Jurnal Daya Saing Komoditi Rambutan Di Kabupaten Minahasa Selatan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURNAL

DAYA SAING KOMODITI RAMBUTAN DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN

LINY JECKLIEN NOVITA RASU


110314040

Dosen Pembimbing :

1. Dr. Ir. Grace A.J Rumagit, MSi


2. Dr. Ir. Charles R. Ngangi, MS
3. Yolanda P.I Rori, SP, MSc

JURUSAN SOSIAL EKONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2015

1
ABSTRACT
Liny Jecklien Novita Rasu. Competitiveness of Commodity Rambutan in South
Minahasa District (under guidance of Grace AJ Rumagit as chairman, Charles R.
Ngangi and Yolanda P. Rori as members).

The objective to analyze the competitiveness of the commodity in the South Minahasa
District. This research was conducted over two months from February to March 2015 in the
Ongkaw Satu Village Sinonsayang Sub District, South Minahasa Regency. The data used are
primary data and secondary data. Primary data collection was done by using a list of
questions prepared in the form of a questionnaire, while the secondary data was taken from
relevant institutions in this study such as the Department of Agriculture, Statistics, and
BP3K. Sampling was simple random sampling. Samples were taken for one week of 15
people. The method of analysis used is Descriptive Analysis and Policy Analysis Matrix.
The results of the research showed that the commodity rambutan in South Minahasa
Regency competitiveness based on comparative advantage and competitive advantage with
private profits calculation of 22,813,749 and 70,959,417 for the calculation of social
benefits. Of the two indicators for competitiveness Private Cost Ratios indicate that
commodity rambutan increasingly competitive with PCR <1 and Domestic Resource Cost
Ratio indicates that commodity rambutan has a comparative advantage with DRCR <1.

ABSTRAK
Liny Jecklien Novita Rasu. Daya Saing Komoditi Rambutan Di Kabupaten Minahasa
Selatan di bawah bimbingan Grace A.J Rumagit, sebagai Ketua, Charles R. Ngangi,
dan Yolanda P. I Rori, sebagai Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing komoditi Rambutan di Kabupaten
Minahasa Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan Februari
sampai bulan Maret 2015 di Desa Ongkaw Satu Kecamatan Sinonsayang Kabupaten
Minahasa Selatan. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer menggunakan daftar pertanyaan yang disiapkan dalam bentuk
kusioner, sedangkan data sekunder diambil dari instansi-instansi terkait dalam penelitian ini
seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, dan BP3K. Pengambilan sampel (simple
random sampling) yaitu penentuan sampel secara acak sederhana. Sampel diambil selama
satu minggu sebanyak 15 orang. Analisis yang digunakan yaitu Metode Analisis Deskriptif
dan Matriks Analisis Kebijakan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komoditi rambutan di Kabupaten Minahasa Selatan
memiliki daya saing berdasarkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dengan
perhitungan keuntungan privat sebesar 22.813.749 dan perhitungan keuntungan sosial sebesar
70.959.417. Dari dua indikator pengukuran daya saing yaitu Rasio Biaya Privat menunjukan
bahwa komoditi rambutan semakin kompetitif dengan PCR < 1 dan Rasio Biaya Sumberdaya
Domestik menunjukan bahwa komoditi rambutan memiliki keunggulan komparatif dengan
DRCR < 1.

2
PENDAHULUAN (BUMN) mengatakan bahwa, Indonesia

Buah merupakan salah satu komoditas memiliki potensi sebagai eksportir buah

pangan penting yang perlu di konsumsi tropis terbesar di dunia, mengingat

manusia dalam rangka memenuhi pola Indonesia adalah negara tropis. Beberapa

makan yang seimbang. Keteraturan BUMN bidang perkebunan telah

mengkonsumsi buah dapat menjaga dan mengembangkan ribuan hektar perkebunan

meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini di buah tropis di beberapa daerah. Lebih

