Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) RUMAH SAKIT TERHADAP

KELAYAKAN INVESTASI MENGGUNAKAN METODE STEP DOWN


(Study Kasus Rumah Sakit Amalia Laksono Subang)
Rosyd Rosyadi 1
Juang Akbardin2
1, Program Magister Arsitektur, FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
2. Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Indonesia
Email:
rdrosyadi@upi.edu
akbardin@upi.edu
Abstract:
As a public organization, hospitals are expected to be able to provide quality health services to the
community. However, on the one hand, the hospital as a privately-owned organizational unit is faced with
financing problems, in the sense that the budget allocation is inadequate while the revenue is still low and
should not be used directly. This condition will have a serious impact on health services in hospitals because
as an organization that operates every day. The purpose of this study is to overcome the various problems
mentioned above to make breakthroughs in exploring sources of funds that can be used to meet the needs of
operational costs and hospital development and to determine the unit cost rate for the hospital unit. The data
analysis method used to answer the problems raised in the study are (1) to describe and analyze the steps for
calculating unit cost carried out by hospitals, (2) to describe the steps for calculating unit costs that have been
carried out by the hospital with the theory available. (3) Using the Step Down method; one method of
calculating unit costs by distributing the costs of supporting units to other supporting units in the production
unit. The results of this research are breakthroughs that can be made, among others, by optimizing revenues
from medical service units and medical support through determining tariffs based on unit cost calculations.
By using the step down method, you will find out the relationship between the supporting units. Relationships
between support units. In this method, the cost of supporting units is distributed to other supporting units in
the production unit.
Keywords: unit cost; Hospital; Amalia Laksono Subang.
Abstrak:
Sebagai organisasi publik, rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
kepada masyarakat. Namun di satu sisi Rumah Sakit sebagai unit organisasi milik swasta dihadapkan pada
masalah pembiayaan dalam arti alokasi anggaran yang tidak memadai sedang penerimaan masih rendah dan
tidak boleh digunakan secara langsung. Kondisi ini akan memberikan dampak yang serius bagi pelayanan
kesehatan di rumah sakit karena sebagai organisasi yang beroperasi setiap hari. Tujuan Penelitian ini
mengatasi berbagai permasalahan tersebut di atas untuk melakukan terobosan-terobosan dalam menggali
sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan pengembangan
rumah sakit dan Untuk mengetahui besaran tarif biaya satuan (unit cost) pada unit Rumah sakit. Metode
analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian adalah (1)
mendeskripsikan dan menganalisis langkah-langkah penghitungan unit cost yang dilakukan oleh rumah
sakit, (2) menguraikan langkah-langkah penghitungan unit cost yang sudah dilakukan oleh pihak Rumah
sakit dengan teori yang ada.(3) Menggunakan metode Step Down adalah salah satu metode penghitungan
biaya satuan (unit cost) dengan cara mendistribusikan biaya unit penunjang ke unit penunjang lainnya dalam
unit produksi. Hasil dari penelitian ini berupa Terobosan yang dapat dilakukan antara lain dengan
mengoptimalkan penerimaan dari unit-unit pelayanan medis dan penunjang medis melalui penentuan tarif
berdasarkan perhitungan biaya satuan ( unit cost ). Dengan menggunakan Metode step down akan
mengetahui adanya hubungan/kaitan antar unit penunjang. Kaitan antara sesama unit penunjang. Dalam
metode ini, dilakukan distribusi biaya unit penunjang ke unit penunjang lain dalam unit produksi.
Kata Kunci: unit cost; Rumah Sakit; Amalia Laksono Subang.

