Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 26
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMELIHAE KENDARAAN DINAS DILINGKUNGAN SETDA PROVINSI BANTEN BIRO UMUM SETDA PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINS! BANTEN BIRO UMUM SETDA PROVINSI BANTEN KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN SUB BAGIAN PEMELIHARAAN DAN DISTRIBUSI Nomor SOP Oy November 2017, Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif November 2017 Pit KEPALA BIRO UMUM I sero Disahkan oleh Standar Opefasional Prosedur (SOP) IPemelinaraan Kendarean Dinas di lingkungan [Setda Provinsi Banten Nama SOP Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2076 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan Gubenur Banten Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Standarisasi Kendaraan Dinas. Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi Tipe Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013 tentang Uraian Tugas Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten Keterkaitan ‘SOP Pelaksanaan/Mekanisme Pemelinaraan Kendaraan dinas dilingkungan setda provinsi banten Peringatan JJika dilaksanakan akan terlaksana sistem Pemeliharaan Kendaraan Dinas yang tertib admnistrasi, Transparan dan Salah satu suber PAD Provinsi Banten [Kualifikasi pelaksana 1. Memitki Kemampuan Pengolahan Data dan Barang yang sederhana }2. Mengetahui Tugas Dan Fungsi Sistem Dan Prosedur Pemerintahan }3. Mengetahui Tugas dan Fungsi Mekanisme Pemelinaraan Barang Milk Daerah Khusus nya Kendaraan Dinas [4. Mengetahui langkah-langkah Peretinaraan Kendaraan Dinas di ingkungan Setda Provinsi Banten Peralatan/periengkapan. 7._Lembar Kerja/Rencana Kerja 2. Team Of Refference 3. Komputer/Printer 4. Jaringan Internet Pencatatan dan pendataan 7. Di simpan sebagai data eleKtronik dan manual PEMERINTAH PROVINS| BANTEN BIRO UMUM SETDA PROVINSI BANTEN KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN BAGIAN PEMELIHARAAN DAN DISTRIBUSI Peraturan Pemenntan No, 19 Tahun 2076 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milk Negara/Daerah Peraturan Gubenur Banten Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Standarisasi Kendaraan Dinas Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi Tipe Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013 tentang Uraian Tugas Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten iKeterkaitan ‘SOP Pelaksanaan/Mekanisme Pemelinaraan Kendaraan dinas iingkungan setda provinsi banten Peringatan Jika dilaksanakan akan terlaksana sistem Pemeliharaan Kendaraan Dinas yang tertib admnistrasi, Transparan dan Saleh satu sumber PAD Provinsi Banten ‘Nomor SOP. “Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektit November 2017 November 2017 _-Pit-KEPALA BIRO UMUM © SETDNPROVINS! BANTEN fo SETERE Disahkan oleh [Standa Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan_ [Setda Provinsi Banten 1. Memitki Kemampuan Pengolahan Data dan Barang yang sedethana 12. Mengetahui Tugas Dan Fungsi Sistem Dan Prosedur Pemerintahan 3, Mengetahui Tugas dan Fungsi Mekanisme Pemeliharaan Barang Mik Daerah Knusus nya Kendaraan Dinas 4, Mengetahui langkah-langkah Pemeliharaan Kendaraan Dinas i lingkungan |Setda Provinsi Banten Peralataniperlengkapan 7. Lembar Kerja/Rencana Kerja 2. Team Of Refference 3. Komputer/Printer 4. Jaringan Internet Pencatatan dan pendataan 1. Di simpan sebagai data elektronik dan manual La. BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan, dalam rangka mewujudkan kinerja pemerintahan daerah yang optimal. