Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Gelombang Elektromagnetik Untuk Peserta Didik Kelas X SMA/MA

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

766 YULI WARTI, HURRIYAH, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED .......

Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning


Pada Materi Gelombang Elektromagnetik Untuk Peserta
Didik Kelas X SMA/MA

Yuli Warti1, Hurriyah2


2
Staf Pengajar Tadris IPA-Fisika UIN Imam Bonjol Padang
1
SMP Boarding School Genia Muslim Internasional
E-mail: hurriyah.s@gmail.com, uli.Warti@gmail.com

Abstract - The purpose of this development is to produce teaching material products in the form
of LKPD based on Problem Based Learning on Electromagnetic Wave material for high school
class X students who are valid, practical, and effective. The development model of this study is
the 4-D development model, define, design, develop, and disseminate. Research is limited to
reaching the development stage due to time constraints.From the results of the assessment
obtained the value of validity for the eligibility of the content is 87.33. Judging from the
suitability of the learning method, the results of validity were obtained 82.28. Viewed in terms of
conformity with didactic conditions, the results of 72 validity are obtained with valid categories.
Viewed in terms of conformity with the terms of construction (language) obtained the results of
validity 88.8 with a very valid category. While in terms of conformity with technical requirements
(graphics) the value is 82.66 with a very valid category. From the results of the practicality test
results obtained with the practical value of 86.37 by students in a very practical category and by
the teacher obtained the results of 88.23 with a very practical category.

Abstrak - Tujuan pengembangan ini yaitu menghasilkan produk bahan ajar berbentuk LKPD
Berbasis Problem Based Learning pada materi Gelombang Elektromagnetik untuk siswa kelas X
SMA yang valid, praktis, dan efektif. Model pengembangan penelitian ini adalah model
pengembangan 4-D, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan
penyebaran (disseminate). Penelitian dibatasi hanya sampai pada tahap pengembangan karena
keterbatasan waktu. Dari hasil penilaian diperoleh nilai validitas untuk kelayakan isi adalah
87.33. Ditinjau dari kesesuaian dengan metode pembelajaran, diperoleh hasil validitas 82.28.
Dilihat dari segi kesesuaian dengan syarat didaktis diperoleh hasil validitas 72 dengan kategori
valid. Dilihat dari segi kesesuaian dengan syarat kontruksi (kebahasaaan) diperoleh hasil validitas
88.8 dengan kategori sangat valid. Sedangkan ditinjau dari segi kesesuaian dengan syarat teknis
(kegrafisan) diperoleh nilai 82.66 dengan kategori sangat valid. Dari hasil uji praktikalitas
tersebut diiperoleh hasil dengan nilai praktikalitas 86.37 oleh peserta didik dengan kategori
sangat praktis dan oleh guru diperoleh hasil 88.23 dengan kategori sangat praktis.

Kata Kunci : LKS, PBL, Gelombang Elektromagnetik

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 5, Nomor 1, Maret 2019, Page 766– 774 767

