentukan
adalah data gain. Adapun statistik deskriptif panjang kelas, dan menentukan skala
data gain seperti yang disajikan pada tabel 2. tanggapan.
Tabel 2 Dari hasil perhitungan dapat diperoleh
Statistik Deskriptif Data Gain bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran
Kelas MMP Konvensional MMP diinterprestasikan sangat positif. Hal ini
Jumlah siswa 40 38 dapat dilihat dari skala tanggapan, jumlah skor
Skor Ideal 14 14 total sebesar 3344 yang menunjukkan sangat
Xmaks 1,00 1,00 positif. Dengan demikian dapat dikatakan
Xmin 0,00 0,00 bahwa siswa menunjukkan sikap yang sangat
𝑥̅ 0,513 0,29 positif terhadap model pembelajaran Missouri
Simp. Baku 0,275 0,23 Mathematics Project (MMP).

Dari data pada tabel 2 terlihat bahwa


V. PENUTUP
pencapaian rata-rata skor pada kelas MMP
A. Kesimpulan
(sebesar 0,513) lebih besar dibandingkan
Maka sesuai dengan rumusan masalah
dengan pencapaian skor kelas konvensional dapat disimpulkan bahwa :
(sebesar 0,29), terdapat perbedaan sebesar 1. Peningkatan kemampuan pemecahan
0,223. masalah matematis siswa yang
Berdasarkan hasil analisis data gain, mendapatkan model pembelajaran
dengan menggunakan uji t satu pihak yaitu uji Missouri Mathematics Project (MMP)
pihak kanan dengan taraf signifikansi 0,05 lebih baik dari siswa yang mendapatkan
model pembelajaran konvensional.
ternyata diperoleh kesimpulan bahwa
2. Rata-rata indeks gain siswa yang
peningkatan kemampuan pemecahan masalah mendapatkan model pembelajaran
matematis siswa yang mendapat model Missouri Mathematics Project (MMP)
pembelajaran Missouri Mathematics Project sebesar 0,513. Peningkatan kemampuan
(MMP) lebih baik dari siswa yang pemecahan masalah matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran konvensional. mendapatkan model pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP)
diinterprestasikan sedang.
3. Skala sikap siswa yang mendapatkan
model pembelajaran Missouri Mathematics

