Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Daun ALAMANDA (Allamanda Catharica L.) Ethanol and Phytochemical Screening Alamanda (Allamanda Catharica L.) Leaves Fractions

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8

Jurusan Kimia FMIPA UNMUL

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DAUN


ALAMANDA (Allamanda Catharica L.)

ETHANOL AND PHYTOCHEMICAL SCREENING ALAMANDA (Allamanda Catharica


L.) LEAVES FRACTIONS

Nur Jannah1, Chairul Saleh2, Djihan Ryn Pratiwi3


Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Jalan Barong Tongkok No.
4 Kampus Gn. Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
*
Corresponding Author, email: nurjannah97476@gmail.com

ABSTRACT

The utilization of Alamanda leaf phytochemical test is an important step in the effort to reveal the potential
resources of medicinal plants. The purpose of this research was to determine the secondary metabolite
compounds contained in Alamanda leaves. The process is carried out through a preparation process, namely
the process of cleaning and drying the sample using room temperature for 1 month and obtaining 180 grams
of Alamanda leaf samples. The maceration process, namely the process of soaking the sample using 96%
ethanol as a solvent, was carried out for 2 x 24 hours after which the rotary evaporator was carried out and
obtained 6 grams of total ethanol extract. The fractionation process using n-hexane, ethyl acetate and residual
ethanol solvents was carried out based on differences in polarity and weight in each fraction. The results of
the n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and residual ethanol fraction were 2; 2 and 1 gram. The
phytochemical test was carried out on the total ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and
residual ethanol fraction. The results obtained from the phytochemical test were that the total ethanol extract
contained alkaloids, triterpenoids, flavonoids and phenolics. The n-hexane fraction contains alkaloids,
triterpenoids and flavonoids. The ethyl acetate fraction contains alkaloids, steroids, flavonoids and phenolics.
The remaining ethanol fraction contains alkaloids, triterpenoids, flavonoids and phenolics.

Keywords: Allamanda Catharica L. (Alamanda), Secondary Metabolites, Fractionation

ABSTRAK

Pemanfaatan daun Alamanda uji fitokimia adalah salah satu langkah penting dalam upaya mengungkap
potensi sumber daya tumbuhan obat telah dilakukan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam daun Alamanda. Prosesnya dilakukan
melalui proses preparasi yaitu proses pembersihan dan pengeringan sampel menggunakan suhu ruang selama
1 bulan dan didapatkan 180 gram sampel daun Alamanda. Proses maserasi yaitu proses perendaman sampel
menggunakan pelarut etanol 96 % dilakukan selama 2 x 24 jam setelah itu di dilakukan rotary evaporator
didapatkan sebanyak 6 gram ekstrak total etanol. Proses fraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil
asetat dan etanol sisa dilakukan berdasarkan pada perbedaan kepolaran dan bobot di setiap fraksi. Hasil
fraksi n-hekasana, fraksi etil asetat dan fraksi etanol sisa berturut adalah 2; 2 dan 1 gram. Proses uji fitokimia
dilakukan pada ekstrak total etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi etanol sisa. Hasil yang
diperoleh dari uji fitokimia adalah pada ekstrak total etanol mengandung alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan
fenolik. Fraksi n-heksana mengandung alkaloid, triterpenoid dan flavonoid. Fraksi etil asetat mengandung
alkaloid, steroid, flavonoid dan fenolik. Fraksi etanol sisa mengandung alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan
fenolik.

Kata Kunci : Allamanda Catharica L. (Alamanda), Metabolit Sekunder, Fraksinasi

PENDAHULUAN rumah. Tanaman Alamanda memiliki berbagai


Tanaman Alamanda (Allamanda Catharica manfaat baik dari buah, bunga, batang daun dan
L.) merupakan tanaman hias yang hanya daun. Daun Alamanda dapat dimanfaatkan
digunakan untuk menghiasi pagar dan tembok sebagai tanaman obat tradisional untuk dapat