PENDAHULUAN
     
Belajar adalah suatu proses usaha yang
sengaja dilakukan peserta didik untuk    
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, secara sadar dan
Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan
perubahan tersebut relatif menetap serta kepadamu penuh dengan berkah supaya
membawa pengaruh dan manfaat yang positif mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan
bagi peserta didik dalam berinteraksi dengan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
lingkungannya. Dalam upaya mencapai tujuan mempunyai pikiran”.
kurikuler program pendidikan di suatu
lembaga pendidikan, maka perlu dirumuskan Ayat diatas menunjukkan bahwa pada
tujuan pembelajaran umum maupun tujuan masa Nabi Muhammad SAW sumber pokok
pembelajaran khusus (Hosnan,2014 : 10) dan utama yang dijadikan sumber rujukan
Tujuan pembelajaran menurut Jufri ( pendidikan pada masa itu hanyalah al-Qur’an
2013 : 80 ) merupakan unsur yang harus (Ramayulis, 2013 : 267). Dalam proses
diperhatikan oleh guru dalam memilih metode pembelajaran di sekolah, peserta didik tidak
yang akan diterapkan untuk menyajikan materi perlu bersusah payah untuk mencari sumber
pelajaran. Tujuan pembelajaran adalah belajar yang lain, mereka cukup mempelajari
kompetensi yang meliputi pengetahuan, sikap bahan ajar utama yang dikembangkan sesuai
dan keterampilan yang diharapkan dapat dengan kurikulum suatu mata pelajaran
dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti (Sa’ud, 2009 : 215)
proses belajar. Hal ini sejalan dengan salah Sa’ud juga mengatakan bahan ajar atau
satu prinsip belajar yang dikemukakan oleh learning materials merupakan bahan
Hosnan (2014 : 13) yaitu prinsip keaktifan, pembelajaran yang secara langsung digunakan
dimana peserta didik dituntut untuk aktif untuk kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang
secara fisik, intelektual dan emosional. dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum
Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik suatu mata pelajaran, digunakan sebagai
terwujud dalam perilaku, seperti mencari sumber utama pembelajaran seperti buku teks,
sumber informasi yang dibutuhkan, modul, handout, charta dan LKPD. LKPD
menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil merupakan salah satu bahan ajar yang dapat
dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, meningkatkan keinginan dan kreatifitas belajar
membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya. peserta didik
Sumber pembelajaran adalah segala Majid (2007: 176) berpendapat bahwa
sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai lembar kerja peserta didik (student work sheet)
tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau adalah lembaran-lembaran berisi tugas-tugas
asal belajar seseorang. Dengan demikian yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
sumber belajar itu merupakan bahan untuk Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,
menambah ilmu pengetahuan yang langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
mengandung hal-hal baru. Sebab pada tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam
hakekatnya belajar adalah mendapatkan hal- lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar
hal yang baru. Kedudukan Al-Qur’an, sebagai yang dicapainya. Keberadaan LKPD memberi
sumber belajar paling utama dijelaskan oleh pengaruh yang cukup besar dalam proses
Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Shaad ayat : belajar mengajar, sehingga penyusunan LKPD
29 harus memenuhi berbagai persyaratan

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
768 YULI WARTI, HURRIYAH, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED .......

misalnya syarat didaktik, syarat konstruksi, permasalahan yang harus dicari solusinya,
dan syarat teknik akan tetapi hal itu belum sepenuhnya disadari
oleh peserta didik. Oleh sebab itu, untuk
Berdasarkan hasil wawancara penulis membentuk sikap peka terhadap permasalahan
dengan seorang guru, Bapak Drs. Rasfi Darmi yang terjadi di lingkungan sekitar, dibutuhkan
pada tanggal 07 Maret 2016 yang mengajar suatu metode pembelajaran yang melibatkan
mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Koto langsung peserta didik dalam menyelesaikan
XI Tarusan Kab. Pesisir Selatan mengatakan masalah melalui penyusunan pengetahuan
bahwa guru sudah menggunakan bahan ajar secara mandiri dari peserta didik tersebut.
yaitu buku cetak dan LKPD, namun dalam Salah satu metode pembelajaran yang dapat
penggunaanya tidak dibagikan kepada masing- membantu peserta didik berlatih memecahkan
masing peserta didik karena minimnya masalah adalah metode Problem Based
ketersediaan buku cetak dan LKPD di sekolah. Learning (PBL).
Proses pembelajaran di kelas berlangsung PBL merupakan Salah satu metode
dengan penjelasan materi yang diberikan guru yang banyak diadobsi untuk menunjang
di papan tulis. pendekatan pembelajaran learner centered dan
Buku cetak dan LKPD yang adapun yang memberdayakan peserta didik adalah
kurang sesuai dengan kondisi, kemampuan dan metode Problem Based Learning (PBL).
potensi peserta didik. Buku cetak dan LKPD Menurut Tan (2003) dan Wee & Kek (2002)
tersebut langsung masuk ke materi pelajaran dalam Amir (2009 ; 12); pembelajaran dimulai
yang dilengkapi dengan contoh soal serta dengan pemberian masalah, biasanya masalah
latihan tanpa mengaitkan dengan peristiwa memiliki konteks dengan dunia nyata, peserta
yang dialami oleh peserta didik dalam secara berkelompok aktif merumuskan
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, masalah dan mengidentifikasi kesenjangan
diperlukan inovasi pengembangan bahan ajar pengetahuan mereka, mempelajari dan
salah satunya LKPD yang sesuai dengan mencari sendiri materi yang terkait dengan
kondisi, dan kebutuhan peserta didik ’masalah’, dan melaporkan solusi dari
berdasarkan kurikulum KTSP. ’masalah’.
Mengubah dan memperbaiki kondisi Tujuan utama PBL bukanlah
itu, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, menyampaikan sejumlah besar pengetahuan
penulis tertarik untuk mengembangkan bahan kepada peserta didik, melainkan pada
ajar berupa LKPD Berbasis Problem Based pengembangan kemampuan berfikir kritis dan
Learning. LKPD Berbasis Problem Based kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus
Learning ini dibuat dengan menggunakan mengembangkan kemampuan peserta didik
sintak atau langkah-langkah PBL yang untuk secara aktif membangun pengetahuan
dimodifikasi oleh Lepinski (2005). LKPD sendiri. PBL juga dimaksudkan untuk
yang akan peneliti kembangkan pada materi mengembangkan kemandirian belajar dan
gelombang elektromagnetik ini, diharapkan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian
dapat meningkatkan keaktifan peserta didik belajar dan keterampilan sosial itu dapat
serta mampu meningkatkan proses berfikir terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi
kritis peserta didik dalam menyelesaikan untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan
masalah. sumber belajar yang relevan untuk
Gelombang elektromagnetik menyelesaikan masalah (Hosnan, 2014 : 299)
merupakan salah satu materi pelajaran fisika Sehubungan dengan uraian diatas,
yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari- maka penulis bermaksud melakukan penelitian
hari, tidak jarang merupakan suatu pengembangan LKPD dengan judul

