Professional Documents
Culture Documents
3761-Article Text-14520-1-10-20211201
3761-Article Text-14520-1-10-20211201
3761-Article Text-14520-1-10-20211201
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
Abstract
This study was conducted to identify and describe the implementation of public Keywords:
services during the Covid-19 pandemic in Subdistrict of Sambaliung, Berau public service, Covid-19 pandemic
Regency. The dimensions of measurement in this research are the improvement
of services during the Pandemic by the Ombudsman RI including: Clear
information on service standards, online service systems, an adaptation of
facilities/ infrastructure/service facilities, and competence of service
implementers. The type of research used in this research is descriptive Article history:
qualitative with primary data and secondary data. Data analysis was carried Submission September 07 2021
out through data reduction, data presentation, conclusion drawing, and Revised October 30 2021
verification. The results of this study indicate that the implementation of Accepted November 05 2021
public services during the Covid-19 Pandemic can still be carried out but in a Published December 01 2021
different way than usual, the standard of service provided is following the
circular letter of the Berau Regency’s Government which refers to the rules of
the Central Government, facilities/infrastructure/facilities have been provided
following the recommendations of the Ministry of Health, good competence of
officers and have a lot of experience placed in their respective fields to provide Corresponding author
fast and appropriate services. Must improve the implementation of Email:
information technology-based services, because there is still no online-based dennyrifani@poltekip.ac.id
service.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
penyelenggaraan pelayanan publik pada masa pandemi Covid-19 di
Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Yang menjadi dimensi
pengukuran pada penilitan ini yaitu, peningkatan pelayanan pada masa
Pandemi oleh Ombudsman RI diantaranya: Informasi yang jelas mengenai
standar pelayanan, sistem pelayanan secara online, adaptasi
sarana/prasarana/fasilitas pelayanan, dan kompetensi pelaksana layanan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan jenis data primer dan data sekunder. Analisis data
dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan
pelayanan publik pada masa Pandemi Covid-19 masih dapat dilakukan
akan tetapi dengan cara yang berbeda dari biasanya, standar pelayanan
yang diberikan sesuai dengan surat edaran Pemerintah Kabupaten Berau
yang merujuk pada aturan Pemerintah Pusat, sarana/prasarana/fasilitas
telah disediakan sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan,
kompetensi petugas yang baik serta memiliki banyak pengalaman
ditempatkan pada bidangnya masing-masing agar dapat memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat. Harus meningkatkan penyelenggaraan
pelayanan berbasis teknologi informasi, karena masih belum adanya
pelayanan yang berbasis online.
Kata Kunci: pelayanan publik; pandemi covid-19
115
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
PENDAHULUAN
Munculnya kasus Covid-19 di Indonesia, ditetapkan sebagai bencana nasional
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020. Awal tahun 2020
merupakan tahun yang berat bagi dunia termasuk Indonesia, pada dasarnya Covid-19
merupakan krisis kesehatan dengan onsetnya tiba-tiba, transmisi siap dan berpotensi
untuk membunuh, secara luas Global Coronavirus Crisis (GCC) yang terjadi memiliki
dampak yang lebih luas daripada kesehatan, yakni ekonomi, sosial, politik dan
lingkungan. Pada bidang ekonomi misalnya terdapat beberapa negara yang
pengangguran mengalami peningkatan dengan cepat naik ke level yang tidak terlihat
sejak Great Depresi, penutupan bisnis-bisnis yang secara sementara dan bahkan
permanen. Nilai perdagangan internasional saat pandemi Covid-19 telah jatuh, utang
publik serta swasta meningkat dan kondisi ekonomi akan sulit untuk kembali seperti
semula (Leigh, 2020). Selain itu pandemi Covid-19 memiliki konsekuensi yang dapat
memperlambat dalam globalisasi atau bahkan menghasilkan proses deglobalisasi, dunia
akan mengalami episode deglobalisasi, dengan pengurangan 10% pada dimensi lunak
dan pengurangan 9% pada dimensi ekonomi (Olivié & Gracia, 2020). Di Indonesia,
pandemi telah mengubah kebiasaan maupun sistem yang ada. Dalam upaya memutus
mata rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan
beberapa kebijakan (Febri Ramadhan & Tamaya, 2021). Dimulai dari Pelaksanaan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk daerah yang memiliki angka penyebaran
covid yang tinggi, mulai menerapkan Adaptasi Kebiasan Baru (ABK) atau yang di kenal
dengan istilah new normal dan juga menghimbau masyarakat agar melaksanakan 5M
yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan
dan mengurangi mobilitas (Husnayaini, 2020). Kebijakan serta himbauan terkait protokol
kesehatan ini merupakan respon positif dari pemerintah untuk dapat menekan angka
Covid-19 di Indonesia. Pandemi Covid-19 ini sangat memberikan dampak yang luar
biasa pada bidang ekonomi, pendidikan, sosial, maupun pada bidang-bidang lainnya.
