Professional Documents
Culture Documents
BuletinFKUNTAREdisi3 Feb2020
BuletinFKUNTAREdisi3 Feb2020
net/publication/339617344
CITATIONS READS
0 3,110
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Validation of Crisis Triage Rating Scale in Indonesia Emergency Ward View project
All content following this page was uploaded by Handry Carlos Gunawan on 02 March 2020.
EDISI NO. 3
FEBRUARI 2020
Edisi 3
Februari 2020
ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah kawasan perdagangan bebas di ASEAN. AFTA
ditandatangani oleh Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN pada tanggal 28 Januari 1992 di
Singapur. AFTA tidak hanya mengatur arus dagang tetapi juga jasa. Bidang kesehatan
dan SDM di bidang kesehatan seperti dokter, dokter gigi dan perawat. Dan empat
sektor yang masuk kedalamnya adalah pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan,
panti sosial di bidang kesehatan dan penelitian di bidang kesehatan.
AFTA diberlakukan secara bertahap. seperti dokter / dokter gigi, organisasi profesi,
Di sektor kesehatan yang sampai saat institusi pendidikan kedokteran, rumah sakit
ini masih menjadi perkecualian, segera akan dan pemerintah harus terus memperbaiki diri.
diberlakukan juga AFTA di Januari 2020. Dengan Bagaimana dokter akan dapat bersaing tentu
demikian membuka peluang yang lebih luas untuk hal ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan
tenaga kerja asing bekerja di Indonesia, begitu kedokteran bermutu tinggi untuk meningkatkan
juga sebaliknya, membuka kesempatan dokter kualitas lulusannya. Mutu pendidikan kedokteran
Indonesia untuk bekerja di luar Indonesia . Kita di Indonesia sendiri belum merata. Menurut data
akan bersaing dengan para dokter di kawasan BAN PT 2018, hanya 24 FK berakreditasi A. Selain
AFTA. Tantangannya adalah apakah kita akan kualitas dokter, penguasaan tekhnologi berbasis
jadi tuan rumah di rumah sendiri dan dokter kesehatan juga sangat diperlukan. Penguasaan
terhormat di luar Indonesia? Harapannya adalah teknologi kesehatan akan meningkatkan
kita tidak termarginalisasi di negara sendiri. pelayanan pada pasien sehingga meningkatkan
kepuasaan pasien. Selain itu, pemerataan
Medical Tourism pendistribusian dokter khususnya dokter spesialis
juga sangat penting. Jumlah spesialis dan jenis
Medical tourism setidaknya bisa menjadi
spesialisasi juga harus menjadi perhatian. Kita
cerminan kualitas pelayanan kesehatan negara
sering mendengar banyak tenaga kesehatan
di suatu negara. Menurut Healthy Travel Media,
negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina
Malaysia Singapura dan Thailand termasuk
telah bersiap-siap mengisi lowongan di daerah-
dalam 10 medical toursim terbaik di dunia.
daerah pelosok Indonesia.
Indonesia sendiri masih dalam tahap merintis
peluang besar ini. Bahkan, setiap tahun ribuan
Tantangan Fakultas Kedokteran
warga Indonesia terbang ke luar negeri untuk
berobat. Negara yang sering menjadi tujuan Untuk fakultas kedokteran, ada banyak hal
adalah Singapura dan Malaysia. Tahun 2018, yang perlu menjadi perhatian dan perlunya
menurut data Malaysia healthcare Travel peran aktif dan bertanggung jawab dalam proses
Council (MHTC), diperkirakan sekitar 700 ribu pendiikan untuk menghasilkan dokter yang
orang Indonesia pergi ke negara jiran untuk bermutu dan memenuhi kompetensi global.
alasan kesehatan. MHTC adalah sebuah agensi Beberapa hal yang penting menjadi perhatian
pemerintah yang bertugas mengelola industri seperti misalnya seleksi mahasiswa yang baik
pariwisata kesehatan di Malaysia. sejak awal bukan hanya mempertimbangkan
aspek komersial, kualifikasi tenaga pengajar
Tantangan Menghadapi AFTA yang memadai, fasilitas yang baik dan
Indonesia harus siap menghadapi AFTA di memadai, RS pendidikan yang baik.
bidang Kesehatan. Semua stakeholder terkait
Indonesia termasuk satu dari 10 negara sudah di ambil oleh masyarakat dunia, jadi
yang ikut menandatangani kesepakatan pemberlakuan AFTA di bidang kesehatan di
AFTA (Asean Freed Trade Agreement), tahun 2020 ini, merupakan sesuatu yang
untuk itu Indonesia harus memastikan baik karena adanya suatu standard atau
kesiapannya dan berperan penting dalam kebersamaan dalam pengelolaan di bidang
kerja sama regional ini. Kesehatan adalah kesehatan juga bidang- bidang lainnya.
salah satu bidang yang menjadi bagian dari Setiap negara yang sudah meratifikasi AFTA,
skema kerja sama ini. Bidang kesehatan harus mempersiapkan diri dengan AFTA
memiliki cakupan luas, mulai dari investasi termasuk menerima segala konsekuensi di
pembangunan dan penyediaan fasilitas dalamnya. Sebagai masyarakat Indonesia,
kesehatan, alat kesehatan, obat dan kita harus menyiapkan diri dengan baik
sumber daya manusia. sehingga dapat terlibat, menjadi pelaku
Dengan diberlakukannya, AFTA di bidang atau subyek dan mendapatkan manfaat.
kesehatan pada tahun 2020 ini. Maka Jika kita tidak siap dan hanya menjadi
dokter-dokter kita harus siap memiliki obyek saja, tentu AFTA ini akan terasa
kemampuan, kompetensi, profesionalisme berat. Kita harus terlibat secara positif,
yang sama dengan dokter-dokter di negara dapat menjadi referensi, maka hasilnya
tetangga anggota MEA lainnya sehingga akan positif juga.”
bisa ikut bersaing. Dr. Lady : “Apakah ada persiapan khusus
Untuk mendapatkan gambaran, bagaimana dari UNTAR untuk menghadapi AFTA ini?”
kesiapan FK Untar terkait AFTA maka Dr Rektor : “Secara khusus tentu saja FK Untar
Lady Permata dari Buletin Alumni FK UNTAR sudah harus mulai mempersiapkan hal ini
telah melakukan wawancara dengan Rektor secara detail dan saya yakin mereka sudah
Universitas Tarumanagara (Untar), Prof. memahami apa yang harus dipersiapkan
DR. Agustinus Purna Irawan. tetapi secara umum kita memahami bahwa
Dr. Lady : “Bagaimana pendapat Bapak FK yang ada di Indonesia mungkin belum
mengenai mulainya diberlakukannya AFTA semuanya siap.
di bidang kesehatan pada tahun 2020 ini ?” Diperlukan upaya besar, fasilitas, dan
Rektor : “Dalam kehidupan kita sebagai banyak hal lainnya untuk mempersiapkan
warga dunia dan ikut terlibat dalam menjaga ini. Mungkin tidak semua FK mampu
ketertiban dunia serta tunduk pada aturan- untuk menyesuaikan atau memfasilitasi
aturan atau kesepakatan-kesepakatan yang kebutuhan menghadapi AFTA. Untuk itu kita
harus menyiapkan yang paling optimum. swasta, cita-cita ini tidak mudah dicapai.
Kita semua harus mengetahui dan terbuka Ada banyak pertimbangan, tantangan dan
apa yang harus kita persiapkan, mengetahui kendala seperti misalnya kemampuan,
apakah yang kita persiapkan itu apakah keberlanjutan, pengelolaan, apakah RS
telah mencapai yang terbaik, baru kita Pendidikan ini akan mampu menghidupi
akan bisa mencapai yang optimum”. dirinya sendiri ?
Dr. Lady : “Menurut bapak, apakah FK Sama halnya di Untar, kami juga selalu
UNTAR sendiri sudah siap menghadapi AFTA membahas hal ini dari secara internal
di bidang Kesehatan di tahun 2020? “ dan juga melihat bagaimana perguruan-
Rektor : “Ya... sebenarnya siap mapun tidak perguruan tinggi lainnya, khususnya PTS
siap karena itu sudah di ratifikasi, sudah yang sama dengan kita. Seperti apa RS
menjadi bagian dari keputusan bersama, yang mereka miliki? Bagaimana mereka
kita harus mempersiapkan diri menuju menjalankan RS Pendidikan? Hal-hal
kesana. Apakah kesiapan itu sudah 100%, ini menjadi masukan, bahan diskusi
atau masih 50%, 20%, 30%, tentu setiap dan pembelajaran yang sangat besar,
institusi punya kemampuan yang berbeda- sangat dalam. Tetapi keputusannya tentu
beda dalam menyiapkan ini. Walaupun saja bukan di universitas. Karena ini
berat, semua harus menyesuaikan diri dan menyangkut pembiayaan yang besar, maka
saling melengkapi dengan kemampuan yayasan sebagai pemilik universitas yang
masing-masing. akan memikirkan lebih dalam bagaimana
realisasinya. Sekarang yayasan memiliki RS
Dr. Lady : “FK UNTAR sudah mencapai Royal Taruma, apakah ini akan di upgrade
akreditasi A, tetapi bagaimana tentang RS dengan cepat menjadi RS Pendidikan?
