Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Volume 2 Nomor 2 Tahun 2017


Hal 27 – 31
Agustus 2017

UPAYA MANAJEMEN WAKTU DALAM MENGATASI


STRES AKADEMIK MAHASISWA

Putri Chairina Saffira, Dahliana, Said Nurdin


Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Email: putrich95@gmail.com

ABSTRACT

Academic stress can interfere with the completion of the final task and add to the study period of the
student. This study aims to (1) describe students' academic stress and (2) to know the effort of time
management in overcoming academic stress. The method used in this research is qualitative descriptive
approach. This research data is sourced from interview result to 7 students of FKIP Guidance and
Counseling of Syiah Kuala University whose study period has been more than 6 years. Data analysis
techniques used are data reduction, data presentation and conclusion. The findings indicate that the
academic stress symptoms experienced by students are biological reactions of increased heart rate, cold
sweating and tremor; Psychological reactions are experiencing a feeling of nervousness, often forgetting
something, experiencing feelings of sadness and disappointment; as well as behavioral and social
reactions are disrupted in socializing activities, sleep patterns and eating patterns disorders and
increased frequency of smoking. Time management efforts to overcome academic stress are done by
arranging the schedule of activities, noting the types of tasks to be done, preparing before the activities,
planning the effective time to create tasks, searching for task materials and dividing the time between
making tasks and breaks .

Keywords: Time Management, Academic Stress, Student

ABSTRAK

Stres akademik dapat mengganggu penyelesaian tugas akhir dan menambah masa studi mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan stres akademik mahasiswa dan (2) mengetahui upaya
manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini bersumber dari hasil wawancara kepada 7 orang
mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Syiah Kuala yang masa studinya sudah lebih dari 6
tahun. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil temuan menunjukkan bahwa gejala stres akademik yang dialami mahasiswa adalah
berupa reaksi biologis yaitu detak jantung meningkat, keringat dingin dan suara bergemetar; reaksi
psikologis yaitu mengalami perasaan gugup, sering melupakan sesuatu, mengalami perasaan sedih dan
kecewa; serta reaksi tingkah laku dan sosial yaitu terganggu dalam kegiatan bersosialisasi, gangguan pola
tidur dan pola makan serta meningkatnya frekuensi merokok. Upaya manajemen waktu untuk mengatasi
stres akademik yang dilakukan adalah dengan cara menyusun jadwal kegiatan, mencatat jenis-jenis tugas
yang harus dikerjakan, melakukan persiapan sebelum kegiatan, merencanakan waktu efektif untuk
membuat tugas, mencari bahan-bahan tugas dan membagi waktu antara membuat tugas dan istirahat.

Kata kunci: Manajemen Waktu, Stres Akademik, Mahasiswa.

27
Putri Chairina Saffira, Dahliana, Said Nurdin
Upaya manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik.....

PENDAHULUAN

Pendidikan dalam dunia perguruan tinggi mengharuskan mahasiswa menjalani berbagai