Tidak terlepas pula dalam bidang pelayanan yang sangat begitu terdampak, akan tetapi
walaupun dimasa Pandemi Covid-19 namun pelayanan harus tetap dijalankan terutama
pelayanan yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
Dalam hal ini, birokrasi harus tetap menjadi garda terdepan dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan publik tersebut,
pemerintah membentuk organisasi penyelenggara. Dimana penyelenggara tersebut
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik (Nuriyanto,
2014). Walaupun dengan terbatasnya ruang gerak didalam memberikan pelayanan
publik karena harus mengikuti protokol kesehatan, masyarakat harus tetap diberikan
haknya sebagai warga negara untuk dilayani.
116
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
Telah terjadi perubahan dalam birokrasi pelayanan publik pada masa pandemi ini,
perubahan itu terjadi dalam dimensi organisasi dan dimensi sistem kerja yang baru.
Dimensi perubahan kelembagaan birokrasi terjadi over normal disrupsi dalam hal ini
Covid-19 menuntut organisasi untuk melakukan perubahan new normal. Dimana
birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik mengutamakan protokol
kesehatan. Sedangkan pada dimensi sistem kerja ada dua pilihan yaitu bekerja di rumah
dan tetap bekerja di kantor namun tetap memperhatikan protokol kesehatan (Toto
Heryanto, 2021). Dengan adanya hal tersebut, akan membuat akses masyarakat kepada
institusi pemerintah akan dibatasi dan menjadi sebuah kesulitan masyarakat didalam
mendapatkan pelayanan publik. Intstitusi pemerintah dituntut untuk mengalihkan
pelayanan secara konvensional kepada pelayanan yang berbasis elektronik, agar tidak
merugikan masyarakat ketika ingin mendapatkan pelayanan (Doramia Lumbanraja,
2020).
Terdapat beberapa referensi terkait pelayanan publik pada masa pandemi Covid-19
yaitu yang dilakukan oleh (Ibrahim, M. A., Pangkey, M., & Dengo, 2021) menunjukkan
bahwa masih belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan, itu terlihat dari lima
indikator pelayanan publik terdapat empat indikator yang masih belum otimal
diantaranya, produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, dan akuntabilitas, sedangkan
hanya satu indikator yang menunjukkan hasil sudah optimal yaitu indikator
responsibility. Kemudian berdasarkan hasil penelitian menurut (Nihayaty, 2021) yang
membahas inovasi kebijakan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur pada era Covid-19
menunjukkan hasil bahwa terdapat kesiapan serta tangkas dan adaptif Kanwil Kemenag
Jawa Timur terdapat perubahan kondisi sosial yang ada akibat dari pandemi Covid-19.