ISSN 2086-4280 166


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

Project (MMP) diinterprestasikan sangat untuk meneliti dalam ruang lingkup yang
positif. lebih luas lagi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian
ini masih banyak kekurangan, tetapi hasil dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini diharapkan dapat memberikan Apriyani. (2010). Penerapan Model Learning
motivasi yang berarti dalam meningkatkan Cycle “5E” dalam Upaya
kemampuan pemecahan masalah matematis Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
siswa. Penulis ingin memberikan beberapa Masalah Matematika Siswa SMPN 2
saran untuk dijadikan sebagai bahan SANDEN Kelas VIII pada Pokok
pertimbangan. Bahasan Prisma dan Limas.Skripsi.
1. Penggunaan model pembelajaran Missouri UNY. Tidak diterbitkan
Mathematics Project (MMP) dalam Arifin, Z.M. (2010). Penerapan model
dijadikan sebagai salah satu alternative pembelajaran Missouri Mathematics
dalam meningkatkan kemampuan Project (MMP) Untuk meningkatkan
pemecahan masalah matematis siswa hasil belajar matematika materi pokok
dalam materi Trigonometri, hal ini fungsi pada peserta didik kelas VIII Mts
dikarenakan model pembelajaran Missouri YASI KRONGGEN BRATI Tahun ajaran
Mathematics Project (MMP) lebih baik 2010/2011. Yogjakarta. IAIN. Tidak
dari model pembelajaran konvensional. diterbitkan.
Akan tetapi, perlu adanya kajian lebih Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan
lanjut apakah model pembelajaran Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Missouri Mathematics Project (MMP) Eran. (2013). Pemecahan Masalah. [online].
cukup baik jika digunakan dalam materi Tersedia http://erankyas.blogspot.com
pelajaran matematika yang lain. diakses tanggal 25 Oktober 2013.
2. Pada pembelajaran matematika dengan Ferdiansyah, T. Perbandingan Hasil Belajar
model pembelajaran Missouri Mathematics Matematika Antara Siswa Yang
Project (MMP), guru harus lebih Mendapatkan Model Pembelajaran
memberikan soal yang bervariatif dalam Missouri Mathematics Project Dengan
latihan terkontrol dan latihan mandiri. Konvensional. Skripsi. STKIP Garut.
Sehingga siswa memiliki kemampuan Tidak diterbitkan.
dalam memecahkan masalah. Guru Herman, T. (2000). “Strategi Pemecahan
diharapkan dapat memberikan motivasi Masalah (Problem Solving) Dalam
terlebih dahulu agar siswa mampu Pembelajaran Matematika”. Makalah
mengemukakan hasil dari kemampuannya dalam kegiatan Asistensi Guru Madrasah
dalam memecahkan masalah. Ibtidaiyah dan Tsanawiyah : Jawa Barat
3. Untuk peneliti lainnya dalam pembelajaran Krismanto. (2003). “Beberapa Teknik, Model,
matematika dengan menggunakan model dan Strategi dalam Pembelajaran
pembelajaran Missouri Mathematics Matematika”. Pelatihan Instruktur /
Project (MMP) diharapkan bisa mengatur Pengembang SMU : Yogjakarta.
waktu dalam pembelajaran berlangsung. Kurniawati, R. (2013). Meningkatkan
Sehingga proses pembelajaran dapat diatur kemampuan berpikir kritis matematik
seefektif mungkin dan dapat berjalan siswa sma melalui pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Missouri Mathematics Project. Skripsi.
4. Hasil penelitian ini hanya berlaku bagi UPI. Tidak diterbitkan.
MAN 1 Garut kelas X dengan pokok Lestari, P. T. (2013). Perbandingan
bahasan Trigonometri. Sehingga penulis Kemampuan Pemecahan Masalah Antara
menyarankan kepada peneliti yang lain Siswa yang Menggunakan Model

ISSN 2086-4280 167


Mosharafa
Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3, September 2014

Pembelajaran Creative Problem Solving


(CPS) dengan Konvensional. Skripsi.
STKIP Garut. Tidak diterbitkan.
Nurhayati, E. (2013). Perbandingan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Antara yang
Mendapatkan Model Pembelajaran
Treffinger dengan Konvensional. Skripsi.
STKIP Garut. Tidak diterbitkan.
Rahadi, M. (2006). Statistika Parametrik.
STKIP Garut. Tidak diterbitkan.
Rahadi, M. (2010). Evaluasi PHPM. STKIP
Garut. Tidak diterbitkan.
Sukirman, dkk. (2007). Matematika. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian
Pendidikan. STKIP Garut. Tidak
diterbitkan.
Widiyanto. B. E. (2010). Penerapan Model
Pembelajaran Berbalik (Reciprocal
Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pada Materi Pokok
Bahasan Bangun Datar Kelas VII B SMP
Al-Wakhidyah Regosari Karangawen
Demak. Skripsi. IKIP PGRI Semarang :
Tidak diterbitkan.
Yusuf, M. (2013). Langkah – Langkah
Kegiatan Pembelajaran Matematika
Model Missouri Mathematics
Project (MMP). Nusa Tenggara Barat:
P4TK Matematika [online].
Tersedia
http://www.labarasi.wordpress.com
http://www.yusufsila.blogspot.com diakses
tanggal 29 Juni 2012

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dewi Latifah. Lahir di Garut, 03 April 1993.


Alumni SDN Sukamentri 3, SMPN 2 Garut,
dan SMAM 1 Garut. Terdaftar sebagai
mahasiswa STKIP Garut pada tahun 2010.

ISSN 2086-4280 168

You might also like