Pendidikan? Apakah memenuhi kualifikasi atau
Rektor : “Setiap universitas ataupun kebutuhan minimal RS Pendidikan ? Tentu
yayasan yang menyelenggarakan yang lebih tahu adalah FK. Universitas
pendidikan kedokteran tentu bercita-cita mendorong untuk itu.
tinggi untuk memiliki RS Pendidikan sendiri. Jadi kami mempertemukan dua kepentingan
Itu sudah pasti. Kalau Perguruan Tinggi besar yaitu kepentingan FK dan Yayasan
Negeri (PTN) karena milik pemerintah sebagai pemilik dari universitas. Apakah
tentu mudah melaksanakannya. Untuk FK ini akan berhasil ? Tentu bukan hal mudah
karena ada banyak hambatan atau batasan. dimiliki, mahasiswa dan alumni yang
Apakah hasilnya akan langsung punya RS banyak, FK Untar sudah mempersiapkan
Pendidikan, ataukah belum waktunya bagaimana menghadapi AFTA di bidang
atau tetap berkolaborasi dengan RS lain? kesehatan, telah mempunyai pandangan–
Ini menjadi satu diskusi yang msih terus pandangan, rencana-rencana bahkan
berlangsung.” mungkin master plan. Jika kita
Dr. Lady : “Mengingat Universitas lain mempersiapkan diri dengan baik, maka
seperti ATMAJAYA, kemudian UKRIDA, alumni atau dokter-dokter yang dihasilkan,
TRISAKTI sudah mulai, tinggal UNTAR akan dapat bersaing dengan mudah, tidak
sendiri yang saya bilang ketinggalan..” akan mengalami kesulitan.
Rektor : “ PTS lain misalnya UKRIDA “Harapan lebih lanjut adalah secara
saya pikir RS Pendidikannya sudah bertahap dan perlahan tapi pasti, kita
selesai tapi ternyata belum. Saya pernah mampu masuk dan mendapatkan manfaat
bertemu dengan Rektornya, ternyata RS dari AFTA. Secara umum, dokter-dokter
Pendidikannya belum beroperasi, masih kita harus mempunyai semangat untuk
menunggu izin dan masalah internal, meningkatkan kompetensi dan melakukan
ternyata prosesnya cukup panjang pengabdian di berbagai daerah.
ternyata. ATMA JAYA juga sudah punya Kita tahu daerah-daerah di pelosok
RS Pendidikan di Pluit dan kami sering mengalami kesulitan tenaga dokter.
berdiskusi bagaimana kondisi dan hal Tetapi masih banyak dokter yang hanya
lainnya. Ternyata tidak mudah. Pandangan memikirkan bekerja di kota besar, sehingga
masyarakat tentang RS Pendidikan di ini menjadi masalah untuk bersaing dalam
Indonesia mungkin berbeda dengan di AFTA, dimana membutuhkan standard yang
luar negeri. Di luar negeri, RS Pendidikan tinggi tetapi juga ada kebutuhan nyata
mungkin menjadi rujukan, sementara disini masyarakat di pelosok-pelosok.
masih sering dipertanyakan. Menjadi tantangan bagaimana FK Untar
Nah, dulu sebelum orang lain memikiran menghadirkan pendidikan yang inklusif
RS Pendidikan, yayasan telah lebih dulu bukan eksklusif, mengkombinasikan sistim
memikirkan tentang ini dengan membangun pendidikan dengan standard AFTA untuk
RS Royal Taruma. Pada awalnya sudah dapat masuk ke dunia Internasional tetapi
dipikirkan untuk digunakan sebagai juga menghasilkan alumni yang mempunyai
RS Pendidikan namun ada perubahan- kecintaan untuk berbakti di daerah-daerah
perubahan setelahnya. Kewenangan yang masih membutuhkan dokter. Terus
memutuskan ini ada ditangan yayasan. Semangat Kedokteran UNTAR”.
Tentunya berdasarkan rekomendasi yang
disampaikan FK, kami dari universitas
mempertemukan keduanya untuk
mendapatkan keputusan terbaik.” Ada
banyak pertanyaan yang harus dijawab
untuk meyakinkan yayasan.
Dr. Lady : “Apa harapan bapak terhadap FK
UNTAR terkait berlakunya AFTA Kesehatan
nanti?”
Rektor : Harapan saya dengan semua
fasilitas, laboratorium, staf pengajar,
sarana dan prasarana pembelajaran yang
AFTA dalam bidang kesehatan di Indonesia tidak dapat dihindarkan, bahkan akan
segera dimulai pada Januari 2020. Menyikapi keadaan tersebut, FK UNTAR terus
memperbaiki diri agar dapat menghasikan lulusan yang dapat bersaing dengan
para dokter dikawasan ASEAN. konsil kedokteran se-ASEAN telah memformilasikan
kerakteristik dokter yang ideal, yaitu profesional, kompenten, beretika, serta
memiliki kemampuan menejerial dan kepemimpinan Karakteristik tesebut sesuai
dengan profil lulusan FK UNTAR yang menjalin pendidikan kurikulum yang berbasis
kopetensi standar nasional dan berlandas kan visi FK UNTAR yaitu Integritas,
profesionalisme dan entrepreneurship. Proses pembelajaran juga telah kami
persiapkan untuk menciptakan rumah bangun kompetensi lulusan yang kokoh,
yaitu dengan memperkuat professionalisme, komunikasi efektif, mawas diri dan
pengembangan diri. Selain itu aspek etika kedokteran menjadi suatu bagian tak
terpisahkan dari kurikulum yang turut membentuk profil dokter yang ideal. Semua
hal tersebut membuat lulusan FK UNTAR akan lebih unggul dan mampu bersaing
tidak hanya di antara antara negara ASEAN saja, tetapi juga di kancah dunia.
Antisipasi persaingan global juga dilakukan denagan mempersiapkan mahasiswa
untuk belajar dalam beberapa modul berbahasa inggris yang terus dikembangkan
dan jumlahnya akan terus diperbanyak secara bertahap. Staf pengajar merupakan
pihak yang memberi kontribusi penting terhadap pendidikan mahasiswa. Oleh
karna itu, staf pengajar juga harus terus diutus untuk mengikuti perkembangan
ilmu kedokteran dengan menjalani studi lanjut dan turut serta dalam berbagai
seminar tingkat nasional, ASEAN dan internasional agar mutu lulusan tetap terjaga.
Penderita yang memiliki sistem imun selular terutama ditinjau dari sudut pandang
(SIS) yang baik akan tampak gambaran klinis imunopatogenesis dan gambaran
dan histopatologis ke arah tuberkuloid, histopatologi. Yang dilakukan adalah
sebaliknya SIS yang rendah memberikan edukasi pada pasien tersebut yang masih
gambaran lepromatosa.9 menggunakan hidrokuinon untuk saraf
Adanya defek imunologik pada MH perifer sebagai target utama, menyebar ke
yang bersifat spesifik menunjukkan bahwa kulit, mukosa traktus respiratorius bagian
gangguan yang terjadi adalah pada tingkat atas, dan dapat ke organ lain, termasuk
adaptif / imunitas didapat dan bukan mata, saluran pernafasan, kelenjar getah
pada tingkat imunitas bawaan, sehingga bening, testis, dan persendian kecuali
gangguan dapat terjadi pada tingkat sel susunan saraf pusat4,9,10,14,15
penyaji antigen, limfosit T atau B, atau
pada proses pembentukan limfokin atau 2.2. Epidemiologi
antibodi.1 Respon imun menghentikan Sejak kapan mulai adanya MH tidak
penggunaannya tidak hanya dalam diketahui dengan pasti. Akan tetapi
sementara waktu namun selamanya. ada yang berpendapat bahwa penyakit
ini berasal dari Asia Tengah kemudian
2.1. Definisi menyebar ke Mesir, Eropa, Afrika dan
Morbus Hansen (MH) disebut juga Amerika. Di Indonesia pada tahun 1997
dengan penyakit kusta atau lepra. Istilah tercatat 33.739 orang yang merupakan
kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni negara ketiga terbanyak penderitanya
kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit setelah India dan Brasil dengan prevalensi
secara umum.10 Penamaan Morbus Hansen, 1,7 per 10.000 penduduk.16
sesuai dengan nama yang menemukan Morbus Hansen dapat menyerang semua
kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen orang. Laki-laki lebih banyak terkena
pada tahun 1873, sehingga penyakit ini juga dibandingkan wanita dengan perbandingan
disebut Hansen’s Disease.10,11,12 2 : 1.4,13,16 Penyakit ini dapat mengenai
MH merupakan penyakit infeksi kronik semua umur, namun demikian jarang
yang disebabkan oleh Mycobacterium dijumpai pada umur yang sangat muda.
