Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal OPSI Vol 12 No.

2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)


http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi


terhadap Kepuasan Kerja serta Dampaknya
pada Kinerja Karyawan
Jauharun Niam1, Tantri Yanuar Rahmat Syah1
1
Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara No.9, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510
email : niam@ypt.or.id
doi: https://doi.org/10.31315/opsi.v12i2.3147

Received: 9st October 2019; Revised: 28nd October 2019; Accepted: 30th December 2019;
Available online: 31st December 2019; Published regularly: December 2019

ABSTRACT
Changes in leaders in an organization are common and will affect all units from the management level to
implementation. This is related to the leadership style and organizational culture developed by new leaders,
especially in terms of motivating and providing job satisfaction in achieving the best performance. This research
is explanatory research that proves a causal relationship between work motivation, transformational leadership,
organizational culture, and employee job satisfaction as a mediating variable on employee performance. The
study also aims to see whether or not two or more variables have a relationship, and how significant the
relationship is and how the relationship is going. In this study, to analyze and find out the significant level, and
the relationship between variables, the structural equation model analysis method is used. The results of the study
on 385 respondents who were a sample of research in educational foundations that shelter educational institutions
from early childhood education to university level that are spread in almost all regions of Indonesia showed the
need for special attention to work motivation which did not significantly influence job satisfaction and satisfaction
work does not mediate employee performance against motivation, leadership, and organizational culture
variables. Other results indicate that the variables of work motivation, organizational culture, and
transformational leaders significantly influence employee performance.

Keywords: Motivation; Culture; Satisfaction; Work; Performance

ABSTRAK
Perubahan pemimpin pada suatu organisasi merupakan hal yang biasa terjadi dan akan berpengaruh pada
seluruh unit dari tingkat manajemen sampai ke pelaksanan, hal ini terkait dengan gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi yang dikembangkan oleh pemimpin baru terutama dalam hal memotivasi dan memberikan kepuasan
kerja dalam mencapai kinerja terbaik. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan yang membuktikan
hubungan kausal antara motivasi kerja, kepemimpinan transformasional, budaya organisasi serta kepuasan kerja
karyawan sebagai variabel mediasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian bertujuan juga untuk melihat apakah
antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan atau tidak, dan seberapa besar hubungan itu serta bagaimana
arah hubungan tersebut. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis dan mengetahui tingkat signifikan dan
keterkaitan antar variabel digunakan metode analisis structural equation model. Hasil penelitian pada 385
responden yang merupakan sampel penelitian di yayasan pendidikan yang menaungi lembaga pendidikan dari
tingkat pendidikan anak usia dini sampai dengan tingkat perguruan tinggi yang tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia memperlihatkan perlunya perhatian khusus terhadap motivasi kerja yang tidak signifikan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kepuasan kerja tidak memediasi kinerja karyawan terhadap variabel
motivasi, kepemimpinan dan budaya organisasi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa variabel motivasi
kerja, budaya organisasi dan pemimpin transformasional signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kata Kunci: Motivasi; Budaya; Kepuasan; Kerja; Kinerja

organisasi. Perilaku anggota organisasi baik


1. PENDAHULUAN
secara individu maupun kelompok memberikan
Kinerja organisasi tergantung dari kinerja kekuatan atas kinerja organisasi sebab
individu atau dengan kata lain kinerja individu motivasinya akan mempengaruhi pada kinerja
akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi. Oleh sebab itu menciptakan motivasi