Dalam merespon pandemi itu dilakukan dengan sikap tangkas yang merujuk pada
kelincahan, sedangkan perubahan ditingkat sistem pada seluruh unit merupakan bagian
dari pola yang adaptif. Dalam menyikapi situasi yang krisis itu dapat digambarkan
dengan perubahan kebijakan yang progresif dalam kurun waktu yang singkat. Dapat
disimpulkan bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini pemerintah harus dapat
menyesuaikan kebijakan serta pemberian pelayanan publik dengan perubahan yang
terjadi, yaitu salah satunya dapat dilakukan dengan peningkatan standar pelayanan
publik.
Dengan melakukan peningkatan standar pelayanan publik akan menjadi salah satu
upaya pencegahan virus Covid-19. Menurut Tismayuni dari Ombudsman Republik
Indonesia melihat bahwa peningkatan standar pelayanan merupakan solusi dalam
memberikan layanan di masa pandemi. Terdapat empat hal pokok yang dapat dilakukan
oleh institusi dalam memberikan pelayanan publik yaitu pertama menyediakan informasi
secara jelas mengenai standar pelayanan, kedua meningkatkan sistem penyelenggaraan
secara online, ketiga adaptasi sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan, keempat
meningkatkan kompetensi pelaksana layanan (Kurdi, 2020).
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas dan masih terbatasnya penelitian mengenai
117
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
pelayanan publik di masa pandemi Covid-19 maka penelitian ini dilakukan dengan locus
di Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau dan mengingat pentingnya penelitian ini
dilakukan agar tetap dapat terlaksananya pelayanan publik didalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat atau publik dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
sesuai dengan anjuran pemerintah agar tidak menimbulkan atau menyebarkan virus
Covid-19.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana penelitian ini
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017). Jenis data didalam
penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder dengan melakukan
teknik pengumpulan data secara observasi, wawacara dan dokumentasi. Kemudian
dilakukan analisis data secara bersamaan: pengumulan data, reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles & Huberman, 1992).
dilakukan oleh lembaga pemberi jasa pelayanan publik menurut Tismayuni dari
Ombudsman Republik Indonesia yang dikutip oleh (Kurdi, 2020):
119
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
120
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
sesuatu hal yang mempermudah serta melancarkan pelaksanaan kegiatan yang dapat
mempermudah kegiatan dapat berupa sarana dan prasarana. Fasilitas juga
merupakan sarana didalam melancarkan pelaksanaan fungsinya (Lupiyoadi dalam
Gaol et al., 2020). Selain itu fasilitas merupakan segala sesuatu yang digunakan,
dipakai, diterapkan, oleh pegawai baik dalam hubungan langsung dengan pekerjaan
maupun untuk kelancaran pekerjaan (Moenir, 1987). Berdasarkan hal tersebut,
kelengkapan sarana, prasarana dan fasilitas akan mempermudah pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Dengan munculnya virus Covid-19 ini dibutuhkan
sarana, prasarana dan fasilitas yang lebih lengkap agar dapat memutus penyebaran
virus tersebut.
Dalam mendukung hal tersebut, Kecamatan Sambaliung telah memperhatikan
dan memiliki sarana, prasarana dan fasilitas yang cukup baik, misalnya telah
menyediakan tempat cuci tangan beserta sabun cuci tangannya didepan area kantor
dengan kapasitas 250liter yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan ataupun para petugas yang sedang melaksanakan WFO.
Dengan adanya anjuran mencuci tangan menggunakan air bersih mengalir dan
dengan sabun, ini di harapkan akan dapat mengurangi atau bahkan membersihkan
kuman yang telah berada di tangan, guna memastikan pada saat melakukan kegiatan
di area kantor sudah terbebas dari kuman. Selanjutnya termogun sebanyak 1 buah juga
disediakan oleh Kantor Kecamatan Sambaliung, untuk melakukan screening kepada
masyarakat maupun pegawai dengan mengecek suhu tubuh mereka berada di suhu
batas normal yaitu < 37O celcius sebelum memasuki gedung kantor.
