Enviromental Control Act, Pestisida

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT

KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA


PETANI PENGGUNA PESTISIDA
Studi Dilakukan Di Wilayah Subak Desa Kenderan Tahun 2015
1
Darmayanti, I Dewa Ayu Agung Inten. 2015. 2Prof. Dr. dr. Ketut Tirtayasa,MS, AIF; 3Ns. I
Kadek Saputra, S.Kep.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Desa Kenderan Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Bali

Abstract. Demands for improved quality and food quality resulted in pesticide use can not be
avoided. Uncontrolled use of pesticides causes intoxication or poisoning problem is getting
out of control. Pesticide poisoning should be able to be avoided by the use of appropriate
APD comply. One of the originator factor of the compliance is knowledge that is very
important domain for a person's actions. This study aims to determine the relationship
between the level of knowledge with the level of compliance in the use of APD at farmer
pesticide users in a Region Subak Kendran Village year 2015. This study used a descriptive
correlational design with a "Crossectional" approach. The Sampling is by using purposive
sampling with a sample of 32 people and the population is farmer pesticide users as many as
78 people. Collecting data in this study used a questionnaire. Results of statistical test by
Spearman Rank correlation test with significance level of 95% at α = 0.05 to variable levels of
knowledge with the level of compliance in the use of PPE obtained results p = 0.000 means
there is a significant relationship between farmers' knowledge with practical use of PPE. r=
0.636 indicates that the relationship is associated unidirectional, meaning that the decline
followed a score of knowledge and practices that are less strong relationship.
Keywords: Compliance, Knowledge, PPE
PENDAHULUAN tahunnya. Hasil pengujian dampak
Menurut The United States pestisida oleh Balai Hiperkes dan
Enviromental Control Act, pestisida Keselamatan Kerja di Bali bekerja sama
merupakan semua zat atau campuran zat dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan
yang khusus digunakan untuk di delapan Kabupaten di Bali pada tahun
mengendalikan, mencegah, atau 1998 menemukan bahwa dari 551 orang
menangkis gangguan serangga, binatang yang diperiksa terdapat 20,32% keracunan
pengerat nematode, gulma, virus, bakteri ringan, 4,25% sedang, dan 0,18% berat.
atau jasad renik yang dianggap hama, Data tahun 2004 menunjukkan 394 sample
kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain dari 9 kabupaten yang diperiksa: 19 orang
yang terdapat pada hewan dan manusia. dengan tingkat keracunan ringan dan 3
Pestisida digunakan karena orang tingkat sedang. Pada tahun 2005
kemampuannya memberantas hama sangat didapatkan data, 207 sample dari 9
efektif (Handojo, 2009). Menurut World kabupaten yang diperiksa, 5 orang
Health Organization (WHO) (2007), mengalami keracunan ringan dan 2 orang
paling tidak ditemukan 20.000 orang keracunan sedang. Sutarga meneliti hal
meninggal akibat keracunan pestisida dan yang sama pada tahun 2006 di Desa
sekitar 5.000-10.000 mengalami dampak Buahan Kintamani Bangli, menemukan,
yang sangat berbahaya seperti kanker, dari 39 petani yang diperiksa kadar enzim
cacat, mandul, dan hepatitis setiap cholinesterase (ChE) dari sample darah
1
petani menunjukkan 9 orang (23%) variasi pada satu atau beberapa faktor lain
termasuk dalam kategori intoksikasi ringan berdasarkan atas koefisien korelasi.
(kadar ChE >50-75%) dan sebagian besar
mempunyai lama kontak dengan pestisida
antara 5-10 tahun (Sutarga, 2007). Salah Populasi dan Sampel
satu penyebab terjadinya keracunan akibat Populasi yang diteliti adalah
pestisida adalah kurangnya perhatian seluruh petani yang bekerja sebagai
petani terhadap kepatuhan penggunaan alat operator pestisida yang berjenis kelamin
pelindung diri (APD) dalam melakukan laki-laki yang termasuk kedalam anggota
penyemprotan dengan menggunakan Subak di Desa Kenderan. Pengambilan
pestisida. Selain kepatuhan, pengetahuan sampel dilakukan dengan cara Non
mengenai APD dan keuntungan Probability Sampling dengan teknik
menggunakan APD juga sangat penting Purposive Sampling. Kriteria inklusi dalam
diketahui oleh para petani (Djojosumarto, penelitian ini yaitu petani yang termasuk
2008). Menurut Suma’mur (2009) APD kedalam anggota Subak di Desa Kenderan,
adalah kelengkapan yang wajib digunakan petani yang bekerja sebagai operator
saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja pestisida, berpendidikan minimal SD dan
untuk menjaga keselamatan pekerja itu maksimal SMP, sadar dan bersedia
sendiri dan orang di sekitarnya. Salah satu menjadi responden, mampu membaca dan
faktor pencetus yang menyebabkan menulis serta tidak menderita penyakit tuli
seorang petani tidak mematuhi aturan dan rabun. Jumlah sampel dalam penelitian
dalam menggunakan APD yang sesuai ini berjumlah 32 orang sampel.
dalam mengaplikasikan pestisida adalah
faktor pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Instrumen Penelitian
Faktor pencetus lainnya yaitu kepatuhan, Instrumen yang digunakan sebagai
dimana kepatuhan merupakan suatu bentuk alat pengumpul data dalam penelitian ini
perilaku yang timbul akibat adanya berupa kuesioner yang terdiri dari 3
interaksi antara petugas kesehatan dan kategori, kategori A mengenai
pasien sehingga pasien mengerti rencana karakteristik responden, kategori B
dengan segala konsekwensinya dan mengenai tingkat pengetahuan dan
menyetujui rencana tersebut serta kategori C mengenai tingkat kepatuhan.
melaksanakannya (Kemenkes R.I.,2011). Dalam penelitian ini, kuesioner ini dibuat
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik sendiri oleh peneliti sehingga harus diuji
melakukan penelitian di Desa Kenderan, validitas dan reliabilitas terlebih dahulu
karena dari hasil studi pendahuluan dengan nilai r=0,975 untuk tingkat
memperlihatkan adanya masalah pengetahuan dan nilai r= 0,971 untuk
pengetahuan mengenai alat pelindung diri tingkat kepatuhan.
sehingga menyebabkan ketidakpatuhan
pemakaian alat pelindung diri pada petani Prosedur Pengumpulan dan Analisis
pengguna pestisida di wilayah Subak Desa Data
Kenderan untuk mencegah terjadinya Setelah mendapatkan ijin untuk
keracunan pestisida yang diawali dengan melakukan penelitian dari pihak terkait,
perilaku ketidakpatuhan penggunaan alat peneliti melakukan serangkaian persiapan
pelindung diri yang sesuai. kemudian mencari sampel penelitian.
Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti
METODE PENELITIAN mulai memberikan surat permohonan
Rancangan Penelitian menjadi responden dan surat jika
Jenis penelitian ini adalah responden bersedia menjadi responden
kuantitatif dengan menggunakan metode kemudian peneliti memberikan kuesioner
korelasional yang bertujuan untuk kepada responden. Pengambilan data
menentukan berapa besar variasi-variasi dilakukan selama 2 minggu berturut-turut.
pada satu faktor berkaitan dengan variasi-
2
Setelah data terkumpul maka
dilakukan analisis. Data yang diteiliti Gambar 2. Gambaran Karakteristik Tingkat
sudah berbentuk data yang berdistribusi Pendidikan Responden
normal dengan skala ordinal-ordinal. Uji
rank spearman dilakukan dengan tingkat
signifikansi 96% pada alpha 5%. Uji ini 41%
dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel tingkat pengetahuan dengan
variabel tingkat kepatuhan dalam 59%
menggunakan alat pelindung diri.
SD

