Professional Documents
Culture Documents
ISSN (Print) : 2528-6501: Abstract: Mosque Is A Non-Profit Organization Arranged by Indonesian Constitution No
ISSN (Print) : 2528-6501: Abstract: Mosque Is A Non-Profit Organization Arranged by Indonesian Constitution No
ISSN (Print) : 2528-6501: Abstract: Mosque Is A Non-Profit Organization Arranged by Indonesian Constitution No
Sri Hartono
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
mahar.anugerah@gmail.com
Titi Rapini
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
titi.rapini@gmail.com
1. PENDAHULUAN
IAI (2011) menjelaskan bahwa Jacoobs, 2005). Hasil penelitian tersebut
entitas nirlaba adalah entitas yang tidak sesuai dengan prinsip agama
memenuhi karakteristik sebagai berikut: Islam, dalam agama Islam tidak ada
1. Sumber daya entitas nirlaba berasal pemisahan aspek dunia (secular/
dari pemberi sumber daya yang tidak profane) dan akhirat (sacred). Hal itu
mengharapakan pembayaran kembali mengakibatkan agama Islam juga
atau manfaat ekonomi yang sebanding mempengaruhi praktik akuntansi
dengan jumlah sumber daya yang (Baydoun, et.al, 2018).
diberikan; 2.Menghasilkan barang dan/ Lembaga Masjid mengelola
atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba; aliran dana yang cukup besar,
3.kepemilikan dalam entitas nirlaba melimpahnya aliran dana karena
tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus populasi masjid dan umat muslim di
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak Indonesia sangat banyak. Menurut
mencerminkan proporsi pembagian Dewan Masjid Indonesia (DMI) total
sumber daya entitas nirlaba pada saat ada lebih dari 811.000 Masjid di seluruh
likuidasi atau pembubaran entitas pelosok nusantara pada tahun 2019
nirlaba. Menurut Sujarweni (2015) (Syah.2020). Masjid memiliki potensi
bahwa organisasi nirlaba memperoleh dana surplus yang sangat besar apabila
sumber dana berasal dari sumbangan dikelola dengan baik (Haq dan Dewi,
para anggota dan para penyumbang lain 2013). Jadi sudah saatnya merapikan
yang tidak mengharapkan imbalan laporan keuangan setiap lembaga masjid
apapun dari organisasi tersebut. yang tersebar di Indonesia untuk
Berdasarkan penjelasan diatas, masjid kepentingan menjaga kepercayaan umat
termasuk organisasi nirlaba bidang muslim terhadap aliran dana yang sudah
keagamaan. Riset terdahulu yang dihibahkan, maka dari itu diperlukan
meneliti peran akuntansi dalam konteks pengelolaan laporan keuangan, yaitu
agama, yaitu meniliti tentang gereja. akuntansi masjid. Transparansi dan
Hasil penelitiannya memandang adanya akuntabilitas menjadi kata kunci yang
pemisahan urusan dunia akhirat penting bagi entitas publik untuk
(Laughlin, 1988, 1990; Booth, 1993; bertahan dan memaksimalkan perannya
jumlah asset yang dimiliki oleh masjid neto, hubungan antara transaksi dan
dan berapa nilainya, sehingga banyak peristiwa lain, dan bagaimana
kasus hilangnya asset masjid karena penggunaan sumber daya dalam
kelemahan sistem pencatatan laporan pelaksanaan berbagai program atau jasa.
keuangan (Andarsari, 2016). 3. Laporan arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah
2.1.3 Bentuk Standar Laporan menyajikan informasi mengenai
Keuangan Masjid Berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam
PSAK 45 suatu periode, yang terdiri dari aktivitas
Sebagai organisasi nirlaba pendanaan dan Pengungkapan informasi
dibidang keagamaan, sesuai dengan mengenai aktivitas investasi dan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan pendanaan non kas.
(PSAK) 45 tahun 2011 maka lembaga
masjid juga harus dan berhak untuk 2.2 Penelitian Terdahulu
membuat laporan keuangan dan Beberapa penelitian terdahulu
melaporkan kepada para pemakai yang mendukung penelitian ini dari Sri
laporan keuangan yaitu para jamaahnya. Opti dan Khoirina Farina , temuan di
Laporan keuangan organisasi nirlaba lapangan menjelaskan bahwa mayoritas
menurut IAI meliputi : Masjid yang berada di Wilayah
1. Laporan posisi keuangan Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah belum menerapkan PSAK No. 45 dalam
untuk menyediakan informasi mengenai menyusun laporan keuangan. Hal
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan tersebut dibuktikan dengan belum
informasi mengenai hubungan di antara membuat laporan posisi keuangan
unsur-unsur tersebut pada waktu beserta catatan atas laporan keuangan.
tertentu. Pengurus masjid menerapkan metode
2. Laporan aktivitas cash basis dalam mencatat pendapatan
Tujuan utama laporan aktivitas adalah dan biaya dan menggunakan metode
menyediakan informasi mengenai pembukuan tunggal (single entry
pengaruh transaksi dan peristiwa lain method), pengurus masjid belum
yang mengubah jumlah dan sifat aset membuat buku besar dan jurnal.
