3761-Article Text-14520-1-10-20211201

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.

ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

PELAYANAN PUBLIK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI


KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU
Denny Nazaria Rifani
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Abstract
This study was conducted to identify and describe the implementation of public Keywords:
services during the Covid-19 pandemic in Subdistrict of Sambaliung, Berau public service, Covid-19 pandemic
Regency. The dimensions of measurement in this research are the improvement
of services during the Pandemic by the Ombudsman RI including: Clear
information on service standards, online service systems, an adaptation of
facilities/ infrastructure/service facilities, and competence of service
implementers. The type of research used in this research is descriptive Article history:
qualitative with primary data and secondary data. Data analysis was carried Submission September 07 2021
out through data reduction, data presentation, conclusion drawing, and Revised October 30 2021
verification. The results of this study indicate that the implementation of Accepted November 05 2021
public services during the Covid-19 Pandemic can still be carried out but in a Published December 01 2021
different way than usual, the standard of service provided is following the
circular letter of the Berau Regency’s Government which refers to the rules of
the Central Government, facilities/infrastructure/facilities have been provided
following the recommendations of the Ministry of Health, good competence of
officers and have a lot of experience placed in their respective fields to provide Corresponding author
fast and appropriate services. Must improve the implementation of Email:
information technology-based services, because there is still no online-based dennyrifani@poltekip.ac.id
service.

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
penyelenggaraan pelayanan publik pada masa pandemi Covid-19 di
Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Yang menjadi dimensi
pengukuran pada penilitan ini yaitu, peningkatan pelayanan pada masa
Pandemi oleh Ombudsman RI diantaranya: Informasi yang jelas mengenai
standar pelayanan, sistem pelayanan secara online, adaptasi
sarana/prasarana/fasilitas pelayanan, dan kompetensi pelaksana layanan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan jenis data primer dan data sekunder. Analisis data
dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan
pelayanan publik pada masa Pandemi Covid-19 masih dapat dilakukan
akan tetapi dengan cara yang berbeda dari biasanya, standar pelayanan
yang diberikan sesuai dengan surat edaran Pemerintah Kabupaten Berau
yang merujuk pada aturan Pemerintah Pusat, sarana/prasarana/fasilitas
telah disediakan sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan,
kompetensi petugas yang baik serta memiliki banyak pengalaman
ditempatkan pada bidangnya masing-masing agar dapat memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat. Harus meningkatkan penyelenggaraan
pelayanan berbasis teknologi informasi, karena masih belum adanya
pelayanan yang berbasis online.
Kata Kunci: pelayanan publik; pandemi covid-19

115
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

PENDAHULUAN
Munculnya kasus Covid-19 di Indonesia, ditetapkan sebagai bencana nasional
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020. Awal tahun 2020
merupakan tahun yang berat bagi dunia termasuk Indonesia, pada dasarnya Covid-19
merupakan krisis kesehatan dengan onsetnya tiba-tiba, transmisi siap dan berpotensi
untuk membunuh, secara luas Global Coronavirus Crisis (GCC) yang terjadi memiliki
dampak yang lebih luas daripada kesehatan, yakni ekonomi, sosial, politik dan
lingkungan. Pada bidang ekonomi misalnya terdapat beberapa negara yang
pengangguran mengalami peningkatan dengan cepat naik ke level yang tidak terlihat
sejak Great Depresi, penutupan bisnis-bisnis yang secara sementara dan bahkan
permanen. Nilai perdagangan internasional saat pandemi Covid-19 telah jatuh, utang
publik serta swasta meningkat dan kondisi ekonomi akan sulit untuk kembali seperti
semula (Leigh, 2020). Selain itu pandemi Covid-19 memiliki konsekuensi yang dapat
memperlambat dalam globalisasi atau bahkan menghasilkan proses deglobalisasi, dunia
akan mengalami episode deglobalisasi, dengan pengurangan 10% pada dimensi lunak
dan pengurangan 9% pada dimensi ekonomi (Olivié & Gracia, 2020). Di Indonesia,
pandemi telah mengubah kebiasaan maupun sistem yang ada. Dalam upaya memutus
mata rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan
beberapa kebijakan (Febri Ramadhan & Tamaya, 2021). Dimulai dari Pelaksanaan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk daerah yang memiliki angka penyebaran
covid yang tinggi, mulai menerapkan Adaptasi Kebiasan Baru (ABK) atau yang di kenal
dengan istilah new normal dan juga menghimbau masyarakat agar melaksanakan 5M
yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan
dan mengurangi mobilitas (Husnayaini, 2020). Kebijakan serta himbauan terkait protokol
kesehatan ini merupakan respon positif dari pemerintah untuk dapat menekan angka
Covid-19 di Indonesia. Pandemi Covid-19 ini sangat memberikan dampak yang luar
biasa pada bidang ekonomi, pendidikan, sosial, maupun pada bidang-bidang lainnya.
Tidak terlepas pula dalam bidang pelayanan yang sangat begitu terdampak, akan tetapi
walaupun dimasa Pandemi Covid-19 namun pelayanan harus tetap dijalankan terutama
pelayanan yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
Dalam hal ini, birokrasi harus tetap menjadi garda terdepan dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam melaksanakan pelayanan publik tersebut,
pemerintah membentuk organisasi penyelenggara. Dimana penyelenggara tersebut
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik (Nuriyanto,
2014). Walaupun dengan terbatasnya ruang gerak didalam memberikan pelayanan
publik karena harus mengikuti protokol kesehatan, masyarakat harus tetap diberikan
haknya sebagai warga negara untuk dilayani.