sebabkan oleh banyaknya vitamin dan zat lanjut dikemukakan bahwa komoditi buah

mineral yang terkandung dalam buah. Baik tropis harus dikembangkan dari Sabang

vitamin maupun mineral berperan dalam sampai Merauke, sehingga sepanjang

proses metabolisme tubuh. Selain kedua tahun buah tersebut bisa di produksi dan

zat tersebut, buah juga mengandung serat Indonesia bisa menjadi eksportir buah

yang berguna untuk membantu proses tropis terbesar di dunia. Dari sejumlah

pencernaan (Manuwoto, 2010). buah-buahan mentah yang diekspor mulai

Sebagai negara tropis, Indonesia di dari jambu, salak, nanas, durian, manggis,

anugerahi dengan kekayaan sumber daya melon, mangga, jeruk hingga semangka,

hayati yang beragam dan melimpah. buah rambutan juga termasuk salah satu

Berbagai jenis tanaman dan buah-buahan buah yang diekspor.

dan tanaman lainnya dapat tumbuh subur


Meskipun memiliki banyak sekali
di Indonesia. Oleh karena itu, produksi
jenis buah tropis, Indonesia belum mampu
buah-buahan sangat melimpah dan
memanfaatkannya sebagai komoditi
beraneka ragam.
ekspor. Nilai ekspor buah-buahan
Saat ini, Indonesia dikepung oleh
Indonesia pada Tahun 2013 hanya
buah-buahan impor, namun menurut
USD418,08 juta atau sekitar Rp. 4,59
Menteri Badan Usaha Milik Negara
triliun, naik 4 persen di bandingkan tahun

1
2012. Nilai ekspor buah-buahan tersebut minati (Soekartawi, 2002). Produksi

tidak hanya berasal dari buah olahan tetapi tanaman rambutan Indonesia mencapai

juga buah mentah. Di Sulawesi Utara, 815.438 ton (Anonim, 1999). Daerah

salah satu daerah penghasil buah-buahan pengembangan tanaman rambutan terbesar

tropis adalah Kabupaten Minahasa Selatan. di Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten

Terdapat beragam buah-buahan yang Minahasa Utara dan Kabupaten Minahasa

dibudidayakan serta memberikan sumber Selatan. Dari data yang diperoleh

penghasilan bagi masyarakatnya. Kecamatan Sinonsayang memiliki luas

Kesadaran masyarakat akan tanam dan produksi tertinggi, hal ini

mengkonsumsi buah semakin meningkat dikarenakan Kecamatan Sinonsayang

seiring dengan kemajuan teknologi khususnya di Desa Ongkaw dan sekitarnya

informasi di bidang pangan. Rambutan pada tahun 1996 mendapatkan Program

termasuk salah satu buah tropis yang Pengembangan Agribisnis Hortikultura

mampu menghasilkan devisa bagi negara (P2AH) tanaman rambutan dari

melalui pengembangan dan dukungan Pemerintah Pusat lewat bantuan dana dari

kebijakan pemerintah. Tanaman rambutan Negara Jepang seluas 500 Ha,

merupakan tanaman buah tropis yang pengembangan tersebut dikembangkan di

banyak di gemari oleh masyarakat baik Kecamatan Sinonsayang karena memiliki

dalam maupun luar negeri, melihat faktor agroklimat yang cocok dengan tanaman

teknis dan ekonomis yang menguntungkan tropis ini (Sumuweng, 2011).

juga faktor dari buah rambutan itu sendiri,


Berdasarkan latar belakang yang telah
di lihat dari fisik buah yang menarik,
di uraikan tentang daya saing komoditi
maupun rasa buah yang khas juga
rambutan di Kabupaten Minahasa Selatan,
kandungan gizi cukup tinggi pada buah
maka yang menjadi permasalahan adalah
yang menjadikan buah ini semakin di
apakah komoditi rambutan di Kabupaten

2
Minahasa Selatan memiliki daya saing menggunakan daftar pertanyaan yang

berdasarkan keunggulan komparatif dan disiapkan dalam bentuk kusioner,

kompetitif? sedangkan data sekunder di ambil dari

Penelitian ini bertujuan untuk instansi-instansi yang terkait langsung

menganalisis daya saing komoditi dengan penelitian seperti Dinas Pertanian,

rambutan di Kabupaten Minahasa Selatan. Badan Pusat Statistik, dan BP3K.

