Manuskrip Anton (Airaha)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No.

2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN AGAR RUMPUT LAUT


(Gracilaria spp) PADA BEBERAPA TINGKAT SALINITAS
Anton *)

*) Teknologi Budidaya Perikanan-Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone.


Jl. Sungai Musi KM 9. Waetuo-Watampone

Email: antonpoltek62@gmail.com
baak.polikpbone@gmail.com

Diterima : 13 November 2017 Disetujui 12 Desember 2017

ABSTRACT
The aims of this study was to know the salinity level which perform highest growth rate and agar
contents on the Gracilaria spp in the homogen cultivation condition. This research was carried out in
the Laboratory of SUPM Bone, and the Laboratory of faculty marine and fisheries science,
Hasanuddin University, from July until October 2004. Fifteen peaces of wooden tanks with size 1 x 1
x 0.45 meters were used as experimental basins. Each basin contained sea water with 40 cm height.
Gracilaria verrucosa, G. lichenoides, and G. gigas taken from the fishpond around the experimental
location were used as experimental plants. Every basin was planted with 100 grams of seaweed using
bottom method. The experimental design used was Randomised Block Design (RBD) with five salinity
treatments, namely 10, 15, 20, 25, and 30 ‰. The results of this study showed that salinity of 20 ‰
(S3) and 25 ‰ (S4) gave highest daily growth rate, that was 2.40% and the highest agar contents
(40.71%) was obtained at the salinity of 20 ‰ (S3).The daily growth rate of 10 permil (S1) salinity
treatment reached its peak at week III, while the salinity treatment of 15 ‰ (S2), 20 ‰ (S3) salinity,
25 ‰ salinity (S4), and 30 ‰ salinity (S5) reached its peak in week IV.

Keywords: Gracilaria, growth, and salinity.

Pendahuluan ke empat marga tersebut Eucheuma dan


Rumput laut sebagai komoditas Gracilaria yang mempunyai potensi untuk
perikanan selain dimanfaatkan sebagai dapat dikembangkan usaha budidayanya
bahan makanan, juga digunakan sebagai karena dapat berkembang dengan baik dari
sumber bahan baku industri farmasi, batang secara vegetatif [2,3].
kosmetik, tekstil, minuman, dan pasta gigi. Gracilaria spp merupakan salah
Selain itu juga dimanfaatkan secara luas satu jenis rumput laut alga merah yang
dalam bidang bioteknologi dan pengusahaannya telah dikembangkan di
mikrobiologi [1]. Karena manfaatnya yang Indonesia diantaranya di Bali, NTB, NTT,
sangat luas maka rumput laut merupakan Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,
salah satu komoditi ekspor non migas yang Maluku, dan Irian Jaya melalui usaha
mempunyai peranan penting bagi budidaya [4,5]. Jenis rumput laut ini
perekonomian Indonesia. mempunyai daya toleransi lebar terhadap
Jenis rumput laut yang perubahan kondisi lingkungan, serta dapat
mempunyai nilai ekonomis penting di tumbuh pada perairan laut dan perairan
perairan Indonesia adalah marga Gelidium, payau, sehingga sangat potensil untuk
Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dari dibudidayakan di tambak.

54
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

Salinitas merupakan salah satu kegiatan yaitu kegiatan pemeliharaan


faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha dilaksanakan di Laboratorium Lapang
budidaya rumput laut, karena salinitas Sekolah Usaha Perikanan Menengah
dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. (SUPM) Negeri Bone dan analisis
Beberapa hasil penelitian menunjukkan kandungan agar dilakukan di Laboratorium
bahwa salinitas terlalu rendah (5 ‰) atau Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
terlalu tinggi (45 ‰) memberikan laju (FIKP), Universitas Makassar.
pertumbuhan yang sangat rendah yaitu
1,30% dan 0,05% perhari [6]. Faktor a. Wadah dan Media Pemeliharaan
lingkungan yang mempengaruhi distribusi Wadah yang digunakan pada
dan pertumbuhan rumput laut diantaranya penelitian ini adalah bak yang terbuat dari
adalah salinitas [7]. Tinggi rendahnya papan dengan ukuran 1 x 1 x 0,45 meter
pertumbuhan dan kandungan agar sebanyak 15 buah yang bagian dalamnya
dipengaruhi salinitas [8,9]. dilapisi plastik bening. Pada bagian atas
Sehubungan dengan hal tersebut bak penelitian didirikan rangka yang
di atas, maka perlu dilakukan penelitian terbuat dari bambu kemudian ditutupi
Pertumbuhan dan kandungan agar rumput plastik yang berfungsi sebagai pelindung
laut Gracilaria spp pada beberapa tingkat terhadap hujan (Gambar 1).
salinitas. Air yang digunakan sebagai
media pemeliharaan pada penelitian ini
Metode Penelitian berasal dari air laut. Air laut terlebih
Penelitian ini dilaksanakan dari dahulu ditampung dalan bak pengendapan
awal bulan Mei sampai dengan Juli 2017. sebelum digunakan agar partikel-partikel
Kegiatan penelitian dibagi dalam dua terlarut mengendap