116
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

Telah terjadi perubahan dalam birokrasi pelayanan publik pada masa pandemi ini,
perubahan itu terjadi dalam dimensi organisasi dan dimensi sistem kerja yang baru.
Dimensi perubahan kelembagaan birokrasi terjadi over normal disrupsi dalam hal ini
Covid-19 menuntut organisasi untuk melakukan perubahan new normal. Dimana
birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik mengutamakan protokol
kesehatan. Sedangkan pada dimensi sistem kerja ada dua pilihan yaitu bekerja di rumah
dan tetap bekerja di kantor namun tetap memperhatikan protokol kesehatan (Toto
Heryanto, 2021). Dengan adanya hal tersebut, akan membuat akses masyarakat kepada
institusi pemerintah akan dibatasi dan menjadi sebuah kesulitan masyarakat didalam
mendapatkan pelayanan publik. Intstitusi pemerintah dituntut untuk mengalihkan
pelayanan secara konvensional kepada pelayanan yang berbasis elektronik, agar tidak
merugikan masyarakat ketika ingin mendapatkan pelayanan (Doramia Lumbanraja,
2020).
Terdapat beberapa referensi terkait pelayanan publik pada masa pandemi Covid-19
yaitu yang dilakukan oleh (Ibrahim, M. A., Pangkey, M., & Dengo, 2021) menunjukkan
bahwa masih belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan, itu terlihat dari lima
indikator pelayanan publik terdapat empat indikator yang masih belum otimal
diantaranya, produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, dan akuntabilitas, sedangkan
hanya satu indikator yang menunjukkan hasil sudah optimal yaitu indikator
responsibility. Kemudian berdasarkan hasil penelitian menurut (Nihayaty, 2021) yang
membahas inovasi kebijakan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur pada era Covid-19
menunjukkan hasil bahwa terdapat kesiapan serta tangkas dan adaptif Kanwil Kemenag
Jawa Timur terdapat perubahan kondisi sosial yang ada akibat dari pandemi Covid-19.
Dalam merespon pandemi itu dilakukan dengan sikap tangkas yang merujuk pada
kelincahan, sedangkan perubahan ditingkat sistem pada seluruh unit merupakan bagian
dari pola yang adaptif. Dalam menyikapi situasi yang krisis itu dapat digambarkan
dengan perubahan kebijakan yang progresif dalam kurun waktu yang singkat. Dapat
disimpulkan bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini pemerintah harus dapat
menyesuaikan kebijakan serta pemberian pelayanan publik dengan perubahan yang
terjadi, yaitu salah satunya dapat dilakukan dengan peningkatan standar pelayanan
publik.
Dengan melakukan peningkatan standar pelayanan publik akan menjadi salah satu
upaya pencegahan virus Covid-19. Menurut Tismayuni dari Ombudsman Republik
Indonesia melihat bahwa peningkatan standar pelayanan merupakan solusi dalam
memberikan layanan di masa pandemi. Terdapat empat hal pokok yang dapat dilakukan
oleh institusi dalam memberikan pelayanan publik yaitu pertama menyediakan informasi
secara jelas mengenai standar pelayanan, kedua meningkatkan sistem penyelenggaraan
secara online, ketiga adaptasi sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan, keempat
meningkatkan kompetensi pelaksana layanan (Kurdi, 2020).
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas dan masih terbatasnya penelitian mengenai