89
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

dan kepuasan kerja karyawan sangat penting pengembangan analisis regresi yang telah
dalam pengelolaan sumber daya manusia digunakan.
didalam sebuah organisasi.
2. METODE
Kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel-
variabel yang mempengaruhinya antara lain 2.1 Studi Literatur
motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya Motivasi kerja sangat diperlukan oleh
organisasi dapat diakomodasikan dengan baik seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu
dan diterima oleh semua karyawan. Pengelolaan kepuasan kerja yang tinggi meskipun menurut
sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah sifatnya kepuasan kerja itu sendiri besarannya
bahwa perusahaan harus mampu untuk sangat relatif atau berbeda antara satu orang
menyatukan persepsi atau cara pandang dengan orang lainnya. Tetapi secara
karyawan dan pimpinan perusahaan dalam keseluruhan, seorang karyawan yang
rangka mencapai tujuan perusahaan. Hal yang mendapatkan motivasi kerja pada umunya akan
dapat dilakukan antara lain melalui memiliki tujuan yang jelas serta semangat akan
pembentukan mental bekerja yang baik dengan pencapaian objektivitas dalam bekerja. Hal ini
dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap akan mendorong serta mendasari seorang
pekerjaannya, memberikan motivasi kerja, karyawan dalam mengukur tingkat kepuasannya
bimbingan, pengarahan dan koordinasi dalam dalam bekerja.
bekerja oleh seorang pemimpin kepada Pekerja yang memiliki motivasi yang kuat,
bawahannya. pada umumnya akan berperilaku positif.
Berangkat dari perubahan dalam Perilaku positif inilah yang akan mempengaruhi
manajemen organisasi objek penelitian, yaitu lingkungan pekerjaannya. Namun sebaliknya
organisasi yang mengelola lebih dari 50 unit apabila sikap kerjanya buruk, maka akan
lembaga pendidikan yang berkantor pusat di berdampak pada buruknya lingkungan
Bandung. Lembaga pendidikan tersebut terdiri pekerjaannya. Pada akhirnya lingkungan
dari tingkat pendidikan anak usia dini, dasar dan pekerjaan yang menjadi kurang kondusif akan
menengah hingga perguruan tinggi yang berdampak pada kepuasan kerja pada umumnya.
lokasinya tersebar dari Medan sampai dengan Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Jayapura. Pada waktu itu terjadi penggantian Tietjen dan Myers (1998) menyatakan bahwa
kepemimpinan yang mengubah gaya motivasi kerja mempengaruhi kepuasan kerja
kepemimpinan di dalam manajemen organisasi. karyawan. Dari uraian diatas, diajukan hipotesis
Hal ini berdampak pada perubahan kepuasan sebagai berikut:
kerja dan kinerja karyawan. Perubahan inilah H1: Motivasi akan meningkatkan kepuasan
yang kemudian mendasari pentingnya kerja karyawan.
mengukur pengaruh perubahan tersebut Pada umumnya kepuasan seorang bawahan
terhadap kelangsungan visi objek penelitian dalam bekerja dapat ditentukan dari baik atau
dalam jangka panjang. tidaknya perlakukan seorang atasan atau
Peneliti melakukan pengembangan dari pimpinan terhadap bawahannya. Seorang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Huu, pemimpin yang bijak dan baik tentunya akan
Liu, Hsu, dan Yu (2014) yang menggunakan berdampak positif terhadap kepuasan seorang
variabel kepemimpinan, budaya organisasi kerja bawahan dalam bekerja yang notabene akan
sebagai variabel independen dan variabel kinerja berdampak pada keberhasilan suatu kegiatan
sebagai variabel dependen. Pada penelitian usaha.
pengembangan ini peneliti menambahkan Kepuasan kerja dalam pekerjaan
variabel motivasi sebagai variabel independen merupakan kepuasan kerja yang dinikmati
dan variabel kepuasan kerja sebagai variabel dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian
mediasi yang akan mempengaruhi kinerja pada hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan,
objek penelitian ini. Terdapat 4 (empat) dan suasana lingkungan kerja yang baik.
kesenjangan penelitian terhadap penilitian Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan
terdahulu. Kesenjangan tersebut adalah fokus kerja dalam pekerjaan akan lebih
pada gaya kepemimpinan transformasional, mengutamakan pekerjaannya dari pada balas
penambahan variabel motivasi, variabel jasa walaupun balas jasa itu penting, hal inilah
kepuasan kerja sebagai mediasi terhadap kinerja yang akan mendorong keberhasilan kegiatan
karyawan serta penggunaan metode analisis usaha atau organisasi.
jalur (structural equation model) sebagai

