Proses Kreatif Pengarang Chicklit Dan: HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

HUMANIKA Vol. 22 No.

2 (2015) ISSN 1412-9418


Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

PROSES KREATIF PENGARANG CHICKLIT DAN


TEENLIT INDONESIA

Oleh:
Redyanto Noor
Jurusan Sastra Indonesia Fakultsa Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275
E-mail: redyanto_noor@yahoo.com

ABSTRACT

An author creative process includes the issue of why and how the author wrote the novel.
Among the chicklit and Teenlit novelists there are similar supporting factors, namely talent,
hobby, intelligence, and daily life experience around them. The Supporting factors are then
combined with skills, methods and storytelling which spontaneous and honest.They never
thought about storytelling techniques when writing a novel. They do not think about the
structure of fiction such as the grooves, figure-characterizations, backgrounds, storytelling,
and so on.The creative process of the authors can not be separated from the influence of life in
their surrounding environment that provides reality as a source of inspiration to write the story.
The reality is in the form of social problems, personal problems, society, humanity, divinity,
and so on. All sorts of information and experience are gained through association and access
to information technology. All are quickly and simultaneously enrich the treasury of their
knowledge so that they can talk anywhere, anytime, and about anything. Thus, the young
chicklit and Teenlit novelists become successful and famous is not in a sudden and without a
process. Nor because special facilities given by publisher or certain parties, but through hard
work. Lot of terms and conditions that they can meet through their struggle.Thus, it can be
concluded that the creative process of chicklit and Teenlit novelist is a blend of natural talent,
hobby, intelligence, and life experience, supporting by intelligence, hard work, a wealth of
experience, breadth of relationships, social sensitivity, the ability of storytelling and writing
skills.

Keywords: creative process, inspiration source, hobby, experience, intelligence.

I. PENDAHULUAN
Artikel ini membahas proses kreatif lima tahun (2002-2007)
pengarang novel chicklit dan teenlit (http/www.gramedia.com: 12 Jun 2008).
Indonesia yang menulis dan menerbitkan Lima pengarang tersebut adalah Dyan
karya-karyanya dalam kurun waktu lima Nuranindya (Dealova, April 2004 cetakan
tahun (2002-2007). Proses kreatif pengarang ke-1, November 2005 cetakan ke-8); Esti
mencakup persoalan mengapa dan Kinasih (Fairish, Agustus 2004 cetakan ke-
bagaimana pengarang menulis novel. 1, September 2005 cetakan ke-10); Valeria
Pengarang yang dimaksud adalah lima Verawati (Nggak Usah Jaim Deh, Oktober
penulis chicklit dan teenlit Indonesia yang 2005 cetakan ke-1, November 2006 cetakan
dikategorikan produktif, yakni menulis lebih ke-5); Gisantia Bestari (Cinta Adisty,
dari 3 judul dalam kurun waktu lima tahun, Oktober 2004 cetakan ke-1, Desember 2005
yang salah satu novelnya mengalami cetak cetakan ke-5); dan Maria Ardelia (Me versus
ulang lebih dari 5 kali dalam kurun waktu High Heels! – Aku versus Sepatu Hak

10
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

Tinggi!, Juni 2004 cetakan ke-1, Oktober Di bidang sosial Dyan Nuranindya
2005 cetakan ke-8). seringkali mengikuti berbagai kegiatan,
Pembahasan proses kreatif pengarang misalnya seminar, lokakarya, workshop,
tersebut mencakup profil dan proses kreatif serta anjangsana kemanusiaan dan
mereka, yang berkaitan dengan latar pelestarian alam. Salah satu pengalaman
belakang sosial pengarang, sumber inspirasi, paling mengesankan baginya adalah ketika
motif, tujuan, dan strategi penulisan. menghadiri sidang E.C.O (Enviromental
Children Organization) PBB tahun 2007. Ia
II. PROFIL PENGARANG NOVEL terkesan oleh pidato seorang anak berusia 12
CHICKLIT DAN TEENLIT tahun yang mewakili anak-anak seluruh
INDONESIA dunia, tentang kecemasan menghadapi masa
depan dunia.
Berikut ini akan dipaparkan profil lima Isi pidato itu memberi kesadaran baru
pengarang novel chicklit dan teenlit dalam dirinya tentang manusia dan alam
Indonesia yang dikategorikan produktif, yang semakin cepat mengalami proses
yakni menulis lebih dari 3 judul dalam kurun kehancuran oleh ulah manusia. Oleh redaksi
waktu lima tahun, yang salah satu novelnya Gramedia Pustaka Utama Dyan Nuranindya
mengalami cetak ulang lebih dari 5 kali dinilai sebagai salah satu penulis cerdas
dalam kurun waktu tersebut (2002-2007). yang sering memunculkan pemikiran "ajaib"
Mereka adalah Dyan Nuranindya, Esti (unik dan kreatif). Ide-ide unik dan kreatif
Kinasih, Gisantia Bestari, Valleria Verawati, tersebut selain muncul dalam novel-novel
dan Maria Ardelia. yang ditulisnya, juga muncul pada artikel-
Pengarang pertama adalah Dyan artikel yang dimuat di berbagai suratkabar
Nuranindya. Dyan Nuranindya lahir di dan majalah.
Jakarta, 14 Desember 1985, anak bungsu Dalam kurun waktu lima tahun (2002-
dari dua bersaudara. Dalam kehidupan 2007) Dyan Nuranindya telah menulis tujuh
sehari-hari, ia lebih akrab disapa "Dichiel” judul novel. Empat judul di antaranya
(Dyan Kecil) oleh teman-temannya. Pada tergolong best-seller karena dicetak-ulang
awalnya, ketika masih kecil, ia tidak pernah lebih dari 5 kali dalam kurun waktu lima
berpikir untuk menjadi penulis. Menurut tahun (2002-2007); dan tergolong sukses
pengakuannya, menulis merupakan salah karena memperoleh rate-review (bintang
satu bakat terpendam yang dimilikinya yang rating) yang tinggi dari fans-community.
berhasil ia kembangkan (http/www. Empat judul novel best-seller tersebut
gramedia.com: 14 Jun 2008). adalah Dealova (Gramedia Pustaka Utama,
Selain menulis, Dyan Nuranindya juga 2004), Rahasia Bintang (Gramedia Pustaka
aktif melakukan berbagai kegiatan, antara Utama, 2004), Canting Cantiq (Gramedia
lain kesenian, pecinta alam, aktivis sosial, Pustaka Utama, 2005), dan Cinderella
dan sebagainya. Sebagai pecinta alam ia Rambut Pink (Gramedia Pustaka Utama,
telah mengunjungi berbagai tempat di 2005).
wilayah Indonesia, terutama tempat-tempat Pengarang berikutnya adalah Esti
yang terkenal memiliki keindahan eksotis Kinasih. Esti Kinasih lahir pada tanggal 9
dan mengagumkan. Semua pengalaman September 1971 di Jakarta. Ia anak sulung
perjalanan itu dicatat dan dari tiga bersaudara. Mantan karyawan
didokumentasikannya dalam catatan sebuah bank ini mengaku bahwa sebenarnya
perjalanan Indonesia, yang bertajuk ia tidak sengaja menemukan jalan hidupnya
“Aspirasi Jalan-jalan”, yang diunggah dalam sebagai penulis. Berawal dari hobinya
situs pribadinya (http/www. sebagai pecinta alam, Esti Kinasih sering
dyannuranindya.com: 14 Juni 2008). menyendiri untuk mencari ide dan inspirasi
menulis. Karyanya yang pertama, Fairish,

