Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

TUGAS KOMUNIKASI KEPERAWATAN

HAMBATAAN DALAM KOMINUKASI TERAPEUTIK

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

RIRIN APRIANI
NOVA FITRIANI SAOGO
OLIVIA HERIANANDES

PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN PADANG 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA iPENGANTAR······························································································································3
BAB 1··························································································································································5
PENDAHULUAN··········································································································································5
1.1. LATAR BELAKANG································································································································5
1.2. RUMUSAN MASALAH··························································································································5
1.3. TUJUAN···············································································································································5
BAB II··························································································································································6
PEMBAHASAN············································································································································6
2.1. DEVINISI···············································································································································6
2.2 FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK······································································································6
a) Budaya····················································································································································7
b) Orientasi spiritual···································································································································7
d) Bentuk hubungan···································································································································7
e) Pengalaman internal······························································································································7
f) Keadaan emosional·································································································································7
g) Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi····························································································7
2.3. HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK······························································································7
1. Resisten··················································································································································7
2. Tranference············································································································································7
3. kontertransference································································································································8
4. Faktor yang bersifat teknis·····················································································································9
2.5. CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI····················································································9
BAB III·······················································································································································11
PENUTUP··················································································································································11
3.1. KESIMPULAN·····································································································································11
3.2. SARAN···············································································································································11
Daftar pustaka··········································································································································11
KATA iPENGANTAR

Puji iIsyukur iIpenulis iIpanjarkan iIkehadiran iIallah iIswt, iIatas iIberkat iIdan
iIrahmatnya, iIpenulis iIdapat iImenyelesaikan iIpenyusunan iImakalah iItugas iImata iIkuliah
iIkeperawatan iIjiwa iI1 iItepat iIwaktu.
Makalah iIini iImasih iIjauh iIdari iIkata iIsempurna. iIOleh iIkarena iIitu, iIpenulis
iImengharapkan iIkritikan iIdan iIsaran iIdari iIpembaca iIuntuk iIkemajuan iImakalah iIini
iIdi iImasa iImendatang
Semoga iImakalah iIini iIdapat iIbermanfaat iIuntuk iIpembaca iIdan iIterkhususnya
iIuntuk iIpenusis iIsendiri
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam bidang keperawatan komunikasi merupakan proses untuk
menciptakan hubungan antara perawat dan pasien, dengan tujuan untuk
mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana, tindakan, dan
kerjamasama untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Komuniakasi dalam keperawatan lebih dikenal sebagai komunikasi
terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang mengarah pada
kebutuhan untuk menyembuhkan klien. Komunikasi terapeutik sendiri adalah
komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bagaimana hambatan dalam proses komunikasi terapeutik

1.3. TUJUAN
 Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam keperawatan
 Tujuan khusus
Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam komuniaksi terapeutik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEVINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan
pesien. Komuniaksi terapeutik juga merupakan media untuk saling memberikan
dan menerima pemikiran antara perawat dan pasien. Komunikasi ini juga
berlangsung secara verbal dan non verbal.
Dalam komunikasi terapeutik memliki tujuan spesifik, memiliki batas waktu,
dan berfokus dalam memahami pasien, dan komunikasi terapeutik bersifat
timbal balik. Menurut Hovland, jenis dan Kelly, menyatakan komunikasi adalah
proses yang mana seseorang menyampaikan stimulus dalam tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang-orang lain.
Menurut indrawati, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di
rencanakan secara sadar yang bertujuan untuk kesembuhan pasien. Menurut
Barelson dan Steiner komunikasi terapeutik adalaah sebuah proses untuk
menyampaikan informasi, gagasan dan emosi.