Manfaat penelitian ini adalah sebagai


Penentuan lokasi penelitian dilakukan
informasi bagi produsen rambutan
secara sengaja di Desa Ongkaw 1,
mengenai keunggulan yang dimiliki
Kecamatan Sinonsayang dengan jumlah
sehingga dapat menjadi lebih optimal
populasi 100 petani. Unit analisisnya
dalam mengembangkannya. Penelitian ini
ditentukan secara acak sederhana (Simple
juga di harapkan mampu menjadi masukan
Random Sampling) sebanyak 15 sampel.
agar kedepannya dapat menjadi bahan
Variabel dalam penelitian ini,
pertimbangan dalam pengambilan
meliputi:
keputusan.

1) Karakteristik petani buah rambutan


METODOLOGI PENELITIAN
a. Umur (Tahun)
Penelitian ini di laksanakan selama
b. Tingkat pendidikan (SD, SMP,
dua bulan mulai bulan Februari sampai
SMA, Perguruan Tinggi)
bulan Maret 2015, Lokasi penelitian di
c. Jumlah tanggungan
Desa Ongkaw Satu Kecamatan
2) Luas Lahan yaitu luas tanam
Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan.
rambutan yang ditanami oleh

Data yang di gunakan meliputi data petani (Ha).

primer dan data sekunder. Pengumpulan 3) Biaya produksi (Harga Privat)

data primer di laksanakan dengan yaitu biaya yang dikeluarkan oleh

3
petani dalam penelitian ini hanya diperdagangkan dan faktor

biaya input Non-Tradable yaitu domestik pada harga privat.

biaya tenaga kerja (Rp/HOK), 8) Keuntungan sosial, yaitu

sewa lahan (Rp), penyusutan alat- perhitungan dari penerimaan

alat pertanian. dikurangi biaya untuk input yang

4) Biaya produksi (Harga Sosial) diperdagangankan dan faktor

atau harga bayangan (Shadow domestik pada harga sosial.

Price) yaitu biaya yang dihitung 9) Rasio biaya privat, yaitu rasio

untuk menggambarkan nilai sosial antara biaya faktor domestik

yang sesungguhnya bagi unsur- dengan nilai tambah pada harga

unsur biaya atau hasil, untuk privat.

barang/komoditas yang diimpor 10) Rasio biaya sumberdaya domestik,

dipakai harga CIF (Cost Insurance yaitu rasio antara biaya faktor

Freight), sedangkan untuk domestik dengan nilai tambah

barang/komoditas yang di ekspor output pada harga sosial.

digunakan harga FOB (Free On


PEMBAHASAN
Board).
Kabupaten Minahasa Selatan adalah
5) Harga jual rambutan pada saat itu
merupakan salah satu Kabupaten di
(Private) yaitu, (Rp/Kg) di tingkat
Provinsi Sulawesi Utara. Sebelah Utara
petani.
berbatasan dengan Kabupaten Minahasa,
6) Harga rambutan diperbatasan FOB
sebelah Timur berbatasan dengan
(Social) yaitu, (Rp/Kg).
Kabupaten Minahasa Tenggara, sebelah
7) Keuntungan privat, yaitu
selatan berbatasan dengan Kabupaten
perhitungan dan penerimaan
Bolaang Mongondow, dan sebelah Barat
dikurangi biaya untuk input yang
berbatasan dengan Laut Sulawesi.