11
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

sudah memasuki cetakan ke-10 dalam kurun Pengarang selanjutnya adalah Gisantia
waktu dua tahun, dan telah disinetronkan Bestari. Gisantia Bestari lahir di Jakarta 24
oleh TV7 dalam tiga serial, yaitu Fairish Januari 1991. Pertama kali menulis novel
Series, Fairish Making, dan Fairish Number (Cinta Adisty) ketika duduk di kelas III SMP
(http//www.gramedia.com: 14 Okt 2008). Sumbangsih 1 Jakarta Selatan. Menulis
Dalam lampiran biodata penulis pada baginya kegiatan yang dilakukan dengan
novel Fairish dicantumkan bahwa Esti santai, kapan pun muncul ide cerita segera
Kinasih memiliki hobi koleksi perangko diketik di laptop. Ketika Ide macet segera ia
(filateli), koleksi T-shirt bergambar jeep, matikan komputer dan mengerjakan
membaca, dan minum kopi (2005:303). kegiatan lain. Selain menulis, juga senang
Salah satu novel teenlit karya Esti Kinasih membaca. Pengarang yang dikaguminya
yang dianggap paling sukses adalah Fairish, adalah Mira W dan Eddy D. Iskandar, karena
yang penjualannya mencapai jumlah menurutnya ceritanya bagus
100.000 eksemplar dalam kurun waktu satu (support@bukabuku.com, 14 Ags 2008).
tahun (2005). Selain menulis novel, Esti Selama lima tahun (2002-2007)
Kinasih juga aktif sebagai penulis freelance Gisantia Bestari telah menulis empat judul
di berbagai majalah remaja nasional novel. Tiga judul di antaranya tergolong
(http/www.gramedia.com: 14 Okt 2008). best-seller karena dicetak-ulang ≥ 5 kali
Sampai akhir tahun 2006 ia telah dalam kurun waktu lima tahun (2002-2007),
menulis beberapa novel, di antaranya adalah dan tergolong sukses karena memeperoleh
Cewek!!! dan Still...', yang telah diterbitkan rate-review (bintang rating) yang tinggi dari
oleh Gramedia Pustaka Utama. Di luar fans-community. Tiga judul novel best-
kesibukannya menulis, ia juga menyukai seller tersebut adalah Cinta Adisty
petualangan menjelajah (avonturir) dan (Gramedia Pustaka Utama, 2004), The Real
perjalanan pendakian (hiking). Us (Gramedia Pustaka Utama, 2004),dan
Petualangannya menjelajah lanskap alam Backstreet Aja (Gramedia Pustaka Utama,
seringkali dituangkannya dalam tema karya 2005).
novel atau cerpennya. Bersama Dyan Pengarang lainnya adalah Valleria
Nuranindya (penulis novel Dealova), Verawati. Valleria Verawati lahir di Jakarta
Rachmania Arunita (penulis novel Eiffels... 2 Juni 1984. Ketika lahir orangtuanya
I'm in Love), Maria Ardelia (penulis novel memberi nama Verawati, setelah dibaptis
Me versus High Heels! – Aku versus Sepatu namanya menjadi Valleria Verawati. Nama
Hak Tinggi!), Adithya Mulya (penulis novel panggilan kesayangannya sehari-hari adalah
Jomblo), ia merupakan salah satu pengarang Vera. Valleria Verawati menempuh
remaja Indonesia paling fenomenal pada pendidikan mulai Taman Kanak-kanak,
awal tahun 2000-an. Sekolah Dasar hingga SMP di Seraphine
Dalam waktu lima tahun (2002-2007) B.U. Jakarta, dan tamat SMA Vianney di
Esti Kinasih telah menerbitkan enam judul Jakarta. Setelah meraih gelar Sarjana
novel. Empat judul tergolong best-seller Psikologi dari Universitas Tarumanegara
karena dicetak-ulang lebih 5 kali dalam Jakarta, ia melanjutkan kuliah di
kurun waktu lima tahun (2002-2007), dan Pascasarjana Universitas Tarumanegara
tergolong sukses karena memeperoleh rate- Jakarta, Program Studi Magister Psikologi
review (bintang rating) yang tinggi dari (http//www.gramedia.com:12 Mar 2008).
fans-community. Empat judul novel best- Selain memiliki hobi membaca dan
seller tersebut adalah Fairish (Gramedia menulis, Valleria Verawati juga memilki
Pustaka Utama, 2004), Jingga dan Senja hobi mengoleksi novel Teenlit, khususnya
(Gramedia Pustaka Utama, 2005), Still Teenlit karya anak bangsa alias Teenlit asli
(Gramedia Pustaka Utama, 2005), dan Indonesia. Ia menganggap membaca karya
Cewek!!! (Gramedia Pustaka Utama, 2006). dalam negeri lebih mudah memahaminya

12
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

(”nyambung”) dibanding membaca karya


asing. Meskipun begitu, ia sangat menyukai Selama kurun waktu lima tahun (2002-
novel Harry Potter, karena Valleria 2007) Valleria Verawatitelah menulis empat
Verawati sangat mengagumi J.K. Rowling judul novel. Tiga judul di antaranya
(penulis novel Harry Potter. tergolong best-seller karena dicetak-ulang
Seperti halnya anak remaja lain yang lebih dari 5 kali dalam kurun waktu lima
seusia, Valleria Verawati sehari-hari, selain tahun (2002-2007), dan tergolong sukses
membaca dan menulis juga memiliki karena memeperoleh rate-review (bintang
kegemaran melukis, jalan-jalan ke mal, rating) yang tinggi dari fans-community.
“nongkrong”, “ngrumpi”, dan makan bareng Tiga judul novel best-seller tersebut adalah
“rame-rame”. Ia mengaku sangat menikmati Nggak Usah Jaim Deh! (Gramedia Pustaka
film horror, komedi, dan kisah romantis, Utama, 2006), Pacarku Juniorku (Gramedia
serta mendengarkan musik pop Pustaka Utama, 2006), Rahasia (Gramedia
melankolis.Gambaran tentang dirinya, Pustaka Utama, 2007).
kepribadian, kegemaran, dan obsesinya Terakhir adalah Maria Ardelia. Maria
dapat ditafsirkan dari pengakuannya di situs Ardelia lahir di Yogyakarta 7 November
http/www.valleriaverawati.com: 1987. Ia merupakan anak sulung dari dua
bersaudara, putri pasangan O. C. Harry
“Gw suka banget sama yang namanya Pudjiatmoko dan Benedicta Fronti Whinarsi.
doggy, apalagi kalo doggy kecil yang masih Setelah menamatkan SMA di St. Theresia
imut githu deh! Gw juga suka binatang Jakarta pada tahun 2005, Maria Ardelia
lainnya, pokoknya yang lucu lah! I Love Pets. melanjutkan pendidikan, kuliah di Fakultas
Gw orangnya kecil tapi lebih demen kalo Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
disebut IMOET. Gw suka nulis, dan mimpi (UKI) Jakarta
gw buat bidang nulis-menulis ini yah pengen
(www.mardelz@hotmail.com: 12 Mar
buanget nulis buku yang bisa dibaca byk org
and klo perlu jadi best seller githu. Bisa ga 2008).
yah? Tapi sekarang novel karya gw udah Dalam lampiran biodata penulis pada
beneran terbit loh! Jenisnya teenlit dan novel Me vs High Heels (Aku versus Sepatu
terbitan GPU. Judulnya “NGGAK USAH Hak Tinggi!) tertulis bahwa Maria Ardelia
JAIM DES!”. Hua.... serasa senangnya... memiliki hobi membaca, mendengarkan
serasa dream comes true! musik, dan menulis. Baginya, menulis
Gw juga suka baca. Gw punya koleksi merupakan panggilan hidup sehingga dalam
teenlit di rumah, bahkan sekarang tuh buku2 keseharian, jika sudah menulis sering lupa
gw sewain. Lumayan hasilnya bisa dipake waktu (2005: 351).
lagi buat beli buku baru. Gw suka berteman Selama lima tahun (2002-2007) Maria
sama sapa aja, asal orang itu juga bersedia
Ardelia hanya menulis satu judul novel,
nganggap gw temannya, dan gak pnya mksd
terselubung ma gw. Gw orgnya juga rada yaitu Me versus High Heels! (Aku vs Sepatu
tertutup neh, apa yang gw rasain lebih suka Hak Tinggi!) yang diterbitkan Gramedia
gw pendem sndr. Tapi gak selalu seh. Pustaka Utama (Juni 2004). Novel tersebut
Biasanya gw suka nulis ato corat-coret buat tergolong best-seller karena dicetak-ulang
ngeluarin perasaan2 gw.Yang pasti, gw tuh lebih dari 5 kali dalam kurun waktu empat
tkng ngaret banget and plin-plan. Banyak tuh tahun (2003-2007). Novel Me versus High
yg sering complain ma sifat gw yang satu itu. Heels! (Aku vs Sepatu Hak Tinggi!)
Tapi gimana lagi, da dari sananya sih! dianggap fenomenal di antara sekian banyak
And the last, gw mo banget punya banyak novel teenlit asli Indonesia karena frekuensi
teman, karena menurut gw, org yg kaya itu cetak-ulangnya tinggi, yakni 12 kali dalam
adalah orang yang gak pernah merasa
waktu lima tahun. Interval cetak-ulang tidak
kesepian dalam hidupnya, saat dia sedang
sendiri sekalipun”. dalam hitungan tahun tetapi dalam hitungan
bulan. Diterbitkan pertama kali bulan Juni