HASIL PENELITIAN SMP

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian telah dilakukan sejak 16
– 30 April 2015 di Wilayah Subak Desa
Kenderan.

Karakteristik Responden Penelitian


Hasil Pengamatan Tehadap Responden
Karakteristik responden penelitian
Tingkat Pengetahuan
ditampilkan pada Gambar 1 dan 2. Usia
Tabel 1 menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini antara 35
distribusi responden menurut tingkat
tahun hingga >45 tahun. Untuk tingkat
pengetahuan secara umum mengenai alat
pendidikan responden, lebih banyak
pelindung diri memiliki tingkat
responden sempat menempuh pendidikan
pengetahuan yang rendah terhadap alat
formal SMP sebanyak 19 orang dan SD 13
pelindung diri sebanyak 17 orang (53,1%).
orang.

Gambar 1. Gambaran Karakteristik Usia


Responden Penelitian
6%
16%

78% 35-40
41-45
> 45

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Kategori Pengetahuan Tentang Menggunakan Alat Pelindung
Diri
Pengetahuan F %
Tinggi 1 3,1
Sedang 14 43,8
Rendah 17 53,1
Total 32 100

Tingkat Kepatuhan

3
Tabel 2 menunjukkan bahwa dalam kategori kurang patuh dengan
distribusi responden menurut kategori jumlah responden sebanyak 21 orang
tingkat kepatuhan dalam menggunakan alat (65,6%).
pelindung diri memiliki tingkat kepatuhan

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Kategori Kepatuhan Dalam Menggunakan Alat Pelindung
Diri
Kepatuhan f %
Baik 1 3,1
Cukup 10 31,3
Kurang 21 65,6
Total 32 100

Hasil Analisis bahwa dari 17 responden yang memiliki


Telah dikemukakan pada bab tingkat pengetahuan rendah, terdapat 13
pertama pada tujuan sebelumnya, responden (75,6%) dengan kepatuhan
penelitian ini ditujukan untuk memperoleh kurang. Dari 14 responden berpengetahuan
informasi mengenai hubungan antara sedang dengan kepatuhan kategori cukup
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan sebanyak 6 responden (42,9%) dan 1 orang
dalam menggunakan alat pelindung diri (100%) berpengetahuan baik dengan
pada petani pengguna pestisida di wilayah kepatuhan baik.
Subak Desa Kenderan. Pada Tabel 3 akan
ditampilkan hasil yang menunjukkan