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah, SOP menjelaskan cara yang diharapkan dan diperlukan oleh pekerja/petugas dalam melakukan/menyelenggarakan pekerjaan mereka, SOP bertyjuan untuk mendorong pengendalian dan jaminan kualitas proses dalam organisasi dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan perundangan, dan menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance. SOP melingkupi seluruh proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik) pelayanan Internal maupun eksternal organisasi_ pemerintah yang dilaksanakan oleh _unit-unit organisasi pemerintahan, Biro Umum Setda Provinsi Banten sebagai bagian dari organisasi Pemerintah Provinsi Banten mempunyai tugas membantu Asisten Daerah Administrasi Umum melaksanakan pembinaan, koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan pengadaan, Pemeliharaan, dan pendistribusian Barang milik Daerah Biro Umum Setda Provinsi Banten ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan undane —undang sebagai payung hukum pengelolaan barang milik daerah adalah Undang ~ Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang ~ Undang Nomor | Tahun 2004 tentang, Perbendaharaan Negara, Selanjutnya undang — undang ini ditindaklanjuti dengan aturan turunannya untuk mengatur lebih detail mengenai Pengelolaan Barang Milik Daerah, yaitu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan berubah_kembali_ menjadi Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016. Hal-hal yang diatur dalam peraturan pemerintah tersebut adalah kriteria Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, terutama bagian pemanfaatan dan ketentuan rinci mengenai bentuk-bentuk pemanfaatan. Selanjutnya Peraturan Gubernur Banten Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kendaraan Dinas dilingkungan Pemerintah Provinsi Banten sebagai payung hukum dan landasan penyusunan Standar Operasional Prosedur yaitu Pemeliharaan Barang Milik Dacrah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yaitu pada Bab VII pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa pengelolaan Barang Milik Daerah meliputi juga aspek pemeliharaan Dalam pasal 6 peraturan ini juga ditegaskan Kembali bahwa kewenangan kepala SKPD juga —mencakup pemeliharaan barang milik daerah, Bab khusus yang mengatur _mengenai Pemeliharaan barang milik daerah adalah pendayagunaan Barang Milik Daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk Pendistribusian Barang Milik daerah. Biro Umum Setda Provinsi Bante ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 2 1.2. Landasan Hukum Standar Operasional Prosedur (SOP) Biro Umi Setda Provinsi Banten Tahun 2017 disusun dengan berlandasakan pada peraturan, perundang-undangan sebagai berikut 1. Undang — Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2, Undang — Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang — Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang ~ Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang ~ Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589), 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578), 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); Biro Umum Setde Provinsi Banten Standar Operesionel Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lijgkungan Setda Provinsi Banten 6. 10, ul Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Data sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan, Peraturan Gubernur Banten Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Ganti Rugi Barang Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor6), Peraturan Gubernur Provinsi Banten Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Standarisasi Kendaraan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten, Peraturan Gubenur Provinsi Banten No. 83 Tahun 2016 tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi Tipe Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Banten 1.3. Tujuan Dan Sasaran ‘Tujuan disusunnya Pedoman Penyusunan SOP ini adalah untuk memberikan pedoman bagi seluruh unit kerja di lingkungan Biro Umum Setda Provinsi Banten dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun, mengembangkan, memonitor, dan mengevaluasi SOP sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dengan adanya SOP diharapkan memberikan pemanfaatan atara lain Biro Umum Setda Provinsi Banten ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharean Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 1. Sebagai standarisasi cara yang —dilakukan ean dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga memberikan kepastian dan keseragaman dalam proses pelaksanaan suatu tugas, 2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan pegawai dalam melaksanakan tugas, 3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksangan tugas dan tanggung jawab individu dan organisasi secara keseluruhan Biro Umum Setda Provinsi Banten 4, Membantu pegawai menjadi lebih mandiri; 5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas, 6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang merupakan cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan; 7. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat baik dari sisi kualitas, waktu, dan prosedur; 8. Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hokum karena tuduhan melakukan penyimpangan; 9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan procedural dalam memberikan pelayanan; Sasaran dari Pedoman Penyusunan SOP ini adalah: 1. setiap unit kerja memiliki SOP nya masing-masing 2. peningkatan kualitas pelayanan kepada SKPD lain dan masyarakat. Biro Umum Setda Provinsi Banten Standar Operasionel Prosedur (SOP) Pemeliaraan Kendaraen Dinas dl lilgkungan Setda Provine! Banten 1.4. Manfaat 1, Sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana dalam melaksanakah tugas; 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan; 4.Membantu aparatur menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, schingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari; 5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas; 6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan; 7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung, dalam berbagai situasi; 8. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan. Biro Umum Setda Provinsi Banton ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kenderaan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 1.5, Asas Penyusunan SOP 1, Asas Pembakuan SOP disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga dapat menjadi acuan yang baku dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing- masing 2. Asas Pertanggung jawaban SOP dapat dipertanggung jawabkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, dan standar yang ditetapkan maupun keabsahannya, 3. Asas Keterkaitan Dalam pelaksanaan nya SOP senantiasa terkait dengan kegiatan administrasi umum lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung, 4, Asas Kecepatan dan Kelancaran Sebagai pendukung dalam melaksanakan tugas maka SOP dapat digunakan untuk menjamin terselesaikannya suatu tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin kemudahan dan kelancaran secara prosedural. 5. Asas Keamanan SOP harus aman sehingga dapat menjamin kepentingan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sehingga dapat tercipta kenyamanan dalam pelaksanaan tugas, 6. Asas Keterbukaan Adanya SOP dapat menciptakan suatu transparansi dalam pelaksanaan tugas sehingga tidak akan muncul kecurigaan, Biro Umum Setda Provinsi Banter, ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 1.6. Prinsip Penyusunan SOP 1 Kemudahan dan Kejelasan Prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua Pegawai bahkan oleh seseorang yang sama sekali baru dalam pelaksanaan tugasnya. SOP harus dibuat secara jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami dan diterapkan. Efisiensi dan Efektifitas Prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas Keselarasan Prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur standar lain yang terkait Keterukuran Output dari prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas (mutu) tertentu yang dapat diukur pencapaian dan keberhasilannya Dinamis Prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan Kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang —berkembang dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan Berorientasi pada Pengguna Prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengpuna. ‘Biro Umum Setda Provins! Banten Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendarean Dinas di lifykungan Setda Provinsi Banten 8 7. Kepatuhan Hukum Prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan peraturan perundang- undangan 8. Kepastian Hukum Prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrument untuk ‘melindungi Pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum. 1.7, Ruang Lingkup Penyusunan SOP Pemeliharaan barang milik daerah Biro Umum Setda Provinsi Banten adalah SOP Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 18, Sistematika Penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP) Biro Umum Setda Provinsi Banten tahun 2017 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut Biro Umum Setda Provins Banten ‘Standar Operasiona Prosedur (SOP) Pemelinaraan Kendaraan Dines di lijgkungan Setd Provinsi anten BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan tentang: Latar Belakang, Landasan Hukum, Tujuan dan Sasaran, Manfaat, Asa Penyusunan SOP, Prinsip Penyusynan SOP, Ruang Lingkup, Sistematika Penulisan BAB Il - GAMBARAN UMUM PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS DI LINGKUNGAN SETDA PROVINSI BANTEN Bab ini menyajikan tentang : Tata Cara Pelaksanaan Perawatan/Pemeliharaan Kendaraan Dinas BAB III - JENIS DAN FORMAT SOP Bab ini menyajikan tentang : Jenis SOP, Format SOP, Penggunaan Simbol SOP BAB IV - PENYUSUNAN SOP Bab ini menyajikan tentang : Langkah ~ langkah penyusunan SOP Pemeliharaan Kendaraan Dinas BAB V - PENUTUP Kesimpulan dari pelaksanaan kerja yang telah dilaksanakan Biro Umum Setda Provinsi Banten, ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemelinaraan Kendarean Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten 10 BABII GAMBARAN UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS DI LINGKUNGAN SETDA PROVINSI BANTEN 2.1, Tata Cara Pelaksanaan Perawatan/Pemeliharaan Kendaraan Dinas di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Banten diwajibkan untuk menyusun rencana pemeliharaan kendaraan dinas, setiap perbaikan yang akan diadakan pada Rencana pemeliharaan Kendaraan dilakukan/dilaksanakan dengan surat permohonan dalam bentuk nota dinas sebelum diajukan kepada pengelola, pelaksanaan pemeliharaan kendaraan dinas milik daerah ditetapkan dengan Surat Perintah Kerja/Surat Perjanjian/ Kontrak yang ditandatangani oleh Kepala SKPD/Unit Kerja di Lingkungan Setda Provinsi Banten, petugas kendali kendaraan dinas melaksanakan pencatatan pemeliharaan setiap jenis kendaraan dinas milik daerah dalam kartu kendali pemeliharaan setiap pemeliharaan kendaraan dinas harus dilakukan inventarisasi barang suku cadang yang diganti agar dikumpulkan dan disimpan sebagai bukti pemeliharaan (pertanggung jawaban), Dalam hal melaksanakan tugas dan fungsi administrasi petugas kendali Pengelola dapat dibantu olch Pembantu Pengurus Barang Pengelola yang ditetapkan oleh Pejabat Penatausahaan Barang. Pengurus Barang Pengelola dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan / pekerjaan / penjualan tersebut yang anggarannya dibebankan pada APBD. Pengurus Barang Milik Daerah adalah pegawai yang Biro Umum Setda Provinsi Banten ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemelinaraan Kendaraan Dinas di lingkungan Setda Provinsi Banten a diserahi tugas untuk mengurus barang daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap Satuan Kerja Perangkat DaeraiVUnit Kerja. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik daerah Tugas Operasional adalah kegiatan kedinasan kantor yang dilakukan oleh unit/satuan kerja dalam rangka melaksanakan tugas. Kendaraan dinas adalah kendaraan milik pemerintah daerah yang dipergunakan hanya untuk kepentingan dinas, terdiri atas kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas operasional/kendaraan dinas jabatan, dan kendaraan dinas khusus/lapangan Standardisasi Kendaraan Dinas adalah pembakuan kendaraan dinas berdasarkan tugas, fungsi dan jabatan serta jenis, spesifikasi dan kualitasnya untuk menunjang kegiatan SKPD. Berita acara adalah naskah dengan isi yang bersifat pengesahan atas sesuatu kejadian, peristiwa, perubahan status dan lain-lain, Tuntutan Ganti Rugi selanjutnya disingkat TGR adalah suatu proses tuntutan yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan Bendahara dengan tujuan untuk mendapatkan penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pegawai negeri tersebut dalam rangka tugas jabatannya dan atau melalaikan tugas kewajibannya. Tujuan disusunnya Peraturan Gubernur ini adalah untuk penyeragaman penggunaan kendaraan dinas sesuai dengan peruntukannya. Ruang lingkup kendaraan dinas yang diatur dalam Peraturan Gubernur ini, meliputi a, standarisasi kendaraan dinas; b. perencanaan penganggaran, pengadaan dan pendistribusian; Biro Umum Setda Provinsi Banten Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemetiaraan Kendarean Dines di ingkungan Setde Provinsi Banton 12 ¢. penggunaan, pemeliharaan dan asuransi Kendaraan; dan 4, jenis dan mekanisme servis. Kendaraan dinas merupakan kendaraan milik Pemerintah Daerah yang peruntukannya, meliputi a. kendaraan perorangan dinas; | b. kendaraan dinas operasional/kendaraan dinas jabatan; dan . kendaraan dinas operasional khusus/lapangan, Perencanaan penganggaran kendaraan perorangan dinas sebagaimana dimaksud, dianggarkan pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten, Perencanaan penganggaran kendaraan dinas sebagaimana dimaksud, dengan mencantumkan jenis kendaraan dan kapasitas silinder. Perencanaan penganggaran kendaraan dinas sebagaimana dimaksud, disesuaikan dengan kemampuan anggaran dengan memenuhi prinsip efektif dan efisien, Perencanaan penganggaran kendaraan dinas sebagaimana dimaksud, di lingkungan Sekretariat Daerah dianggarkan pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Perencanaan Penganggaran Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud, di lingkungan SKPD dianggarkan pada SKPD masing-masing. Perencanaan penganggaran kendaraan dinas sebagaimana dimaksud, berdasakan kajian kebutuhan dengan memenuhi prinsip efektif dan efisien. Pengadaan kendaraan dinas dilaksanakan melalui e-katalog yang diterbitkan LKPP secara berkala. Tahapan dan tatacara pengadaan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud mengacu kepada ketentuan pengadaan barang dan/jasa Pemerintah, Pendistribusian kendaraan dinas di Lingkungan ‘SKPD, dilaksanakan oleh Kepala SKPD selaku Pengguna Barang, Biro Umum Seta Provinsi Banten ‘Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Kendaraan Dinas di lingkungan Seta Provinsi Banten 13 usian kendaraan dinas di ungan Sekretariat Daerah Pendis dilaksanakan oleh Kepala Biro Umum Sekretariat DaerahProvinsi Banten selaku Kuasa Pengguna Barang, Pendistribusian Kendaraan dinas sebagaimana dimaksud dituangksn an SKPD dalam Berita Acara Serah Terima, Penggunaan kendaragn dinas di lingkung Giatur oleh Kepala SKPD yang bersangkutaun dengan] membuat surat penunjl pengguna kendaraan dinas. Penggunaan kendaraan ditas di lingkungan Sekretariat Dacrah diatur oleh Sekretaris Daerah dengan membuat surat penunjukkan pengguns: | kendaraan dinas. Sekretaris Daerah dapat mmendelegasikan penunjukan pengusiiai kendaran dinas kepada Pembantu Pengelola Barang. ‘Terhadap pengguna kendaraan dinas yang tidak lagi bertugas di SKPD/Unit Kerja, pensiun, dialihtugaskan atau tidak lagi menjabat pada jabatan struktural, kepads yang bersangkutan Wajid menyerahkan kendaraan dinas kepada Reps SKU induk/asal, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, Dalam hal pengguns uidak menyerahkan kendaraan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan, Bagi pengguna kendartan dinas yang karena kelalaiannya terjadi Kehilangan, mbika pengguna dikenakan TGR sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan. ‘Terhadap Kendaraan dinas ya hilang, dokumen kepemilikannya wajib dikembalikan Kepada Gubernur melalui Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten untuk diproses sesuai_ketentuan peraturan Perundang-undangan. Barang milik daerah| yang menganggur (idle) jika tidak dimanfaatkan tidak akan dapat memberikan mianfaat bagi pemerintah dsersh Potensi barang milik daerah yang menganggur atau tidak dipergunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD tefsebut 14 2.2, Bentuk-bentuk Pemeliharaan Barang Milik Daerah | Bentuh-bentuk Pemeliharaan sebagaimana digebutkan dalam Permenda No 19 tahun 2016 yaitw 4a, meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan bafang milik daerah. b.meneliti dan menyetujui reneana kebutuban petheliharaan/perawatan barang anilik daerah: ¢. mengajukan usul Pemeliharaan barang miljk daerah yang memerlukan persetujuan dari kepala SKPD: d, mengatur pelaksanaan penggunaan Pendistribusian / Pemelibaraan Baca Milik Daerah: ce. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Pemeliharaan barang milik daeral dan atas Pemeliharaan barang milik F melukukan pengawasan dan pengendali daerah 2.3. Pemeliharaan Barang Milik Daerah 1. Syarat — syarat Pemeliharaan Barang Milik Daerah khusus nya kendaraan dinas yaitu Dalam Lampiran Permendagri 19° Tahun 2016 mengenai Pedoman pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan adanya syarat-syarut yang harus dipenuhi dalam Pemeliharaan Barang Milik Daerah Khusus nya kenduraan dinas . yaitu: Barang Milik Daerah yang ingin di perbaikiharus dengan persetujuan Kepala SKPD melalui Pemegang Barang atau pengurus barang Barang Milik Daerah yang di perbaiki merupakan Aset Sekretariat Daerah Provinsi Banten Pemohon wajib memberikan Nota bina Pemeliharaan Barang Milik Daerah yang ditandatangani oleh kepaly SKPD dan diberikan oleh Kepala Biro Umum dan selanjutnya diteruskan kepada Sub agian Pemeliharaan dan Distribusi 2. Prosedur Prosedur yang harus diikuti dalam pelaksangan Pemeliharaan barang milik daerah yaitu: a, Persetujuan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Sebagaimana halnya dengan Pemeliharaan barang milik daerah, Pe untuk dapat meminjampakaikan barang milik daerah ini harus-mendapat persetujuan dari Kepala SKPD (untuk barang milik daerah berupa Pemeliharaan barang Milik Daerah). b. Penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK) Setelah diperoleh persetujuan dari Kepala, Biro Umum, maka dibuatlah Surat Perintah Kerja (SPR) Barang Milik Daerah, c. Penyerahan Surat Perintah Kerja (SPK) Tindak lanjut dari surat’ Usulan Pemeliharaan Barang Milik Daerah selanjutnya Surat Perintah Kerja (SPR) diserahkan kepada Pengguna Barang, atau Pengurus barang barang. 16 Bal BAB IIL | JENIS DAN FORMAT SOP is SOP SOP Teknis SOP teknis yaitu SOP yang inci dan bergifat teknis, Setiap prosedur diuraikan dengan teliti sehingga tidak ada Kemungkinan-kemungkinan Jain SOP teknis dapat digunakan antara lain pada pembinaan, pembimbingan Klien pemasyarakatan, perawatan, pelayanan keimigragian, pelayanan jasa hukum Dalam administrasi pemerintahan SOP teknis | dapat digunakan antara_ lain pada bidang pemeliharaan sarana dan prasargna, kearsipan, —pemeriksaan keuangan, korespondensi, pelayanan kepada masyarakat, kep\ SOP Administratif SOP administratif yaitu SOP yang —diperuntukkan bagi jenis pekerjaan yang bersifat administratif, Dalam penyelenggargan administrasi_pemerintahan lingkup makro, SOP administratif dapat digunakan untuk proses. pereneanaan, penganggaran atau secara garis besar proses dalam siklus penyelenggaraan administrasi_pemerintahan. Sedangkan dalam lingkup mikro, SOP administratif disusun untuk proses administratif dalam operasional seluruh —instansi pemerintah, dari level unit organisasi paling Kecil sampai pada o menyeluruh dalam menjalankantugas dantungsinya. v 3.2. Format SOP Format SOP AP yang. dipersyaratkan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi memiliki format yang telah distandarkan a seperti format SOP pada umumnya, Adapun format SOP AP yang dipergunakan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut: a. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts) Format yang dipergunakan dalam SOP AP adalah Format diagram alir ber (branching flowcharts) dan tidak ada format Jainnya yang dipakai. Hal ini diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi-instansi_ pemerintah termasuk di dalamnya Kementerian/Lembaga dan) Pemerintah Daerah memuat kegiatan yang banyak (lebih dari sepuluh) dan memerlukan pengambilan keputusan yang banyak, Oleh sebab itu untuk menyamakan format maka seluruh prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi_ administrasi pemerintahan dibuat dalam bentuk diagram alir bercabang (branching flowcharts) termasuk juga prosedur yang singkat (sedikit, kurang dari sepuluh) dengan/atau tanpa pengambilan keputusan, b. Menggunakan hanya Lima Simbol Flowcharts Simbol yang digunakan dalam SOP AP hanya terdiri dari S (lima) simbol, yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowehurts) dan 4 (satu) simbol penghubung ganti halaman (Uf-Page Conector). Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut 18 1] Simbot Kapsul/Terminator untuk m@ndeskripsikan kegiatan mulai dah berakhir 2 | Simbol Kotak/Process 7 untuk mgndeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi: 3 | Simbol Belah untuk mbndeskripsikan | KetupauDecision |_| kegistan pengambitan keputusan: 7] Simbol Anak ‘untuk mendeskrpsikan | Panah/Panah/ Arrow | arah kegjatan (arah proses kegiatan): 5 | Simbol Segilima’ Off Page "untuk nendeskripsikan fubungan | | cree antar sinjbol yang berbeda halaman Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam penyusunan SOP AP adalat: 1) SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, yaitu kegiatan - keyiatan yang dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana (jabatan) dan bersilat makro maupun mikro dan prosedur yang bersifat teknis yang detail baik yang menyangkut urusan administrasi maupun urusan teknis; 2) Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan administrasi pemerintahan yaitu kegiatan eksekusi (process) dan pengambilan keputusan (decision): 3) Simbol lain tidak dipergunakan disebabkankarena—prosedur_ yang dideskripsikan bersifat_ umum tidak inci, dan tidak bersifat teknis disamping itu kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan sudah langsung operasional tidak bersifat_ teknikal (Vechnical procedures) yang berlaku pada peralatan (mesin); 4) Penulisan kegiatan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja tanpa subyek) dengan demikian banyak simbol yang tidak dipergunakan 5) seperti: simbol pendokumentasian, simbol perpiapan, simbol penundaan, dan simbol lain yang sejenis: Penyusunan SOP AP ini hanya memberlakukan penulisan floweharts secaravertikal, artinya bahwa branching | flowchartsdituliskan —secara vertikal sehingga hanya —mengenal_pertyambungan —simbol yang menghubungkan antar halaman (simbolsegilima/ofT-page connector) dan tidak men simbol lingkaran kecil penghubung dalam satu halaman, Pelaksana dipisahkan dari kegiatan Penulisan pelaksana dalam SOP AP ini dipisahkan dati kegiatan, Oleh karena itu untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dan tumpang: tindih (overlapping) yang tidak efisien maka penulisan kegiatan tidak disertai dengan pelaksana kegiatan (aktor) dan dipisahkan dalam kolom, pelaksana tersendiri, Dengan demikian penulisan kegiatan menggunahan hata kerja aktif yang ditkuti dengan obyek dan Keterangan seperti menulislaporan; mendokumentasikan surat pengaduan; mengumpulkan bahanrapat: mengirim surat undangan kepada peserta; meneliti berhas. menandatangani draft surat net, -mengarsipkan dokumen, pelaksana (aktor) tidak diurutkan secara hierarki tetapi didasarkan pada sekuen kegiatan sehingga kegiatan selalu. dimulai dari sisi Kiri dan vidak ada kegiatan yang dimulai dari