90
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Keberhasilan kegiatan usaha tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan


pengembangan organisasi, sebagian besar kepadanya. Tentunya seorang pegawai yang
ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau dapat mencapai suatu peringkat atau prestasi
pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak yang baik dalam jenjang pekerjaan pastilah
organisasi untuk investasi energi yang memiliki motivasi bekerja yang baik. Dimana
diperlukan maupun usaha-usaha pribadi motivasi inilah yang mendorong serta
pimpinan. Bentuk kepemimpinan yang tepat mengarahkan semangat seorang pegawai untuk
juga akan berdampak dari kepuasan kerja yang selalu giat bekerja dan berprestasi dalam
akan dirasakan oleh karyawan selaku bawahan menuntaskan pekerjaannya secara khusus dan
dari seorang pimpinan lembaga atau organisasi. memastikan tercapainya misi perusahaan pada
Zaman dan Yiing (2009), Sadasa (2013) umumnya.
serta Chi, Yeh dan Yu (2008) dalam Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
penelitiannya menyatakan bahwa Haywood (2011) serta Giauque, Anderfuhren-
kepemimpinan yang kuat dapat mempengaruhi Biget dan Varone (2013) mengemukakan bahwa
kepuasan bekerja dari bawahannya. Dari uraian motivasi bekerja dapat mempengaruhi prestasi
diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut: kinerja karyawan. Dari uraian diatas, diajukan
H2: Kepemimpinan akan meningkatkan hipotesis sebagai berikut:
kepuasan kerja karyawan. H4: Motivasi kerja akan meningkatkan kinerja
Budaya organisasi pada umumnya dapat karyawan.
mengakomodir beberapa keragaman yang Kepemimpinan merupakan suatu upaya
terdapat didalam sebuah organisasi serta dapat untuk mempengaruhi banyak orang melalui
memberikan kenyamanan dan kepuasan dalam proses komunikasi untuk mencapai tujuan
bekerja dari sisi seorang pegawai. Bentuk organisasi yang diharapkan dapat menimbulkan
budaya organisasi yang tepat juga akan perubahan positif berupa kekuatan yang secara
berdampak dari kepuasan kerja yang akan dinamis dapat mengerakkan serta mendorong
dirasakan oleh karyawan selaku anggota dari dalam hal ini memotivasi anggota organisasi
sebuah lembaga atau organisasi. dalam rangka mencapai tujuan yang sesuai
Budaya organisasi pada prakteknya dengan koridor yang telah ditetapkan oleh
dipahami sebagai suatu pola asumsi dasar yang manajemen perusahaan. Bentuk kepemimpinan
diciptakan, ditemukan dan dikembangkan yang tepat dapat memotivasi pegawai dalam
sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah meningkatkan prestasinya sehingga peningkatan
adaptasi eksternal dan integrasi internal. Sebuah inilah yang dapat mendongkrak kinerja pegawai
budaya yang dapat mengakomodir beberapa secara keseluruhan dan meningkatkan kinerja
keragaman yang terdapat didalam sebuah karyawan pada umumnya.
organisasi seyogyanya akan memberikan Seorang pemimpin yang memiliki kharisma
kenyamanan bekerja serta kepuasan dalam kepemimpinan didalam dirinya akan dapat
bekerja dari sisi seorang pegawai. Hal ini menjadi figur bagi bawahannya. Figur inilah
disebabkan sebuah lingkungan kerja yang yang menjadi role model atau suri tauladan serta
kondusif dan produktif tentunya juga ditunjang menjadi lambang yang mencerminkan jiwa dari
dari budaya organisasinya yang baik sehingga organisasi tersebut. Sebuah organisasi yang
mampu memberikan kepuasan kerja dari memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
anggota organisasi tersebut. tentunya akan dapat menyemangati kinerja
Goldston (2007), Kathrins (2007) serta bawahannya. Dengan figur yang kuat inilah
Zaman dan Yiing (2009) juga Olasupo (2011) motivasi dan budaya dapat dibangun yang
dalam penelitiannya mengemukakan bahwa muaranya berujung pada peningkatan kinerja
budaya organisasi berpengaruh terhadap organisasi secara umum dan kinerja karyawan
kepuasan kerja, artinya budaya organisasi secara secara khusus.
positif dan searah berpengaruh terhadap Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan
kepuasan kerja. Dari uraian diatas, diajukan oleh Zaman dan Yiing (2009) serta Huu, Liu,
hipotesis sebagai berikut: Hsu dan Yu (2014) mengemukakan bahwa gaya
H3: Budaya organisasi akan meningkatkan kepemimpinan yang tepat dapat mendorong
kepuasan kerja karyawan. serta meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja perusahan secara keseluruhan. Dari uraian
yang secara kualitas dan kuantitas dapat dicapai diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut:
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