4
Luas wilayah Kabupaten Minahasa rambutan tertinggi dibandingkan dengan

Selatan adalah 1.484,47 km dengan Kecamatan lainnya.

pembagian wilayah administratif


Desa Ongkaw 1 termasuk salah satu
pemerintah daerah dibagi dalam 17
Desa di Kecamatan Sinonsayang yang
Kecamatan dan 177 Desa / Kelurahan (167
merupakan tempat penelitian komoditi
Desa dan 10 Kelurahan).
rambutan karena memiliki produksi dan

Luas wilayah terbesar terdapat di luas lahan tinggi. Sebagian besar mata

Kecamatan Amurang Timur yaitu 152,73 pencaharian di Desa Ongkaw 1 yaitu

km. Dan untuk keadaan penduduk berasal dari sektor pertanian, karena itu

terbanyak di Kecamatan Tenga yaitu tidak heran luas lahan pertanian di Desa

17.386 jiwa dengan tingkat kepadatan Ongkaw 1 cukup besar termasuk untuk

penduduk sebesar 138,66 km. komoditi hortikultura yaitu buah-buahan

dalam penelitian ini Desa Ongkaw 1


Kecamatan Sinonsayang merupakan
terkenal dengan komoditi buah rambutan.
salah satu Kecamatan yang berada di

Kabupaten Minahasa Selatan yang terdiri Umur mempengaruhi kemampuan

dari 11 (Sebelas) Desa. Dengan batas seseorang untuk bekerja secara fisik dan

wilayah sebelah Utara berbatasan dengan dalam pengambilan keputusan. Dari hasil

Kecamatan Tenga, sebelah Selatan penelitian, umur ada kaitannya dengan

berbatasan dengan Kabupaten Bolaang pengalaman seseorang termasuk petani itu

Mongondow, sebelah Barat berbatasan sendiri. Petani yang berumur lebih tua

dengan Laut Sulawesi, dan sebelah Timur biasa cenderung memiliki lebih banyak

berbatasan dengan Kecamatan Motoling pengalaman dari pada petani yang berumur

Barat. Kecamatan Sinonsayang merupakan lebih muda. Namun, antara petani yang

satu-satunya Kecamatan di Kabupaten berumur muda dan berumur tua sama-

Minahasa Selatan yang memiliki produksi sama dapat mempunyai dan mengetahui

5
sumber informasi. Dari penelitian saya persen pada tingkat pendidikan S2. Ini

bahwa golongan umur sebagian besar menunjukan bahwa petani responden

petani berada pada umur 40 – 49 tahun kebanyakan adalah berpendidikan SMA.

yaitu berjumlah 7 orang, sedangkan untuk


Tanggungan dalam keluarga adalah
golongan umur 50 - 59 tahun dan golongan
jumlah anggota keluarga yang dibiaya
umur 60 – 69 tahun masing-masing
hidupnya oleh kepala keluarga. Dalam
berjumlah 4 orang. Jadi sebagian besar
penelitian ini tanggungan dalam keluarga
responden petani rambutan berada pada
terdiri dari istri, anak-anak, oma dan opa.
umur 40 – 49 tahun, yang berarti petani
Jumlah tanggungan dalam keluarga dalam
mampu bekerja secara fisik dan dapat
hal ini dapat juga menguntungkan bagi
mengambil keputusan dengan baik serta
seorang petani karena banyaknya
lebih dinamis terhadap hal-hal yang baru.
tanggungan dalam keluarga dapat menjadi

Pendidikan merupakan salah satu sumber potensi tenaga kerja yang bisa

upaya untuk mewujudkan tujuan dari dimanfaatkan dalam mengelolah usaha

pembelajaran pengetahuan yang didapat dalam pertanian.

melalui keterampilan dan kemampuan


Luas lahan yang ditanami rambutan
petani dalam menjalankan fungsinya.
oleh petani (responden) di Desa Ongkaw 1
Semakin tinggi tingkat pendidikan dari
beragam, luas lahan yang ditanami
petani, maka semakin tinggi pula tingkat
rambutan oleh petani (responden) paling
kemampuan petani dalam mengelolah
besar pada luas lahan 0,5 – 1,00 Ha.
usahataninya. Diketahui bahwa 20 persen
Jumlah petani 12 orang dengan presentasi
petani responden berada pada tingkat
sebesar 80 persen, dan yang memiliki luas
pendidikan SD dan SMP, 40 persen berada
lahan 1,5 – 2,00 Ha adalah berjumlah 3
ditingkat pendidikan SMA, 13,33 persen
orang dengan presentasi sebesar 20 persen.
pada tingkat pendidikan S1, dan 6,67

