Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ISSN : ISSN 2442-4986

An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (1) Juni 2020 :34-40


https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/ANN/article/view/2994
GAYA HIDUP MAYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR DALAM
MENGHADAPI PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 19 (COVID-19)

THE LIFESTYLE OF EAST NUSA TENGGARA IN PANDEMIC OF CORONA VIRUS


DISEASE 19 (COVID-19)

Lalu Juntra Utama


Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang
Jalan Piet A. Tallo - Kupang
Email: juntra8686@gmail.com
ABSTRACT
The global pandemic caused by Covid-19 is now clearly raised public concern. A significant visible
impact on public health quality and the changes in health behavior occurred in Indonesia. This research
aimed to find out the lifestyle of the people in East Nusa Tenggara, Indonesia, during the emergency
response phase of COVID-19. Methods of data collection were executed by filling out the lifestyle
questionnaires that were previously prepared and uploaded in the Google Form toward the population
aged over 16 years in East Nusa Tenggara, Indonesia. This research was conducted by a cross-sectional
study method. According to the results of data analysis, about 191 respondents were involved in this
study. Information about COVID-19 was mostly obtained from the internet or social media was
71.20%. Daily consumption of vegetables and fruit was 39.27%. Around 47.64% of respondents
experienced a change of habit, such as sometimes do sunbathe, and 30.89% of respondents increased
physical activity frequency more than three times a week. The 98.43% of East Nusa Tenggara society
tended to wear masks outside of their house, and 85.34% always wash their hands using soap. The
prevalence of daily fresh food consumption during this virus pandemic was 77.49%, and instant food
products were 2.62% every day. Factors that changed during the Covid-19 virus pandemic were
smoking, physical activity, consumption, washing hands, wearing masks, sunbathing, and processed
foods consumption.
Keywords: COVID-19; lifestyle; emergency response

ABSTRAK
Pandemi global yang terjadi akibat Covid-19 saat ini jelas menimbulkan kekhawatiran
masyarakat. Dampaknya terlihat pada kesehatan masyarakat Indonesia dan perubahan
perilaku kesehatan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya
hidup masyarakat Nusa Tenggara Timur pada masa tanggap darurat covid-19. Metode
pengambilan data gaya hidup dilakukan dengan mengisi kuesioner yang sebelumnya dibuat
dan dimasukkan dalam aplikasi Google Form pada penduduk berusia diatas 16 tahun.
Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Berdasarkan hasil analisis data,
responden yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 191 orang. Informasi tentang
covid-19 paling banyak diperoleh dari internet atau media sosial sebanyak 71,20%. Konsumsi
sayur dan buah setiap hari sebanyak 39,27%. Responden mengalami perubahan kebiasaan
sebanyak 47,64 dengan kadang-kadang berjemur dan mengalami kebiasaan aktifitas fisik
dengan frekuensi lebih dari 3x seminggu sebanyak 30,89%. Sebanyak 98,43% masyarakat
NTT cenderung menggunakan masker saat keluar rumah dan selalu mencuci tangan
menggunakan sabun sebesar 85,34%. Prevalensi makanan segar saat pandemi virus sebesar
77,49% dan konsumsi produk makanan instan setiap hari yaitu 2,62%. Faktor-faktor yang
mengalami perubahan selama pandemi virus Covid-19 ini adalah kebiasaan merokok,
aktifitas fisik, konsumsi, mencuci tangan, penggunaan masker, berjemur dan konsumsi
makanan olahan.