2.2. FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Komunikasi terapeutik menganjurkan perawat dengan pesien untuk bekerja
sama. Perawat harus beruhan untuk mengkaji permasalahan yang di alami
pasien serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan perawat. Proses komunikasi
yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien terhadap perawat
dan komunikasi bisa berjalan dengan lancar,

2.3. FAKTOTR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KOMUNIKASI


Ada beberapa faktor yang dapaat memengaruhi sebuah komunikasi dan
berdampak pada hasil intraksi perat dengan pasien dalam komunikasi terapeutik
yaitu :
a) Budaya
b) Orientasi spiritual
c) Kejadian-kejadian diluar individu
d) Bentuk hubungan
e) Pengalaman internal
f) Keadaan emosional
g) Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi

2.4. HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Ada bebepara hambatan dalam komunikasi terapeutik : resisten,
transferens, dan coutertransference, hambatan ini muncul dari berbagai alasan
dan kemungkinan terjadi dalam bentuk yang berbada :
1. Resisten
Resistens adalah upaya dari pasien untuk tidak menyadari penyebab
dari cemas atau kegelisahan yang di alaminya. Pasien yang resisten biasanya
menunjukan perasaan menghargai tetapi tidak menyadari hal yang
menimbulkan kecemasan. Resistens muncul ketika pasien tidak bisa
menerima perubahan yang dialaminya. Perilaku resistens terlihat ketika
pasien berada pada fase kerja, karena ddi fase ini terdapat banya proses
dalam penyelesaian masalah.
Berikut bentuk resistensi :
a) Pembicaraan yang bersifat dangkal
b) Emosional atau tidak rasional
c) Hambatan intelektual ketika pasien mnegatakan dia tidak memiliki
pikiran
2. Tranference
Transference adalah sebuah respon tidak sadar berupa perilaku dan
perasaan terhadap perawat yang berawal dari berhubungan dari orang-
orang tertentu. Sifat yang peling menonjol dari tranference adalah ketidak
tepatan respon pasien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme
perthanan pengisaran yang maladaptif. Reaksi transference berbahaya
untuk proses komunikasi terapeutik bila perawat tidak menelaahnya
terlebidahulu.ada dua macam jenis reaksi tranference yakni reaksi
bermusuhan dan ketergantungan.

Contoh reaksi tranfernce ketergantungan


Ana (18 tahun), dirawat oleh perawat ani. Perawat ani mirip sekali dengan
ibunya ana sehingga setiap perawat lain melakukan tindakan perawatan ana
selalu minta perawat ani yang melakukan tindakan

Contoh reaksi tranference bermusuhan


nobita (21 tahun), di rawat di RS karena kecelakaan. Tanpa sebab yang jelas
agung selalu emosi ketika perawat doraemon melakukan tindakan
keperawatn karena perawat doramon mirip dengan teman nobita yang
telah menyebkan nya kecelakaan

3. kontertransference
Adalah kebutuhan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan dari
pasien. Kontertransferen merujik pada respon emosinal spesifik oleh
perawat terhadap pasien. Reaksi ini biasanya terbentuk antara tiga jenis
reaksi yaitu reaksi mencintai, reaksi sangat bermusuhan dan reaksi cemas
Bebrapa bentuk coutertransference yaitu :
a) Tidak mampu berempati terhadap penyelesaian masalah pasien
b) Menekan perasaan pasien selama atau sesudah sesi
c) Kecerobohan dalam melaksanakan tindakan atau melampau sesi waktu
yang telah di tentukan
d) Perasaan merah dan tidak sabar karena penyelesaian masalah pasien
Reaksi coutrransference terbagi dalam 3 bentuk yaitu :
a) Rekasi caring, yaitu perilaku yang berlebih-lebihan dengan cara
mengobrol dengan pasien.
b) Reaksi bermusahan,, reaksi ini muncul ketika pasien tidak bisa menahan
mengontrol emosinya dan menyebabkan perawat yang melakukan
terapeutik menjadi jengkel ke pasien
c) Rekasi cemas terhadap beberapa respons
Cara mengidentifikasi countertransference :
a) Perawat harus mempunyai standar terhadap dirinya sendiri dan apa
yang di harapkan terhadap pasiennya
b) Perawat yang harus bisa menguji diri sendiri dengan melakukan
menjalin hubungan dengan pasien
c) Perawat harus bisa mencari atau menemukan sumbermasalah pada
pasien
4. Faktor yang bersifat teknis
Yaitu sebuah faktor kurangnya penguasaan tekni komunikasi yang di miliki
perawat yang mencakup unsur-unsur yang berada dalam komunikator