tengah maupun sisi Kanan dari matriks Noweharts 20 BABIV PENYUSUNAN SOP Penyusunan SOP level organisasi dapat dilaksanpkan dengan membentuk tim yang secara fungsional mengenai ketatalaksanaan internal organisasi, dan juga mengikutsertakan anggota yang berasal dari setiap unit Kerja pada berbagai_levelnya. Penyusunan SOP dapat melibatkan tenaga yang kompeten tau konsultan schingga bisa menghasilkan SOP yang optimal. Sedangkan penyusunan SOP level unit kerja atau satuan kerja, dapat membentuk tim yang beranggotakan unit kerja yang secara fungsional_menangani ketatalaksanaan internal satuan kerja dan di dalamnya termasuk anggota dari unit kerja.Tim Penyusunan SOP bertugas melakukan_ identifikasi kebutuhan. mengumpulkan data, melakukan analisis prosedur, melakukan pengembangan, melakukan Uji coba, melakukan sosialisasi, mengawal penerapan, memonjtor dan melakukan evaluasi melakukan penyempurnaan, menyajikan hasil-hasil pengembangan kepada pimpinan unit kerja, dantugas-tugas lainnya. Tim yang dibentuk juga harus, dilengkapi dengan berbayai Kelengkapan lain, seperti kewenangan dan tanggungjawab, Kewenangan dimaksvcl meliputi kewenangan untuk memperoleh informasi dari satan kerja atau sumber lain. melakukan rivisi dan pengujian, melakukan identifikasi, melakukan analisis dan menyeleksi berbagai alternatif prosedur yang akan distandarkan, —menulis. SOP. mendistribusikan hasil kepada seluruh anggota tim untuk di riviu, serta-melakukan pengujian. Tim memiliki tanggungiawab untuk menyampaikan hasil yangtelah diperoleh kepada pimpinan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini au ‘Standar Operasionai Prosedur (SOP) Pentinaraan Kendaraan Dinas 6 ingkargan Setda Provins! Bonen Ursin Kegistan Pengguna Juni senzgune cirgrengan Sekveterat Daca JProvnss Garten rmengaunan germotonen Server Jeendsran ina te Keps Bro Urwin ier Je Suv 55 Umum & Kepegawaian eta Dae fkasucoes Tu oan Perpus menenma car frenctrovsian surat pemononn lems depos [Sat TU Wee menceposmtan suet manl fpemmohenan Penieinarsan | Sere Henaasar Jonas tan soya anerkan kepaca Kecaa Bro Dispos Ikra nak canst memenuty aersyaratan sominsray [isn Keres peoyaran sevee Merdataon cines cx for anggeran nt penegina sian Kegatan| ouput eteranean Ikepa Bapen Pecenghapan mendepcsian te sub bap Pemesnasin dan Deis rts cercses Jeon ar Jsun nao Pemeinsrean can Osirousi menroses Jdsn remount cuer Peontan kere (SPX) jose « Retsptuss obutian pertustan SPR| Pemegang Kerasrasn Ones menyercaian scl Retapaes dan pengemr tau Sure Permian Kena (SPR) peat ees weeee peahsarazn seruce he Piak Penywaa Bang. ias3 peaen Sarnerasa Peres Saranaese mesasiravan Servce tendarsen ‘ones jabean” don ‘a pomie fevesecra eorengias Peteyenan Service Sarorgdase yang ve" see Jostcencior cen Pinon Ponyodie Eoiang dese BABY PENUTUP, Pedoman Penyusunan SOP Pemeliharaan Kendaraan Dinas div linghungan Seid Provinsi Banten merupakan salah satu langkah dalam mendlikung pelaksanaan relora biroktasi, Dengan standar operasional prosedur, —setiap pegawai dan pejabat dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efisien, memberikan kemudahan dalam memantau hasil pekeriaan, bekerja semakin terarah dan bermanfaat bagi petbaikan kinerja organisast fi Biro Umum Setda Provinsi Banten. Pedoman Penyusunan SOP Barang Milik Daerah ini akan selalu dievaluasi dan senantiasa bergerak dinamis sestiai dengan visi dan misi Biro Umum Seida Provinsi Banten sebaga ituntutan reformasi pirokrasi dan kemajuan il pengetahuan serta teknologi informasi. Dengan dikeluaskannya Pedoman Penyusunan SOP Barane Milik Daerah ini, diharap kan setiap unit kerja di lingkungan Biro Umum Seta Provinsi Banten dapat membuat standar operasional prosedur sebagai standarisusi cara yan dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga memberikan Kepastian dan aman dalam proses pelaksanaan suatu tugas yang pada akhirnya dapat meningkat kan pelayanan prima kepada SKPD lain dan masyarakat.

You might also like