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri
Kepatuhan
Baik Cukup Kurang Total
Pengetahuan f % f % f %
Tinggi 1 100 0 0 0 0 1
Sedang 0 0 6 42,9 8 57,1 14
Rendah 0 0 4 23,5 13 75,6 17
tingkat pengetahuan petani dengan
Berdasarkan hasil uji statistik Rank kurangnya tingkat kepatuhan dalam
Spearman dengan tingkat signifikansi 95% menggunakan alat pelindung diri pada
pada α = 0,05 terhadap variabel tingkat petani pengguna pestisida di wilayah
pengetahuan petani pengguna pestisida subak Desa Kenderan.
dengan tingkat kepatuhan dalam
menggunakan alat pelindung diri maka PEMBAHASAN
diperoleh nilai probabilitas p= 0,000 yang Pembahasan Hasil Penelitian
berarti ada hubungan yang bermakna Hasil penelitian menunjukkan
antara pengetahuan petani pengguna bahwa dari 17 responden yang memiliki
pestisida dengan tingkat kepatuhannya tingkat pengetahuan yang rendah dan
dalam menggunakan alat pelindung diri. terdapat 13 responden atau 75,6% dengan
Untuk nilai korelasi r= 0,636 menunjukkan kepatuhan yang kurang. Dari 14 responden
bahwa hubungannya berasosiasi searah dan yang berpengetahuan sedang sebanyak 6
positif yang berarti penurunan skor responden atau 42,9% memiliki tingkat
pengetahuan petani pengguna pestisida kepatuhan yang cukup dan 1 orang (100%)
diikuti oleh kurangnya praktik kepatuhan berpengetahuan tinggi dengan kepatuhan
penggunaan alat pelindung diri. Nilai baik. Hubungan penelitian ini
korelasi r= 0,636 menunjukkan tingkat menunjukkan adanya kecenderungan
hubungannya yang kuat antara rendahnya semakin tinggi tingkat pengetahuan maka
4
semakin baik tingkat kepatuhannya, begitu Kuesioner yang digunakan pada penelitian
sebaliknya semakin rendah tingkat ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri
pengetahuan maka semakin rendah tingkat oleh peneliti berdasarkan studi pustaka.
kepatuhannya, hal ini sesuai dengan teori Hal ini memungkinkan untuk beberapa
yang dikemukakan oleh Notoatmodjo informasi belum sepenuhnya tergambar
(2007). pada kuesioner.
Keadaan di atas didukung oleh Pada tahap pelaksanaan terdapat
Niven (2002) bahwa kepatuhan merupakan kendala dalam pengambilan data mengenai
unsur perilaku kesehatan. Perilaku tingkat kepatuhan petani dalam
kesehatan adalah suatu aktivitas yang menggunakan alat pelindung diri karena
dilakukan oleh individu yang meyakini peneliti tidak berkesempatan untuk melihat
dirinya sehat untuk tujuan mencegah petani dalam bekerja menyemprot
penyakit atau mendeteksinya dalam tahap pestisida. Hal ini dikarenakan oleh kualitas
asimptomatik. Perilaku yang didasari tanaman padi di sawah cukup terjaga
pengetahuan yang baik lebih langgeng dari kualitasnya, sehingga tidak diperlukan
perilaku yang tidak didasari pengetahuan. usaha penyemprotan menggunakan
Berdasarkan hasil uji statistik Rank pestsida. Dalam hal ini peneliti
Spearman dengan tingkat signifikansi 95% mempercayakan jawaban kuesioner
pada α = 0,05 terhadap variabel tingkat kepatuhan kepada responden, karena
pengetahuan petani pengguna pestisida responden sendiri yang lebih mengetahui
dengan tingkat kepatuhan dalam jenis alat pelindung diri apa dan kapan
menggunakan alat pelindung diri maka waktu pemakaian alat pelindung diri
diperoleh nilai probabilitas p= 0,000 yang tersebut.
berarti ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan petani pengguna KESIMPULAN DAN SARAN
pestisida dengan tingkat kepatuhannya Penelitian ini mendapatkan