1
1. Pendahuluan
Subang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Barat yang memiliki perkembangan yang cukup
cepat, perkembangan ini didorong oleh meningkatnya jumlah penduduk kota Subang yang berimbas
juga pada faktor kesehatan. Untuk menjawab permasalahan kesehatan di kabupaten subang
khususnya dan luar kabupaten subang umumnya, di perlukan rumah sakit yang berkelas yang dapat
menjawab permasalahan kesehatan di kabupaten subang tersebut. Definisi rumah sakit yang
termaktub dalam (Undang-Undang RI No.44 2009) menegaskan bahwa rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui berbagai permasalahan biaya satuan, menganalisis
biaya satuan, aplikasi metode analisis biaya terhadap kelayakan investasi rumah sakit, menghitung
cost recovery rate (CRR), menganalisis tarif layangan dan melakukan terobosan-terobosan dalam
menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan
pengembangan rumah sakit dan Untuk menganalisis serta merumuskan besaran tarif biaya satuan
(unit cost) pada unit Rumah sakit.
Sejumlah penelitian telah meng kaji berbagai aspek akuntansi rumah sakit diantaranya
Menurut (Wijono, 1999). rumah sakit didirikan dan dijalankan dengan tujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis atau
nonmedis, dan tindakan diagnosis lainnya yang dibutuhkan oleh setiap pasien dalam batas
kemampuan. Hasil analisis semacam ini akan menghasilkan peta biaya di setiap unit dan di seluruh
rumah sakit dengan menggunakan analisis biaya yang bertujuan menghitung biaya yang dikeluarkan
di unit penunjang ke unit-unit produksi. Sedangkan menurut (Gani,1996). Biaya juga sering diartikan
sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapan (target)/output
tertentu. Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan Dengan Volume Produksi; Biaya tetap ( fixed
cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluaran nya,
biasanya lebih dari satu tahun; Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya
bergantung dari jumlah produksi/jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya operasional yang
habis dikeluarkan selama satu tahun.; Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara
fixed cost dan variabel cost. Selanjutnya biaya dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa kriteria
antara lain: Berdasarkan pada Perubahan Jumlah Produk (Output) Biaya tetap (fixed cost) adalah
biaya yang secara relative tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus tetap
dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau tidak. Contoh biaya tetap adalah
biaya menyewa gedung, biaya membelar. (a). Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
besarnya dipengaruhi oleh banyaknya output/produksi. Contoh yang termasuk dalam biaya variable
adalah biaya obat, biaya alat, biaya bahan habis pakai, dimana besarnya akan berbeda bila jumlah
pasien sedikit dibandingkan dengan jumlah pasien yang banyak. Karena biasanya besar volume
produksi direncanakan secara rutin, maka biaya variable ini juga disebut biaya rutin. (b).Biaya semi
variable (semi variable cost) adalah biaya yang mengandung biaya tetap, tetapi juga mengandung
biaya tidak tetap. Contoh biaya semi variable adalah biaya insentif yaitu penerimaan selain gaji, yang
besar kecilnya tergantung banyak sedikitnya jumlah pelayanan yang diberikan. (c).Biaya total (total
cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.
Penelitian ini bertujuan mengetahui Analisis Biaya Satuan (unit cost) berkaitan erat dengan
permasalahan tarif pelayanan kesehatan. Merumuskan penetapan tarif pelayanan kesehatan
didasarkan pada beberapa faktor, salah satu faktor yang penting adalah besarnya biaya satuan (unit
cos) pelayanan yang dibutuhkan. Oleh karena itu Masalah meng analisis biaya satuan (unit cost)
sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan di dalam rumah sakit serta menentukan
layak atau tidaknya investasi dalam pembangunan rumash sakit di lakukan.
2
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Step Down dengan menggunakan data deskriptif yakni
mendeskripsikan dan menyajikan hasil penelitian secara keseluruhan sesuai hasil penelitian.
Penelitian ini juga disebut penelitian non-experimen karena tidak melakukan control variable
penelitian. Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif. bertujuan untuk mendapatkan
perhitungan biaya satuan pada setiap pelayanan. Data sekunder yang diambil berupa biaya investasi,
biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang dapat dipakai untuk perhitungan biaya satuan (Unit
Cost) pada pelayanan rawat inap.(a). Analisa Biaya Satuan (b). Penerapan Analisa Biaya. (c).
Metode Analisa Biaya.(d). perhitungan Recovery Rate (CRR), dan tarif layanan rumah sakit.
Pengukurannya dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan gedung,
alat medis dan non medis selama satu tahun.
Flowchart

START

ANALISA UNIT COST

Data Sekunder : Kajian Literatur :


1.RAB 1. Analisa biaya
2.Cash Flow 2. Penerapan analisis biaya
3. Metode Analisis biaya
3.Laporan Hasil 4.Cost Recovery Rate (CRR).
Penelitian 5. Tarif layangan
6.Unit cost

KOMPILASI DATA
FEED BACK FEED BACK

ANALISIS
METODE STEP
DOWN

HASIL

FINISH

3
Penelitian ini dilaksanakan di jalan. Pelabuhan Kel. Sukamelang Kab. Subang, Objek yang diteliti
adalah rencana pembangunan Rumah Sakit Amalia Laksono.

