Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI KEJADIAN MUSCULOSKELETAL

DISORDERS (MSDs) PADA DOKTER GIGI : LITERATURE REVIEW


Faikha Dhista Rahmaningrum1*, Baju Widjasena2, Bina Kurniawan2
1
Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
2
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Univesitas Diponegoro
*
Coresponding autor : dhistarahma18@gmail.com

ABSTRACT
Dentists in carrying out their work must be full of concentration so that it is not uncommon for them to
do work with awkward postures for the comfort and safety of patients. Musculoskeletal disorder is a
disorder that can be felt by many people because its occurrence is widespread and is a common cause
of impaired function and decreased quality of life. Objective: To analyze the risk factors that influence
the incidence of musculoskeletal disorders (MSDs) in dentists based on literature in the form of articles
and national and or international accredited journals that have been published. Method: Descriptive
type with a qualitative approach. The research method used is the literature review method or a method
that is systematic by identifying and reviewing the results of existing research to solve cases in
accordance with the variables that have been determined in the study. Results and Conclusions: The
results of the study related to the factors that influence the risk of MSD occurrence in dentists, namely
individual factors including age, gender, years of service and work factors including work posture,
workload, duration of work, and repetition. The factor of tenure on the risk of MSD is the factor that
has the most reviews in several articles than other individual factors. While the factors of work posture
and work duration are the factors that have the most reviews on the articles used than other work
factors.