Pernyataan Total %
Apakah Masjid mempunyai laporan keuangan? 25 100%
Apa laporan keuangan yang dimiliki masjid?
a. Laporan penerimaan dan pengeluaran kas 25 100%
b. Neraca (laporan posisi keuangan) 6 24%
c. Laporan penerimaan & pengeluaran dana kurban 21 84%
d. Laporan nama pihak yang berkurban 21 84%
e. Laporan nama pihak yang menerima kurban 12 48%
f. Laporan penerimaan & pengeluaran zakat 23 92%
g. Laporan nama pemberi zakat 22 88%
h. Laporan nama penerima zakat 18 72%
i. Laporan penerimaan & pengeluaran dana infak, sedekah dan 23 92%
wakaf
j. Laporan nama pemberi infak, sedekah & wakaf 17 68%
k. Laporan nama penerima infak, sedekah dan wakaf 15 60%
l. Rincian Aset Tetap 7 28%
m. Laporan pembayaran gaji pengelola masjid 8 32%
n. Laporan pembayaran honor pengurus masjid 8 32%
o. Laporan aktivitas (Penerimaan & Pengeluaran per Program) 16 64%
p. Kwitansi Pengeluaran Kas Kecil ke Pengelola 11 44%
q. Kwitansi Honor Penceramah 5 20%
r. Berita Acara Penghitungan Kotak Infak 19 100%
h. Laporan Keuangan bulanan 25 100%
i. Laporan keuangan tahunan 25 100%
Sumber: Diolah Peneliti (2020)
laporan keuangan masjid, yaitu hasil pihak terkait yang mewajibkan untuk
penelitian yang dilakukan oleh menyusun laporan keuangan
Siskawati, dkk (2016) dan (Badu and berdasarakan PSAK 45. Pencatatan
Hambali, 2017). masih dalam bentuk single entry
Ditinjau problematika di bukan dalam bentuk double entry. Hal
lapangan yang terjadi tentang jenis ini didukung hasil penelitian dari
laporan keuangan yang dibuat sebagian (Siskawati, Ferdawati dan Surya,
besar Masjid-masjid di wilayah 2016), penelitian ini menunjukkan
kabupaten Ponorogo yaitu : bahwa pelaporan keuangan yang
1. Sudah membuat laporan keuangan, sederhana dari pengurus masjid
tetapi terdapat perbedaan persepsi nampaknya sudah cukup untuk
dari pengurus masjid dan peneliti mempertanggung jawabkan kepada
dalam hal laporan keuangan yang para jamaahnya. Sedangkan bagi para
dimaksudkan. Menurut persepsi dari donatur masjid dan masyarakat di
pengurus masjid, laporan keuangan sekitar masjid, penyusunan laporan
terdiri dari laporan penerimaan dan keuangan yang berbasis standar
pengeluaran kas. Sehingga sebagian PSAK 45 tidaklah menjadi tuntutan
besar masjid membuat laporan yang harus diterapkan. Jadi literasi
keuangan tidak lengkap. pengurus masjid mengelola masjid
Berdasarakan PSAK 45 tahun 2011, khususnya dalam hal laporan
laporan keuangan entitas nirlaba keuangannya didapat dari
termasuk lembaga masjid harus pendahulunya. Ilmu tentang
menyertakan 4 laporan, yaitu laporan pelaporan keuangan sudah dipakai
posisi keuangan, laporan aktivitas, sejak dulu dan perlu adanya
laporan arus kas dan catatan atas pembaruan sesuai dengan
laporan keuangan. perkembangan tuntun zaman.
2. Belum ada niatan untuk membuat 3. Minimnya sumber daya untuk
laporan keuangan secara baku yang memahami dan mempraktikan literasi
sesuai standar keuangan PSAK 45, tentang membuat laporan keuangan
karena belum adanya ketetapan yang sesuai standar PSAK 45.
peraturan dari pemerintah/pihak- Sebagian besar pengurus lembaga