tugas maupun peran dan tanggung jawab akademik dan sosial yang menantang baik di
lingkungan kampus mapun di lingkungan sekitar tempat tinggal mahasiswa. Berbagai tugas ini
menuntut mahasiswa untuk menyesuaikan diri dan mengatur diri sebaik-baiknya. Mahasiswa
diberikan kebebasan untuk menentukan tujuan dan target pencapaian kuliahnya. Apabila
mahasiswa memiliki target dan tujuan yang jelas, maka ia akan berupaya menyelesaikan kuliah
tepat waktu sekitar empat tahun dan dan meraih IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi.
Mahasiswa akan berupaya memanfaatkan semua kesempatan selama kuliah untuk mengatasi
berbagai hambatan dan menghadapi setiap masalah yang datang dengan mencari jalan keluar
yang terbaik.
Dalam banyak penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pada semester 1
maupun 2 (tahun pertama) dan semester 7 maupun 8 (tahun terakhir), mahasiswa cenderung
mengalami stres (Zuama, 2014). Pemicu stres mahasiswa diantaranya adalah IPK rendah,
kurikulum yang dirasa terlalu berat, perubahan kurikulum, peraturan akademik diperguruan
tinggi, deadline tugas, hambatan penyelesaian tugas akhir, tuntutan orang tua untuk berprestasi,
keinginan meraih titel Cumlaude, tuntutan untuk segera menyelesaikan kuliah dan banyak
kegiatan organisasi yang ikuti sehingga kurang memiliki waktu istirahat, jarang masuk kelas
dan kurang aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Stres yang dialami mahasiswa ini kemudian
sering di sebut stres akademik.
Stres akademik merupakan respon peserta didik berupa psikologis, fisiologis, perasaan
dan perilaku yang muncul akibat pola pikir negatif dan persepsi yang berlebih terhadap
tuntutan akademik. Olejnik & Holschuh (2007) mengambarkan stres akademik sebagai respon
yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa.
Sementara menurut Alvin (2007) stres akademik muncul dari beberapa hal yang menyebabkan
mahasiswa berada dalam kondisi tertekan dimana adanya tuntutan yang membebani dan
kecemasan jika tuntutan tersebut tidak dapat dipenuhi sehingga tidak ada kesesuaian antara
tuntutan dan hasil yang terpenuhi.
Stres akademik dapat diamati dari sejumlah reaksi. Setiono (1998:9) mengemukakan
bahwa stres dapat menghasilkan ketegangan dalam sistem biologis berupa peningkatan detak
jantung dan pernafasan; psikologis berupa terganggunya sistem kognitif misalnya menggangu
perhatian dan ingatan individu, emosi yang mengarah ke perasaan sedih atau depresi; maupun
reaksi tingkah laku sosial berupa tingkah laku yang berbeda dan kebalikan dari biasanya
misalnya yang biasa tidak perduli menjadi bekerjasama dan menolong.
Pada dasarnya stres akademik dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk manajemen
waktu seperti pernyataan Misra dan McKean (Ekhardhi, 2011) mengatakan bahwa “Mahasiswa
cenderung mengalami stres berkaitan dengan perkuliahan, manajemen waktu, kesehatan, dan
self-imposed”. Davidson (2001:6) mengatakan bahwa “Manajemen waktu adalah menyelesaikan
sesuatu dengan lebih cepat dan bekerja lebih cerdas”. Maksudnya adalah pekerjaan yang
dilakukan dengan manajemen waktu merupakan pekerjaan yang sudah direncanakan dan
dipikirkan terlebih dahulu, pekerjaan menjadi terstruktur dan lebih terkendali dan hasilnya bisa
lebih cepat dirasakan. Dengan adanya perencanaan maka waktu pengerjaan dapat terorganisasi,
jika waktu tidak dapat dimanfaatkan dengan baik bisa saja waktu tersebut dapat menjadi
penghambat kesuksesan.
Menurut Puspitasari (2013) bahwa dalam menentukan suatu prioritas, individu harus
mempunyai beberapa kriteria pekerjaan yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Manajemen
waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu. Forsyth (2009:25) juga menyatakan bahwa “Manajemen waktu adalah
cara bagaimana membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah
efektifitas dan efisiensi juga produktivitas”. Dengan manajemen waktu, individu dapat
memprioritaskan kegiatan yang sebenarnya memiliki konsekuensi tinggi untuk dituntaskan
tetapi cenderung ditunda-tunda penyelesaiaannya. Dengan manajemen waktu maka kita dapat
mempergunakan waktu dengan efisien dan dapat menghasilkan produktivitas yang lebih