91
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

H5: Kepemimpinan akan meningkatkan kinerja bekerjanya serta kompensasi yang baik atas
karyawan. beban kerjanya akan memiliki semangat yang
Budaya organisasi yang merupakan hasil tinggi dalam bekerja. Semangat bekerja yang
dari interaksi ciri-ciri kebiasaan yang tinggi tentu saja akan mendorong karyawan
mempengaruhi kelompok-kelompok orang tersebut dalam meningkatkan prestasi dalam
dalam lingkungan organisasinya, akan bekerja sehingga mendongkrak kinerja
membentuk suatu persepsi subyektif karyawan secara total.
keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan Logika berpikir diatas bersesuain
pada faktor-faktor seperti toleransi resiko, dengan temuan Amburgey (2005) yang
tekanan pada tim, dan dukungan orang, persepsi memberikan suatu kesimpulan bahwa kepuasan
keseluruhan ini akan menjadi budaya atau kerja secara positif dan signifikan berpengaruh
kepribadian organisasi tersebut yang mampu terhadap kinerja. Dari uraian diatas, diajukan
mendukung dan mempengaruhi kepuasan kerja hipotesis sebagai berikut:
karyawan dan kinerja karyawan serta dampak H7: Kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja
yang lebih besar pada pengembangan budaya karyawan.
yang lebih kuat. Dari uraian hipotesis yang diajukan diatas,
Zaman dan Yiing (2009) dan Sadasa (2013) maka dapat divisualisasikan hubungan antar
serta Huu, Liu, Hsu dan Yu (2014) dalam variabel seperti Gambar 1.
penelitiannya mengemukakan bahwa budaya
2.2 Pengolahan Data
organisasi dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Dari uraian diatas, diajukan hipotesis Penelitian ini merupakan penelitian
sebagai berikut: penjelasan (explanatory research) yang akan
H6: Budaya organisasi akan meningkatkan membuktikan hubungan kausal antara variabel
kinerja karyawan. bebas (independent variable) yaitu variabel
Sebuah organisasi pada umumnya menilai motivasi kerja, variabel kepemimpinan
kepuasan kerja merupakan akumulasi perasaan transformasional, dan variabel budaya
atau sikap karyawan terhadap pekerjaannya organisasi; variabel antara (intervening
serta akumulasi ini erat berhubungan dengan variable) yaitu variabel kepuasan kerja
lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, karyawan; dan variabel terikat (dependent
hubungan antar teman kerja, hubungan sosial variable) yaitu kinerja karyawan. Serta
ditempat kerja dan sebagainya. Sehingga dapat penelitian korelasional, yaitu penelitian yang
dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah berusaha untuk melihat apakah antara dua
dipenuhinya beberapa keinginan dan variabel atau lebih memiliki hubungan atau
kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau tidak, dan seberapa besar hubungan itu serta
bekerja. bagaimana arah hubungan tersebut.
Seorang karyawan yang merasakan Penelitian dilakukan pada Yayasan
kepuasan atas pekerjaannya, lingkungan Pendidikan Telkom yang mengelola pendidikan