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 5, Nomor 1, Maret 2019, Page 766– 774 769

“Pengembangan LKPD Berbasis Problem menghasilkan energi dan dapat digunakan oleh
Based Learning Pada Materi Gelombang manusia. Pada umumnya fotosintesis terjadi
Elektromagnetik Untuk Peserta Didik Kelas pada daun dengan zat hijau daun atau
X SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan” kloroplas. Kloroplas mengandung molekul
klorofil yang berfungsi menyerap energi sinar
Tujuan pengembangan ini yaitu matahari yang memiliki panjang gelombang
menghasilkan produk bahan ajar berbentuk biru dan merah. Warna hijau tidak diserap oleh
LKPD Berbasis Problem Based Learning pada pigmen klorofil dan dipantulkan sehingga
materi Gelombang Elektromagnetik untuk daun berwarna hijau. (Abdullah 2014 : 177)
Peserta didik kelas X SMA yang valid, praktis,
dan efektif. Keharmonisan antara sifat fisika bintang
dan molekul klorofil yang dimaksud
Tinjauan Pustaka Greenstein adalah sebuah keharmonisan yang
terlalu luar biasa untuk dijelaskan sebagai
A. Pembelajaran Fisika kebetulan . hanya terdapat satu peluang dari
Fisika merupakan suatu cabang ilmu 1025 kemungkinan bahwa matahari akan
pengetahuan alam yang bertujuan memberikan menyediakan jenis cahaya yang penting bagi
pemahaman kuantitatif tentang sifat, perilaku kita, dan harus terdapat molekul dalam dunia
dan hakekat zat serta berbagai peristiwa alam kita yang mampu memanfaatkan cahaya itu.
berdasarkan pengamatan eksperimental dan Keharmonisan sempurna ini merupakan bukti
analisis matematik. (Raharjo & Radiono, 2008 nyata rancangan yang disengaja dan
: 2) direncanakan.

B. Fisika Dalam Al-Qur’an Dengan kata lain, terdapat pencipta


Secara umum, IPA meliputi tiga bidang tunggal, pengatur cahaya matahari dan
ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. molekul tumbuh-tumbuhan, yang telah
Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, menciptakan keduanya dalam keharmonisan,
dan merupakan ilmu yang lahir dan sesuai yang diungkapkan dalam Al-Qur’an
berkembang lewat langkah-langkah observasi, surat Al-Hasyr ayat : 24
perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
      
pengujian hipotesis melalui eksperimen,
penarikan kesimpulan, serta penemuan teori
dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat       
fisika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian      
proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya 
terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun
atas tiga komponen terpenting yaitu: konsep,
prinsip, dan teori yang berlaku secara Artinya: “Dialah Allah yang Menciptakan,
universal.(Trianto, 2012 : 138) yang Mengadakan, yang membentuk
Rupa, yang mempunyai asmaaul
Salah satu kajian fisika yang dibahas Husna. bertasbih kepadanya apa
dalam Al-Qur’an yaitu rancangan cahaya yang di langit dan bumi. dan Dialah
matahari untuk bumi. Tumbuhan hijau yang Maha Perkasa lagi Maha
mengalami proses fotosintesis yang Bijaksana”.