28
Putri Chairina Saffira, Dahliana, Said Nurdin
Upaya manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik.....

banyak dan lebih bermanfaat. Selain itu dengan belajar mengatur waktu secara baik individu
dapat belajar mengesampingkan kegiatan-kegiatan yang memiliki tingkat tanggung jawab kecil
dan mengerjakan kegiatan yang lebih penting dahulu.
Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan penjadwalan, mengukur dan
membuat laporan dari kemajuan, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan sebenarnya
di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan
di lapangan pada akhir penyelesaian, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat
terebut, yang terakhir memperbaharui kembali penjadwalan (Mooduto, 2014). Aspek-aspek
manajemen waktu ini sendiri merupakan proses satu dengan yang lainnya.
Macan, dkk (Harun, 2012) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen waktu yaitu:
a. Pemahaman terhadap kontrol waktu, yaitu berhubungan dengan perasaan dapat mengatur
waktu dan pengontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu.
Hal tersebut berupa: kepercayaan seseorang dapat mempengaruhi penggunaan waktu dan
bagaimana seseorang mempersepsikan waktu itu sendiri
b. Menetapkan tujuan dan prioritas, yaitu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
seseorang untuk diselesaikan dan bagaimana individu dapat menetapkan kebutuhan sesuai
prioritas tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Hal tersebut berupa: menentukan
tujuan dan memprioritaskan tujuan secara objektif.
c. Mekanisme manajemen waktu, yaitu cara-cara yang digunakan dalam mengatur waktu
seperti membuat daftar, jadwal dan rencana kerja. Hal tersebut berupa: perencanaan dan
pembuatan jadwal.
d. Kecenderungan untuk terorganisasi, berhubungan dengan memperbaiki, mengubah dan
mengatur lingkungan dalam menyelesaikan tugas. Hal tersebut berupa: kemampuan untuk
mengorganisasikan pekerjaan dan lingkungan kerja.
Gejala stress akademik tampak pada mahasiswa angkatan lama yang seharusnya sudah
menyelesaikan studinya termasuk pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Syiah Kuala. Oleh karena itu penelitian ini berupaya memberikan gambaran stres akademik dan
upaya manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik yang dilakukan mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan untuk


menjelaskan fenomena stres akademik mahasiswa dan upaya manajemen watunya. Adapun
lokasi dalam penelitian ini adalah Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Syiah. Subjek penelitian ini adalah tujuh orang mahasiswa angkatan lama yang belum
menyelesaikan kuliah tepat waktu. Jika tidak menyelesaikan kuliah selama tujuh tahun maka
mahasiswa akan dikenakan Drop Out.
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan
teknik wawancara yaitu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan sesuai dengan masalah yang
telah dirumuskan. Sementara analisis data dilakukan sesuai dengan model analisa data yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Nugroho, 2004) yang meliputi kegiatan dengan cara:
mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Stres Akademik Mahasiswa


Stres akademik mahasiswa dapat mempengaruhi kondisi biologis, psikologis dan
tingkah laku sosial dari mahasiswa yang mengalami tekanan dalam perkuliahan salah satunya
tekanan akan waktu yang singkat untuk segera menyelesaikan kuliah sebelum masa Drop Out.
Stres dapat menghasilkan ketegangan dalam sistem biologis, psikologis maupun tingkah laku
sosial (Setiono, 1998:9).
Adapun ciri-ciri stres akademik yang dialami oleh mahasiswa adalah gejala biologis
berupa: grogi, sakit perut, sakit kepala dan detak jantung yang meningkat. Biasanya mahasiswa