Leprae, suatu organisme intrasitoplasma Frekuensi terbanyak adalah pada umur 15-
pada makrofag dan sel schwann 13, bersifat 29 tahun. Terdapat perbedaan baik dalam
intra selular obligat, dengan selular pada MH hal ras maupun dalam hal geografis. Ras
ditujukan untuk mengeliminasi kuman M. Cina, Eropa, dan Myanmar lebih rentan
leprae yang hidup dan berkembang dalam sel- terhadap bentuk lepromatosa dibandingkan
sel tubuh. Menurut konsep teori yang klasik dengan ras Afrika, India, dan Melanesia.16
telah diketahui bahwa penghancuran M. Morbus Hansen masih merupakan
leprae di dalam makrofag terjadi sebagai hasil masalah kesehatan pada 55 negara di
kerjasama antara makrofag dan limfosit T.1 dunia, tetapi sekitar 16 negara terbanyak
Diagnosis MH didasarkan pada gambaran didunia dimana, Indonesia termasuk urutan
klinis, bakteriologis dan histopatologis. ke tiga, dibawah India dan Brazil. Kapan
Terutama ditemukan basil tahan asam penyakit ini menjalar ke Indonesia, belum
dalam jaringan atau karakteristik kelainan diketahui dengan pasti. Namun, dalam
saraf perifer.4 buku tentang Historische Studie Over MH
dikatakan bahwa penduduk pertama dari
1.2. Tujuan Penulisan Jawa mungkin berasal dari Hindia Muka
dan Belakang, negeri yang terkenal dengan
Mengetahui tentang Morbus Hansen
sarang kusta, yang membawa penyakit pada armadillo, monyet dan tikus.4,13
ke Pulau Jawa.16 Jawa Timur merupakan
propinsi dengan jumlah pasien MH tertinggi 2.3.1. Imunitas Alami
di Indonesia (30%). Menurut laporan Kuman M. leprae yang masuk ke
Departemen Kesehatan RI (2008), di akhir dalam tubuh dan berhasil melewati sistem
tahun 2006 Indonesia masih memiliki 14 pertahanan lapis pertama akan difagosit,
provinsi dan 155 kabupaten yang belum kemudian ikut bersama monosit ke dalam
mencapai eliminasi penyakit kusta.3 aliran darah. Selama di dalam monosit,
kuman tersebut tidak mati dan bahkan
2.3. Etiopatogenesis MH mampu berkembang biak. Keadaan ini
Kuman penyebab adalah Mycobacterium disebut troyan horse phenomene, yaitu
leprae yang ditemukan oleh GA.Hansen kuman ikut menumpang dan berkembang
pada tahun 1873 di Norwegia, yang sampai dalam salah satu sel tubuh tanpa dideteksi
sekarang belum juga dapat dibiakkan oleh sistem imunitas yang ada.9 Pada
dalam media artifisial. M. leprae berbentuk permukaan monosit-makrofag terdapat
basil dengan ukuran 3-8 Um x 0.5Um, tahan Toll-like receptor (TLR) 2/1 heterodimer
asam dan alkohol serta Gram positif.9,12 yang akan mengenali lipoprotein dari M.
M. leprae merupakan mikroorganisme leprae yaitu phenolic glycolipid I (PGL-1)
intraselular obligat yang hidup di dalam yang terdapat pada dinding kapsul basil MH.
sel terutama makrofag dan sel Schwann. Selanjutnya reseptor ini akan menginduksi
Basil ini membutuhkan suhu ~35°C untuk terjadinya diferensiasi monosit menjadi
pertumbuhannya, menyukai daerah daerah makrofag dan sel dendritik yang akan
yang lebih dingin dari bagian tubuh manusia mempresentasikan antigen M. leprae.4,17
seperti hidung, testis dan daun telinga.12,13 Adanya monosit tersebut menyebabkan basil
Penularan MH adalah melalui MH makin jauh masuk ke dalam tubuh hingga
pasien yang terinfeksi terutama pasien sampai pada sel targetnya yaitu sel Schwann
lepromatosa yang tidak diterapi17,18, pasien yang terletak di perineurium saraf tepi dan
yang dicurigai terinfeksi dan kontak erat bersifat non professional phagocyte. Sel ini
dan lama.13,18 M. leprae masuk ke dalam tidak bisa mengekspresikan molekul MHC
tubuh melalui hidung dan menyebar ke kulit kelas II dipermukaannya, menyebabkan
dan saraf melalui sirkulasi darah.17 Droplet proses penyajian antigen kepada limfosit T
infeksius yang berasal dari sekret nasal dari terganggu sehingga kuman dalam sel Schwann
kasus multibasiler yang aktif dengan erosi tidak terdeteksi oleh sistem imun. Pada
nasal merupakan sumber awal penyebaran waktu sel Schwann yang tua mati dan pecah
penyakit melalui saluran respiratorius.19 maka M. leprae akan keluar dan ditangkap
Pernah dilaporkan suatu transmisi yang oleh sel fagosit lain. Respon imun selular akan
tidak biasa di India melalui pengunaan bekerja bila kuman ditangkap oleh sel fagosit
jarum tattoo yang sudah pernah dipakai.13 professional khususnya makrofag, setelah
Faktor sosioekonomi seperti hygiene yang melewati fase pencernaan dan penyajian
rendah, sanitasi yang jelek, tempat tinggal oleh molekul MHC kelas II sel limfosit Th/CD4
yang sempit, dan nutrisi yang rendah, akan mengenalinya dan dimulailah rangkaian
merupakan faktor resiko dalam terjadinya proses respons imun selular.1
penularan MH.18 Sebagian besar pendapat
mendukung pandangan tradisional bahwa 2.3.2. Imunitas Didapat
Mycobacterium leprae menular dari Proses imunitas spesifik mulai bekerja
manusia ke manusia, namun M. leprae setelah kuman yang masuk dikenal oleh
menyebabkan penyakit menyerupai MH sistem imun tubuh. Respon imun selular
pada MH ditujukan untuk mengeliminasi I, APCs yang sama akan menstimulasi CD8+
kuman M. leprae yang hidup dan berkembang limfosit T walaupun tidak banyak terlibat
didalam sel tubuh. Penghancuran M. leprae dibandingkan pada MH tipe LL. 20
dalam makrofag terjadi sebagai hasil Aktivitas makrofag dan sel T yang
kerjasama antar makrofag dan limfosit T.1 sangat kuat dalam menghancurkan basil MH
pada tipe TT akan memberikan hasil yang
2.3.2.1 Imunopatogenesis MH tipe TT negatif (BTA negatif) pada pemeriksaan
Studi imunofenotipik memperlihatkan bakteriologis. Selain itu respons imun
suatu perbedaan yang penting antara selular yang tinggi pada tipe TT ini akan
subset limfosit yang mengilfiltrasi lesi menyebabkan infeksi M. leprae terlokalisir,
kulit pada tipe tuberkuloid dibandingkan sehingga pada MH tipe TT didapatkan gejala
lepromatosa. Pada tipe tuberkuloid klinis yang lebih ringan berupa lesi makula
predominan limfosit CD4+ ( CD4+/CD8+ = satu atau beberapa buah dengan batas
2:1 ), pada kulit normal CD4+/CD8+ dalam yang tegas dan asimetris. Terdapatnya sel-
darah = 2:1. Lesi tuberkuloid memiliki sel epiteloid pada akhir proses fagositosis
profil pro-inflamasi tipe 1 ( T helper 1[Th1] oleh makrofag yang kemudian menyatu
atau Th-like), terutama pengkodean mRNA dan membentuk tuberkel di jaringan dapat
secara berlebih untuk interleukin 2 (IL- menekan persarafan disekitarnya, terjadi
2), IFN-γ, dan IL-12, namun pengkodean penebalan pada sistem saraf perifer
mRNA sedikit untuk IL-4 atau IL-10.27 dan terjadi anestesia, yang merupakan
Sel CD4+ pada lesi tuberkuloid terlihat gambaran klinis dari MH tipe TT.20
memproduksi IFN-γ. Keberadaan sitokin
tipe 1 kemungkinan menghasilkan sel T 2.3.2.2. Imunopatogenesis MH tipe LL
yang kuat dan aktivasi makrofag, hasilnya Pada tipe lepromatosa, predominan
adalah respon SIS yang melokalisir infeksi.4 limfosit CD8+ (CD4+/CD8+=1:2). pada
Pada tipe TT dengan tes Mitsuda jaringan lepromatosa mempunyai profil anti-
positif, terjadi fagositosis M. leprae secara inflamasi tipe 2 (Th2 atau Th2-like), mRNA
komplit, makrofag akan berubah menjadi IL-4 dan mRNA IL-10 dalam jumlah banyak,
APCs (Antigen presenting cells) yang akan namun sedikit pengkodean mRNA terhadap
mengenali semua informasi antigenic sitokin tipe I. Lebih lanjut sel CD8+ pada
bakteri pada permukaannya. Komponen lesi lepromatosa memproduksi IL-4, selain
bakteri ini akan dikenali oleh MHC kelas itu sitokin tipe 2 yang ditemukan pada lesi
II, selanjutnya akan menginduksi IL-12 lepromatosa kemungkinan menyebabkan
untuk mengaktivasi sel T naïf. Sel T naïf respon antibodi yang kuat, namun secara
kemudian akan mengalami maturasi, bersama-sama menghambat respon sel T dan
proliferasi dan diferensiasi menjadi sel makrofag, sehingga melanjutkan perjalanan
T memori tipe I yaitu Th1 (CD4+) dan Tc1 infeksi.4 Tipe lepromatosa ditandai dengan
(CD8+) yang mensekresikan sitokin seperti pembentukan granuloma yang rendah.