Gambar 1. Wadah yang digunakan dalam penelitian

Untuk mendapatkan salinitas yang Selanjutnya dicek kembali


sesuai dengan perlakuan ditambahkan air salinitasnya dengan menggunakan hand
tawar dengan menggunakan rumus refraktometer. Air media yang sudah
dipersiapkan sesuai dengan salinitas
pengenceran [10]:
perlakuan masing-masing diisi ke dalam
S1V1 + S2V2 bak setinggi 40 cm.
Sn =
S1 + V2 b. Tanaman Uji
Dimana : Tanaman uji yang digunakan dalam
Sn = Salinitas air yang diinginkan (permil) penelitian ini adalah rumput laut
S1 = Salinitas air yang diencerkan (permil) Gracilaria verrucosa, G. lichenoides, dan
S2 = Salinitas air pengencer (permil) G. gigas [11], yang diperoleh dari tambak
V1 = Volume air yang diencerkan (liter) petani disekitar lokasi penelitian (Gambar
V2 = Volume air pengencer (liter) 2). Sebelum ditanam dalam wadah
pemeliharaan, bibit rumput laut ditimbang

55
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

sebanyak 2000 gram untuk setiap species bibit tersebut dibersihkan kemudian
dan diadaptasikan pada salinitas perlakuan diseleksi untuk mendapatkan bibit yang
di dalam bak selama 5 hari. Selanjutnya mempunyai thallus muda dan segar.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Tanaman uji (a) G. verrucosa, (b) G. lichenoides, (c) G. gigas

Bagian thallus yang digunakan c. Selanjutnya sampel rumput dicuci


sebagai bibit adalah bagian ujung, karena kembali hingga bersih dan dipanaskan
bagian ini terdiri dari sel dan jaringan dengan air mendidih selama 2 jam.
muda yang memungkinkan untuk d. Pada saat pemanasan cairan diaduk
berkembang lebih baik [4]. Bibit yang merata agar mudah hancur.
telah diadaptasikan dan diseleksi kemudian e. Cairan agar yang terbentuk disaring
ditimbang masing-masing sebanyak 100 dalam keadaan panas .
gram dan ditebar ke dalam tiap-tiap bak f. Hasil dari filtrasi ditampung dan
dengan metode dasar. Untuk menjaga agar dinetralkan dengan menggunakan
kondisi air tetap baik bagi tanaman, maka NaHCO3 hingga pH 7, kemudian
dilakukan pergantian air setiap minggu dituang dalan cetakan dan dibiarkan
sebanyak 50% dari total air yang ada di hingga membentuk gel.
dalam bak. g. Gel yang terbentuk dipotong-potong dan
didinginkan dalan Freezer selama 24
c. Analisis Kandungan Agar jam hingga membeku, lalu dicairkan
Bahan yang digunakan dan dicuci dengan air bersih.
menganalisis kandungan agar adalah Selanjutnya dicuci dengan ethanol 90 %
Gracilaria verrucosa, G. lichenoides, dan dan dikeringkan dalam oven selama 6
G. gigas yang telah dikeringkan, kemudian jam pada suhu 105 0 C.
kaporit 0,25 %, asam asetat 0,5 %, d. Analisa Data
NaHCO3, ethanol 90 %, dan air bersih. Rancangan Percobaan dan
Teknik analisis kandungan agar rumput Analisis Data Penelitian ini menggunakan
laut dilakukan sesuai prosedur sebagai Rancangan Acak Kelompok (RAK)
berikut [12]: Gaspersz, (1994). Perlakuan yang
a. Rumput laut direndam dalam larutan dicobakan terdiri dari :
kaporit 0,25 % hingga berwarna putih. 1.Perlakuan S1 = salinitas 10 ‰
Selanjutnya dicuci dengan air bersih 2.Perlakuan S2 = salinitas 15 ‰
hingga bau kaporitnya hilang dan 3.Perlakuan S3 = salinitas 20 ‰
dijemur di bawah sinar matahari sampai 4.Perlakuan S4 = salinitas 25 ‰
kering. 5.Perlakuan S5 = salinitas 30 ‰
b. Sampel rumput laut ditimbang sebanyak Masing-masing perlakuan
50 gram, lalu direndam dalam larutan salinitas terdiri dari 3 kelompok rumpu laut
asam asetat 0,5 % selama satu malam yaitu G. verrucosa, G. lichenoides, dan
untuk melunakkan rumput laut.
G. gigas dan setiap perlakuan diulang 3
kali sehingga terdapat 15 unit percobaan.
56
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