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
770 YULI WARTI, HURRIYAH, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED .......

E. Problem Based Learning (PBL)


Pengetahuan yang dicapai melalui Problem Based Learning (PBL) adalah
kemajuan ilmu alam menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan
dalam setiap detail alam semesta, terdapat pembelajaran siswa pada masalah autentik
rancangan dan perencanaan dengan tujuan sehingga siswa dapat menyusun
akhir kehidupan manusia. Rancangan yang pengetahuannya sendiri,
demikian ”tepat”, sehingga bahkan suatu menumbuhkembangkan keterampilan yang
unsure seperti cahaya, yang mungkin tidak lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa
pernah kita pikirkan sebelumnya, pasti akan dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
menimbulkan ketakjuban (Yahya, 2014 : 107) Model ini bercirikan penggunaan masalah
kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
C. Bahan Ajar dipelajari siswa untuk melatih dan
Bahan ajar menurut Majid (2011 : 174) meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan
adalah segala bentuk bahan yang digunakan pemecahan masalah serta mendapatkan
untuk membantu guru/instruktur dalam pengetahuan konsep-konsep penting, dimana
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. tugas guru harus memfokuskan diri untuk
Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan membantu siswa mencapai keterampilan
tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan mengarahkan diri.
bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi atau PBL tidak dirancang untuk membantu
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis guru memberikan informasi sebanyak-
sehingga secara akumulatif mampu menguasai banyaknya pada siswa. Pembelajaran berbasis
semua kompetensi secara utuh dan terpadu masalah, antara lain bertujuan untuk
membantu siswa mengembangkan
D. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) keterampilan berfikir dan keterampilan
LKPD memuat sekumpulan kegiatan pemecahan masalah. Dalam PBL, perhatian
mendasar yang harus dilakukan oleh siswa pembelajaran tidak hanya pada perolehan
untuk memaksimalkan pemahaman dalam pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai pengetahuan procedural. Oleh karena itu,
indikator pencapaian hasil belajar yang harus penilaian tidak hanya cukup dengan tes.
ditempuh. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan
model PBL adalah menilai pekerjaan yang
Secara lebih spesifik, format LKPD dihasilkan oleh siswa sebagai hasil pekerjaan
memiliki delapan unsur, yaitu : judul, mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan
kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu secara bersama-sama. Penilaian proses dapat
penyelesaian, peralatan atau bahan yang digunakan untuk menilai pekerjaan siswa
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, tersebut.
informasi singkat, langkah kerja, tugas yang
harus dilakukan, dan laporan yang harus PBL menuntut siswa untuk
dikerjakan. Dengan mencermati segi struktur menghasilkan produk tertentu dalam bentuk
ataupun format LKPD tersebut, sekarang karya nyata atau artefak dan peragaan yang
sudah jelas apa saja yang dibutuhkan untuk menjelaskan atau mewakili bentuk
penyusunan LKPD dan seperti apa susunan penyelesaian masalah yang mereka temukan.
LKPD Produk itu dapat berupa transkip debat,
laporan, model fisik, video atau program
computer. Menurut

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 5, Nomor 1, Maret 2019, Page 766– 774 771