(TNF-α, IFN-γ dan IL-2). Selama maturasi, Produksi mRNA secara predominan berupa
sel T mengekspresikan cutaneus leucocyte sitokin IL-4, IL-5 dan IL-10. IL-4 berperan
antigen (CLA) pada permukaannya yang dalam pengaturan TLR2 pada monosit dan
berguna untuk memudahkan sel T memori IL-10 akan menekan produksi IL-12. Ini
masuk ke pembuluh darah dan bermigrasi ke berhubungan dengan jumlah limfosit CD8+
kulit. Akibat adanya IFN-γ dan IL-2, makrofag yang meningkat pada lesi lepromatosa.17
lain juga akan teraktivasi untuk membunuh Pasien MH tipe LL memiliki tes Mitsuda
basil MH hingga terbentuk sel epitelioid negatif. Pada tahap awal tipe LL, makrofag
dan sel Langhans. Bila terdapat MHC kelas
akan memfagosit basil dengan vakuola banyak, simetris, dan tidak berbatas tegas.
fagositik atau fagosom dan bereplikasi. Pada Peradangan yang muncul juga menyebabkan
saat yang sama, makrofag akan memproduksi lesi menjadi lebih eritematosa.20
lisosom yang berisi enzim hidrolitik termasuk
fosfolipase. Lisosom akan bergabung dengan 2.4. Klasifikasi
fagosom membentuk fagolisosom (berbusa). Dikenal beberapa jenis klasifikasi
Pada saat enzim lisosomal ini mencapai kusta, yang sebagian besar didasarkan
basil akan terjadi lisis parsial karena pada tingkat kekebalan tubuh (kekebalan
adanya defisiensi fungsional dari lisosomal seluler) dan jumlah kuman. Beberapa
fosfolipase, dan menyebabkan informasi klasifikasi MH di antaranya adalah :
antigenik yang tidak lengkap.20
a) Klasifikasi Ridley Jopling (1962)
Sel MH yang sudah terbentuk akan Berdasarkan gambaran imunologis,
difagosit oleh makrofag Mitsuda negatif lain Ridley dan Jopling membagi
yang menghasilkan informasi neoantigenik tipe MHmenjadi 6 kelas yaitu:
yang lengkap dan berperan sebagai NAPCs tuberculoidtuberculoid (TT), borderline
(New Antigen Presenting Cells). Pada saat tuberculoid (BT), borderlineborderline
berhubungan dengan MHC kelas II, proses (BB), borderline lepromatous (BL)
ini melibatkan imunitas humoral yang dan lepromatous – lepromatous
berhubungan dengan CD4+ limfosit T (Th2) (LL) 4,7,13,19 Klasifikasi Ridley ini
dan akan menghasilkan IL-4 dan sitokin lain bermanfaat untuk mengelompokkan
seperti IL-5, IL-6 dan IL-10. Pada tipe LL, pasien terutama berdasarkan imunitas.4
NAPCs juga berhubungan dengan MHC I dan
menstimulasi CD8+ limfosit T (Tc-s) yang b) Klasifikasi WHO ( 1997 )
bisa meningkatkan kematian sel MH. Selain Pada pertengahan tahun 1997 WHO
itu akan terjadi aktivasi limfosit B dan Expert Committee menganjurkan
terbentuk sel plasma dan antibodi serum klasifikasi MH menjadi pausi basiler (PB)
anti-M. leprae, IL-1 dan TNFα. Semua sitokin lesi tunggal, pausi basiler (PB lesi 2-5)
ini juga dihasilkan pada reaksi MH tipe 2 ( dan multi basiler (MB). Sekarang untuk
ENL) dan jika terdapat sirkulating kompleks pengobatan PB lesi tunggal disamakan
imun dan adanya leukoklastik vaskulitis dengan PB lesi 2-5. Sesuai dengan jenis
maka akan timbul fenomena Lucio.20 regimen MDT (multi drug therapy)
maka penyakit MH dibagi dalam 2 tipe,
Adanya kondisi anergi dimana tidak yaitu tipe PB dan MB. Klasifikasi WHO
terdapatnya respons invitro meskipun (1997) inilah yang diterapkan dalam
secara klinis telah tampak suatu penyakit, program pemberantasan penyakit MH
tidak adanya respons spesifik dari sel T, di Indonesia.7,13
dan gagalnya penderita MH tipe LL untuk
menghasilkan IL-2 dan IFNγ sehingga tidak 2.5. Gejala Klinis dan Gambaran
terbentuk tuberkel, memberikan kondisi Histopatologi
terus berkembang biaknya basil MH sehingga
terus menimbulkan peradangan dan Gambaran klinis MH mencerminkan
memberikan hasil positif (BTA positif) pada gambaran histopatologi, yang bergantung
pemeriksaa bakteriologis. Selain itu jumlah pada keseimbangan antara multiplikasi
kuman yang bertambah banyak dan bisa basil dan respon imunitas selular host.
menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan Gejala klinis dan histopatologi berbeda
infeksi tidak lagi terlokalisir seperti halnya sesuai dengan klasifikasi dan respos imun
pada MH tipe TT, akan memberikan gambaran yang terjadi pada masing-masing tipe.4
klinis yang lebih berat seperti lesi yang sangat
defisit sensorik, biasanya pada tungkai, basil tahan kering.4 Adanya infiltrasi tuberkuloid dan tidak
2.5.1 Tipe Indeterminate (I) tidak berambut dan kering.4 Adanya
asam dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat adanya kuman
infiltrasi merupakan
tuberkuloid dantanda
tidakterdapatnya
adanya
MH indeterminate menunjuk pada lesi
kecil. Sedikit penurunan sensasi mungkin ada.
awal, muncul sebelum ada respon imunologi kuman
respons imun merupakan pejamu yang tandaadekuat
terdapatnya
terhadap
Kebanyakan
definitif lesi sembuhpenyembuhan
untuk secara spontan, tetapi kira-
ataupun respons
MH.4,9,12,19,21imunGambaran pejamu yangdapat
granuloma adekuat
terlihat
respon granulomatosa. terhadap MH.4,9,12,19,21 Gambaran granuloma
kira 25% berkembang menjadiSecara
tipe lain. klinis,
4
Secaralesi pada dermis,
dapat terlihat terdiri
padaatas sel epitelioid,
dermis, sel datia
terdiri atas sel
kulit tampak makula sedikit hipopigmentasi
histopatologi tampak sebukan
defisit sensorik, ringan limfosit dan Langhans,
epitelioid, 4 dan limfosit.
sel datia Sering mengelilingi
Langhans, bundel
dan limfosit.
atau Patch, biasanya
denganpadaatau tungkai,
tanpa basildefisit
tahan kering. Adanya infiltrasi tuberkuloid dan tidak
makrofag dibiasanya
sekitar pembuluh darah basil
dan Sering mengelilingi bundel neurovaskular,
sensorik,
asam dapat ditemukan pada tungkai,
dalam jumlah yangsaraf,
tahan
sangat neurovaskular,
adanya kuman otot,merupakan
dan dapat merusak kelenjar
tanda terdapatnya
asam dapat ditemukan dalam jumlah otot, dan dapat merusak kelenjar ekrine,
kelenjar
kecil. keringat,
Sedikit dan otot sertasensasi
penurunan proliferasi ringanyang
mungkin sel
ada. ekrine, dapatimun
respons mengikispejamuepidermis
yang dan atau sampai ke
sangat kecil. Sedikit penurunan sensasi dapat mengikis epidermis danadekuat terhadap
atau sampai
7,8
Schwann.