6
Sarana produksi merupakan bahan dan kerja di lokasi penelitian cukup tersedia

alat yang sangat berperan penting di dalam karena sebagian besar penduduknya

usaha mencapai produksi sesuai dengan berprofesi sebagai petani, sehingga tenaga

tujuan yang diinginkan. Berdasarkan hasil kerja mudah didapatkan untuk mengelolah

penelitian penggunaan sarana produksi usaha pertanian tersebut. Penggunaan

khususnya bibit hampir sebagian besar tenaga kerja pada usahatani rambutan

petani mengusahakan sendiri dengan hanya meliputi dua kegiatan yaitu kegiatan

mengambil bibit yang baik dan melakukan pemeliharaan, kegiatan panen dan kegiatan

okulasi. Namun, dalam penelitian ini biaya pasca panen. Tenaga kerja yang digunakan

dari bibit rambutan tidak lagi dihitung. untuk usahatani rambutan lebih banyak

Penggunaan pupuk pada rambutan pada kegiatan panen dan pasca panen yaitu

umumnya di Desa Ongkaw 1, hanya pada 2 HOK, sedangkan pada kegiatan

saat penanaman dan pemeliharaannya. pemeliharaan hanya menggunakan 1 HOK.

Berdasarkan hasil penelitian, rambutan di Tenaga kerja diukur dalam satuan HOK,

lokasi penelitian sudah tidak menggunakan dengan menggunakan tenaga kerja dalam

pupuk. Pengangkutan merupakan sarana dan luar keluarga.

produksi yang dipakai untuk mengangkat


Biaya tenaga kerja menurut kegiatan
hasil produksi kebun. Namun, dalam
usahatani rambutan pada kegiatan
penelitian ini biaya pengangkutan tidak
pemeliharaan hanya sebesar Rp 100.000
ada pada petani karena pembeli yang
atau 1 HOK dan untuk biaya panen dan
mendatangi petani untuk membeli hasil
pasca panen sebesar Rp 200.000 untuk dua
panen dari rambutan.
orang petani. Pada lokasi penelitian

Tenaga kerja merupakan penduduk semakin tinggi umur tanaman maka

dalam usia kerja yang siap melakukan semakin kecil biaya produksinya karena

pekerjaan. Dalam penelitian ini tenaga itu biaya panen dan pasca penen lebih

7
tinggi dibandingkan biaya pada Menurut Pearson, Gotsch and Bahri

pemeliharaan. (2005), mengemukakan bahwa harga

sosial untuk output dan input tradable


Nilai penyusutan alat menggunakan
adalah harga dunia yaitu harga impor
metode pemulihan modal biaya (Capital
untuk komoditas impor (importables) dan
Recovery Cost) dan melalui metode ini
harga ekspor untuk komoditas ekspor
biaya oportunitas penyusutan
(exportables). Harga dunia merupakan
diperhitungkan karena sesuai dengan
ukuran terbaik untuk biaya oportunitas dari
tingkat bunga.
komoditas yang tradable. Harga sosial
Produksi rambutan dalam penelitian
harus ditentukan pada waktu, bentuk atau
ini hanya dua jenis rambutan antara lain
kualitas dan lokasi yang tepat. Proses
rambutan binjai dan rapiah. Dari hasil
memperoleh harga dunia yang tepat akan
penelitian yang diperoleh dan pengolahan
senantiasa merupakan tantangan bagi
data bahwa rata-rata produksi rambutan
keberhasilan analisis PAM.
per hektar untuk satu tahun yaitu sebanyak
Penentuan harga sosial tenaga kerja
5.034,3 Kg / Ha / Tahun. Kemudian
mengacu pada hasil penelitian dari Pusat
Harga jual di tingkat petani untuk produksi
Sosial Ekonomi Bogor (Rumagit, 2007)
usahatani rambutan bervariasi, berdasarkan
yang menemukan bahwa distorsi kebijakan
hasil penelitian yang diperoleh harga jual
pemerintah tidak signifikan pengaruhnya
untuk produksi rambutan rata-rata di
terhadap pasar tenaga kerja di pedesaan.
tingkat petani adalah Rp 5.000 / Kg.
Oleh sebab itu, harga sosial tenaga kerja
Selanjutnya, penerimaan merupakan
diasumsikan 70 persen dari harga
produksi dikalikan dengan harga yang
privatnya. Jadi harga sosial tenaga
diterima oleh petani. Penerimaan rata-rata
kerjanya sebesar Rp 210.000.
per hektar adalah Rp 25.173.610 / Ha /

