Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

LAPORAN KEGIATAN

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


F1-F7

MEMENUHI TUGAS PROGRAM DOKTER


INTERNSIP ANGKATAN I TAHUN 2020
DI PUSKESMAS LEDOKOMBO

Oleh :
dr. Tawang Handayani

Pendamping :
dr. Alfi Yudisianto

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT LEDOKOMBO


KABUPATEN JEMBER
2020
DAFTAR ISI

Lembar penilaian kinerja UKM


Buku Log Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
Halaman Pengesahan
Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
F1. Upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
F2. Upaya kesehatan lingkungan
F3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
F4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
F5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
F6. Upaya pengobatan dasar
F7. Mini Project
LEMBAR PENILAIAN KINERJA UKM

Kinerja
Perilaku A B C D E
Disiplin (Kehadiran tepat waktu) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Pratisipasi (dalam melakukan assassmen dan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
intervensi F1 s/d F7)
Argumentasi (rasionalitas) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Tanggung jawab (misalnya, menulis laporan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
kasus, laporan kunjungan rumah,
penyuluhan)
Kerjasama (tenggang rasa, tolong-menolong, [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
tanggap)
Manajerial (dinilai berdasarkan laporan dan atau presentasi kasus)
Latar Belakang permasalahan atau kasus [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Permasalahan di keluarga, masyarakat [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
maupun kasus
Perencanaan dan pemilihan intervensi [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
(misalnya metode penyuluhan, menetapkan
prioritas masalah dan intervensi)
Pelaksanaan (proses intervensi) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
Monitoring dan Evaluasi (termasuk di [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
dalamnya pengambilan kesimpulan)
Komunikasi
Kemampuan berkomunikasi secara efektif [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
(dengan kasus, keluarga maupun masyarakat)
Kemampuan bekerja dalam tim (kerjasama [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
dengan semua unsur di masyarakat)
Kepribadian dan profesionalisme
Tanggung jawab profesional (kejujuran, [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
keandalan)
Menyadari keterbatasan (merujuk, [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
konsultasi pada saat yang tepat)
Menghargai kepentingan dan pendapat [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
kasus maupun pihak lain (menjelaskan
semua pilihan tindak medis UKP dan UKM
yang dapat dilakukan dan membiarkan
kasus/keluarga/masyarakat untuk
memutuskan pemecahan masalah)
Partisipasi dalam pembelajaran (aktif [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
mengutarakan pendapat dan rasionalisasi
tindak UKP dan UKM dalam setiap kegiatan
pembelajaran)
Kemampuan membagi waktu [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
(menyelesaiakan semua tugas pada waktunya
dan mempunyai waktu untuk membantu
orang lain)
Pengelolaan rekam medis (selalu menulis [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
data medis secara benar dan baik)
Komentar Pendamping Pendamping,
dr. Alfi Yudisianto
Tanda tangan:

Nama Peserta : dr. Tawang Handayani


Nama Wahana : Puskesmas Ledokombo
BUKU LOG
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
Dokter Internsip Puskesmas Ledokombo

Kode Uraian Kegiatan Tanggal Tanda Tangan Catatan


Kegiatan Pendamping Pendamping
F1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1 Penyuluhan Imunisasi di aula 20/08/20 dr. Alfi
Kecamatan Kalisat Yudisianto