PBL adalah pembelajaran yang jawaban atau strategi penyelesaian yang


menggunakan masalah nyata (autentik) yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-
terbuka sebagai konteks bagi peserta didik solusi tersebut. Masalah ini juga bersifat tidak
untuk mengembangkan keterampilan terstruktur dengan baik (ill-structured) yang
menyelesaikan masalah dan berfikir kritis serta tidak dapat diselesaikan secara langsung
sekaligus membangun pengetahuan baru. dengan cara menerapkan formula atau strategi
Berbeda dengan pembelajaran konvensional tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut
yang menjadikan masalah nyata sebagai untuk memahami serta perlu
penerapan konsep, PBL menjadikan masalah mengkombinasikan beberapa strategi atau
nyata sebagai pemicu bagi proses belajar bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk
peserta didik sebelum mereka mengetahui menyelesaikan
konsep formal. Peserta didik secara kritis
mengidentifikasi informasi dan strategi yang Secara ringkas, kegiatan pembelajaran
relevan serta melakukan penyelidikan untuk melalui PBL, diawalai dengan aktivitas peserta
menyelesaikan masalah tersebut didik untuk menyelesaikan masalah nyata
yang ditentukan atau disepakati. Proses
Tujuan utama PBL bukanlah penyelesaian masalah tersebut berimplikasi
menyampaikan sejumlah besar pengetahuan pada terbentuknya keterampilan peserta didik
kepada peserta didik, melainkan pada dalam menyelesaikan masalah dan berfikir
pengembangan kemampuan berfikir kritis dan kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan
kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus baru.
mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk secara aktif membangun pengetahuan Tahapan-tahapan PBL yang
sendiri. PBL juga dimaksudkan untuk dilaksanakan secara sistematis berpotensi
membangun kemandirian belajar dan dapat mengembangkan kemampuan peserta
keterampilan social peserta didik. didik dalam menyelesaikan masalah dan
Kemandirian belajar dan keterampilan sosial sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang
itu dapat terbentuk ketika peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar tertentu.
berkolaborasi untuk mengidentifikasi (Hosnan, 2014 : 302)
informasi, strategi, dan sumber belajar yang
relevan untuk menyelesaikan masalah. F. Validitas, Praktikalitas, dan Efektivitas
Validitas merupakan penilaian terhadap
Prinsip utama PBL adalah penggunaan rancangan suatu produk, apakah sudah tepat.
masalah nyata sebagai sarana bagi peserta Menurut Sugiyono (2010 : 414) Validasi
didik untuk mengembangkan pengetahuan dan produk dapat dilakukan denagan cara
sekaligus mengembangkan kemampuan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
berfikir kritis dan kemampuan pemecahan yang sudah berpengalaman untuk menilai
masalah. Masalah nyata adalah masalah yang produk baru yang dirancang tersebut. Setiap
terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan pakar diminta untuk menilai desain tersebut,
bermanfaat langsung apabila diselesaikan. sehingga selanjutnya dapat diketahui
Pemilihan atau penentuan masalah nyata kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain
ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum
didik yang disesuaikan potensi dasar tertentu. diskusi peneliti mempresentasikan proses
Masalah itu bersifat terbuka (open ended penelitian sampai ditemukan desain tersebut,
problem), yaitu masalah yang memiliki banyak beserta keunggulannya. Menurut

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
772 YULI WARTI, HURRIYAH, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED .......

Permendiknas (2006) kriteria yang dinilai oleh SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung
pakar mencakup komponen kelayakan isi, Tahun pelajaran 2014/2015
komponen kebahasaan, dan komponen
kegrafisan. Wahyudi, dkk (2013), meneliti tentang
pengembangan Bahan Ajar Berbasis Problem
Setelah desain produk, divalidasi melalui Based Learning pada pokok pencemaran
diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar
maka akan dapat diketahui kelemahannya. siswa kelas X SMA Negeri Grujugan
Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk Bondowoso, kesimpulan dari penelitian ini
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. adalah menghasilkan bahan ajar Berbasis
Yang bertugas memperbaiki desain adalah Problem Based Learning yang valid, praktis,
peneliti yang mau menghasilkan produk dan efektif, serta mampu meningkatakan hasil
tersebut. belajar siswa