Keywords: Musculoskeletal Disorders, risk factors, dentist


PENDAHULUAN hidup.1 Pada tahun 2019, 9440 kasus gangguan
Kesehatan dapat didefinisikan sebagai muskuloskeletal terkait pekerjaan (WMSDs)
kondisi yang sehat. Dapat berupa fisik atau dilaporkan di Korea, meningkat 2.725 kasus
mental, spirtual atau sosial yang membolehkan (40,6%) dari 6715 kasus yang dilaporkan pada
seria orang dalam melaksanakan hidup dengan tahun sebelumnya.3 Kasus-kasus tersebut
produktif secsra sosial dan ekonomi.1 Adanya menyumbang sekitar dua pertiga (67,3%) dari
perkembangan zaman membuat banyak orang semua penyakit akibat kerja pada tahun
semakin lebih sadar untuk meningkatkan tersebut. Berbeda dengan di Amerika Serikat
derajat kesehatannya, termasuk kesadaran para WMSDs berjumlah 29–35% dari cedera dan
pekerja untuk memperoleh perlindungan penyakit akibat kerja yang melibatkan hari libur
kesehatan. Pekerja mungkin mengalami kerja pada tahun 1992–2010.3 Total biaya,
masalah kesehatan yang berkaitan dengan termasuk langsung dan tidak langsung,
dengan pekerjaan yang dilakukannnya seperti diperkirakan mencapai $2,6 miliar pada tahun
pada proses kerja, perilaku kesehatan, dan 2007.
lingkungan kerjanya. Pekerjaan yang dilakukan oleh dokter
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh gigi/praktisi kesehatan gigi memiliki risiko
seorang dokter gigi memiliki berbagai macam akan MSDs, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
risiko kesakitan yang mengancam. Dokter gigi factor individu dan pekerjaan. Pada factor
dalam melaksanakan pekerjaannya, harus individu, MSDs dipengaruhi oleh usia, jenis
penuh dengan konsentrasi sehingga tidak jarang kelamin, lama kerja, dan masa kerja.Pada factor
mereka akan melakukan pekerjaan dengan pekerjaan, Musculoskeletal Disorders (MSD) di
postur yang janggal demi kenyamanan dan kalangan praktisi gigi dapat terjadi terutama
keamanan pasien. Selain itu, dokter gigi juga ketika terjadi pada tingkat kesulitan yang tinggi
melaksanakan pekerjaan dengan posisi statis dan dalam kombinasi gerakan berulang,
dan kaku yang dilakukan dengan cara terus pengerahan tenaga tangan yang kuat atau terjadi
menerus dan dalam waktu yang lama, sehingga dalam kurun waktu yang lama, mendorong atau
dapat merasakan kelelahan dan rasa tidak menarik, dan atau postur canggung yang
nyaman pada otot.2 berkepanjangan.
Muskuloskeletal disorder merupakan
METODE PENELITIAN
suatu gangguan yang dapat dirasakan oleh
Penelitian ini merupakan penelitian
banyak orang karena kejadiannya tersebar luas
jenis deskriptif menggunakan pendekatan
dan merupakan suatu penyebab yang umum
kualitatif. Metode yang digunakan dalam
dari gangguan fungsi dan penurunan kualitas
penelitian adalah metode literature review atau Sedang menurut Wijaya, dkk (2011)
sebuah metode yang bersifat sistematis dengan usiaatidak memengaruhiiMSD lantaran
melakukan identifikasi dan menelaah hasil jenjang usia responden tidak berbeda
penelitian yang sudah pernah ada untuk jauh
memecahkan kasus sesuai dengan variable yang b. Jenis Kelamin
telah ditentukan dalam penelitian. Metode ini 2 artikel yang merundingkan
merupakan teknik yang dilaksanakan dengan faktor jenis kelamin terhadap risiko
cara mereview beberapa literature kemudian MSD, pada penelitian Lin, dkk (2012)
ditarik kesimpulan. menyatakan jenis kelamin
memengaruhi MSD dikarenaka
HASIL DAN PEMBAHASAN
prevalensi dokter gigi wanita lebih
1. Faktor Individu
tinggi dariipada dokter gigi pria pada
a. Usia
pergelangan kaki atau kaki, dan bahu.
3 artikel membahas mengenaki
Sedangkan Ambarwati, dkk (2018)
faktor usia terhadap tingkat risko
mengungkapkan persentase dokter gigi
terjadinya MSD. Berdasar penelitian
pria dan wanita tidak berbeda jauh
Lin, dkk (2012), usia bersamaan
terhadap keluhn nyeri otot.
dengan faktor risiko lainnya memiliki
c. Masa Kerja
pengaruh terhadap MSD. Seoran yang
5 artikel mendisukusikan faktor
berusia kurang dari 36 tahun dan
masa kerja terhadap MSD.
memiliki kurang dari 11
Murtiwardhani, dkk (2020) mendapati
tahunnpengalaman klinis berpengaruh
responden dengan pengalaman kerja
kepada MSD pada pergelangan tangan
lebihdari 20 tahun memiliki hasil
maupun tangan. Responden yang
penilaian REBA pada kelompok risiko
memiliki usiallebih dari 35 tahun dan
tinggi dan sangat tinggi. Sedangkat
memiliki beban pasien lebihhdari 20
Lin, dkk (2012), menemui bahwa
pasien/hari dan memiliki pengaruh
dokter gigi dengan tanpa keluhan
kepada MSD pada
MSD sedikit agak berumur dan atau
pinggul/paha/pantat.
berpengalaman. Hal tersebut dapat
Artiekl lainnya menyebutkan
terjadi karena kemampuan dokter gigi