2 Sosialisasi Adaptasi kebiasaan 22/08/20 dr. Alfi


Baru di Balai Desa Sumber Yudisianto
Kalong, Kecamatan Kalisat

3 Sosialisasi Adaptasi kebiasaan 14/09/20 dr. Alfi


Baru di Balai Desa Ledokombo, Yudisianto
Kecamatan Ledokombo
4 Penyuluhan Pola Hidup Bersih 01/10/20 dr. Alfi
dan Sehat di Desa Sumber Salak, Yudisianto
Kecamatan Ledokombo
5 Penyuluhan Penyakit Cacing dan 27/10/20 dr. Alfi
Pemberian Obat Cacing di MI Yudisianto
Miftahul Ulum 01 Desa Suren,
Kecamatan Ledokombo
F2. Upaya Kesehatan Lingkungan
1 Penyuluhan Cuci Tangan 6 27/08/20 dr. Alfi
Langkah di Desa Sumber Kalong, Yudisianto
Kecamatan Kalisat
2 Penyuluhan Cuci Tangan 6 01/09/20 dr. Alfi
Langkah di Desa Sumber Salak, Yudisianto
Kecamatan Ledokombo
3 Pemberantasan Sarang Nyamuk 09/10/20 dr. Alfi
di Desa Slateng, Kecamatan Yudisianto
Ledokombo
4 Penyuluhan Diare dan Penyakit 12/10/20 dr. Alfi
Menular melalui Air lainnya Yudisianto
(Water-Borne disease) di Desa
Sumber Nangka, Kecamatan
Ledokombo
5 Pemberantasan Sarang Nyamuk 23/10/20 dr. Alfi
di Desa Sumber Bulus, Yudisianto
Kecamatan Ledokombo
F3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
1 Posyandu Balita Flamboyan 19 di 10/10/20 dr. Alfi
Desa Sumber Bulus, Kecamatan Yudisianto
Ledokombo
2 Pemeriksaan Antenatal Care di 13/10/20 dr. Alfi
Posyandu Flamboyan 19 di Yudisianto
Desa Sumber Bulus, Kecamatan
Ledokombo
3 Pemasangan Implan dalam 17/10/20 dr. Alfi
Rangka Bulan KB Nasional di Yudisianto
Puskesmas Ledokombo
4 Kelas Nakes tentang BBLR dan 17/10/20 dr. Alfi
Ballard Score Yudisianto

5 Penjaringan Kesehatan Anak 27/10/20 dr. Alfi


Usia Sekolah di MI Miftahul Yudisianto
Ulum 01 Desa Suren,
Kecamatan Ledokombo
F4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1 Pemberian Makanan Tambahan 05/09/20 dr. Alfi
Pada Bayi Bawah Garis Merah Yudisianto
di Desa Slateng, Kecamatan
Ledokombo
2 Penyuluhan Gaya Hidup Sehat 09/09/20 dr. Alfi
Orang dengan Diabetes di Yudisianto
Puskesmas Ledokombo
3 Penyuluhan mengenai 10/09/20 dr. Alfi
Stunting di Desa Sumber Lesung, Yudisianto
Kecamatan Ledokombo
4 Home Visit Bayi Garis Merah 16/09/20 dr. Alfi
dengan ISPA di Desa Yudisianto
Ledokombo, Kecamatan
Ledokombo
5 Home Visit Bayi Garis Merah di 27/10/20 dr. Alfi
Desa Slateng, Kecamatan Yudisianto
Ledokombo
F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
1 Penyuluhan COVID-19 di 20/08/20 dr. Alfi
Aula Kecamatan Kalisat Yudisianto

2 Penyuluhan Hipertensi di 08/09/20 dr. Alfi


Puskesmas Ledokombo Yudisianto
3 Penyuluhan Penggunaan Masker 15/09/20 dr. Alfi
yang Baik dan Benar di Yudisianto
Puskesmas Ledokombo
4 BIAS di MI Miftahul Ulum 01 27/10/20 dr. Alfi
Desa Suren, Kecamatan Yudisianto
Ledokombo
5 Gerakan Jumat Sehat di 6/11/20 dr. Alfi
Puskesmas Ledokombo Yudisianto
F6. Upaya Pengobatan Dasar
1 Pemeriksaan Rapid Test COVID 26/08/20 dr. Alfi
untuk Petugas BPS di Aula Yudisianto
Kecamatan Kalisat
2 Pemeriksaan Kolesterol, Gula 25/09/20 dr. Alfi
Darah, dan Asam Urat di Yudisianto
Posbindu
3 Pemeriksaan Kesehatan Calon 12/10/20 dr. Alfi
Panitia KPPS di Poli Umum Yudisianto
Puskesmas Ledokombo
4. Pelayanan Kesehatan MTBM & 20/10/20 dr. Alfi
MTBS di Poli Anak Puskesmas Yudisianto
Ledokombo
5. Pelayanan Kesehatan Prolanis di 2/10/20 dr. Alfi
Puskesmas Ledokombo Yudisianto
F7. Mini Project
1 Hubungan Pengetahuan Ibu 5/11/20 dr. Alfi
tentang MP-ASI dan Status Gizi Yudisianto
Bayi Usia 6-24 Bulan di
Kecamatan Ledokombo
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Tawang Handayani