Kata kunci : Covid-19; Gaya Hidup; Tanggap Darurat

34
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

PENDAHULUAN Dampak dari pandemi pada kehidupan


Pada 12 maret 2020, penyakit corona virus individu dan masyarakat pada bidang sosial dan
2019 (covid-19) telah dikonfirmasi pada 125.048 pangan juga terjadi. Penyelesaian masalah covid-19
orang di seluruh dunia, membawa angka kematian ini terutama pada dampak sosial akan melibatkan
sekitar 3-7%, dibandingkan dengan tingkat unsur terkecil dari komonitas yaitu setiap keluarga
kematian kurang dari 1% dari influenza. Ada yang harus berusaha untuk mampu mengatasi
kebutuhan mendesak untuk perawatan yang masalah terutama gaya hidup. Oleh karena itu
efektif. Fokus saat ini adalah pada pengembangan program yang terintegrasi dalam upaya bersama
terapi baru, termasuk antivirus dan vaksin (1) baik secara politik, ekonomi, mobilisasi sosial
Kasus virus corona muncul dan menyerang dengan penyadaran akan pentingnya ketersediaan
manusia pertama kali di provinsi wuhan, china. sistem informasi yang akurat dalam menyediakan
Awal kemunculannya diduga merupakan penyakit informasi yang tepat dan tepat waktu tentunya
pneumonia dengan gejala serupa sakit flu pada akan membantu mengatasi masalah perubahan
umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, gaya hidup. Pada penelitian bertujuan ini untuk
demam, letih, sesak napas dan tidak nafsu makan menggambarkan faktor-faktor gaya hidup yang
(26) Namun berbeda dengan influenza, virus berubah saat pandemi covid-19 dengan lama
corona dapat berkembang dengan cepat hingga penelitian 2 minggu.
mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal
organ serta kematian. Kondisi darurat ini BAHAN DAN METODE
terutama terjadi pada pasien dengan masalah Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
kesehatan sebelumnya (2). menggunakan desain crossectional. Penelitian ini
Disaat yang bersamaan pula, who dilakukan di seluruh Kabupaten dan Kota di
mengumumkan virus corona sebagai penyakit wilayah Nusa Tenggara Timur yang di mulai pada
pandemi. Pandemi adalah istilah kesehatan yang bulan April-Mei 2020. Sampel mewakili seluruh
merujuk pada penyebaran penyakit yang kabupaten dan kota yang tersebar di Nusa
menyerang orang dalam jumlah banyak dan terjadi Tenggara Timur. Pengolahan dan Analisis data
di banyak tempat (3,4) Pencegahan pandemi ini dilakukan bulan Mei 2020. Subjek penelitian yang
dilakukan oleh banyak negara dengan cara yang di jadikan sebagai populasi dalam penelitian ini
beragam, termasuk di indonesia dengan penerapan adalah penduduk usia diatas 16 tahun yang
pembatasan sosial berskala besar (PSBB). berjumlah 243 orang. Purposive sampling
Penerapan PSBB telah diatur dalam digunakan penentuan sample dalam penelitian ini
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 21 tahun 2020 dengan kriteria data lengkap yaitu berusia diatas 16
yang telah ditanda tangani oleh Presiden Republik tahun, data gaya hidup meliputi kebiasaan
Indonesia (5). Serta dengan adanya Peraturan merokok, konsumsi, mencuci tangan dan memakai
Menteri Kesehatan (Permenkes) RI nomor 9 tahun masker, aktifitas fisik dan berjemur dan memiliki
2020 tentang pedoman pembatasan sosial berskala data lengkap. Semua subjek memiliki data yang
besar dalam rangka percepatan penanganan corona lengkap dan memenuhi kriteria sebanyak 191
virus disease 2019 (covid-19) tentunya dengan orang. Data yang diperlukan dalam analisis ini
tujuan agar bisa mengatasi masalah yaitu variable pendidikan, pekerjaan, status
penyebarluasan covid-19. Langkah-langkah telah ekonomi keluarga, daerah tempat tinggal, jenis
dilakukan oleh pemerintah untuk dapat kelamin, media informasi tentang covid-19. Analsis
menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya data dilakukan secara deskriptif dengan dan
adalah dengan mensosialisasikan gerakan social melihat persentasi/proporsi responden yang
distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk menjawab pada pilihan jawaban kuesioner.
dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai Analisis menggunakan Microsoft Excel 2013.
infeksi covid-19 seseorang harus menjaga jarak Analisis yang dilakukan yaitu univariat yaitu
aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, gambaran mengenai usia, jenis kelamin,
dan tidak melakukan kontak langsung dengan pendidikan, pekerjaan, media informasi Covid 19
orang lain, menghindari pertemuan massa (6). dan gaya hidup selama pandemi (penggunaan
masker, kebiasaan merokok, aktifitas fisik,

