Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 38
Lampiran Sk Direktur RSPB ‘No. Kpts$4857200000/2020-80 Tanggal 8 Capertee 2020 PANDUAN PENANGANAN COVID 19 RS PERTAMINA BALIKPAPAN (Revisi 1) Disusun Oleh KOMITE PPI $F PERTAMEDIKA, RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN 020 $F Menimbang Mengingat Menetapkan KESATU KEDUA KETICA EMPAT PERTAMEDIKA IHC PERTAMINA BINA MEDIA vse ‘SURAT KEPUTUSAN No. Kpis =3405/00000/2020-80 TENTANG REVISI PANDUAN PENANGANAN COVID-19 RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN '& bahwa sehubungan dengan adenya perubahan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedoman Pencegahan den Pengancalian COVID."9, ‘maka cipandang periu ibvatkan revsitemhadap Pandvan Penangan COVID-19: 1b. Dengan adanya revisi Panduen Penangenan COVID-19, make pslayanen Penanganen pasien COVID-19 Gi Rumah Sakit Pertamina Balikpepan’ yang ‘membuturkan perawatan ekan berjalan cengan aman dan lancer, (© ahwa sehubungen dengan butir @ dan b tersebut aiatas, untuk pemberiakuannya erly dtetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSPB Undang - undang No. 44 tahun 2009 Tantang Rumah Sakit Undeng - undang No 36 tahun 2008 Tentang Kesehatan Permenkes No.1! Tahun 2017 Tenteng Keselematan Pasien ‘Surat lin Operasional RSPB No, O&8DPMPT/SIO-RSI2017 Tanggal 08 Meret 2017: Memorandum Ketua Komte PPI RSPB No.04B/E200082020-83 targgal 419 November 2020 Perihel Revisi Penduan Penangan COVID-18 dan Kebjetan Pencegehan dan Pengerdalian Infeksi pada COVID-19 di RS Pertamina Balikpapsn: © Disposisi Direktur No.3060 tanggal 20 November 2020, MEMUTUSKAN REVIS! PANOUAN PENANGANAN COVID-19 RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN, SEBAGAIMANA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN INI Revisi Pancuan Penanganan COVID-9 wal iterackan semua petugas dalam memberkan pelayanan, Pembinaan dan pengawasen penerapan Panduan Penangenan COVIO-19 RSPB ‘iaksanakan olsh Drektur RSPB. Dengan ciberekukannya Surat keputusan in maka Surat Keputusan Direktur RSPB 'No.902/€¢0000/2020-S0 tanga! 26 Apri 2020 tentang Panduan Penenganian COVID- 19 RSPB dinyataken tidak beriaku lage aff resent IHC ce ‘Surat Kepatusag Orettur 23° Nomor Kate joS10000072020.69 ‘Surat Keputusan ini beriaku terhtung mulai tanggal dtetapkan dengan ketentuan Dahwa habhal yang belum atau belum cukup cialur “dalam Surat Kaputusen int ‘akan ditetapkan kemudian, BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan enyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pemah diidentifikasi sebelumnya pada ‘manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui Tanda dan gejala uum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan Pneumonia, sindrom pemapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan ejala kiinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bemapas, dan hasil rontgen menunjukkan infitrat pneumonia luas di kedua paru Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah ‘menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of Intemational Concem (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 414.179 dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192 negaralwilayah. Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus konfimasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020, Indonesia sudah melaporkan 790 kasus konfirmasi COVID-19 dari 24 Provinsi yaitu: Ball, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kal jantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kep. Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, ‘Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau, Maluku Utara, Maluku dan Papua. Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah DK! Jakarta, Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang), Jawa Barat (Kota Bandung, Kab, Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor, Kab. Bogor, Kab. Karawang), Jawa Timur (kab. Malang, Kab. Magetan dan Kota Surabaya) dan Jawa Tengah (Kota Surakarta), Berdasarkan buktiilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui ercikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular Penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang merawat Pasien COVID-18. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui ‘cucl tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersin, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan temak dan hewan liar serta menghindari Kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasiltas kesehatan terutama unit gawat darurat. B. DEFINIS! 