Professional Documents
Culture Documents
Rev4 - Epp - Unit Cost RS - RD Rosyadi - 05 12 2021
Rev4 - Epp - Unit Cost RS - RD Rosyadi - 05 12 2021
1
1. Pendahuluan
Subang adalah salah satu kota di provinsi Jawa Barat yang memiliki perkembangan yang cukup
cepat, perkembangan ini didorong oleh meningkatnya jumlah penduduk kota Subang yang berimbas
juga pada faktor kesehatan. Untuk menjawab permasalahan kesehatan di kabupaten subang
khususnya dan luar kabupaten subang umumnya, di perlukan rumah sakit yang berkelas yang dapat
menjawab permasalahan kesehatan di kabupaten subang tersebut. Definisi rumah sakit yang
termaktub dalam (Undang-Undang RI No.44 2009) menegaskan bahwa rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui berbagai permasalahan biaya satuan, menganalisis
biaya satuan, aplikasi metode analisis biaya terhadap kelayakan investasi rumah sakit, menghitung
cost recovery rate (CRR), menganalisis tarif layangan dan melakukan terobosan-terobosan dalam
menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan
pengembangan rumah sakit dan Untuk menganalisis serta merumuskan besaran tarif biaya satuan
(unit cost) pada unit Rumah sakit.
Sejumlah penelitian telah meng kaji berbagai aspek akuntansi rumah sakit diantaranya
Menurut (Wijono, 1999). rumah sakit didirikan dan dijalankan dengan tujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis atau
nonmedis, dan tindakan diagnosis lainnya yang dibutuhkan oleh setiap pasien dalam batas
kemampuan. Hasil analisis semacam ini akan menghasilkan peta biaya di setiap unit dan di seluruh
rumah sakit dengan menggunakan analisis biaya yang bertujuan menghitung biaya yang dikeluarkan
di unit penunjang ke unit-unit produksi. Sedangkan menurut (Gani,1996). Biaya juga sering diartikan
sebagai nilai suatu pengorbanan/pengeluaran untuk memperoleh suatu harapan (target)/output
tertentu. Pembagian Biaya Berdasarkan Hubungan Dengan Volume Produksi; Biaya tetap ( fixed
cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi/jasa dan waktu pengeluaran nya,
biasanya lebih dari satu tahun; Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya
bergantung dari jumlah produksi/jasa. Biaya tidak tetap biasanya berupa biaya operasional yang
habis dikeluarkan selama satu tahun.; Semi Variabel Cost adalah biaya yang memiliki sifat antara
fixed cost dan variabel cost. Selanjutnya biaya dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa kriteria
antara lain: Berdasarkan pada Perubahan Jumlah Produk (Output) Biaya tetap (fixed cost) adalah
biaya yang secara relative tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini harus tetap
dikeluarkan terlepas dari persoalan apakah pelayanan diberikan atau tidak. Contoh biaya tetap adalah
biaya menyewa gedung, biaya membelar. (a). Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
besarnya dipengaruhi oleh banyaknya output/produksi. Contoh yang termasuk dalam biaya variable
adalah biaya obat, biaya alat, biaya bahan habis pakai, dimana besarnya akan berbeda bila jumlah
pasien sedikit dibandingkan dengan jumlah pasien yang banyak. Karena biasanya besar volume
produksi direncanakan secara rutin, maka biaya variable ini juga disebut biaya rutin. (b).Biaya semi
variable (semi variable cost) adalah biaya yang mengandung biaya tetap, tetapi juga mengandung
biaya tidak tetap. Contoh biaya semi variable adalah biaya insentif yaitu penerimaan selain gaji, yang
besar kecilnya tergantung banyak sedikitnya jumlah pelayanan yang diberikan. (c).Biaya total (total
cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.
Penelitian ini bertujuan mengetahui Analisis Biaya Satuan (unit cost) berkaitan erat dengan
permasalahan tarif pelayanan kesehatan. Merumuskan penetapan tarif pelayanan kesehatan
didasarkan pada beberapa faktor, salah satu faktor yang penting adalah besarnya biaya satuan (unit
cos) pelayanan yang dibutuhkan. Oleh karena itu Masalah meng analisis biaya satuan (unit cost)
sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan di dalam rumah sakit serta menentukan
layak atau tidaknya investasi dalam pembangunan rumash sakit di lakukan.