KebanyakanDapat
lesitampak
sembuh invasi
secaralimfosit
spontan, fokal dari saraf
ke perifer.
saraf (Gambar
perifer.
4,9,12,19,21 7,8 2.2)granuloma
(Gambar 2.2) dapat terlihat
mungkin ada. Kebanyakan lesi tetapi kira-
sembuh MH. Gambaran
dermis
secara sampai saraf
kira 25% spontan, di dermis.
berkembang tetapi Tidak
menjadi tipe ditemukan
kira-kira 4
lain. Secara 25% pada dermis, terdiri atas sel epitelioid, sel datia
berkembang
granuloma
histopatologi menjadi
sel epithelioid
tampak tipe
(Gambar
sebukan lain.
2.1).
ringan
7,8 4
limfositSecara
dan Langhans, dan limfosit. Sering mengelilingi bundel
histopatologi tampak sebukan ringan
A makrofag di sekitar pembuluh B darah pembuluh
dan saraf, neurovaskular, otot, dan dapat merusak kelenjar
limfosit dan makrofag di sekitar
darah
kelenjardan saraf,
keringat, kelenjar
dan otot sertakeringat,
proliferasi dan ringanotot
sel ekrine, dapat mengikis epidermis dan atau sampai ke
serta
Schwann.proliferasi ringaninvasi
Dapat tampak sel Schwann.
limfosit fokal Dapat
dari saraf perifer.7,8(Gambar 2.2)
tampak invasi limfosit fokal dari dermis A B
dermis sampai
sampai saraf saraf di dermis.
di dermis. TidakTidakditemukan
ditemukan
granuloma selsel
granuloma epithelioid (Gambar
epithelioid (Gambar2.1).7,82.1).7,8
Gambar 2.2 Tipe MH tuberkuloid. A Sebuah lesi
Gambar 2.2 Tipe MH tuberkuloid. A Sebuah lesi soliter,
A B soliter, anestesi, dan annular, yang telah tampak
anestesi, dan annular, yang telah tampak selama 3 bulan.
selama
Margin yang3 bulan. Margin dan
tajam, eritema, yang tajam,
sisik eritema,
yang lebih dan
jelas. Titik-
sisik yang lebih jelas. Titik- titik
4 merah sentral
titik merah sentral adalah gejala sisa. B MH tuberkuloid.
adalahgranulomatosa,
Neuritis gejala sisa.4limfositosis
B MH tuberkuloid. Neuritisdan
padat di sekitarnya
masuk ke dalam saraf,limfositosis
granulomatosa, dengan giant padat
sel (pewarnaan HE).7
di sekitarnya
Adan masuk ke dalam saraf,
B dengan giant sel
Gambar 2.1 MH indeterminate. A sebukan sel radang kronis di 2.5.3. Tipe Borderline Tuberkuloid
(pewarnaan HE).7 (BT)
sekitar adneksa dan neurovaskular (pewarnaan HE). B
Pandangan dengan kekuatan tinggi dari saraf dermis kecil Lesi
Gambar 2.2 pada tipetuberkuloid.
Tipe MH ini menyerupai
A Sebuahtipe TT,
lesi soliter,
dengan sebukan limfosit di sekitarnya dan basil tahan asam 2.5.3. Tipe
anestesi, Borderline
dan annular, Tuberkuloid
yang telah tampak selama(BT)
3 bulan.
intraneural (panah). Tidak ada pembentukan granuloma berupa
Marginmakula atau
yang tajam, plak dan
eritema, yang sering
sisik disertai
yang lebih jelas.lesi
Titik-
(pewarnaan Wade-Fite).7 Lesi pada tipe ini menyerupai
titik merah
satelit sentral adalah
di pipinya.
tipe TT,
gejalalesi
4
Jumlah B MHsatu
sisa.dapat tuberkuloid.
atau
Neuritismakula
berupa granulomatosa,
atau limfositosis
plak yangpadat di sekitarnya
sering disertai dan
Gambar 2.1 MH indeterminate. A sebukan sel masuk ke dalam
beberapa, saraf, dengan
tapi giant sel (pewarnaan
gambaran HE).7
hipopigmentasi,
radang kronis di sekitar adneksa lesi satelit di pipinya. Jumlah lesi dapat satu
2.5.2. Tipe Tuberkuloid (TT) dan neurovaskular
(pewarnaan
Gambar HE). B Pandangan
2.1 MH indeterminate. A sebukandengan kekuatan
sel radang kronis di atau beberapa,
kekeringan
2.5.3. Tipe tapi
kulit, gambaran
atau
Borderline skuama hipopigmentasi,
tidak sejelas
Tuberkuloid (BT) tipe
sekitar Lesi ini saraf
adneksa
tinggi dari mengenai
dan dermis kulit dandengan
neurovaskular
kecil saraf, sebukan
(pewarnaanbisaHE).
satu B kekeringan kulit, atau skuama tidak sejelas tipe
Pandangan dengan kekuatan dan
tinggibasil
dari tahan
saraf dermis tuberkuloid.
LesiGranuloma
pada tipe non-kaseosa
ini menyerupai kurang tipejelas
TT,
limfosit di sekitarnya asamkecil tuberkuloid. Granuloma non-kaseosa kurang
atau beberapa
dengan sebukanlesi, dapatdiberupa
limfosit makulabasil
sekitarnya atautahan
plakat,
intraneural (panah). Tidak adadan pembentukan asam dan kerusakan
berupa saraf
ataukurang menonjol. Basil tahan
intraneural (panah). Tidak ada pembentukan granuloma jelas danmakula
kerusakan plak
sarafyang seringmenonjol.
kurang disertai lesi
batas jelasgranuloma
(pewarnaan dan terdapat
Wade-Fite). 7 central healing.
(pewarnaan Permukaan
Wade-Fite).7
asam
Basil sering
tahan
satelit di absen.Gangguan
asam sering
pipinya. saraf
lesitidak
absen.Gangguan
Jumlah dapatseberat tipe
saraf
satu atau
lesi dapat bersisik dengan tepi yang meninggi. tidak seberat tipe tuberkuloid, dan biasanya
4,9,12,19,21
2.5.2 Tipe Tuberkuloid (TT) tuberkuloid,
beberapa, dan tapi biasanya
gambaran asimetris.
hipopigmentasi,
Biasanya terdapat
2.5.2. Tipe penebalan
Tuberkuloid (TT) saraf perifer,
asimetris.4,9,12,19,21 Gambaran perkembangan
Gambaran
kekeringan perkembangan
kulit, atau tuberkel lambat dan
Lesi ini mengenai kulit dan21saraf, bisa tuberkel lambat dan skuama
terdiri tidak
atas sejelas
limfosit tipe
kelemahan ototinidan
Lesi sedikit kulit
mengenai rasa gatal. Lesi kulit
satu atau beberapa lesi,dandapat
saraf, bisa satu
berupa terdiri
yang atas limfosit
mengelilingi
tuberkuloid. yangnon-kaseosa
bundel
Granuloma mengelilingi
neurovaskuler bundel
kurang dan
jelas
biasanya
makula asimetris,
atau
atau beberapa anestetik,
lesi, plakat,
dapat berupatidak
batas berambut
makulajelas dan
dan
atau plakat, infiltrasi kelenjar liur dan M. Pili erektor.
neurovaskuler
dan kerusakan dansaraf
infiltrasi
kurangkelenjar liur dan
menonjol. M. Pili
Basil tahan
terdapat central
batas jelas dan healing.
terdapat Permukaan
central healing. lesi
Permukaan Sel datia Langhans bervariasi jumlahnya dan
dapat bersisik dengan tepi yang meninggi. asambesar
tidak sering ukurannya.
absen.Gangguan saraf tidak biasanya
Granuloma seberat tipe
lesi dapat terdapat
Biasanya bersisik dengan tepi yang
penebalan sarafmeninggi.