Suatu produk dikatakan efektif apabila Perbedaan penelitian terdahulu dengan


adanya pengaruh suatu usaha atau tindakan, penelitian yang penulis lakukan yaitu, terletak
bisa diartikan sebagai kegiatan yang pada materi pelajaran yakni penulis
memberikan hasil memuaskan setelah diberi mengambil materi Gelombang
perlakuan. Efektivitas penggunaan LKS Elektromagnetik, lokasi/tempat penelitian,
berbasis Problem Based Learning dilihat dari dimana akan berbeda pula karakter, dan
hasil lembar efektivitas oleh peserta didik yang kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
terdiri dari persepsi peserta didik, minat baca siswa.
perserta didik dan hasil belajar peserta didik
(Guspita, 2014 : 17) Gelombang elektromagnetik merupakan
salah satu materi pelajaran fisika yang erat
G. Penelitian Yang Relevan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, tidak
Penelitian yang relevan dengan jarang merupakan suatu permasalahan yang
penelitian ini adalah; harus dicari solusinya, akan tetapi hal itu
Fatimah, dkk (2014), meneliti tentang belum sepenuhnya disadari oleh siswa. Mnurut
Pengembangan LKS Berbasis Problem Based Tji (1994 : 1), Gerak gelombang
Learning Materi Pengukuran Kelas X SMA, elektromagnetik merupakan salah satu gejala
kesimpulan penelitian ini yaitu, penelitian ini fisis yang paling penting dan paling umum
menghasilakan produk berupa LKS dijumpai dalam dunia alami. Segala sesuatu
pembelajaran Fisika Berbasis Problem Based yang terlihat dan terdengar, tidak ada yang
Learning pada materi pokok pengukuran bagi lepas dari peranan perjalanan gelombang
siswa kelas X SMA. LKS ini memiliki kualitas elektromagnetik. Tidak hanya terbatas pada
kemenarikan sangat baik dengan rerata skor peranan alami tersebut, gejala gelombang kini
3,41, kualitas kemudahan sangat baik dengan telah dimanfa
rerata skor 3,31, kualitas kebermanfaatan
sangat baik dengan rerata skor 3,48. LKS ini METODE
dinyatakan efektif digunakan sebagai media
pembelajaran berdasarkan perolehan hasil Penelitian ini merupakan penelitian
belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 75 pengembangan. Produk yang dikembangkan
dengan persentase kelulusan sebesar 77,5 % adalah bahan ajar yang berbentuk Lembar
pada uji lapangan terhadap siswa kelas X Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem
Based Learning pada materi Gelombang

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 5, Nomor 1, Maret 2019, Page 766– 774 773

Elektromagnetik untuk peserta didik kelas X menyebarkan angket kepada pakar sebagai
SMA validator, kemudian direkapitulasi.
2. Praktikalitas Produk
Model pengembangan penelitian ini Teknik pengumpulan data untuk
adalah model pengembangan 4-D, yang terdiri mengetahui praktikalitas produk adalah
atas 4 tahap yaitu: pendefinisian (define), dengan menyebarkan angket kepada guru
perancangan (design), pengembangan Fisika dan siswa SMA Negeri 1 Koto XI
(develop), dan penyebaran (disseminate). Tarusan. Angket praktikalitas guru diisi
Penelitian dibatasi hanya sampai pada tahap oleh 2 orang guru SMA Negeri 1 Koto XI
pengembangan karena keterbatasan waktu Tarusan terhadap penggunaan LKS
(Trianto,2012 : 93) Berbasis Problem Based Learning pada
materi Gelombang Elektromagnetik,
Prosedur Pengembangan sedangkan angket praktikalitas siswa diisi
1. Tahap pendefinisian (define) oleh 38 siswa terhadap penggunaan LKS
Tujuan tahap ini adalah menetapkan Berbasis Problem Based Learning pada
dan mendefenisikan syarat-syarat materi Gelombang Elektromagnetik.
pembelajaran. Dalam menentukan dan
menetapkan syarat-syarat pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
diawali dengan analisis tujuan dari batasan
materi yang dikembangkan perangkatnya. Nilai valid merupakan hasil rata-rata
2. Tahap Perencanaan (Design) yang diperoleh dari kelayakan isi, kesesuaian
Tahap ini bertujuan untuk dengan metode pembelajaran, kesesuaian
menyiapkan prototipe perangkat dengan syarat didaktis, kesesuaian dengan
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari : a) syarat konstruksi (kebahasaan), dan kesesuaian
penyusunan tes acuan patokan, merupakan dengan syarat teknis (kegrafisan).
langkah awal yang menghubungkan antara Dari hasil penilaian diperoleh nilai
tahap define dan tahap design. validitas untuk kelayakan isi adalah 87.33
3. Tahap Pengembangan (Develop) dengan kategori sangat valid.
Tujuan tahap ini adalah untuk Ditinjau dari kesesuaian dengan metode
menghasilkan perangkat pembelajaran yang pembelajaran, LKPD Berbasis Problem Based
sudah direvisi berdasarkan masukan Learning pada materi gelombang
validator. Tahap ini meliputi : a) validasi elektromagnetik diperoleh hasil validitas 82.28
perangkat oleh para pakar diikuti dengan dengan kategori sangat valid.
revisi, b) simulasi, yaitu kegiatan Dilihat dari segi kesesuaian dengan
mengoperasionalkan rencana pelajaran dan syarat didaktis dari LKPD Berbasis Problem
c) uji coba terbatas dengan siswa yang Based Learning pada materi gelombang
sesungguhnya. elektromagnetik diperoleh hasil validitas 72
4. Tahap Penyebaran (Dessiminate) dengan kategori valid.
Tahap ini merupakan tahapan Dilihat dari segi kesesuaian dengan
penggunaan perangkat yang dikembangkan syarat kontruksi (kebahasaaan) dari LKPD
pada skala yang lebih luas (Trianto, 2012 : Berbasis Problem Based Learning pada materi
95) gelombang elektromagnetik diperoleh hasil
Instrumen Pengumpulan Data validitas 88.8 dengan kategori sangat valid.
1. Validitas Produk Sedangkan ditinjau dari segi kesesuaian
Teknik pengumpulan data untuk dengan syarat teknis (kegrafisan) dari LKPD
mengetahui validitas produk adalah dengan Berbasis Problem Based Learning pada materi