35
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan Diploma 67 35,08


segar, konsumsi makanan instan, kebiasaan
mencuci tangan dan kebiasaan berjemur. Analisis Sarjana 24 12,57
univariat berfungsi untuk menjelaskan secara
Magister 18 9,42
deskriptif dari setiap variabel yang digunakan, baik
variabel independen maupun variabel dependent Total 191 100,00
dengan distribusi frekuensinya dan bentuk statistik
Pekerjaan
deskriptif dalam jumlah dan persentase.
PNS 46 24,08
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wiraswasta/petani/b
Karakteristik Responden 20 10,47
uruh/IRT
Responden yang diperoleh dalam
penelitian ini berjumlah 191 orang. Dari 191 orang Tidak Bekerja 56 29,32
responden, usia responden dengan distribusi 16 -
19 tahun sebanyak 40 orang (20,94%), usia 20 -30 Lainnya 69 36,13
tahun sebanyak 126 orang (60,73%), 31 - 58 tahun Total 191 100,00
(18,32). Jenis kelamin perempuan dengan jumlah
146 orang (76,44%), laki-laki sebanyak 45 orang Media Informasi Covid 19
(23,56%). Pendidikan terakhir yaitu SMP/SMA
Media Cetak 3 1,57
sebanyak 82 orang (42,93%), diploma 67 orang
(35,08%), sarjana 24 orang (12,57%) dan magister 18 Media Elektronik 50 26,18
orang (9,42%). Pekerjaan yaitu pegawai negeri sipil
Media Sosial 136 71,20
atau PNS sebanyak 46 orang (24,08%), Tidak
bekerja 56 orang (29,32%), lainnya sebanyak 69 Teman/Keluarga 1 0,52
orang (36,13%). Media informasi Covid 19
Tidak Pernah 1 0,52
diperoleh dari media sosial sebanyak 136 orang
(71,2%) (lihat Tabel 1) Total 191 100,00

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden


Karakteristik responden berdasarkan
Karakteristik Jumlah wilayah domisili di daerah Nusa Tenggara Timur
Responden tersebar di beberapa kota/kabupaten dapat dilihat
n %
pada tabel 2.
Usia

16 - 19 40 20,94 Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan Kota


dan Kabuapaten di NTT
20 - 30 116 60,73
Jumlah
30 - 58 35 18,32 Kota/Kabupaten
n %
Total 191 100,00
Kota Kupang 52 27,23
Jenis Kelamin
Kabupaten Kupang 60 31,41
Laki-laki 45 23,56
Flores 45 23,56
Perempuan 146 76,44
Sabu, Rote, Sumba 18 9,42
Total 191 100,00
TTS,TTU, Belu dan
16 8,38
Pendidikan Malaka