13
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

2004, cetak-ulang ke-empat bulan februari (absorbsi), daya cerna (analitis), daya nalar
2005, cetak-ulang ke-lima bulan Maret (kritis), dan daya ungkap (ekspresi).
2005, dan cetak-ulang ke-enam bulan Mei Perubahan sosial menyangkut
2005 (lihat: Me versus High Heels! - Aku vs perkembangan interaksi dengan lingkungan
Sepatu Hak Tinggi!, 2004:iv). menurut Hurlock (1980: 210-216) secara
langsung berpengaruh terhadap kemampuan
III. SUMBER INSPIRASI: DALAM beradaptasi, berposisi, bersinergi, dan
CINTA, PERSAHABATAN, DAN berkomunikasi dengan lingkungan. Seluruh
PENGALAMAN HIDUP perubahan tersebut secara akumulatif
mengisi storage penulis yang
Dalam antologi The Creative Process, mempengaruhi dan membentuk proses
editor Brewster Ghiselin menyatakan bahwa kreatifnya. Demikian pula dengan proses
“the creative process in the process of kreatif para penulis novel chicklit dan teenlit.
change…in the organization of subjective Akumulasi kesan dan kenangan yang
life”, bahwa proses kreatif adalah proses mereka peroleh sepanjang rentang usia
perubahan…dalam organisasi kehidupan membangun kolase (Damono, 2009:6) yang
pribadi. Oleh sebab itu, menurut Budi setiap saat berebut berdesakan meluap dalam
Darma (Darma, 1984: 13) proses kreatif bentuk ekspresi cerita.
bersifat sangat personal sehingga tidak Perubahan terus-menerus yang terjadi
mungkin digantikan orang lain. Dapat dalam kehidupan pribadi Dyan Nuranindya
dipastikan bahwa proses kreatif, antara memberikan kontribusi bagi pematangan
seorang penulis dengan penulis yang lain kreativitas yang dimilikinya sehingga ia
tentu berbeda. Apabila ada persamaan, maka meraih keberhasilan sebagai salah satu
persamaan itu terbatas pada sumber inspirasi penulis novel teenlit terkemuka di Indonesia.
yang dapat berupa benda, pengalaman Semula ia tidak pernah membayangkan
pribadi atau pengalaman orang lain, menjadi penulis terkenal. Sejak masa kanak-
peristiwa, dan ide atau gagasan pokok. kanak hingga remaja ia mempunyai minat
Penggarapan tema yang sama oleh dan obsesi yang berubah-ubah sebagaimana
penulis yang berbeda akan melahirkan kisah remaja lain seusianya, yakni mengalami
yang berbeda, karena storage penulis yang proses psikologis pencarian bentuk
satu berbeda dengan penulis lainnya. Latar perkembangan kepribadian ke arah
belakang kehidupan penulis sangat pematangan.
berpengaruh terhadap proses kreatif yang Faktor pembeda perkembangan
dimilikinya. Mulai dari proses penemuan ide seorang remaja dengan remaja lainnya
cerita, penyerapan inspirasi, pemilihan isu adalah bentuk pengalaman psikologis yang
yang angkat diangkat, pesan yang mereka alami. Sebagaimana dikatakan
disampaikan, kongkretisasi cerita, sampai Harlock (1980:171, 233) bahwa bentuk
pada teknik penulisannya. pengalaman psikologis tersebut cenderung
Latar belakang kehidupan penulis dipengaruhi situasi eksternal yang dihadapi
yang dimaksud di atas adalah rentang sehari-hari, yang memberi kesan kuat dan
perubahan fisik, psikis, sosial yang terjadi menantang emosi. Situasi eksternal yang
dan dialami secara empirik oleh penulis dihadapi Dyan Nuranindya dalam kehidupan
yang bersangkutan. Perubahan fisik sehari-hari selama masa kanak-kanak hingga
mencakup pertumbuhan anatomi tubuh yang remaja setiap saat mengubah kondisi
berpengaruh secara langsung terhadap kejiwaannya, terutama dalam hal minat dan
kemampuan motorik. Perubahan psikis obsesinya.
menyangkut perkembangan kejiwaan yang Dari sekian banyak situasi eksternal
secara langsung berpengaruh terhadap tersebut terdapat situasi tertentu secara
kemampuan afektif dan sensorik; daya serap psikologis meninggalkan kesan kuat

14
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

sehingga mendorong hasrat Dyan berpikir lebih maju. Berpikir bagaimana saya
Nuranindya pada suatu minat dan obsesi bisa menuangkan ide, pikiran dan pendapat
tertentu sebagai sumber inspirasi. Minat dan agar saya bisa share ke orang lain seperti
obsesi Dyan Nuranindya menulis novel yang telah mereka lakukan terhadap saya
berawal dari kegemaran membaca dan (dyannuranindya @yahoo.com: ”My
Wonderful Life”, 15 Okt. 2008).
menikmati buku-buku cerita. Dengan
membaca dan menikmati buku-buku cerita
Titik balik (turning-point) kehidupan
ia merasa lepas dan bebas mengembarakan
Dyan Nuranindya yang menyebabkan ia
imajinasinya sesuka hati. Kegemaran
mengambil keputusan menentukan pilihan
membaca dan menikmati buku-buku cerita
menulis novel adalah sebuah peristiwa tidak
tersebut berkembang menjadi kekaguman,
terduga. Pertemuannya secara tidak sengaja
tidak saja pada isi cerita tetapi juga pada
dengan penulis idolanya yang bernama
penulisnya.
Teguh Esha serta-merta menumbuhkan
Obsesi Dyan Nuranindya pada penulis
kepercayaan diri sekaligus kesadaran baru
idolanya sesuai dengan teori Hurlock (1980:
tentang banyak hal: kebersahajaan,
172, 234) memang mampu menumbuhkan
kepedulian, kemanusiaan, alam semesta, dan
hasrat identifikasi dan aktualisasi diri
ketuhanan. Pengalaman spiritual tersebut
sebagaimana diri sosok yang diidolakan
mendorong semangat Dyan Nuranindya
tersebut. Secara psikologis ia
untuk terus menulis novel.
membandingkan diri (meniru, menyamakan
Keinginan berbagi pengalaman
diri) dengan seseorang yang diidolakan
dengan orang lain tentang segala sesuatu
sebagai sebuah proses pencarian bentuk
yang ditulis dalam novel-novelnya
identifikasi dan aktualisasi diri. Dyan
membawa manfaat bagi orang banyak,
Nuranindya menulis novel karena didorong
terutama yang sesusia dengannya. Hobi
hasrat berbagi cerita dengan orang lain,
Dyan Nuranindya sebagai pekerja seni,
berbagi pengalaman menghadapi persoalan
pecinta alam, dan aktivis sosial membuatnya
hidup dan menemukan pemecahannya
kaya pengalaman jasmani dan rohani.
sehingga ia merasa telah memberikan
Berbagai peristiwa luar biasa dalam kegiatan
manfaat bagi orang lain.
dan petualangannya menjadi sumber
inspirasi penulisan novel-novelnya. Setiap
Semua berawal ketika saya membuka
buku harian saya. Dari situ saya berpikir, kali selesai melakukan satu kegiatan atau
ternyata saya, kamu, dia, dan mereka punya perjalanan penjelajahan selalu ada
cerita masing-masing dalam kehidupan ini pengalaman istimewa diperolehnya yang
dan masing-masing punya cara sendiri untuk selalu dituangkan dalam cerita novel-
menyelesaikan masalah. Lalu kenapa kita novelnya.
nggak bertukar cerita? Kenapa banyak Sikap, prinsip dan falsafah hidup,
diantara kita yang terlalu egois nggak mau pengalaman lahir dan batin, interaksi sosial
menceritakan bagaimana menyelesaikan, dikaitkan dengan ekspresi menulis novel
mencari, mendapat dan mempertahankan hal- dapat disimpulkan bahwa perubahan terus-
hal yang kita raih kepada orang lain agar menerus yang terjadi dalam kehidupan
orang lain juga bisa maju, bisa berkembang?
Saya memang sengaja memajang foto
pribadi Dyan Nuranindya telah membentuk
penulis-penulis Indonesia yang memang saya pola kreativitas dalam menulis novel. Minat
kagumi (di samping masih banyak lagi dan obsesi yang berubah-ubah pada anak
penulis hebat lain yang saya baca dan kagumi dan remaja menurut Hurlock (1980:159,
karya-karya mereka yang tidak bisa saya 216) disebabkan oleh berbagai siatuasi dan
pajang semua foto-fotonya disini.) karena pengalaman eksternal.
saya menganggap mereka termasuk Dari sekian banyak dan aneka macam
pahlawan yang membantu saya untuk situasi dan pengalaman eksternal tersebut