81
Nur Jannah
Kimia FMIPA UNMUL

menyembuhkan sakit perut, sebagai obat Prosedur Penelitian


pencahar, muntah, mengobati tumor hati dan Preparasi Sampel
penyakit kuning [1]. Menurut [2] bahwa daun Sampel berupa daun Alamanda (Allamanda
Alamanda mengandung senyawa metabolit Catharica L.) yang telah terkumpul lalu
sekunder golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dibersihkan, kemudian dipotong-potong dan
tanin galat, steroid dan triterpenoid. Masing- dikeringkan pada suhu ruang dan tanpa terkena
masing senyawa tersebut terbukti memiliki sinar matahari langsung, setelah kering sampel
aktivitas farmakologi, yaitu flavonoid sebagai kemudian diblender sampai halus.
antioksidan dan antitumor [3] tanin sebagai
antimikroba [4] serta triterpenoid sebagai Ekstraksi
antiinflamasi [5]. Sampel yang telah halus diekstrasi dengan
Ekstrasi diperlukan untuk mendaptkan metode maserasi yaitu dengan cara merendam
senyawa yang diingikan dalam daun Alamanda. sampel dengan pelarut etanol. Ekstraksi dilakukan
Pemilihan pelarut yang tepat dapat meningkatkan secara berulang kali hingga ekstrak yang
efisiensi ekstraksi. Pemilihan jenis pelarut harus diperoleh berwarna bening, kemudian disaring
mempertimbangkan beberapa faktor antara lain menggunakan kertas saring. Hasil ekstraksi
selektivitas, kemampuan untuk mengekstrak, kemudian di pekatkan menggunakan rotary
toksisitas, kemudahan untuk diuapkan dan harga evaporator pada suhu 40 0C sehingga diperoleh
pelarut [6]. Pelarut dipilih berdasarkan sifat ekstrak kasar etanol.
kepolaran senyawa metabolit sekunder, yaitu
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, Fraksinasi
misalnya air dan pelarut non-polar melarutkan Ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya
senyawa non-polar, misalnya n-heksana dan eter difraksinasi menggunakan pelarut etil asetat, n-
[7]. Etanol 96 % pelarut yang lebih efektif heksana dan etanol sisa. Hasil berupa fraksi etil
digunakan untuk ekstraksi dari bahan alam [8]. asetat, fraksi n- heksana dan fraksi etanol sisa
Skrining fitokimia perlu dilakukan untuk kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator
mengetahui golongan senyawa yang terkandung dan dilakukan uji fitokimia agar dapat mengetahui
dalam ekstrak yang digunakan. Pada penelitian ini jenis senyawa metabolit sekunder yang
dilakukan skrining fitokimia untuk melihat terkandung di dalamnya.
golongan senyawa dalam ekstrak total etanol,
fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi Uji Fitokimia
etanol sisa daun Alamanda. Uji Alkaloid
Ekstrak kasar daun Alamanda (Allamanda
METODOLOGI PENELITIAN Catharica L.) dan fraksi-fraksinya dilarutkan
Alat dan Bahan dengan pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan 5
Alat yang digunakan dalam penelitian ini H2SO4 2N kemudian dikocok dan didiamkan
adalah neraca analitik, rotary evaporator, beaker beberapa saat. Larutan kemudian ditambahkan
glass, corong kaca, spatula, pipet tetes, botol tetes 3 tetes pereaksi Dragendroff (Campuran
semprot, labu ukur, Erlenmeyer, tabung reaksi, Bi(NO3)2.5H2O dalam asam nitrat dan larutan KI)
rak tabung reaksi, hot plate, blender, pisau, dan diamati. Terbentuknya endapan berwarna
gunting, bulp, gelas ukur, batang pengaduk, botol jingga merah coklat menunjukkan adanya alkaloid
maserasi dan wadah gelas [9].
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Uji Triterpenoid/Steroid
adalah daun Alamanda (Allamanda Catharica L.), Ekstrak kasar daun Alamanda (Allamanda
etanol 96%, aquadest, kertas saring, alumunium Catharica L.) dan fraksi-fraksinya dilarutkan
foil, tisu, H2SO4 2N, FeCl3 1%, Pereaksi dengan pelarut yang sesuai lalu ditambahkan
Liebermann-Buchard (CH3COOH glasial + pereaksi Liebermann-Burchard (asam asetat
H2SO4(p)), serbuk Mg, HCl(p), pereaksi glasial dan H2SO4(P)) sebanyak 3 tetes. Uji positif
Dragendorff (campuran Bi(NO3)2.5H2O dalam triterpenoid menandakan terbentuknya warna
asam nitrat dan larutan KI), kertas label, kapas, n- ungu atau merah dan uji positif steroid
heksana, etil asetat dan plastic wrap. menandakan terbentuknya warna biru atau hijau
[6].
Uji Flavonid
Ekstrak kasar daun Alamanda (Allamanda
Catharica L.) dan fraksi-fraksinya dilarutkan