usia tidak memengaruhi MSD baik
semakin lama dapat menyesuaikan
pada kegiatan pembersihan karang
posisi dan teknik menghindari masalah
gigi, pencabutan gigi, atau tambal gigi.
MSD.
Beberapa penelitian ditemukan tubuh sebab peletakan peralatan. Lin,
bahwa masa kerja tidak memengaruhi dkk (2012) dalam penelitiannya
MSD salah satunya oleh Ambarwati, menemukan kebiasaan kerja
dkk (2018) ialah sebab baik responden membungkuk ke depan lebih dari 10
dengan pengalaman kerja ≥10 tahun menit dapat memengaruhi keluhan
atau <10 tahun kedua kelompok MSD di pergelangan tangan atau
mengalami keluhan MSD. Sedangkan tangan. Sedikit beberbeda, Ambarwati,
menurut Ningrum, dkk(2019), perihal dkk (2018) menemukan bahwa MSD
yang menyebabkan masa kerja tindak dapat terjadi dan terpengaruh pada
ada pengaruh kepada MSD postur kerja ketika pencabutan gigi
dikarenakan rentang waktu masa kerja daripada pekerjaan menambal gigi dan
yang telalu singkat dalam kuesioner. pembersihan karang gigi, dikarenakan
Berbeda dengan Wijaya, dkk (2011), pencabutan giigi mengharuskan
penyebab MSD tidak terpengaruh oleh menggunakan kekuatan pada lengan.
masa kerja dikarenakan waktu b. Beban Kerja
responden selama bekerja hingga Artikel yang diteliti Lin, dkk
dilaksanakan penelitian tidak terlalu (2012) menyakatan faktor beban kerja
lama. dapat berpengaruh pada MSD dan
2. Faktor Pekerjaan bahwa dalam penelitiannya ia
a. Postur Kerja menemukan sebagian besar responden
4 artikel yang menganalisis mengerjakan pekerjaan tiap pasiennya
faktor postur kerja menyatakan bahwa sekitar 21 hingga 30 menit, dan
dokter gigi yang melakukan pekerjaan sebagian besar memiliki pasien hingga
dengan posisi berdiri tanpa melakukan 20 pasien dengan kondisi sebagian
peregangan diantara waktu kerja besar responden memiliki asisten
menurut Rachmawati, dkk (2018) dalam pengkerjaan pekerjaannya.
lebih mungkin mengalami MSD. c. Durasi Kerja
Sedangkan menurut Wijaya, dkk 5 artikel mengulas mengenai MSD
(2011), postur kerja dapat berpengaruh yang dipengaruhi faktor durasi kerja.
sebab mahasiswa profesi selaku Menurut Darmayanti, dkk (2020),
reponden dituntut beraktivitas dengan durasi kerja berpengaruh karena dalam
posisi kurang tepat saat melakukan melakukan ppekerjaan dengan posisi
perawatan pada pasien dan perputaran yang sama dan dilakukan beberapa
waktu akan menyebabkan otot menjadi dan penambilan alat yang tidak berada
statis. Jika menurut Murtiwardhani, dalam jangkauan.
dkk (2020) apabila repsonden bekerja
SIMPULAN
dengan waktu cukup lama tanpa
Hasil penelitian 7 artikellberdasarkan
melakukan jeda diantara kerja, maka
metode Literature Review, MSD pada dokterr
dapat terjadi penurunan kemapuan
gigi dapat dipengaruhiooleh beberapa faktor.
tubuh dan menyebabkan kelelahan
Faktorrrisiko penyebab kejadian MSD dibagi
otot. Apabila melakukan peregngan
menjadi 2 yaitu faktoriindividu dan faktor
dengan arah yang berlawanan dari
pekerjaan.
postur statis, menurut Rachmawati,
Faktor individu yang dapat
dkk (2018), hal tersebut dapat
memengaruhiirisiko kejadian MSD adalah usia,
mencegah nyeri dan MSD. Lain hal
jenis kelamin, dan masa kerja. Faktor yang
dengan Lin, dkk (2012) peningkatan
memiliki banyak ulasan dalam artikel adalah
jumhlah hari kerja tiap minggunya dari
faktor masa kerja. Faktor pekerjaan yang
4 hari menjadi 7 hari, dapat
memiliki efek kepada MSD adalah postur kerja,
menyebabkan masalah pada leher.
beban kerja, durasi kerja, dan pengulangan.
Berbeda dengan WIjaya, dkk (2011)
Faktor yang memiliki banyak ulasan dalam
pada penelitiannya menyebutkan MSD
artikel adalah postur tubuh.
tidak dipengaurhi durasi kerja, hal ini
diduga karena durasi pekerjaan yang DAFTAR PUSTAKA

dilakukan responden selaku 1. Alricsson M. Musculoskeletal Disorder.

mahasiswa hingga dilakukan 2012.

pneleitian tidak lama. 2. Murtiwardhani YEH, Ameria Briliana

d. Repetisi Shoumi. PENGARUH LAMA

Artikel yang ditemukan dalam AKTIVITAS KERJA DOKTER GIGI

penelitian Wijaya, dkk (2011) DI PUSKESMAS KOTA MALANG

menunjukkan repetisi yang tergolong TERHADAP TINGKAT RISIKO

dalam faktor biomekanika kerja dan TERJADINYA MUSCULOSKELETAL

memengaruhi MSD dan dapat terjadi DISODERS (MSDs). E-Prodenta J Dent.

dikarenakan aktivitas responden 2020;3(2):58–66.

mengharuskan melakukan pekerjaan 3. Kee D. Comparison of OWAS, RULA

dengan posisi janggal secara berulang and REBA for assessing potential work-
related musculoskeletal disorders. Int J
Ind Ergon [Internet]. 2021;83(August
2020):103140. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.ergon.2021.103
140

You might also like