117
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

pelayanan publik di masa pandemi Covid-19 maka penelitian ini dilakukan dengan locus
di Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau dan mengingat pentingnya penelitian ini
dilakukan agar tetap dapat terlaksananya pelayanan publik didalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat atau publik dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
sesuai dengan anjuran pemerintah agar tidak menimbulkan atau menyebarkan virus
Covid-19.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dimana penelitian ini
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017). Jenis data didalam
penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan data sekunder dengan melakukan
teknik pengumpulan data secara observasi, wawacara dan dokumentasi. Kemudian
dilakukan analisis data secara bersamaan: pengumulan data, reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles & Huberman, 1992).

Gambar 1. Komponen dan Analisis Data/Model Interaktif


Sumber: (Miles & Huberman, 1992)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Melihat banyaknya kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan pelayanan, maka
dalam hal ini pelayanan di masa pandemi tetap dilakukan oleh Kecamatan Sambaliung
agar dapat memenuhi kebutuhan layanan dari masyarakat. Kecamatan Sambaliung
berupaya tetap agar dapat melakukan hal tersebut, akan tetapi didalam melaksanakan
kegiatan tersebut, tetap memperhatikan protokol kesehatan mengingat masih cukup
tingginya tingkat penyebaran covid di Indonesia termasuk di Kabupaten Berau.
Penyelenggara layanan dalam hal ini institusi pemerintah dituntut untuk merubah cara
kerja dan sistem kerja di masa pandemi ini, tidak terkecuali Kecamatan Sambaliung itu
sendiri. Kemudian peningkatan standar pelayanan juga merupakan solusi didalam
pemberian pelayanan di masa pandemi. Terdapat empat hal pokok yang dapat
118
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

dilakukan oleh lembaga pemberi jasa pelayanan publik menurut Tismayuni dari
Ombudsman Republik Indonesia yang dikutip oleh (Kurdi, 2020):

1. Menyediakan Informasi Secara Jelas Mengenai Standar Pelayanan


Standar pelayanan di Kecamatan Sambaliung mengalami perubahan salama masa
pandemi, yaitu diantaranya dengan keluarnya Surat Edaran Bersama Pemerintah
Kabupaten Berau dengan 7 instansi/unsur lainnya, Nomor: 300/344/BPBD/2021
tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan
Pengoptimalan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Kecamatan,
Kampung dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019
di Kabupaten Berau. Kemudian 1 bulan berikutnya disusul dengan Surat Edaran
Bersama Pemerintah Kabupaten Berau dengan Nomor: 360/434/BPBD/2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 (Tiga) Corona Virus
Disease 2019 dan Pengoptimalan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di
Tingkat Kecamatan, Kampung dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Berau. Selanjutnya 14 hari kemudian keluar
Surat Edaran Bersama Perpanjangan PPKM Level 3 dengan Nomor:
360/490/BPBD/2021.
Berdasarkan surat edaran bersama tersebut, Kecamatan Sambaliung mulai
melakukan perubahan yang berkaitan dengan standar pelayanan. Pada masa PPKM,
Kecamatan Sambaliung menerapkan aturan Work from Home (WFH) / Work from Office
(WFO), sebesar 25% dari total jumlah pegawai yang ada di Kecamatan yang boleh
melakukan WFO atau bekerja dari kantor, dan sisanya 75% harus WFH atau bekerja
dari rumah. Kemudian untuk masyarakat yang ingin menerima layanan di Kecamatan
Sambaliung, diwajibkan menggunakan masker, kemudian mencuci tangan sebelum
masuk area kantor, juga dilakukan pengecekan suhu tubuh menggunakan termogun.
Social distancing dengan menjaga jarak juga tidak lupa dilakukan, dengan membatasi
jumlah penerima layanan hanya sebanyak 4 orang saja yang menunggu diruang
tunggu gedung kantor, kemudian yang lainnya sambil menunggu giliran dapat
menunggu di teras kantor yang juga telah disediakan ruang tunggunya.
Penggunaan masker atau face shield juga diwajibkan kepada pegawai yang WFO
dan yang melakukan survei lapangan jika dibutuhkan, misalnya pencarian titik
koordinat untuk bidang pertanahan, rekomendasi izin IMB dan lain sebagainya.
Perubahan standar pelayanan yang ada ini diinformasikan kepada masyarakat
melalui pamflet-pamflet dan papan pengumuman informasi yang disediakan oleh
Kecamatan Sambaliung. Sosialiasi dan koordinasi standar pelayanan ini juga
diinformasikan melalui teknologi yang ada saat ini, yaitu aplikasi whatsapp untuk
diinformasikan kepada aparat terkait, seperti Kelurahan, Kepala Kampung, Aparatur
Kampung, RT/RW, dll yang berada di lingkungan Kecamatan Sambaliung. Berkaitan
dengan hal tersebut, pentingnya standar pelayanan dijadikan sebagai acuan dalam