82
Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8
Jurusan Kimia FMIPA UNMUL

dengan pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan 2 digunakan pelarut etanol 96%, hal ini dikarenakan
mg serbuk Mg dan 3 tetes HCl(p) dan diamati. Uji etanol merupakan pelarut yang bersifat polar yang
positif flavonoid ditandai dengan terbentuknya dapat melarutkan senyawa yang bersifat polar
warna merah, kuning atau jingga [6]. maupun non polar [12]. Pelarut etanol 96% yang
Uji Fenolik dapat melarutkan kompenen yang bersifat polar,
Ekstrak kasar daun Alamanda (Allamanda semi polar dan nonpolar yang ada pada bahan
Catharica L.) dan fraksi-fraksinya dilarutkan alam dan juga pelarut etanol dapat menembus
dengan pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan 3 dinding sel dan dapat masuk kedalam rongga sel
tetes larutan besi (III) FeCl3 1%. Uji positif yang mengandung senyawa aktif [13]. Metode
fenolik memberikan warna hijau, merah, ungu, maserasi dilakukan dengan cara merendam
biru atau hitam yang kuat [6]. sampel, dimana pada prosesnya akan terjadi
Uji Saponin pemecahan membrane dan dinding sel
Ekstrak kasar daun Alamanda (Allamanda dikarenakan dengan adanya perbedaan tekanan
Catharica L.) dan fraksi-fraksinya dilarutkan dari luar dan di dalam sel, sehingga nantinya
dengan pelarut yang sesuai, lalu dikocok dengan metabolit sekunder yang terdapat di dalam sampel
kuat. Kemudian ditambahkan 1 tetes HCl pekat akan terlarut dengan pelarut organik. Hasil yang
jika timbul busa. Uji positif pada saponin yaitu didapatkan kemudian dipekatkan dengan
akan terbentuk busa yang ketinggiannya antara 1- menggunakan alat rotary evaporator dengan
3 cm dan bertahan selama 15 menit [6]. menggunakan suhu 40 oC. Ekstrak total etanol
diperoleh berwarna kehijauan dengan besat
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 6 gram.
Preparasi sampel
Sampel daun Alamanda yang telah diambil, Fraksinasi
dicuci bersih untuk menghilangkan pengotor yang Ekstrak kasar etanol yang diperoleh
masih menempel pada sampel. Selanjutnya kemudian difraksinasi dengan partisi cair-cair
sampel dikering anginkan selama 1 bulan dalam yang didasarkan pada perbedaan kepolaran dan
suhu ruangan untuk dapat mengurangi kadar air bobot tiap fraksi, dimana fraksi yang lebih berat
yang terdapat di dalam sampel sehingga sampel akan berada paling dasar sedangkan fraksi yang
dapat mempermudah penghancuran menjadi lebih ringan akan berada diatas [14]. Proses
serbuk untuk proses ekstraksi dan juga kerusakan fraksinasi dilakukan secara berturut-turut yaitu
dinding sel selama pengeringan akan dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Setelah
mempermudah pengeluaran senyawa dalam didapatkan hasil dari fraksinasi dilakukan proses
sampel [10]. pemekatan dengan menggunakan alat rotay
Sampel kemudian diblender menjadi serbuk evaporator, sehingga didapatkan fraksi n-heksana
yang bertujuan untuk dapat memperbesar luas sebanyak 2 gram, fraksi etil asetat sebanyak 2
permukaan sampel sehingga akan lebih mudah gram dan fraksi etanol sisa sebanyak 1 gram.
untuk diekstraksi, hal ini dikarenakan semakin Massa dari ekstrak dan fraksi daun Alamanda
besar luas penampang atau permukaan sentuh terdapat pada tabel 1 berikut ini :
sampel dengan pelarut maka akan semakin mudah
bagi pelarut untuk masuk dan menyaring semua Tabel 1. Persentase rendemen ekstrak dan fraksi
senyawa fitokimia yang ada di dalam sampel [11]. daun Alamanda (Allamanda Catharica
Sampel halus daun Alamanda kering ditimbang L.)
dan diperoleh sampel serbuk sebanyak 180 gram. No Jenis Berat Rendemen
Ekstrak (gram) (%)
Ekstraksi 1 Ekstrak total 6 3,333
Serbuk sebanyak 180 gram diekstrasi etanol
dengan cara maserasi menggunakan pelarut 2 Fraksi n-heksan 2 1,111
etanol. Ekstraksi dipilih karena tidak
3 Fraksi etil 2 1,111
menggunakan panas sehingga dapat menghindari
asetat
rusaknya senyawa fitokimia yang bersifat
termolabil dalam daun Alamanda. 4 Fraksi etanol 1 0,556
Ekstraksi dilakukan selama 2 x 24 jam, sisa
dimana setiap 24 jam dengan dilakukan
pengadukan untuk dapat memaksimalkan proses
pengekstraksian. Pada proses pengekstraksian