SMP/SMA 82 42,93 Total 191 100,00

36
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

Dari Tabel 2 di atas di dapatkan bahwa PEMBAHASAN


responden tersebar di semua kota dan kabupaten Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan mudah mengimplementasikan pengetahuannya
distribusi frekuensi terbanyak berada di Kabupaten dalam perilaku khususnya dalam hal kesehatan
Kupang dengan 60 orang (31,41%), Kota Kupang dan gizi. Dengan demikian, pendidikan yang relatif
sebanyak 52 orang (27,23%). rendah akan berkaitan dengan sikap dan tindakan
dalam menangani masalah kesehatan (7).
Tabel 3. Gaya hidup msyarakat NTT dalam
Pendidikan merupakan salah satu usaha
menghadapi pandemi covid-19
pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan
Variabel Jumlah
kesehatan karena tingkat pendidikan dapat
n %
mempengaruhi perilaku sehat keluarga dengan
Penggunaan Masker
tingkat pendidikan yang kurang mendukung akan
Ya 188 98,43
menyebabkan rendahnya kesadaran lingkungan,
Tidak 3 1,57 semakin baik tingkat pendidikan formal sehingga
Kebiasaan Merokok
akan mematangkan pemahaman tentang
Merokok 19 9,95 pengetahuan kesehatan lingkungan dan kesadaran
Tidak Merokok 172 90,05 menjaga gaya hidup sehat.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Aktifitas Fisik
Kusumawati, et. al (2008) menjelaskan bahwa ada
>3x Seminggu 59 30,89 hubungan antara pendidikan dengan perilaku
kesehatan. Status sosial ekonomi yang didalamnya
<3x Seminggu 99 51,83
termasuk pendidikan mempunyai hubungan
Tidak Pernah 33 17,28 dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Adanya
keterkaitan antara pendidikan dengan perilaku
Konsumsi Buah dan Sayur
kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan
Setiap Hari 75 39,27 dengan tingkat kesehatan. Makin tinggi tingkat
Jarang 20 10,47 pendidikan semakin mudah menerima konsep
Kadang-kadang 96 50,26 hidup sehat (8), Menurut Suryanto dalam
Wantiyah (2004) mengatakan bahwa usia muda
Makanan Segar
lebih mudah menerima informasi dan lebih bersifat
Selalu 148 77,49
dinamis dibandingkan usia tua sehingga lebih
Jarang 7 3,66
mudah menerima perubahan perilaku. Makin
Kadang-kadang 36 18,85
Makanan Instan tinggi status sosial ekonomi yang meliputi jenis
Tidak Pernah 20 10,47 pekerjaan, maka makin tinggi pula semakin baik
Jarang 103 53,93 perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga,
Kadang-kadang 63 32,98 dan sebaliknya semakin rendah makin buruk
perilaku hidup sehatnya (9).
Setiap Hari 5 2,62 Menurut Kotler, gaya hidup adalah pola
Mencuci Tangan Pakai Sabun hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-
hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan
Selalu 163 85,34
pendapat yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan
Jarang 2 1,05 rupa keseluruhan pola perilaku seseorang dalam
Kadang-kadang 26 13,61 kehidupan sehari-hari (10).
Berjemur Gaya hidup merupakan indikator berupa
Selalu 45 23,56 komposit variabel yang disusun/dihitung dari 5
Jarang 41 21,47 (lima) variabel yaitu: 1) Kebiasaan cuci tangan, 2)
Kebiasaan buang air besar, 3) Kebiasaan merokok
Kadang-kadang 91 47,64
satu bulan terakhir, 4) Aktifitas fisik, dan 5)
Tidak Pernah 14 7,33 Kebiasaan konsumsi buah dan sayur. Perilaku
Total 191 100,00 konsumsi makanan sebagai salah satu variabel