Periode internsip : Februari 2020 – November 2020
Judul : Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
F1-F7

Jember, November 2020


Mengetahui,
Dokter Pendamping

dr. Alfi Yudisianto


NIP. 19800701 201001 1 016
F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Kegiatan
Topik : Kesehatan Komunitas
Bentuk Kegiatan : Sosialisasi Adaptasi kebiasaan Baru di Balai Desa Sumber Kalong,
Kecamatan Kalisat

B. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 haridengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian.
Sebagai manusia, kita mempunyai pertahanan tubuh yang terbatas sehingga
membuat kita rentan terhadap infeksi virus yang dapat membuat kita sakit. Langkah
terbaik yang harus kita lakukan adalah fokus untuk memutus mata rantai penularannya
dengan cara yang tepat, cepat, dan akurat. Strategi pencegahan Covid-19 oleh Satuan
Tugas Penanganan Covid-19 (STPC19) Bidang Perubahan Perilaku difokuskan pada
peningkatan kepatuhan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari
kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun. Setiap orang harus mau dan mampu
melakukan perubahan perilaku kepatuhan 3M sehingga dapat mencegah terjadinya
penularan Covid-19. Saat ini makin banyak orang yang terkonfirmasi positif Covid-19
tanpa gejala sehingga perilaku sehat 3M menjadi upaya pencegahan yang penting.

C. Permasalahan
Secara global per tanggal 10 November 2020 didapatkan 219 negara terjangkit
COVID-19 dengan kasus terkonfirmasi sejumlah 50.676.072 orang dan terdapat
1.261.075 orang yang meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia per tanggal 10
November 2020 terdapat 444.348 kasus positif, sebanyak 375.741 telah sembuh, dan
14.761 telah meninggal dunia. Provinsi Jawa Timur menyumbang 12,5% kasus nasional
dengan jumlah kasus positif sebanyak 54,865. Kasus positf di Kabupaten Jember yaitu
sejumlah 1.461 dengan 1.272 yang telah sembuh dan 59 meninggal dunia per tanggal 10
November 2020.
Langkah terbaik yang harus kita lakukan adalah fokus untuk memutus mata
rantai penularannya dengan cara yang tepat, cepat, dan akurat. Strategi terbaiknya ialah
dengan menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan dengan perubahan perilaku
sebagai ujung tombak. Perilaku diartikan sebagai aksi atau tindakan seseorang terkait
dengan diri sendiri maupun orang lain. Perubahan perilaku yang diharapkan terutama
dalam hal wajib 3M harus menjadi kebiasaan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa
terkecuali. Masih cukup banyak masyarakat yang enggan melaksanakan 3M secara
konsisten. Padahal, kepatuhan terhadap 3M mutlak menjadi prasyarat memutus rantai
penularan Covid-19. Hasil survei BPS selama tanggal 7-14 September 2020 lalu
menunjukkan masih adanya 17 persen responden yang yakin atau sangat yakin dirinya
tidak akan tertular Covid-19. Hal ini bisa berdampak terhadap pengabaian 3M.
Diharapkan bahwa penyadaran dan perubahan perilaku tersebut dapat memutus rantai
penularan Covid-19.

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Perencanaan promosi kesehatan kali ini melalui penyuluhan secara massal
menggunakan instrumen presentasi power point dan di tutup dengan diskusi terbuka
dengan audience.

E. Pelaksanaan

Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd


Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Kesehatan Komunitas
Tujuan Kegiatan Memberikan penjelasan mengenai Adaptasi Kebiasaan
Baru berdasarkan lokasi (pasar, tempat ibadah, transportasi
publik) dan usia individu serta pentingnya penerapan kebiasaan
baru tersebut
Hari/tanggal Sabtu, 22 Agustus 2020
Waktu 08.00-12.00
Tempat Aula Kecamatan Kalisat