2
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Step Down dengan menggunakan data deskriptif yakni
mendeskripsikan dan menyajikan hasil penelitian secara keseluruhan sesuai hasil penelitian.
Penelitian ini juga disebut penelitian non-experimen karena tidak melakukan control variable
penelitian. Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif. bertujuan untuk mendapatkan
perhitungan biaya satuan pada setiap pelayanan. Data sekunder yang diambil berupa biaya investasi,
biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang dapat dipakai untuk perhitungan biaya satuan (Unit
Cost) pada pelayanan rawat inap.(a). Analisa Biaya Satuan (b). Penerapan Analisa Biaya. (c).
Metode Analisa Biaya.(d). perhitungan Recovery Rate (CRR), dan tarif layanan rumah sakit.
Pengukurannya dihitung dari biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan gedung,
alat medis dan non medis selama satu tahun.
Flowchart
START
KOMPILASI DATA
FEED BACK FEED BACK
ANALISIS
METODE STEP
DOWN
HASIL
FINISH
3
Penelitian ini dilaksanakan di jalan. Pelabuhan Kel. Sukamelang Kab. Subang, Objek yang diteliti
adalah rencana pembangunan Rumah Sakit Amalia Laksono.
4. Kesimpulan
Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume kegiatannya
berubah., pembelian alat medis dan non medis. Untuk melakukan perhitungan biaya tetap terlebih
dahulu harus diketahui biaya yang telah dikeluarkan untuk pembangunan gedung, kendaraan,
pengadaan alat medis, dan non medis yang sumbernya dari sub bagian inventarisasi alat dan barang.
5
Dari hasil perhitungan pusat biaya di Rumah Sakit Amalia Laksono, hasil yang diperoleh
dalam perhitungan tersebut, bahwa biaya tetap yang mempunyai nilai tertinggi adalah biaya gedung
Rp. 197.664.655.000. Hal ini disebabkan karena masa pakai yang belum terlalu lama dan perkiraan
umur ekonomis gedung yang lama. Perhitungan biaya tetap maka total biaya gedung yang dihitung
sebagai penyebut, persentase jumlah pegawai sebagai pembilang, maka untuk mendapat hasil masing
unit kerja adalah pembilang dibagi penyebut sehingga terjadi distribusi secara merata.
Biaya Operasional Tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh banyaknya output
pelayanan artinya jumlah pasien tidak secara langsung dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan
misalnya gaji pegawai, pemeliharaan gedung, alat medis dan non medis serta pemeliharaan
kendaraan. Biaya pemeliharaan suatu barang investasi adalah 10% dari nilai (AIC) barang-barang
tersebut. Apabila tidak diketahui, sedangkan gaji pegawai yang dihitung dalam analisis ini adalah
nilai yang tertera dalam daftar gaji pegawai selama 1 (satu) tahun anggaran (1 Januari sampai dengan
30 Desember) termasuk tunjangan dan insentif yang kemudian dikalikan dengan % (persentase)
pekerjaan pada pusat biaya yang bersangkutan.
Dari hasil perhitungan diperlihatkan bahwa biaya operasional tidak tetap yang terbesar adalah
gaji pegawai sebesar Rp. 39,716.077.279. Ini terjadi karena banyaknya jumlah pegawai sebesar dan
besarnya insentif yang diberikan guna memotivasi pegawai yang ada di dalam melaksanakan
tugasnya melayani masyarakat. Sedangkan yang terendah adalah pemeliharaan alat medis sebesar Rp
3.971.144729.41. Minimnya alat-alat kesehatan yang digunakan menjadi penyebabnya rendahnya
biaya pemeliharaan yang dikeluarkan serta dua pusat biaya kantor dan instalasi gizi yang tidak
menggunakan alat-alat medis.
Biaya Operasional Tidak Tetap Biaya operasional tidak tetap adalah biaya yang dipengaruhi
oleh banyaknya output artinya jumlah biaya dipengaruhi secara langsung oleh banyaknya pelayanan
yang diberikan yaitu obat-obatan, biaya pemakaian listrik, biaya pemakaian telepon dan biaya makan.