83
Nur Jannah
Kimia FMIPA UNMUL

Uji Fitokimia berdasarkan jenis pelarut pengekstraknya. Data uji


Uji fitokimia ini bertujuan untuk fitokimia ekstrak daun alamanda disajikan dalam
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder tabel 2 sebagai berikut :
yang terkandung dalam daun alamanda

Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak dan Fraksi Daun Alamanda


Jenis Ekstrak
Jenis Ekstrak kasar Fraksi n-heksan Fraksi etil asetat Fraksi etanol
Senyawa etanol sisa
Alkaloid + + + +
Triterpenoid + + - +
Steroid - - + -
Flavonoid + + + +
Fenolik + - + +
Saponin - - - -
Ket: (+) = Teridentifikasi
(-) = Tidak Teridentifikasi

Uji golongan senyawa ini dilakukan pada sisa positif mengandung alkaloid, triterpenoid,
masing-masing ekstrak dan fraksi dengan ditandai flavonoid dan fenolik. Hasil skrining fitokimia
adanya perubahan warna sebagai uji positifnya. yang berbeda-beda pada masing- masing ekstrak
Reaksi positif dimaksud yaitu terjadi perubahan dikarenakan terdapat beberapa perbedaan sifat
warna pada saat pengujian golongan senyawa yang dimiliki oleh masing-masing golongan
flavonoid, alkaloid, saponin, fenolik, steroid dan metabolit sekunder [19].
teriterpoenoid. Alkaloid memiliki basa nitrogen Berdasarkan hasil yang diperoleh
pada rantai skiliknya dan mengandung beragam menunjukkan bahwa pada penggunaan pelarut
substituent sehingga alkaloid bersifat semipolar semi polar dan polar lebih banyak teridentifikasi
[15]. Fenolik umumnya mempunyai ciri adanya golongan senyawa metabolit sekunder
aromatik yang mengandung satu atau lebih gugus dibandingkan pada penggunaan pelarut n-heksan.
OH dan cenderung mudah larut dalam air
sehingga memiliki sifat polar [6]. Flavonoid KESIMPULAN
memiliki gugus hidroksi yang tidak tersubstitusi Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
sehingga bersifat polar [16]. Saponin memiliki dapat disimpulkan bahwa senyawa metabolit
glikosil yang berfungsi sebagai gugus polar dan sekunder yang terdapat di dalam daun Alamanda
gugus steroid sebagai gugus nonpolar [17]. (Allamanda Catharica L.) berdasarkan uji
Seperti halnya saponin, triterpenoid memiliki fitokimia pada pelatut etanol positif senyawa
bagian nonpolar dan polar. Tritepenoid tersusun alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan fenolik.
dari rantai panjang hidrokarbon C30 yang pelarut n-heksana positif mengandung senyawa
menyebabkan sifatnya nonpolar dan memiliki alkaloid, triterpenoid dan flavonoid dan pada
gugus hidroksi sehingga memiliki sifat polar [18]. pelarut etil asetat positif mengandung alkaloid,
Hasil negatif ditunjukkan pada uji steroid dan steroid, flavonoid dan fenolik.
glikosida. Steroid tersusun dari isoprene-isopren
dari rantai panjang hidrokarbon sehingga bersifat UCAPAN TERIMA KASIH
sangat nonpolar [18]. Secara khusus peneliti menyampaikan
Hasil uji golongan senyawa yang diperoleh, ucapan terima kasih kepada Fakultas Matematika
diketahui ekstrak daun alamanda hasil ekstrasi dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
dari ekstrak total etanol positif mengandung Mulawarman untuk dukungan dan kesempatan
alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan fenolik. untuk dapat melakukan penelitian. Dan kepada
Fraksi pelarut n-heksana positif mengandung seluruh Dosen, Staff dan juga laboran Jurusan
senyawa alkaloid, triterpenoid dan flavonoid. Kimia Fmipa.
Fraksi etil asetat positif mengandung flavonoid,
steroid, flavonoid dan fenolik dan fraksi etanol