2.5. CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI


Untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi terapeutik, perawat harus
bisa mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalan hal hubungan
perawat-pasien. Pertama perawat harus tau apa saja hambatan dalam
komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku pasien yang menunjukan adanya
hambatan tersebut. Kemudian perawat bisa megklasifikasi dan mengungkapkan
perasaan agar lebih fokus secara objektif pada hal yang sedang terjadi.
Perawat bertanggung jawab terhadap hambatan komunikasi terapeutik dan
dampak negatif saat proses komunikasi. Ada bebrapa cara untuk mengatasi
hambatan komunikasi terapeutik :
Pendekatan berpusat pada penerima
Berempati dan bersikap pk terhadap pasien merupakan salah satu cara
meengatasi hambatan dalam komunikasi.
a) Komunikasi dengan cara terbuka
Dalam kondisi komunikasi terbuka, akan mendorong kejujuran serta
kebebasan untuk mengakui kesalahan
b) Melakukan komunikasi dengan etis
Etika merupakan prinsip-prinsip yang menjadi sebuah acuan bagi individu
atau kelompok untuk bersikap dan berperilaku.
c) Meningkatkan umpan balik
Untuk mengetahui apakah pesan sudah di pahami dan dilaksanakan atau
tidak
d) Penentuan waktu yang efektif
Pesan di sampaikan saat peenerima pesan sudah siap menerima pesan
e) Mendengarkan secara efektif
Dengan meendengar secara efektif maka komunikasi perawat dengan
pasien dapat berjalan baik
f) Menggunakan bahasa yang sederhana
Agar pasien bisa mahami apa yang di sampaikan perawat
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Komunikasi teapeutik merupakan komunikasi interpersonal antara perawat
dan pasien. Tujuan darikomunikasi yaitu untu menyembuhkan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan sarana untuk saling menrtima dan
memberikan antara perawat dengan pasien. Komunikasi ini berlangsung secara
verbal dan non verbal.
Ada beberapa hambatan yang terjadi dalam komunikasi terapeutik yaitu
hambatan resisten, transferens, dan hambatan kontertranferes. Hambatan ini
timbul dari berbagai alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda

3.1. SARAN
Agar bisa melakukan pendekatan yang efektif dengan pasien, perawat harus
mempunyai strategi yang tepat dalam menggunakan komunikasi terapeutik.
Dalam melakukan komunikasi dengan pasien perawat harus bisa menghargai
pasien

Daftar pustaka

Nilalaili.2017.”HAMABATAN DALAM KOMUNIKASI


TERAPEUTIK”.hhtps://www.sridb.com/document/365348139/HAMBATAN-DALAM-
KOMUNIKASI-TERAPEUTIK-docx
Nurseviliansyah.Saptu,25 juli 2015.”HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK”hhtps://nursiviliansyah.blogspot.com.2015/07/hambatan-dalam-
konikasi-terapeutik.html?m=1
JTPSIKOTERAPI.”BAB II KAJIAN PUSTAKA”.hhtps://repo.iain-tulungagung.ac.id
Beranda.Agustus02,2020”Hambatan Komunikasi
Terapeutik”.hhtps://www.perawatbaik.com/2020/08/hambatan-komunikasi-
terapeutik.html
ArdiAzzam.agustus12,2021.”Mengatasi Hambatan Komunikasi
Terapeutik”.hhtps://terbitkanbukugratis.id/ardi-azzam/08/2021/mengatasi-
hambatan-komunikasi-terapeutik/?#referrer=hhtps://www.google.com&csi=0

You might also like