Penempatan wadah setiap unit percobaan Parameter Alat/Metode Waktu


Kualitas Air Pengamatan
dilakukan secara acak. Tata letak setiap
Kecerahan Mistar skala 100 Tiap hari
wadah disusun dengan menggunakan tabel air (cm) cm
bilangan acak [13]. Untuk mengetahui Suhu (oC) Termometer Hg Pagi, siang, sore
pH pH meter Pagi, siang, sore
pengaruh perlakuan terhadap laju CO2 (ppm) Titrasi Tiap minggu
pertumbuhan dan kandungan agar N-NO3 (ppm) Spektrofotometer Tiap minggu
digunakan analisis ragam (Anova). Jika P-PO4 (ppm) Spektrofotometer Tiap minggu
hasil yang diperoleh menunjukkan
pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Hasil dan Pembahasan
menggunakan uji jarak berganda Duncan Rata-rata laju pertumbuhan harian
[13]. setiap perlakuan selama penelitian,
disajikan pada Tabel 2
1. Laju Pertumbuhan
Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Harian (%)
Pengukuran pertambahan berat setiap perlakuan selama penelitian
dilakukan dengan cara menimbang berat Perlakuan Laju Pertumbuhan Harian (%)
basah rumput laut setiap minggu selama ±Standar Deviasi
delapan minggu. Dari data pertambahan Sp1 1,79 d ± 0,02
berat kemudian dihitung laju pertumbuhan Sp2 2,14 b ± 0,03
perhari dengan menggunakan rumus [14] : Sp3 2,40 a ± 0,00
Sp4 2,40 a ± 0,03
Sp5 1,94 c ± 0,01
G = [ ( Wt / W0) 1/t – 1 ] x 100 % Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama
tidak berbeda nyata (α 0,05)
Dimana :
Analisis ragam menunjukkan
G = Laju pertumbuhan bobot perhari (%) bahwa perlakuan salinitas (S) memberikan
Wt = Bobot tanaman setelah t hari (gram) pengaruh yang sangat nyata (α 0,01)
W0 = Bobot awal tanaman (gram) terhadap laju pertumbuhan harian. Hasil
t = Lama pemeliharaan (hari) Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan
S3 tidak berbeda nyata dengan S4 tetapi
2. Kandungan Agar berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
Analisis kandungan agar dari S1, S2, dan S5.
seluruh perlakuan dilakukan setelah Tabel 2 menunjukkan bahwa tiap
melalui delapan minggu proses budidaya tingkat salinitas memberikan respon yang
(akhir pengamatan). Perhitungan berbeda pada rumput laut yang
kandungan agar dilakukan dengan dibudidayakan. Meskipun rumput laut ini
menggunakan rumus [15] : dapat tumbuh pada kisaran salinitas yang
dicobakan yaitu 10-30 permil, namun
Kandungan Agar (%) =
rumput laut ini menghendaki tingkat
Berat Serat Agar (gram) salinitas yang optimal untuk dapat tumbuh
X 100% maksimal. Perbedaan respon dari rumput
Berat Kering Sampel (gram) laut tersebut sangat terkait dengan proses
fisiologis yang dimiliki oleh rumput laut
Parameter Kualitas Air untuk menyerap unsur hara dan pengaturan
Sebagai data penunjang, maka aktivitas metabolismenya.
dilakukan pengamatan dan pengukuran Perlakuan salinitas 20 ‰ (S3) dan
beberapa parameter kualitas air. salinitas 25 ‰ (S4) memberikan laju
pertumbuhan harian tertinggi (2,40%),
Tabel 1. Parameter Kualitas Air, Alat, dan Waktu sedangkan pada perlakuan salinitas 15 ‰
Pengamatan (S2) memberikan laju pertumbuhan harian

57
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

sebesar 2,14%. Laju pertumbuhan harian dalam tubuh tanaman, sehingga akan
yang rendah diperoleh pada perlakuan menyebabkan ketahanan terhadap stress
salinitas 30 ‰ (S5) sebesar 1,94% dan hipotonik menjadi lebih rendah, dan
salinitas 10 ‰ (S1) sebesar 1,79%. pembelahan sel juga terhambat.
Tingginya laju pertumbuhan Rata-rata laju pertumbuhan harian
harian pada salinitas 20 ‰ (S3) dan rumput laut setiap minggu (Gambar 3)
salinitas 25 ‰ (S4) diduga disebabkan oleh yang menunjukkan bahwa salinitas 10 ‰
perbedaan antara tekanan osmotik cairan (S1) mencapai puncak pertumbuhan pada
didalam sel rumput laut dengan tekanan minggu III dengan rata-rata laju
osmotik media lingkungan dalam kondisi pertumbuhan harian sebesar 2,5% dan
optimal sehingga menyebabkan proses terus mengalami penurunan hingga minggu
penyerapan unsur hara secara difusi VIII sebesar 1,1% per hari, sedangkan
berlangsung dengan baik [16]. Salinitas perlakuan 15 ‰ (S2) sebesar 3,1%,
sangat berpengaruh terhadap tekanan salinitas 20 ‰ (S3) sebesar 3,2%, salinitas
osmosis organisme dan berperan penting 25 ‰ (S4) sebesar 3,1%, dan salinitas 30 ‰
dalam kelarutan unsur-unsur baik makro (S5) sebesar 2,9% yang mencapai puncak
maupun mikro yang dibutuhkan oleh pertumbuhan pada minggu IV dan
rumput laut [17]. Walaupun rumput laut selanjutnya mengalami penurunan laju
yang dibudidayakan dapat tumbuh pada pertumbuhan mulai minggu V hingga
media dengan salinitas lebih tinggi dari akhir penelitian (minggu VIII).
salinitas optimalnya yakni 30 permil tetapi
salinitas tersebut merupakan kondisi
3,5
Laju Pertumbuhan Harian (%)