119
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

mengukur efektivitas pelayanan dan menakar kepuasan pengguna layanan di sebuah


unit pelayanan publik (Ombudsman, 2017).
Dalam hal ini, untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan publik
dibutuhkan adanya standar pelayanan publik terlebih dahulu. Standar pelayanan
publik tersebut merupakan entry point terhadap kurang memuaskannya aspek
pelayanan publk yang diterima masyarakat selama ini (Roudo, Mohammad, 2008).

2. Meningkatkan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan Secara Online


Dimasa pandemi harusnya teknologi merupakan salah satu cara agar tidak
terjadinya kegiatan tatap muka secara langsung jika dimiliki oleh suatu instansi dalam
bidang pelayanan publik. Karena dengan pemanfaatan teknologi yang ada,
masyarakat atau publik dapat menerima layanan secara mudah yaitu dari tempat
tinggal masing-masing yang artinya tidak perlu datang langsung kekantor, pada
intinya masyarakat atau publik tersebut harus memiliki smartphone/komputer yang
terhubung dengan jaringan internet untuk mengakses layanan berbasis online
tersebut. Pelayanan berbasis online ini merupakan penerapan dari Electronic Goverment
atau yang biasa lebih dikenal dengan istilah e-Goverment. E-Goverment adalah
penggunaan teknologi didalam meningkatkan akses dan pengiriman layanan
pemerintah yang dapat memberi manfaat kepada bagi segenap warga negara.
Terdapat hubungan diantara pemerintah dan masyarakat, itu bukan lagi
hubungan yang dari atas ke bawah atau dikenal dengan istilah top-down melainkan
membangun sebuah kemitraan antara pemerintah dengan warga negara (Silcock,
2001). Akan tetapi diketahui bahwa Kecamatan Sambaliung belum melakukan
pelayanan secara online atau memanfaatkan teknologi yang ada. Karena pada
dasarnya kegiatan pelayanan yang ada di Kecamatan Sambaliung memang harus
dilakukan secara tatap muka langsung, mengingat bidang-bidang pekerjaannya tidak
mudah untuk dilakukan secara online. Tentu saja dalam hal ini masyarakat harus tetap
melaksanakan pelayanan secara offline, begitu pula dengan para petugas yang harus
siap memberikan pelayanan secara offline juga kepada masyarakat. Kecamatan
sambaliung juga hingga saat ini belum memiliki aplikasi/website khusus untuk
menunjang kegiatan pelayanan yang ada agar dapat dilakukan secara online. Dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang inovatif, khususnya aplikasi
berbasis web via internet ini merupakan cara pemerintah untuk menyediakan akses
informasi dan layanan pemerintah yang mudah bagi masyarakat (Fang, 2002).
Berdasarkan hal tersebut diatas, Kecamatan Sambaliung harus tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan secara manual atau offline kepada masyarakat walaupun di masa
pandemi covid-19 seperti ini.