15
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

terdapat situasi-situasi tertentu yang secara membuatnya jenuh dan frustrasi. Esti
psikologis meninggalkan kesan dan Kinasih merasa tidak memperoleh kepuasan
kenangan kuat sehingga mendorong hasrat batin, karena tidak dapat berbagi
anak dan remaja pada suatu minat dan obsesi pengalaman dengan orang lain. Kesibukan
tertentu. Minat dan obsesi Dyan Nuranindya sehari-hari berhitung dengan angka dan
menulis novel berawal dari kegemaran berhadapan dengan orang-orang (nasabah
membaca dan menikmati buku-buku cerita. bank) yang sibuk berurusan dengan uang,
Dengan membaca dan menikmati buku- dari pagi hingga petang, membuatnya
buku cerita ia memperoleh kebebasan kehilangan kesempatan berinteraksi dengan
mengembangkan imajinasinya. lingkungan luas. Di tengah kejenuhan dan
Kegemaran membaca dan menikmati frustrasi bekerja, Esti Kinasih merindukan
buku-buku cerita tersebut berkembang masa-masa lalunya ketika masih menjadi
menjadi kekaguman terhadap berbagai cerita mahasiswa. Sebagai pecinta alam, yang aktif
yang menakjubkan. Ketakjuban terhadap menjelajah alam: mendaki gunung,
berbagai cerita itu berkembang menyusuri arung jeram, dan memanjat
menumbuhkan keterpesonaan terhadap tebing, ia terbiasa hidup lepas di alam bebas,
penulisnya yang ia anggap sebagai orang- berinteraksi dengan alam dan lingkungan
orang luar biasa. Keterpesonaan Dyan masyarakat (http/www.gramedia.com: 14
Nuranindya pada penulis idolanya Okt 2008).
menumbuhkan keinginan mengiden- Mencermati latar belakang kehidupan
tifikasikan (menganggap diri sama) dan Esti Kinasih tersebut dapat dirangkum empat
mengaktualisasikan (berlaku diri seperti) hal berkenaan dengan proses kreatif yang
dirinya sebagaimana diri penulis yang dimilikinya, yakni mengapa dan bagaimana
diidolakan tersebut. Esti Kinasih menulis novel: (1) motif
Ia menulis novel karena keinginan menulis novel timbul karena dorongan
berbagi cerita, berbagi pengalaman dengan keinginan menghibur orang lain, sekaligus
orang lain, sehingga ia merasa telah berbagi pengalaman dengan orang lain; (2)
memberikan manfaat bagi orang lain. keindahan alam dan keragaman lingkungan
Pertemuannya dengan penulis-penulis sosial menjadi sumber inspirasi yang tidak
terkenal yang dikaguminya memberi akan pernah habis digali sebagai bahan
keyakinan mengambil keputusan, cerita yang akan ditulis; (3) menulis novel
menentukan pilihan untuk terus dan mantap tidak ada bedanya dengan mengungkapkan
menulis novel. Sebab, pertemuan tersebut gagasan sebagai respon, menyikapi
mampu menumbuhkan kepercayaan diri, pengalaman-pengalaman luar biasa
sekaligus membuka kesadaran baru tentang (kebahagiaan, penderitaan, kesedihan,
makna hidup. Pengalaman spiritual tersebut keharuan, kekecewaan, kemarahan) yang
menguatkan semangat Dyan Nuranindya dihadapi dan dirasakan dalam kehidupan
menulis novel untuk berbagi pengalaman sehari-hari; (4) menulis novel tidak harus
dengan orang lain, terutama dengan anak- didasarkan pada kemampuan teknis yang
anak remaja seperti dirinya agar hidupnya bersifat teoretis. Kebiasaan membaca buku
menjadi lebih bermakna. cerita mengasah ketrampilan menuliskan
Penulis novel teenlit bernama Esti pikiran dan pengalaman dalam bentuk buku
Kinasih pada awalnya tidak pernah cerita.
membayangkan dirinya menjadi penulis Empat pernyataan tersebut secara
novel terkenal. Sebagai karyawan sebuah akumulatif membentuk pola kreativitas Esti
bank ia sebenarnya telah mencapai Kinasih dalam menulis novel. Perubahan
kehidupan yang mapan secara ekonomi. terus-menerus yang mewarnai kehidu-
Akan tetapi, rutinitas pekerjaan yang pannya sejak masa kanak-kanak, masa
dilakukan setiap hari di tempat bekerja remaja, hingga masa dewasa: gemar bermain