lingkungan hipertonik bagi rumput laut, 3,0


sehingga cairan di dalam sel cenderung 2,5
S1

S2
bergerak keluar secara osmosis melalui 2,0 S3
membran sel sehingga terjadi kekurangan 1,5 S4

cairan di dalam sel. Oleh karena itu rumput 1,0 S5

laut Gracilaria harus mengatasi kehilangan 0,5


0,0
air ketika salinitas medium tinggi [18]. I II III IV V VI VII VIII
Sedangkan kalau dibudidayakan pada
Waktu (Minggu)
salinitas yang lebih rendah dari salinitas
optimalnya dimana air lingkungan bersifat Gambar 3. Grafik rata-rata laju pertumbuhan
harian (%) setiap minggu selama
hipotonik, maka air menembus masuk ke penelitian
dalam sel sehingga terjadi kejenuhan air.
Pengangkutan ion yang terjadi Kecenderungan peningkatan laju
bersamaan dengan daya tembus air pertumbuhan harian dari minggu I sampai
(permeabilitas) pada membran merupakan IV diduga disebabkan oleh umur dari
mekanisme yang paling penting, karena rumput laut yang masih muda, dimana
berbagai ion yang ada di dalam media akan pada saat muda laju pertumbuhan vegetatif
mempengaruhi metabolisme tumbuhan rumput laut sangat cepat karena
[19]. Sedangkan daya tembus pembelahan dan perpanjangan sel semakin
(permeabilitas) membran sel menentukan aktif dan karena kepadatan masih rendah
jumlah senyawa-senyawa (ion-ion) yang sehingga cahaya matahari dapat diterima
masuk ke dalam sel [19]. Proses secara merata oleh tanaman dan proses
metabolisme sangat terkait dengan fotosintesis berlangsung dengan baik
kemampuan algae dalam mempertahankan sehingga dapat mempercepat laju
tekanan osmotik. Jika tekanan osmotik pertumbuhan harian.
lebih rendah dari kondisi lingkungan Sedangkan kecenderungan
ekologis, maka membran sel akan rusak terjadinya penurunan laju pertumbuhan
oleh kekurangan kation-kation yang ada di harian mulai minggu V sampai VIII diduga

58
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

umur rumput laut yang semakin tua,


persaingan antara tallus tanaman dalam hal Rata-rata Kandungan Agar
ruang, penyerapan nutrien, dan penerimaan 45
cahaya untuk fotosintesis semakin besar 40

Kandungan Agar (%)


sehingga perkembangan sel-sel lebih 35
lambat dan menyebabkan laju S1
30
pertumbuhan harian akan semakin 25 S2
menurun. Umur sel dapat mempengaruhi 20 S3
daya tembus (permeabilitas) membran sel 15
S4
oleh ion-ion [19]. 10
Pembelahan, pelebaran dan 5 S5
perpanjangan sel dapat mempercepat laju 0
pertumbuhan tanaman dan sebaliknya jika Perlakuan
Gambar 4. Rata-rata kandungan Agar (%)
sel sudah tidak melakukan aktivitas, akan
memperlambat laju pertumbuhan [20].
Gambar 4 menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan persentase kandungan
Kandungan Agar
agar rumput laut terhadap perlakuan yang
Berdasarkan hasil analisis, maka
diberikan. Perbedaan persentase
diperoleh rata-rata persentase kandungan
kandungan agar rumput laut yang
agar rumput laut pada berbagai perlakuan
dibudidayakan, yakni pada perlakuan
(Tabel 3)
salinitas 20 ‰ (S3) memberikan kandungan
Kandungan agar pada semua
agar tertinggi sebesar 40,71% kemudian
perlakuan menunjukkan bahwa ada
diikuti perlakuan salinitas 25 ‰ (S4)
kecenderungan meningkatnya laju
sebesar 39,53%. Sedangkan perlakuan
pertumbuhan harian diiringi oleh
salinitas 15 ‰ (S2) dan salinitas 10 ‰ (S1)
meningkatnya kandungan agar.
masing-masing menghasilkan kandungan
Tabel 3. Rata-rata Kandungan Agar (%) pada
agar 35,75% dan 32,97%. Perlakuan yang
Berbagai Perlakuan Selama Penelitian menghasilkan kandungan agar terendah
Perlakuan Kandungan Agar (%) adalah salinitas 30 ‰ (S5) sebesar 29,58%.
±Standar Deviasi Tingginya kandungan agar pada
Sp1 32,97 d ± 0,43 perlakuan salinitas 20 ‰ (S3) tersebut
Sp2 35,75 c ± 0,46 diduga karena tekanan osmotik cairan
Sp3 40,71 a ± 0,21
Sp4 39,53 b ± 0,30 ekstra sel dengan cairan intra sel rumput
Sp5 29,58 e ± 0,30 laut dalam kondisi optimal, sehingga
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama proses penyerapan unsur hara secara difusi
tidak berbeda nyata (α 0,05) berlangsung dengan baik dan efektif.
Sedangkan rendahnya kandungan agar
Berdasarkan hasil analisis ragam yang didapatkan pada salinitas 30 ‰ (S5)
memperlihatkan bahwa perlakuan salinitas diduga karena kondisi lingkungan yang
(S) memberikan pengaruh yang sangat hipertonik sehingga proses penyerapan
nyata (α 0,01) terhadap kandungan agar unsur hara secata difusi tidak berlangsung
rumput laut. Uji Duncan menunjukkan dengan baik.
bahwa semua perlakuan berbeda sangat Dugaan tersebut senada dengan
nyata terhadap kandungan agar rumput pernyataan [21], proses pembentukan agar
laut. pada dinding sel rumput laut berlangsung
dengan adanya pengembangan sel yang
menyerap banyak nutrien dan dengan
melalui proses fotosintesis diubah menjadi
bermacam-macam polisakarida termasuk
agar. Sedangkan efek fisiologis dari