Tahun.

8
Perbedaan antara keuntungan privat terjadi seandainya pasar input atau output

dan keuntungan sosial terjadi karena bersaing sempurna atau harga sosialnya.

penilaian dari unsur penerimaan dan biaya.

Keuntungan privat dihitung berdasarkan


KESIMPULAN DAN SARAN
harga aktual yang diterima oleh petani,

sedangkan keuntungan sosial diperoleh Berdasarkan hasil penelitian komoditi

jika terjadi pasar persaingan sempurna, rambutan di Kabupaten Minahasa Selatan

tidak ada kegagalan pasar (market memiliki daya saing berdasarkan

failure)dan kebijakan (intervensi) keunggulan komparatif dan keunggulan

pemerintah. kompetitif. Dikatakan komparatif karena

komoditi rambutan mampu bersaing untuk


Perbedaan utama antara efisiensi
menjadi produk unggulan ekspor di pasar
finansial (dalam penelitian ini diukur
perdagangan internasional yaitu dengan
dengan rasio biaya privat atau Private Cost
nilai koefisien rasio biaya sumber daya
Ratio, PCR) dengan efisiensi ekonomi
domestik (DRCR) secara ekonomis lebih
(dalam penelitian ini didekati dengan biaya
kecil dari satu, sedangkan dikatakan
sumberdaya domestik atau Domestic
kompetitif karena komoditi rambutan
Resource Cost Ratio, DRCR), terletak
mempunyai kemampuan untuk bersaing
pada perbedaan nilai dari unsur biaya
dari segi harga dan kualitas. Dengan nilai
faktor domestik dan unsur nilai tambah
koefisien rasio biaya privat (PCR) lebih
faktor (input) yang diperdagangkan
kecil dari satu. Dan memiliki keuntungan
(tradable). Pada efisiensi finansial,
privat sebesar 22.813.749, keuntungan
penilaian didasarkan pada harga aktual
sosial sebesar 70.959.417.
yang dibayarkan maupun diterima petani,