1.1 Definisi Operasional 1.1.1 Kasus Suspek 1.1.44 Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaity demam (238°C) atau Tiwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pemapasan seperti bbatuk/sesak nafas/sakittenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat* DAN tidak ‘ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di ‘negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal* 11.1.2 Orang dengan demam (238°C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala_memiliki riwayat Kontak dengan kasus konfirmasi/Probable COVID-19. 1.1.1.3 Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat™ yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang ‘meyakinkan, 1.4.2 Kasus Probable ‘asus suspek dengan ISPA Bera/ARDS/Meninggal dengan gambaran Klnis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. 1.1.3 Kasus Konfirmasi ‘Seseorang yang dinyatakan positi terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2 ‘a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) 1.4.4 Kontak Erat Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID- 19. ‘Termasuk kontak erat adalah: a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain) ©. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai stander. 4. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian resiko local yang di tetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan. kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala, Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan Kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan specimen kasus konfirmasi 1.4.5 Pelaku Perjalanan ‘Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestic) maupun luar negeri Pada 14 hari terakhir. 141.6 4A Discarded Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut a, Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali Negative selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu > 24 jam. b. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari. ‘Selesai Isolasi Selesai Isolasi apabila memenuhi salah satu krteria berikut a. _Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) yang tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandir sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi. b. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak dilakukan Pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pemapasan. ¢. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang mendapatkan hasil pemenksaan follow up RT-PCR 1 kali negative, dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. BAB Il RUANG LINGKUP Panduan ini meliputi surveilans dan respon KLBMwabah, manajemen kiinis, Pengelolaan spesimen dan konfirmasi laboratorium, pencegahan dan pengendalian infeksi, serta komunikasirisiko dan pemberdayaan masyarakat. Panduan ini disusun berdasarkan rekomendasi WHO sehubungan dengan adanya kasus COVID-19 yang telah menjadi pandemi di dunia dan peraturan perundangan yang berfaku. Dengan demikian, seluruh penduduk Indonesia mendapatkan pelayanan yang sesuai standar. Pedoman ini akan diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi terkini BAB III KEBIJAKAN SURAT KEPUTUSAN No. Kpts- 7 /2020-SO TENTANG KEBIJAKAN PPI PADA PENANGANAN COVID 19 RUMAH SAKIT PERTAMINA BALIKPAPAN. Ditetapkan di: Balikpapan Pada tanggal Rumah Sakit Pertamina Balikpapan Direb BAB IV TATA LAKSANA 1. SURVEILANS DAN RESPON 1.1 Definisi Operasional 14.1 Kasus Suspek 1.1.1.1 Orang dengan Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA) yaitu demam (238°C) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pemapasan seperti: bbatuk/sesak nafas/sakittenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga beral DAN tidak ‘ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi loka’. 1.1.1.2 Orang dengan demam (238°C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala_memiliki riwayat Kontak dengan kasus konfirmasi/Probable COVID-19. 1.1.1.3 Orang dengan ISPA beral/pneumonia berat™ yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran kiinis yang meyakinkan. 1.1.2 Kasus Probable Kasus suspek dengan ISPA BeraVARDS/Meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. 1.4.3 Kasus Konfirmasi Seseorang yang dinyatakan positf terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2 ‘a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) 14.4 Kontak Erat Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID- 19, 14.6 17 ‘Termasuk kontak erat adalah: @. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih. b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain), ©. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai stander. 4. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian resiko local yang di tetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat. Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan Kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan ‘specimen kasus konfirmasi Pelaku Perjalanan Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestic) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir. Discarded Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut : ©. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali Negative selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu > 24 jam, 4d. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 har Selesai Isolasi Selesai Isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut ¢.__Kasus konfirmasitanpa gejala (asimptomatik) yang tidak diiakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan specimen diagnosis konfirmasi, ©. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang tidak dilakukan Pemeriksaan follow up RT-PCR dinitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. §. Kasus probable/kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) yang mendapatkan hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negative, dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan ganguan pemapasan. 14.8 Kematian Kematian COVID-19 untuk —_kepentingan —surveilans adalah __kasus konfirmasifprobable COVID-19 yang meninggal. 1.2 Kegiatan Surveilans dan Karantina Upaya surveilans merupakan pemantauan yang berlangsung terus menerus terhadap kelompok berisiko, Sedangkan karantina merupakan pembatasan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu wilayah termasuk wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Kegiatan surveilans merupakan bagian tidak terpisahkan dari karantina, selama masa karantina, surveilans dilakukan untuk memantau perubahan kondisi seseorang atau sekelompok orang. Ringkasan upaya karantina dijelaskan pada tabel berikut: ‘Tabel 4.1 Kegiatan Karantina Sesuai Kondisi dan Status Pasien Karantina Fasilitas Bentuk Karantina Rumah Karantina Karantina (lsolasi Diri) Kehuouel RS Darurat | Rumah Sakit Status \Suspek, Terkonfirmasi| « Suspek dengan usia > 60 « Probable inpa gejala/gejala tahun dan memilik ingan, Kontak erat komorbid. fuente * Suspek tingan-sedan¢ ringan/sedang dan Terkonfirmasi tanpi dengan gejala/gejala fingan-} — komorbid sedang dengan fasiltas| . terkonfimasi karantina rumah — yan ; tidak memadai. peli sejala Tempat* Rumah Tempat yang disediakan) Rumah Sakit sendiriffasilitas Pemerintah (Rumah sakit ‘sendiri darurat COVID-19) u Pengawasan | © Dokter, perawal] « Dokter, perawat dan/atau | Dokter, _ perawal dan/atau ten tenaga kesehatan lain | dan/atau _ tenagal kesehatan lain kesehatan lain © Dapat — dibantu oleh Bhabinkabtibnas, Babinsa dan/atau Relawan Pembiayaan | « Mandiri ‘© Pemerintah: NPB, | » Pemerintah: * Pihak lain yang| Gubemur, Bupati, | NPB, bisa membantu Walikota, Camat dan’ Gubemur, (flantropi) Kades Bupati, Walikota, ‘+ Sumber lain Camat dan Kades © Sumber lain {_ Monitoring | Dilakukan oleh Dinas| Dilakukan oleh Dinas | Dilakukan ole dan Evaluasi | Kesehatan setempat | Kesehatan setempat Dinas Kesehata setempat Ket:*tempat perawatan kasus memperimbangkan Kondisi ‘nis, risiko penularan, dan Kapasitas, 1.24 Kasus Suspek Kegiatan surveilans terhadap kasus suspek dilakukan sejak mulai munculnya Sejala. Terhadap kasus suspek dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 engan selang waktu lebih dari 24 jam serta bila ada perburukan untuk pemeriksaan RT PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium setempat yang berkompeten den berpengalaman baik di fasyankes atau lokasi pemantauan, Pemantauan terhadap Suspek dilakukan berkala selama menunggu hasil pemeriksaan. Pemantauan dapat ‘melalui telepon atau kunjungan secara berkalafharian dan dicatat pada formulir Pemantauan harian. Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan Skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan layanan primer dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Pemantauan dapat dihentikan apabila hasil pemeriksaan RT-PCR selama 2 hari berturut-urut dengan selang waktu >24 jam ‘menunjukkan hasil negative, Kasus suspek yang sudah selesal isolasi dan pemantauan, dapat diberikan surat Pemyataan selesai masa pemantauan oleh Dinas Kesehatan setempat. 1.2.2 Kasus Probable Kegiatan surveilans terhadap kasus Probable dilakukan sejak mulai munculnya Sejala. Terhadap kasus probable dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-2 untuk pemeriksaan RT PCR. Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium 123 1.24 setempat yang berkompeten dan berpengalaman baik di fasyankesatau lokasi pemantauan. Kegiatan surveilans terhadap kasus probable dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya Perburukan gejala, Pemantauan dapat dhentkan epabla hast pemerksaan RT-PCR 1 kali negative soe oasolauioa Ya Teak Towanda [22 wn octaions Yas Teak ‘Taos dassbl: Z Sextus, Yas Tike ‘Taosua dass: 1 eanwatiebuttaols Ya / Teak Taoseatdiesnit: [7 _7 1. Qala tac sotelanabe, costal in cicMAS aecalNoaR KeMaK CES? = Ya. / Tak” Uiata setuttans ne Tea ia r z 2 Date 1¢ bei setclsake. sastoh obizaboatek deoeanorane vane at ta! Tak? ‘lun octanoaten secs (Geoiat bats sreumonish tata eaten: None aot, Uitewaae | Telteotab esis | Teltontak ea, oa are teuatsssaaska,/ telat 2019 ACV (pnewenia Boca 2 Yat Tak? Soa ac sossslabeiuacoa wick vore wabtaua sow Yas Tat 5. Dalam bol setelu abt soebod watch cicosuaines ox been? wa! Tia PENYAKIT KOMORGIO Reawaks tauseuoehiue / Wusesteat: af Titak? Diabetes Metis va / Teak? domes af Tita rooaktensslonl was Uevussoushien = Ya. Titah? onowaaseliiesai/ hn as Teak Reawahs bac Goad Yas Teak? Reawahs Gina, w/t LAMPIRAN 3 ‘Surat keterangan screening Covid 19 AB csansunprmmuninnorn eo Susismag.No. 01 Balikpapan 76411 alimantan Tagy-tndonesia suRAT KETERANGAN SCREENING omer teen /HP a ‘sl memeisaan/sceening: Saat ai tidak dtemskaa kelsnaa / oats 4 satan ecinaban ‘Saat aitdak dem tebe Cov 19 . Disintain LAMPIRAN 4 ‘Surat persetujuan pemulasaraan jenazah fe | PERSETUJUAN / PENOLAKAN *) PEMULASARAN JENAZAH PASIEN COVID-19 ‘reaeonea ‘Saya yang bentanda tangan di tawah ini Nama Tesueat & Tangga!lahir 7 Jenis ketamin Lakiiaki! Perempuan *) Aamat : NK No, Telpon {el oxoeicecoean os bc eh a, isi? suai! ana yah bya soe Nara Pasion Tempat& Tanggs! Lane Nomor Retam Meds . Keamin Labia | Perempuan*) omer Repisysi Tanggal kematian Dengan ini menyatakan bahwa saya SETUJU | TIDAK SETUJU *) nama pasien tersebut datas diskukan pemulasaran jenazah dengan mengikut SPO Pemulasaran Cove-19 6! RS. Pertamina Balkrapan Baikparan Sake, Dokcer. Yang memeuat pemyataan mie] c ae eee ) +) Lngnan satan saw yang sesuas LAMPIRAN 5 Formulir pemantauan pasien COVID 19 (1) Ow Oe oars Dye Cte ata oem [Ow Ore Stata ow Ot Ce Ore Ota te f aha Gwe Sta Grates [ise Sef oa ora or om Formutir pemiantauan pasien COVID 19 (2) ONTARIPAP ARAN aoaer ‘ae 4a eb a ah ema pt ae? (bu Ya utters? ‘Tap aan Teg Th hr | il ean | sea eri rat deganhoe nape IRC Ye CT COTTON aan ha asa i neni aah eat derganhons trian 0b) Os OTR OTT LAMPIRAN 6 Cara pemakaian APD "|. Pakallah baju dinas atau baju hacinco di ruang | 1. Lepaskan semua aksesoris yang dipergunakan (jam tangan, cincin, kalung, anting) ganti. 3. Rapikan rambut (ikat jika panjang) atau gunakan topi bedah atau penutup kepala |4. Pindah ke area bersih di titik masuk unit isolasi 5. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir. 6. Gunakan masker wajah/ masker N95 sesual ukuran dan pastikan terpasang dengan erat dan nyaman 7. Pakailah kacamata pelindung/ Google 8. Gunakan coverall (overall suit) atau medical gown 9. Gunakan cover shoes, 10. Gunakan boot atau sepatu tertutup 11. Lakukan kebersihan tangan dengan handrubs 12. Pasang sarung tangan bersih, posisi dimasukkan ke dalam tangan baju coverall yang berfungsi sebagai sarung tangan dalam. 13. Gunakan sarung tangan panjang. LAMPIRAN 7 Cara pelepasan APD - Lepaskan sarung tangan panjang secara hati | hati dengan prinsip yang benar, dan jangan sampai sarung tangan di bagian dalam terlepas, segera buang ke limbah infeksius. Lepaskan sepatu/ boot di kedua kaki secara bergantian dan tempatkan ke dalam wadah infeksius. |. Lakukan Kebersihan tangan dengan cairan handrubs. Lepaskan coverall/gown dengan melepaskan ikatan terlebih dahulukemudian menarik bagian pundak dalam kebelakang secara Perlahan gulung dari bagian dalam ke bawah, letakkan/buang ke wadah infeksius. Lepaskan pelindung kaki (cover shoes ) buang ke limbah —infeksius kemudian gunakan sepatu/sandal tertutup yang bersih Lakukan kebersihan tangan dengan handsrub berbasis alcohol pada area sarung tangan dan lepaskan sarung tangan kemudian buang ke limbah infeksius. 7. Lakukan kebersihan tangan Kemudian buka kacamata/google dengan memegang tali bagian | belakang kepala. Tarik kearah depan kemudian tempatkan ke wadah infeksius. 8. Lepaskan masker N95 dengan memegang tali Ed Ey kearh_depan wajah__secara_bergantian ‘masker bagian bawah dan tali bagian atas | kemudian tempatkan ke wadah infeksius. 9. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue.

You might also like