perifer, pada pleksus vaskuler superfisial tapi 4,9,12,19,21
tidak
tuberkuloid, dan biasanya asimetris.
kelemahan otot dan
Biasanya terdapat sedikit saraf
penebalan rasa gatal.
perifer,
21
menginfiltrasi sampai epidermis. 7,8 (Gambar
Gambaran perkembangan tuberkel lambat dan
Lesi kulitotot
kelemahan biasanya asimetris,
dan sedikit anestetik,
rasa gatal.21 Lesi kulit 2.3)
terdiri atas limfosit yang mengelilingi bundel
biasanya asimetris, anestetik, tidak berambut dan
neurovaskuler dan infiltrasi kelenjar liur dan M. Pili
yang disebut dengan MH lepromatosa difusa MH harus ada minimal satu tanda utama
primer, atau disebut juga “la lepra bonita”. atau cardinal sign.21,22 Tanda utama
Erupsi fenomena Lucio ditandai dengan lesi tersebut yaitu,
nekrotik simetris pada ekstremitas (eritema a. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
nekrotikans).18 Fenomena Lucio ini biasanya Kelainan dapat berbentuk bercak
terjadi sebelum pengobatan dimulai. Semua keputihan (hipopigmentasi) atau
pasien fenomena Lucio ini mempunyai kemerah-merahan (eritematosa) yang
titer imun kompleks sirkulasi yang tinggi mati rasa (anestesi)
dan cryoglobulin yang tinggi.9 Gambaran
histopatologi tampak perubahan vaskuler b. Penebalan saraf tepi yang disertai
kritikal di mana terjadi proliferasi endothel dengan gangguan fungsi saraf akibat
berhubungan dengan trombosis pembuluh peradangan saraf (neuritis perifer),
ada pada pembuluh darah ukuran medium pada dermis dan bisa berupa :
darah ukuran medium pada dermis dan
ng terjadi subkutis. Ditemukan
subkutis. Ditemukanbasil tahantahan
basil asam asam
pada dinding
pada 1). Gangguan fungsi sensoris : mati
an respon dinding endothel. (Gambar
endothel. (Gambar 2.7) 2.7) rasa
2). Gangguan fungsi motoris :
aksi MH A B paresis, paralisis
jadi 25% 3). Gangguan fungsi otonom : kulit
buh akan kering dan retak
in dari c. Adanya kuman tahan asam di dalam
C D pemeriksaan kerokan jaringan kulit
antigen.
(BTA positif) pada pasien lepromatosa
bkan oleh dan borderline.22
ada akan Pemeriksaan histopatologis digunakan
nya akan untuk menegakkan diagnosis MH, terutama
pada anak- anak, bilamana pemeriksaan
embentuk
Gambar 2.7 Reaksi MH tipe I, II dan III. A Lesi saraf sensoris sulit dilakukan.20
Gambar 2.7 Reaksi MH tipe I, II dan III. A Lesi reaksi MH tipe
antibodi reaksi
III MH tipeLucio),
(fenomena III (fenomena
menunjukkanLucio), menunjukkan
karakteristik infark
karakteristik infark hemoragik dan perbatasan 1. Morbus Hansen (MH) merupakan
hemoragik dan perbatasan yang bergerigi. Sebuah halo
i dapat yang bergerigi.
eritematosa yang biasanya Sebuah halo
hilang eritematosa
dalam yang lesi
waktu 1 minggu, penyakit infeksi kronik yang disebabkan
g akan nyeri, mencerminkan
biasanya hilang dalam pengobatan
waktu mikrobisida
1 minggu, lesiatau nyeri,
penuaan oleh Mycobacterium leprae, suatu
lesi. mencerminkan
Pasien dengan lepromatosis
pengobatan Latapi memiliki manifestasi
mikrobisida atau organisme intrasitoplasma pada
eks imun infiltrasi
penuaan difus, alopecia
lesi. Pasientotalisdengan bululepromatosis
mata dan alis,Latapi
perforasi
septum hidung, tidak ada lesi nodular, dan pola sarung tangan makrofag dan sel schwann, bersifat
memiliki manifestasi infiltrasi4 difus, alopecia totalis
engendap pada gangguan sensorik parah. B Reaksi MH tipe 1 intra selular obligat, dengan saraf
bulu mata dan alis, perforasi septum hidung,
(hipersensitivitas lambat). Erosi granulomatosa pada
tis.7 epidermis,ada
tidak lesi nodular,
gambaran ini tidak dan
biasapola sarung
ditemukan tangan
pada MH yang
perifer sebagai target utama, menyebar
pada gangguan sensorik parah.4
tidak reaktif (HE). C Reaksi MH tipe II (eritema B Reaksi MHnodosum
tipe ke kulit, mukosa traktus respiratorius
1 (hipersensitivitas
leprosum). Makrofag dengan lambat).vakuola
Erosi granulomatosa
dan infiltrat sel bagian atas, dan dapat ke organ lain,
polimorfonuklear
pada epidermis,(HE). gambaranD Reaksi MH biasa
ini tidak tipe IIIditemukan
(fenomena
an reaksi lucio).
termasuk mata, saluran pernafasan,
pada Pada pembuluh
MH yang tidakdarah
reaktif di dermis
(HE). C menunjukkan
Reaksi MH basilus
tipe
yang berlimpahnodosum
II (eritema dalam sel leprosum).
endotel (Wade-Fite stain).
Makrofag
7
dengan kelenjar getah bening, testis, dan
hubungan persendian kecuali susunan saraf pusat.
vakuola dan infiltrat sel polimorfonuklear (HE). D
ena Lucio 2.7.Diagnosis
Reaksi MH tipe III (fenomena lucio). Pada pembuluh 2. Morbus Hansen dapat menyerang
darah di dermis
Diagnosis MHmenunjukkan
didasarkan basilus
pada yang
gambaran
ngan MH semua orang. Laki-laki lebih banyak
berlimpah dalam sel endotel (Wade-Fite stain).7
klinis, bakteriologis dan histopatologis. Untuk terkena dibandingkan wanita dengan
juga “la
perbandingan 2 : 1. Penyakit ini dapat
ditandai 2.7. Diagnosis
menetapkan diagnosis klinis penyakit MH harus ada
mengenai semua umur, frekuensi
stremitas minimal satu tanda
Diagnosis utama atau pada
MH didasarkan cardinal sign.21,22
gambaran terbanyak adalah pada umur 15-29
klinis, bakteriologis
Tanda utama tersebut yaitu,dan histopatologis. tahun.
ucio ini
Untuk menetapkan diagnosis klinis penyakit
dimulai. a. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
na terjadi
REVIEW ARTIKEL
Partisipasi
fakultas - fakultas
antusias sekali
terutama pada
upacara 17 Agustus,
alumni juga
dilibatkan dalam
acara Dies Natalis
tahun ini, diundang
pada acara puncak,
karena alumni
itu juga menjadi
ambassador di
dunia kerja, jadi
nghargaan Gelar alumni harus: Dr.
Terbanyak tetap
Dr. Yenita, S.E., M.M., M.B.A., M.Si., M.T., Gelar
M.H., Terbanyak
Penghargaan :
kita dilibatkan.
k., M.E., M.I.Kom., M.M.S.I. Dr. Dr. Yenita, S.E., M.M., M.B.A., M.Si.,
M.T., M.H.,
4. Apakah pesan M.Pd., M.Ak., M.E., M.I.Kom., M.M.S.I.
yang ingin
disampaikan di Dies Natalis tahun sesuai bidang-bidangnya untuk kemajuan
ini? Indonesia, kita juga bisa berkiprah di
kancah Internasional. Kerjasama dengan
Pesan Dies Natalis tahun ini, kita Internasional sudah banyak, student
harus menjaga kualitas pendidikan dan exchange. Pesan Untar untuk Indonesia
bisa memberikan ilmu yang kita punya tidak hanya tahun ini selesai tapi masih
terus bergulir. Apa yang kita lakukan bukan
untuk diri sendri tapi berbagi dengan pihak
lain.
akyat
Pesta R
Prof Meily senang melakukan perjalanan telah mendidik banyak sekali generasi
/ travelling, juga kuliner dan memasak. penerus di bidangnya. Dan ia telah pula
Tetapi tidak halnya dengan belanja. sangat memperhatikan pendidikan orang-
Belanja tidak termasuk hobbynya. Ia juga orang kecil di sekitarnya. Ia pernah tampil
rajin melakukan olah ragaseperti jalan di acara Kick Andy, mendampingi anak
pagi yang tekun dilakukan 2 kali seminggu, didiknya, Abdul Kadir, yang merupakan
senam pagi 5 kali seminggu dan jika hujan anak ke-7 dari 8 bersaudara buruh tani di
diganti dengan bersepeda statis di rumah. daerah terpencil di Madura yang telah lulus
dari pendidikan S2 di Irlandia. Ia juga sukses
menyekolahkan anak supir pribadinya
hingga lulus menjadi dokter, dari FK Undip
pada tahun 2012 dan sekarang bekerja di
PKM Cibubur. Saat ini, ia pun sedang untuk
melanjutkan menjadi guru. Sungguh banyak
hal yang kita bisa pelajari dari Prof Meily.