Gambar 1. Kerangka Hipotesis

92
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Gambar 2. Diagram Jalur

dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai valid atau tidak dapat digunakan untuk
dengan perguruan tinggi yang tersebar diseluruh penelitian selanjutnya. Selanjutnya dilakukan
wilayah indonesia dari Medan sampai dengan pengambilan data dengan jumlah sampel 77 x 5
Jayapura. Populasi sejumlah 2197, diambil = 385 responden dilakukan analisis jalur dengan
sampel sejumlah 385 sampel sesuai dengan menetapkan motivasi, pemimpin
indikator penelitian yang dilakukan (jumlah transformasional, budaya organisasai sebagai
sampel adalah jumlah indikator dikalikan 5-10, variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai
Ferdinand (2006)). variabel terikat yang dimediasi oleh variabel
Dari model penelitian yang telah kepuasan kerja. Mengacu pada SEM dimana
dikembangkan ini, diharapkan akan data responden di analisis menggunakan
menjelaskan hubungan sebab dan akibat antar software analisis.
variabel dan selanjutnya mampu membuat suatu Dari analisis pada kelompok pengujian satu
implikasi manajerial yang bermanfaat sesuai sampai kelompok lima menunjukkan kecocokan
dengan variabel-variabel penelitian. Dalam yang mencukupi diantaranya Chi Square, Root
penelitian ini, untuk menganalisis dan Mean Square error of Approximation
mengetahui tingkat signifikan dan keterkaitan (RMSEA), Expected Cross Validation
antar variabel digunakan metode analisis Index (ECVI), Akakike Information
structural equation model (SEM). Dengan Criterion (AIC) dan Consistent Akaike
metode ini dapat dilihat pengaruh dan hubungan Information Criterion (CAIC), dan Fit Index.
antara variabel eksogen dan variabel endogen Pada pengujian kelompok 6 dan 7 hasil
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. menunjukkan marginal fit dan poor fit untuk
Critical N, Root Mean Square residuan (RMR),
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Goodness-of-Fit Index (GFI) dan Adjusted
Pada tahap awal penelitian, peneliti Goodness of Fit Index (AGFI). Selanjutnya
melakukan pre-test dengan menyebarkan dapat disimpulkan kecocokan keseluruh model
kuesioner kepada 30 responden di objek (goodness of fit) model ini memenuhi syarat dan
penelitian yang telah memenuhi kriteria untuk penelitian ini menghasilkan diagram jalur
dapat dijadikan responden dari penelitian. seperti pada gambar 2.
Peneliti melakukan pre-test untuk mengetahui Implikasi Manajerial
apakah petunjuk pengisian, konstruk pertanyaan Dari penelitian ini ditemukan bahwa
dan bagian-bagian penting lainnya dari terdapat faktor-faktor yang terbukti memiliki
kuesioner dapat dipahami dan memang secara pengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja
tepat mewakili tiap variabel yang diuji. karyawan. Diantara faktor utama yang dapat
Kesimpulannya dari pengujian validitas digaris bawahi adalah pengaruh kepemimpinan,
terhadap 97 indikator penelitian yang diuji, khususnya kepemimpinan dengan gaya
ditemukan 20 indikator penelitian yang tidak transformasional terhadap kepuasan kerja