29
Putri Chairina Saffira, Dahliana, Said Nurdin
Upaya manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik.....

mempunyai cara tersendiri dalam mengatasi reaksi tersebut dengan cara membuat badan
senyaman mungkin dengan bernyanyi, menarik dan menghembuskan nafas, istighfar, berbicara
dengan tenang dan beralih ke pembicaan santai untuk mengurangi reaksi biologis dari stres
akademik. Menurut mereka reaksi biologis dari stres akademik tersebut dapat segera diatasi
namun itu hanya bersifat sementara dan dapat terulang kembali jika dihadapkan dengan
kondisi yang menekan.
Sementara dari reaksi psikologis, mereka sering mengalami kelupaan baik dalam
melakukan kegiatan maupun lupa dengan poin-poin yang diingin disampaikan, hal ini terjadi
sebelum mereka melakukan manajemen waktu sementara setelah melakukan manajemen
waktu maka reaksi lupa tersebut dapat di kurangi. Terkait dengan perasaan sedih, mereka
merasa sedih yang mendalam yang di tandai dengan kata “sangat” yang beberapa kali mereka
pakai untuk menjawab pertanyaan wawancara. Adanya tekanan baik dari dalam diri maupun
dari lingkungan keluarga dan teman sekitar. Hal ini menimbulkan motivasi untuk segera
menyelesaikan kuliah namun ada juga yang merasa semakin down dengan tekanan tersebut.
Mengenai reaksi tingkah laku, dari hasil wawancara tidak banyak yang berubah.
Mengenai reaksi tingkah laku bersama keluarga, mereka tidak banyak berubah. Mereka masih
berkomunikasi seperti biasa dengan keluarga dan keluarga tetap mendukung mahasiswa untuk
menyelesaikan kuliah. Namun ada kondisi yang memang orang tua sangat menekankan anaknya
agar cepat menyelesaikan kuliah, namun dari sisi mahasiswanya tetap tidak ada tingkah laku
yang berbeda dengan tua. Tingkah laku dalam sosial tetap berteman seperti biasa namun hanya
mengurangi intensitas pertemuan/bermain saja.

Upaya Manajemen Waktu Mahasiswa


Adapun ciri-ciri manajemen waktu yang dilakukan mahasiswa dengan pemahaman
terhadap kontrol waktu dilihat dari jawaban mereka bahwa waktu itu penting dan mereka
melakukan manajemen waktu dengan menjadwalkan kegiatan keseharian yang berarti mereka
paham tentang pentingnya kontrol waktu dalam keseharian. Menetapkankan tujuan dan
prioritas dilihat dari jawaban atas keinginan mereka untuk segera menyelesaikan kuliah dan
memprioritaskan pengerjaan tugas kampus dan mengurangi jadwal bersantai/bermain.
Mekanisme manajemen waktu Manajemen waktu yang dilakukan mahasiswa dengan
langkah-langkah menyusun jadwal mengerjakan tugas pada jam tertentu yang telah
dijadwalkan, jadwal santai dan bermain lebih dikurangi dari saat sebelum terkena stres
akademik dan memperbanyak jadwal pengerjaan tugas. Mereka memilih untuk mengatasi stres
akademiknya dengan memprioritaskan tugas dan mempercepat selesainya beban tugas, setelah
tugas berkurang maka stres akademik mereka juga otomatis berkurang. Lalu kecenderungan
untuk terorganisasi dilihat dari mengatur lingkungan yang nyaman mudah berkonsentrasi,
membangun mood yang bai dalam membuat tugas kuliah/skripsi. Dari sekian hal ini dapat
dikatakan bahwa mereka telah melakukan manajemen waktu dalam melakukan aktivitas.
Selanjutnya strategi manajemen waktu digunakan mahasiswa dengan mengatur jadwal
kesehariannya, salah satunya jadwal untuk membuat skripsi, mencari referensi, masuk kuliah
dan jadwal konsultasi dengan dosen. Waktu yang singkat menjadi kesempatan yang perlu
dimaksimalkan untuk para mahasiswa akhir untuk menyelesaikan kuliah sebelum masa Drop
Out. Dengan rentang waktu yang singkat untuk menyelesaikan kuliah maka menyebabkan
mahasiswa menjadi rentan terkena stres akademik. Penggunaan waktu yang buruk dapat
menjadi faktor memicu stres akademik dalam kondisi seperti ini.
Upaya manajemen waktu untuk mengatasi stres akademik mereka lakukan dengan cara
menyusun jadwal kegiatan, mencatat jenis-jenis tugas yang harus dikerjakan, melakukan
persiapan sebelum kegiatan, merencanakan waktu efektif untuk membuat tugas, mencari
bahan-bahan tugas dan membagi waktu antara membuat tugas dan istirahat.
Dari uraian diatas dapat di pahami antara lain upaya manajemen waktu dilakukan utuk
mempercepat kerja penyelesaian tugas dan mengurangi dampak stres akademik yang ada.
Peran dari manajemen waktu dapat membantu mahasiswa mempergunakan waktu seefektif
dan seefisien mungkin untuk tidak menunda pekerjaan sehingga tujuan dapat segera terealisasi
dan stres akademik yang dialami menjadi teratasi.