59
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

tanaman rumput laut yang tumbuh


mencakup prose-proses biokomia dan Tabel 4. Kandungan Agar Gracilaria pada
biofisik yang merubah molekul-molekul Beberapa Penelitian
sederhana CO2, H2O, menjadi gula, asam- Kandungan
No Species Referensi
asam amino, dan polisakarida, dimana Agar (%)
hasil dari proses ini akan meningkatkan 1 20 – 30 Gracilaria Nhoung, 1981
Hadiwigeno,
kandungan agar rumput laut [22]. 2 15 Gracilaria
1990
Perbedaan kandungan agar pada 3 16 – 40 Gracilaria Aslan, 1995
rumput laut yang dibudidayakan pada Andarias, dkk,
4 24.3 – 34.8 G.verucosa
setiap salinitas perlakuan diduga karena 1995
proses fisiologi dan adaptasi ekologis yang
berbeda-beda pada setiap tingkat salinitas Tingginya kandungan agar pada
sehingga mempengaruhi proses penelitian ini diduga disebabkan oleh
penyerapan unsur hara. proses penyerapan unsur hara berlangsung
Konsentrasi nitrogen akan lebih baik, dimana unsur hara tersebut
mempengaruhi sintesis dan kandungan dibutuhkan untuk pembentukan senyawa
klorofil algae [19]. Klorofil alga akan polisakarida, seperti agarosa dan
berpengaruh langsung terhadap proses agaropectin yang disimpan pada dinding
fofosintesis, dan secara tidak langsung sel sebagai bahan utama pembentukan
akan mendukung laju pertumbuhan dan agar. Agar terbentuk oleh campuran dua
kandungan agar pada rumput laut . polisakarida yaitu agarosa dan agaropectin
Kemampuan tanaman untuk [24]. Sedangkan agarosa dan agaropectin
mereduksi dan mengakumulasi nitrat ke merupakan komponen utama yang
dalam bentuk nitrit (NO3- menjadi NO2-) menentukan kandungan gel dan viskositas
dan dari nitrit menjadi ammonium (NO2- agar [25]. Selain itu kandungan agar
menjadi NH4-) karena adanya enzim Nitrat Gracilaria sangat dipengaruhi oleh faktor
Reduktase (RN) yang sangat membantu ekologis, seperti kesuburan perairan, aliran
dalam pembentukan klorofil tanaman [23]. air, kualitas dan kuantitas cahaya [26].
Klorofil tanaman berperan penting dalam Tinggi rendahnya kandungan agar
proses fotosintesis, dimana fotosintesis dipengaruhi oleh musim [8,9]. Kandungan
sendiri berpengaruh secara tidak langsung agar pada rumput laut selain dipengaruhi
terhadap kandungan agar. oleh musim, juga oleh habitat dan cara
Kandungan agar Gracilaria yang budidaya [27].
diperoleh dalam penelitian ini berkisar
antara 29,58 – 40,71% jauh lebih besar Kualitas Air
dibandingkan beberapa hasil penelitian Pengamatan parameter kualitas air
yang telah dilakukan sebelumnya (Tabel 4) yang meliputi parameter fisika dan kimia
selama penelitian (Tabel 5)

60
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

Tabel 5. Data Pengamatan Kualitas Air Selama Penelitian


Parameter Kualitas Air Salinitas Perlakuan
S1 S2 S3 S4 S5
Kecerahan air (cm) 40 40 40 40 40
Suhu (oC) 28-32 28-32 28-32 28-32 28-32
pH 7,0-7,5 7,5-8,2 7,5-8,5 7,5-8,5 7,0-7,5
CO2 (ppm) 6,5-7,5 6,3-8,5 8,5-10,6 8,2-9,5 7,0-7,5
N-N03 (ppm) 0,20-0,32 0,42-0.51 0,83-0,96 0,80-0,93 0,21-0,35
P-P04 (ppm) 0,038-0,045 0,041-0,055 0,077-0,098 0,072-0,093 0,031-0,042

dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan.