3. Adaptasi Sarana, Prasarana Dan Fasilitas Pelayanan


Sarana, prasarana dan fasilitas yang lengkap dan baik, akan menunjang
terlaksananya kegiatan pelayanan publik yang baik pula. Fasilitas merupakan segala

120
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

sesuatu hal yang mempermudah serta melancarkan pelaksanaan kegiatan yang dapat
mempermudah kegiatan dapat berupa sarana dan prasarana. Fasilitas juga
merupakan sarana didalam melancarkan pelaksanaan fungsinya (Lupiyoadi dalam
Gaol et al., 2020). Selain itu fasilitas merupakan segala sesuatu yang digunakan,
dipakai, diterapkan, oleh pegawai baik dalam hubungan langsung dengan pekerjaan
maupun untuk kelancaran pekerjaan (Moenir, 1987). Berdasarkan hal tersebut,
kelengkapan sarana, prasarana dan fasilitas akan mempermudah pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Dengan munculnya virus Covid-19 ini dibutuhkan
sarana, prasarana dan fasilitas yang lebih lengkap agar dapat memutus penyebaran
virus tersebut.
Dalam mendukung hal tersebut, Kecamatan Sambaliung telah memperhatikan
dan memiliki sarana, prasarana dan fasilitas yang cukup baik, misalnya telah
menyediakan tempat cuci tangan beserta sabun cuci tangannya didepan area kantor
dengan kapasitas 250liter yang dapat digunakan oleh masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan ataupun para petugas yang sedang melaksanakan WFO.
Dengan adanya anjuran mencuci tangan menggunakan air bersih mengalir dan
dengan sabun, ini di harapkan akan dapat mengurangi atau bahkan membersihkan
kuman yang telah berada di tangan, guna memastikan pada saat melakukan kegiatan
di area kantor sudah terbebas dari kuman. Selanjutnya termogun sebanyak 1 buah juga
disediakan oleh Kantor Kecamatan Sambaliung, untuk melakukan screening kepada
masyarakat maupun pegawai dengan mengecek suhu tubuh mereka berada di suhu
batas normal yaitu < 37O celcius sebelum memasuki gedung kantor.
Penyediaan masker bagi masyarakat/pegawai yang lupa atau tidak membawa
masker pada saat menerima/memberi layanan juga telah disediakan di pintu masuk
utama area kantor, memiliki ruang tunggu dilengkapi dengan kursi yang
kapasitasnya hanya bisa digunakan sebesar 50% sesuai dengan protokol kesehatan
berkaitan dengan social distancing yaitu dengan menjaga jarak, disediakan ruang
tunggu juga diteras kantor apabila ruang tunggu didalam gedung penuh, khusus
bidang pemerintahan dan pelayanan terpadu yang biasanya banyak melakukan
layanan kepada masyarakat diberikan pembatas wajah diatas meja guna
menghindarkan penyebaran virus Covid-19 melalui droplet, terdapat handsanitizer
disetiap ruangan yang ada agar memudahkan masyarakat dan pegawai untuk
membersihkan tangan setelah memegang benda-benda atau melakukan atktivitas
lainnya. Kantor Kecamatan Sambaliung juga rutin melakukan penyemprotan
disinfektan ke setiap ruangan kantor setiap 2 minggu sekali guna menstrilkan virus
atau kuman yang ada di ruangan-ruangan kantor. Dengan beberapa sarana, prasarana
dan fasilitas yang lengkap tersebut, Kecamatan Sambaliung sudah mendukung dalam
pencegahan penyebaran virus Covid-19.