Hal ini disebabkan karena penggunaan telepon di rumah sakit hanya seperlunya yakni untuk
membuka internet guna mengetahui dan membagi informasi di bidang kesehatan.Biaya Total
penelitian ini adalah besarnya pengeluaran biaya dari pusat biaya produksi, yaitu rawat inap kelas III.
Dimana tinggi rendahnya biaya total sangat dipengaruhi besar kecilnya biaya tetap, biaya operasional
tetap dan biaya operasional tidak tetap. Setelah ketiga komponen diperoleh, maka kita harus dapat
menghitung biaya total (TC).Biaya satuan (Unit cost) diperoleh dari total biaya (total cost = TC) yang
dibagi dengan jumlah output dari masing-masing pusat biaya yang bersangkutan. Dimana total biaya
merupakan hasil perhitungan total biaya asli dengan menggunakan metode distribusi ganda (double
distribution).
Biaya satuan berdasarkan Total Cost dengan Metode Distribusi Ganda I masing- masing kelas
perawatan berdasarkan TC= FC+SVC+VC yaitu : VIP Rp. 56.665.388.450 pada tahun ke sepuluh.
6. Referensi
Agastya dan Arifai 2009. Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Azca, M. Najib, dan Subando Agus Margono, lalu Wildan (ed). 2011. Social Research Methods:
Qualitative and Quantitative. Approaches Third Edition.
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi /. Cetakan Pertama. Erlangga, Jakarta.
Gani, Ascobat. 1997. Mekanisme Cost and Pricing Pelayanan Rumah Sakit Dalam Era liberalisasi
Pelayanan Kesehatan. Dalam Seminar Kompetensi Eksekutif Rumah Sakit Dalam Era
Liberalisasi Pelayanan Kesehatan.
Gani, Ascobat. 1996. Analisis Biaya Rumah Sakit, Makalah Seri Manajmen Keuangan Pelayanan
Kesehatan. Jakarta.
Gani, Ascobat. 1997. Analisis Biaya Rumah Sakit (Pedoman-pedoman Pokok Dalam
Analisa Biaya Rumah Sakit). Disajikan Pada Pelatihan Penyusunan Pola Tarif Rumah Sakit
Pemerintah Dilingkungan Ditjen Pelayanan Medik Tahun Anggaran 1996/1997. Cisarua
Bogor.
6
Gani, Ascobat. 2000. Seminar Kesiapan Sektor Kesehatan Menyongsong Otonomi
Daerah. Semarang.
Hansen dan Mowen. 2004, Management accounting, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren. 2008. Akuntansi Biaya. Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
983/MenKes/SK/XI/1992 Tentang Tugas Rumah Sakit.
Laksono. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah
Sakit. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. YKPN
Yogyakarta.
. 2012. Sistem Akuntansi , Edisi
Ketiga, Cetakan Ke-3, Salemba Empat, Jakarta.
Najib, M. 1997, Analisis Biaya dan Penetapan Tarif Rumah Sakit. Depok: FKM, Universitas
Indonesia.
Pena, A. D, Ndiaye, M. 2002. Developing Hospital Efficiency - Cost Control Measures. World
Hospitals and Health Services Volume 38. No.3 IHF official journal.
Peraturan Daerah No 13 Tahun 2014 Tentang Perhitungan Tarif di Rumah Sakit.
Permenkes RI Nomor 920/Menkes/Per/XII/86 Tentang Fungsi Sosial Rumah Sakit.
Sabarguna. 2007. Biaya Investasi. Tesis Nydia Maya Putri.
Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan.
Sjaaf, A. C. 2000. Analisis Biaya Layanan Kesehatan Rumah Sakit. Depok : Program Study Kajian
Administrasi Rumah Sakit, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
SK Menteri Kesehatan No 282 Tahun 1993 Tentang Tarif di Rumah Sakit.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi.
Supriyanto, S.,J.P.Widiada, N. Anita D, Thinni NR. Djasiki. 2000. Analisis Biaya Satuan
Dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Puskesmas.
Supriyanto. 2000. Rekayasa Penilaian Jilid 1. Masyarakat Profesi Penilai Indonesia.