Kecerahan Oleh sebab itu pengaturan suhu yang
Kecerahan air yang diperoleh sesuai sangat diperlukan dalam media
dalam penelitian ini adalah 40 cm dimana budidaya ini. Suhu yang diperoleh selama
kondisi perairan seperti itu sangat layak penelitian berkisar antara 28-32oC dan
untuk pertumbuhan ketiga jenis rumput kondisi ini masih dalam batas toleran dan
laut yang diujikan, bahwa Gracilaria bisa layak untuk mendukung pertumbuhan
tumbuh dengan baik pada kedalaman 30- rumput laut. Dalam hasil penelitian ini
80cm [5], sedangkan kedalaman optimum suhu yang diperoleh relatif lebih tinggi di
untuk Gracilaria adalah 0,5 meter [28]. banding yang didapatkan oleh beberapa
Kecerahan sangat berperan peneliti yaitu berkisar 26,10-31,35oC [34],
penting dalam menunjang kelangsungan berkisar 20-28oC [14], dan berkisar 26-
hidup rumput laut, karena dengan 28oC [26]. Perbedaan yang tidak terlalu
kecerahan yang memenuhi kriteria signifikan diduga disebabkan oleh metode
budidaya akan sangat mendukung tingkat budidaya dan perlakuan yang diberikan.
penerimaan cahaya matahari terkait dengan Rumput laut dapat hidup dengan baik pada
daya tembusnya kedalam air media kisaran suhu 26-33oC [30], atau berkisar
sehingga akan sangat membantu 15-33 oC [31].
kelancaran proses fotosintesis. Penerimaan
cahaya matahari yang sempurna akan Derajat Kemasaman (pH)
memperlancar proses penyerapan unsur- Derajat kemasaman air (pH)
unsur hara, sehingga akan berpengaruh selama penelitian berkisar 7,0-8,5. Kisaran
langsung terhadap pertambahan panjang ini masih berada pada batas yang layak
dan berat rumput laut. untuk pertumbuhan rumput laut jenis
Tingkat kecerahan perairan sangat Gracilaria. Hasil yang diperoleh ini relatif
bergantung pada muatan padatan sama dengan yang diperoleh beberapa
tersuspensi [29]. Kecerahan air yang baik, peneliti yaitu berkisar 7,0-8,0 [32] dan
normal dan ideal untuk pertumbuhan berkisar antara 7,8-8,8 [26]. Sedangkan
rumput laut sampai pada batas 5,0 meter direkomendasikan pH yang layak untuk
atau batas matahari dapat menembus air Gracilaria berkisar 8,0-8,5 [4] dan berkisar
laut. 7,0-8,6 [31]. Derajat kemasaman
merupakan faktor lingkungan kimia air
Suhu yang turut menentukan baik buruknya
Suhu berperan penting dalam pertumbuhan rumput laut [33]
membantu proses metabolisme dan
fotosintesis rumput laut. Meningkatnya Karbondioksida (CO2)
suhu akan diiringi dengan meningkatnya Konsentrasi karbondioksida yang
metabolisme. Meningkatnya metabolisme diperoleh selama penelitian berkisar antara
akan semakin banyak unsur hara yang 6,3 -10,3 ppm dan kisaran ini masih layak
untuk pertumbuhan rumput laut. CO2