16
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

semasa kanak-kanak dan remaja, menjadi No. 39/1999, pada saat ia berusia sembilan
aktivis mahasiswa, pecinta alam, karyawan tahun dan duduk di bangku kelas 3 sekolah
bank, semua berperan membangun minat dasar. Peristiwatersebut menjadi titik balik
dan obsesinya. Minat dan obsesi Esti perjalanan kepengarangan Gisantia Bestari.
Kinasih menulis novel terbentuk dari Kebanggaan luar biasa yang dirasakan
kegemaran membaca dan menikmati buku- Gisantia Bestari atas pemuatan puisi itu
buku cerita. Dengan menulis novel ia merasa memicu timbulnya gairah dan semangatnya
bebas mengekspresikan dirinya, bercerita semakin giat menulis.
kepada orang lain tentang banyak hal: cinta, Setahun kemudian luapan gairah dan
kasih sayang, kepedulian, kemanusiaan, semangatnya menulis membuahkan hasil.
alam semesta, dan sebagainya. Keinginan Beberapa cerita pendeknya (”Kue Ulang
bercerita tersebut secara terus-menerus Tahun”, ”Tertukar Buku Cerita”, dan ”Juara
memberi semangat Esti Kinasih sehingga ia Bintang Cilik”) dimuat dalam rubrik
tidak pernah kehabisan energi untuk menulis ”Taman Kecil” pada situs ”Pinter”, salah
novel. satu homepage yang dikelola Pacific Link.
Gisantia Bestari gemar menulis sejak Dunia maya sebagai media komunikasi
sejak kelas 2 Sekolah Dasar, baik dalam audio-visual futuristik memaksa Gisantia
bentuk cerita pendek maupun puisi. Dalam Bestari berusaha keras belajar komputer. Ia
lampiran biodata Gisantia Bestari pada novel mulai mengumpulkan tulisan cerita pendek
Cinta Adisty (2004: 283) dituturkan bahwa dan puisinya yang berserakan, diketiknya
pada mulanya ia menulis di lembaran kertas sendiri dengan komputer. Bahkan ia
terpisah, apa pun ukurannya, sehingga berusaha membuat desain cover untuk
seringkali tulisan-tulisan tersebut berserakan tulisan-tulisannya, termasuk cover novel
di mana-mana di dalam rumahnya. Cerita best-sellernya Cinta Adisty. Di samping itu,
pendek yang ditulisnya pada lembar-lembar keistimewaan lain novel Cinta Adisty adalah
kertas tersebut selalu disertai ilustrasi proses penulisannya, yakni diselesaikan
sehingga kadang-kadang dapat dalam waktu dua minggu, ketika usia
dikategorikan sebagai komik. Gisantia Bestari genap tiga belas tahun
Kebiasaan Gisantia Bestari menulis kurang tujuh hari.
dengan bentuk berserakan semakin lama Dalam kehidupan sehari-hari salah
semakin mengarah ke bentuk buku. Dengan satu kebiasaan yang berpengaruh besar
cara sederhana ia menjilid sendiri lembaran- terhadap proses kreatif Gisantia Bestari
lembaran kertas HVS kosong ukuran A4 adalah menulis diary (catatan harian) dalam
kurang lebih sepuluh halaman, dilipat bentuk puisi. Kebiasaan tersebut dapat
menjadi dua. Dengan tulisan tangan ia ditemukan dalam web-blog pribadinya,
mengisi lembar demi lembar kertas tersebut sebagaimana kutipan penggalan diarynya.
dengan cerita-cerita yang disusun berseri. Di Selain kebiasaan menulis diary di web-blog,
sela-sela cerita tulisan tangan tersebut Gisantia Bestari gemar interaktif dengan
kadang-kadang ia menyisipkan tulisan teman-temannya atau dengan siapa pun
berupa puisi. Tentu saja cerita pendek dan melalui berbagai situs pribadinya: e-mail,
puisi yang ditulis Gisantia Bestari masih friendster, facebook maupun twitter. Dalam
bersifat kekanak-kanakan, sebagaimana sehari ia dapat menghabiskan waktu berjam-
cerita dan puisi anak usia sekolah dasar. jam sekadar posting message atau chatting
Dalam lampiran biodata Gisantia mengomentari persoalan apa saja. Mulai dari
Bestari pada novel Cinta Adisty (2004: 283- persoalan politik, ekonomi, olahraga, musik,
284) dituliskan bahwa bakatnya yang luar sampai sekadar ngrumpi.
biasa di bidang menulis sastra semakin Bakat alamiah Gisantia Bestari
terlihat jelas ketika salah satu puisinya yang menulis yang dimilikinya sejak kanak-kanak
berjudul ”Burung” dimuat di majalah Bobo ternyata bersambut dengan kebiasaan yang

17
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

ia lakukan dalam kehidupan sehari-hari. itulah yang diungkapkan Gisantia Bestari


Kebiasaan berinteraksi dengan banyak dalam novel Cinta Adisty, sehingga ia
orang, baik dalam pergaulan sehari-hari di merasa telah berbagi pengalaman dan
sekolah, di kampus, di tempat “nongkrong”, kesadaran dengan orang lain.
maupun di dunia maya (e-mail, web-blog, Seperti halnya beberapa penulis novel
friendster, facebook, twitter) membuat chicklit dan teenlit lainnya, Gisantia Bestari
Gisantia Bestari trampil dan lincah bercerita. juga tidak pernah memikirkan masalah
Ketrampilan dan kelincahan bercerita teknis ketika menulis novel. Cerita mengalir
tersebut menjadi modal besar menulis novel. dengan sendirinya seperti halnya apabila ia
Selain itu, kebiasaan berinteraksi sedang bercerita kepada teman-temannya.
dengan banyak orang juga membuat Bahkan ia juga tidak pernah berpikir tentang
Gisantia Bestari memiliki banyak sekali tema cerita ketika hendak menulis novel,
teman: di sekolah, di kampus, di lingkungan apalagi alur-pengaluran, latar-pelataran,
pergaulan, dan di dunia maya. Intensitas tokoh-penokohan, pence-ritaan, dan
interaksi tersebut memperkaya pengalaman sebagainya.
batin memahami orang lain sehingga ia (http://gisantiabestari.tumblr.com: 15 Des
memiliki sifat setia kawan dan tenggang rasa 2008).
yang tinggi. Gisantia Bestari selalu merasa Tentang pengarang Valleria
dekat dengan orang-orang yang dikenalnya Verawatidalam lampiran biodata pada novel
dengan baik, mulai dari anggota Nggak Usah Jaim, Deh! (2006: 243)
keluarganya, sahabat-sahabatnya di sekolah, disebutkan bahwa menulis novel sebenarnya
di kampus, di lingkungan pergaulan, bahkan bukan cita-citanya karena ia lebih tertarik
sampai teman-temannya di dunia maya. menjadi seorang psikolog. Akan tetapi,
Mencermati cara dan gaya Gisantia kegemarannya mengoleksi novel teenlit
Bestari berinteraksi dengan sahabat dan mengubah arah keinginannya. Apalagi sejak
teman-temannya di dunia maya dapat masih duduk di bangku sekolah dasar ia
dikatakan bahwa ia sangat menikmati gaya sudah memiliki kegemaran menulis cerita.
dan suasana interaksi itu, apa pun bahan dan Cerita yang ditulis Valleria Verawati
isi pembicaraannya. Ia menyatakan bahwa kebanyakan hanya ditempel di majalah
tidak ada keindahan lain di dalam hidupnya dinding sekolah. Dalam lampiran biodata
yang melebihi keindahan pertemanan atau novel Nggak Usah Jaim Deh!, Valleria
persahabatan karena keindahan Verawati mengakui bahwa dengan menulis
persahabatan tersebut menumbuhkan ia merasa bebas mengungkapkan seluruh
inspirasi bagi proses kreatifnya dalam perasaannya. Oleh karena itu, baginya
menulis novel. Beberapa peristiwa penting menulis adalah salah satu cara menghibur
yang berkesan dan meninggalkan kenangan diri yang menguntungkan. Selain bisa
yang pernah dialami menginspirasi menyenangkan diri sendiri, barangkali juga
penulisan novelnya. bisa bermanfaat bagi orang lain, setidak-
Salah satu contoh adalah peristiwa tidaknya bisa memberikan hiburan atau
kematian sahabatnya (sesama anggota sekadar memberikan kesibukan mengisi
Marching Band mahasiswa UI) bernama waktu luang.
Achmad Rofie, membuatnya merasa sangat Cita-citanya menjadi seorang psikolog
kehilangan. Puisi yang ditulis Gisantia membuat Valleria Verawati tertarik dan
Bestari dalam diary (“RIP”) tentang senang membaca buku-buku atau tulisan-
kematian sahabatnya dapat ditafsirkan tulisan lain seputar masalah kepribadian.
bahwa ia seakan-akan menemukan kesa- Bahkan secara tidak ia sering
daran baru tentang indahnya persahabatan, memperhatikan sikap dan tingkah-laku
justru setelah ia kehilangan sahabatnya itu. orang-orang di sekelilingnya yang diang-
Kesadaran tentang keindahan persahabatan gapnya aneh atau unik. Kemudian selalu