121
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

4. Meningkatkan Kompetensi Pelaksana Layanan


Kompetensi merupakan modal utama bagi petugas atau pegawai sebagai
pelaksana layanan. Dengan kompetensi yang dimilliki akan memudahkan kita
didalam melakukan pekerjaan dan mengurangi resiko adanya kesalahan ketika
melakukan sebuah pekerjaan. Kompetensi merupakan seperangkat kapabilitas yang
terintegrasi, yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang bersifat
kondisional bagi kinerja yang efektif, didalam suatu konteks, profesi, organisasi,
jabatan peran dan situasi tertentu (Mulder, 2014). Dengan adanya kompetensi,
kualitas pelayanan akan dihasilkan, kemudian dengan adanya kualitas pelayanan itu
pula akan menghasilkan prestasi kerja dan terwujudnya efektif dan efisien didalam
sebuah organisasi (Puspitawaty, 2020). Dalam meingkatkan kompetensi pegawai
dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan mengikuti
pendidikan dan pelatihan (diklat).
Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan secara rutin, akan memberikan
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai, karena diklat memiliki fungsi untuk
meningkatkan keterampilan, skill dan knowledge (Pakpahan dalam Eliana et al., 2020).
Pegawai di Kecamatan Sambaliung sebagian besar telah melakukan pendidikan dan
pelatihan (diklat) diantaranya diklat yang diselenggarakan oleh kantor BPMPK
(Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung) berkaitan dengan
anggaran/keuangan kampung, diklat yang di selenggarakan oleh BKD (Badan
Kepegawaian Daerah) berkaitan dengan kepegawaian, melakukan studi banding ke
beberapa daerah dengan fokus pemberian pelayanan terpadu pada Kantor
Kecamatan. Dengan adanya diklat-diklat tersebut, menambah pengetahuan dan
wawasan pegawai Kecamatan Sambaliung yang secara langsung memberikan
dampak positif terhadap kompetensi pegawai tersebut ketika melakukan pelayanan
kepada masyarakat. Dengan kompetensi pegawai yang dimiliki ini, Kecamatan
Sambaliung bisa memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada masyarakat,
sehingga tidak sampai membuat kerumunan atau antrian panjang dimasa pandemi
Covid-19 dikarenakan kurangnya pemahaman atau rendahnya kompetensi para
pegawai. Kecepatan waktu dan ketepatan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
pada Kecamatan Sambaliung ini sangat berpengaruh terhadap pelayanan yang
diberikan, semakin lambat waktu dan tidak tepatnya pekerjaan yang dilakukan, akan
semakin membuat masyarakat menunggu lama di ruang tunggu dan kemudian
berdampak pada jumlah masyarakat yang berkumpul di area kantor tersebut dan
memiliki resiko penyebaran covid-19 lebih tinggi. Sehingga Kecamatan Sambaliung
telah menempatkan pegawainya sesuai dengan bidangnya serta pengalaman yang
dimilikinya untuk menghindari hal tersebut.

122
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan oleh penulis
pada sub bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Standar pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Sambaliung sudah dilaksanakan
dengan baik dan berdasarkan surat edaran dari pemerintah daerah yaitu Pemerintah
Kabupaten Berau yang merujuk pada aturan pusat serta telah diinformasikan dengan
jelas kepada masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan dan para pegawai di
Kecamatan Sambaliung.
2. Penyelenggaraan pelayanan secara online masih belum dilakukan oleh Kecamatan
Sambaliung dikarenakan jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sejauh
ini masih harus dilakukan secara offline atau tatap muka langsung. Ini membuat
masyarkat yang ingin mendapatkan pelayanan di masa pandemi covid-19 tetap harus
datang langsung ke Kecamatan Sambaliung.
3. Sarana, prasarana dan fasilitas di Kecamatan Sambaliung pada masa pandemi Covid-
19 ini dilaksanakan sudah sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan seperti,
penyediaan tempat cuci tangan, alat pengecekan suhu tubuh, ruang tunggu dengan
memperhatikan jarak, dll.
4. Kecamatan Sambaliung telah menempatkan pegawainya sesuai pada bidang serta
pengalamannya. Sebagian besar pegawainya juga telah mendapatkan diklat
pengembangan kompetensi yang menunjang kinerjanya sehingga dapat bekerja
dengan cepat dan tepat.
Adapun rekomendasi atau saran yang diberikan oleh penulis yaitu Kecamatan
Sambaliung harus melakukan sebuah inovasi dan peningkatan pada sistem
penyelenggaraan pelayanan berbasis teknologi informasi untuk dapat memberikan
pelayanan secara online kepada masyarakat. Karena dengan semakin majunya
perkembangan zaman dan masih adanya pandemi virus Covid-19 di Indonesia, ini
merupakan langkah positif yang dilakukan untuk penyelenggaraan pelayanan publik
dan pencegahan penyebaran virus Covid-19.