61
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

bebas 10 ppm masih dapat ditolerir oleh Nitrat dan fospat merupakan
organisme aquatic untuk tumbuh [34]. unsur hara dalam bentuk ion dapat
Sedangkan sebagian besar organisme meningkatkan aktifitas tanaman terutama
aquatik masih dapat bertahan hidup sampai untuk proses metabolisme yaitu prose
CO2 bebas mencapai 60 ppm [35]. CO2 pertumbuhan dan perkembangan. Unsur
merupakan senyawa penting dalam proses Nitrogen dapat mempercepat terbentuknya
fotosintesis. tallus-tallus baru (perkembangbiakan
vegetatif) sedangkan unsur fosfat berperan
Nitrat (N-NO3) dan Fosfat (P-PO4) aktif dalam perkembangbiakan secara
Kandungan nitrat dan fosfat yang generatif (menghasilkan spora) [36].
diperoleh selama penelitian berturut-turut
0,020-0,96 ppm dan 0,031-0,098 ppm. Simpulan
Kisaran ini relatif lebih tinggi dibanding Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh peneliti lainnya yang dan pembahasan yang diperoleh selama
berkisar 0,0214-0,0500 ppm untuk nitrat penelitian, maka disimpulkan bahwa:
dan 0,0160-0,0647 untuk fosfat [36], akan 1. salinitas 20 ‰ (S3) dan salinitas 25 ‰
tetapi hasil yang diperoleh dalam (S4) memberikan laju pertumbuhan
penelitian ini jauh lebih rendah dibanding harian tertinggi (2,40%).
yang diperoleh peneliti yang lain yaitu 2. Kandungan agar tertinggi diperoleh
berkisar 2,267-3,330 untuk nitrat dan pada perlakuan salinitas 20 ‰ (S3)
0,443-0,456 untuk fosfat [26] dan berkisar sebesar 40,71%.
antara 2,831-3,143 ppm untuk nitrat dan 3. laju pertumbuhan harian perlakuan
0,332-0,342 ppm untuk fospat [12]. salinitas 10 ‰ (S1) mencapai puncaknya
Perbedaan ini diduga disebabkan oleh pada minggu III, sedangkan perlakuan
kesuburan dan kandungan unsur hara air salinitas 15 ‰ (S2), salinitas 20 ‰ (S3),
yang menjadi media budidaya. Untuk salinitas 25 ‰ (S4), dan salinitas 30 ‰
memenuhi kebutuhan akan unsur hara, (S5) mencapai puncaknya pada minggu
maka rumput laut mengambil Nitrogen IV.
dalam bentuk nitrat (NO3), nitrit (NO2 - )
dan ammonium (NH4+ ). Hal ini senada Daftar Pustaka
dengan pernyataan peneliti lainnya dimana, [1] Atmadja, W.S dan Sulistijo, 1990.
alga benthos dan fitoplankton umumnya Potensi, Pemanfaatan dan
mempunyai preferensi untuk mengambil Prospek PengembanganBudidaya
nitrogen secara bertahap, yaitu N-nitrat, N- Rumput Laut di Indonesia. Badan
nitrit dan N-amonium [17]. Ion-ion yang Pengembangan Ekspor Nasional
masuk ke dalam sel akan segera dikonversi Departemen Perdagangan dan
dalam bentuk lain, seperti NO3- direduksi Koperasi. Jakarta 13 hal.
menjadi NH4+ yang dimanfaatkan untuk [2] Sulistijo, A. Nontji, dan A. Soegiarto.,
sintesis asam amino dan protein dengan 1980. Potensi dan Usaha
bantuan enzim nitrat reduktase [16]. Pengembangan Budidaya
Kondisi Nitrat (N-NO3) dan fosfat (P-PO4) Perairan di Indonesia. LON-
yang diperoleh dalam penelitian ini masih LIPI. Jakarta.
layak untuk mendukung pertumbuhan [3] Rahayu, D.I dan Sumadhiharga., 1982.
rumput laut. Kisaran nitrogen dan fosfat Sumber Daya Hayati Rumput
yang layak untuk pertumbuhan rumput laut Laut di Maluku. Stasiun
adalah 0,9-3,5 ppm N-NO3 dan 0,09-1,80 Penelitian Ambon. LON-LIPI
ppm P-PO4 [18]. Konsentrasi nitrat dan Jakarta.
fosfat dalam suatu perairan sangat [4] Aslan, M.L, 1995. Budidaya Rumput
mempengaruhi kesuburan rumput laut, Laut. Penerbit Kanisius.
terutama pada bagian gametofitnya [36]. Jogyakarta.

62
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

[5] Sulistijo, 1996. Perkembangan [13] Gaspersz, V., 1994. Metode


Budidaya Rumput Laut di Perancangan Percobaan. Untuk
Indonesia. Puslitbang Osenologi. Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu
LIPI. Jakarta. Teknik dan Biologi. CV. Armico.
[6] Dharmawan, D., 1987. Pengaruh Bandung. 472 hal.
Salinitas Terhadap Laju [14] Hartati, S.T dan W. Ismail., 1984.
Pertumbuhan Rumput Laut ( G. Percobaan Budidaya Rumput
verrucosa ). Tesis Sarjana. Laut (G. lichenoides) di Teluk
Jurusan Perikanan Fakultas Banten. Laporan Penelitian
Peternakan Universitas Perikanan Laut. Balai Penelitian
Hasanuddin. Ujung Pandang. Perikanan Laut. Badan Penelitian
[7] Trono, G.C.Jr., 1981. Influence of dan Pengembanagan Pertanian
Enviromental Factors on The Departemen Pertanian. Jakarta
Structure and Distribution of [15] Susanto, Mulyono, dan S. Endang.,
Seaweed Communities. Report on 1978. Penelitian Agar Pada
The Training Course on Berbagai Jenis Rumput Laut di
Gracilaria Algae. The Marine Sepanjang Pantai Makassar.
Sciences Centre. University of Balai Industri Ujung Pandang.
The Philippines. Manila Ujung Pandang.
Philippines. [16] Lakitan, B,. 1993. Dasar-Dasar
[8] Hoyle, M.D., 1977.Agar Studies in Two Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT.
Gracilariaspecies(G.bursapatoris Raja Grafindo Persada. Jakarta.
,and G. coronopifolia) From [17] Romimohtarto, K dan S. Juwana,.
Hawai II. Seasonal Aspect. 2001. Biologi Laut. Ilmu
Botany Departemen. Hawaii Pengetahuan Tentang Biota Laut.
University . Hawaii. Penerbit. Djambatan. Jakarta.
[9] Soegiarto, A., Sulistijo, W.S Atmadja, [18] Andarias, I, 1991. Pengaruh Pupuk
dan H Mubarak., 1978. Rumput Urea dan TSP Terhadap
Laut ( Algae ). Manfaat, Produksi Klekap. Desrtasi
Potensi dan Usaha Budidayanya. Pascasarjana Institut Pertanian
LON-LIPI. Jakarta. Bogor. Bogor.
[10] John dan Rachmawati. 2011. [19] Lewin. R.A (Ed), 1962. Physiology
Chemistry 3A. Erlangga. Jakarta and Biochemestry Of Algae. Acad
[11] Atmadja, W.S, 1996. Pengenalan Press. New York . London
Jenis Algae Merah (Rhodophyta). [20] Wilkins, M.R,. 1989. Fisiologi
Pusat Penelitian dan Tanaman. Cetakan I. Penerbit
Pengembangan Oseanologi – Bina Aksara. Jajarta.
LIPI. Jakarta. [21] Heddi., 1986. Hormon Tumbuhan.
[12] Thana, D., I. Andarias, dan Y. Karim., Fakultas Pertanian, Universitas
1995. Produksi Berat Kering dan Brawijaya, Malang. Penerbit
Kandungan Agar Rumput Laut Rajawali Jakarta.
(Gracilaria verrucosa) Yang [22] Wattimena. G.A, 1988. Zat Pengatur
Dibudidayakan di Laut dan di Tumbuh Tanaman. Pusat Antara
Tambak Dengan Metode Apung, Universitas. Kerjasama IPB
Lepas Dasar, dan Dasar. Dengan Lembaga Informasi.
Program Studi Ilmu Kelautan Bogor
Fakultas Peternakan dan [23] Fitter. A.H dan Hay. R.K.M., 1992.
Perikanan. Universitas Fisiologi Lingkungan Tanaman.
Hasanuddin. Ujung Pandang. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