3. Hasil dan Pembahasan


Analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai jenis pelayanan yang
ditawarkan, baik secara total maupun perpelayanan per klien dengan cara menghitung seluruh biaya
pada seluruh unit yang ada dimana biaya yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk
(pusat biaya) didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan produk dan menghasilkan
pendapatan (pusat pendapatan).
Tujuan analisis biaya adalah (1).Mendapatkan gambaran mengenai unit/ bagian yang
merupakan Pusat Biaya (cost center) serta Pusat Pendapatan (Revenue center).(2). Mendapatkan
gambaran biaya pada tiap unit tersebut, baik biaya tetap ( fixed cost) atau biaya investasi yang
disetahunkan maupun biaya tidak tetap (Variable cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan.(3).
Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan.(4). Mendapatkan
gambaran tarif dengan menggunakan Break Even Point.(5). Mendapatkan gambaran dan peramalan
pendapatan sarana pelayanan kesehatan.
Manfaat analisis biaya yaitu.(a). Pricing. Informasi biaya satuan sangat penting dalam
penentuan kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (Unit cost), dapat
diketahui apakah tarif sekarang merugi, break even, atau menguntungkan. Dan juga dapat diketahui
berapa besar subsidi yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut.(b). Budgeting /Planning.
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap
output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan anggaran.(c).
Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan
kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat- pusat biaya yang strategis dalam
upaya efisiensi rumah sakit.(d). Evaluasi dan Pertanggung Jawaban. Analisis biaya bermanfaat untuk
menilai performance keuangan RS secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban
kepada pihak-pihak berkepentingan.
Agar analisis biaya dapat dilakukan dengan baik dan berjalan dengan efisien, diperlukan
4
langkah-langkah sebagai berikut: (1). Pilih satuan waktu, Satuan waktu untuk perhitungan biaya,
biasanya tahun anggaran yang telah berjalan dan datanya tersedia dan lengkap.(2). Identifikasi pusat
biaya pelayanan unit produksi dan pendukung. Pusat biaya yang dimaksud adalah unit- unit yang ada
dalam RS yang menyediakan pelayanan atau menyediakan pendukung pelayanan sesuai struktur
organisasi.(3). Tersedia nya informasi mengenai output Dalam kurun waktu yang dipilih, identifikasi
semua output yang ada di RS, baik pasien umum atau pasien askes.(4).Perhitungan Relative Value
Unit (RVU) Dasar pembobotannya adalah biaya medis habis pakai dan bahan habis pakai (variable
cost).(5).
Metode analisis biaya, Tujuan distribusi dari suatu unit penunjang tertentu unit-unit produksi
yang relevan, yaitu yang secara fungsional diketahui mendapat dukungan dari unit penunjang tertentu
tersebut. Step Down Method Untuk mengatasi kelemahan simple distribution method tersebut,
dikembangkan metode distribusi anak tangga. Dalam metode ini, dilakukan distribusi biaya unit
penunjang kepada unit penunjang lain dan unit produksi. Caranya, distribusi biaya dilakukan secara
berturut-turut, dimulai dengan unit penunjang yang biasanya terbesar. Biaya unit penunjang tersebut
didistribusikan ke unit-unit lain (penunjang dan produksi yang relevan). Kelebihan metode ini adalah
sudah dilakukannya distribusi dari unit penunjang ke unit penunjang lain. Namun distribusi ini
sebetulnya belum sempurna, karena distribusi tersebut hanya terj adi satu arah, seakan-akan fungsi
tunj ang menunjang antara sesama unit penunjang hanya terjadi sepihak. Padahal dalam kenyataan,
bisa saja hubungan tersebut timbal balik. Misalnya bagian umum melakukan pemeliharaan alat-alat
dapur dan sebaliknya dapur memberi makanan staf bagian umum
Cost Recovery Rate (CRR) adalah nilai dalam persen yang menunjukkan besarnya
kemampuan rumah sakit untuk menutupi biayanya dengan penerimaan dari pembayaran pasien.
Perhitungannya adalah perbandingan hasil pendapatan yang diperoleh dari pasien dengan biaya total
yang telah dikeluarkan. CRR Total = TR RS/ TC RS x 100% CRR per unit = TR unit bersangkutan /
TC unit bersangkutan x 100% CRR per pasien = Tarif unit tertentu / UC unit tersebut x 100% Cost
Recovery Rate (CRR) juga bisa dinyatakan sebagai selisih pendapatan dengan biaya (bisa surplus,
deficit, dan subsidi) dalam persen, bila tingkat CRR lebih dari 100% berarti rumah sakit beroperasi
pada keadaan surplus atau mempunyai keuntungan dan bila tingka CRR dibawah 100% berarti rumah
sakit beroperasi dalam keadaan defisit.
Selanjutnya Tarif adalah harga komponen atau kegiatan yang dibebankan kepada masyarakat
sebagai imbalan atas pelayanan yang diterima dari rumah sakit. (SK Menkes no. 282, 1993).
Perhitungan tarif merupakan kegiatan setelah diperoleh informasi biaya satuan rumah sakit. Informasi
biaya satuan adalah informasi yang menggambarkan besarnya biaya pelayanan bagi tiap pasien dan
dapat digunakan untuk penetapan tarif bagi rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan maka
dapat diketahui apakah tarif yang ada sekarang merugi, tetap atau menguntungkan dan juga dapat
diketahui berapa besar rumah sakit dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan. (Najib, M 1997).
Biaya Satuan (Unit Cost) Menurut Pena dan Ndiaye (2002), unit cost adalah hasil dari total
biaya dibagi jumlah unit pelayanan. Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus
sebagai unit cost. Biaya satuan adalah biaya yang diperlukan atau yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu satuan produk (barang atau jasa). Dalam analisis biaya rumah sakit untuk
perhitungan biaya satuan perlu diketahui secara rinci jenis-jenis produk/jenis pelayanan yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi. Dalam hal ini ada unit-unit produksi yang produknya bersifat
homogen misalnya; unit rawat jalan, unit rawat inap. Ada pula yang unit produksinya bersifat
heterogen misalnya: unit kamar operasi, unit laboratorium, unit radiologi, dan lain-lain. Dengan
diketahuinya biaya satuan menggambarkan besarnya biaya pelayanan yang dikeluarkan secara nyata
untuk menghasilkan suatu produk pelayanan yang diberikan kepada pasien.