18
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

berpikir keras mencari jawaban, mengapa Menulis novel bagi Maria Ardelia
orang tersebut bersikap dan bertingkah-laku tidak cukup sekadar berbekal bakat. Ada
aneh. Apabila menemui jalan buntu, ia pun beberapa syarat penting harus dimiliki
berandai-andai mendiagnosanya sendiri. seseorang yang akan menentukan pilihan
Ternyata kebiasa-an tersebut berpengaruh untuk menulis novel. Yang utama adalah
besar terhadap proses kreatifnya dalam kemauan dan keyakinan kuat bahwa menulis
menulis. Novel Nggak Usah Jaim! novel akan memberikan manfaat. Tidak
memperlihatkan adanya persoalan-persoalan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga
psikologis pada tokoh-tokohnya, terutama bermanfaat bagi orang lain. Maria Ardelia
Nico. Tokoh yang dianggap memiliki menganggap bahwa sesungguhnya menulis
persoalan kejiwaan, yaitu sifat hipokrit yang adalah pekerjaan ketrampilan. Artinya,
berlebihan, berusaha menutupi sifat bahwa untuk memperolehnya harus dimulai
buruknya dengan sikap dan tingkah-laku dari niat dan rajin menulis terus-menerus.
perfect (Verawaty, 2006: 92-94). Oleh sebab itu, seperti yang dilakukan dan
Selain masalah kejiwaan, Valleria dialaminya, kegemaran membaca ternyata
Verawati juga tertarik mempelajari sangat membantu pekerjaannya menulis
persoalan-persoalan sosial, yang membu- novel. Selain trampil menyusun cerita, juga
atnya memiliki kepekaan sosial yang tinggi. tidak akan kehabisan bahan cerita menjadi
Catatan-catatan yang tertulis dalam web- kunci sukses menulis
blog pribadinya menunjukkan kepedulian (www.mardelz@hotmail.com: 14 Maret
sosial yang dimilikinya itu. Ia merasa sangat 2007).
sedih dan prihatin memikirkan moral dan Tentang pengarang Maria Ardelia
nurani sebagian bangsanya yang dinilainya dicantumkan pada back-covernovel Me vs
semakin luntur: perlakuan terhadap manusia High Heels (2005: 351) bahwa Maria
nyaris tidak ada bedanya dengan perlakuan Ardelia memiliki hobi membaca, mende-
terhadap hewan piaraan. ngarkan musik, dan menulis. Baginya
Perpaduan antara kepekaan dan menulis merupakan panggilan hidup
kepedulian sosial dengan minat kepada sehingga dalam keseharian, jika sudah
persoalan kejiwaan membentuk pribadi menulis sering lupa waktu. Lingkungan
Valleria Verawati sebagai sosok yang pergaulan di sekolah yang penuh roman-
sentimental, mudah tersentuh dan terharu. tika, tidak saja keceriaan dan kebahagiaan
Sebagaimana pengakuannya (Verawaty, tetapi juga kesedihan dan keharuan,
2006: 24) bahwa watak sentimental tersebut meninggalkan kesan dan kenangan tidak
sangat mempengaruhi kebiasaannya menulis terlupakan. Semua kesan dan kenangan
novel, seringkali sebelum menyatakan tersebut merupakan sumber inspirasi yang
sesuatu ia selalu berpikir panjang. Jika tidak pernah habis untuk dikisahkan dalam
sedang menulis cerita panjang ia sering novelnya. Bahkan ketika mulai memasuki
dihinggapi kebosanan karena terlalu banyak lingkungan pendidikan tinggi, yakni
perasaan yang harus ia ungkapkan. Dalam lingkungan kampus fakultas kedokteran
menulis novel Valleria Verawati tidak UKI Jakarta, ia tetap menganggap peristiwa
pernah berpikir tentang teknik bercerita. dan pengalaman sebagai sumber inspirasi
Semuanya dibiarkan mengalir apa adanya kepengarangannya
sampai suatu titik kebosanan datang, ia (www.mardelz@hotmail.com: 2Jul 2007).
berhenti total, lalu mulai melanjutkan lagi Seperti halnya penulis-penulis remaja
ketika mood menulis muncul. Itulah lain yang sukses menulis novel teenlit, Maria
sebabnya, penerbit Gramedia menyebutnya Ardelia juga tidak memikirkan persoalan
sebagai salah satu penulis novel teenlityang teknik bercerita ketika menulis novel. Ia
memerl ukan waktu lama untuk sekadar bercerita dengan cara dan gayanya
menyelesaikan satu novel. sendiri. Ia juga tidak peduli apakah cara dan

19
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

gaya berceritanya mirip atau bahkan sama pengarang perempuan dari luar penulis
dengan penulis-penulis lain yang menjadi chicklit dan teenlit yang sudah mempunyai
idolanya. Ia menganggap kemiripan atau nama besar. Nama pengarang akhirnya
kesamaan itu sebagai sesuatu yang wajar. menjadi kartu garansi laku atau tidak
Gagasan cerita yang ditulis dalam lakunya sebuah novel.
novelnya juga bukan gagasan besar dan Sitok Srengenge memaparkan bahwa
penting. Suatu ketika ia melihat seorang penerbit KataKita menerbitkan karya
gadis remaja tampak ”ribet” oleh sepatunya pengarang yang sudah memperoleh sekitar
yang berhak tinggi. Lalu ia berpikir lucu tiga puluh penghargaan dengan desain cover
saja: sepatu itu merampas kebebasan si buku sangat ”ngepop”, tetapi penjualannya
gadis, ia tidak bisa menjadi dirinya sendiri. macet. Penyebabnya adalah karena
Dari situ lahir novel teenlit asli Indonesia pengarangnya ”cowok”, umurnya sudah tua,
yang dianggap fenomenal, yaitu Me versus lulusan ITB, sehingga karyanya dianggap
High Heels! (Aku vs Sepatu Hak Tinggi!). serius, sulit, rumit. Padahal, ceritanya sangat
Maria Ardelia berkomentar tentang novel ”ngepop” dan cover-nya juga didesain
karyanya tersebut, "Ceritanya, tuh, bener- ”ngepop” (”Bikin Novel: Hobi yang Pantas
bener kayak beneran deh. Maksud gue kayak Dilirik” wawancara Nina Setyawati dan
kehidupan kita-kita saja. Jayus lagi, kayak Eka Alam Sari:Submitted by team e-penulis
yang buat." (”Bikin Novel: Hobi yang Rabu 26 Sep 2007).
Pantas Dilirik” wawancara Nina Setyawati Dibanding penerbit lain sebenarnya
dan Eka Alam Sari: Submitted by team e- Gramedia Pustaka Utama telah lebih dahulu
penulis Rabu 26 Sep 2007). mencanangkan tema teenlit sejak
kesuksesannya mengusung tema chicklit di
IV. PROSES PENULISAN: PADUAN tahun 2003, novel yang bercerita tentang
BAKAT, HOBI, KECERDASAN, kehidupan wanita kosmopolitan. Waktu itu
DAN KEHIDUPAN SEKELILING ide chicklit muncul karena keinginan
menerbitkan buku dengan meniru tema
Sejak tahun 2003 novel remaja yang seperti di dunia mode. Menurut Listiana
ditulis oleh pengarang remaja tampaknya (editor senior Gramedia Pustaka Utama)
sedang menjadi ”tren”. Menurut Sitok istilahnya memang mengambil dari luar
Srengenge, pemilik penerbit KataKita, novel mengikuti jejak suksesnya novel Bridget
Nothing but Love (Laire Siwi, 2004) dicetak Jones Diary karya Helen Fielding. Novel
ulang dalam tempo sebulan. Sejak berdiri dengan tema apa pun yang ditulis oleh Helen
Maret 2004 sampai Februari 2006 penerbit Fielding dijamin laku keras sehingga
KataKita telah menerbitkan enam judul pengarang didudukkan sebagai trade-mark
novel. Yang paling laku adalah Nothing but penerbitan novel.
Love, yang lain tidak laku, apalagi novel Kesuksesan tersebut menginspirasi
yang ”serius-serius”. Gramedia Pustaka Utama untuk
Fenomena kepopuleran novel karya menerbitkan tema lain yang juga diprediksi
pengarang-pengarang remaja semakin lebih menarik. Tahun 2004, Gramedia
terbukti karena ada buku lain terbitan Pustaka Utama menentukan tema teenlit,
penerbit KataKita yang penjualannya seret, dengan mengorbitkan nama dua pengarang
meskipun sudah diresensi dan didiskusikan remaja, yakni Dyan Nuranindya dan Maria
di mana-mana. Penyebabnya adalah Ardelia. Mengikuti jejak kesuksesan teenlit
faktorcitra, orang seakan-akan takut Gramedia Pustaka Utama, penerbit lain
berhadapan dengan sastra ”serius” yang berlomba mencari cerita ringan dari
sulit. Selain itu, Sitok Srengenge pengarang remaja. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa pengaruh pengarang dibubuhi tulisan dan hologram pada cover
perempuan sangat besar, terutama yang berbunyi: Teenlit Asli Indonesia