Dokumentasi

F. Monitoring dan evaluasi


Kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan tepat waktu. Sosialisasi dibuka
dengan sesi tanya jawab untuk mengetahui pengetahuan awal peserta mengenai
COVID-19 dan perilaku 3M. Selama dilakukan sosialisasi, antusiasme peserta terlihat
tinggi. Hampir seluruh peserta antusias dalam mengikuti simulasi penggunaan masker
yang baik dan benar serta langkah-langkah mencuci tangan.
Adapun pelaksanaan sosialisasi ini perlu dipertahankan dan terus dilakukan
pemantauan terhadap perilaku 3M. Hal ini dapat ditingkatkan dengan membuat media
seperti poster, sehingga masing-masing peserta dapat mengingat materi yang diberikan
dengan lebih baik.
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
Jember, November 2020
Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto

Komentar/umpan balik pendamping :

Referensi :
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020. Data Sebaran. Available at:
https://www.covid19.go.id/
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020. Pedoman Perubahan Perilaku. Available
at: https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-perubahan-perilaku-penanganan-
covid-19
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan Pengendalian Corana Virus
Disease (COVID-19), Revisi 05. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
F2. KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Kegiatan
Topik : Program Cuci Tangan
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan Cuci Tangan 6 Langkah di Desa Sumber Kalong,
Kecamatan Kalisat

B. Latar Belakang
Indonesia masih memiliki masalah berkaitan dengan hygiene. Salah satu
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang selalu digaungkan sejak lama untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi adalah mencuci tangan. Perilaku ini
seharusnya menjadi kebiasaan yang sangat baik, karena selain untuk menjaga kesehatan
dan kebersihan, agama juga mengajarkannya.
Tangan merupakan media yang sangat ampuh untuk berpindahnya penyakit,
karena tangan digunakan untuk memegang benda-benda yang sering kali tidak kita
ketahui dengan pasti kebersihannya. Salah satu contoh adalah ketika kita memegang
handle pintu atau pegangan dalam kendaraan, kita tidak pernah tahu apakah ada agen
penyakit (virus/bakteri) yang menempel disana, bias jadi sebelumnya dipegang oleh
orang yang batuk/bersin ditutup oleh tangannya. Kemudian tangan kita yang sudah
memegang handle pintu tersebut menutup mulut kita yang menguap atau langsung
memegang makanan. Jelas sudah terjadi proses perpindahan agen penyakit disana. Jika
saat itu daya tahan tubuh kita lemah, dalam masa inkubasi kita pun akan mengalami
gejala yang sama.

C. Permasalahan
Insiden diare pada balita menurut Riskesdas tahun 2018 yaitu sebesar 12.3%.
Perilaku cuci tangan menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki
dampak besar bagi pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA,
namun mencuci tangan masih belum menjadi kebiasaan pada masyarakat.
Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal cuci
tangan bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat. Perilaku
tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan kontribusi dalam terjadinya
penyakit diare. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi.

D. Perencanaan dan pemilihan intervensi


Kegiatan Penyuluhan Cuci Tangan 6 Langkah ini ditujukan kepada Warga di
Desa Sumber Kalong, Kecamatan Kalisat. Pada kegiatan ini dilakukan perkenalan dan
sambung rasa dengan masyarakat, kemudian dilanjut dengan sosialisasi interaktif dua
arah. Awal kegiatan menjelasan mengenai fungsi dan momen untuk menuci tangan, lalu
cara mencuci tangan dengan benar menggunakan 6 langkah cuci tangan WHO serta
dilakukan demo cara melakukan 6 langkah cuci tangan tersebut, kemudian dilakukan
secara bersama-sama.

E. Pelaksanaan
Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd
Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Program Cuci Tangan
Tujuan Kegiatan Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
cuci tangan dengan upaya meningkatkan pengetahuan momen
dan langkah cuci tangan melalui penyuluhan
Hari/tanggal Kamis, 27 Agustus 2020
Waktu 09.00-11.00
Tempat Desa Sumber Kalong, Kecamatan Kalisat
Dokumentasi

F. Monitoring dan evaluasi


Monitoring: Kegiatan berjalan tepat waktu dan lancar. Masyarakat
berpartisipasi aktif dan mendukung kegiatan ini.
Evaluasi: Pelaksanaan program cuci tangan ini perlu dilakukan secara berkala dan terus-
menerus untuk memantau kejadian penyakit infeksi di masyarakat.
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya kesehatan lingkungan.