4. Kesimpulan
Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume kegiatannya
berubah., pembelian alat medis dan non medis. Untuk melakukan perhitungan biaya tetap terlebih
dahulu harus diketahui biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunan gedung, kendaraan,
pengadaan alat medis, dan non medis yang sumbernya dari sub bagian inventarisasi alat dan barang.
5
Dari hasil perhitungan pusat biaya di Rumah Sakit Amalia Laksono, hasil yang diperoleh
dalam perhitungan tersebut, bahwa biaya tetap yang mempunyai nilai tertinggi adalah biaya gedung
Rp. 197.664.655.000. Hal ini disebabkan karena masa pakai yang belum terlalu lama dan perkiraan
umur ekonomis gedung yang lama. Perhitungan biaya tetap maka total biaya gedung yang dihitung
sebagai penyebut, persentase jumlah pegawai sebagai pembilang, maka untuk mendapat hasil masing
unit kerja adalah pembilang dibagi penyebut sehingga terjadi distribusi secara merata.
Biaya Operasional Tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh banyaknya output
pelayanan artinya jumlah pasien tidak secara langsung dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan
misalnya gaji pegawai, pemeliharaan gedung, alat medis dan non medis serta pemeliharaan
kendaraan. Biaya pemeliharaan suatu barang investasi adalah 10% dari nilai (AIC) barang-barang
tersebut. Apabila tidak diketahui, sedangkan gaji pegawai yang dihitung dalam analisis ini adalah
nilai yang tertera dalam daftar gaji pegawai selama 1 (satu) tahun anggaran (1 Januari sampai dengan
30 Desember) termasuk tunjangan dan insentif yang kemudian dikalikan dengan % (persentase)
pekerjaan pada pusat biaya yang bersangkutan.
Dari hasil perhitungan diperlihatkan bahwa biaya operasional tidak tetap yang terbesar adalah
gaji pegawai sebesar Rp. 39,716.077.279. Ini terjadi karena banyaknya jumlah pegawai sebesar dan
besarnya insentif yang diberikan guna memotivasi pegawai yang ada di dalam melaksanakan
tugasnya melayani masyarakat. Sedangkan yang terendah adalah pemeliharaan alat medis sebesar Rp
3.971.144729.41. Minimnya alat-alat kesehatan yang digunakan menjadi penyebabnya rendahnya
biaya pemeliharaan yang dikeluarkan serta dua pusat biaya kantor dan instalasi gizi yang tidak
menggunakan alat-alat medis.
Biaya Operasional Tidak Tetap Biaya operasional tidak tetap adalah biaya yang dipengaruhi
oleh banyaknya output artinya jumlah biaya dipengaruhi secara langsung oleh banyaknya pelayanan
yang diberikan yaitu obat-obatan, biaya pemakaian listrik, biaya pemakaian telepon dan biaya makan.
Hal ini disebabkan karena penggunaan telepon di rumah sakit hanya seperlunya yakni untuk
membuka internet guna mengetahui dan membagi informasi di bidang kesehatan.Biaya Total
penelitian ini adalah besarnya pengeluaran biaya dari pusat biaya produksi, yaitu rawat inap kelas III.
Dimana tinggi rendahnya biaya total sangat dipengaruhi besar kecilnya biaya tetap, biaya operasional
tetap dan biaya operasional tidak tetap. Setelah ketiga komponen diperoleh, maka kita harus dapat
menghitung biaya total (TC).Biaya satuan (Unit cost) diperoleh dari total biaya (total cost = TC) yang
dibagi dengan jumlah output dari masing-masing pusat biaya yang bersangkutan. Dimana total biaya
merupakan hasil perhitungan total biaya asli dengan menggunakan metode distribusi ganda (double
distribution).
Biaya satuan berdasarkan Total Cost dengan Metode Distribusi Ganda I masing- masing kelas
perawatan berdasarkan TC= FC+SVC+VC yaitu : VIP Rp. 56.665.388.450 pada tahun ke sepuluh.