30
Putri Chairina Saffira, Dahliana, Said Nurdin
Upaya manajemen waktu dalam mengatasi stres akademik.....

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai upaya manajemen waktu dalam
mengatasi stres akademik, dapat disimpulkan bahwa stres akademik dapat mempengaruhi
kondisi biologis berupa: grogi, sakit perut, sakit kepala dan detak jantung yang meningkat.
Kondisi psikologis berupa: sering mengalami kelupaan, merasa sedih yang mendalam dan
mengalami tekanan dari luar maupun dalam diri. Serta kondisi tingkah laku dan sosial berupa
mengurangi interaksi dengan teman, pola makan dan pola tidur yang terganggu serta
peningkatan frekuensi merokok. Penggunaan upaya manajemen waktu untuk mengatasi stres
akademik mereka lakukan dengan cara menyusun jadwal kegiatan, mencatat jenis-jenis tugas
yang harus dikerjakan, melakukan persiapan sebelum kegiatan, merencanakan waktu efektif
untuk membuat tugas, mencari bahan-bahan tugas dan membagi waktu antara membuat tugas
dan istirahat.
Sehubungan dengan hasil kesimpulan maka bagi mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Konseling FKIP Universitas Syiah Kuala supaya dapat melakukan manajeman waktu dalam
keseharian. Kepada peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
variabel, indikator, dan aspek-aspek yang berbeda dengan judul peranan keluarga dalam
mendukung menyelesaian studi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alvin, Nglai. O. 2007. Handling Study Stress: Panduan agar Anda Bisa Belajar bersama Anak-Anak
Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Davidson, Jeff. 2001. Penuntun 10 menit Manajemen Waktu. Yogyakarta: ANDI.
Ekhardhi. 2011. Manajemen Waktu dengan Stres Akademik,
http://ekhardhi.blogspot.co.id/2011/11/manajemen-waktu-dengan-stres-
akademi.html, diakses pada 15 agustus 2015.
Forsyth, P. 2009. Jangan sia-siakan waktumu. Yogyakarta : PT Garailmu.
Harun, Irma. 2012. Stres Akademik dan Manajemen Waktu,
http:/irmaharun.blogspot.co.id/2012/04/stres-akademik-manajemen-waktu.html?m=1,
diakses pada 12 februari 2016.
MOODUTO, M. A. M. (2014). Analisis Manajemen Waktu Belajar Siswa Madrasah Aliyah Al-
Hidayah Duminanga Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).
Nugroho, T. 2004. “Hubungan antara Manajemen Waktu dan Sifat Perfeksionis dengan
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Bekerja Paruh Waktu”. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.
Olejnik, S. N., & Holschuh, J. P. (2007). College rules! How to study, survive, and succeed.
Puspitasari, W. (2013). Hubungan antara Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial dengan
Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 2(1).
Setiono, Kusdwiratri. 1998. Faktor Psikologis dalam Studi Pascasarjana. Bandung: Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Zuama, H. S. N. (2014). Kemampuan Mengelola Stres Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang
Skripsi Angkatan 2009 Program Studi Pg Paud. Kreatif, 17(2).

31

You might also like