Jember, November 2020


Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto


Komentar/umpan balik Pendamping :

Referensi :
Depkes RI. 2009. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2009. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indoensia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. 6 Langkah Mencuci Tangan Pakai Sabun. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA
BERENCANA

A. Kegiatan
Topik : Pelayanan KB
Judul Laporan : Pemasangan Implan dalam Rangka Bulan KB Nasional di Puskesmas
Ledokombo

B. Latar Belakang
Selama masa subur wanita, risiko untuk terjadinya kehamilan sangat besar
sehingga peluang wanita melahirkan juga meningkat. Menurut hasil penelitian, usia
subur seorang wanita rata-rata 15-49 tahun walaupun sebagian wanita mengalami
menarche (haid pertama) pada usia 9-10 tahun. Oleh karena itu, untuk mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran, pasangan usia subur ini diprioritaskan untuk
mengikuti program KB.
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (UU RI No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera). Sesuai dengan data dari Seksi
Kesehatan Keluarga, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kabupaten Jember pada
tahun 2018 tercatat sebanyak 488.143 orang. Dari jumlah PUS tersebut, cakupan peserta
KB baru sebanyak 51.276 atau 10,50% dan peserta KB aktif mencapai 368,655 orang
(75,52%).

C. Permasalahan
Jika diamati selama lima tahun terakhir di Kabupaten Jember cakupan peserta
KB baru dan KB aktif cenderung naik turun. cakupan peserta KB aktif tahun 2017
mengalami penurunan yang signifikan sebesar 75,52%. Sedangkan Cakupan KB baru
pada tahun 2018 juga mengalami penurunan menjadi 10,50% dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018, persentase peserta KB aktif sudah memenuhi target Renstra sebesar
≥70%. Hal ini dapat dikatakan bahwa upaya mempertahankan peserta untuk tetap aktif
memperoleh pelayanan KB telah mengalami peningkatan. Meski demikian tetap
diperlukan peningkatan sumber daya petugas meningkatkan kinerjanya dan terutama
koordinasi lintas program dan lintas sektor.

D. Perencanaan dan pemilihan intervensi


Kegiatan pelaksanaan Keluarga Berencana di puskesmas ini ditujukan kepada
semua pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Ledokombo. Pada kegiatan ini
dilakukan konsultasi mengenai pemilihan alat kontrasepsi sesuai keinginan dan
kebutuhan pasien, dengan mempertimbangkan faktor masing-masing individu,
pemasangan alat kontrasepsi, dan kontrol rutin akseptor KB.

E. Pelaksanaan
Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd
Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Pelayanan KB
Tujuan Kegiatan Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kontrasepsi
serta pemasangan akseptor KB yang tepat sesuai individu.

Hari/tanggal Rabu, 14 Oktober 2020


Waktu 09.00-11.00
Tempat Puskesmas Ledokombo
Dokumentasi

F. Monitoring dan evaluasi


Monitoring : Kegiatan berjalan cukup lancar dan tepat waktu. Masyarakat
mendukung kegiatan ini dengan baik dan antusias.
Evaluasi : Kegiatan pelaksanaan KB terus dilakukan secara rutin guna menekan
angka kelahiran.
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya kesehatan ibu dan anak.

Jember, November 2020


Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto

Komentar/umpan balik Pendamping :


Referensi :
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Pusat Data dan Informasi.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia-Pusat Promosi Kesehatan. Buku Saku
Posyandu. 2012. Jakarta. Available at :
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku- saku-
posyandu.pdf
F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

A. Kegiatan
Topik : Pencegahan dan Penanganan Stunting
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan mengenai Stunting di Desa Sumber Lesung,
Kecamatan Ledokombo

B. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain
seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar
yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO). Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk
jumlah stunting terbanyak. Pada tahun 2018, walaupun jumlahnya turun dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya, masih ada 3 dari 10 balita Indonesia yang mengalami stunting.
Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama
kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun.