93
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

karyawan. Faktor selanjutnya pengaruh budaya DAFTAR PUSTAKA


organisasi dalam meningkatkan kepuasan kerja
Amburgey, W. (2005). An analysis of the
karyawan dan juga pengaruhnya terhadap
relationship between job satisfaction,
kinerja karyawan pada objek penelitian. Serta
organizational culture, and perceived
dibuktikan juga faktor yang paling memiliki
leadership characteristics. University of
signifikansi dalam mempengaruhi kinerja
Central Florida. Florida: Proquest Digital
karyawan adalah pemberian motivasi kerja
Dissertation.
kepada karyawan.
Chi, H.-K., Yeh, H.-R., & Yu, C.-H. (2008). The
Berdasarkan faktor yang telah disebutkan
Effects of Transformation Leadership,
diatas akan dijabarkan pula beberapa implikasi
Organizational Culture, Job Satisfaction
penting bagi manajemen yang bersifat
on the Organizational Performance in the
manajerial dan sangat krusial untuk dibahas apa
Non-profit Organizations. The Journal of
dan bagaimana bentuk strategi yang harus
Global Business Management, 4(1), 129-
diterapkan. Berdasarkan analisis dapat dibuat
137.
garis besar untuk beberapa implikasi manajerial
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian
dalam perusahaan. Sebagaimana telah
Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
dibuktikan dalam penelitian ini terdapat
Universitas Diponegoro.
pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan
Giauque, D., Anderfuhren-Biget, S., & Varone,
kerja karyawan, kepemimpinan terhadap kinerja
F. (2013). HRM practices, intrinsic
karyawan, budaya organisasi terhadap kepuasan
motivators, and organizational
kerja dan kinerja karyawan serta pengaruh
performance in the public sector. Public
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada
Personnel Management, 42, 123-150.
objek penelitian.
doi:10.1177/0091026013487121
4. KESIMPULAN Goldston, B.K. (2007). The relationship
between traits of organizational culture
Dari hasil uji analisa, ditemukan bahwa
and job satisfaction within the healthcare
hasil analisa mendukung hipotesis H2, H3, H4,
setting. Semantic Scholar.
H5 dan H6 tetapi tidak mendukung hipotesis H1
Haywood, D. (2014). Effects of Leadership
dan H7. Secara ringkas dapat disimpulkan
Strategies on Employee Motivation and
bahwa yang pertama motivasi kerja tidak
Job Performance. Walden University,
berpengaruh terhadap kepuasan kerja
ProQuest Dissertations Publishing, 2014.
dikarenakan lemahnya kebutuhan akan
3643501.
berprestasi, berafiliasi dan kekuasaan. Kedua,
Huu, N., Liu, Y., Hsu, P.-F., & Yu, S.-H. (2014).
kinerja karyawan tidak dimediasi oleh kepuasan
An Empirical Study of the Organizational
kerja sebagai akibat tidak kuatnya korelasi
Culture, Leadership and Firm
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dan
Performance in a Vietnam Family
ketiga kinerja karyawan dipengaruhi oleh
Business. The International Journal; of
motivasi kerja, kepemimpinan transformasional
Organizational Innovation, 6(4), 109-121.
dan budaya organisasi.
Kathrins, R. (2007). The Relationship of
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
Leadership Style and Types of
adalah penelitian fokus pada pengambilan
Organizational Cultures to the
sampel pada satu yayasan pendidikan saja. Satu
Effectiveness and Employee Satisfaction
lembaga organisasi sebagai satu tempat
in Acute Care Hospital. College of
penelitian belum dapat mewakili keseluruhan
Business Administration Of Touro
variabel-variabel di dalam mengukur dan
University International. California:
mengevaluasi untuk kawasan Indonesia.
ProQuest Information and Learning
Terhadap hasil dan keterbatasan penelitian yang
Company.
telah dilakukan dapat diajukan saran
Olasupo, M. (2011). Relationship between
pengembangan. Saran pengembangan yang
organizational culture, leadership style
dapat diberikan adalah perlu dikembangkan
and job satisfaction in a nigerian
cakupan penelitian pada beberapa yayasan
manufacturing organization. Ife
pendidikan setara sehingga dapat mewakili
Psychology, 19(1), 159-176.
keseluruhan variabel-variabel organisasi pada
Sadasa, K. (2013). The Influence of
kawasan yang lebih luas.
organizational culture, leadership, job

94
Jurnal OPSI Vol 12 No.2 Desember 2019 ISSN 1693-2102 (print), 2686-2352 (online)
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

satisfaction towards teacher job Zaman, K., & Yiing, L. H. (2009). The
performance. Indian Journal of Health moderating effects of organizational
and Wellbeing, 4(9), 1637-1642. culture on the relationships between
Tietjen, M. A., & Myers, R. M. (1998). leadership behaviour and organizational
Motivation and job commitment and between organizational
satisfaction. Management Decision, commitment and job satisfaction and
36(4), 226–231. performance. Leadership & Organization
Development Journal, 30(1), 53-86.

95

You might also like