Ia percaya bahwa dalam hidup, kuasa dari
Tuhan Yang Maha Kuasa adalah nyata.
Motivasi, Kenangan dan Pembuktian Diri dr. Amrita masuk FK UNTAR, untuk lulus
Dr. Amrita Devi, Msi, SpKJ. dokter cantik menjadi seorang dokter masih harus
yang ceria ini memulai studinya di melewati ujian negara, sehingga kuliah
Fakultas Kedokteran UNTAR tahun 1991. kedokteran terkenal susah, memakan
Motivasi awal dr. Amrita masuk kedokteran waktu yang cukup lama, menguras pikiran,
sebenarnya hanya untuk menyenangkan tenaga, dan emosi dalam perjalanannya.
orang tuanya karena dulu ayah dr.Amrita Namun dibalik semua itu banyak kenangan
sempat kuliah di fakultas kedokteran yang manis, lucu dan menarik yang sampai
Trisakti, namun harus terhenti di tengah saat ini tidak terlupakan bagi
jalan karena adanya peristiwa G30s PKI, dr.Amrita, bagaimana bersama teman-teman
sedangkan ibundanya ingin sekali menjadi 1 angkatan yang hampir mencapai 100an
dokter akan tetapi keadaan ekonomi orang ramai-ramai melakukan ujian perbaikan
keluarga tidak mendukung. Pada saat pada salah satu mata kuliah (Anatomi)
karena hanya 2 orang yang berhasil lulus,
juga betapa serunya bersama teman-teman
berburu soal-soal lama untuk panduan belajar
menghadapi ujian negara yang kemudian
setelah dipelajari lengkap dengan catatan
dan buku yang ada, ternyata tidak ada
satu pun yang keluar di ujian (entah
darimana sumbernya soal-soal ujian
itu), kesempatan bertemu banyak
teman baru, dokter-dokter dari
fakultas kedokteran universitas lain
saat ujian negara, dan tentunya
banyak juga kenangan dimasa
“KoAs” yang menarik dan tidak
terlupakan, salah satunya
pada tahun 1998 dr. Amrita
sedang menjalani koas di
stase Penyakit Dalam di
RSSW, beliau sempat
diajak oleh Prof.
Abdul Mun’im
untuk ikut
mengautopsi
4 jenasah
yang ada saat itu. Seiring berjalannya waktu berhubungan dengan narkotika dan obat-
semua hal yang dilalui dr. Amrita pada obatan terlarang tersebut di tahun 2002.
akhirnya merubah dan menguatkan motivasi Jenjang karir dr. Amrita sebagai PNS di
beliau dari sekedar menyenangkan orang BNN pusat, dimulai dari jabatan sebagai
tua menjadi sebuah tantangan pembuktian Kepala Seksi lalu berlanjut sebagai Kepala
diri bahwa dari sekian banyak calon-calon Subdirektorat di Direktorat Instansi
dokter yang berjuang bersama, dirinya Pemerintah yang masih berada di ruang
juga pasti termasuk salah satu yang bisa lingkup Deputi Rehabilitasi, kemudian
melewati masa-masa sulit perkuliahan dan beliau di tempatkan di Direktorat Komponen
berhasil menyelesaikannya. Setelah lulus Masyarakat, dan mendapatkan kesempatan
sebagai dokter, pada tahun 2002 dr. Amrita untuk turun ke wilayah menjadi Kepala BNN
melanjutkan studinya dengan mengambil kota Jakarta Selatan selama kurang lebih 2
program S2 di bidang Administrasi Kebijakan tahun. Selama kurun waktu tersebut berbagai
Pelayanan Publik di Universitas Indonesia. pendidikan penjenjangan kepegawaian dan
Lalu sehubungan dengan pekerjaan yang pelatihan diklat dari tingkat 4, 3, 2 dijalani
dijalaninya saat itu di Badan Narkotika dr.Amrita dengan baik dan lancar yang
Nasional dimana terlihat nyata eratnya membawanya terus naik ke posisi jabatan
hubungan antara penyalahgunaan narkoba yang sekarang yaitu Kasubdit (Kepala Sub
dengan gangguan kejiwaan maka dr. Amrita Direktorat) Penguatan, Pascarehabilitasi,
pun terinspirasi untuk kembali melanjutkan Deputi bidang Rehabilitasi BNN.
kuliahnya dengan mengambil spesialisasi
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) di Universitas Selain memberikan waktunya untuk
Indonesia pada tahun 2009. Dalam benaknya mengurusi para penyalahgunaan narkoba,
saat itu kalau bukan dari kita yang mau mulai dokter yang murah senyum dan asyik diajak
perduli siapa lagi yang akan perduli dengan berbincang ini juga praktek di Klinik SOS
mereka (orang-orang yang terlibat penyalah Internasional Cipete dan di BEHAVE Clinic
gunaan narkoba.red) di kemudian hari. yang berada di gedung Permata Kuningan.
Behave Clinic merupakan klinik Mental Health
Idealisme muda yang berbuah manis & anak yang didirikan bersama beberapa
temannya, berangkat dari idealisme akan
Ibu dari 4 orang anak yang selalu tampak kepedulian bahwa masalah yang ada dalam
energik ini setelah lulus mengawali karyanya kehidupan ini sebenarnya banyak sekali akan
sebagai dokter di SMF Penyakit Dalam tetapi ternyata masih banyak orang yang
RS Pusat Polri (RSPP) Kramat Jati. Suatu menutup diri dan takut untuk berkonsultasi
waktu datang sebuah kesempatan untuk dengan psikiater, takut dianggap tidak
bisa berkarya di tempat yang lebih luas waras, takut diberi obat, takut akan
hubungannya dengan kemajuan generasi stigma dari masyarakat yang masih banyak
muda Indonesia, ada seorang dokter senior menganggap orang yang berkonsultasi
BNN (Badan Narkotika Nasional) yang dengan psikiater adalah mereka yang
datang ke RSPP Kramat Jati , dokter senior termasuk dalam kelompok gangguan jiwa.
tersebut mencari dokter-dokter muda yang Hal ini menciptakan sebuah pemikiran untuk
memiliki perhatian terhadap masa mempermudah akses bagi mereka yang ingin
depan bangsa, saat ditanyakan siapa membuka diri untuk sekedar sharing akan
yang tertarik? Berbekal idealisme akan masalah dalam kehidupannya, dan ternyata
keinginan mendukung Indonesia menjadi ketika mereka mencoba datang mereka
negara yang lebih baik, dengan mantap dr. merasa hidup mereka berubah menjadi
Amrita langsung mengikuti kata hatinya lebih nyaman dan ringan, sehingga secara
untuk ikut bergabung dalam institusi yang tidak langsung juga merubah stigma bahwa
“It’s ok untuk bertemu dengan psikiater “full blown” (kondisi gangguan kesehatan
utk sekedar sharing” karena pada dasarnya jiwa yang berat) baru keluarga datang
seorang psikiater hanya memberikan obat minta pertolongan, atau pada beberapa
sesuai dengan indikasi medis. kasus berujung pada keterlibatan dalam
Bagaimana menyikapi sebuah tantangan tindak kriminal dan tertangkap oleh pihak
dengan baik, kunci kita bisa terus maju, kepolisian. Satu tantangan lagi dalam hal
berkembang, dan bertahan. penyebaran obat-obatan terlarang ini yaitu
adalah suatu hal yang menarik bahwa narkoba
Ketika ditanya apa hal yang menarik dari ini sebenarnya tersebar diseluruh wilayah di
pekerjaan saat ini? Sempat terdiam sejenak Indonesia, kita tau bahwa kondisi geografis
sebelum satu kata terucap “Tantangannya”, Indonesia merupakan negeri kepulauan,
tantangan yang dihadapi setiap waktu sehingga pada saat narkoba ini sudah sampai
sangat beragam dan membuat dr. Amrita di provinsi- provinsi di kepulauan menjadi
serta koleganya selalu mendapatkan banyak agak sulit untuk dijangkau. Segala cara
tambahan pengalaman baru. Saat di BNN terbaik selalu dipikirkan oleh BNN bagaimana
tingkat pusat dalam hal kebijakan, harus memutuskan mata rantai peredaran narkoba
selalu melihat bagaimana bisa merumuskan ini dari pelabuhan tikus yang tidak ada
kebijakan-kebijakan yang baik dan tepat untuk pengawasannya,dimana di saat yang sama
mengatasi pemasalahan penyalahgunaan peredaran narkoba itu tetap berlanjut dibawa
narkoba ini. Dalam hal perkembangan zat- ke seluruh wilayah di Indonesia. Bagaimana
zat obat, terdapat banyak jenis zat yang supaya masyarakat kita terjaga agar tidak
mana selalu saja berkembang menjadi hal- terlibat dalam penyalahgunaan narkoba
hal yang baru, tidak lagi terpaku dengan ini, karena pada kenyataannya pelabuhan-
ganja,shabu,amphetamine, tapi dengan pelabuhan itu tidak hanya menjadi tempat
zat-zat sintetik baru seperti contoh salah transit tapi juga menjadi tempat penjualan.