37
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

gaya hidup pada umumnya menunjukkan adanya faktor yang menghambat kepatuhan terhadap
hubungan/asosiasi dengan kesehatan (11). saran tentang kesehatan yang diberikan oleh tenaga
Penelitian lain pada para pegawai sipil yang juga kesehatan (17). Ketidakpatuhan adalah sejauh
dilakukan di Jepang menunjukkan adanya asosiasi mana perilaku seseorang dan atau pemberi asuhan
antara kesehatan dan kebiasaan merokok (12). sejalan atau tidak sejalan dengan rencana promosi
Sedangkan adanya asosiasi antara aktivitas fisik kesehatan atau rencana terapeutik yang disetujui
sebagai salah satu variabel gaya hidup mempunyai antara orang tersebut (atau pemberi asuhan) dan
asosiasi dengan kejadian kesehatan (13). Status professional layanan kesehatan (18).
kesehatan yang baik berhubungan dengan Penelitian Alsyary 2020, menyatakan
tingginya frekuensi aktivitas fisik, tidak konsumsi bahwa durasi paparan sinar matahari yang lebih
alkohol/konsumsi tidak berlebih, tidak merokok, tinggi terkait dengan lebih banyak kasus
dan tidak „under weight’ atau „over weight‟ (14). pemulihan dari Covid-19 di antara pasien. Korelasi
Hal ini sesuai dengan teori yang ini sejalan dengan bukti sebelumnya bahwa sinar
menyatakan bahwa rokok dapat mengurangi nafsu matahari tidak menghentikan virus Covid-19
makan, menyempitkan pembuluh darah jantung sehingga tidak dapat mencegah infeksi (27,28)
dan saluran cerna sehingga mengganggu proses Sebaliknya, sinar matahari dapat menjaga kondisi
penyerapan (15) Dari Tabel 3 diatas, didapatkan kesehatan pasien Covid-19 sehingga mereka
bahwa Sebagian besar penduduk di wilayah Nusa memiliki kesempatan untuk pulih dari penyakit ini.
Tenggara Timur sudah menggunakan atau patuh Sunlight meningkatkan sistem kekebalan yang
untuk menggunakan masker sebanyak 188 orang memperlambat perkembangan agen influenza dan
(98,43%). Kebiasaan tidak merokok sebesar 172 SARS dalam tubuh manusia (20,21)
orang (90,05%). Aktifitas fisik sebanyak 99 orang Sinar matahari memicu produksi vitamin
(51,83%) dengan frekuensi kurang dari 3 kali dalam D, yang berfungsi untuk meningkatkan sistem
seminggu. Pada variabel konsumsi buah dan sayur, kekebalan tubuh (22) Paparan sinar matahari yang
masyarakat NTT sebagian besar mengkonsumsinya buruk mengaktifkan influenza (23) Studi
kadang-kadang dengan prosentase 50,26%, setiap sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan
hari 39,27%. Konsumsi makanan segar yang selalu sinar matahari secara signifikan berkontribusi pada
di olah terlebih dahulu sesaat sebelum di konsumsi penyembuhan sebagian besar kondisi pernapasan
sebanyak 148 orang (77,49%), sedangkan yang termasuk tuberkulosis dan penyakit paru-paru
mengkonsumsi makanan instan setiap hari hanya (24,25)
sebanyak 2,62%. Kebiasaan mencuci tangan
menggunakan sabun untuk masyarakat NTT saat KESIMPULAN DAN SARAN
pandemi covid-19 sudah mencapai 85,34%. Masih banyaknya masyarakat Indonesia
Kebiasaan selalu berjemur untuk mengaktivkan yang tidak mematuhi himbauan dari pemerintah
atau menambah imunitas untuk masyarakat NTT untuk menanggulangi pandemi virus corona ini.
Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur, perilaku
sebesar 23,56% dan kadang-kadang dengan
dasar dalam social distancing telah diterapkan
prosentase 47,64%. dengan sangat baik dengan perubahan gaya hidup
Kepatuhan adalah istilah yang digunakan yang lebih baik. Penggunaan masker, kebiasaan
untuk menggambarkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan dan berjemur pada pagi hari telah
menggunakan masker. Kepatuhan adalah perilaku diterapkan dengan sangat baik oleh masyarakat.
positif yang diperlihatkan masyarakat saat
masyarakat menggunakan masker. Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA
mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak
faktor, termasuk pengetahuan, motivasi, persepsi 1. Derek K Chu, MD, Elie A, MD Stephanie Duda,
dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan dan Karla Solo, Sally Yaacoub, Holger J
pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas Schünemann, et al.2020.Physical distancing, face
intruksi kesehatan dan kemampuan mengakses masks, and eye protection to prevent person-to-
sumber yang ada (16). Sedangkan, ketidakpatuhan person transmission of SARS-CoV-2 and
adalah kondisi ketika individu atau kelompok COVID-19: a systematic review and meta-
berkeinginan untuk patuh, tetapi ada sejumlah analysis