Penyediaan masker bagi masyarakat/pegawai yang lupa atau tidak membawa
masker pada saat menerima/memberi layanan juga telah disediakan di pintu masuk
utama area kantor, memiliki ruang tunggu dilengkapi dengan kursi yang
kapasitasnya hanya bisa digunakan sebesar 50% sesuai dengan protokol kesehatan
berkaitan dengan social distancing yaitu dengan menjaga jarak, disediakan ruang
tunggu juga diteras kantor apabila ruang tunggu didalam gedung penuh, khusus
bidang pemerintahan dan pelayanan terpadu yang biasanya banyak melakukan
layanan kepada masyarakat diberikan pembatas wajah diatas meja guna
menghindarkan penyebaran virus Covid-19 melalui droplet, terdapat handsanitizer
disetiap ruangan yang ada agar memudahkan masyarakat dan pegawai untuk
membersihkan tangan setelah memegang benda-benda atau melakukan atktivitas
lainnya. Kantor Kecamatan Sambaliung juga rutin melakukan penyemprotan
disinfektan ke setiap ruangan kantor setiap 2 minggu sekali guna menstrilkan virus
atau kuman yang ada di ruangan-ruangan kantor. Dengan beberapa sarana, prasarana
dan fasilitas yang lengkap tersebut, Kecamatan Sambaliung sudah mendukung dalam
pencegahan penyebaran virus Covid-19.
121
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
122
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan oleh penulis
pada sub bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Standar pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Sambaliung sudah dilaksanakan
dengan baik dan berdasarkan surat edaran dari pemerintah daerah yaitu Pemerintah
Kabupaten Berau yang merujuk pada aturan pusat serta telah diinformasikan dengan
jelas kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan dan para pegawai di
Kecamatan Sambaliung.
2. Penyelenggaraan pelayanan secara online masih belum dilakukan oleh Kecamatan
Sambaliung dikarenakan jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sejauh
ini masih harus dilakukan secara offline atau tatap muka langsung. Ini membuat
masyarkat yang ingin mendapatkan pelayanan di masa pandemi covid-19 tetap harus
datang langsung ke Kecamatan Sambaliung.
3. Sarana, prasarana dan fasilitas di Kecamatan Sambaliung pada masa pandemi Covid-
19 ini dilaksanakan sudah sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan seperti,
penyediaan tempat cuci tangan, alat pengecekan suhu tubuh, ruang tunggu dengan
memperhatikan jarak, dll.
4. Kecamatan Sambaliung telah menempatkan pegawainya sesuai pada bidang serta
pengalamannya. Sebagian besar pegawainya juga telah mendapatkan diklat
pengembangan kompetensi yang menunjang kinerjanya sehingga dapat bekerja
dengan cepat dan tepat.
Adapun rekomendasi atau saran yang diberikan oleh penulis yaitu Kecamatan
Sambaliung harus melakukan sebuah inovasi dan peningkatan pada sistem
penyelenggaraan pelayanan berbasis teknologi informasi untuk dapat memberikan
pelayanan secara online kepada masyarakat. Karena dengan semakin majunya
perkembangan zaman dan masih adanya pandemi virus Covid-19 di Indonesia, ini
merupakan langkah positif yang dilakukan untuk penyelenggaraan pelayanan publik
dan pencegahan penyebaran virus Covid-19.
REFERENSI
Doramia Lumbanraja, A. (2020). Urgensi Transformasi Pelayanan Publik melalui E-
Government Pada New Normal dan Reformasi Regulasi Birokrasi. Administrative
Law and Governance Journal, 3(2), 220–231. https://doi.org/10.14710/alj.v3i2.220-231
Eliana, Nurhayati, & Fathiah. (2020). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan (DIKLAT)
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Aceh. 2(2).
Fang, Z. (2002). E-Government in Digital Era : Concept, Practice, and Development.
International Journal of The Computer, The Internet and Management. 10(2), 1–22.
Febri Ramadhan, R., & Tamaya, V. (2021). Standar Pelayanan Publik di Masa Pandemi
Covid-19: Studi Pelayanan Perpustakaan ITERA. Jurnal Studi Ilmu Sosial Dan Politik,
123
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.
124