20
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

(”Bikin Novel: Hobi yang Pantas Dilirik” mengenyam pendidikan formal di bidang
wawancara Nina Setyawati dan Eka Alam seni sastra. Bahkan sejak awal mereka tidak
Sari: Submitted by team e-penulis Rabu 26 pernah membayangkan menjadi penulis
Sep 200707). novel yang sukses dan terkenal.
Uraian di atas menunjukkan bahwa Meskipun pada umumnya mereka
faktor utama pendukung keberhasilan telah menggemari pekerjaan menulis sejak
penerbitan novel chicklit dan teenlitbukan masa kanak-kanaktetapi tidak satu pun yang
tema atau pun kualitas cerita, tetapi lebih bercita-cita menjadi penulis novel. Dyan
karena nama pengarangnya. Itulah sebabnya Nuranindya dan Valleria Verawati bercita-
dapat dikatakan bahwa lima penulis novel cita menjadi seorang dokter dan psikolog,
teenlit asli Indonesia (Dyan Nuranindya, Gisantia Bestari menjadi ekonom, Maria
Esti Kinasih, Gisantia Bestari, Valleria Ardelia menjadi dokter. Bahkan Esti Kinasih
Verawati, dan Maria Ardelia) dianggap telah menjadi ekonom yang bekerja di
sebagai representasi seluruh penulis novel sebuah bank. Bakat alam yang mereka miliki
teenlit asli Indonesia lainnya. Orientasi terasah dengan baik karena didukung oleh
sebagian besar penulis dan juga pembaca salah satu hobi mereka yang sangat kuat,
novel teenlit tertuju kepada mereka berlima yaitu membaca. Kegemaran dan kebiasaan
sehingga informasi apa pun tentang mereka membaca sejak kecil secara teoretis
selalu diburu-buru. Terbukti dari penuh- mengasah ketrampilan menulis.
sesaknya situs pribadi mereka oleh lalu- Sebagaimana telah dipaparkan di
lalang ”postingan” message dalam aneka depan bahwa lima penulis tersebut genar
ragam ekspresi. Aneka ragam ekspresi sekali membaca. Sejak kanak-kanak
tersebut tertulis sekadar mengirim salam, aktivitas membaca tidak pernah lepas dari
bertanya ini-itu, memuji, memberi waktu mereka sehari-hari. Kegemaran
komentar, sampai pada ”curhat” dan minta membaca buku-buku itu menumbuhkan
nasihat. Seluruh bentuk interaksi tersebut kekaguman mereka kepada pengarang-
jika dirangkum maka akumulasinya adalah pengarangnya. Dari kekaguman tumbuh
persoalan proses kreatif, yaitu mengapa dan keinginan mengidentifikasi diri seperti
bagaimana mereka menulis sehingga sukses pengarang idolanya. Dari keinginan
menjadi pengarang terkenal. mengidentifikasi diri tumbuh niat dan tekad
Mencermati paparan proses kreatif menyamai pengarang idolanya.
lima penulis novel teenlit sebagaimana telah
dipaparkan di awal dapat disimpulkan Niat dan tekad itu merupakan turning-
bahwa di antara mereka terdapat kesamaan point (titik-balik) perubahan hidup mereka.
faktor-faktor pendukung, yaitu bakat, hobi, Mereka menyebut peristiwa itu sebagai
kecerdasan, dan pengalaman hidup sehari- spiritual-moment dalam hidup sehingga cita-
hari di sekeliling mereka. Faktor-faktor cita mencapai profesi tertentu dikalahkan
pendukung tersebut kemudian dipadukan oleh semangat menjadi penulis cerita. Jadi,
dengan ketrampilan, cara dan gaya bercerita ada turning-point moment yang mengubah
yang spontan dan jujur (serta-merta dan apa arah perjalanan hidup mereka, yaitu saat-
adanya) sehingga tercipta sebuah cerita yang saat krusial menentukan pilihan. Bagi
disebut novel teenlit. mereka menentukan pilihan hidup adalah
Analisis terhadap pengakuan lima persoalan paling sulit yang mesti dihadapi
penulis dan beberapa catatan khusus tentang tetapi mereka berhasil melaluinya sehingga
mereka sebagaimana dipaparkan menjadi penulis novel chicklit dan teenlit.
sebelumnya menunjukkan bahwa mereka Memperhatikan latar belakang
memiliki kemampuan dan ketrampilan keluarga dan pendidikan lima penulis
menulis cerita karena bakat alam. Terbukti chicklit dan teenlit tersebut sebagaimana
bahwa tidak satu pun di antara mereka yang telah dipaparkan di depan dapat diyakini