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............
774 YULI WARTI, HURRIYAH, PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED .......

gelombang elektromagnetik diperoleh nilai Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual


82.66 dengan kategori sangat valid. dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor :
Selanjutnya diberikan kepada 38 orang Ghalia Indonesia, 2014
peserta didik kelas X dan 2 orang guru SMA Jufri, Wahab, Belajar dan Pembelajaran
Negeri 1 Koto XI Tarusan untuk dilakukan uji Sains, Bandung : Pustaka Reka Cipta,
praktikalitas. Dari hasil uji praktikalitas 2013
tersebut diiperoleh hasil bahwa LKPD Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran
Berbasis Problem Based Learning pada materi Mengembangkan Standar Kompetensi
gelombang elektromagnetik dengan nilai Guru, Bandung : PT Remaja
praktikalitas 86.37 oleh peserta didik dengan Rosdakarya, 2011
kategori sangat praktis dan oleh guru diperoleh Mudjijo, Tes Hasil Belajar. Jakarta : Bumi
hasil 88.23 dengan kategori sangat praktis. Aksara, 1995
Prastowo, Andi, Pengembangan Bahan Ajar
KESIMPULAN Tematik (Tinjauan Teoretis dan
Praktik), Jakarta : Kencana, 2014
LKPD Berbasis Problem Based Learning Pada Raharjo, Trustho & Radiyono, Fisika
Materi Gelombang Elektromagnetik yang Mekanika, Surakarta : LPP UNS dan
dikembangkan valid dan praktis digunakan UNS Press, 2008
dalam pembelajaran Fisika di Kelas X Sa’ud, Udin, S, Inovasi Pendidikan, Bandung :
SMA/MA. Alfabeta, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
REFERENSI (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), Bandung : Alfabeta, 2010
Abdullah, Sani. R, Sains Berbasis Al-Qur’an, Trianto, Mendesain Model Pembelajaran
Jakarta : PT Bumi Aksara,2014 Inovatif – Progesif, Jakarta : Kencana,
Amir, Taufiq, Inovasi Pendidikan Melalui 2010
Pboblem Based Learning, Jakarta : , Model Pembelajaran Terpadu.
Kencana, 2009 Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
Arikunto, S, Prosedur Penelitian (Suatu Wahyudi, Benny Satria, dkk, Pengembangan
Pendekatan Praktik) edisi Revisi VI, Bahan Ajar Berbasis Model Problem
Jakarta : Bumi Aksara, 2006 Based Learning Pada Pokok Bahasan
Fatimah, Siti, Pengembangan LKS Berbasis Pencemaran Lingkungan Untuk
Problem Based Learning Materi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pengukuran Kelas X SMA, (Online), Kelas X SMA Negeri Grujugan
(http://digilib.unila.ac.id/3937/), Bondowoso,(Online),(http://repository.
diakses pada tanggal 09 Desembar unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/
2015, Pukul 14 : 26 WIB, (2014) 3967/Benny%20Satria%20Wahyudi%2
Guspita, Nela, Pengembangan LKS Fisika 0-
Terintegarasi Nilai-Nilai Ayat Al- %20090210103003_1.pdf?sequence=1)
Quran pada Materi Gerak Untuk Siswa , diakses pada tanggal 09 Desember
Kelas X Mas Persada Kabupaten 2015, Pukul 14 : 13 WIB (2013)
Padang Pariaman. (Skripsi). Padang : Yahya, Harun, Rantai Keajaiban, Bandung :
Kampus IAIN Imam Bonjol Padang, Dzikra, 2014
2014

ISSN 2477– 6181 Yuli Warti, Hurriyah: Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based............

You might also like