38
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

2. Mona, lailul. Konsep Isolasi dalam Jaringan 12. Lizhen Hu Michikazu Sekine Alexandru Gaina
Sosial untuk Meminimalisasi Efek Contagious Ali Nasermoaddeli Sadanobu Kagamimori.
(Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). 2007. Association of Smoking Behavior and
Jurnal Sosial Humaniora Terapan. Socio‐Demographic Factors, Work, Lifestyle and
https://doi.org/10.7454/jsht.v2i2.86. Vol 2, No
Mental Health of Japanese Civil
2 (2020) Vokasi UI.AC.ID
Servants.https://doi.org/10.1539/joh.49.443
3. WHO. Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
13. Sanches-Villegas, A., Ara, I., Guillen-Grima, F.,
situation report – 52. March 12, 2020.
Bes-Rastrollo, M., Varo-Cenarruzabeitia, J. J., &
https://www.who.int/docs/default-source/
Martinez-Gonzalez, M. A. (2008). Physical
coronaviruse/20200312-sitrep-52-covid-19.
pdf?sfvrsn=e2bfc9c0_2 (accessed March 13, activity, sedentary index, and mental disorders
2020). in the SUN cohort study. American College of
4. Miquel Porta (2008). Miquel Porta, ed. Sport Medicine, 40(5), 827-834.
Dictionary of Epidemiology. Oxford University 14. Velten, J., Lavallee, K.L., Scholten, S. et al.
Press. hlm. 179. ISBN 978-0-19-531449-6. Lifestyle choices and mental health: a
5. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun representative population survey. BMC Psychol
2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar 2, 58 (2014). https://doi.org/10.1186/s40359-
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona 014-0055-y
Virus Disease 2019 (COVID-19) 15. Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman 16. Sinuraya, dkk. 2018. Tingkat
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota
Disease 2019 (COVID-19), Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia.
7. Atmarita, Fallah. 2004. Analisis situasi gizi dan Vol. 7. No. 2. Sumedang: Universitas
kesehatan masyarakat. Dalam Soekirman et al., Padjajaran
editor. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 17. Prihantana, dkk. 2016. Hubungan
VIII “Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Pengetahuan Dengan Tingkat Kepatuhan
Otonomi Daerah dan Globalisasi”; Jakarta 17-19 Pengobatan Pada Pasien Tuberkolosis Di RSUD
Mei 2004. Jakarta : LIPI. Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Jurnal
8. Kusumawati, Y. , D. Astuti dan Ambarwati, Farmasi Sains Dan Praktis. Vo. 2. No. 1.
2008, Hubungan Antara Pendidikan Dan Poltekkes Bhakti Mulia
Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang 18. Wulandari. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang
Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien
Bersih Dan Sehat (PHBS), Jurnal Kesehatan, Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk
VOL. I, NO. 1, Hal 47-56. Minum Obat di RS Rumah Sehat Terpadu
9. Wantiyah. 2004. Gambaran Perilaku Hidup Tahun 2015. Jurnal ARSI. Vol. 2. No.1. Jakarta :
Bersih dan Sehat pada Tatanan Rumah Tangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
di RW 04 Kelurahan Terban Wilayah Kerja Indonesia
Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. 19. Asyary A, Veruswati M. Sunlight exposure
Yogyakarta: Program Studi Keperawatan. FK increased Covid-19 recovery rates: A study in
UGM. the central pandemic area of Indonesia. Sci Total
10. Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Environ.2020;729:139016.doi:10.1016/j.scitotenv.
Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 2020.139016
11. E.M. Simonsick, H.C.S. Meier, N.C. Shaffer, S.A. 20. Cannell et al., 2006. Cannell, R. Vieth, J.C.
Studenski, L. Ferrucci.2016.Basal body Umhau, M.F. Holick, W.B. Grant, S. Madronich,
temperature as a biomarker of healthy agingAge C.F. Garland, E. GiovannucciEpidemic influenza
(Dordr), 38 (5–6) (2016), pp. 445-454, and vitamin D Epidemiol. Infect., 134 (2006), pp.
10.1007/s11357-016-9952-8 1129-1140

39
Lalu Juntra Utama: Gaya Hidup Mayarakat Nusa Tenggara Timur Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19)

21. Russell CD, Millar JE, Baillie JK. Clinical


evidence does not support corticosteroid
treatment for 2019-nCoV lung injury. Lancet
2020;395: 473–75.
22. D. Slusky, R.J. Zeckhauser Sunlight and
Protection against Influenza National Bureau of
Economic Research (2018)
23. J. Sagripanti, C.D. Lytle Inactivation of influenza
virus by solar radiation Photochem. Photobiol.,
83 (2007), pp. 1278-1282
24. J.F. Aloia, M. Li-Ng RE: epidemic influenza and
vitamin D epidemiology and infection October
2007, Vol. 135, no. 7, pp. 1095-1098 Epidemiol.
Infect., 135 (2007), pp. 1095-1098
25. Asyary, T. Eryando, P. Purwantyastuti, P.
Junadi, C. Clark, E. Van Teijlingen Level of
exposure of childhood tuberculosis with adult
pulmonary tuberculosis household contacts
Kesmas Natl. Public Heal. J., 12 (2017), pp. 1-6,
10.21109/kesmas.v12i1.1469
26. A. M., Dumar (2009). Swine Flu: What You
Need to Know. Wildside Press LLC. hlm. 7.
ISBN 9781434458322.
27. Huang C, Wang Y, Li X, et al. Clinical features of
patients infected with 2019 novel coronavirus in
Wuhan, China. Lancet 2020; 395: 497–506.
28. Ruan Q, Yang K, Wang W, Jiang L, Song J.
Clinical predictors of mortality due to COVID-
19 based on an analysis of data of 150 patients
from Wuhan, China.Intensive Care Med 2020;
published online March 3. DOI:10.1007/s00134-
020-05991-x.

40

You might also like