21
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

bahwa mereka tergolong remaja-remaja


pintar dan cerdas. Rata-rata mereka berasal V. PENUTUP
dari keluarga mampu secara sekonomi.
Terbukti dari ketersediaan fasilitas dan Proses kreatif lima penulis tersebut
keterpenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
Menghitung kebutuhan ekonomi memenuhi kehidupan lingkungan di sekelilingnya yang
kegemaran dan kegiatan lima penulis itu menyediakan realitas sebagai sumber
tentu memerlukan biaya tidak sedikit. inspirasi menulis cerita. Realitas itu berupa
Kegemaran membaca, ”nonton”, problem sosial, problem pribadi, pergaulan,
bermain musik, marching band, menjelajah kemanusiaan, ketuhanan, dan sebagainya.
alam, travelling adalah jenis-jenis Semua adalah bahan inspirasi cerita yang
kegemaran dan kegiatan yang tidak murah. dapat mereka olah dengan kecerdasan yang
Jenis-jenis kegemaran dan kegiatan itu juga mereka miliki. Segala macam informasi dan
tidak dapat dilakukan sembarang orang pengalaman mereka peroleh melalui
tanpa modal kemampuan pikiran yang lebih, pergaulan dan akses terhadap fasilitas
yaitu kecerdasan. Apalagi jika mencermati teknologi informasi (Information
lingkungan pendidikan yang mereka tempuh Technology) seperti internet-network, note-
sejak kanak-kanak. SD Pangudi Luhur book, blackberry, iPhone, iPad, flash-
Jakarta, SMP Sumbangsih 1 dan SMP Modem, dan sebagainya. Semua secara cepat
Theresia Jakarta, SMA Negeri VI Bulungan dan berbarengan memperkaya
Jakarta dan SMA Negeri 70 Jakarta, perbendaharaan pengetahuan mereka
Fakultas Ekonomi UI Depok, Fakultas sehingga mereka dapat berbicara di mana
Kedokteran UKI Jakarta, Fakultas Psikologi saja, kapan saja, dan tentang apa saja.
Universitas Tarumanegara Jakarta, adalah Wilayah-wilayah yang menjadi space-
lingkungan pendidikan yang diimpikan icon anak remaja modern seperi kampus,
kebanyakan anak dan remaja, tidak saja anak mal, shopping-center, sport-center, food-
dan remaja di Jakarta, tetapi anak dan remaja court, cafe, distro (distribution-order),
di seluruh Indonesia. Keberadaan lima boutique, ”pensi” (pentas seni) sekolah
penulis itu di sekolah dan kampus tersebut adalah tempat mereka beraktualisasi dan
meyakinkan bahwa mereka tergolong berekspresi. Tempat-tempat semacam
remaja yang cerdas. itudominan mewarnai cerita-cerita mereka
Kecerdasan yang mereka miliki karena di wilayah-wilayah tersebut mereka
menjadi modal dasar dalam menulis cerita. merasa menjadi dirinya sendiri. Jadi, dalam
Mengolah realitas sehari-hari yang ”sepele” menulis novel sesungguhnya mereka sedang
hingga menjadi cerita yang segar, lincah, bercerita tentang dirinya sendiri. Kesan kuat
dan menyenangkan tentu bukan pekerjaan membaca novel-novel mereka adalah
mudah bagi anak remaja seusia mereka. spontanitas. Ekspresi “ngobrol”, “curhat”,
Tanpa modal kecerdasan tidak mungkin dan “ngrumpi” yang akrab, terbuka, dan apa
Maria Ardelia mampu merangkai cerita adanya sebagaimana yang dilakukan sehari-
sekreatif novel Me versus High Heels! (Aku hari memberi warna ekspresi penyajian
vs Sepatu Hak Tinggi!). Dari peristiwa lucu cerita dalam novel mereka.
tentang keribetan seorang gadis mengenakan Mereka bercerita dengan jujur dan
sepatu hak tinggi dapat menjelma sebuah spontan karena tidak pernah memikirkan
cerita sarat pemikiran dan gagasan: teknik bercerita ketika menulis novel.
kebebasan, kemandirian, kebersahajaan, Mereka tidak memikirkan perangkat struktur
kepercayaan diri, kejujuran, jati diri, dan cerita fiksi seperti alur-pengaluran, tokoh-
bangga menjadi diri sendiri. Yang dilakukan pe_nokohan, latar-pelataran, pence-ritaan,
Maria Ardelia tersebut jelas menunjukkan dan sebagainya. Bahkan tema ceritanya pun
bahwa ia remaja yang cerdas. tidak terpikirkan sebelumnya. Bagi mereka

22
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

yang penting adalah bercerita apa adanya syarat dan ketentuan yang dapat mereka
sesuai dengan keinginannya, dengan cara penuhi melalui perjuangan. Jadi, dapat
dan gaya mereka sendiri agar akrab dan disimpulkan bahwa proses kreatif
mudah dipahami pembacanya. penngarang novel chicklit dan teenlit adalah
Analisis di atas menunjukkan bahwa perpaduan dari bakat alam, hobi,
para remaja penulis novel chicklit dan teenlit kecerdasan, dan pengalaman hidup,
tersebut menjadi penulis novel sukses dan didukung oleh modal kecerdasan, kerja
terkenal tidak berlangsung tiba-tiba dan keras, kekayaan pengalaman, keluasan
tanpa proses. Tidak pula karena fasilitas pergaulan, kepekaan sosial, kemampuan
khusus yang diberikan penerbit atau pihak bercerita, dan ketrampilan menulis.
tertentu, tetapi melalui kerja keras. Banyak

DAFTAR PUSTAKA

Ardelia, Maria. 2005. Me Versus High Dewi, Eriyanti Nurmala. 2005. “Sastra
Heels! Aku vs Sepatu Hak Tinggi Chicklit, Sastra Kaum Perempuan
(cetakan ke-5). Jakarta: Gramedia Urban” dalam Pikiran Rakyat, 29
Pustaka Utama. Januari 2005.
Bestari, Gisantia. 2005. Cinta Adisty Eneste, Pamusuk (ed.). 1983. Proses
(cetakan ke-12). Jakarta: Gramedia Kreatif I. Jakarta: Gramedia.
Pustaka Utama.
Chandra, Benny. 2004. “Chick Lit, Teen Lit,
Lad Lit”. http//bennychandra.com/
2004/08/07/chicklit-teenlit-ladlit/. Escarpit. Robert. 2005. Sosiologi Sastra
(diindonesiakan Ida Sundari
_______________. 2005. “Chicklit dan Hussein). Depok: Lembaga
Hidup Kita” Penelitian dan Pengembangan,
http//bennychandra.com/ FPIB – Universitas Indonesia.
2005/04/13/ chicklit-teenlit-ladlit/.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi
Chaney, David. 2004. Lifestyle: Sebuah Perkembangan: Suatu Pendekatan
Pengantar Komprehensif Sepanjang Rentang Kehidupan
(diindonesiakan Nuraeni). (diindonesiakan Istiwidiyanti &
Yogyakarta: Jalasutra. Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.
Damhuri, Elba. 2005. “Selisik: Teenlit” Ibrahim, Idi Subandi (ed.). 2003. Lifestyle
dalam Republika, Minggu 17 April 2005. Ecstacy: Kebudayaan Pop dalam
Damono, Sapardi Djoko. 2009. Sosiologi Masyarakat Komoditas Indonesia.
Sastra: Pengantar Ringkas. Jakarta: Yogyakarta: Jalasutra.
Editum. Kinasih, Esti. 2005. Fairish (cetakan ke-5).
______________. 2010. Kebudayaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Populer (di Sekitar) Kita. Jakarta: Mg07. 2005. “Chicklit, dan Ritual
Editum. Perempuan Kota” Republika,
Darma, Budi. 1984. Sejumlah Esei Sastra. Minggu 16 Januari 2005.
Jakarta: Karya Unipress. (http//www.republika.co.id/koran_
detail.asp?id=184097&kat_id=305)

23
HUMANIKA Vol. 22 No. 2 (2015) ISSN 1412-9418
Proses Kreatif Pengarang Chicklit dan Teenlit Indonesia
Redyanto Noor

Nuranindya, Dyan. 2006. Dealova (cetakan


ke-13). Jakarta: Gramedia Pustaka Pustaka Media Sosial
Utama.
dyannuranindya @yahoo.com: ”My
Razdan, Anjula. 2004. “Deconstructing
Wonderful Life”, 15 Okt. 2008
Chicklit” Utne Magazine, Published
April 26, 2004 http/www. dyannuranindya.com: 14 Juni
2008
Rey, J. (2002). More than Just The Blues:
Understanding Serious Teenage http://gisantiabestari.tumblr.com: 15 Des
Problems. Sydney: Simon & 2008
Schuster. http://gisantiabestari.tumblr.com: 15 Des
Ruz. 2005. “Teenlit, Apa Sih 2008
Istimewanya?” dalam Republika, http//www.gramedia.com:12 Mar 2008
Minggu 6 Februari 2005.
http/www.gramedia.com: 12 Jun 2008
Taufiqurrohman, Muhammad. 2010.
”Produksi Budaya/Budaya Produksi http/www. gramedia.com: 14 Jun 2008
Chicklit Indonesia di Penerbit http//www.gramedia.com: 14 Okt 2008
Gagasmedia” Tesis Magister
Program Studi Kajian Budaya, http/www.valleriaverawati.com
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, support@bukabuku.com, 14 Ags 2008
Universitas Indonesia, Depok.
www.mardelz@hotmail.com: 2Jul 2007
Triwikromo, Triyanto. 2005. “Chicklit atau
Teenlit: Bukan Sastra Remeh- www.mardelz@hotmail.com: 12Mar 2008
temeh” (tidak dipublikasikan)
catatan pengalaman menyunting
novel Teenlit Nothing but Love
(Semata Cinta) karya Laire Siwi
Mentari, penerbit Kata Kita.
Verawaty, Valleria. 2006. Nggak Usah
Jaim Deh! (cetakan ke-6). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

24

You might also like