REFERENSI
Doramia Lumbanraja, A. (2020). Urgensi Transformasi Pelayanan Publik melalui E-
Government Pada New Normal dan Reformasi Regulasi Birokrasi. Administrative
Law and Governance Journal, 3(2), 220–231. https://doi.org/10.14710/alj.v3i2.220-231
Eliana, Nurhayati, & Fathiah. (2020). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan (DIKLAT)
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Aceh. 2(2).
Fang, Z. (2002). E-Government in Digital Era : Concept, Practice, and Development.
International Journal of The Computer, The Internet and Management. 10(2), 1–22.
Febri Ramadhan, R., & Tamaya, V. (2021). Standar Pelayanan Publik di Masa Pandemi
Covid-19: Studi Pelayanan Perpustakaan ITERA. Jurnal Studi Ilmu Sosial Dan Politik,

123
Sawala – Jurnal Administrasi Negara Copyright © 2021, Deni Nazaria Rifani.
ISSN: 2598-4039 (Online) This is an open access article under the CC–BY
ISSN: 2302-2221 (Print) NC-SA license
Volume 9 Number 2 December 2021, http://DOI 10.30656/sawala.v9i2.3761
Page 115 – 124.

1(1), 57–66. https://doi.org/10.35912/jasispol.v1i1.365


Gaol, J. L., Hutabarat, L., & Bate’e, E. M. (2020). Pengaruh Fasilitas Kantor Dan Kedisiplinan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan. 28(2), 286–298.
Husnayaini, D. S. (2020). Evaluasi Inovasi Sistem Pelayanan Publik Provinsi Yogyakarta
Untuk Menghadapi Masa New Normal. Civil Service Journal, 41–52.
https://jurnal.bkn.go.id/index.php/asn/article/view/280
Ibrahim, M. A., Pangkey, M., & Dengo, S. (2021). Pelayanan Publik Masa Pandemi Covid-
19 Di Kantor Camat Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Administrasi Publik,
7(108). Partisipasi Masyarakat Pada Pencegahan Dan Penaggulangan Virus Corona Di
Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Kotamanado, VII(102), 43–52.
Kurdi, M. (2020). Menggagas Pelayanan Prima di Masa Pandemic Covid 19. Jurnal Lingkar
Widyaiswara, 04, 4–9. https://docplayer.info/198685155-Menggagas-pelayanan-
prima-di-masa-pandemic-covid-19.html
Leigh, A. (2020). We can’t let coronavirus worsen inequality. Australian political economy.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru. Universitas Indonesia Press.
Moenir. (1987). Pendekatan Manusiawi dan Organ-isasi terhadap Pembinaan Kepegawaian.
Jakarta: Gunung Agung.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Remaja Rosda Karya.
Mulder, M. (2014). Conceptions of Professional Competence. In: S.Billett, C.Harteis, H. Gruber
(Eds). International Handbook of Research in Professional and Practice- based Learning.
Dordrecht: Springer.
Nihayaty, A. I. (2021). Penyesuaian Birokrasi Di Masa Pandemi Covid-19 Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Jurnal Khazanah Intelektual, 5(1).
https://doi.org/10.37250/newkiki.v5i1.92
Nuriyanto, N. (2014). Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Indonesia, Sudahkah
Berlandaskan Konsep “Welfare State”? Jurnal Konstitusi, 11(3), 428–453.
Olivié, I., & Gracia, M. (2020). The end of globalisation? A reflection on the effects of the COVID-
19 crisis using the Elcano Global Presence Index.
Ombudsman. (2017). Standar Pelayanan Publik Sesuai UU No 25 Tahun 2009 Survei
Ombudsman RI.
Puspitawaty, S. (2020). Pengaruh Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Front
Office Yang Berdampak Pada Kualitas Pelayanan Publik. Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 2(2).
Roudo, Mohammad, A. S. (2008). Meningkatkan Pelayanan Publik Melalui Penyusunan dan
Penerapan Standar Miminal (SPM): Konsep, Urgensi, dan Tantangan. Riptek Vol.2 Nomor
1, Tahun 2008, hal.1-6.
Silcock, R. (2001). What is E-Government?. Parliamentary Affairs. 54(1).
Toto Heryanto, A. R. (2021). Pandemi Covid-19 sebagai Inovasi dalam Pelayanan Publik di Era
New Normal.

124

You might also like