63
Anton /Jurnal Airaha, Vol. 6 No. 2 : 054 – 64 ISSN: 2301-7163

[24] Mackie, W and R.D, Preston., 1974. Fisheries Development and


Cell Wall on Intercellular Region Coordinating Program. Manila
Polysaccharides in W.D.P Philippines.
Stewart ( Ed ). Algae Physiology [32] Syafruddin, 1993. Pengaruh Salinitas
and Biochemistry. Black Well Terhadap Kecepatan
Scientific Publication Oxford. Pertumbuhan dan Produksi
London. Rumput Laut Glidium rigidium
(Vahl). Skripsi. Jurusan
[25] Winarno, F.G., 1990. Teknologi
Perikanan Fakultas Peternakan
Pengolahan Rumput Laut.
Universitas Hasanuddin.
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Makassar
[26] Fonda, S,. 1995. Pengaruh Metode [33] Kadi. A, dan W.S. Atmadja, 1988.
Budidaya Terhadap Laju Rumput Laut (Algae) Jenis,
Pertumbuhan, Produksi Berat Produksi, Budidaya, dan Pasca
Kering dan Kandungan Agar Panen. Seri Sumberdaya Alam.
Rumput Laut Gracilaria Pusat Pengembangan Oseanologi
verrucosa yang Dibudidayakan di LIPI. Jakarta
Tambak. Skripsi Jurusan
Perikanan Fakultas Peternakan [34] Effendi, H, 2000. Telaahan Kualitas
Air Bagi Pengelolaan
UNHAS.
Sumberdaya dan Lingkungan
[27] Chapman, V.J and D.J Chapman, Perairan. Jurusan Manajemen
1980. Seaweed and Their Uses. Sumberdaya Perairan Fakultas
Third Edition. New York. USA Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
[28] Wattimury. D.N, 1993. Pertumbuhan Bogor.
Benih Gracilaria. Verrucosa [35] Boyd, C.E, 1989. Water Quality in
Pada Berbagai Kedalaman di Warm Water Fish Fond.
Daerah Pantai. Kecamatan Agriculture Experiment Station.
Mallusetasi Kabupaten Barru. Auburm University. Alabama
Skripsi. Fakultas Matematika dan USA.
Ilmu Pengetahuan Alam,
[36] Malingkas. R, 2002. Perbanyakan
Universitas Hasanuddin. Ujung
Benih Rumput Laut Gracilaria
Pandang.
verrucosa Melalui Kultur
[29] Soegiarto. A., Sulistijo, dan W.S. Jaringan In Vitro Pada Berbagai
Atmaja, 1977. Pertumbuhan Media Kultur Serta Aplikasinya.
Algae Laut Euchema Tesis. Program Pascasarjana
spinosum Pada Berbagai Universita Hasanuddin Makassar.
Kedalaman. Lembaga Osenologi
LIPI. Jakarta. [37] Craigie, J.S., Z.C. Wen and J. Van der
Meer, 1984. Interspecific,
[30] Afrianto, E,. dan Liviawaty, 1989.
Intraspecific and Composition of
Budidaya Rumput laut dan Cara
Agars from Gracilaria spp. Bot.
Pengolahannya.Penerbit Bhratara
Mar.
Pustaka Desa. Jakarta.
[31] Nhoung, H.H., 1981. Gracilaria
Culture in Vietnam. Report on
The Training Course on
Gracilaria Algae . The Marine
Sciences Centre. University of
The Philippines. South China Sea

64

You might also like