satunya tembakau gorilla, yang sudah tidak
berbentuk, tidak berwarna, tidak berbau, Banyak hal yang menarik dan menjadi
tetapi setelah diminum efeknya baru akan pembelajaran di lapangan saat dr.Amrita
muncul seperti halusinasi, euphoria, gangguan menjadi Kepala BNN di Jakarta Selatan,
memori, gangguan prilaku (terutama) dan karena berawal dari karya di kantor pusat
jika dilakukan tes urine hasilnya negatif, yang merupakan pembuat kebijakan dan
tidak terdeteksi, karena kemampuan alat regulasi yang selalu berusaha melihat apakah
tes urinnya tidak untuk mengidentifikasi wilayah mampu untuk melaksanakan, ketika
zat-zat baru tersebut. Namun karena di BNN akhirnya berada di wilayah sebagai Kepala
terdapat laboratorium yang dapat dikatakan BNN baru benar-benar melihat bahwa situasi
paling canggih se Indonesia Raya jd tetap dan kondisi yang ada itu tidak seperti yang
bisa dilakukan tes konfirmasi yang mana terpikirkan selama ini, masyarakatnya
hasilnya keluarlah zat-zat baru yang belum masih tidak peduli, perangkat pemerintah
ada regulasinya. Selain dalam hal kebijakan dan swastanya juga tidak semuanya peduli,
dan ragam zat obat, tantangan lain berada walaupun Jakarta Selatan itu dibanding
pada stigma di masyarakat yang juga masih kotamadya lainnya, termasuk daerah yang
cukup kental menganggap penyalahgunaan tingkat pendidikannya lebih tinggi, namun
narkoba adalah aib, sehingga banyak kasus ternyata tidak semudah itu menyakinkan
dimana apabila ada anggota keluarga yang pihak-pihak terkait dalam melakukan
bermasalah, walaupun tahu itu adalah koordinasi dengan suku dinas–suku dinas untuk
hal yang tidak benar tapi keluarga tetap bisa sama-sama menunjukan kepedulian
menutupi karena malu dengan tetangga, kepada masyarakat, disamping itu juga ibu
sehingga akhirnya jatuh dalam keadaan Kepala BNN ini harus merintis dari awal
pembangunan klinik BNN yang pada akhirnya Impian untuk keluarga dan masyarakat
didukung penuh oleh walikota kotamadya Di sela-sela kesibukannya dr.Amrita Devi
setempat dan seiring dengan berjalannya mempunyai hobi bermain piano dan
waktu masyarakat sekitar juga bisa percaya membaca buku. Sebagai seorang ibu dari 4
kalau bisa melakukan rehabilitasi di klinik orang anak ada suatu keinginan sebagai orang
BNN tersebut dengan penjaminan bahwa tua untuk bisa memberikan yang terbaik
kalau datang/lapor ke BNN akan adanya sebagai bekal untuk hidup mereka supaya
penyalahgunaan narkoba maka akan mereka bisa terus tumbuh dan berkembang
diarahkan untuk direhabilitasi dan tidak akan menjadi seorang anak yg bermoral baik,
ditangkap. Ada sebuah kisah yang berkesan berbudi pekerti baik yang berjalan di jalan
dimana pada suatu sore ada anak muda yang yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat
dibawa oleh kepolisian untuk di rehabilitasi luas. Harapan secara global tentu saja
secara gratis karena dalam penangkapannya supaya ke depannya kita sebagai anak bangsa
tidak ditemukan barang bukti, pada saat anak bersama-sama bisa terus meningkatkan rasa
itu sedang di assesmen (pemeriksaan fisik, saling peduli satu dengan yang lain, “Let’s
wawancara klinis,dan lain-lain) datanglah create awareness and care” terhadap
ibunya dengan menggunakan sandal lingkungan kita sehingga bisa
dan kakinya penuh tanah bersama-sama mendeteksi dini akan
dan ketika adanya penyalahgunaan narkoba
ditanya “ibu dan gangguan jiwa.
darimana?”Ibu
itu menjawab Sapaan hangat untuk adik-adik
“dari kuburan”, FK UNTAR dan rekan-rekan
dia mengatakan Alumni
suaminya langsung
serangan jantung Sebagai seorang alumni FK
dan mendadak UNTAR, dr. Amrita ingin
meninggal ketika mengajak alumni FK UNTAR
mendengar anaknya untuk “Let’s do something” untuk FK
ditangkap polisi, ibu itu UNTAR. Lulusan-lulusan FK UNTAR banyak
bingung sekali harus bagaimana dalam waktu yang sudah sukses dan berhasil, ayo kita
yang bersamaan harus mengurus jenasah, sharing ilmu dan pengalaman kita untuk
pemakaman suami dan membebaskan memotivasi adik-adik mahasiswa FK UNTAR
anaknya. Peristiwa itu benar-benar menjadi untuk mengembangkan diri mereka dan
pengingat bahwa dalam bekerja jangan mengembangkan FK UNTAR.
pernah memanfaatkan kesempatan dalam Untuk adik–adik mahasiswa, dr. Amrita
kesempitan, jangan memanfaatkan situasi ingin memberikan pesan bahwa perjalanan
kesusahan orang lain untuk kepentingan menjadi seorang dokter bukanlah suatu
kita pribadi, karena seperti yang diketahui perjuangan yang mudah, tantangan ke
kalau kasus penyalahgunaan narkoba itu depannya akan sangat berat dan menjadi
sering di salah artikan dan dimanfaatkan. seorang dokter bukanlah akhir dari suatu
Sampai sekarang hal ini selalu menjadi perjuangan tetapi awal dari suatu perjuangan
“reminder”dalam bekerja apa pun situasi untuk mencari bentuk perjuangan di lini
dan kondisinya bekerjalah yang benar, karena yang mana yang akan diambil. Ingatlah dan
negara memang butuh untuk dibantu dalam lakukan apapun dengan sepenuh hati dan
melakukan perubahan dan mereka yang selalu berpikiran positif dan berangkat dari
terlibat dalam penyalah gunaan obat-obat nawaitu (niat). Jangan pernah berhenti
terlarang membutuhkan pertolongan. menjadi orang yang baik.
UMRC (Unit Medis Reaksi Cepat) FK Untar memiliki beberapa kegiatan setiap tahunnya.
Sejak dibentuk tahun 1998, UMRC telah aktif dalam membantu masyarakat umum dalam
bantuan medis baksos dan lainnya. Kegiatan pelatihan pembekalan untuk mahasiswa
adalah salah satu kegiatan yang rutin diadakan oleh UMRC FK UNTAR sejak tahun 2001,
Kegiatan tahun ini diadakan pada tanggal 5 Oktober 2019, yang diikuti oleh angkatan 2018
dan 2019. Ketua UMRC, Ferdinan mengadakan pelatihan ini sebagai acara tahunan bagi
angkatan baru. Ketua panitia pada Pelatihan Harian Dasar 2019 adalah Caitlym Natasha,
bersama tim nya telah memberikan ilmu yang berguna bagi adik-adik angkatan 2018 dan
2019. Pelatihan ini diikuti dengan sangat antusias terbukti dengan jumlah peserta sebanyak
140 mahasiswa. Adapun pelatih dalam kegiatan ini semuanya merupakan dokter-dokter
Alumni FK Untar. Pada kegiatan ini dilatih oleh Dr. Tonka Wisabayu Kelana, MKK,Ch,CHt
Reuni Alumni FK
UNTAR Angkatan
82 pada tanggal
17 November
2019 di Jakarta
Reuni
Alumni
FK UNTAR
Angkatan 97