Salah satu penyebab stuning adalah kurangnya asupan protein. Stunting pada
anak bisa disebabkan oleh masalah pada saat kehamilan, melahirkan, menyusui, atau
setelahnya, seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi. Selain
nutrisi yang buruk, stunting juga bisa disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang
buruk, sehingga anak sering terkena infeksi. Pola asuh yang kurang baik juga ikut
berkontribusi atas terjadinya stunting. Buruknya pola asuh orang tua sering kali
disebabkan oleh kondisi ibu yang masih terlalu muda, atau jarak antar kehamilan terlalu
dekat.

C. Permasalahan
Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk jumlah stunting
terbanyak pada tahun 2018. Jumlah balita di Jember yang memiliki tinggi dan berat
badan tidak sesuai dengan usianya atau disebut stunting ternyata cukup besar.
Jumlahnya mencapai 20 ribu anak atau 17 persen dari total balita yang ada di Jember.
jika dilihat dari sisi angka, jumlah balita stunting memang terlihat besar. Meskipun
secara persentase, angka itu masih di bawah jumlah nasional. Jember menduduki lima
kota/kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur dengan persentase
berkisar 40-45 persen. Selain Jember, 3 kabupaten di Madura seperti Bangkalan,
Sampang dan Sumenep serta sejumlah kabupaten di Tapal Kuda antara lain Bondowoso
juga terdapat dalam daftar tersebut.

Selain mengalami gangguan pertumbuhan, stunting pada anak juga


memengaruhi perkembangannya. Anak dengan stunting akan mengalami penurunan
tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar. Akibatnya, prestasi
anak di sekolah akan buruk. Dampak lebih jauh dari stunting adalah pada masa depan
anak, di mana ia akan sulit mendapatkan pekerjaan ketika dewasa. Anak dengan stunting
juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit,
terutama akibat penyakit infeksi. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan lebih
sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit. Stunting juga memberikan dampak jangka
panjang terhadap kesehatan anak. Setelah dewasa, anak akan rentan mengalami penyakit
diabetes, hipertensi, dan obesitas.

D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Kegiatan monitoring antara lain mengamati dan mengetahui perkembangan dan
kemajuan pada anak dengan Stunting, identifikasi dan permasalahan penyebab stunting
pada anak, serta upaya penyelesaian masalah stunting pada anak.

E. Pelaksanaan
Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd
Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Pencegahan dan Penanganan Stunting
Tujuan Kegiatan Melakukan pemaparan mengenai stunting kepada ibu dengan
bayi di bawah 2 tahun.

Hari/tanggal Kamis, 10 September 2020


Waktu 09.00-11.00
Tempat Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo
Dokumentasi

F. Monitoring dan evaluasi


Monitoring: Kegiatan berjalan dengan lancar. Pemeriksaan buku KMS anak,
Buku pengukuran Kader, pengetahuan kader mengenai stunting dan cara pengukuran
BB dan TB selama posyandu berlangsung.
Evaluasi: Memantau keadaan anak stunting, lingkungan rumah anak stunting,
makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan pemantauan pemeberian makanan tambahan
bagi anak stunting.
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya perbaikan gizi
masyarakat.

Jember, November 2020


Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto


Komentar/umpan balik Pendamping :

Referensi :
Kemenkes RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan dan JICA.
Jakarta.
Supariasa IDN, Fajar I & Bakri. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.
Balitbangkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.. Kemenkes. Jakarta : 252-253.
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Jakarta: 10.
F5. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

A. Kegiatan
Topik: Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Bentuk Kegiatan: Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di MI Miftahul Ulum 01 Desa
Suren, Kecamatan Ledokombo

B. Latar Belakang
Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai
tahun 1977 upaya imunisasi dikembangkan menjadi progam pengembangan imunisasi
dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteria, pertussis, campak, polio, tetanus dan
hepatitis B.

Imunisasi yang telah diperoleh dari bayi belum cukup untuk melindungi
terhadap penyakit, sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan
terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi, pada usia sekolah
anak-anak mulai berinteraksi dengan lingkungan baru dan bertemu dengan lebih banyak
orang sehingga beresiko tertular atau menularkan penyakit, maka pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984 telah mulai melaksanakan
program imunisasi pada anak sekolah. Program ini kemudian dikenal dengan istilah
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987
melalui surat keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.

Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang selanjutnya disebut BIAS adalah bentuk
operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan
tertentu setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1, 2 dan 3 di seluruh
Indonesia. Pemberian imunisasi atau vaksin kepada anak sekolah ini merupakan
kebijakan pemerintah pusat yang harus dilaksanakan di seluruh Indonesia. Imunisasi
adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk
memperpanjang masa perlindungan. Pelaksanaan kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) dilaksanakan oleh puskesmas dan monitoring dilakukan oleh Dinas
Kesehatan.

C. Permasalahan
Pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), imunisasi lanjutan
diberikan pada anak usia sekolah dasar dan diberikan secara terintegrasi dengan
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi
campak, tetanus dan difteri. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pemberian imunisasi pada BIAS yang
sebelumnya diberikan pada anak kelas 1, 2 dan 3 SD berubah menjadi diberikan pada
kelas 1 (campak dan DT), 2 (Td) dan 5 SD (Td). Pada tahun 2017-2018, pemberian
imunisasi pada BIAS hanya dilakukan pada kelas 1 dan 2 saja, sedangkan kelas 5 SD
akan dilakukan mulai tahun 2019. Cakupan imunisasi campak pada anak kelas 1 SD
tahun 2019 sebesar 89,4%, imunisasi DT pada anak kelas 1 SD sebesar 90,07%, dan
imunisasi Td anak kelas 2 SD sebesar 90,71%

Adapun tantangan program imunisasi di Indonesia antara lain masih kurang


optimalnya pemanfaatan buku kohort dan KIA dalam rangka pelakasaan imunisasi,
masih terdapat penolakan imunisasi akibat rumor negatif imunisasi di masyarakat (isu
negatif, halal/haram, takut KIP dll), serta komitmen beberapa pemerintah daerah yang
belum maksimal.

Masyarakat sendiri diketahui masih asing dengan pelaksanaan imunisasi lanjutan


serta petugas belum terbiasa dengan suntikan ganda. Masalah geografis juga masih
didapatkan terutama untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau. Penerapan One Gate
Policy atau system satu pintu mengenai vaksin di daerah belum berjalan optimal,
terutama dalam hal koordinasi antara pengelola program dengan pengelola vaksin
sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian vaksin ke daerah.
D. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Kegiatan BIAS dilakukan dengan melibatkan guru dan orang tua siswa-siswi
sekolah. Kegiatan ini dilakukan di MI Miftahul Ulum 01, Suren, Ledokombo kelas 5.
Imunisasi yang diberikan berupa tetanus difteri (TD).

E. Pelaksanaan
Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd
Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Tujuan Kegiatan Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Hari/tanggal Selasa, 27 Oktober 2020
Waktu 08.00-10.00
Tempat MI Miftahul Ulum 01 Desa Suren, Kecamatan Ledokombo

Dokumentasi
F. Monitoring dan evaluasi
Kegiatan imunisasi berjalan lancar. Siswa siswi kelas 5, baik para peserta maupun
orang tua tampak antusias ketika imunisasi berlangsung.
Adapun pelaksanaan imunisasi ini perlu dilakukan secara rutin dan terus
dilakukan penyuluhan dan edukasi terhadap orang tua peserta mengenai pentingnya
imunisasi dan menjelaskan mengenai reaksi-reaksi yang dapat terjadi setelah dilakukan
imunisasi.
Demikian kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.

Jember, November 2020


Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto

Komentar/umpan balik Pendamping :

Referensi :
Kementerian Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Kebijakan Penyelenggaraan Imunisasi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Dewantoro et al. 2018. Imunisasi Untuk Kesehatan. Jakarta: Sekolah Jurnalisme
Aji.
F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR

A. Kegiatan
Topik: Screening COVID-19
Bentuk Kegiatan: Pemeriksaan Rapid Test COVID untuk Petugas BPS di Aula
Kecamatan Kalisat

B. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 haridengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian.
Rencana penyelenggaraan survey statistik yang akan dilaksanakan pada tanggal
bulan September 2020, yang berlangsung di masa pandemi Covid-19 menimbulkan
persoalan tersendiri. Survey kali ini akan dilakukan dengan metode door-to-door oleh
petugas BPS yang tersebar di berbagai desa di Kecamatan Kalisat. Hal tersebut akan
menimbulkan banyak potensi persoalan yang bisa muncul, terutama terkait kesehatan
penyelenggara, peserta, dan petugas lapangan di tengah pandemi Covid-19, yaitu
berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) menyiapkan
aturan dan teknis yang bertujuan agar tidak terjadi penyebaran wabah. Salah satu
diantaranya BPS akan memberikan rapid test atau tes cepat Covid-19 pada petugas
lapangan sebelum kegiatan survey dilakukan dan saat pelaksanaan survey statistik
dilakukan sesuai protokol kesehatan. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari
penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19.
C. Permasalahan
Secara global per tanggal 10 November 2020 didapatkan 219 negara terjangkit
COVID-19 dengan kasus terkonfirmasi sejumlah 50.676.072 orang dan terdapat
1.261.075 orang yang meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia per tanggal 10
November 2020 terdapat 444.348 kasus positif, sebanyak 375.741 telah sembuh, dan
14.761 telah meninggal dunia. Provinsi Jawa Timur menyumbang 12,5% kasus nasional
dengan jumlah kasus positif sebanyak 54,865. Kasus positf di Kabupaten Jember yaitu
sejumlah 1.461 dengan 1.272 yang telah sembuh dan 59 meninggal dunia per tanggal 10
November 2020.
Rencana penyelenggaraan survey statistik yang akan dilaksanakan pada tanggal
bulan September 2020, yang berlangsung di masa pandemi Covid-19 menimbulkan
persoalan tersendiri. Survey kali ini akan dilakukan dengan metode door-to-door oleh
petugas BPS yang tersebar di berbagai desa di Kecamatan Kalisat. Hal tersebut akan
menimbulkan banyak potensi persoalan yang bisa muncul, terutama terkait kesehatan
penyelenggara, peserta, dan petugas lapangan di tengah pandemi Covid-19, yaitu
berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) menyiapkan
aturan dan teknis yang bertujuan agar tidak terjadi penyebaran wabah. Salah satu
diantaranya BPS akan memberikan rapid test atau tes cepat Covid-19 pada petugas
lapangan sebelum kegiatan survey dilakukan dan saat pelaksanaan survey statistik
dilakukan sesuai protokol kesehatan. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari
penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19.

D. Perencanaan dan pemilihan intervensi


Para petugas kesehatan puskesmas dibantu tokoh masyarakat sekitar
menyediakan tempat dan berkoordinasi dengan pihak BPS mengenai akan diadakannya
rapid test COVID-19 di aula Kecamatan Kalisat. Peserta dibagikan jadwal kedatangan
berbeda sehingga mencegah terjadinya kerumunan dan tetap menggunakan masker serta
menjaga jarak.
E. Pelaksanaan
Nama Peserta dr. Tawang Handayani Ttd
Nama Pendamping dr. Alfi Yudisianto Ttd
Nama Wahana Puskesmas Ledokombo
Tema Kegiatan Screening COVID-19
Tujuan Kegiatan Melakukan Pemeriksaan Rapid Test COVID untuk Petugas
BPS di Aula Kecamatan Kalisat
Hari/tanggal Rabu, 26 Agustus 2020
Waktu 09.00-11.00
Tempat Aula Kecamatan Kalisat

Dokumentasi

F. Monitoring dan evaluasi


Monitoring: pelaksanaan sudah sesuai syarat protokol kesehatan, peserta
menggunakan masker dan menjaga jarak.
Evaluasi: Waktu pelaksanaan tidak on time, beberapa peserta yang terjadwal
mengikuti rapid test idak datang tepat waktu, diharapkan dengan persiapan dan
koordinasi yang lebih matang, waktu pelaksanaan bisa lebih tepat.
Demikian laporan tersebut dibuat sebagai kegiatan upaya pengobatan dasar.

Jember, November 2020


Pendamping
Peserta

dr. Tawang Handayani dr. Alfi Yudisianto


Komentar/umpan balik Pendamping :

Referensi :
Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020. Data Sebaran. Available at:
https://www.covid19.go.id/

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020. Pedoman Perubahan Perilaku. Available at:
https://covid19.go.id/p/protokol/pedoman-perubahan-perilaku-penanganan-covid-19

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan Pengendalian Corana Virus Disease
(COVID-19), Revisi 05. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

You might also like