dalam menggunakan alat pelindung diri. hubungan yang signifikan antara
Untuk nilai korelasi r= 0,636 menunjukkan pengetahuan dengan kepatuhan dalam
bahwa hubungannya berasosiasi searah dan menggunakan alat pelindung diri. Uji
positif yang berarti penurunan skor statistik pada penelitian ini menunjukkan
pengetahuan petani pengguna pestisida bahwa tingkat pengetahuan berhubungan
diikuti oleh kurangnya praktik kepatuhan dengan tingkat kepatuhan seseorang.
penggunaan alat pelindung diri. Nilai Jumlah petani yang hampir sebagian besar
korelasi r= 0,636 menunjukkan tingkat memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
hubungannya yang kuat antara rendahnya mengenai pentingnya pemakaian alat
tingkat pengetahuan petani dengan pelindung diri berhubungan dengan
kurangnya tingkat kepatuhan dalam kurangnya kepatuhan mereka dalam
menggunakan alat pelindung diri. Dalam menggunakan alat pelindung diri.
hal ini Ho ditolak dan Ha diterima yang Untuk menyikapi proses dan hasil
berarti bahwa terdapat hubungan antara penelitian ini, maka peneliti
tingkat pengetahuan dengan tingkat menyampaikan beberapa saran, yaitu:
kepatuhan dalam menggunakan alat perlu kerja sama berbagai pihak untuk
pelindung diri pada petani pengguna meningkatkan pengetahuan petani
pestisida di Wilayah Subak Desa mengenai alat pelindung diri dan
Kenderan. meningkatkan kepatuahn dalam
menggunakan alat pelindung diri, hal ini
Keterbatasan Penelitian dilakukan untuk mencegah terjadinya
Peneliti menyadari bahwa keracunan bahkan mencegah kematian
penelitian ini masih belum sempurna dan akibat keracunan pestisida berlebihan.
banyak terdapat kekurangan. Hal ini Petani diharapkan lebih aktif mencari
disebabkan karena terdapat beberapa informasi mengenai syarat APD, jenis
keterbatasan pada pelaksanaan penelitian. APD dan waktu pemakaian APD. Petani
5
juga diharapkan lebih memanfaatkan Sedangkan untuk menyikapi
fasilitas kesehatan jika terjadi gejala-gejala keterbatasan penelitian ini, peneliti
keracunan seperti pusing, mual-mual dan menyarankan agar penelitian ini dapat
gangguan kulit laiinya yang diakibatkan dilanjutkan desain yang lebih baik dan
oleh keracunan pestisida. Tenaga pengontrolan yang lebih ketat terhadap
kesehatan juga berperan penting dalam faktor-faktor lain yang berhubungan.
memberikan pendidikan kesehatan
mengenai tanda gejala keracunan, cara
penangan dan penyebab keracunan serta
bagaimana cara mencegah keracunan agar
tidak menimpa pekerja khususnya petani.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Djojosumarto. (2008). Teknik Aplikasi
Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Kanisius. Suma’mur. (2009). Hiegene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.
Handojo, D. (2009). Tingkat kualitas air Toko Gunung Agung
irigasi pertanian di lereng barat
daya Gunung Merapi Kabupaten Sutarga. (2007). Pencegahan Efek
Sleman. Skripsi. Fakultas Pertanian Pestisida Pada Petani DiDesa
Universitas Gajah Mada. Buahan Kintamani. Majalah
Yogyakarta. Udayana Mengabdi, IV (1): 7-9.

Niven. (2008). Psikologi Kesehatan: WHO. (2007).


Pengantar Untuk Perawat Dan Guidlines_for_googwashing_and_
Profesional. Penerbit: EGC. use_mask_property_indonesian.
Jakarta. (online).
(http//:www.who.int/int/resource/p
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi ublications/WHO_CD_EPR_2002
Kesehatan Ilmu Dan Seni. _6/en/index.html, diakses 13
Jakarta : Rineka Cipta. november 2014)

You might also like