6. Referensi

Agastya dan Arifai 2009. Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Azca, M. Najib, dan Subando Agus Margono, lalu Wildan (ed). 2011. Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative. Approaches Third Edition.
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi /. Cetakan Pertama. Erlangga, Jakarta.
Gani, Ascobat. 1997. Mekanisme Cost and Pricing Pelayanan Rumah Sakit Dalam Era liberalisasi
Pelayanan Kesehatan. Dalam Seminar Kompetensi Eksekutif Rumah Sakit Dalam Era
Liberalisasi Pelayanan Kesehatan.
Gani, Ascobat. 1996. Analisis Biaya Rumah Sakit, Makalah Seri Manajmen Keuangan Pelayanan
Kesehatan. Jakarta.
Gani, Ascobat. 1997. Analisis Biaya Rumah Sakit (Pedoman-pedoman Pokok Dalam
Analisa Biaya Rumah Sakit). Disajikan Pada Pelatihan Penyusunan Pola Tarif Rumah Sakit
Pemerintah Dilingkungan Ditjen Pelayanan Medik Tahun Anggaran 1996/1997. Cisarua
Bogor.

6
Gani, Ascobat. 2000. Seminar Kesiapan Sektor Kesehatan Menyongsong Otonomi
Daerah. Semarang.
Hansen dan Mowen. 2004, Management accounting, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren. 2008. Akuntansi Biaya. Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992 Tentang Tugas Rumah Sakit.
Laksono. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah
Sakit. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. YKPN
Yogyakarta.
. 2012. Sistem Akuntansi , Edisi
Ketiga, Cetakan Ke-3, Salemba Empat, Jakarta.
Najib, M. 1997, Analisis Biaya dan Penetapan Tarif Rumah Sakit. Depok: FKM, Universitas
Indonesia.
Pena, A. D, Ndiaye, M. 2002. Developing Hospital Efficiency - Cost Control Measures. World
Hospitals and Health Services Volume 38. No.3 IHF official journal.
Peraturan Daerah No 13 Tahun 2014 Tentang Perhitungan Tarif di Rumah Sakit.
Permenkes RI Nomor 920/Menkes/Per/XII/86 Tentang Fungsi Sosial Rumah Sakit.
Sabarguna. 2007. Biaya Investasi. Tesis Nydia Maya Putri.
Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan.
Sjaaf, A. C. 2000. Analisis Biaya Layanan Kesehatan Rumah Sakit. Depok : Program Study Kajian
Administrasi Rumah Sakit, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
SK Menteri Kesehatan No 282 Tahun 1993 Tentang Tarif di Rumah Sakit.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi.
Supriyanto, S.,J.P.Widiada, N. Anita D, Thinni NR. Djasiki. 2000. Analisis Biaya Satuan
Dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Puskesmas.
Supriyanto. 2000. Rekayasa Penilaian Jilid 1. Masyarakat Profesi Penilai Indonesia.

You might also like