84
Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan 2020 ISBN 978-602-50942-4-8
Jurusan Kimia FMIPA UNMUL

DAFTAR PUSTAKA [12] Afifah, A. (2015). Kemampuan Literasi


[1] Katno & Pramono, S., 2008, Tingkat Informasi Mahasiswa dalam menyelesaikan
Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat Tugas Penyusunan Skripsi: Studi Kasus di
Tradisional, Fakultas Farmasi Universitas Prodi PAI FTK UINSA.
Gajah Mada, Yogyakarta [13] Mohamad. H, Andriani.Y, Kamariah.B.,
[2] Kusmiati, 2012. Kemampuan senyawa Siang. C.C., Syamsumir, D.F., Alias, A.,
Lutein dari Daun Bayam (Amaranthus sp.) Radzi, S.A.M., Effect of drying method on
untuk menetralisir Oksidan t-BHP dalam anti-microbial , anti-oxidant activities and
sel Darah. Pusat Penelitian Bioteknologi- isolation of bioactive coumpounds from
LIPI, Bogor Peperomia pellucida (L) Hbk, Journal of
[3] Ramamoorthy, P. K. dan A. Bono. 2007. Chemical and Pharmaceutical Research,
Antioxidant Activity, Total Phenolic and 2015 : 7(9): 578-584.
Flavonoid Content of Morinda Citrifolia [14] Soegiharjo, C. J. 2013. “Farmakognosi”,
Fruit Extracts From Various Extraction Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Processes. Journal of Engineering Science [15] Purba, R.D 2001. Analisis Komposisi
and Technology Vol. 2(1): 70-80. Alkaloid Daun Handeuleum
[4] Min, et al. 2008. Comparative (Graptophyllum pictum (Linn), Griff) yang
antimicrobial activity of tannin extracts Dibudidayakan dengan Taraf Nitrogen
from perennial plants on mastitis yang Berbeda (Skripsi). Bogor: Institut
pathogens. Scientific Research and Essay Pertanian Bogor.
Vol. 3(2): 66-73. [16] Akbar, Hendra Rizki. (2010). Isolasi dan
[5] Wu, et al. 2011. Triterpenoid Contents and Identifikasi Golongan Flavonoid Daun
AntiInflammatory Properties of the Dandang Gendis (Clinacanthus Nutans)
Methanol Extracts of Ligustrum Species Berpotensi Sebagai Antioksidan (Skripsi).
Leaves. Molecules Vol. 16. Bogor: IPB.
[6] Harborne. J.B. 1987. Metode Fitokimia. [17] Sangi, Dkk. 2008. Analisis Fitokimia
Bandung: ITB. Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa
[7] Putranti R.I.K.A., 2013, Skrining Fitokimia Utara. Chem. Prog. Vol. 1(1): 47-53.
Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput [18] Taofik, dkk. 2010. Isolasi dan Identifikasi
Laut Sargassum duplicatum dan Turbinaria Senyawa Aktif Ekstrak Air Daun Paitan
ornate dari Jepara., Universitas (Thitonia Diversifolia) Sebagai Bahan
Diponoroge Semarang. Insektisida Botani Untuk Pengendalian
[8] Sakakibara, H., Honda, Y., Nakagawa S., Hama Tungau Eriophydae. Alchemy Vol.
Ashida, H. dan Kanazawa, K. 2003. 2(1): 104- 157.
Simultaneous Determination of All [19] Ningdyah, A. W., Alimuddin, A. H &
Polyphenols in Vegetables, Fruits, and Jayuska, A. (2015). “Uji Toksisitas dengan
Teas. J. Agric. Food Chem. 51:571- 581. Metode BSL (Brine Shrimp Lethality
[9] Robinson, T. 1995. Kandungan Kimia Test)”, Jurnal Kajian Komunikasi, 4(1), hal.
Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi Keenam. 75-83.
Terjemahan Kosasih Padmawinata.
Bandung: ITB
[10] Hernani dan M. Raharjo. 2005. Tanaman
Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar
Swadya.
[11] Pumklam, R and Siriwongwilaichat, P.
2011. The Effect of Particle Size on
Antioxidant Capacity of Mangosteen Peel
Extract. The 12th Asean Food Conference
2011, Page 729–732.

85

You might also like