sedangkan pada efisiensi ekonomi Komoditi rambutan di Kabupaten

penilaian didasarkam pada harga yang Minahasa Selatan memiliki daya saing

9
berdasarkan keunggulan kompetitif dan Anonim, 1999. Kelayakan Investasi
Agribisnis Rambutan,
keunggulan komparatif yang mampu Manggis, Mangga.
Kanisius, Yogyakarta.
memberikan keuntungan. Hal ini dapat
Daryanto, A. 2009. Konsep Daya Saing.
memotivasi petani maupun pemerintah BPFE- Yogyakarta.
Gerungan, L. 2013. Analisis Keunggulan
agar kedepannya dapat lebih meningkatkan
Komparatif dan Kompetitif
Biji Pala di Minahasa Utara.
kualitas dan produksi rambutan sehingga
Skripsis Sarjana Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian
mampu bersaing untuk komoditi ekspor
Universitas Sam Ratulangi.
Manado
yang nantinya akan menjadi tambahan
Kalie, M. 2004. Budidaya Rambutan
devisa negara khususnya bagi daerah Varietas Unggul. Kanisius,
Yogyakarta. Lecturer and
Kabupaten Minahasa Selatan. Student at The Agricultural
Engineering Department
University of Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Karaeng, W. 2014. Keunggulan
Kompetitif dan Komparatif
Anonimous, 2012. Abstraksi Analisis
Komoditi Jagung Pipil Di
Daya Saing Manggis
Minahasa Selatan Skripsi
Indonesia di Pasar dunia.
Sarjana Jurusan Sosial
(Studi kasus : di Sumatra
Ekonomi Pertanian
Barat). Dalam Pusat Sosial
Universitas Sam Ratulangi.
Ekonomi dan Kebijakan
Manado
Pertanian Bogor. Bogor
Lindert, H, P. 1999. Ekonomi
2014. BP3K Kecamatan
Internasional. Penerbit
Sinonsayang
Bumi Aksara. Jakarta
2014. Badan Pusat
Mangkuprawira, S. 2007. Keunggulan
Statistik Kabupaten
Kompetitif. BPFE-
Minahasa Selatan.
Yogyakarta.
2014. Dinas Pertanian dan
Manuwoto, S. 2010. Peningkatan Daya
Peternakan Kabupaten
Saing Buah Nasional.
Minahasa Selatan.
Institut Pertanian Bogor.
2013. Jurnal Komoditas Bogor
Pertanian.id.pdfsb.com/jurn
Mahisworo, K. 2004. Bertanam Rambutan,
al+komoditas. (Di akses
Penebar Swadaya Jakarta.
pada sabtu,20 April).
Jakarta
2006. Jurnal Agrisistem. Novianto. 2012. Analisis Daya Saing dan
Juni, Vol 2 No. 1 Dampak Kebijakan
Pemerintah Terhadap
komoditas Kentang di Kab.
10
Wonosobo (Kasus: Kec. Soekartawi, 2002. Analisis Usaha Tani.UI-
Kejajar, Kab. Wonosobo, Press, Jakarta
Jawa Tengah), Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Suryadi, D. 2011. The Analysis of
Institut Pertanian Bogor. – Profitability, Comparative
Bogor Advantage, Competitive
Advantage and Import
Pearson, S, C. Gotch and S. Bahri. 2005. Policy Impact on Beef
Application of The Policy Cattle in West Java. Vol. 11
Analysis Matrix in No 1 : 32 – 38. Jurnal
Indonesian Agriculture. Keunggulan Komparatif,
Yayasan Obor Indonesia. Fakultas Peternakan,
Jakarta Universitas Padjajaran,
Bandung.
Pranoto, S. Y. 2012. Improving
Sumuweng, A. 2011. Analisis Energi
Competitiveness of
Input-Output Pada Produksi
Agricultural Product in
Tanaman Rambutan
Partnership (Contract
(Nephelium lappaceum L)
Farming). Jurnal
Di Kecamatan Sinonsayang
Peningkatan Daya Saing
Kabupaten Minahasa
Pertanian. Universitas
Selatan
Bangka Belitung. Bangka
Belitung. Wicaksono, N, H. 2013. Ekonomika Sains.
Jurnal Teori Keunggulan
Rumagit, G. 2007. Kajian Ekonomi Komparatif. Tangerang
Keterkaitan Antara
Pengembangan Industri Yusuf, N. 2010. Analysis and Evaluation
Cengkeh dan Industri of Farm Commodities
Rokok Kretek Nasional. Related Government Policy
Sekolah Pascasarjana at The Great Chili Malang
Institut Pertanian Bogor. by Using the Policy
Bogor Analysis Matrix (PAM).
Vol. 7 No 2. Jurnal
Rukmana, R. 2002. Rambutan Komoditas Ekonomi Pertanian,
Unggulan dan Prospek Fakultas Pertanian,
Agribisnis. Kanisius, Universitas Trunojoyo.
Yogyakarta. Jawa Timur
Salvatore, D. 1992. Ekonomi
Internasional. Penerbit
Erlangga. Jakarta
1995. Ekonomi
Internasional. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Sobri, 2011. Ekonomi Internasional.
(Teori, Masalah dan
Kebijaksanaannya). BPFE-
Yogyakarta. Yogyakarta

11

You might also like